Oleh :
KURIATI MUSIBO, S.GZ
NDH : 22
5
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 APuwatuTlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN HASIL AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
Oleh :
KURIATI MUSIBO, S.GZ
NDH :22
6
COACH, MENTOR,
7
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 APuwatuTlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
Oleh :
KURIATI MUSIBO,S.GZ
NDH. 22
8
PENGUJI, COACH, MENTOR,
Mengetahui :
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA,
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
segenap kekuatan, kesehatan, keteguhan dan kesabaran serta semua nikmat tak
terhingga, sehingga penulisan laporan hasil aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Aparatur
Sipil Negara yang berjudul “Meningkatkan kunjungan Posyandu Melalui
Pemberdayaan Kader Di Kelurahan Watumotobe Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Kapontori Kabupaten Buton” selesai pada waktunya, sebagai syarat
Latsar CPNS Golongan III Angkatan LX Lingkup Pemerintah Kabupaten Konawe
Selatan Tahun 2020.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan hasil aktualisasi ini
masih banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan yang disebabkan keterbatasan
penulis baik dari aspek pengetahuan, tenaga maupun materi. Oleh karena itu saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan dari semua pihak demi
kesempurnaan laporan hasil aktualisasi ini. Ucapan terima kasih penulis yang
sedalam- dalamnya kepada Ibu Rosniah,SE selaku Coach serta Ibu WD Simpina
Sariynta, AMG selaku Mentor yang senantiasa membimbing dalam penyusunan
laporan hasil aktualisasi ini. Selain itu juga, ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak, yakni kepada :
1. Allah SWT yang telah menciptakan dan menuntun penulis hingga dapat
menyelesaikan laporan hasi aktualisasi ini;
2. Orang tua dan saudara yang selalu memberi dorongan semangat dan doanya;
3. Ibu Dr. Hj. Nur Endang Abbas, SE.,M.Si selaku Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah memberikan
fasilitas dan arahan selama kegiatan berlangsung;
4. Segenap panitia penyelenggara yang telah memfasilitasi kami dalam
penyelenggaraan Latihan Dasar CPNS ini.
5. Teman-teman peserta Latihan Dasar CPNS dan segala pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian laporan ini.
Dengan segala kerendahan hati penulis persembahkan laporan hasil
aktualisasi ini kepada segenap pembaca. Mudah-mudahan laporan hasil ini dapat
memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam
bidang Pelayanan Kesehatan. Amin.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Teraktualisasinya nilai-nilai konsep dasar (ANEKA) dan kedudukan serta
peran ASN dalam pelaksanaan tugas pokok penulis sebagai Nutritionis
Ahli pertama di fasilitas layanan kesehatan puskesmas kapontori.
2. Tujuan Khusus
Meningkatnya kunjungan balita di posyandu melalui pemberdayaan kader
guna memantau pertumbuhan dan perkembangan balita serta
mendapatkan pelayanan kesehatan lainnya.
C. Manfaat
1. Bagi puskesmas kapontori
a. Memberikan alternatif kegiatan yang mengimplementasikan nilai nilai
dasar aneka dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di UPTD
Puskesmas Kapontori.
b. Meningkatnya kunjungan balita di posyandu melalui pemberdayaan
kader.
2. Bagi masyarakat
Masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sebagai wujud
aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA di pelayanan Puskesmas;
3. bagi peserta latsar
a. Untuk menambahkan pengetahuan dan wawasan khususnya tentang
nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi) serta dapat mengaktualisasikan nilai-nilai
tersebut dalam pekerjaan sehari hari di satuan kerja.
b. Memenuhi tugas pokok dan jabatan nutrisionis dalam memberikaan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
D. Ruang lingkup
Ruang lingkup aktualisasi ini adalah di UPTD Puskesmas
Kapontori Jalan Poros BauBau-Kamaru Kel. Watumotobe Kec.Kapontori
kab.Buton yang menerapkan Nilai Nilai Profesi ASN untuk meningkatkan
kunjungan posyandu melalui pemberdayaan kader.
a. Waktu
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi lapangan (off class) ini di laksanakan
berdasarkan kalender latihan dasar CPNS Golongan III Lingkup Pemerintah
Kabupaten Konawe Selatan yaitu di mulai tanggal 13 Maret – 18 April 2020.
b. Tempat
Lokasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini di laksanakan di Kelurahan
Watumotobe Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kapontori.
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
a. Kedudukan Organisasi
Berdasarkan PERMENKES No 75 Tahun 2014 tentang pusat
kesehatan masyarakat menyatakan bahwa kedudukan puskesmas yaitu:
• Sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama dalam sistem kesehatan
nasional, khususnya subsitem upaya kesehatan.
