Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

Modul 5

A. Judul
Orde Reaksi
B. Tujuan
Menentukan orde reaksi H2O2 dan KI melalui percobaan
C. Dasar teori
Menurut Sunarya (2011 : 188-189) laju atau kecepatan reaksi adalah jumlah
produk reaksi yang dihasilkan dalam suatu reaksi persatuan waktu, atau jumlah
pereaksi yang dikonsumsi dalam suatu reaksi persatuan waktu laju atau kecepatan
untuk reaksi tersebut ditentukan melalui pengukuran setiap selang waktu tertentu.
Penulisan untuk persamaan lambing seperti konsentrasi zat dengan lambang [x] dan
selang waktu di lambangkan dengan ∆t (ingat bahwa lambang ∆, menyatakan
perubahan dari keadaan awal ke keadaan akhir tertentu atau ∆ = keadaan akhir –
keadaan awal). Dengan demikian laju atau kecepatan penguraian diatas ditulis dalam
bentuk :
konsentrasi O 2 padat 2−konsentrasi O 2 pada t 2
t 2−t 1

Salah satu cara untuk mengkaji pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi
ialah dengan menentukan bagaimana laju awal bergantung pada konsentrasi awal
pada umumnya. Yang lebih disukai adalah mengukur laju awal karena sewaktu reaksi
berlangsung, konsentrasi mengukur perubahan secara akurat. Suku K ialah konstanta
laju (rote constant) yaitu konstanta kesebandingan (propolionalitas) antara laju reaksi
dan konsentrasi reaktan, persamaan ini disebut hukum laju (rote law), persamaan
yang menghubungkan laju reaksi dengan konstanta laju reaksi dengan konstata laju
dan konstanta reaktan menggunakan entri pertama dari data pada table dapat kita
tulis.

1
laju
K =
[ Fa ] [Cl O2 ]

1,2 x 10−3 m/ s
=
( 0,10 m) ( 0,010 m)

= 1,2 m/s

Jika suatu reaksi hanya melibatkan suatu reaktan, hukum laju dapat dengan mudah
ditentukan dengan mengukur laju awal reaksi sebagai fungsi konsentrasi reaktan
(Chang, 2004 : 33-34).

Menurut Syukri, (1999 : 468 - 469) orde reaksi adalah jumlah pangkat konsentrasi
dalam bentuk diferensial. Selain itu terdapat pula penjelasan tentang reaksi kimia.
Reaksi kimia adalah proses perubahannya pereaksi menjadi hasil reaksi. Proses ini
ada yang cepat dan ada yang lambat contohnya, pada bensin yang lebih mudah atau
cepat terbakar dibandingkan minyak tanah, dinamik yang dihasilkan ledakan dan
adapun yang sangat lambat seperti pada besi berkarat. Pembahasan tentang kecepatan
(laju) reaksi disebut kinetika kimia, dalam kinetika kimia ini dikemukakan cara
menentukan laju reaksi dan faktor yang mempengaruhinya. Pengetahuan tentang
faktor yang mempengaruhi laju reaksi berguna dalam mengontrol kecepatan reaksi
sesuai yang diinginkan, kadang-kadang kita ingin reaksi berlangsung cepat seperti
pembuatan amoniak dari Nitrogen (N) dan Hidrogen (H) atau dalam pabrik yang
menghasilkan zat tertentu. Akan tetapi kadang kala kita ingin memperlambat laju
reaksi. Seperti mengatasi berkaratnya besi, memperlambat pembusukan makanan oleh
bakteri dan sebagainya. Faktor yang mempengaruhi laju reaksi dikenal ada 4, yaitu :

1. Sifat pereaksi
Salah satu faktor penentu laju reaksi adalah sifat pereaksinya. Ada yang bersifat
reaktif dan ada yang bersifat kurang reaktif. Misalnya, pada bensin yang mudah
terbakar dari pada minyak tanah. Demikian juga logam Natrium (Na) bereaksi cepat
dengan air (H2O) tetapi tidak pada Magnesium (Mg).
2. Konsentrasi pereaksi

2
Dua buah molekul yang akan bereaksi, harus bertabrakan langsung jika
konsentrasi diperbesar berarti kerapatannya akan bertambah dan akan memperbanyak
kemungkinan tabrakan, sehingga akan mempercepat reaksi, akan tetapi ada beberapa
yang harus diingat bahwa tidak selalu pertambahan konsentrasi pereaksi
meningkatkan laju reaksi, karena laju reaksi dipengaruhi juga oleh faktor lain yang
akan diterangkan pada pasal 11 : 3.
3. Suhu
Hampir pada semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan, karena faktor
yang diberikan akan menambah energy kinetic partikel pereaksi. Akibatnya, jumlah
dan energy tabrakan bertambah besar.
4. Katalis
Laju reaksi dapat diubah (umumnya dipercepat), dengan menambahkan zat yang
disebut katalis. Katalis sangat diperlukan dalam organism dan mempercepat reaksi
ratusan sampai puluhan ribu kali.

