Latar Belakang
Kwashiorkor ialah suatu keadaan kekurangan gizi ( protein ). Walaupun sebab utama
penyakit ini adalah defisiensi protein, tetapi karena bahan makanan yang dimakan kurang
mengandung nutrisi lainnya ditambah dengan konsumsi setempat yang berlainan, maka
Selain oleh pengaruh negatif faktor sosial ekonomi, budaya yang berperan terhadap
kejadian malnutrisi umumnya, keseimbangan nitrogen yang negatif dapat pula disebabkan
oleh diare kronik, malabsorpsi protein, hilangnya protein melalui air kemih (sindrom
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Definisi kwashiorkor adalah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh defisiensi
protein yang berat bisa dengan konsumsi energi dan kalori tubuh yang tidak mencukupi
kebutuhan. Kwashiorkor atau busung lapar adalah salah satu bentuk sindroma dari
gangguan yang dikenali sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP) Dengan beberapa
Penyakit ini merupakan bentuk malnutrisi paling banyak didapatkan di dunia ini, pada
industrinya.
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Cicely D. Williams pada rangkaian
saintifik internasional melalui artikelnya Lancet 1935 (1,9). Beliau pada tahun 1933
melukiskan suatu sindrom tersebut berhubungan dengan defisiensi dari nutrien apa.
Walaupun sebab utama penyakit ini ialah defisiensi protein, tetapi karena biasanya
bahan makanan yang dimakan itu juga kurang mengandung nutrien lainnya, maka
defisiensi protein disertai defisiensi kalori sehingga sering penderita menunjukkan baik
B. Etiologi
Kwashiorkor paling seringnya terjadi pada usia antara 1-4 tahun ,namun dapat pula
terjadi pada bayi .Kwashiorkor yang mungkin terjadi pada orang dewasa adalah sebagai
Banyak hal yang menjadi penyebab kwashiorkor, namun faktor paling mayor adalah
menyusui, yaitu ketika ASI digantikan oleh asupan yang tidak adekuat atau tidak
seimbang. Setelah usia 1 tahun atau lebih ,kwashiorkor dapat muncul bahkan ketika
kekurangan bahan pangan bukanlah menjadi masalahnya, tetapi kebiasaan adat atau
Walaupun kekurangan kalori dan bahan-bahan makanan yang lain memepersulit pola-
pola klinik dan kimiawinya, gejala-gejala utama malnutrisi protein disebabkan oleh
kekurangan pemasukan protein yang mempunyai nilai biologik yang baik.Bisa juga
C. Patologi
Pada kwashiorkor yang klasik, terjadi edema dan perlemakan hati disebabkan
gangguan metabolik dan perubahan sel. Kelainan ini merupakan gejala yang menyolok.
Pada penderita defisiensi protein, tidak terjadi katabolisme jaringan yang berlebihan,
karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori yang cukup dalam dietnya.
Namun, kekurangan protein dalam dietnya akan menimbulkan kekurangan berbagai asam
Oleh karena dalam diet terdapat cukup karbohidrat, maka produksi insulin akan
meningkat dan sebagian asam amino dalam serum yang jumlahnya sudah kurang tersebut
edema.
Perlemakan hati disebabkan gangguan pembentukan lipoproteinbeta sehingga
transportasi lemak dari hati ke depot lemak juga terganggu dan akibatnya terjadi
D. Manifestasi Klinis
iritabilitas. Manifestasi lanjut yang berkembang dapat berupa pertumbuhan yang tidak
memadai, kurangnya stamina, hilangnya jaringan otot, menjadi lebih peka terhadap
serangan infeksi dan edema. Nafsu makan berkurang ,jaringan bawah kulit mengendor
dan lembek serta ketegangan otot menghilang. Pembesaran hati dapat terjadi secra dini
atau kalau sudah lanjut, infiltrasi lemak lazim ditemukan. Edema biasanya terjadi secara
terjadi ,yang kerap kali telah terdapat pada organ-organ dalam,sebelum ia dapat terlihat
1. Wujud Umum
Secara umumnya penderita kwashiorkor tampak pucat, kurus, atrofi pada ekstremitas,
adanya edema pedis dan pretibial serta asites. Muka penderita ada tanda moon face
2. Retardasi Pertumbuhan
Gejala penting ialah pertumbuhan yang terganggu. Selain berat badan, tinggi badan
3. Perubahan Mental
Biasanya penderita cengeng, hilang nafsu makan dan rewel. Pada stadium lanjut bisa
menjadi apatis. Kesadarannya juga bisa menurun, dan anak menjadi pasif.
4. Edema
Pada sebagian besar penderita ditemukan edema baik ringan maupun berat. Edemanya
5. Kelainan Rambut
warnanya. Sangat khas untuk penderita kwashiorkor ialah rambut kepala yang mudah
tercabut tanpa rasa sakit. Pada penderita kwashiorkor lanjut, rambut akan tampak
kusam, halus, kering, jarang dan berubah warna menjadi putih. Sering bulu mata
menjadi panjang.