• Unit Pelaksana Teknin Dinas Kesehatan yang bertanggung jawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
kabupaten/ kota dan;
• Dalam sistem pemerintah daerah memiliki jalur koordinasi
horozontal dengan pelayanan kesehatan primer lainnya.
b. Gambaran Umum
Puskesmas kapontori merupakan puskesmas yang berada di
kecamatan kapontori kabupaten buton provinsi sulawesi renggara. Secara
administrasi puskesmas kapontori merupakan unit pelayanan teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten Buton yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di kecamatan kapontori. Sebagai Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten dan merupakan unit pelaksana tingkat
pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
c. Letak Geografis
wilayah kerja UPTD Puskesmas kapontori berbatasan dengan
Yakni:
• Sebelah Barat berbatasan dengan Hutan Lambusango
• Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Buton
• Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bukit Asri Wilayah Kerja
Tuangila
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Wakalambe Wilayah Kerja
Puskesmas Barangka
d. Administratif
Luas wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kapontori adalah 333
km2.Jarak dari Puskesmas Wilayah Kecamatan Kapontori ke ibukota
Kabupaten adalah ± 100 km. Jumlah desa 4 ( Empat ) dan jumlah
Kelurahan 2 ( Dua ) yang ada di wilayah kerja Puskesmas, sehingga
seluruhnya berjumlah 6 ( Enam ) desa/kelurahan. Sedangkan jumlah
penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kapontori berjumlah
4.136 jiwa dan 1.056 KK
Berikut adalah Peta wilayah Kerja Puskesmas Kapontori yang
terdiri dari 4 desa dan 2 kelurahan:
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja
Ket:
e. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan pada tahun 2019 di Puskesmas Kapontori.
Berjumlah 63 orang ( 29 orang PNS, 26 tenaga PTT Daerah, 7 tenaga
magang sukarela/volunter aktif). Tenaga kesehatan ini yang bertugas di
Puskesmas sebanyak 56 orang dan yang bertugas di desa 7 orang.
Adapun distribusinya adalah sebagai berikut :
Tabel 2
Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan di Fasilitas Kesehatan
Puskesmas Kaapontori Tahun 2019
Status Tupoksi
(PNS/PTT/ (Utama dan Tambahan)
Nama Tenaga PTT
No
Kesehatan Daerah/M Ket.
Utama Tambahan
agang
Sukarela)
1 Wd. Simpina Sariynta, PNS Kepala
AMG Puskesmas
2 PNS Plh. Ka. Subag
Irsyad, AMK Perawat TU, Petugas
SIK.
3 dr. Waode Aslini PNS Dokter
4 dr.Yudi L. Syafi’i CPNS Dokter
5 PNS Programer
drg. Santy Amalia Dokter Gigi
UKGS
6 PNS Prog. TB /
Enos Yon Pirsah, SKM
Perawat Kusta,
7 PNS Prog.Keslin Bendahara
Fatahudin, SKM
g, BOK
8 Sumiati PNS Nutrisionis Programer Gizi
9 PNS Bend.
Operasional,
Suhaida, S.Kep Perawat,
Programer
Kes. kerja.
10 PNS Bides
Sri Muliana, AM. Keb Bidan
Lambusango
11 PNS Programer
Ichrawati, SKM Perawat Malaria /
Filaria, Rabies
12 PNS Programer
Ribkha Hanswati, AMK Perawat
Imunisasi
13 PNS Programer
Sitti Ratna Sasma Andi, PTM,
Perawat
S.Kep. Bendahara
Barang
14 PNS Programer
Kesehatan
Nurhasna, AM.Keb Bikor
Anak &
Remaja
15 PNS Programer
Wd. Sukriati, S.Kep Perawat
Ispa/Diare
16 PNS Programer
Memi Irawana, A.Md.Kep Perawat Survailans,
Bend. Retribusi
17 Kuriati Musibo, S.Gz CPNS Pet. Gizi
18 PNS Perawat
Sartia, AMKG
Gigi Mulut
19 PNS Progrmer
Panata Perawat Kesehatan
Jiwa
20 Suarny Madya Ibrahim PNS Perawat Bend. BOK
21 PNS Petugas Pustu
Fitriany Syarif, Amd.Keb Bidan
Wakangka
22 Wa Ode. Ni'mat .A, Amd. PNS
Bidan
Keb.
