PEMERINTAH KABUPATEN
BELITUNG TIMUR
Tahun 2018
2019
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
IKHTISAR EKSEKUTIF
Peraturan Daerah Belitung Timur Nomor 11 Tahun 2016 tentang RPJMD Kabupaten
Belitung Timur 2016-2021 telah menetapkan 3 (tiga) misi, 8 (delapan) tujuan, dan 47 (empat
puluh tujuh indikator sasaran). Namun berdasarkan arahan Kementerian PAN dan RB dari
tindak lanjut hasil evaluasi Laporan Kinerja tahun 2016, perlu dilakukan perbaikan pada
indikator kinerja sasaran, sehingga dengan Peraturan Bupati Nomor 28 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 50 Tahun 2016 tentang Indikator Kinerja Utama
Kabupaten Belitung Timur.
Berdasarkan hasil analisis pengukuran kinerja terhadap 26 (dua puluh enam) sasaran
dan 61 (enam puluh satu) indikator yang diperjanjikan di tahun 2018 yang mendukung
pencapaian sasaran-sasaran tersebut, maka dapat disimpulkan:
a) 39 indikator sasaran dengan kinerja pencapaian Sangat Tinggi
iv
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
v
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
Dari tabel diatas dapat dilihat sejumlah 15 (lima belas) sasaran dengan capaian Sangat
Tinggi, atau baru 57,69% dari total jumlah sasaran yang ada.
vi
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Maksud dan Tujuan ..................................................................................... 4
1.3. Ruang Lingkup ............................................................................................. 5
1.4. Gambaran Umum Daerah ........................................................................... 5
1.4.1. Wilayah Administratif .................................................................. 5
1.4.2. Kependudukan ............................................................................. 6
1.4.3. Pertumbungan Ekonomi Kabupaten Belitung Timur ................... 8
1.4.4. Indeks Pembangunan Manusia .................................................... 10
1.4.5. Struktur Organisasi ...................................................................... 13
1.4.6. Kondisi Kepegawaian Daerah ....................................................... 14
-o00o-
vii
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 1 - Pendahuluan
1
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
BAB 1 - Pendahuluan
2
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
Menteri Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan
kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah.
Pelaksanaan penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung
Timur Tahun 2017 dengan memperhatikan kepada peraturan perundang-undangan
yang melandasinya, yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
7. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
BAB 1 - Pendahuluan
3
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
Kinerja, Pelaporan kinerja dan Tata Cara Reviuatas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah;
10. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 6 Tahun 2012
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor 9 Tahun 2007 tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2007 Nomor 66);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016
Nomor 11);
13. Peraturan Bupati Belitung Timur Nomor 28 Tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Bupati Nomor 50 Tahun 2016 tentang Indikator Kinerja Utama
Pemerintah Daerah Tahun 2016 – 2021.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur merupakan suatu bentuk format
pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan yang berisi informasi pengukuran
kinerja, yang menggambarkan apakah Pemerintah Daerah berhasil atau gagal dalam
mencapai visi dan misi Kepala Daerah yang berdampak pada progres tercapainya
kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Belitung Timur. Secara umum Laporan
Kinerja ini bermanfaat untuk:
1. Meningkatkan akuntabilitas Instansi
2. Umpan balik peningkatan kinerja instansi pemerintah
3. Meningkatkan perencanaan di segala bidang (baik program maupun sumber
daya organisasi/instansi)