6. Kelainan Kulit
Kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih
mendalam dan lebar. Sering ditemukan hiperpigmentasi dan persisikan kulit. Pada
sebagian besar penderita dtemukan perubahan kulit yang khas untuk penyakit
atau merah muda dengan tepi hitam ditemukan pada bagian tubuh yang sering
mendapat tekanan. Terutama bila tekanan itu terus-menerus dan disertai kelembapan
oleh keringat atau ekskreta, seperti pada bokong, fosa politea, lutut, buku kaki, paha,
lipat paha, dan sebagainya. Perubahan kulit demikian dimulai dengan bercak-bercak
kecil merah yang dalam waktu singkat bertambah dan berpadu untuk menjadi hitam.
mengandung pigmen, dibatasi oleh tepi yang masih hitam oleh hiperpigmentasi.
Pada biopsi hati ditemukan perlemakan, bisa juga ditemukan biopsi hati yang hampir
semua sela hati mengandung vakuol lemak besar. Sering juga ditemukan tanda
Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor. Bila disertai penyakit
anemia berat. Anemia juga terjadi disebabkan kurangnya nutrien yang penting untuk
pembentukan darah seperti Ferum, vitamin B kompleks (B12, folat, B6). Kelainan
dari pembentukan darah dari hipoplasia atau aplasia sumsum tulang disebabkan
Di pankreas dan kebanyakan kelenjar lain seperti parotis, lakrimal, saliva dan usus
demikian hebatnya, sehingga segala pemberian makanan ditolak dan makanan hanya
dapat diberikan dengan sonde lambung. Diare terdapat pada sebagian besar penderita
(5,6). Hal ini terjadi karena 3 masalah utama yaitu berupa infeksi atau infestasi usus,
intoleransi laktosa, dan malabsorbsi lemak. Intoleransi laktosa disebabkan defisiensi
laktase. Malabsorbsi lemak terjadi akibat defisiensi garam empedu, konyugasi hati,
defisiensi lipase pankreas, dan atrofi villi mukosa usus halus. Dermatitis juga lazim
biasanya jarang dan halu-halus serta kehilangan elastisitasnya. Pada anak-anak yang
berambut gelap dapat terlihat jalur-jalur rambut berwarna merah atau abu-abu.Otot-
otonya tampak lemah dan atrofi,tetapi sesekali dapat ditemukan lemak dibawah kulit
yang berlebihan.
E. PATHWAYS
Intake kurang
dari kebutuhan
Anoreksia, diare
Pengkajian
1. Identitas Pasien
Biodata anak terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, suku/bangsa,
golongan darah, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, no medrec, diagnosa
medis, alamat. Kwashiorkor paling seringnya pada usia antara 1 – 4 tahun, namun
Keluhan utama:
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan pertumbuhan
(berat badan semakin lama semakin turun), bengkak pada tungkai, sering diare dan
Klien dengan kwashiorkor biasanya mengalami gangguan pertumbuhan (BB < 80%
apatis dan rewel. Pada anak kwarshiorkor juga mengalami penurunan nafsu makan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang asupan makanan
Batasan karakteristik
Berat badan 20% atau lebih di bawah rentang berat badan ideal
Diare
Kram abdomen
Kurang informasi
Nyeri abdomen
Faktor biologis
Faktor ekonomi
Gangguan psikososial
Ketidakmampuan makan
H. Fokus Intervensi
1. Kerusakan Integritas kulit b.d Faktor mekanik (mis, daya gesek, tekanan)
NOC atau tujuan
Tidak terjadi gangguan integritas kulit pada pasien.
NIC atau intervensi
Obervasi adanya kemerahan, pucat, ekskoriasi.
R : Area ini meningkat resikonya untuk kerusakan dan memerlukan
pengobatan dan perawatan lebih intensif.
Gunakan krim kulit 2 kali sehari setelah mandi, pijat kulit, khususnya di
daerah di atas penonjolan tulang.
R : Melicinkan kulit dan menurunkan gatal. Pemijatan sirkulasi pada kulit,
dapat meningkatkan tonus kulit.
Lakukan perubahan posisi sering.
R : Meningkatkan sirkulasi dan perfusi kulit dengan mencegah tekanan lama
pada jaringan.
Tekankan pentingnya masukan nutrisi/cairan adekuat.
R : Perbaikan nutrisi dan hidrasi akan memperbaiki kondisi kulit.
2. Resiko Infeksi
NOC atau tujuan
Pasien akan menunjukkan bebas tanda infeksi/inflamasi, drainase purulen,eritema dan
edema.
NIC atau intervensi
Awasi TTV. Perhatikan demam, menggigil, berkeringat, perubahan mental,
meningkatkan nyeri abdomen.
R : Dugaan adanya infeksi.
Ajarkan kepada orang tua tentang standar pertumbuhan fisik dan tugas-tugas
perkembangan sesuai uisa anak.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Buku
Kuliah ilmu Kesehatan Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 1985
Dr. Lisal Sp.A., Diktat Kuliah Ilmu Gizi Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Universitas
Hasanuddin
Robert M. Kliegman MD, Hal B. Jenson MD, Nelson Essential of Pediatrics 5th Edition,
http://www.emedicine.com/derm/topic797.htm
Benjamin W. Van Voorhees, MD, MPH, Assistant Professor of Medicine and Pediatrics,
http//www.medlineplus.com