23 PNS Pet.
Apriyan Ramadhan,
Bidan Poskesdes
Amd.Keb
Wambulu
24 PNS Petugas Pustu
Nurwada, Amd.Keb Bidan
Waondowolio
25 Waode Sri, Rezky PNS
Bidan
Amd.Keb
26 PNS Programer
Kes. Lansia,
Fitrah Ningsih, Amd.Keb Bidan
Bendahara
JKN
27 PNS Bides
Yusni R. Kaltod,
Bidan Lambusango
A.Md.Keb
Timur
28 CPNS Pet.
Wilda R., A.Md.Farm
Farmasi
29 Nurmila Popalia, CPNS
Perawat
A.Md.Kep
30 Abdul Musyafir Amasi, PTT
Perawat
A.Md.Kep Daerah
31 Yusti Karmina Basri, PTT Pet. Gudang
Perawat
S.Kep Daerah obat/ Hatra
32 PTT Pet. Prolanis,
Sarniwati, AMK Perawat
Daerah Kes. Olahraga
33 PTT Programer
Rosmiyanti, AMK Perawat
Daerah HIV/AIDS
34 PTT Programer
Nerianto, AMK Perawat
Daerah Perkesmas
PTT Perawat
35
Nun Smayah, Amd.Kep Daerah
PTT Perawat
36
Kevin Anvil, A.Md.Kep Daerah
PTT Perawat
37 Rosliana Arizal,
Daerah
A.Md.Kep
PTT Perawat
38
Risnawati, A.Md.Kep Daerah
39 Linda Hardiyanti Syarif, PTT Analis
A.Md. AK Daerah Kesehatan
40 PTT Bides
Ratmin S., Amd.Keb Bidan
Daerah Wambulu
41 PTT
Husni, Amd.Keb Bidan
Daerah
42 PTT
Yesti Tamsio, Amd.Keb Bidan
Daerah
43 PTT
Hetty Salhiba, Amd.keb. Bidan
Daerah
44 PTT Bides
Hartati, Amd.Keb Daerah Bidan Lambusango
Timur
45 Meika Devi Harianti PTT
Bidan
Azhar, A.Md.Keb Daerah
46 Ni Kadek Muliawati, PTT
Bidan
Amd.Keb Daerah
47 PTT
Lena Susianti, A.Md.Keb Bidan
Daerah
48 Sayyidah Madya Ibrahim, PTT
Bidan
A.Md.Keb Daerah
49 Hindun Rahmawati, PTT Bidan
A.Md.Keb Daerah
50 PTT Kesmas
Sri Mustikah Sari, SKM
Daerah
51 PTT Kesmas
Narti, SKM
Daerah
52 PTT Kesmas
Hardiatma, SKM
Daerah
53 Febri Ramadan, SKM PTT Kesmas
Daerah
54 Sri Ratnasari, SKM PTT Pendampin
Daerah g Promkes
55 Rahmawati Halifah, PTT Pet.
S.Farm Daerah Farmasi
56 Romi Asman, A.Md PTT Sopir
Daerah Ambulan
57 Sri Rahmayanti Hadmar, Magang Bidan
A.Md.Keb
58 Trinita Angelina Raru Magang Bidan
Buar, A.Md.Keb
59 Ode Rahmawati, SKM Magang Kesmas
60 Nurmila, A.Md.Keb Magang Bidan
61 Ratna Sri Dewi, AMAK Magang Laboran
62 Ida Bagus Komang Magang Perawat
Putrawan, A.Md.Kep
63 Yulian Pratiwi, S.Kep Magang Perawat
Sumber : Data Puskesmas Tahun 2019
2. VISI MISI dan NILAI ORGANISASI
a. Visi
“Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas Bagi Masyarakat”
b. Misi
• Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan
masyarakat.
• Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif.
• Melakukan pelayanan kesehatan masyarakat yang paripirna, merata dan
bermutu.
• Merumuskan kebijakan dan memantapkan manajemen untuk
meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan di puskesmas.
• Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan memanfaatkan tehnologi
kesehatan yang tepat guna.
c. Tata Nilai
• Disiplin
• Profesionalisme
• Ramah dan santun
• Kerjasama
• Integritas
• Responsif
• Tanggung jawab
B. Struktur Organisasi
24
1. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Berdasarkan keputusan menteri pemberdayaan aparatur Negara no 23
tahun 2001 tentang Tugas pokok nutrisionis adalah melaksanakan pelayanan
di bidang gizi, makanan dan dietetic yang meliputi pengamatan, penyusunan
program, pelaksanaan, penilaian gizi bagi perorangan,kelompok di
masyarakat dan rumah sakit maupun institusi kesehatan lainya.
a. Tugas Pokok
• Mengumpulkan data anak balita, bumil, bufas, di seluruh wilayah kerja
puskesmas.
• Melakukan pengukuran atau memantau kegiatan pengukuran berat
badan (BB), tinggi badan (TB) balita di seluruh wilayah kerja
puskesmas.
• Memantau status gizi balita.
• Mengkoordinir kegiatan penimbangan dan penyulihan gizi di
posyandu.
• Mencatat kegiatan penimbangan, balita gizi kurang, dan gizi buruk di
posyandu.
• Mencatat jumlah bumil KEK, Anemia KEK serta cakupan pemberian
ASI eksklusif setiap bulan di wilayah puskesmas Kapontori.
• Memantau pemberian makanan tambahan (PMT) pada anak Balita
dengan status gizi kurang, dan buruk.
• Memantau pemberian makanan tambahan (PMT) pada bumil KEK.
• Melaksanakan pendataan sasaran dan distribusi vitamin A Kepada
bayi, balita, serta bufas.
• Melaksaanakn pemberian tablet tambah darah ( TTD) pada remaja
putri di wilayah puskesmas.
