Per-16 Maret 2020, sebanyak 1.592 orang di Indonesia
diperiksa untuk mendeteksi penyakit Covid-19. Setidaknya sebanyak 227 orang menyimpulkan hasil positif/ konfirmasi Covid-19, 23 masih proses pemeriksaan, dan 1.342 negatif. Kegiatan surveilans dan pelacakan gencar dilakukan pemerintah terhadap siapa saja yang pernah berkontak erat dengan pasien.
Masyarakat perlu tahu apa yang dimaksud kontak erat,
menurut Pedoman revisi 3 yang dikeluarkan Kemenkes 16 Maret 2020. Pengetahuan ini penting. Pertama, agar tidak “berlebihan” menyikapi. Misal, pernah kontak dengan teman yang berteman dengan petugas di RS. Kedua, juga agar tidak “menyepelekan”, seperti pernah berkontak dengan Pasien Covid-19. Lalu, apa syarat disebut kontak erat, dan harus bagaimana?
Apa Itu Kontak Erat?
Kontak erat adalah seseorang melakukan kontak fisik atau
berada dalam ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter dengan kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP), probable, atau konfirmasi/ positif Covid-19) dalam 2 hari sebelum “kasus” (baca : Adalah Pasien terduga Covid-19 yang dirawat inap isolasi yang berkontak fisik dengan anda) itu timbul gejala*, hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala*.
* Gejala-gejala Covid-19, juga kriteria PDP dan ODP dapat di
klik di artikel sebelumnya berjudul : Tips Cegah Covid-19, Kenali Gejalanya
Kontak erat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Kontak erat resiko rendah, bila kontak dengan kasus
kategori PDP.
2. Kontak erat resiko tinggi, bila kontak dengan kasus
positif/ konfirmasi Covid-19 atau probable.
Termasuk kontak erat juga adalah :
Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat,
membersihkan ruangan di tempat perawatan kasus TANPA menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) standard. Orang yang berada 1 ruangan yang sama (termasuk tempat kerja, kelas, rumah, acar besar) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala. Orang yang bepergian bersama (radius 1 meter) dengan segala jenis kendaraan dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala. Bila Kontak Erat, Bagaimana Selanjutnya?
Selanjutnya bagi seseorang yang tergolong kontak erat, baik
resiko rendah maupun resiko tinggi, segera menghubungi Call Center Covid-19 di wilayah masing-masing, dan ceritakan mengapa anda menelfon, juga sejak kapan anda berkontak dengan kasus (bila anda belum dihubungi petugas terkait). Kemudian ikuti arahan petugas terkait.
Gambaran Yang Terjadi Setelah Menghubungi Call Center/
Petugas
1. Kontak erat resiko rendah
Dilakukan pemantauan oleh petugas terkait selama 14 hari sejak anda berkontak erat terakhir dengan PDP, termasuk pemantauan kondisi kesehatan anda/ gejala. Pemantauan dapat dilakukan via telfon atau kunjungan berkala. Anda harus mengisolasi diri di rumah selama pemantauan. Tidak dilakukan pengambilan spesimen. Apabila PDP yang berkontak tersebut dinyatakan Negatif Covid-19 pemantauan anda selesai! Apabila PDP yang berkontak dinyatakan probable/ positif Covid-19 maka pemantauan dilanjutkan menjadi kontak erat resiko tinggi. Apabila menunjukkan gejala demam (≥380C) atau batuk/pilek/nyeri tenggorokan dalam 14 hari terakhir maka dilakukan isolasi rumah dan pengambilan spesimen oleh petugas, mempertimbangkan kriteria lainnya. Jika pemantauan sudah selesai maka dapat diberikan surat pernyataan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan.
2. Kontak erat resiko tinggi
Dilakukan surveilans oleh petugas terkait selama 14 hari sejak kontak terakhir dengan pasien probable/konfirmasi positif Covid-19. WAJIB dilakukan observasi dan pengambilan spesimen (hari ke-1 dan hari ke-14) oleh petugas yang berwenang. Bila hasil pemeriksaan laboratorium Positif Covid-19 maka dirujuk ke rumah sakit rujukan. Jika pemantauan sudah selesai maka dapat diberikan surat pernyataan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan.
Demikian yang dapat dijabarkan mengenai kontak erat. Dari
penjelasan di atas, jelas bahwa kontak dengan Orang Dalam Pemantauan (ODP) tidak termasuk kontak erat. Begitu pula kontak tidak langsung, dengan temannya teman pasien/kasus, juga bukan kriteria kontak erat. Namun, bila ODP naik menjadi kasus PDP, kriteria kontak erat memenuhi.
Mudah-mudahan artikel ini dapat bermanfaat. Sekaligus,
agar masyarakat luas tidak berlebihan dalam menyikapi kondisi atau seseorang, juga tidak abai terhadap diri sendiri dan keluarga.
Sumber Kepustakaan : Direktorat Jenderal P2P kemenkes RI.
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). Jakarta. 16 Maret 2020.