4. Meningkatkan kredibilitas instansi di mata instansi yang lebih tinggi
5. Meningkatkan kepercayaan masyarakat.
6. Mengetahui dan menilai keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan tugas
dan tanggungjawab instansi
BAB 1 - Pendahuluan
4
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
BAB 1 - Pendahuluan
5
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
Tabel 1.1
Luas Wilayah Kabupaten Belitung Timur Per Kecamatan
Luas
Kecamatan 2 Persentase
(Km )
Kabupaten Belitung Timur mempunyai luas wilayah daratan 2.506,91 km2 dan
wilayah lautan 15.461,03 km2, yang terbagi atas 7 (tujuh) Kecamatan, dengan 3 (tiga)
diantaranya merupakan kecamatan baru yaitu : Dendang, Gantung, Manggar, Kelapa
Kampit, Simpang Renggiang, Simpang Pesak dan Damar, serta terbagi menjadi 39
(tiga puluh sembilan) Desa didalamnya, dengan Manggar sebagai Ibu Kota
Kabupatennya. Sementara letak dan luas kabupaten Belitung Timur dapat dilihat
berikut ini:
Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Belitung Timur
I. Letak Kabupaten Belitung Timur : 02° 30’ - 03° 15’ Lintang Selatan
Position Of Belitung Timur Regency : 107° 45’ - 108° 18’ Bujur Timur
II. Luas Wilayah Daratan / Land Area : 2 506,91 km²
III. Luas Wilayah Lautan / Sea Area : 15 461,03 km²
IV. Luas Wilayah Daratan dan Lautan
: 17 967,94 km²
Land and Sea Area
1.4.2 Kependudukan
1.4.2.1 Jumlah dan Sebaran/Distribusi Penduduk
Kondisi terakhir pada Tahun 2017 jumlah penduduk di Kabupaten Belitung
Timur dapat diukur sesuai data yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Belitung Timur sebanyak 119.807 jiwa yang menghuni
luas wilayah 2.506,9 km2, sehingga kepadatan penduduk di Kabupaten Belitung
BAB 1 - Pendahuluan
6
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
Timur tercatat sebesar 47,79 jiwa/km2. Untuk data detail dapat disajikan sebagai
berikut:
Tabel1.2
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2017
KEPADATAN
JUMLAH PENDUDUK
NO KECAMATAN LUAS WILAYAH km²
PENDUDUK 2
(jiwa/ km )
1 MANGGAR 229 37.811 165,11
2 GANTUNG 236,9 26.242 48,04
3 DENDANG 546,3 9.994 41,08
4 KELAPA KAMPIT 362,2 18.016 36,14
5 DAMAR 498,5 12.505 52,79
6 SIMPANG RENGGIANG 390,7 7.070 18,10
7 SIMPANG PESAK 243,3 8.169 22,55
JUMLAH 2.506,9 119.807 47,79
Sumber : Database Kementerian Dalam Negeri Tahun 2017 Semester I
Tabel 1.3
Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2017
2
NO. KELOMPOK UMUR LUAS WILAYAH (km )
LAKI-LAKI PEREMPUAN L+P
1 2 3 4 5
1. 0–4 4.996 4.602 9.598
2. 5–9 5.396 5.066 10.462
3. 10 – 14 5.434 5.157 10.591
4. 15 – 19 5.038 4.886 9.924
5. 20 – 24 4.605 4.356 8.961
6. 25 – 29 4.561 4.431 8.992
7. 30 – 34 5.238 4.823 10.061
8. 35 – 39 5.970 5.513 11.483
9. 40 – 44 5.232 4.535 9.767
10. 45 – 49 4.121 3.698 7.819
11. 50 – 54 3.296 3.015 6.311
12. 55 – 59 2.563 2.626 5.189
13. 60 – 64 2.088 2.061 4.149
14. 65 – 69 1.410 1.476 2.886
15. 70 – 74 791 866 1.657
16. 75 + 840 1.117 1.957
JUMLAH 61.579 58.228 119.807
BAB 1 - Pendahuluan
7
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
Tabel 1.4
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2017
Tingkat Kelapa Simpang Simpang
No Manggar Gantung Dendang Damar Total
Pendidikan Kampit Renggiang Pesak
TIDAK /
1 BELUM 7.398 4.768 1.603 3.106 2.140 1.181 1.703 21.899
SEKOLAH
TIDAK
2 TAMAT SD / 6.573 5.296 2.839 3.024 1.860 1.343 1.459 22.394
SEDERAJAT
3 SD /
SEDERAJAT
8.969 7.077 3.507 4.296 3.958 2.663 2.920 33.390
4 SLTP /
SEDERAJAT
4.739 3.722 1.020 2.884 1.996 1.050 1.049 16.460
5 SLTA /
SEDERAJAT
7.712 4.408 851 3.864 2.129 697 842 20.503
6 DIPLOMA I/II 339 223 44 170 89 26 53 944
AKADEMI /
7 DIPLOMA III/ 743 265 46 215 128 47 40 1.484
S.MUDA
8 DIPLOMA IV /
STRATA I
1.282 472 83 445 198 60 102 2.642
9 STRATA II 56 11 1 12 6 2 1 89
10 STRATA III 1 1 2
Jumlah 37.811 26.242 9.994 18.016 12.505 7.070 8.169 119.807
Grafik 1.1
Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Berdasarkan PDRB ADHK Tahun Dasar 2000, DenganPDRB ADHK Tahun Dasar 2010
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2001-2016
BAB 1 - Pendahuluan
9
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
Peranan Konsumsi Rumah Tangga masih menjadi penopang utama PDRB dari sisi
pengeluaran, walaupun demikian kenaikan peranan yang signifikan terjadi juga pada
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dari 27,27 menjadi 29,65 %. Hal ini
menunjukkan pembelian mesin dan barang modal lainnya untuk kegiatan usaha
mulai semakin menjamur di Beltim.