• Melaksanakan pemantauan garam beryodium di wilayah puskesmas.
• Melaksanakan konseling Gizi di Puskesmas maupun di psyandu.
• Melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral untuk
mendukung keberhasilan pelayanan program gizi di puskesmas.
25
b. Fungsi Organisasi
Fungsi nutrisionis adalah meningkatkan pelayanan gizi dan sekaligus
status gizinya.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah Kewajiban untuk memberikan pertanggung
jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan
seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak
yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai.Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Dengan demikian kepercayaan masyarakat (public trust)
kepada birokrasi akan semakin menguat karena aparaturnya mampu
26
berperan sebagai kontrol demokrasi, mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
a. Indikator dari nilai-nilai dasar
Akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
• Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya;
• Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi;
• Integritas: konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan;
• Tanggung Jawab: kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban;
• Keadilan: kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang;
• Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas;.
• Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan
kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas;
• Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan
hasil yang diharapkan, dan
• Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
b. Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
• Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas
yang lebih tinggi.
27
• Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
c. Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan, yaitu:
• Akuntabilitas Personal;
• Akuntabilitas Individu;
• Akuntabilitas Kelompok;
• Akuntabilitas Organisasi, dan
• Akuntabilitas Stakeholder
d. Aspek Akuntabilitas
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain :
• Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a
relationship);
• Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results
oriented);
• Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability
requires reporting);
• Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is
meaningless without consequences), dan
• Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves
performance).
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa
dan negara sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan dalam suatu
bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai,
mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran,
dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan
negara.Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap PNS memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
28
negara.Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila.PNS dapat mempelajari bagaimana aktualisasi
sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan
nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
• Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
• Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab;
• Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbedabeda terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
• Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
• Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan
Tuhan Yang Maha Esa;
• Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing, dan
• Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain.
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
• Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa;
• Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan,
agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit
dan sebagainya.;
29
• Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia;
• Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira;
• Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain;
• Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
• Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
• Berani membela kebenaran dan keadilan, dan
• Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia.
• Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
• Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan;
• Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.;
• Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa;
• Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah
air Indonesia;
• Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan social;
• Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika, dan
• Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
• Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama;
• Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain;
• Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama;
• Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan;
30
• Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah;
• Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah;
• Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan;
• Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur;
• Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama, dan
• Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
• Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan;
• Mengembangkan sikap adil terhadap sesame;
• Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;
• Menghormati hak orang lain;
• Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri;
• Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain;
• Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah;
• Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.;
• Suka bekerja keras.;
• Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama, dan
31
• Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan
keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut :
a. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan public, yakni:
• Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan;
• Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi, dan
• Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual.
b. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik, yaitu :
• Dimensi Kualitas Pelayanan Publik;
• Dimensi Modalitas, dan
• Dimensi Tindakan Integritas Publik.
c. Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
• Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
• Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945;
• Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
• Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
• Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
• Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
• Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
• Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
• Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
• Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
32
• Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
• Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
• Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan, dan
• Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain
yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai.
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu terhadap produk/
jasa berupa ukran baik/ buruk.Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab
pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder.
a. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
• Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai
hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan
tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektivitas organisasi
tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana)
mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan;
• Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat efisiensi diukur dari
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam melaksanakan
kegiatan. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan
baku, uang dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan
jumlah keluaran tertentu;
• Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal)
untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan
kebutuhan dari pihak eksternal misalnya permintaan pasar. Inovasi
dalam layanan publik harus mencerminkan hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
33
membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya,
bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin, dan
• Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu
alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi. Orientasi mutu berkomitmen untuk
senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk
kualitas pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas dalam
pelayanan.
5. Anti Korupsi
Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian
keuangan negara namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan yang
tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi dapat pula bersifat jangka
panjang
.Membahas fenomena dampak korupsi sampai pada kerusakan
kehidupan dan dikaitkan dengan tanggungjawab manusia sebagai yang
diberi amanah untuk mengelolanya dapat menjadi sarana untuk
memicu kesadaran diri para PNS untuk anti korupsi. Kesadaran diri anti
korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan selalu
ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan
selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus
dipertanggungjawabkan, dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi.
Tanggung jawab spiritual yang baik pasti akan menghasilkan niat yang
baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga
selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik
dan mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan juga
secara
publik.
Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah
internalisasi integritas pada diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam
lingkungan yang menjalankan sistem integritas dengan baik. Identifikasi
nilai dasar anti korupsi memberikan nilai-nilai dasar anti korupsi yang
prioritas dan memiliki signifikan yang tinggi bagi Anda, dengan jumlah
nilai yang semakin sedikit maka proses internalisasinya lebih mudah
karena Anda dapat memfokuskan sumberdaya waktu dan energi yang
Anda dimiliki. Penyelarasan nilai anti korupsi dengan nilai-nilai
organisasi merupakan kontribusi Anda untuk dapat mengetahui
“apakah nilai-nilai organisasi yang akan menjadi tempat Anda bekerja,
telah selaras dan menampung secara maksimal nilai-nilai dasar anti
35
korupsi?”.
