Anda di halaman 1dari 1

EKSPRESI BAHASA NON VERBAL

Dalam psikologi, objek observasi banyak mengacu pada perilaku nonverbal dibandingkan verbal,
dalam komunikasi interpersonal tidak sepenuhnya berupa komunikasi verbal, namun dapat pula
melalui perilaku non verbal berupa gerakan tangan, kaki, mata, mulut, posisi tubuh dan tekanan
suara. Gerakan ini dapat diinterpretasi menjadi suatu pesan. Perilaku non verbal menjadi isu
penting dalam kajian dan penelitian lintas budaya (Arken dalam Minauli, 2002).
Penelitian dari Profesor Birdwhistell (dalam Pease & Barbara, 2008) memperkirakanbahwa rata-
rata orang berbicara sekitar 10 atau 11 menit perhari. Selanjutnya, dari proses berbicara tersebut,
komponen percakapan face to face kurang dari 35% dan komunikasi non verbal sebanyak 65%.
Penelitian lain tentang perilaku non verbal berasal dari Charles Darwin, yang menyatakan bahwa
ekspresi dari verbal maupun non verbal itu merupakan bawaan dan bersifat universal. Karya
Charles Darwin ini muncul sebelum abad kedua puluh berjudul The Expression of the
Emotionsin Man and Animals yang diterbitkan tahun 1872 (Pease&Barbara, 2008). Pernyataan
Darwin tersebut memunculkan pertentangan di antara beberapa ilmuwan misalnya Mead,
Bateson, Birdwhistell, dan Hall. Para ilmuwan tersebut menunjukkan perbedaan argumen dengan
menyatakan bahwa ekspresi pernyataan verbal maupun nonverbal itu sangat spesifik tergantung
dari masing-masing budayanya (Ekman, 2010). Terlepas dari pertentangan yang muncul, karya
dari Charles Darwin ini mendasari kajian-kajian modern tentang ekpresi wajah dan bahasa tubuh.
Selain beberapa ilmuwan tersebut, penelitian mengenai perilaku non verbal juga dilakukan oleh
Piderit seorang ahli anatomi yang telah menulis mengenai pernyataan wajah sebelum dan
sesudah Charles Darwin. Piderit menyatakan bahwa sesuatu yang dipikirkan dapat memberi
respon pernyataan wajah yang sama seperti jika benar-benar ada objek tersebut (Widjaja,2000).
Dalam hubungannya dengan objek observasi, pesan non verbal banyak memuat makna-makna
yang berkaitan dengan tujuan observasi. Menurut Knapp (1972) menyebutkan lima fungsi pesan
non verbal, yaitu:
1. Repetisi yaitu mengulang kembali pokok-pokok pikiran yang sudah diungkapkan melalui
verbal, misalnya setelah mengatakan "iya" dapat ditunjukkandengan mengangguk-anggukkan
kepala.
2. Substitusi yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya, tanpa mengeluarkan
sepatah katapun seseorang menunjukkan gelengan kepala sebagaitanda penolakkan.
3. Kontradiksi yaitu menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan
verbal. Misalnya, seseorang berkata "saya tidak sedih dan tidak apa-apa" tetapi menangis.
4. Komplemen yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan non verbal. Misalnya, wajah
menunjukkan kemarahan yang tidak bisa diungkapkan.
5. Aksentuasi yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahi. Misalnya, seseorang
mengungkapkan kemarahannya dengan membanting pintu.

Anda mungkin juga menyukai