Anda di halaman 1dari 108

LAPORAN HASIL AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

MENINGKATKAN KUNJUNGAN POSYANDU MELALUI PEMBERDAYAAN


KADER DI KELURAHAN WATUMOTOBE WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KAPONTORI KABUPATEN BUTON

Oleh :
KURIATI MUSIBO, S.GZ
NDH : 22

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III


ANGKATAN LX TAHUN 2020

PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE SELATAN


BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI
2020

5
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 APuwatuTlp. 3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN HASIL AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

“MENINGKATKAN KUNJUNGAN POSYANDU MELALUI PEMBERDAYAAN


KADER DI KELURAHAN WATUMOTOBE WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KAPONTORI KABUPATEN BUTON”

Oleh :
KURIATI MUSIBO, S.GZ
NDH :22

Telah di setujui untuk di seminarkan tanggal:16 Juni 2020


di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara

6
COACH, MENTOR,

ROSNIAH, SE WAODE SIMPINA SARIYNTA, AMG


NIP. 19701010 199112 2002 NIP. 19760510 200012 2 001

7
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 APuwatuTlp. 3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

“MENINGKATKAN KUNJUNGAN POSYANDU MELALUI PEMBERDAYAAN


KADER DI KELURAHAN WATUMOTOBE WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KAPONTORI KABUPATEN BUTON”

Oleh :
KURIATI MUSIBO,S.GZ
NDH. 22

Telah diperbaiki sesuai saran Penguji, Coach dan Mentor


pada Seminar Hasil Aktualisasi yang dilaksanakan pada tanggal, 16 Juni 2020
dan dinyatakan memenuhi syarat untuk di aktulisasikan pada Pelatihan Dasar CPNS Golongan
III Angkatan LX Tahun 2020

Kendari, 16 Juni 2020

8
PENGUJI, COACH, MENTOR,

Drs. AMALUL SYAHID, M.Si ROSNIAH, SE WD SIMPINA SARIYNTA, AMG


NIP. 19671025 199412 1 001 NIP. 19701010 199112 2 002 NIP. 19760510 200012 2 001

Mengetahui :
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA,

Dr. Hj. NUR ENDANG ABBAS, SE., M.Si


NIP. 19620407 198103 2 002

9
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
segenap kekuatan, kesehatan, keteguhan dan kesabaran serta semua nikmat tak
terhingga, sehingga penulisan laporan hasil aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Aparatur
Sipil Negara yang berjudul “Meningkatkan kunjungan Posyandu Melalui
Pemberdayaan Kader Di Kelurahan Watumotobe Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Kapontori Kabupaten Buton” selesai pada waktunya, sebagai syarat
Latsar CPNS Golongan III Angkatan LX Lingkup Pemerintah Kabupaten Konawe
Selatan Tahun 2020.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan hasil aktualisasi ini
masih banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan yang disebabkan keterbatasan
penulis baik dari aspek pengetahuan, tenaga maupun materi. Oleh karena itu saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan dari semua pihak demi
kesempurnaan laporan hasil aktualisasi ini. Ucapan terima kasih penulis yang
sedalam- dalamnya kepada Ibu Rosniah,SE selaku Coach serta Ibu WD Simpina
Sariynta, AMG selaku Mentor yang senantiasa membimbing dalam penyusunan
laporan hasil aktualisasi ini. Selain itu juga, ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak, yakni kepada :
1. Allah SWT yang telah menciptakan dan menuntun penulis hingga dapat
menyelesaikan laporan hasi aktualisasi ini;
2. Orang tua dan saudara yang selalu memberi dorongan semangat dan doanya;
3. Ibu Dr. Hj. Nur Endang Abbas, SE.,M.Si selaku Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah memberikan
fasilitas dan arahan selama kegiatan berlangsung;
4. Segenap panitia penyelenggara yang telah memfasilitasi kami dalam
penyelenggaraan Latihan Dasar CPNS ini.
5. Teman-teman peserta Latihan Dasar CPNS dan segala pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian laporan ini.
Dengan segala kerendahan hati penulis persembahkan laporan hasil
aktualisasi ini kepada segenap pembaca. Mudah-mudahan laporan hasil ini dapat
memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam
bidang Pelayanan Kesehatan. Amin.

Kendari, Juni 2020


Penulis,

Kuriati Musibo, S.Gz


Nip. 19920629 201903 2 019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i


LEMBAR PESETUJUAN ................................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Tujuan ............................................................................................................. 3
C. Manfaat ........................................................................................................... 4
D. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi ............................................................. 4
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi ....................................................................................... 5
1. Profil Organisasi ....................................................................................... 5
2. Visi dan Misi Organisasi........................................................................... 12
B. Struktur Organisasi ......................................................................................... 13
1. Tugas dan Fungsi Organisasi .................................................................... 14
2. Tugas dan Fungsi Jabatan ......................................................................... 15
C. Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN ....................................................................... 15
1. Akuntabilitas ............................................................................................. 15
2. Nasionalisme ............................................................................................. 17
3. Etika Publik............................................................................................... 21
4. Komitmen Mutu ........................................................................................ 22
5. Anti Korupsi.............................................................................................. 24
D. Nilai-Nilai Dasar Kedudukan dan Peran ASN Dalam NKRI ........................ 27
1. Whole of Government (WoG) .................................................................. 27
2. Pelayanan Publik....................................................................................... 29
3. Manajemen ASN....................................................................................... 31
E. Penetapan Isu dan Dampaknya ....................................................................... 33
1. Penetapan Isu ............................................................................................ 33
2. Dampak Isu ............................................................................................... 34
BAB III CAPAIAN HASIL AKTUALISASI DAN ANALISIS DAMPAK NILAI-NILAI
DASAR PROFESI ASN
A. Deskripsi Hasil aktualisasi dan Strategi Pemecahan ...................................... 36
B. Capaian Aktualisasi ....................................................................................... 36
C. Penjelasan Capaian Aktualisasi ...................................................................... 38
BAB V PENUTUP
D. Kesimpulan ..................................................................................................... 62
E. Saran .............................................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur sipil negara (ASN) adalah menurut uu No. 5 Tahun 2014 adalah
profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintahan dengan perjanjian
kerja yang bekerja pada instansi pemerintahan. Aparatur sipil negara (ASN) yang
memiliki integritas, professional, netral dan bebas dari praktek Kolusi,Korupsi,
dan Nepotisme. Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki peranan yang
menentukan dalam mengelola prakondisi dan sumber daya pembangunan yang
ada sehingga dapat mempercepat peningkatan daya saing bangsa. Salah satu
fungsi pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah sebagai pelayan publik.
Fungsi tersebut meliputi banyak hal dalam berbagai ruang lingkup kehidupan,
seperti pelayanan administrasi negara, bidang pendidikan, sosial, kesehatan,
dan lain sebagainya.
Salah satu fungsi ASN adalah sebagai Pelayan Publik dalam bidang
kesehatan. Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas) yang merupakan Fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama pada masyarakat yang memiliki peranan
penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya
kesehatan. Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama lebih mengupayakan upaya
promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 75 tahun 2014.
Nutrisionis dipuskesmas mempunyai peranan penting untuk melaksanakan
Pekerjaan yang berhubungan dengan masalah gizi. Keputusan Menteri No 23
tahun 2001 menyebutkan bahwa tugas Nutrisionis ahli yaitu untuk
melaksanakan perbaikan gizi masyarakat secara professional, meliputi kegiatan
yang berkaitan dengan pengembangan pengetahuan, penerapan konsep, teori,
ilmu, dan seni untuk mengelola kegiatan pelayanan gizi, makanan dan dietetic
serta pemberian pengajaran dengan cara sistematis dan tepat guna di bidang
pelayanan gizi, makanan dan dietetic. nutrisionis di Puskesmas sebagai calon
ASN sudah seharusnya melaksanakan fungsi ASN dalam menjalankan tugasnya
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan public, perekat dan pemersatu
bangsa dalam hal ini masyarakat di bidang kesehatan
Kondisi saat ini di Puskesmas K a p o n t o r i K a b u p a t e n B u t o n
mengalami beberapa permasalahan gizi , salah satunya yaitu kurangnya
partisipasi masyarakat membawa anaknya untuk di timbang di posyandu.
Berdasarkan pemantauan bulanan tingkat partisipasi masyarakat (D/S) di
wilayah Puskesmas Kapontori khususnya Kelurahan Watumotobe dengan jumlah
sasaran
96 balita yaitu di posyandu rambutan 49 balita (55,1%), dan di posyandu durian
47 balita (51,1%) dari jumlah sasaran yang ada. Hal ini dapat menyebabkan
masalah serius apabila tidak ditindak lanjuti, karna penimbangan balita bertujuan
untuk mengetahui tumbuh kembang anak dan status gizi anak apakah normal,
kurang, sangat kurang bila di lihat dari indikator Berat Badan menurut umur
(BB/U) yang ada dalam KMS balita. Mengetahui kondisi yang ada di lapangan
yang menjadi penyebab rendahnya partisipasi masyarakat ke posyandu antara
lain: kurangnya pengetahuan ibu, faktor kesibukan, jarak antara rumah dan
posyandu jauh, kurangnya alat penyuluhan di posyandu. Berdasarkan isu
tersebut penulis mengangkat judul
“Menngkatkan Kunjungan Posyandu Melalui Pemberdayaan Kader di Kelurahan
Watumotobe Wilyah Kerja UPTD Puskesmas Kapontori Kabupaten BUTON”.
PUSKESMAS KAPONTORI
DESA/ SASARAN BALITA JUMLAH BALITA
%
NO POSYANDU DI WILAYAH YANG DI TARGET
KELURAHAN D/S
KERJA (S) TIMBANG (D)
1 TERATAI Lambusango 61 53 86,9 85%
2 POBAA Lambusango 19 16 84,2 85%
Lambusango
54
3 KECUBUNG timur 60 90 85%
4 RAMBUTAN Watumotobe 49 27 55,1 85%
5 DURIAN Watumotobe 47 24 51,1 85%
6 MANGGA Wakangka 41 34 82,9 85%
88,
Wakangka 15
7 MANGGIS 17 2 85%
8 KAWELI Wakangka 43 37 86 85%
9 NANGKA Wambulu 34 31 91,2 85%
9 RAMBUTAN Waondowolio 21 19 90,5 85%
JUMLAH 392 310 79,1 85%
Tabel 1. Jumlah Balita di Timbang (D) berdasarkan Desa/Kelurahan di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kapontori Kecamatan Kapontori Tahun
2020
Sumber : Hasil Laporan Bulanan gizi 2020

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Teraktualisasinya nilai-nilai konsep dasar (ANEKA) dan kedudukan serta
peran ASN dalam pelaksanaan tugas pokok penulis sebagai Nutritionis
Ahli pertama di fasilitas layanan kesehatan puskesmas kapontori.
2. Tujuan Khusus
Meningkatnya kunjungan balita di posyandu melalui pemberdayaan kader
guna memantau pertumbuhan dan perkembangan balita serta
mendapatkan pelayanan kesehatan lainnya.