Keselarasan tersebut akan mengurangi dilema etik dan menjadi
payung bagi kontribusi Anda dalam membangun sistem integritas.
36
Penanaman nilai integritas dapat dilakukan dengan pendekatan
beragam cara, diantaranya melalui Kesediaan, Identifikasi dan
Internalisasi. Tingkat permanensi penanaman ataupun perubahan sikap
dan perilaku melalui pendekatan internalisasi akan lebih permanen
dibandingkan dengan identifikasi dan kesediaan .Nilai, keyakinan,
kebiasaan, dan konsep diri manusia terdapat pada area bawah sadar.
Untuk melakukan penanaman atau perubahan nilai, keyakinan, kebiasaan
dan konsep diri, perlu dilakukan dengan pendekatan atau teknik khusus
yang cocok untuk bawah sadar. Teknik-teknik khusus untuk bawah
sadar dapat dilakukan apabila kemampuan Anchoring, Utilisasi,
Rileksasi, Amplifiying, Modality,Asosiasi dan Sugesti dikuasai dengan baik,
kemampuan tersebut disingkat menjadi AURA MAS.! Tunas Integritas
adalah individu yang terpilih untuk memastikan lebih banyak lagi personil
organisasi yang memiliki integritas tinggi serta berkiprah nyata dalam
membangun sistem integritas di organisasinya .
37
Berdasarkan pemaparan diatas berikut disajikan nilai-nilai dasar
ANEKA beserta prinsip dasarnya masing-masing.
Tabel 3.
Nilai-Nilai Dasar ANEKA dan Prinsip-Prinsipnya
No Nilai Dasar Prinsip Nilai Dasar
1 Akuntabilitas Tanggung jawab, integritas, jujur, kejelasan
target, netral, mendahulukan kepentingan publik, adil,
transparan, konsisten dan partisipatif.
2 Nasionalisme Sila Pertama : religius, toleran, etos kerja,
transparan, amanah, percaya diri
Sila Kedua : humanis, tenggang rasa, persamaan
derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif
Sila Ketiga : cinta tanah air, rela berkorban, menjaga
ketertiban, mengutamakan kepentingan publik, gotong
royong
Sila Keempat : Musyawarah mufakat, kekeluargaan,
bijaksana, mengahrgai pendapat
Sila Kelima : bersikap adil, tidak serakah, tolong
menolong, kerja keras, sederhana
3 Etika Publik Jujur, bertanggung jawab, berinegritas tinggi, cermat,
disiplin,hormat, sopan, taat pada aturan, menjaga
rahasis, taat perintah.
4 Komitmen Mutu Efektif, efisien, inovasi, kreatif, berorientasi mutu
5 Anti Korupsi Jujur, disiplin, tangung jawab, kerja keras, sederhana,
mandiri, adil.
38
D. Nilai-Nilai Dasar Kedudukan dan Peran ASN Dalam NKRI
1. Whole Of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan
tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan
urusan-urusan yang relevan.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi
penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari
pemerintah. Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti
dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program
pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan
yang lebih baik. Selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG
dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan
layanan publik. Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan adanya
fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya
nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan. Satu sektor bisa menjadi
sangat superior terhadap sektor lain, atau masing-masing sektor tumbuh
namun tidak berjalan beriringan, melainkan justru kontraproduktif atau
„saling membunuh‟. Masing-masing sektor menganggap bahwa
sektornya lebih penting dari yang lainnya. Ketiga, khususnya dalam
konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat,
serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi
bangsa.
Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong
tumbuhnya nilainilai perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya
elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan,
baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal.
• Penguatan koordinasi antar lembaga, penguatan koordinasi dapat
38
dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih
39
terjangkau dan manageable. Dalam prakteknya, span of control atau
rentang kendali yang rasional akan sangat terbatas. Salah satu
alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai
mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah
lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah;
• Membentuk lembaga koordinasi khusus, pembentukan lembaga terpisah
dan permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau
kementerian adalah salah satu cara melakukan WoG. Lembaga
koordinasi ini biasanya diberikan status kelembagaan setingkat lebih
tinggi, atau setidaknya setara dengan kelembagaan yang
dikoordinasikannya;
• Membentuk gugus tugas yang merupakan bentuk pelembagaan
koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal, yang sidatnya tidak
permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara
agar sumber daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut
sementara dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam
proses koordinasi tadi,dan
• Koalisi sosial, ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi
antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan
khusus dalam koordinasi ini. Di Australia dalam masa pemerintahan
Howard melakukan hal ini dengan mendorong inisiatif koalisi sosial antar
aktor pemerintah, bisnis dan kelompok masyarakat. Koalisi sosial
ini mendorong adanya penyamaan nilai dan persepsi tentang suatu hal,
sehingga pada akhirnya akan terjadi koordinasi alamiah.