Dalam reaksi kimia, tidak ada benda bergerak melainkan perubahan wujud zat
menjadi zat lain, mirip dengan sebuah gilingan padi yang mengubah padi menjadi
beras. Kecepatan gilingan padi ditentukan dari jumlah padi yang habis atau jumlah
beras yang dihasilkan persatuan waktu untuk reaksi :

A B

Laju reaksi dapat diketahui langsung dari percobaan di cabora tortum, suhu percobaan
harus dikontrol dengan dicatat karena laju sangat dipengaruhi oleh suhu. Konsentrasi
pereaksi harus diukur sebelum dan setelah beraksi dalam selang waktu tertentu,
sehingga didapat nilai konsentrasi untuk berbagai waktu. Reaksi kimia adalah proses
berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi, proses itu ada yang cepat dan ada yang
lambat. Contohnya bensin yang mudah terbakar dari pada minyak tanah (Sunarya,
2011 : 207).

Menurut Sastrohamidjojo (2016 : 158) kinetika kimia adalah cabang ilmu kimia
yang mempelajari kecepatan reaksi kimia dan mekanisme reaksi kimia yang terjadi.
Pengertian kecepatan reaksi digunakan untuk melukiskan kelajuan perubahan kimia

3
yang terjadi. Sedangkan perngertian mekanisme reaksi digunakan untuk melukiskan
serangkaian langkah-langkah reaksi yang meliputi perubahan keseluruhan dari suatu
reaksi yang terjadi.

Menurut Mulyanti dan Nurkhozin (2017 : 56-57) laju reaksi berbanding terbalik
dengan waktu yang diperlukan untuk berlangsungnya reaksi bersangkutan. Reaksi
kimia yang membutuhkan waktu lama agar berlangsung sempurna berarti mempunyai
laju reaksi yang lambat. Sebaliknya, reaksi kimia yang memerlukan waktu sebentar
untuk berlangsung sempurna berarti memiliku laju reaksi yang cepat. Reaksi kimia
berlangsung dari pereaksi berubah menjadi produk. Pereaksi dan produk yang
digunakan biasanya dalam konsentrasi molar (M) .

4
D. Alat dan Bahan
- Table alat

No Nama Alat kategori Gambar Fungsi

Sebagai wadah untuk menyimpan


Rak tabung
1 1 tabung reaksi dan menjaga agar
reaksi
tabung reaksi tidak berjamur

Sebagai wadah untuk melarutkan


2 Tabung reaksi 1
larutan KI dan H2O2

Sebagai alat untuk mengambil larutan


3 Pipet tetes 1
KI, H2O2, H2SO4, dan amilum

Untuk mengukur lamanya waktu


4 Stopwatch 1 yang diperlukan sejak penambahan
larutan sampai timbul warna.

Sebagai wadah untuk menampung


Gelas kimia
5 1 larutan amilum KI, H2O2, dan H2SO4
100 mL
dan amilum

Untuk mengukur volume larutan KI,


6 Gelas ukur 1 H2O2, H2SO4, dan amilum yang
dibutuhkan

Sebagai wadah untuk mereaksikan


7 Plat tetes 1
larutan KI, H2O2, H2SO4, dan amilum

5
- Tabel bahan

No Nama Bahan kategori Sifat fisik Sifat kimia

- Tidak larut dalam air


- Penampilan bubuk putih
1 Amilum Umum - Sebagai pengubah kadar
- Densitas 1,5 g/cm3
pH larutan

- Bentuk : Kristal - Larut dalam air


Kalium
2 Khusus - Densitas spesifik 3,13 - Sebagai zat pengoksidasi
Iodida
g/cm3 kuat

- Cairan bening, agak lebih - Larut dengan sangat baik


Hydrogen
3 Khusus kental dari pada air dalam air
Peroksida
- Densitas 1,11 g/cm3 - Sebagai oksidator kuat

- Mudah larut dalam air


- Bentuk : cairan
4 Asam Sulfat Khusus dingin
- Densitas uap 3,4 g/cm3
- Larut dalam alkil alcohol

- Tidak berwarna, tidak


- Sebagai perlarut yang
berbau dan tidak berasa
5 Aquadest Umum baik
- Titik lebur 0oC
- Tidak mudah terbakar
- Titik didih 100oC