C. Manfaat
1. Bagi puskesmas kapontori
a. Memberikan alternatif kegiatan yang mengimplementasikan nilai nilai
dasar aneka dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di UPTD
Puskesmas Kapontori.
b. Meningkatnya kunjungan balita di posyandu melalui pemberdayaan
kader.
2. Bagi masyarakat
Masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sebagai wujud
aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA di pelayanan Puskesmas;
3. bagi peserta latsar
a. Untuk menambahkan pengetahuan dan wawasan khususnya tentang
nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi) serta dapat mengaktualisasikan nilai-nilai
tersebut dalam pekerjaan sehari hari di satuan kerja.
b. Memenuhi tugas pokok dan jabatan nutrisionis dalam memberikaan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

D. Ruang lingkup
Ruang lingkup aktualisasi ini adalah di UPTD Puskesmas
Kapontori Jalan Poros BauBau-Kamaru Kel. Watumotobe Kec.Kapontori
kab.Buton yang menerapkan Nilai Nilai Profesi ASN untuk meningkatkan
kunjungan posyandu melalui pemberdayaan kader.
a. Waktu
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi lapangan (off class) ini di laksanakan
berdasarkan kalender latihan dasar CPNS Golongan III Lingkup Pemerintah
Kabupaten Konawe Selatan yaitu di mulai tanggal 13 Maret – 18 April 2020.
b. Tempat
Lokasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini di laksanakan di Kelurahan
Watumotobe Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kapontori.
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
a. Kedudukan Organisasi
Berdasarkan PERMENKES No 75 Tahun 2014 tentang pusat
kesehatan masyarakat menyatakan bahwa kedudukan puskesmas yaitu:
• Sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama dalam sistem kesehatan
nasional, khususnya subsitem upaya kesehatan.
• Unit Pelaksana Teknin Dinas Kesehatan yang bertanggung jawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
kabupaten/ kota dan;
• Dalam sistem pemerintah daerah memiliki jalur koordinasi
horozontal dengan pelayanan kesehatan primer lainnya.
b. Gambaran Umum
Puskesmas kapontori merupakan puskesmas yang berada di
kecamatan kapontori kabupaten buton provinsi sulawesi renggara. Secara
administrasi puskesmas kapontori merupakan unit pelayanan teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten Buton yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di kecamatan kapontori. Sebagai Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten dan merupakan unit pelaksana tingkat
pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
c. Letak Geografis
wilayah kerja UPTD Puskesmas kapontori berbatasan dengan
Yakni:
• Sebelah Barat berbatasan dengan Hutan Lambusango
• Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Buton
• Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bukit Asri Wilayah Kerja
Tuangila
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Wakalambe Wilayah Kerja
Puskesmas Barangka
d. Administratif
Luas wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kapontori adalah 333
km2.Jarak dari Puskesmas Wilayah Kecamatan Kapontori ke ibukota
Kabupaten adalah ± 100 km. Jumlah desa 4 ( Empat ) dan jumlah
Kelurahan 2 ( Dua ) yang ada di wilayah kerja Puskesmas, sehingga
seluruhnya berjumlah 6 ( Enam ) desa/kelurahan. Sedangkan jumlah
penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kapontori berjumlah
4.136 jiwa dan 1.056 KK
Berikut adalah Peta wilayah Kerja Puskesmas Kapontori yang
terdiri dari 4 desa dan 2 kelurahan:
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja
Ket:

: Puskesmas Induk. : : Pustu : : Polindes

: Poskesdes : Posyandu : jalan Poros.

e. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan pada tahun 2019 di Puskesmas Kapontori.
Berjumlah 63 orang ( 29 orang PNS, 26 tenaga PTT Daerah, 7 tenaga
magang sukarela/volunter aktif). Tenaga kesehatan ini yang bertugas di
Puskesmas sebanyak 56 orang dan yang bertugas di desa 7 orang.
Adapun distribusinya adalah sebagai berikut :
Tabel 2
Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan di Fasilitas Kesehatan
Puskesmas Kaapontori Tahun 2019
Status Tupoksi
(PNS/PTT/ (Utama dan Tambahan)
Nama Tenaga PTT
No
Kesehatan Daerah/M Ket.
Utama Tambahan
agang
Sukarela)
1 Wd. Simpina Sariynta, PNS Kepala
AMG Puskesmas
2 PNS Plh. Ka. Subag
Irsyad, AMK Perawat TU, Petugas
SIK.
3 dr. Waode Aslini PNS Dokter
4 dr.Yudi L. Syafi’i CPNS Dokter
5 PNS Programer
drg. Santy Amalia Dokter Gigi
UKGS
6 PNS Prog. TB /
Enos Yon Pirsah, SKM
Perawat Kusta,
7 PNS Prog.Keslin Bendahara
Fatahudin, SKM
g, BOK
8 Sumiati PNS Nutrisionis Programer Gizi
9 PNS Bend.
Operasional,
Suhaida, S.Kep Perawat,
Programer
Kes. kerja.
10 PNS Bides
Sri Muliana, AM. Keb Bidan
Lambusango
11 PNS Programer
Ichrawati, SKM Perawat Malaria /
Filaria, Rabies
12 PNS Programer
Ribkha Hanswati, AMK Perawat
Imunisasi
13 PNS Programer
Sitti Ratna Sasma Andi, PTM,
Perawat
S.Kep. Bendahara
Barang
14 PNS Programer
Kesehatan
Nurhasna, AM.Keb Bikor
Anak &
Remaja
15 PNS Programer
Wd. Sukriati, S.Kep Perawat
Ispa/Diare
16 PNS Programer
Memi Irawana, A.Md.Kep Perawat Survailans,
Bend. Retribusi
17 Kuriati Musibo, S.Gz CPNS Pet. Gizi
18 PNS Perawat
Sartia, AMKG
Gigi Mulut
19 PNS Progrmer
Panata Perawat Kesehatan
Jiwa
20 Suarny Madya Ibrahim PNS Perawat Bend. BOK
21 PNS Petugas Pustu
Fitriany Syarif, Amd.Keb Bidan
Wakangka
22 Wa Ode. Ni'mat .A, Amd. PNS
Bidan
Keb.
23 PNS Pet.
Apriyan Ramadhan,
Bidan Poskesdes
Amd.Keb
Wambulu
24 PNS Petugas Pustu
Nurwada, Amd.Keb Bidan
Waondowolio
25 Waode Sri, Rezky PNS
Bidan
Amd.Keb
26 PNS Programer
Kes. Lansia,
Fitrah Ningsih, Amd.Keb Bidan
Bendahara
JKN
27 PNS Bides
Yusni R. Kaltod,
Bidan Lambusango
A.Md.Keb
Timur
28 CPNS Pet.
Wilda R., A.Md.Farm
Farmasi
29 Nurmila Popalia, CPNS
Perawat
A.Md.Kep
30 Abdul Musyafir Amasi, PTT
Perawat
A.Md.Kep Daerah
31 Yusti Karmina Basri, PTT Pet. Gudang
Perawat
S.Kep Daerah obat/ Hatra
32 PTT Pet. Prolanis,
Sarniwati, AMK Perawat
Daerah Kes. Olahraga
33 PTT Programer
Rosmiyanti, AMK Perawat
Daerah HIV/AIDS
34 PTT Programer
Nerianto, AMK Perawat
Daerah Perkesmas
PTT Perawat
35
Nun Smayah, Amd.Kep Daerah
PTT Perawat
36
Kevin Anvil, A.Md.Kep Daerah
PTT Perawat
37 Rosliana Arizal,
Daerah
A.Md.Kep
PTT Perawat
38
Risnawati, A.Md.Kep Daerah
39 Linda Hardiyanti Syarif, PTT Analis
A.Md. AK Daerah Kesehatan
40 PTT Bides
Ratmin S., Amd.Keb Bidan
Daerah Wambulu
41 PTT
Husni, Amd.Keb Bidan
Daerah
42 PTT
Yesti Tamsio, Amd.Keb Bidan
Daerah
43 PTT
Hetty Salhiba, Amd.keb. Bidan
Daerah
44 PTT Bides
Hartati, Amd.Keb Daerah Bidan Lambusango
Timur
45 Meika Devi Harianti PTT
Bidan
Azhar, A.Md.Keb Daerah
46 Ni Kadek Muliawati, PTT
Bidan
Amd.Keb Daerah
47 PTT
Lena Susianti, A.Md.Keb Bidan
Daerah
48 Sayyidah Madya Ibrahim, PTT
Bidan
A.Md.Keb Daerah
49 Hindun Rahmawati, PTT Bidan
A.Md.Keb Daerah
50 PTT Kesmas
Sri Mustikah Sari, SKM
Daerah
51 PTT Kesmas
Narti, SKM
Daerah
52 PTT Kesmas
Hardiatma, SKM
Daerah
53 Febri Ramadan, SKM PTT Kesmas
Daerah
54 Sri Ratnasari, SKM PTT Pendampin
Daerah g Promkes
55 Rahmawati Halifah, PTT Pet.
S.Farm Daerah Farmasi
56 Romi Asman, A.Md PTT Sopir
Daerah Ambulan
57 Sri Rahmayanti Hadmar, Magang Bidan
A.Md.Keb
58 Trinita Angelina Raru Magang Bidan
Buar, A.Md.Keb
59 Ode Rahmawati, SKM Magang Kesmas
60 Nurmila, A.Md.Keb Magang Bidan
61 Ratna Sri Dewi, AMAK Magang Laboran
62 Ida Bagus Komang Magang Perawat
Putrawan, A.Md.Kep
63 Yulian Pratiwi, S.Kep Magang Perawat
Sumber : Data Puskesmas Tahun 2019
2. VISI MISI dan NILAI ORGANISASI
a. Visi
“Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas Bagi Masyarakat”
b. Misi
• Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan
masyarakat.
• Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif.
• Melakukan pelayanan kesehatan masyarakat yang paripirna, merata dan
bermutu.
• Merumuskan kebijakan dan memantapkan manajemen untuk
meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan di puskesmas.
• Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan memanfaatkan tehnologi
kesehatan yang tepat guna.
c. Tata Nilai
• Disiplin
• Profesionalisme
• Ramah dan santun
• Kerjasama
• Integritas
• Responsif
• Tanggung jawab
B. Struktur Organisasi

24
1. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Berdasarkan keputusan menteri pemberdayaan aparatur Negara no 23
tahun 2001 tentang Tugas pokok nutrisionis adalah melaksanakan pelayanan
di bidang gizi, makanan dan dietetic yang meliputi pengamatan, penyusunan
program, pelaksanaan, penilaian gizi bagi perorangan,kelompok di
masyarakat dan rumah sakit maupun institusi kesehatan lainya.
a. Tugas Pokok
• Mengumpulkan data anak balita, bumil, bufas, di seluruh wilayah kerja
puskesmas.
• Melakukan pengukuran atau memantau kegiatan pengukuran berat
badan (BB), tinggi badan (TB) balita di seluruh wilayah kerja
puskesmas.
• Memantau status gizi balita.
• Mengkoordinir kegiatan penimbangan dan penyulihan gizi di
posyandu.
• Mencatat kegiatan penimbangan, balita gizi kurang, dan gizi buruk di
posyandu.
• Mencatat jumlah bumil KEK, Anemia KEK serta cakupan pemberian
ASI eksklusif setiap bulan di wilayah puskesmas Kapontori.
• Memantau pemberian makanan tambahan (PMT) pada anak Balita
dengan status gizi kurang, dan buruk.
• Memantau pemberian makanan tambahan (PMT) pada bumil KEK.
• Melaksanakan pendataan sasaran dan distribusi vitamin A Kepada
bayi, balita, serta bufas.
• Melaksaanakn pemberian tablet tambah darah ( TTD) pada remaja
putri di wilayah puskesmas.
• Melaksanakan pemantauan garam beryodium di wilayah puskesmas.
• Melaksanakan konseling Gizi di Puskesmas maupun di psyandu.
• Melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral untuk
mendukung keberhasilan pelayanan program gizi di puskesmas.

25
b. Fungsi Organisasi
Fungsi nutrisionis adalah meningkatkan pelayanan gizi dan sekaligus
status gizinya.

