La PK 4
La PK 4
Modul 4
A. Judul
Koloid
B. Tujuan
Mempelajari sifat-sifat koloid
C. Dasar teori
Ukuran partikel terdispensi tidak dapat menerangkan apapun tentang susunan partikel.
Partikel dapat terdiri atas molekul kecil, atau satu molekul raksasa. Contoh : koloidal
emas terdiri berbagai ukuran ion – ion partikel yang mengandung lebih satu juta atau
emas. Kolidal belerang dapat terbentuk dari partikel – partikel yang mengandung
ribuan molekul atau hanya ….
Menurut Syukri (1999 : 453-454) umumnya yang berdifusi cepat adalah zat berupa
Kristal sehingga disebut kristaloid. Contohnya NaCl dalam air. Akan tetapi istilah ini
1
tidak popular karena ada zat yang bukan Kristal berdifusi cepat, contohnya HCl dan
H2SO4 yang lambar berdifusi disebabkan oleh partikelnya mempunyai daya tarik
(perekat) satu sama lain, contohnya putih telur dalam air. Zat seperti ini disebut koloid
(bahasa Yunani : cola = perekat).
Perekat yang bergabung itu mungkin dalam bentuk molekul, ion atau atom. Contoh
agregat molekul adalah koloid belerang dan AS2S3 dalam air. Contoh atom adalah
koloid emas (sol emas). Yaitu gabungan atom-atom emas menjadi Kristal melalui
ikatan logam. Contoh agregat atom yang lain adalah sol platina dan perak, yang mirip
dengan sol emas. Contoh agregat ion adalah koloid Fe (OH) 3 berupa Kristal ion
berukuran koloid. Contoh koloid ion yang lain adalah koloid Al (OH)3 dan AgCl.
Kegunaan koloid banyak terdapat sestem koloid baik yang alami maupun buatan
manusia. Sistem itu ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan manusia.
Dengan pengetahuan tentang koloid, kita dapat menghindari atau mengurangi hal yang
merugikan, dan memanfaatkan atau menciptakan beberapa keuntungan koloid yang
digunakan.
Menuru E. brady (1999 : 575) koloid juga disebut disperse koloidal adalah
campuran yang berada antara larutan sejati dan suspense. Dalam koloid seperti susu.
Partikel solutnya lebih besar dari pada partikel larutan tetapi lebih kecil dari partikel koloid
dibandingkan dengan ukuran medium partikel itu tersebar. Maka disini tak digunakan stilah
2
solute dan solien melainkan fase terdispensi dan medium pendispensi efek tyndall dan
gerak brown.
Bila berkas sinar dilewatkan melalui larutan atau cairan murni, maka batas berkas sinar
tidak terlihat bila dipandang dari sisi samping. Namun, bila berkas sinar tersebut
dilewatkan pada koloid, maka kita dapat melihat batas atau jalan sinar, efek atau gejala
tersebut disebut efek tyndall.
Efek tyndall teramati setiap hari dialam, contoh : kita melihat awan sebagai hasil
pembaruan sinar oleh partikel-partikel air koloid, yang mencegah sejumlah sinar jatuh
kepermukaan bumi.
Penggolongan koloid
Dipandang dari kelarutannya, koloid dapat dibagi atas koloid dispersi dan koloid
asosiasi.
1. Koloid dispersi, yaitu kolid yang partikelnya tidak dapat larut secara individu dalam
medium, yang terjadi hanyalah penyebaran (dispersi) partikel tersebut. Yang
termaksud kelompok ini adalah koloid mikromolekul (protein dan plastik), agregat
molekul (koloid belerang) dan agregat atom (sol emas dan platina).
2. Koloid asosiasi, yaitu koloid yang terbentuk dari dalam medium, contohnya koloid
Fe (OH)3. Senyawa ini larut dalam air menjadi ion Fe3+ dan OH- . jika larutan Fe3+
dan OH- dicampur sedemikian rupa sehingga berasosiasi membentuk Kristal yang
melayang-layang dalam air sebagai koloid.
Suatu koloid selalu mengandung dua fasa yang berbeda mungkin berupa gas, cair, atau
padat. Pengertian fasa disini tidak sama dengan wujud, karena ada wujud sama tetapi
fasanya berbeda, contohnya campuran air dan minyak bila dikocok akan terlihat butiran
minyak dalam air. Butiran itu mepunyai fasa berbedan dengan air walaupun keduanya
cair. Oleh sebab itu, suatu koloid selalu mempunyai fasa terdispersi dan fasa
pendispersi. Fasa terdispersi mirip dengan zat terlarut, dan fasa pendispersi mirip
dengan pelarut pada suatu larutan.