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran
praktek antara lain adalah: kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya
organisasi, serta kepemimpinan.
Praktek WoG dalam pelayanan publik dlakukan dengan menyatukan
seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. enis pelayanan publik
yang dikenal yang dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah Pelayanan
yang Bersifat Adminisitratif, Pelayanan Jasa, Pelayanan Barang, Pelayanan
Regulatif,
40
Adapun berdasarkan polanya, pelayanan publik dapat dibedakan
juga dalam 5 (lima) macam pola pelayanan yang masing-masing diuaraikan
sebagaimana berikut ini:
• Pola Pelayanan Teknis Fungsional
• Pola Pelayanan Satu Atap
• Pola Pelayanan Satu Pintu
• Pola Pelayan Terpusat
• Pola Pelayanan Elektronik
Asas-Asas terkait dengan Implementasi WoG :
• Asas Kepastian Hukum
• Asas Kepentingan Umum;
• Asas Akuntabilitas;
• Asas Proporsionalitas;
• Asas Profesionalitas;
• Asas Keterbukaan;
• Asas Efisiensi; dan
• Asas Efektifitas
2. Pelayanan Publik
Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Tiga unsur penting dalam pelayanan
publik, yaitu pertama, organisasi penyelenggara pelayanan publik, kedua,
penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan, dan ketiga, kepuasan yang diberikan dan atau diterima
oleh penerima layanan (pelanggan). Barang/jasa public adalah barang/jasa
yang memiliki rivalry (rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang
rendah. Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem, non-
rivalry, dan non-
41
excludable, serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan secara kolektif.
Perkembangan paradigma pelayanan: Old Public Administration (OPA),
New Public Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public
Service (NPS). Definisi pelayanan publik dalam UU No. 25 Tahun 2009
sangat sempit, karena ruang lingkup pelayanan yang disebut sebagai
pelayanan publik sangat terbatas, dan bentuk kegiatan pelayanan public
sebagaimana diatur dalam pasal 5 ayat 3 dan 4 juga sangat sempit karena
pelayanan kebutuhan barang publik bagi masyarakat hanya diartikan
sebagai pengadaan barang/jasa di instansi pemerintah. Sembilan prinsip
pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
Partisipatif, Transparan, Responsif, Non Diskriminatif, Mudah dan Murah,
Efektif dan Efisien, Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan.
Hal-hal fundamental dalam pelayanan publik, antara lain: Pelayanan
publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi, Pelayanan
publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga Negara,
Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal
yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang, Pelayanan
publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi sebagai proteksi
bagi warga negara. Bentuk-bentuk patologi birokrasi antara lain:
Penggelembungan Organisasi, Duplikas Tugas dan Fungsi, Red Tape,
Konflik Kewenangan, Korupsi Kolusi dan Nepotisme, dan Enggan Berubah.
Budaya birokrasi yang melayani masyarakat dapat dioperasionalisasikan
dengan cara: memiliki kode etik untuk mengatur hal-hal apa saja yang
secara etis boleh dan tidak boleh dilakukan, menjadikan prinsip melayani
sebagai suatu kebanggaan, memiliki code of conduct atau SOP yang jelas
dalam memberikan pelayanan, memiliki etika profesionalisme sebagai
seorang birokrat. Prinsip-pinsip pelayanan prima antara lain: Responsif
terhadap pelanggan/memahami pelanggan, Membangun visi dan misi
pelayanan, Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan,
Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana
memberikan pelayanan yang baik, Memberikan apresiasi kepada pegawai.
Tujuh Sikap
41
pelayanan, antara lain: Passionate, Progressive, Proactive, Promt,
Patience, Proporsional, Puctional.
Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya
memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan
apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etiket pelayanan yang
perlu diperhatikan oleh ASN terhadap pengguna jasa pada umumnya
adalah sebagai berikut: Sikap/ perilaku, Ekspresi wajah, Penampilan,
Cara berpakaian, Cara berbicara, Cara mendengarkan, Cara bertanya.
Beberapa etiket dasar yang seharusnya dilakukan oleh ASN antara lain:
Politeness, Respectful, Attentive, Cooperatif, Tolerance, Informality, Self
Control.
Beberapa manfaat dari etiket antara lain: Communicative, Attractive,
Respectable, dan Self Confidence. Beberapa praktik etiket dalam
pelayanan: Etiket dalam menyampaikan salam, Etiket dalam berjabat
tangan, Etiket dalam menerima tamu, Etiket dalam bertamu/menerima
tamu, dan Etiket dalam menangani keluhan pelanggan.
3. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Berdasarkan
jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASN
berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk
menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai
berikut: Pelaksana kebijakan public, Pelayan publik, serta Perekat dan
pemersatu bangsa
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan
42
baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan
43
akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya
maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku.
Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN
menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi
pemerintah.
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi
tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa
langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi
perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan
penginformasian kepuasan masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya
dalam pelaksanaa seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan
pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya
Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai
harus mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua
prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi
pegawai. Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai
akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja.
Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang
tinggi, disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan
juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK.
Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan,
pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier,
promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan,
disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan
Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian
kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian
penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan
perlindungan. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada
kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan
43
Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS
dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan,
pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta
persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti
Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan
Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi
memenuhi syarat jabatan yang ditentukan. Penggantian pejabat pimpinan
tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat
diduduki paling lama 5 (lima) tahun. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan
Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan proses
pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian
Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri. Pegawai
ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang
diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari
jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS.
44
Tabel 4.
Identifikasi isu terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan
45
• Kurangnya informasi yang di peroleh masyarakat terkait dengan pelayanan
di posyandu.
Tabel 5.
Kegiatan terpilih sebagai pemecahan isu
Unit kerja : UPTD Puskesmas Kapontori Kabupaten Buton
Issu yang di angkat : Kurang optimalnya pemberdayaan kader posyandu
Judul : Meningkatkan Kunjungan Posyandu Melalui Pemberdayaan
Kader di Kelurahan Watumotobe Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Kapontori Kabupaten Buton
Kegiatan : 1. Konsultasi kepada atasan perihal rancangan aktualisasi
yang akan dilakukan
2. Mengadakan rapat tenaga petugas gizi ( kerja sama)
3. Menyiapkan waktu dan tempat pelaksanaan penyegaran
kader
4. Menyiapkan materi penyegaran kader terkait tugas dan
fungsi kader posyandu
5. Melaksanakan penyegaran kader
6. Melaksanakan evaluasi pada kader dalam memberikan
pelayanan posyandu
46
BAB III
CAPAIAN HASIL AKTUALISASI DAN ANALISIS DAMPAK
NILAI NILAI DASAR PROFESI ASN
47
48
dan arahan dari
pimpinan
4. Meminta persetujuan
atasan.
2 Mengadakan 1. membuat undangan 1. Terlaksananya
rapat tenaga pertemuan. rapat tenaga
petugas gizi 2. menyiapkan ruang petugas gizi
(TPG) pertemuan 2. tersedianya
3. menyampaikn ruang Terlaksana
tujuan pertemuan pertemuan. sesuai
3. Surat rancangan
4. Daftar hadir
5. Dokumentasi
3 Menyiapkan 1. merencanakan 1. terlaksananya
waktu dan waktu dan lokasi rencana waktu
tempat pelaksanaan dan lokasi
pelaksanaan penyegaran kader kegiatan
penyegaran kader 2. meninjau lokasi 2. terlaksananya
pelaksanaan peninjauan Terlaksana
penyegaran kader lokasi kegiatan sesuai
3. menetapkan lokasi 3. terpilihnya rancangan
pelaksanaan penetapan
penyegaran kader lokasi
4. Membuat undangan penyegaran
pelaksanaan kader.
penyegaran kader 4. Tersedianya
undangan
pertemuan
5. Dokumentasi
kegiatan
49
5 Melaksanakan 1. Persiapan materi 1. Tersedianya
penyegaran penyegaran kader materi Terlaksana
Kader 2. Melakukan Pre test penyegaran sesuai
kepada kader kader. rancangan
3. Memberikan materi 2. Dftar hadir
kepada kader 3. Hasil pre test
4. Dokumentasi
6 Melaksanakan 1. Melakukan Post test 1. Hasil post
Evaluasi pada 2. Merekapitulasi Hasil Test
Kader dalam Pre test dan Post test 2. Hasil Rekap Terlaksana
memberikan 3. Monitoring Pre test dan sesuai
Pelayanan Pelaksanaan post test rancangan
Posyandu Posyandu 3. Dokumentasi
4. Melaporkan kepada 4. Laporan
pimpinan laporan. kegiatan
Pada bagian ini dibahas aktualisasi nilai-nilai dasar ASN (Aparatur Sipil
Negara) terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan di tempat tugas yakni di
Kelurahan Watumotobe Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kapontori Kecamatan
Kapontori Kabupaten Buton. Ada 6 rancangan kegiatan yang direncanakan untuk
dilaksanakan pada aktualisasi nilai-nilai dasar ASN yang berdasarkan pada ANEKA
(akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi).
Keenam kegiatan tersebut terlaksana sesuai dengan yang telah direncanakan. Keenam
kegiatan yang telah dirancang dan terlakasana tersebut diuraikan sebagai berikut ini.
Deskripsi Kegiatan 1.
Tahapan Kegiatan 1. (Menyiapkan konsep rancangan yang akan di
lakukan) Uraian Tahapan Kegiatan
Deskripsi Kegiatan 4.
Tahapan Kegiatan 1. (Melakukan Post test)
Uraian Tahapan Kegiatan
Akuntabilitas : kader mengikuti proses pelaksanaan post test harus disiplin
dan tanggung jawab tarhadap hasil pekerjaanya masing-
masing serta panitia membuat materi post test harus
konsisten pada pre test dan materi yang telah disampaikan
dalam kegiatan pelatihan.