2. Tugas dan Fungsi Jabatan


a. Pokok (Uraian Tugas)
• Melaksanakan kegiatan posyandu tiap bulan
• Melaksanakan pemberian tablet tambah darah pada remaja putri
• Melaksanakan konseling gizi di puskesmas maupun di posyandu
• Membuat pencatatan dan laporan akhir bulan
b. Fungsi Jabatan
Membantu koordinator Gizi dalam kegiatan melaksanakan posyandu,
melaksanakan konseling gizi di puskesmas dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.

C. Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN


Nilai-nilai dasar PNS yang disampaikan pada saat sesi on campus adalah
materi mengenai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan
anti korupsi. Pada bagain ini akan dipaparkan pemahaman yang diperoleh
penulis, sebagai peserta Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Buton Golongan III
serta hasil review dari modul-modul Pelatihan Dasar CPNS 2020.

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah Kewajiban untuk memberikan pertanggung
jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan
seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak
yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai.Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Dengan demikian kepercayaan masyarakat (public trust)
kepada birokrasi akan semakin menguat karena aparaturnya mampu

26
berperan sebagai kontrol demokrasi, mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
a. Indikator dari nilai-nilai dasar
Akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
• Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya;
• Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi;
• Integritas: konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan;
• Tanggung Jawab: kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban;
• Keadilan: kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang;
• Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas;.
• Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan
kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas;
• Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan
hasil yang diharapkan, dan
• Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
b. Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
• Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas
yang lebih tinggi.

27
• Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
c. Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan, yaitu:
• Akuntabilitas Personal;
• Akuntabilitas Individu;
• Akuntabilitas Kelompok;
• Akuntabilitas Organisasi, dan
• Akuntabilitas Stakeholder
d. Aspek Akuntabilitas
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain :
• Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a
relationship);
• Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results
oriented);
• Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability
requires reporting);
• Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is
meaningless without consequences), dan
• Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves
performance).

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa
dan negara sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan dalam suatu
bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai,
mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran,
dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan
negara.Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap PNS memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan

28
negara.Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila.PNS dapat mempelajari bagaimana aktualisasi
sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan
nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
• Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
• Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab;
• Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbedabeda terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
• Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
• Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan
Tuhan Yang Maha Esa;
• Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing, dan
• Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain.
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
• Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa;
• Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan,
agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit
dan sebagainya.;

29
• Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia;
• Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira;
• Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain;
• Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
• Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
• Berani membela kebenaran dan keadilan, dan
• Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia.
• Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
• Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan;
• Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.;
• Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa;
• Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah
air Indonesia;
• Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan social;
• Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika, dan
• Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
• Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama;
• Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain;
• Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama;
• Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan;

30
• Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah;
• Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah;
• Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan;
• Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur;
• Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama, dan
• Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
• Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan;
• Mengembangkan sikap adil terhadap sesame;
• Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;
• Menghormati hak orang lain;
• Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri;
• Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain;
• Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah;
• Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.;
• Suka bekerja keras.;
• Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama, dan

31
• Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial.

3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan
keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut :
a. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan public, yakni:
• Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan;
• Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi, dan
• Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual.
b. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik, yaitu :
• Dimensi Kualitas Pelayanan Publik;
• Dimensi Modalitas, dan
• Dimensi Tindakan Integritas Publik.
c. Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
• Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
• Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945;
• Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
• Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
• Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
• Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
• Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
• Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
• Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
• Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;

32
• Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
• Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
• Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan, dan
• Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain
yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai.
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu terhadap produk/
jasa berupa ukran baik/ buruk.Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab
pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder.
a. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
• Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai
hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan
tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektivitas organisasi
tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana)
mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan;
• Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat efisiensi diukur dari
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam melaksanakan
kegiatan. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan
baku, uang dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan
jumlah keluaran tertentu;
• Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal)
untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan
kebutuhan dari pihak eksternal misalnya permintaan pasar. Inovasi
dalam layanan publik harus mencerminkan hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
33
membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya,
bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin, dan
• Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu
alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi. Orientasi mutu berkomitmen untuk
senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk
kualitas pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas dalam
pelayanan.

b. Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam mengevaluasi


kualitas pelayanan, yaitu:
• Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
• Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan
yang telah dijanjikan;
• Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
• Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan
sifat dapat dipercaya, dan
• Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan
pelanggan.

Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi.Pada level


puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu layanan institusi
secara keseluruhan untuk membangun citra kelembagaan dan keunggulan
bersaing. Pada level strategic business unit level tanggung jawab mutu
berkaitan dengan penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai
dengan target masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab
atas mutu
34
hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit pendukung. Sedangkan pada
level unit dasar tanggung jawab mutu berkaitan dengan aktivitas/ rencana
aksi yang dilaksanakan di masing-masing unit kerja.

5. Anti Korupsi
Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian
keuangan negara namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan yang
tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi dapat pula bersifat jangka
panjang
.Membahas fenomena dampak korupsi sampai pada kerusakan
kehidupan dan dikaitkan dengan tanggungjawab manusia sebagai yang
diberi amanah untuk mengelolanya dapat menjadi sarana untuk
memicu kesadaran diri para PNS untuk anti korupsi. Kesadaran diri anti
korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan selalu
ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan
selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus
dipertanggungjawabkan, dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi.
Tanggung jawab spiritual yang baik pasti akan menghasilkan niat yang
baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga
selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik
dan mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan juga
secara
publik.
Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah
internalisasi integritas pada diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam
lingkungan yang menjalankan sistem integritas dengan baik. Identifikasi
nilai dasar anti korupsi memberikan nilai-nilai dasar anti korupsi yang
prioritas dan memiliki signifikan yang tinggi bagi Anda, dengan jumlah
nilai yang semakin sedikit maka proses internalisasinya lebih mudah
karena Anda dapat memfokuskan sumberdaya waktu dan energi yang
Anda dimiliki. Penyelarasan nilai anti korupsi dengan nilai-nilai
organisasi merupakan kontribusi Anda untuk dapat mengetahui
“apakah nilai-nilai organisasi yang akan menjadi tempat Anda bekerja,
telah selaras dan menampung secara maksimal nilai-nilai dasar anti
35
korupsi?”.
Keselarasan tersebut akan mengurangi dilema etik dan menjadi
payung bagi kontribusi Anda dalam membangun sistem integritas.

36
Penanaman nilai integritas dapat dilakukan dengan pendekatan
beragam cara, diantaranya melalui Kesediaan, Identifikasi dan
Internalisasi. Tingkat permanensi penanaman ataupun perubahan sikap
dan perilaku melalui pendekatan internalisasi akan lebih permanen
dibandingkan dengan identifikasi dan kesediaan .Nilai, keyakinan,
kebiasaan, dan konsep diri manusia terdapat pada area bawah sadar.
Untuk melakukan penanaman atau perubahan nilai, keyakinan, kebiasaan
dan konsep diri, perlu dilakukan dengan pendekatan atau teknik khusus
yang cocok untuk bawah sadar. Teknik-teknik khusus untuk bawah
sadar dapat dilakukan apabila kemampuan Anchoring, Utilisasi,
Rileksasi, Amplifiying, Modality,Asosiasi dan Sugesti dikuasai dengan baik,
kemampuan tersebut disingkat menjadi AURA MAS.! Tunas Integritas
adalah individu yang terpilih untuk memastikan lebih banyak lagi personil
organisasi yang memiliki integritas tinggi serta berkiprah nyata dalam
membangun sistem integritas di organisasinya .

37
Berdasarkan pemaparan diatas berikut disajikan nilai-nilai dasar
ANEKA beserta prinsip dasarnya masing-masing.
Tabel 3.
Nilai-Nilai Dasar ANEKA dan Prinsip-Prinsipnya
No Nilai Dasar Prinsip Nilai Dasar
1 Akuntabilitas Tanggung jawab, integritas, jujur, kejelasan
target, netral, mendahulukan kepentingan publik, adil,
transparan, konsisten dan partisipatif.
2 Nasionalisme Sila Pertama : religius, toleran, etos kerja,
transparan, amanah, percaya diri
Sila Kedua : humanis, tenggang rasa, persamaan
derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif
Sila Ketiga : cinta tanah air, rela berkorban, menjaga
ketertiban, mengutamakan kepentingan publik, gotong
royong
Sila Keempat : Musyawarah mufakat, kekeluargaan,
bijaksana, mengahrgai pendapat
Sila Kelima : bersikap adil, tidak serakah, tolong
menolong, kerja keras, sederhana
3 Etika Publik Jujur, bertanggung jawab, berinegritas tinggi, cermat,
disiplin,hormat, sopan, taat pada aturan, menjaga
rahasis, taat perintah.
4 Komitmen Mutu Efektif, efisien, inovasi, kreatif, berorientasi mutu
5 Anti Korupsi Jujur, disiplin, tangung jawab, kerja keras, sederhana,
mandiri, adil.

38
D. Nilai-Nilai Dasar Kedudukan dan Peran ASN Dalam NKRI
1. Whole Of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan
tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan
urusan-urusan yang relevan.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi
penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari
pemerintah. Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti
dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program
pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan
yang lebih baik. Selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG
dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan
layanan publik. Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan adanya
fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya
nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan. Satu sektor bisa menjadi
sangat superior terhadap sektor lain, atau masing-masing sektor tumbuh
namun tidak berjalan beriringan, melainkan justru kontraproduktif atau
„saling membunuh‟. Masing-masing sektor menganggap bahwa
sektornya lebih penting dari yang lainnya. Ketiga, khususnya dalam
konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat,
serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi
bangsa.
Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong
tumbuhnya nilainilai perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya
elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan,
baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal.
• Penguatan koordinasi antar lembaga, penguatan koordinasi dapat
38
dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih

39
terjangkau dan manageable. Dalam prakteknya, span of control atau
rentang kendali yang rasional akan sangat terbatas. Salah satu
alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai
mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah
lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah;
• Membentuk lembaga koordinasi khusus, pembentukan lembaga terpisah
dan permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau
kementerian adalah salah satu cara melakukan WoG. Lembaga
koordinasi ini biasanya diberikan status kelembagaan setingkat lebih
tinggi, atau setidaknya setara dengan kelembagaan yang
dikoordinasikannya;
• Membentuk gugus tugas yang merupakan bentuk pelembagaan
koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal, yang sidatnya tidak
permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara
agar sumber daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut
sementara dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam
proses koordinasi tadi,dan
• Koalisi sosial, ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi
antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan
khusus dalam koordinasi ini. Di Australia dalam masa pemerintahan
Howard melakukan hal ini dengan mendorong inisiatif koalisi sosial antar
aktor pemerintah, bisnis dan kelompok masyarakat. Koalisi sosial
ini mendorong adanya penyamaan nilai dan persepsi tentang suatu hal,
sehingga pada akhirnya akan terjadi koordinasi alamiah.
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran
praktek antara lain adalah: kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya
organisasi, serta kepemimpinan.
Praktek WoG dalam pelayanan publik dlakukan dengan menyatukan
seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. enis pelayanan publik
yang dikenal yang dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah Pelayanan
yang Bersifat Adminisitratif, Pelayanan Jasa, Pelayanan Barang, Pelayanan
Regulatif,

40
Adapun berdasarkan polanya, pelayanan publik dapat dibedakan
juga dalam 5 (lima) macam pola pelayanan yang masing-masing diuaraikan
sebagaimana berikut ini:
• Pola Pelayanan Teknis Fungsional
• Pola Pelayanan Satu Atap
• Pola Pelayanan Satu Pintu
• Pola Pelayan Terpusat
• Pola Pelayanan Elektronik
Asas-Asas terkait dengan Implementasi WoG :
• Asas Kepastian Hukum
• Asas Kepentingan Umum;
• Asas Akuntabilitas;
• Asas Proporsionalitas;
• Asas Profesionalitas;
• Asas Keterbukaan;
• Asas Efisiensi; dan
• Asas Efektifitas