Ditinjau dari interaksi fasa terdispersi dengan fasa pendispersi (medium), koloid dapat
pula dibagi atas koloid liofil dan liofob.
3
1. Koloid liofil, yaitu koloid yang suka berikatan denga stabil. Jika mediumnya air
disebut koloid hidrofil yaitu suka air, contohnya agar-agar dan tepung kanji
(amilum) dalam air.
2. Koloid liofob, yaitu koloid yang tidak menyukai mediumnya sehingga cenderung
memisah dan akibatnya tidak stabil. Bila mediumnya air, disebut koloid hidrofob
(tidak suka air) contohnya sol emas dan koloid Fe (OH)2 dalam air.
Koloid dapat berubah menjadi tidak koloid atau sebaliknya. Berdasarkan perubahan itu
ada koloid reversible dan irreversible.
1. Koloid ireversibel, yaitu koloid yang dapat berubah jadi tak koloid, dan kemudian
menjadi koloid kembali. Contohnya : air susu (koloid) bila dibiarkan akan
mengendap (tidak koloid) dan airnya terpisah, tetapi bila dikocok akan bercampur
seperti semula (koloid).
2. Koloid irreversible, yaitu koloid yang setelah berubah menjadi koloid tidak dapat
menjadi koloid lagi. Contohnya : sol emas (Syukri, 1999 : 454-455).
4
D. Alat dan Bahan
- Table Alat
Tabung
2 1 Tempat bahan yang diendapkan
sentrifuge
Alat
3 2 Untuk mengendapkan larutan
sentrifuge
5
Untuk mengukur volume
7 Gelas ukur 1
larutan garam dan susu
6
- Table Bahan
7
E. Prosedur kerja
1. Larutan garam (campuran A)
10 gram garam
8
- Susu cair (campuran B)
10 gram garam
pH sebelum: 6 Terjadi
gumpalan
pH sesudah: 5
(koagulasi)
9
Memasukkan campuran sebanyak 20 mL
Perlakuan Campuran A (garam) Campuran B (susu)
kedalam gelas kimia 200 mL
pH sebelum : 6 pH sebelum : 6
Penambahan HCl pekat
pH sesudah : 2 pH sesudah : 5
10
Pembahasan
koloid adalah campuran heterogen dari dua zat atau lebih di mana partikel-partikel
zat berukuran antara 1 hingga 1000 nm terdispersi (tersebar) merata dalam medium zat
lain. Zat yang terdispersi sebagai partikel disebut fase terdispersi, sedangkan zat yang
menjadi medium mendispersikan partikel disebut medium pendispersi.
Koloid juga disebut disperse koloidal adalah campuran yang berada antara larutan
sejati dan suspense. Dalam koloid seperti susu, partikel solutnya lebih besar dari pada
partikel larutan tetapi lebih kecil dari partikel itu tersebar. Maka disini tak digunakan solute
dan solien melainkan fase terdispernsi dan medium pendispernsi efek tyndall dan gerak
brown.
Pada praktikum kali ini membahas beberapa sifat koloid. Percobaan pertama kami
melakukan penyinaran dengan lampu senter atau laser. dalam hal ini, pada campuran A
(garam) partikel cahaya diteruskan sedangkan pada campuran B (susu) partikel di
hamburkan, hal ini dikarenakan campuran B merupakan larutan koloid yang partikelnya
lebih besar sehingga sinarnya memantulkan kesegala arah peristiwa ini dinamakan dengan
efek tyndall.
11
larutan terdapat endapan , supernatan terpisah dengan residu, supernatan permukaannya
diatas, residu dibawah.
12
Kesimpulan
Dari semua percobaan yang telah dicoba dapat diketahui bahwa campuran B (susu
cair) merupakan koloid sedangkan campuran A (garam dapur) bukan koloid. Kimia koloid /
system koloid adalah suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat homogen
namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar. Adapun koloid mempunyai
banyak sifat diantaranya efek tyndall, gerak brown, adsorpsi, elektroforesis, koagulasi,
koloid pelindung dan dialysis. Hasil dari percobaan yang telah diuji ada beberapa yang
mengalami perubaan sifat koloid dan dari sampel percobaan susu merupakan koloid
sedangkan garam dapur bukan koloid.
13
Daftar pustaka
Bredy, james. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi kelima. Jakarta :
Binarupa aksara
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2016. Kimia Dasar. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB
14
Tugas pasca praktikum
15