6
E. Prosedur Kerja
1) Larutan Kalium Iodida

KI

Meyiapkan tabung reaksi yang kering

Memasukkan 1 tetes larutan KI o,2 M ke dalam 2 tabung reaksi

Menambahkan beturut-turut 5 dan 4 mL air, dengan


mengguncangkan tabung tersebut

Memberi tanda A dan B pada kedua tabung reaksi

Menempatkan 2 tetes H2SO4 o,2 M, dalam suatu lekuk pada plat


tetes

Menambahkan 2 tetes larutan A, 2 tetes amilum dan 1 tetes larutan


H2O2 0,1 M dalam suatu lekuk plat tetes

Mencatat waktu sejak penambahan sampai timbul warna biru

Mengulangi lagngkah kerja, teteapi mengganti larutan A dengan


larutan B

Perubahan warna
menjadi biru

7
2) Larutan Hidogen Peroksida

H2O2

Minyiapkan 2 tabung reaksi yang kering

Memasukkan larutan H2SO4 0,1 M kedalam 2 tabung reaksi

Menambahkan berturu-turut 5 dan 4 mL air, dan mengguncangkan tabung


tersebut

Memberi tanda C dan D pada kedua tabung reaksi

Menempatkan 2 tetes larutan H2SO4 0,2 M dalam suatu lekuk plat tetes

Menambahkan 2 tetes larutan C, 2 tetes amilum dan 1 tetes larutan KI 0,2


M dalam suatu lekuk plat tetes

Mencatat watktu sejak penambahan sampai timbul warna lain

Mengulangi langkah kerja 5, tetapi mengganti larutan C dengan larutan D

Perubahan warna
menjadi ungu

8
Hasil Pengamatan

No Nama senyawa Warna Waktu (s)

1 KI 0,2 M Biru 286

2 KI 0,2 M Biru 193

3 H2O2 0,1 M Ungu 126

4 H2O2 0,1 M Ungu 92

9
Pembahasan

Cabang ilmu kimia yang khusus mempelajari tentang laju reaksi disebut kinetika
kimia. Tujuan utama kinetika kimia ialah menjelaskan bagaimana laju bergantung pada
konsentrasi reaktan dan mengetahui mekanisme suatu reaksi berdasarkan pengetahuan
tentang laju reaksi yang diperoleh dari eksperimen

Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi persatuan waktu. Dimana seiring dengan
berjalannya produk, konsentrasi, reaktan akn berkurang sedangkan produk akan
bertambah

Pada percobaan ini akan membuktikan berapa lama waktu yang diperlukan jika akan
terjadi perubahan warna larutan yang akan dilakukan pada percobaan kali ini.
1. Larutan KI (kalium iodida)
Dari hasil pengamatan atau percobaan yang dilakukan dapat di peroleh bahwa
reaksi KI dalam volume 5ml akan bereaksi atau mengalami perubahan warna biru jika
akan di reaksikan dengan larutan asam sulfat 0,2 m dan amilum sebanyak 2 tetes, dan
pada percobaan ini didapatkan waktu yang di perlukan ketika akan mengalami
perubahan warna yaitu 286 detik, akan tetapi jika larutan KI dalam volume 4ml saat
akan direaksikan dengan larutan asam sulfat 0,2 m dan amilium sebanyak dua tetes
dia akan lebih cepat bereaksi atau mengalami perubahan warna biru hanya dalam
waktu 193 detik. Jadi dalam percobaan ini jika makin sedikit volume larutan yang
akan direaksikan maka akan lebih cepat terjadi reaksi antar larutan.

10
2. Larutan H2O2 (hidrogen peroksida)
Dari hasil pengamatan atau percobaan yang dilakukan dapat di peroleh bahwa
reaksi H2O2 (hidrogen peroksida) dalam volume 5ml akan mengalami perubahan
warna ungu jika akan direaksikan dengan H2SO4 0,2 m dan 2 tetes larutan amilum
juga sangat cepat terjadinya reaksi jika dibandingkan dengan percobaan pertama yang
dilakukan waktu yang dibutuhkan hanyalah 126 detik tetapi akan lebih cepat lagi
perubahan reaksinya jika volume larutan hidrogen peroksida ini lebih kecil terbukti
pada percobaan ini larutan H2O2 dalam volume 4ml direaksikan dengan H2SO4 0,2 m
dan 2 tetes larutan amilum terjadi perubahan warna ungu hanya dalam waktu 92
detik.

Perubahan warna yang terjadi pada kedua larutan yang berbeda yaitu larutan KI
dan larutan H2O2 disebabkan oleh adanya reaksi antara Amilum dan kedua larutan
tersebut. Persamaan reaksi kedua larutan yaitu.