2. Pelayanan Publik
Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Tiga unsur penting dalam pelayanan
publik, yaitu pertama, organisasi penyelenggara pelayanan publik, kedua,
penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan, dan ketiga, kepuasan yang diberikan dan atau diterima
oleh penerima layanan (pelanggan). Barang/jasa public adalah barang/jasa
yang memiliki rivalry (rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang
rendah. Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem, non-
rivalry, dan non-
41
excludable, serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan secara kolektif.
Perkembangan paradigma pelayanan: Old Public Administration (OPA),
New Public Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public
Service (NPS). Definisi pelayanan publik dalam UU No. 25 Tahun 2009
sangat sempit, karena ruang lingkup pelayanan yang disebut sebagai
pelayanan publik sangat terbatas, dan bentuk kegiatan pelayanan public
sebagaimana diatur dalam pasal 5 ayat 3 dan 4 juga sangat sempit karena
pelayanan kebutuhan barang publik bagi masyarakat hanya diartikan
sebagai pengadaan barang/jasa di instansi pemerintah. Sembilan prinsip
pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
Partisipatif, Transparan, Responsif, Non Diskriminatif, Mudah dan Murah,
Efektif dan Efisien, Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan.
Hal-hal fundamental dalam pelayanan publik, antara lain: Pelayanan
publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi, Pelayanan
publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga Negara,
Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal
yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang, Pelayanan
publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi sebagai proteksi
bagi warga negara. Bentuk-bentuk patologi birokrasi antara lain:
Penggelembungan Organisasi, Duplikas Tugas dan Fungsi, Red Tape,
Konflik Kewenangan, Korupsi Kolusi dan Nepotisme, dan Enggan Berubah.
Budaya birokrasi yang melayani masyarakat dapat dioperasionalisasikan
dengan cara: memiliki kode etik untuk mengatur hal-hal apa saja yang
secara etis boleh dan tidak boleh dilakukan, menjadikan prinsip melayani
sebagai suatu kebanggaan, memiliki code of conduct atau SOP yang jelas
dalam memberikan pelayanan, memiliki etika profesionalisme sebagai
seorang birokrat. Prinsip-pinsip pelayanan prima antara lain: Responsif
terhadap pelanggan/memahami pelanggan, Membangun visi dan misi
pelayanan, Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan,
Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana
memberikan pelayanan yang baik, Memberikan apresiasi kepada pegawai.
Tujuh Sikap
41
pelayanan, antara lain: Passionate, Progressive, Proactive, Promt,
Patience, Proporsional, Puctional.
Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya
memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan
apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etiket pelayanan yang
perlu diperhatikan oleh ASN terhadap pengguna jasa pada umumnya
adalah sebagai berikut: Sikap/ perilaku, Ekspresi wajah, Penampilan,
Cara berpakaian, Cara berbicara, Cara mendengarkan, Cara bertanya.
Beberapa etiket dasar yang seharusnya dilakukan oleh ASN antara lain:
Politeness, Respectful, Attentive, Cooperatif, Tolerance, Informality, Self
Control.
Beberapa manfaat dari etiket antara lain: Communicative, Attractive,
Respectable, dan Self Confidence. Beberapa praktik etiket dalam
pelayanan: Etiket dalam menyampaikan salam, Etiket dalam berjabat
tangan, Etiket dalam menerima tamu, Etiket dalam bertamu/menerima
tamu, dan Etiket dalam menangani keluhan pelanggan.

3. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Berdasarkan
jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASN
berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk
menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai
berikut: Pelaksana kebijakan public, Pelayan publik, serta Perekat dan
pemersatu bangsa
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan
42
baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan

43
akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya
maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku.
Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN
menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi
pemerintah.
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi
tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa
langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi
perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan
penginformasian kepuasan masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya
dalam pelaksanaa seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan
pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya
Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai
harus mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua
prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi
pegawai. Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai
akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja.
Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang
tinggi, disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan
juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK.
Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan,
pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier,
promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan,
disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan
Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian
kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian
penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan
perlindungan. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada
kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan
43
Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS
dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan,
pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta
persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti
Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan
Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi
memenuhi syarat jabatan yang ditentukan. Penggantian pejabat pimpinan
tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat
diduduki paling lama 5 (lima) tahun. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan
Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan proses
pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian
Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri. Pegawai
ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang
diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari
jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS.

E. Penetapan Isu dan Dampaknya


1. Penetapan Isu
Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi terlebih dahulu dilakukan
identifikasi dan penetapan isu. Isu-isu ditemukan dari hasil pengamatan ASN di
instansi. Setelah menemukan isu-isu tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi isu
tersebut terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan oleh penulis. Dari hasil
identifikasi isu tersebut akan menghasilkan isu yang layak diangkat dan
dijadikan rancangan aktualisasi. Identifikasi isu terkait kondisi saat ini dan kondisi
yang diharapkan dapat dilihat pada Tabel.

44
Tabel 4.
Identifikasi isu terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan

Tugas/Fungsi Kondisi yang Identifikasi Isu


Kondisi Saat Ini
Bermasalah diharapkan
• Melakukan • Kunjungan balita • Kunjungan balita di • Kurang
. kegiatan di posyandu posyandu rendah optimalnya
pengukuran dan meningkat pemberdayaan
mengevaluasi kader posyandu
hasil kegiatan
pelayanan gizi
terhadap
pengukuran TB,
BB, Umur pada
akhir kegiatan
(posyandu)

2. Analisis Dampak Isu


Dampak yang mungkin akan terjadi apabila isu “Meningkatkan Kunjungan
Posyandu Melalui Pemberdayaan Kader di Kelurahan Watumotobe Wilyah Kerja UPTD
Puskesmas Kapontori Kabupaten BUTON”.
• Tidak terpantaunya tumbuh kembang anak dan status gizi anak apakah
normal, kurang, sangat kurang bila di lihat dari indikator Berat Badan menurut
umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), Berat Badan menurut
Tinggi Badan (BB/TB) yang ada dalam KMS balita.
• Perkembangan janin ibu hamil tidak dapat di pantau sehingga dapat memicu
terjadinya kematian bayi dalam kandungan.
• kurangnya pelayanan kesehatan yang di dapatkan masyarakat.

45
• Kurangnya informasi yang di peroleh masyarakat terkait dengan pelayanan
di posyandu.

.3 Kegiatan Terpilih Sebagai Pemecahan Isu

Tabel 5.
Kegiatan terpilih sebagai pemecahan isu
Unit kerja : UPTD Puskesmas Kapontori Kabupaten Buton
Issu yang di angkat : Kurang optimalnya pemberdayaan kader posyandu
Judul : Meningkatkan Kunjungan Posyandu Melalui Pemberdayaan
Kader di Kelurahan Watumotobe Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Kapontori Kabupaten Buton
Kegiatan : 1. Konsultasi kepada atasan perihal rancangan aktualisasi
yang akan dilakukan
2. Mengadakan rapat tenaga petugas gizi ( kerja sama)
3. Menyiapkan waktu dan tempat pelaksanaan penyegaran
kader
4. Menyiapkan materi penyegaran kader terkait tugas dan
fungsi kader posyandu
5. Melaksanakan penyegaran kader
6. Melaksanakan evaluasi pada kader dalam memberikan
pelayanan posyandu

46
BAB III
CAPAIAN HASIL AKTUALISASI DAN ANALISIS DAMPAK
NILAI NILAI DASAR PROFESI ASN

A. Deskripsi Hasil Aktualisasi dan Strategi Pemecahan

Implementasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam bentuk


Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA) pada kegiatan aktualisasi ini memiliki tujuan yaitu, peserta mampu
menerapkan nilai - nilai ANEKA yang telah dipelajari selama Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil dan mampu menganalisis dampak penerapan
nilai- nilai dasar ASN dalam setiap kegiatan yang telah dirancang. Dengan
penyelesaian kegiatan rancangan aktualisasi yang dilakukan maka diharapkan
peserta dapat mengerti dan dapat mengimplementasikan nilai-nilai dasar,
peran dan kedudukan ASN dalam setiap kegiatan.
Dengan telah dilaksanakannya kegiatan aktualisasi dengan menerapkan
nilai-nilai dasar ANEKA, peran dan kedudukan Aparatur Sipil Negara (ASN)
dalam Meningkatkan kunjungan posyandu melalui pemberdayaan kader di
Kelurahan Watumotobe wilayah kerja UPTD puskesmas kapontori maka
tujuan pada bab I berhasil dicapai. Rancangan Kegiatan Aktualisasi ada 6
Kegiatan, semua dapat dilakukan dan terealisasi secara menyeluruh sehingga
tidak ada kegiatan pengganti. Kegiatan rancangan aktualisasi yang telah
terealisasi dapat dilihat pada tabel berikut

B. Capaian Kegiatan Aktualisasi

Tabel. Capaian Kegiatan Aktualisasi

N KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT /HASIL KET


O KEGIATAN
1 2 3 4 5
1 Konsultasi 1. menyiapkan konsep 1.Terlaksananya
kepada atasan rancangan aktualisasi pertemuan
perihal yang akan di lakukan konsultasi
rancangan 2. Menyampaikan dengan Terlaksana
aktualisasi yang konsep kegiatan yang pimpinan sesuai
akan dilakukan akan di lakukan 2. Notulen rancangan
3. Mencatat petunjuk 3. Dokumentasi

47
48
dan arahan dari
pimpinan
4. Meminta persetujuan
atasan.
2 Mengadakan 1. membuat undangan 1. Terlaksananya
rapat tenaga pertemuan. rapat tenaga
petugas gizi 2. menyiapkan ruang petugas gizi
(TPG) pertemuan 2. tersedianya
3. menyampaikn ruang Terlaksana
tujuan pertemuan pertemuan. sesuai
3. Surat rancangan
4. Daftar hadir
5. Dokumentasi
3 Menyiapkan 1. merencanakan 1. terlaksananya
waktu dan waktu dan lokasi rencana waktu
tempat pelaksanaan dan lokasi
pelaksanaan penyegaran kader kegiatan
penyegaran kader 2. meninjau lokasi 2. terlaksananya
pelaksanaan peninjauan Terlaksana
penyegaran kader lokasi kegiatan sesuai
3. menetapkan lokasi 3. terpilihnya rancangan
pelaksanaan penetapan
penyegaran kader lokasi
4. Membuat undangan penyegaran
pelaksanaan kader.
penyegaran kader 4. Tersedianya
undangan
pertemuan
5. Dokumentasi
kegiatan

NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT /HASIL KET


KEGIATAN
4 Menyiapkan 1. Mengumpulkan 1. Terlaksananya
materi materi terkait tugas pengumpulan
penyegaran dan fungsi kader. materi terkait Terlaksana
kader terkait 2. Memilih materi. tugas dan sesuai
tugas dan fungsi 3. Menyusun materi fungsi kader. rancangan
kader posyandu terkait tugas dan 2. Buku panduan
fungsi kader kader posyandu
3. Dokumentasi
kegiatan

49
5 Melaksanakan 1. Persiapan materi 1. Tersedianya
penyegaran penyegaran kader materi Terlaksana
Kader 2. Melakukan Pre test penyegaran sesuai
kepada kader kader. rancangan
3. Memberikan materi 2. Dftar hadir
kepada kader 3. Hasil pre test
4. Dokumentasi
6 Melaksanakan 1. Melakukan Post test 1. Hasil post
Evaluasi pada 2. Merekapitulasi Hasil Test
Kader dalam Pre test dan Post test 2. Hasil Rekap Terlaksana
memberikan 3. Monitoring Pre test dan sesuai
Pelayanan Pelaksanaan post test rancangan
Posyandu Posyandu 3. Dokumentasi
4. Melaporkan kepada 4. Laporan
pimpinan laporan. kegiatan

C. Penjelasan Capaian Aktualisasi

Pada bagian ini dibahas aktualisasi nilai-nilai dasar ASN (Aparatur Sipil
Negara) terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan di tempat tugas yakni di
Kelurahan Watumotobe Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kapontori Kecamatan
Kapontori Kabupaten Buton. Ada 6 rancangan kegiatan yang direncanakan untuk
dilaksanakan pada aktualisasi nilai-nilai dasar ASN yang berdasarkan pada ANEKA
(akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi).
Keenam kegiatan tersebut terlaksana sesuai dengan yang telah direncanakan. Keenam
kegiatan yang telah dirancang dan terlakasana tersebut diuraikan sebagai berikut ini.