Nasionalisme : Hasil post test diumumkan secara transparan kepada seluruh
kader/peserta yang mengikuti kegiatan pelatian Posyandu.
Etika Publik : Dalam pelaksanaan post test, baik panitia maupun peserta
saling menghormati satu sama lain serta panitia ramah
kepada kader/peserta yang mengikuti post test.
Komitmen Mutu :Kader/peserta kegiatan Posyandu secara cermat
mengerjakan post test yang diberikan.
A. Kesimpulan
Nilai – nilai dasar profesi ASN merupakan nilai-nilai yang harus diterapkan
peserta diklat pada saat melaksanakan kegiatan aktualisasi. Nilai- nilai dasar
profesi PNS adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi, yang disingkat ANEKA.
Implementasi aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar profesi ASN
( Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi ) dalam
penerapanya pada kegiatan yang peserta buat yakni Meningkatkan Kunjungan
Posyandu Melalui Pemberdayaan Kader di kelurahan watumotobe Wilayah Kerja
Puskesmas Kapontori dapat terealisasi
Dengan terlaksananya kegiatan aktualisasi ini maka isu yang di angkat
terkait kurang maksimalnya pemberdayaan kader posyandu dalam meningkatkan
kunjungan posyandu di kelurahan watumotobe dapat terpecahkan
Pengaktualisasian nilai-nilai ANEKA serta peran ASN mampu memberikan
dampak positif kepada peserta untuk lebih professional dan berdedikasi dalam
proses melaksanakan setiap tugas dan kewajiban sebagai abdi Negara.
B. Saran
Internalisasi nilai dasar profesi ASN ( Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
public, Komitmen Mutu, Anti Korupsi ) serta nilai-nilai kedudukan dan peran ASN (
Manajemen ASN, Pelayanan public dan Whole Of Government ) senantiasa
ditingkatkan sehingga dapat mewujudkan pelayanan public secara
profesionalisme yang dapat memberikan kepuasan terhadap masyarakat dalam
memperoleh pelayanan
76
Matriks Visi Misi Dan Tata Nilai Organisasi
77
Matriks Visi Misi Dan Tata Nilai Organisasi
Manajemen ASN
Pelayanan Publik
Whole Of Government
78
Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
79
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KAPONTORI
Jalan Poros Baubau-Kamaru No. … Kel. Watumotobe, Kode Pos 93755
SURAT KETERANGAN
Nomor :440/ /2020
80
KARTU KONSULTASI ATASAN PERIHAL RANCANGAN AKTUALISASI YANG
AKAN DILAKUKAN
81
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KAPONTORI
Jalan Poros Baubau-Kamaru No. … Kel. Watumotobe, Kode Pos 93755
Sehubungan dengan perihal di atas, saya mengundang bapak/ibu Tenaga Petugas Gizi ( TPG )
Puskesmas Kapontori untuk menghadiri rapat pertemuan yang akan di laksanakan pada :
Hari / Tanggal : Mei 2020
Pukul : 09.30 – selesai
Tempat : Gedung pertemuan Puskesmas Kapontori
82
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KAPONTORI
Jalan Poros Baubau-Kamaru No. … Kel. Watumotobe, Kode Pos 93755
DAFTAR HADIR
Rapat Dengan Tenaga Petugas Gizi ( TPG )
UPTD Puskesmas Kapontori
1 SUMIATI TPG
83
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KAPONTORI
Jalan Poros Baubau-Kamaru No. … Kel. Watumotobe, Kode Pos 93755
Dengan Hormat,
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang di selenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang di bantu oleh petugas kesehatan. Tujuan posyandu adalah untuk
mempercepat penerimaan atau membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS) Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN. Kondisi
saat ini capaian SKDN masih tergolong rendah. Sehubungan dengan hal tersebut kami
bermaksud akan melakukan penyegaran kader posyandu untuk memaksimalkan tugas dan
fungsi kader guna meningkatkan capaian SKDN. Peserta yang hadir disesuaikan dengann
jumlah kader yang ada ( 5 orang ) akan di laksanakan pada :
Hari / Tanggal : Mei 2020
Pukul : 09.30 – selesai
Tempat : Gedung Posyandu Kelurahan Watumotobe
84
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KAPONTORI
Jalan Poros Baubau-Kamaru No. … Kel. Watumotobe, Kode Pos 93755
DAFTAR HADIR
Pelaksanaan Penyegaran Kader Di Kelurahan Watumotobe
1 KADER
2 KADER
3. KADER
4. KADER
5. KADER
85
REKAPITULASI HASIL NILAI PRE TEST DAN POST TEST
HASIL TEST
NO NAMA KETERANGAN
PRE TEST POST TEST
3 Rafiati 70 80 BAIK
4 Musriati 60 80 BAIK
5 Zulfia 70 90 BAIK
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kapontori Penyelenggara Kegiatan
86