H2O2 + KI + H2SO4 H2O +I2 + K2SO4

11
PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN MODUL V (ORDE REAKSI)

PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

1. Menghitung [KI] (tabung A dan B) dan [H2O2] (tabung C dan D)


 [KI] pada tabung A
Dik : M1 = 0,2 M
V1 = 0,05 mL
V2 = V Aquades + V KI yang diambil
= 5 mL + 0,05 mL
= 5, 05 mL
Dit : M2 =…?
Penyelesaian : M1V1 = M2V2
0,2 M x 0,05 mL = M2 x 5,05 mL
0,01 = M2 x 5,05 mL
0,01
M2 =
5,05
= 0,0019 M
 [KI] pada tabung B
Dik : M1 = 0,2 M
V1 = 0,05 mL
V2 = V Aquades + V KI yang diambil
= 4 mL + 0,05 mL
= 4,05 mL
Dit : M2 =…?
Penyelesaian : M1V1 = M2V2
0,02 M x 0,05 mL = M2 x 4,05 mL
0,01 = M2 x 4,05 mL
0,01
M2 =
4,05
= 0,0024 M

12
 [H2O2] pada tabung C
Dik : M1 = 0,1 M
V1 = 0,05 mL
V2 = V Aquades + V KI yang diambil
= 5 mL + 0,05 mL
= 5,05 mL
Dit : M2 =…?
Penyelesaian : M1V1 = M2V2
0,1 M x 0,05 mL = M2 x 5,05 mL
0,005 = M2 x 5,05 mL
0,005
M2 =
5,05
= 0,00099 M
 [H2O2] pada tabung D
Dik : M1 = 0,1 M
V1 = 0,05 mL
V2 = V Aquades + V KI yang diambil
= 4 mL + 0,05 mL
= 4,05 mL
Dit ; M2 =…?
Penyelesaian : M1V1 = M2V2
0,1 M x 0,05 mL = M2 x 4,05 mL
0,005 = M2 x 4,05 mL
0,005
M2 =
4 , 05
= 0,0012 M
2. Menentukan orde reaksi berdasarkan data percobaan
 Menghitung orde reaksi KI (n)
t1 k [ H O ]2
( [ H 2 O2 ]1 )m ( [[ KI ]2 n
=
t2 k KI ]1
)
2 2

t1 = k [ H 2 O 2 ] 2 m [ KI 2 ] n
k [ H 2 O 1 ] 1 ( KI 1 )
( )
t2

13
t1 [ KI ]2 n
=( )
t2 [ KI ]1

286 0,2 n
=( )
193 0,2
1,48
= 1n
1,48
n =
1
= 1,48
 Menghitung orde reaksi H2O2 (m)
t1 k [ H 2 O 2 ]2 m [ KI ]2 n
t2
=
k
([ H ) ( [ KI ]1 )
¿ ¿ 2O 2 ]1 ¿

t1 k [ H 2 O 2 ]2 m [ KI ]2 n
t2
=
k
([ H ) ( [ KI ]1 )
¿ ¿ 2O 2 ]1 ¿

t1 [ H 2 O2 ]2 m
=( )
t2 [ H 2 O2 ]1

126 [0,1] m
=( )
92 0,1
136 = 1m
136
m =
1
= 1,36
3. Mencari orde reaksi total
Orde reaksi total = m + n
= 1,36 + 1,48
= 2,84
=3

14
Kesimpulan

Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan reaksi terjadi jika semakin
banyak volume larutan yang akan direaksikan maka akan lama pula perubahan reaksinya
terjadi, begitupun sebaliknya jika semakin sedikit volume larutan yang akan di reaksikan
makan akan semakin cepat perubahan reksi yang akan terjadi. Seperti di definisikan pada
teori ”reaksi kimia yang membutuhkan waktu yang lambat agar berlangsung sempurna
berarti mempunyai laju reaksi yang lambat. Sebaliknya reaksi kimia yang memerlukan
waktu sebentar untuk berlangsung sempurna berati memiliki laju reaksi yang cepat”
(muliyanti dan nurkhozin,2007: 56-57).

15
Daftar pustaka
Chang, Raymond. 2014. Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Mulyanti, S dan Nurkhozin, Moh. 2017. Kimia Dasar Jilid 2. Bandung : Alfabeta
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2016. Kimia Dasar. Yogyakarja : Gajah Mada University
Press
Sunarya, Yayan. 2011. Kimia Dasar 2. Bandung : Yrama Widya
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB

16
Tugas pasca praktikum

1. Berapakah orde reaksi ion I- dan O22- dan orde reaksi keseluruhan pada percobaan ini?
2. Tuliskan persamaan laju reaksinya

Jawaban

1. - orde rekaksi ion I- = 1,48 m


- orde reaksi ion O22- = 1,36 n
- orde reaksi keseluruhan =m+n
= 1,48 + 1,36
= 2,84
2. persamaan laju reaksinya adalah
V = K [H2O2]m [KI]n
= K [H2O2]1 [KI]1

17

Anda mungkin juga menyukai