Kegiatan 1 : Konsultasi Kepada Pimpinan


Tabel : Penjelasan Capaian Aktualisasi Kegiatan 1
Tanggal Pelaksanaan kegiatan 16 Maret 2020

Bukti Fisik 1. Konsep rancangan aktualisasi


2. Surat persetujuan dari Pimpinan
3. Catatan masukan dari atasan
4. Foto Kegiatan
Output kegiatan • Adanya konsep rancangan aktualisasi
• Tersampainya konsep kegiatan yang
akan dilakukan
• Tercatatnya petunjuk dan arahan dari
pimpinan.
• Adanya persetejuan dari pimpinan
Tahapan Kegiatan 1. Menyiapkan konsep rancangan yang
akan di lakukan.
2. Menyampaikan konsep kegiatan yang
akan di lakukan.
3. Mencatat petunjuk dan arahan dari
Pimpinan
4. Meminta persetujuan atasan

Deskripsi Kegiatan 1.
Tahapan Kegiatan 1. (Menyiapkan konsep rancangan yang akan di
lakukan) Uraian Tahapan Kegiatan

Akuntabilitas : Dalam menyiapkan konsep rancangan kegiatan harus dengan


tujuan yang jelas sehingga maksud dan tujuan dari rancangan
tersebut dapat di mengerti.
Nasionalisme : Dalam menyiapkan konsep rancangan penulis harus percaya
diri sehingga kegiatan sesuai dengan tahapan tahapan yang
telah di buat.
Etika Publik : Penulis menyiapkan konsep rancangan aktualisasi dengan jujur.
Komitmen Mutu : penulis Menyiapkan konsep rancangan kegiatan agar
menjamin mutu dan efektifitas kegiatan.

Anti Korupsi : penulis Menyiapkan konsep rancangan kegiatan tanpa


mengurangi tahapan-tahapan yang telah dibuat.

Tahapan Kegiatan 2. (Menyampaikan konsep kegiatan yang akan di


lakukan)
Uraian Tahapan Kegiatan
Akuntabilitas : Dalam menyampaikan konsep kegiatan harus dengan
tujuan yang jelas agar atasan dapat mengerti maksud
dan tujuan dari rancangan tersebut.
Nasionalisme : Sehingga apa yang akan disampaikan dalam konsep
pelaksanaan kegiatan penulis bisa berlaku adil tanpa
mengurangi tahapan kegiatan yang telah dibuat
Etika Publik : Dalam menyampaikan konsep kegiatan penulis harus bersikap
ramah dan sopan.
Komitmen Mutu : Penulis menyampaikan konsep kegiatan secar langsung
agar komunikasi efektif.
Anti Korupsi : Dalam menyampaikan konsep kegiatan penulis harus
menerapkan nilai-nilai ke jujuran.

Tahapan Kegiatan 3. (Mencatat petunjuk dan arahan dari pimpinan )


Uraian Tahapan Kegiatan
Akuntabilitas : Hasil arahan dari pimpinan dicatat agar dapat memberikan
kejelesan dari apa yang disampaikan dan bisa
dipertanggungjawabkan dalam bentuk tulisan.
Nasionalisme : Dalam setiap pengambilan keputusan pimpinan dan
konsultasi harus tercatat dengan baik agar menjadi
transparan.
Etika Publik : Mencatat arahan dari pimpinan bahwa kita menghargai
pimpinan dan ramah dalam menerima masukan.
Komitmen Mutu : penulis mencatat petunjuk dan arahan dari pimpinan
dengan efektif dan efektif.
Anti Korupsi :Mencatat petunjuk dan arahan merupakan bentuk
transparansi,serta jujur dalam penyampaian informasi.

Tahapan Kegiatan 4. (meminta persetujuan dari pimpinan)


Uraian Tahapan Kegiatan
Akuntabilitas : penulis meminta persetujuan atasan dengan jelas sehingga
penulis mengerti apa yang menjadi saran dari atasan .
Nasionalisme : penulis meminta persetujuan atasan menggunakan bahasa
yang dapat dimengerti dan saling menghargai pendapat
sehingga ada kejelasan arahan dari atasan.
Etika Publik : penulis meminta persetujuan menggunakan sikap yang ramah
dan sopan sehingga terjalin kenyamanan.
Komitmen Mutu : penulis meminta persetujuan secara langsung sehingga
komunikasi efektif.
Anti Korupsi : penulis Meminta persetujuan dengan mandiri sehingga tidak
terjadi perbedaan persepsi antara atasan dengan penulis.

Analisis Dampak Positif Kegiatan 1 :


Dengan melakukan konsultasi kepada pimpinan membuat kegiatan
yang akan kita lakukan mendapat dukungan langsung dari pimpinan
sehingga penulis lebih maksimal dalam pelaksanaan kegiatan

Analisis Dampak Negatif Kegiatan 1 :


Jika tidak ada izin dari pimpinan kita sulit untuk mengembangkan
kegiatan dan pimpinan menganggap bahwa kita tidak berlaku sopan
terhadap pimpinan.
Keterkaitan Kegiatan terhadap • Konsultasi kepada pimpinan sesuai
visi dan misi organisasi dengan visi organisasi yaitu memberikan
pelayanan yang berkualitas bagi
masyarakat.
• Konsultasi kepada pimpinan sesuai
dengan misi organisasi yaitu
merumuskan kebijakan dan
pemantapan manajemen untuk
meningkatkan kinerja pelayanan
kesehatan.
Penguatan nilai organisasi • Konsultasi kepada atasan merupakan
nilai organisasi yaitu kerja sama, ramah,
dan santun.
Keterkaitan dengan peran dan Berkonsultasi dengan pimpinan merupakan
Kedudukan ASN bagian dari manajemen ASN dan Whole Of
Government

Dukungan bukti kegiatan :

Dokumentasi Tahapan Kegiatan 1

Gambar 1. Menyiapkan konsep rancangan Gambar 2. Konsep rancangan aktualisasi


aktualisasi

Dokumentasi Tahapan Kegiatan 2

Gambar 3 : Menyampaikan konsep kegiatan aktualisasi

Dokumentasi Tahapan Kegiatan 3


Gambar 4. Mencatat petunjuk dan arahan dari
pimpinan

Gambar 5. Catatan Masukan Dari Atasan


Dokumentasi Tahapan Kegiatan 4

Gambar 6. Meminta persetujuan atasan

Gambar 7. Surat persetujuan

Kegiatan 2 : Mengadakan rapat tenaga petugas gizi (TPG)


Tabel : Penjelasan Capaian Aktualisasi Kegiatan 2
Tanggal Pelaksanaan kegiatan 7-8 Mei 2020

Bukti Fisik 1. Surat


2. Daftar hadir
3. Dokumentasi kegiatan
Output kegiatan • Tersedianya undangan pertemun.
• Tersedianya ruang pertemuan.
• Tujuan tersampaikan.
Tahapan Kegiatan 1. Membuat undangan pertemuan TPG.
2. Menyiapkan ruang pertemuan.
3. Menyampaikan tujuan pertemuan.
Deskripsi Kegiatan 2.
Tahapan Kegiatan 2. (Membuat undangan pertemuan TPG )
Uraian Tahapan Kegiatan
Akuntabilitas : penulis membuat undangan dengan tujuan jelas
sehingga tenaga petugas gizi ( TPG ) paham dengan
isi surat.
Nasionalisme : penulis membuat undangan dengan menggunakan
bahasa yang baik dan benar sehingga kader mudah
memahami isi surat
Etika Publik : penulis membuat undangan dengan sikap jujur sehingga
isi surat sesuai dengan tujuan pertemuan
Komitmen Mutu: penulis membuat undangan dengan cermat dan
teliti sehingga tidak terjadi kesalahan penulisan dalam
undangan
Anti Korupsi : Dalam membuat undanagn penulis harus bertanggung
jawab terhadap jadwal kegiatan yang telah di buat

Tahapan Kegiatan 2. (Menyiapkan ruang pertemuan)


Uraian Tahapan Kegiatan
Akuntabilitas : penulis menyiapkan ruang pertemuan dengan penuh
tanggung jawab sehingga tercipta kenyamanan dalam
pelaksanaan rapat
Nasionalisme : penulis menyiapkan ruangan pertemuan dengan
transparan sehingga tidak menimbulkan kecurigaan
terhadap kegiatan yang dilakukan
Etika Publik : penulis menyiapkan ruangan pertemuan dengan sikap
ramah dan sopan sehingga tidak menggangu pegawai
yang lain.
Komitmen Mutu : penulis menyiapkan ruang pertemuan dengan
efektif agar kegiatan berjalan dengan lancar.
Anti Korupsi : penulis menyiapkan ruang pertemuan dengan kerja
keras sehingga tercipta ruang pertemuan yang nyaman.

Tahapan Kegiatan 3. (Menyampaikan tujuan pertemuan)


Uraian Tahapan Kegiatan
Akuntabilitas : penulis menyampaikan tujuan pertemuan dengan
jelas sehingga tenaga petugas gizi mengerti maksud
dan tujuan rapat.
Nasionalisme : penulis menyampaikan tujuan pertemuan dengan
penuh percaya diri.
Etika Publik : penulis menyampaikan tujuan pertemuan dengan sikap
ramah dan sopan sehingga tidak menggangu
kenyamanan tenaga petugas gizi yang hadir dalam
rapat.
Komitmen Mutu : penulis menyampaikan tujuan pertemuan dengan
efisien sehingga kegiatan berjalan dengan efektif
Anti Korupsi : penulis menyampaikan tujuan pertemuan dengan jujur
sehingga apa yang disampaikan sesuai dengan
rancangan kegiatan.

Analisis Dampak Positif Kegiatan 2 :


Dengan mengadakan rapat akan terjalin kerjasama dengan
tenaga petugas gizi sehingga memudahkan dalam pelaksanaan
kegiatan.

Analisis Dampak Negatif Kegiatan 2 :


Jika tidak dilaksanakan kegiatan rapat TPG maka tenaga petugas
gizi tidak mengerti dengan maksud dan tujuan dari pertemuan
sehingga tidak adanya kejelasan dan di khawatirkaan tidak akan
terjalin kerja sama denga tenaga petugas gizi yang lain.
Keterkaitan Kegiatan terhadap • Mengadakan rapat TPG sesuai dengan
visi dan misi organisasi visi organisasi yaitu memberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas
bagi masyarakat
• Mengadakan rapat TPG sesuai dengan
misi organisasi yaitu merumuskan
kebijakan dan pemantapan
manajemen untuk meningkatkan
kinerja pelayanan kesehatan.
Penguatan nilai organisasi • Mengadakan rapat TPG merupakan nilai
organisasi yaitu kerja sama, ramah dan
santun
Keterkaitan dengan peran dan Mengadakan rapat tenaga gizi merupakan
Kedudukan ASN penulis menerapkan Whole Of Government

Dukungan bukti kegiatan :

Dokumentasi Tahapan Kegiatan 1

Gambar 8. Membuat undangan rapat


pertemuan
TPG
Gambar 9. Tersedianya undangan
pertemuan TPG

Dokumentasi Tahapan Kegiatan 2

Gambar 10 : Menyiapkan ruang pertemuan TPG


Dokumentasi Tahapan Kegiatan 3
Gambar 11. Menyampaikan tujuan
Gambar 10. Daftar Hadir TPG pertemuan TPG

Kegiatan 3 : Menyiapkan waktu dan tempat pelaksanaan penyegaran kader.


