Anda di halaman 1dari 3

SEKOLAH UNGGUL

An Effective School is a school that can, in measured student achievement terms, demonstrate
the joint presence of quality and equity. Said another way, an Effective School is a school that
can, in measured student achievement terms and reflective of its “learning for all” mission,
demonstrate high overall levels of achievement and no gaps in the distribution of that
achievement across major subsets of the student population.

Sekolah unggulan (sekolah efektif) adalah sekolah yang mampu membawa setiap siswa
mencapai kemampuannya secara terukur dan setiap siswa mampu menunjukkan prestasinya
tersebut. Terdapat beberapa faktor yang harus dicapai bila sekolah tersebut dapat
dikategorikan sekolah unggul:

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Profesional

Kepala Sekolah mampu berperan sebagai lokomotif penggerak dinamika seluruh warga
sekolah sehingga seluruh warga sekolah berkontribusi sesuai dengan perannya masing-masing
secara efektif dan efisien. Disamping itu kepala sekolah juga harus mampu mengelola semua
sumber daya sekolah sehingga bisa bersinergi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
tertuang dalam kurikulum sekolah. Beberapa indikator kepala sekolah yang mampu membawa
sekolah menuju sekolah unggul antara lain adalah:
 Kepala sekolah mampu membuat dan mempunyai rencana program kerja jangka
pendek, menengah maupun jangka panjang yang merupakan tindak lanjut dari visi dan
misi sekolah.
 Kepala sekolah mampu menggerakkan dan mengelola seluruh komponen warga
sekolah untuk melaksanakan program yang sudah direncanakan.
 Kepala sekolah mampu membuat dan mempunyai petunjuk-petunjuk teknis (juknis) atau
pedoman pelaksanaan dari program yang sudah direncanakan sehingga warga sekolah
yang terlibat dalam program tersebut, bisa melaksanakannya dengan baik dan bisa
dievaluasi.
 Kepala sekolah mampu membuat dan mempunyai sistem evaluasi kinerja guru dan
karyawan serta mempunyai sistem evaluasi program, sehingga bisa dilihat sejauh mana
program tersebut sudah dilaksanakan dan bisa dilihat tingkat keberhasilannya.
Dari beberapa penelitian, tidak didapati sekolah yang maju namun dengan kepala sekolah
yang bermutu rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Standfield, dkk selama 20 bulan pada
sekolah-sekolah negeri di Ohio selama satu tahun ajaran, menemukan bahwa peran kepala
sekolah yang efektif dan profesional mampu mengangkat nama sekolah sehingga mampu
memperbaiki prestasi akademik sekolah tersebut.

2. Guru-guru yang tangguh dan profesional

Guru merupakan ujung tombak kegiatan sekolah karena berhadapan langsung dengan
siswa. Oleh karenanya guru harus mempunyai disiplin yang tinggi serta mempunyai sikap dan
perilaku yang baik sehingga mampu memberikan contoh kepada para siswa. Guru yang
profesional mampu menerjemahkan harapan orang tua dan kepala sekolah yang menginginkan
para siswa berprestasi secara optimal, ke dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di dalam
kelas. Pengetahuan tentang hal-hal yang baru (up to date) merupakan kebutuhan yang tidak
bisa ditawar guna menunjang profesionalisme guru. Terdapat beberapa indikator sekolah
unggul yang berkaitan dengan guru, yaitu:
 Sekolah mempunyai sistem pengontrolan kehadiran guru (attendence records).
 Sekolah mempunyai sistem penilaian kinerja guru yang meliputi kemampuan mengajar
dan peran sertanya dalam manajemen sekolah.
 Sekolah mempunyai sistem pembinaan/pelatihan guru yang jelas dan terjadwal
 Guru mempunyai silabus sesuai kurikulum sekolah.
 Guru mampu membuat dan mempunyai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang mencerminkan sistem pembelajaran siswa aktif, dengan selalu diperbaharui sesuai
perkembangan informasi.
 Guru mempunyai bahan ajar yang representatif baik yang berupa buku pegangan guru,
LKS (student worksheet) maupun bahan ajar elektronik.
 Sekolah bersama-sama dengan guru mampu mengukur hasil belajar siswa dan
mempunyai sistem yang jelas dalam menindaklanjuti hasil pengukuran tersebut.
Misalnya mempunyai wadah khusus dalam kegiatan ektrakurikuler untuk memfasilitasi
para siswa yang berprestasi di bidang pelajaran tertentu (matematika, sain, kesenian,
agama, olah raga, dll) dan sekolah juga mempunyai program yang jelas dalam
menangani/membantu para siswa yang belum memenuhi kompetensi minimal yang
disyaratkan dalam kurikulum sekolah (program remedial).
 Sekolah mempunyai sistem tehnologi informasi yang memadahi sehingga para guru dan
siswa serta semua warga sekolah bisa selalu meningkatkan pengetahuannya. Sekolah
harus memiliki perpustakaan dengan koleksi buku yang lengkap dan tersedianya
jaringan internet yang mudah diakses (hot spot).

3. Memiliki tujuan pencapaian filosofis yang jelas dan rasional

Tujuan filosofis diwujudkan dalam bentuk Visi dan Misi sekolah. Tidak hanya itu, visi dan
misi harus dapat dicerna, dimengerti dan dilaksanakan secara bersama oleh setiap warga
sekolah.

4. Lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran

Lingkungan yang kondusif bukan berarti hanya ruang kelas dengan berbagai fasilitas
mewah, tetapi yang lebih penting adalah suasana lingkungan yang menyenangkan untuk para
siswa menjalani proses pembelajaran. Lingkungan yang menyenangkan bisa diwujudkan
dengan hal-hal seperti berikut ini:
 Sikap dan perilaku karyawan sekolah yang tertib dan ramah.
 Guru-guru yang tanggap.
 Kebersihan yang selalu terjaga.
 Terdapat kantin sekolah yang dikelola dengan baik.
 Terdapat ruang terbuka hijau.
 Sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai (misal: kelengkapan laboratorium,
alat-alat peraga pembelajaran, dll).
 Sarana dan prasarana kegiatan siswa yang memadai (misal: lapangan olah raga).
Yang jelas lingkungan yang kondusif adalah lingkungan yang dapat memberikan dimensi
pemahaman secara menyeluruh bagi siswa dalam proses pembelajaran.

5. Jaringan organisasi yang baik

Sekolah unggul di dalamnya terdapat organisasi yang solid, baik itu organisasi guru,
organisasi siswa, maupun organisasi orang tua siswa. Karena di dalam organisasi itulah para
siswa, guru dan orang tua siswa dapat menambah wawasan dan kemampuan tiap anggotanya
untuk belajar bersosialisasi dan terus berkembang. Terciptanya dialog antar organisasi
tersebut menjadi suatu keharusan agar tercipta sinergi yang positif antara orang tua, siswa dan
manajemen sekolah. Misalnya forum orang tua siswa dengan forum guru dalam
menyelaraskan harapan orang tua yang menginginkan anaknya berprestasi optimal dengan
kenyataan yang dialami guru di kelas.
Setiap organisasai yang terdapat di dalam sekolah unggul, pasti mempunyai rencana dan
target yang jelas dan rasioanal. Setiap kegiatan yang dilaksanakan mempunyai laporan
kegiatan yang transparan serta terdokumentasi dengan baik.
6. Kurikulum nasional yang sudah dikembangkan

Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia adalah kurikulum yang sentralistik


dimana pemerintah (Diknas) membuat kurikulum dan dilaksanakan secara nasional. Dengan
demikian target pembelajaran, kemampuan mengajar guru dan pola belajar siswa seringkali
tidak relevan dengan potensi/kondisi daerah dimana siswa tinggal. Selain itu, pola evaluasi
yang juga sentralistik cenderung menjadikan para siswa semakin tidak memahami
kekayaan/potensi daerah dan budayanya.
Sekolah unggul mampu mengembangkan kurikulum nasional (KTSP) menjadi sebuah
kurikulum pendidikan yang mampu membawa para peserta didiknya untuk menggali potensinya
semaksimal mungkin dengan memanfaatkan semua sumber daya sekolah dan lingkungan
sekitar. Tahap pengembangan kurikulum ini diawali dengan pemetaan terhadap Standar Isi
(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Hasil dari pemetaan tersebut kemudian
dioperasionalkan dalam silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), perangkat
pembelajaran, media/sumber ajar dan perangkat pendukung lainnya. Oleh karena itu, dalam
proses ini diperlukan partner kerjasama dengan tenaga ahli, lembaga profesional independen,
atau bahkan kerjasama dengan sekolah-sekolah dari negara maju yang sudah terbukti unggul
dan reputasinya sudah diakui.
Beban pembelajaran dilakukan dalam bentuk tatap muka di kelas dengan sistem moving
class, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Proses pembelajaran
diselenggarakan dengan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan
ruang yang cukup tinggi bagi prakarsa dan kreatifitas sesuai dengan minat dan bakat peserta
didik. Hal itu tercermin dari RPP guru yang tentunya dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas
lebih menekankan proses diskusi daripada sistem ceramah.

7. Evaluasi belajar didasarkan pada pencapaian tujuan pembelajaran dari kurikulum

Bila kurikulum sudah tertata rapi dan jelas, akan dapat teridentifikasi dan dapat terukur
target pencapaian pembelajaran sehingga evaluasi belajar yang diadakan mampu memetakan
kemampuan siswa. Sekolah unggul harus mempunyai sistem evaluasi (penilaian) yang
mencakup dua tujuan utama, yaitu:
 Penilaian hasil belajar
 Penilaian program
Penilaian hasil belajar bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik sekaligus
memberikan gambaran tentang langkah-langkah selanjutnya yang harus dilakukan terhadap
peserta didik. Apakah masuk dalam program pengembangan potensi atau masuk program
remedial.
Penilaian program bertujuan untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara
rencana yang telah ditetapkan dengan proses dan hasil yang dicapai. Kegiatan penilaian ini
meliputi kegiatan monitoring terhadap suatu program yang sedang dilaksanakan dan
peninjauan (evaluasi) terhadap suatu program yang telah dilaksanakan.

8. Partisipasi orang tua murid yang aktif dalam kegiatan sekolah.

Berbagai sumber mengemukakan bahwa di setiap sekolah unggulan dimanapun, selalu


melibatkan orang tua dalam kegiatannya. Kontribusi yang paling minimal adalah memberikan
pengawasan secara sukarela kepada siswa pada saat istirahat. Partisipasi yang ideal pada
proses yang intensif, orang tua dilibatkan dalam proses penyusunan kurikulum sekolah
sehingga orang tua memiliki tanggung jawab yang sama di rumah dalam mendidik anak sesuai
pada tujuan yang telah dirumuskan. Sehingga terjalin sinkronisasi antara pola pendidikan di
sekolah dengan pola pendidikan di rumah. Pada akhirnya, sekolah unggulan (sekolah efektif)
adalah merupakan program bersama seluruh masyarakat, dimana sekolah sebagai institusi
berperan sebagai motivator dan fasilitator.

Anda mungkin juga menyukai