Tabel 8 : Penjelasan Capaian Aktualisasi Kegiatan 3
Tanggal Pelaksanaan kegiatan 11-12 Mei 2020

Bukti Fisik 1. dokumentasi kegiatan


2. Surat undangan
Output kegiatan • Terlaksananya rencana waktu dan lokasi
kegiatan
• Terlaksananya peninjauan lokasi
kegiatan
• Terpilihnya penetapan lokasi penyegaran
kader
• Tersedianya undangan pertemuan
Tahapan Kegiatan 1. Merencanakan waktu dan lokasi
pelaksanaan penyegaran kader.
2. Meninjau lokasi pelaksanaan penyegaran
kader.
3. Menetapkan lokasi pelaksanaan
penyegaran kader
4. Membuat undangan pelaksanaan
penyegaran kader.
Deskripsi Kegiatan 3.
Tahapan Kegiatan 1.( Merencanakan waktu dan lokasi pelaksanaan
penyegaran kader)
Uraian Tahapan Kegiatan
Akuntabilitas : penulis merencanakan waktu daan lokasi penyegaran
kader dengan jelas sehingga pelaksanaan
penyegaraan kader jelas
Nasionalisme : penulis merencanakan waktu penyegaran kader
dengan mengutamakan kepentingan kader diatas
kepentingan diri pribadi
Etika Publik : penulis merencanakan waktu dengan etika yang baik
sehingga tidak menimbulkan ketidak nyamanan
terhadap pegawai lain
Komitmen Mutu : penulis merencanakan waktu dan lokasi penyegaran
kader dengan efektif dan efisien
Anti Korupsi : Saya merencanakan waktu dan lokasi dengan mandiri

Tahapan Kegiatan 2. (Meninjau lokasi pelaksanaan penyegaran kader)


Uraian Tahapan Kegiatan
Akuntabilitas : penulis dan tim TPG meninjau lokasi penyegaran kader
dengan kerja keras sehingga ada kejelasan dalam
peninjauan loaksi
Nasionalisme : penulis dan tim TPG meninjau lokasi dengan kerja sama
menggunakan bahasa yang baik dan saling menghargai
pendapat sehingga peninjauan lokasi terlaksana dengan
baik
Etika Publik : penulis dan tim TPG meninjau lokasi dengan etika yang
baik sehingga tidak menimbulkan ketidak nyamanan
terhadap sesama tim
Komitmen Mutu : penulis dan tim TPG meninjau lokasi penyegaran kader
sehingga lokasi yang dipilih efektif
Anti Korupsi : penulis dan tim TPG meninjau lokasi dengan kerja keras
sehingga dapat menentukan lokasi yang efektif

Tahapan Kegiatan 3. (Menetapkan lokasi pelaksanaan penyegaran kader )


Uraian Tahapan Kegiatan
Akuntabilitas : penulis dan tim TPG menetapkan lokasi penyegaran
kader dengan jelas sehingga memudahkan dalam
pembuatan undangan pertemuan
Nasionalisme : penulis dan tim TPG menetapkan lokasi dengan kerja
sama menggunakan bahasa yang baik dan saling
menghargai pendapat sehingga penetapan lokasi
terlaksana dengan baik
Etika Publik : penulis dan tim TPG menetapkan lokasi dengan etika
yang baik sehingga tidak menimbulkan ketidak
nyamanan terhadap sesama tim
Komitmen Mutu : penulis dan tim TPG menetapkan lokasi
penyegaran kader dengan afektif dalam hal ini mudah
untuk di jangkau
Anti Korupsi : penulis dan tim TPG menetapkan lokasi dengan penuh
tanggung jawab

Tahapan Kegiatan 4.(Membuat undangan pelaksanaan penyegaran kader )


Uraian Tahapan Kegiatan
Akuntabilitas : penulis membuat undangan dengan tujuan jelas
sehingga kader paham dengan isi surat.
Nasionalisme : penulis membuat undangan dengan menggunakan
bahasa yang baik dan benar sehingga kader mudah
memahami isi surat
Etika Publik : penulis membuat undangan dengan sikap jujur
sehingga isi surat sesuai dengan tujuan pertemuan
Komitmen Mutu: penulis membuat undangan dengan cermat dan
teliti sehingga tidak terjadi kesalahan penulisan dalam
undangan
Anti Korupsi : Dalam membuat undanagn penulis harus bertanggung
jawab terhadap jadwal kegiatan yang telah di buat

Analisis Dampak Positif Kegiatan 3 :


Dengan merencanakan waktu dan lokasi penyegaran kader kegiatan
penyegaran kader jelas sehingga terlaksana sesuai dengan jadwal yang telah
di tentukan.

Analisis Dampak Negatif Kegiatan 3 :


Jika merencanakan waktu dan lokasi tidak dilaksanakan dalam
kegiatan penyegaran kader maka pelaksanaan penyegaran kader
tidak jelas sehingga di khawatirkan tidak ada kader yang hadir pada
saat pelaksanaan penyegaran kader.
Keterkaitan Kegiatan terhadap •Menyiapkan waktu dan tempat
visi dan misi organisasi pelaksanaan penyegaraan kader sesuai
dengan visi organisasi yaitu
memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas bagi masyarakat
• Menyiapkan waktu dan tempat
pelaksanaan penyegaraan kader sesuai
dengan misi organisasi yaitu
merumuskan kebijakan dan
pemantapan manajemen untuk
meningkatkan kinerja pelayanan
kesehatan
Penguatan nilai organisasi • meninjau lokasi penyegaran kader
merupakan nilai organisasi yaitu
Tanggung Jawab

Keterkaitan dengan peran dan Menyiapkan waktu dan tempat pelaksanaan


Kedudukan ASN penyegaran kader keterkaitan dengan peran
dan kedudukan ASN Pelayanan public dan
Whole of Govemnet.
Dukungan Bukti Kegiatan
Dokumentasi Tahapan Kegiatan 1

Gambar 12 : Merencanakan waktu penyegaran kader

Dokumentasi Tahapan Kegiatan 2

Gambar 13 : Meninjau lokasi penyegaran kader

Dokumentasi Tahapan Kegiatan 3


Gambar 14 : Menetapkan lokasi penyegaran kader

Dokumentasi Tahapan Kegiatan 4

Gambar 16. Tersedianya undangan pertemuan


Gambar 15. Membuat undangan rapat penyegaran kader.
penyegaran kader

Kegiatan 4 : Menyiapkan materi penyegaran kader


Tabel 9 : Penjelasan Capaian Aktualisasi Kegiatan 4
Tanggal Pelaksanaan kegiatan 13 Mei 2020
Bukti Fisik 1. buku panduan kader posyandu
2. Materi penyegaran kader.
3. Dokumentasi kegiatan.
Output kegiatan • Terlaksananya pengumpulan materi
terkait tugas dan fungsi kader
• Terpilihnya materi penyegaran kader
• Tersusunnya materi penyegaran kader
Tahapan Kegiatan 1. Mengumpulkan materi terkait tugas dan fungsi
kader
2. Memilih materi penyegaran kader
3. Menyusun materi terkait tugas dan fungsi kader.
Deskripsi Kegiatan 4.
Tahapan Kegiatan 1. (Mengumpulkan materi terkait tugas dan fungsi
kader) Uraian Tahapan Kegiatan
Akuntabilitas : penulis mengumpulkan materi penyegaran kader
dengan penuh tanggung jawab
Nasionalisme : penulis mengumpulkan materi dengan transparan
sehingga tidak menimbulkan kecurigaan terhadap
tindakan saya
Etika Publik : penulis mengumpulkan materi dengan sikap yang
ramah dan sopan sehingga tidak mengganggu
kenyamanan pegawai yang lain
Komitmen Mutu : penulis mengumpulkan materi dengan berorientasi
mutu sehingga pengumpulan materi jelas sesuai
dengan tujuan yaitu materi penyegaran kader
Anti Korupsi : penulis mengumpulkan materi dengan dengan mandiri
sehingga materi yang dikumpulkan jelas

Tahapan Kegiatan 2. (Memilih Materi penyegaran kader)


Uraian Tahapan Kegiatan
Akuntabilitas : penulis memilih materi penyegaran kader dengan
penuh tanggung jawab sehingga materi yang dipilih
jelas
Nasionalisme : penulis memilih materi dengan transparan sehingga
tidak menimbulkan kecurigaan terhadap tindakan saya
Etika Publik : penulis memilih materi dengan sikap yang ramah dan
sopan sehingga tidak mengganggu kenyamanan
pegawai yang lain
Komitmen Mutu : penulis memilih materi dengan berorientasi mutu
sehingga pemilihan materi jelas sesuai dengan tujuan
yaitu materi penyegaran kader
Anti Korupsi : penulis memilih materi dengan dengan mandiri sehingga
materi yang dikumpulkan jelas

Tahapan Kegiatan 3. (Menyusun materi penyegaran kader)


Uraian Tahapan Kegiatan
Akuntabilitas : penulis menyusun materi penyegaran kader dengan jelas agar
kader mengerti dengan materi tersebut.
Nasionalisme : dalam menyusun materi penyegaran kader penulis
bermusyawarah dengan tenaga petugas gizi agar materi
penyegaran kader dapat terselesaikn.
Etika Publik : penulis menyusun materi dengan dengan cermat sehingga
materi tersebut dapat di mengerti oleh kader
Komitmen Mutu: penulis menyusun materi penyegaran kader dengan efisien.
Anti Korupsi : penulis menyusun materi penyegaran kader dengan kerja keras
agar kegiatan berjalan dengan lancar.
Analisis Dampak positif Kegiatan
Perlu adanya penyusun materi penyegaran kader agar aktulisasi dapat
berjalan dengan baik.
Analisis Dampak Negatif Kegiatan 4:
Jika menyiapkan materi penyegaran kader tidak dilaksanakan maka di
khawatirkan materi yang akan disusun tidak sesuai dengan tujuan
penyegaran kader sehingga kegiatan aktualisasi tidak akan berjalan
dengan baik
Keterkaitan Kegiatan terhadap • Menyiapkan materi penyegaraan kader sesuai
visi dan misi organisasi dengan vis organisasi yaitu memberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi
masyarakat.
• Menyiapkan materi penyegaraan kader sesuai
dengan misi organisasi yaitu meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui
pemberdayaan masyarakat.

Menyiapkan materi penyegaran kader merupakan


Penguatan nilai organisasi nilai organisasi yaitu Tanggung
Jawab dan profesionalisme

Keterkaitan dengan peran dan Menyiapkan materi penyegaran kader keterkaitan


Kedudukan ASN dengan peran dan kedudukan ASN Pelayanan public
dan Whole of Govemnet.

Dukungan Bukti Kegiatan


Dokumentasi Tahapan Kegiatan 1
Gambar 17. Mengumpulkan mteri penyegaran kader
Gambar 18. Buku panduan kader posyandu

Dokumentasi Tahapan Kegiatan 2

Gambar 19 : Memilih materi penyegaran kader

Dokumentasi Tahapan Kegiatan 3

Gambar 20 : Menyususn materi penyegaran kader

Kegiatan 5: Melaksanakan penyegaran kader


Tabel 8 : Penjelasan Capaian Aktualisasi Kegiatan 5
Tanggal Pelaksanaan kegiatan 15 mei 2020

Bukti Fisik 1. Hasil Pre Test


2. Dokumentasi
3. Daftar Hadir kader
4. Materi penyegaran kader
Output kegiatan • Terlaksananya persiapan materi
penyegaran kader.
• Terlaksananya Pre test pada Kader
• Terlaksananya Kegiatan penyegaran kader
posyandu.
Tahapan Kegiatan 1. persiapan materi penyegaran kader
2. Melakukan Pre test kepada kader
3. Memberikan materi kepada kader
Deskripsi Kegiatan 5
Tahapan Kegiatan 1.( Persiapan materi penyegran kader)
Uraian Tahapan Kegiatan
Akuntabilitas : penulis melakukan persiapan materi penyegaran kader
sebelum pelaksanaan penyegaran kader agar ada
kejelasan materi.
Nasionalisme : penulis melakukan persiapan materi dengan transparan
sehingga tidak menimbulkan kecurigaan terhadap
tindakan saya
Etika Publik : penulis melakukan persiapan materi dengan sikap yang
ramah dan sopan sehingga tidak mengganggu
kenyamanan pegawai yang lain
Komitmen Mutu : penulis melakukan persiapan materi dengan efektif

Anti Korupsi : Saya melakukan persiapan materi dengan dengan


mandiri sehingga materi yang disiapkan jelas

Tahapan Kegiatan 2. (Melakukan Pre test kepada kader)


Uraian Tahapan Kegiatan
Akuntabilitas : kader mengikuti proses pelaksanaan pre test harus disiplin
dan tanggung jawab tarhadap hasil pekerjaanya masing-
masing serta panitia membuat materi pre test harus
konsisten pada materi yang telah ditentukan.
Nasionalisme : Hasil pre test diumumkan secara transparan kepada seluruh
kader/peserta yang mengikuti kegiatan tersebut.
Etika Publik : dalam pelaksanaan pre tes baik paniti a maupun peserta saling
menghormati satu sama lain serta panitia ramah kepada
kader/peserta yang mengikuti pre test .
Komitmen Mutu : kader/peserta kegiatan secara cermat mengerjakan test
yang diberikan.
Anti Korupsi : pengerjaan dan pengumuman hasil tes disampaikan secara
jujur dan adil.
Tahapan Kegiatan 3. (Memberikan materi kepada kader )
Uraian Tahapan Kegiatan
Akuntabilitas : materi yang disampaikan oleh panitia kegiatan memiliki
tujuan, kejelasan target dan dapat dipertanggungjawabkan.
Nasionalisme : pemberian materi disampaikan kepada seluruh kader secara
adil tanpa mendiskriminatif atau membeda-bedakan kader
agar materi yang disampaikan dapat diperoleh oleh kader
tersalurkan dengan baik dan secara merata.
Etika Publik : pemateri menyampaikan materi secara sopan dan sesui dengan
norma yang berlaku dalam masyarakat sekitar.
Komitmen Mutu : penyampaian materi dikemas secara kreatif dan inovatif
agar peserta/kader dapat mengerti dengan mudah.
Anti Korupsi : materi yang dibuat tidak berdasarkan pada kemauan sendiri
melainkan bersumber pada aturan-aturan tujuan pencapaian
kegiatan.
Analisis Dampak Positif Kegiatan 1 :
Dengan merencanakan kegiatan penyegaran kader pelaksanaan
kegiatan dapat berjalan dengan efektif, inovatif dan,sistematis tentu juga
dapat mengurangi kesalahan dan kurangnya mutu kegiatan serta bahan
dapat disiapkan jauh sebelum kegiatan.
Analisis Dampak Negatif Kegiatan 5 :
Jika tidak direncanakan maka pelaksanaan kegiatan tentu tidak akan
berjalan sistematis dan mutu kegiatan akan berkurang,
Keterkaitan Kegiatan terhadap • Melaksanakan penyegaraan kader sesuai dengan
visi dan misi organisasi visi organisasi yaitu memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat
• Melaksanakan penyegaraan kader sesuai dengan
misi organisasi yaitu meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat

Penguatan nilai organisasi • Melaksanakan penyegaran kader merupakan


nilai organisasi yaitu Tanggung Jawab ,
profesionalisme dan kerja sama

Keterkaitan dengan peran dan Penulis melakukan kegiatan penyegaran kader


Kedudukan ASN keterkaitan dengan peran dan kedudukan ASN
Pelayanan public dan Whole of Govemnet.

Dukungan Bukti Kegiatan


Dokumentasi Tahapan Kegiatan 1
Gambar 20. Materi penyegaran kader
Gambar 19. Persiapan mteri penyegaran kader

Dokumentasi Tahapan Kegiatan 2

Gambar 22. Hasil pre test penyegaran kader


Gambar 21. Daftar hadir penyegaran kader

Dokumentasi Tahapan Kegiatan 3


Gambar 23. Kegiatan penyegaran kader.

Kegiatan 6: Melakukan evaluasi pada kader dalam memberikan pelayanan posyandu


Tabel 8 : Penjelasan Capaian Aktualisasi Kegiatan 6
Tanggal Pelaksanaan kegiatan 16-18 mei 2020

Bukti Fisik 1. Hasil post test


2. Rekap Hasil Pre test dan Post test
3. Dokumentasi
4. Laporan kegiatan
Output kegiatan • Terlaksanannya Post Test
• Adanya Rekap Hasil Pre test dan post test
• Terlaksanannya Pelayanan posyandu
• Adanya Laporan kegiatan kepada
Pimpinan
Tahapan Kegiatan 1. Melakukan Post test
2. Merekapitulasi Hasil Pre test dan Post test
3. Monitoring pelaksanaan posyandu.
4. Melaporkan kepada pimpinan laporan
kegiatan.

Deskripsi Kegiatan 4.
Tahapan Kegiatan 1. (Melakukan Post test)
Uraian Tahapan Kegiatan
Akuntabilitas : kader mengikuti proses pelaksanaan post test harus disiplin
dan tanggung jawab tarhadap hasil pekerjaanya masing-
masing serta panitia membuat materi post test harus
konsisten pada pre test dan materi yang telah disampaikan
dalam kegiatan pelatihan.
Nasionalisme : Hasil post test diumumkan secara transparan kepada seluruh
kader/peserta yang mengikuti kegiatan pelatian Posyandu.
Etika Publik : Dalam pelaksanaan post test, baik panitia maupun peserta
saling menghormati satu sama lain serta panitia ramah
kepada kader/peserta yang mengikuti post test.
Komitmen Mutu :Kader/peserta kegiatan Posyandu secara cermat
mengerjakan post test yang diberikan.

Anti Korupsi : Pengerjaan dan pengumuman hasil tes disampaikan secara


jujur dan adil.
Tahapan Kegiatan 2. (Merekapitulasi Hasil Pre test dan Post test)
Uraian Tahapan Kegiatan
Akuntabilitas : Panitia bertangguang jawab merakapitulasi hasil pre test dan
post test, yaitu panitia melakukan perbandingan terhadap
hasil pre test dan post test yang diberikan kepada kader.
Nasionalisme : Hasil rekapitulasi disampaikan kepada kader secara
transparan dan tidak bertindak mencurangi hasil tes yang
dapat menguntungkan sebagian pihak saja.
Etika Publik : Memberikan penjelasan secara jelas dan sopan kepada kader
jika ada kader yang bertanya atau kurang puas dengan hasil
rekapitusi pre test dan post test.
Komitmen Mutu : menyusun hasil rekapitulasi pre test dan post test secara
cermat dan benar.
Anti Korupsi : menyampaikan hasil rekapitulasi pre test dan post test secara
jujur dan adil seta dapat diterima oleh semua pihak yang baik
kader ataupun panitia penyelenggara kegiatan Posyandu.
Tahapan Kegiatan 3. (Monitoring pelaksanaan )
Uraian Tahapan Kegiatan
Akuntabilitas : dalam melakukan kegiatan Posyandu, kader konsisten dengan
apa yang telah mereka dapatkan sewaktu mengikuti
kegiatan penyegaran kader.
Nasionalisme : dalam melakukan monitoring, penyelenggara kegiatan tidak
bertindak diskriminatif kepada kader serta penyelenggara
kegiatan menghormati hasil kerja kader jika sudah
melakukan pelayanan dengan baik.
Etika Publik : memberikan terguran dan arahan secara sopan dan santun
kepada kader jika kader tidak melakukan pelayanan sesuai
dengan anjuran yang telah ditentukan oleh penyelenggara
kegiatan yang tentunya anjuran tersebut bersumber dari
sistematika penyelengaraan kegiatan Posyandu.
Komitmen Mutu : Penyelenggara kegiatan memonitoring kader secara
cermat agar kegiatan Posyandu dapat terlaksana sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
Anti Korupsi : Penyelenggara melakukan kegiatan monitoring pelaksanaan
posyandu secara mandiri.
Tahapan Kegiatan 4. (Melaporkan kepada pimpinan laporan kegiatan)
Uraian Tahapan Kegiatan
Akuntabilitas : Laporan akhir hasil kegiatan dapat dipertanggungjawabkan
oleh penyelenggara kegiatan dan hasil pelaksanaan kegiatan
telah konsisten dengan apa yang telah direncanakan.
Nasionalisme : Menghormati hasil putusan atasan terhadap laporan
kegiatan yang disampaikan/diberikan.
Etika Publik : Memberikan laporan kegiatan kepada pimpinan secara sopan
dan santun.
Komitmen Mutu : laporan yang diberikan kepada pimpinan disusun dan
dperiksa oleh penyelenggara kegiatan secara cermat.
Anti Korupsi : laporan yang diberikan kepada pimpinan disusun secara
mandiri dan dalam penyusunanya telah sesuai dengan apa
yang telah dilakukan oleh penyelenggara kegiatan.
Analisis Dampak Positif Kegiatan 6 :
Kader mengetahui bahwa pelaksaan Posyandu dilaksanakan oleh Desa
bukan Puskesmas, namun tenaga puskemas bertindak hanya sebagai
pembina serta Kader dapat mengerti dan memahami tujuan dari kegiatan
Posyandu sehingga pelaksanaanya dapat dilakukan secara maksimal dan
mencapai target yang diingnkan serta setelah mengikuti kegiatan,
diharapkan kader dapat melakukan pelayanan Posyandu sesuai dengan alur
pelayanan menggunakan sistim 5 meja.
Analisis Dampak Negatif Kegiatan 6:
Jika kader tidak mengikuti kegiatan pelatihan Posyandu maka kader
tidak mengetahui sistematika pelaksanaan pelayanan Posyandu sehingga
menyebabkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh kader tidak masuk
dalam kategori yang baik dan pelaksaanya tidak secara maksimal. Kemudian
kader tidak mengetahui proses pelaksanaan posyandu. Hal ini dikarenakan,
sebagaian kader menganggap bahwa Posyandu selama ini hanya dilakukan
oleh puskesmas, padahal nyatanya bahwa Posyandu dilakukan oleh desa
yang bekerja sama/bermitra dengan puskesmas.
Keterkaitan Kegiatan terhadap • Melakukan penilaian evaluasi sesuai dengan visi
visi dan misi organisasi organisasi yaitu memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat
• Melakukan penilaian evaluasi sesuai dengan misi
organisasi yaitu meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat

Penguatan nilai organisasi • Melaksanakan evaluasi merupakan nilai


organisasi yaitu Tanggung Jawab ,
profesionalisme
Keterkaitan dengan peran dan • Penulis melakukan kegiatan evaluasi pada
Kedudukan ASN kader dalam memberikan pelayanan
Posbindu PTM terhadap peran dan
kedudukan ASN yaitu Pelayanan Publik
dan whole of government

Dukungan Bukti Kegiatan


Dokumentasi Tahapan Kegiatan 1

Gambar 24: Hasil Post test

Dokumentasi Tahapan Kegiatan 2


Gambar 25 :Rekapitulasi hasil Post test

Dokumentasi Tahapan Kegiatan 3

Gambar 26. Kegiatan monitoring pelayanan posyandu

Dokumentasi Tahapan Kegiatan 4

Gambar 27 : melapor kepada pimpinan


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nilai – nilai dasar profesi ASN merupakan nilai-nilai yang harus diterapkan
peserta diklat pada saat melaksanakan kegiatan aktualisasi. Nilai- nilai dasar
profesi PNS adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi, yang disingkat ANEKA.
Implementasi aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar profesi ASN
( Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi ) dalam
penerapanya pada kegiatan yang peserta buat yakni Meningkatkan Kunjungan
Posyandu Melalui Pemberdayaan Kader di kelurahan watumotobe Wilayah Kerja
Puskesmas Kapontori dapat terealisasi
Dengan terlaksananya kegiatan aktualisasi ini maka isu yang di angkat
terkait kurang maksimalnya pemberdayaan kader posyandu dalam meningkatkan
kunjungan posyandu di kelurahan watumotobe dapat terpecahkan
Pengaktualisasian nilai-nilai ANEKA serta peran ASN mampu memberikan
dampak positif kepada peserta untuk lebih professional dan berdedikasi dalam
proses melaksanakan setiap tugas dan kewajiban sebagai abdi Negara.

B. Saran
Internalisasi nilai dasar profesi ASN ( Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
public, Komitmen Mutu, Anti Korupsi ) serta nilai-nilai kedudukan dan peran ASN (
Manajemen ASN, Pelayanan public dan Whole Of Government ) senantiasa
ditingkatkan sehingga dapat mewujudkan pelayanan public secara
profesionalisme yang dapat memberikan kepuasan terhadap masyarakat dalam
memperoleh pelayanan

C. Rencana Tindak Lanjut


Setelah Pelaksanaan Aktualisasi “Meningkatkan Kunjungan Posyandu
Melalui Pemberdayaan Kader di Kelurahan Watumotobe Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Kapontori ” Maka rencana tindak lanjut yang akan dilakukan yaitu :
1. Perlu adanya monitoring dan evaluasi terhadap apa yang telah
dilaksanakan pada kegiatan aktualisasi ini, agar kedepannya kader mampu
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pengelola posyandu dalam
meningkatkan kunjungan posyandu
2. Adanya Peran aktif dari setiap petugas gizi terhadap peran kader dalam
mengelola posyandu demi meningkatkan kunjungan posyandu
DAFTAR
PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2015.Anti Korupsi : Modul Diklat Prajabatan


Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas : Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik : Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015.Nasionalisme : Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Matriks Habituasi

KEGIATAN I KEGIATAN II KEGIATAN III KEGIATAN IV KEGIATAN V KEGIATAN VI


Nilai Dasar Indikator Nilai
I II III IV I II III I II III IV I II III I II III I II III IV
Tujuan jelas
Akuntabilitas Jujur
Transparan
Tanggung jawab
Jujur
Percaya Diri
Nasionalisme
Bahasa yang baik
Adil
Ramah
Etika Publik Sopan
Hormat
Teliti
Efektif
komitmen Mutu
Efisien
Orientasi Mutu
Tanggung jawab
Jujur
Anti Korupsi Mandiri
Kerja Keras

76
Matriks Visi Misi Dan Tata Nilai Organisasi

Kegiatan I. Kegiatan II. Kegiatan III. Kegiatan IV. Kegiatan V Kegiatan VI


Konsultasi Mengadakan Menyiapkan Menyiaapkan Melaksanakan Evaluasi
Keterkaitan Terhadap Visi dan Misi dan Tata Nilai Organisasi kepada rapat TPG waktu dan materi penyegaran
atasan tempat penyegaran kader
penyegaran kader
Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Yang
Visi
Berkualitas bagi masyarakat
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
melalui pemberdayaan masyarakat.
Memberikan pelayanan kesehatan yang
optimal, promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitative
Melakukan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Misi
yang paripurna, merata dan bermutu.
Merumuskan kebijakan dan memantapkan
manajemen untuk meningkatkan kinerja
pelayanan kesehatan di puskesmas
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dan
memenfaatkan tehnologi kesehatan yang tepat
Disiplin
Profesionalisme
Ramah dan santun
Tata Nilai Kerjasama
Organisasi Integritas
Responsif
Tanggung jawab

77
Matriks Visi Misi Dan Tata Nilai Organisasi

Kegiatan I. Kegiatan II. Kegiatan III. Kegiatan IV. Kegiatan V Kegiatan VI


Keterkaitan Dengan Kedudukan Konsultasi Mengadakan rapat Menyiapkan Menyiaapkan Melaksanakan Evaluasi
dan Peran ASN kepada atasan TPG waktu dan tempat materi penyegaran kader
penyegaran kader penyegaran
kader

Manajemen ASN

Pelayanan Publik

Whole Of Government

78
Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Kepala UPTD Puskesmas


Kapontori Penyusun

WA ODE SIMPINA SARIYNTA,


AMG KURIATI MUSIBO, S.Gz
NIP.19760510 200012 2 001 NIP. 19920629 201903 2 019

79
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KAPONTORI
Jalan Poros Baubau-Kamaru No. … Kel. Watumotobe, Kode Pos 93755

SURAT KETERANGAN
Nomor :440/ /2020

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : WA ODE SIMPINA SARIYNTA, AMG
NIP : 19760510 200012 2 001
Pangkat/Gol : Penata TK.I / III d
Jabatan : Kepala Puskesmas Kapontori
Unit Kerja : Puskesmas Kapontori

Memberikan rekomendasi kepada


Nama : KURIATI MUSIBO, S.Gz
Nip : 19920629 201903 2 019
Pangkat / Golongan : Penata Muda, III/a
Jabatan : Nutrisionis Ahli Pertama

Untuk melakukan kegiatan Aktualisasi Habituasi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas


Kapontori Kabupaten Buton yang berjudul ‘’ Meningkatkan Kunjungan Posyandu
Melalui Pemberdayaan Kader Di Kelurahan Watumotobe”

Mataompana, Maret 2020


Kepala Puskesmas Kapontori

WA ODE SIMPINA SARIYNTA, AMG


NIP. 19760510 200012 2 001

80
KARTU KONSULTASI ATASAN PERIHAL RANCANGAN AKTUALISASI YANG
AKAN DILAKUKAN

NAMA : KURIATI MUSIBO,S.Gz


NIP : 19920629 201903 2 019
UNIT KERJA : UPTD PUSKESMAS KAPONTORI
JABATAN : NUTRISIONIS AHLI PERTAMA

ISU GAGASAN PEMECAHAN MASUKAN/SARAN


ISU MENTOR
Kurang Konsultasi ke atasan
Optimalnya
Mengadakan rapat TPG
Pemberdayaan
Kader Dalam ( Kerja sama )
Meningkatkan
Menyiapkan waktu dan tempat
Kunjungan
Posyandu Di pelaksanaan penyegaran kader
Kelurahan
Watumotobe Menyiapkan materi
penyegaran kader
Melaksanakan penyegaran
kader
Evaluasi

Mataompana, Maret 2020


Kepala UPTD Puskesmas Kapontori

WA ODE SIMPINA SARIYNTA, AMG


NIP. 19760510 200012 2 001

81
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KAPONTORI
Jalan Poros Baubau-Kamaru No. … Kel. Watumotobe, Kode Pos 93755

Nomor : 440/ /2020 Kepada


Lampiran : Yth. Tenaga Petugas Gizi
Perihal : Undangan menghadiri Puskesmas Kapontori
Rapat TPG

Sehubungan dengan perihal di atas, saya mengundang bapak/ibu Tenaga Petugas Gizi ( TPG )
Puskesmas Kapontori untuk menghadiri rapat pertemuan yang akan di laksanakan pada :
Hari / Tanggal : Mei 2020
Pukul : 09.30 – selesai
Tempat : Gedung pertemuan Puskesmas Kapontori

Demikian disampaikan, atas kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Mataompana, Mei 2020


Kepala Puskesmas Kapontori

WA ODE SIMPINA SARIYNTA, AMG


NIP. 19760510 200012 2 001

82
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KAPONTORI
Jalan Poros Baubau-Kamaru No. … Kel. Watumotobe, Kode Pos 93755

DAFTAR HADIR
Rapat Dengan Tenaga Petugas Gizi ( TPG )
UPTD Puskesmas Kapontori

NO NAMA JABATAN PARAF

1 SUMIATI TPG

2 SARNIAWATI, Amd.Kep Pendamping Gizi

Mataompana, Mei 2020


Kepala Puskesmas Kapontori

WA ODE SIMPINA SARIYNTA, AMG


NIP. 19760510 200012 2 001

83
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KAPONTORI
Jalan Poros Baubau-Kamaru No. … Kel. Watumotobe, Kode Pos 93755

Nomor : 440/ /2020 Kepada


Lampiran : Yth. Kepala Desa Watumotobe
Perihal : Penyegaran Kader Di-
Posyandu Tempat

Dengan Hormat,
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang di selenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang di bantu oleh petugas kesehatan. Tujuan posyandu adalah untuk
mempercepat penerimaan atau membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS) Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN. Kondisi
saat ini capaian SKDN masih tergolong rendah. Sehubungan dengan hal tersebut kami
bermaksud akan melakukan penyegaran kader posyandu untuk memaksimalkan tugas dan
fungsi kader guna meningkatkan capaian SKDN. Peserta yang hadir disesuaikan dengann
jumlah kader yang ada ( 5 orang ) akan di laksanakan pada :
Hari / Tanggal : Mei 2020
Pukul : 09.30 – selesai
Tempat : Gedung Posyandu Kelurahan Watumotobe

Demikian disampaikan, atas kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Mataompana, Mei 2020


Kepala Puskesmas Kapontori

WA ODE SIMPINA SARIYNTA, AMG


NIP. 19760510 200012 2 001

84
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KAPONTORI
Jalan Poros Baubau-Kamaru No. … Kel. Watumotobe, Kode Pos 93755

DAFTAR HADIR
Pelaksanaan Penyegaran Kader Di Kelurahan Watumotobe

NO NAMA JABATAN PARAF

1 KADER

2 KADER

3. KADER

4. KADER

5. KADER

Mataompana, Mei 2020


Kepala Puskesmas Kapontori

WA ODE SIMPINA SARIYNTA, AMG


NIP. 19760510 200012 2 001

85
REKAPITULASI HASIL NILAI PRE TEST DAN POST TEST

HASIL TEST
NO NAMA KETERANGAN
PRE TEST POST TEST

1 Waode Asliati 70 90 BAIK

2 Eli Yunaida 80 90 BAIK

3 Rafiati 70 80 BAIK

4 Musriati 60 80 BAIK

5 Zulfia 70 90 BAIK

Ket : 81 – 100 = Baik


72 – 80 = Cukup
60 – 70 = Kurang

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kapontori Penyelenggara Kegiatan

WA ODE SIMPINA SARIYNTA, AMG KURIATI MUSIBO, S.Gz


NIP. 19760510 200012 2001 NIP. 19920629 201903 2 019

86

Anda mungkin juga menyukai