agar dapat hidup secara layak. Agar semua konsep yang luas dan menyeluruh yang
merangkum kisaran luas potensi manusia mulai dari kesehatan dan gizi, pendidikan
sampai kebebasan demokratis dan kualitas hidup yang disebut pembangunan
manusia tersebut dapat diterjemahkan ke dalam pembuatan kebijakan,
pembangunan manusia harus dapat dipantau dan diukur dengan mudah yang
diterjemahkan ke dalam data statistik
Level IPM Kabupaten Belitung Timur tahun 2016 mencapai 69,3 berada pada
peringkat ke empat dari tujuh kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
Tabel 1.6
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Metode Baru, 2010-2016
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Daerah 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Bangka 66,41 67,37 67,99 69,34 69,79 70,03 70,43
Belitung 66,79 67,17 67,87 69,27 69,56 70,29 70,81
Bangka Barat 63,16 64 64,92 65,85 66,43 67,23 67,6
Bangka Tengah 65,1 66,09 66,88 67,67 68,09 68,66 68,76
Bangka Selatan 59,98 60,53 61,17 62,96 63,54 63,89 64,57
Belitung Timur 64,99 65,86 66,59 67,71 68,1 68,83 69,3
Kota
Pangkalpinang 74,68 75,02 75,69 76,14 76,28 76,61 76,73
Provinsi Babel 66,02 66,59 67,21 67,92 68,27 69,05 69,55
Sehingga berdasarkan klasifikasi capaian IPM kabupaten Belitung Timur berada pada
posisi sedang, dan berada pada peringkat ke empat dari tujuh kabupaten/kota yang
berada di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Indeks Pembangunan Manusia disusun dari tiga komponen yaitu:
1. Lamanya hidup diukur dengan harapan hidup pada saat lahir,
2. Tingkat pendidikan diukur dengan kombinasi antara rata-rata lama sekolah pada
BAB 1 - Pendahuluan
11
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
penduduk dewasa (dengan bobot sepertiga) dan harapan lama sekolah (dengan
bobot sepertiga),
3. Dan tingkat kehidupan yang layak, diukur dengan pengeluaran per kapita yang
telah disesuaikan (PPP Rupiah).
Tabel 1.7
Komponen Penyusun IPM Kabupaten Belitung Timur, 2010-2016
Angka Angka
Angka Pengeluaran
Harapan Rata-rata
Harapan per Kapita
Tahun Lama Lama IPM
Hidup Disesuaikan
Sekolah Sekolah
(tahun) (Rp)
(tahun) (tahun)
2010 70,88 10,03 6,96 9 533 000 64,99
2011 70,94 10,32 7,24 9 647 000 65,86
2012 70,98 10,51 7,51 9 760 000 66,59
2013 71,01 10,71 7,83 10 233 000 67,71
2014 71,03 10,94 7,89 10 272 000 68,10
2015 71,23 11,28 7,91 10 523 000 68,83
2016 71,30 11,46 7,95 10 720 000 69,30
Grafik 1.2
Angka Harapan Hidup
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2010-2016
Artinya harapan hidup penduduk Beltim
Tahun 2016 mencapai 71,30 tahun
menempati peringkat ke-2 tertinggi setelah
Kota Pangkalpinang dan menggambarkan
tujuan pembangunan manusia yang
mengupayakan “usia hidup” yang panjang
dan sehat telah tercapai oleh pemerintah
Beltim. Indikator ini yang menjadi indikator
pendongkrak angka IPM Belitung Timur
hingga ke peringkat ke-4 se Provinsi.
Grafik 1.3
Angka Harapan Lama Sekolah dan Angka Rata-rata Lama Sekolah
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2010-201
BAB 1 - Pendahuluan
12
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
BAB 1 - Pendahuluan
13
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat
oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Dalam Reformasi Birokrasi sekarang ini, sumber daya manusia yaitu Pegawai
Negeri Sipil adalah hal yang tak kalah pentingnya. Dengan manajemen kepegawaian
yang baik diharapkan diperoleh aparatur pemerintah daerah yang profesional,
sehingga efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari masing-
masing SKPD dapat dicapai. Adapun Total PNS di Kabupaten Belitung Timur per 31
Desember 2018 adalah sebanyak 2.604 orang, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1.8
Jumlah PNS per OPDdi Lingkungan Pemkab Belitung Timur Tahun 2018
PNS BERDASARKAN
JENIS KELAMIN
NO. NAMA OPD JUMLAH
PRIA WANITA
1 Sekretariat Daerah 37 26 63
2 Sekretariat DPRD 15 5 20
Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian
4 17 11 28
dan Pengembangan Daerah
Badan Kepegawaian dan Pengembangan
5 17 11 28
Sumber Daya Manusia
7 Inspektorat 17 17 34
15 Dinas Perpustakaan 11 9 20
BAB 1 - Pendahuluan
15
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
27 Kecamatan Manggar 8 8 16
28 Kecamatan Gantung 12 6 18
29 Kecamatan Dendang 14 2 16
31 Kecamatan Damar 11 6 17
BAB 1 - Pendahuluan
16
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
Pembangunan yang berdaya guna dan berhasil guna akan dapat diwujudkan apabila
didahului oleh adanya perencanaan yang terpadu, baik perencanaan jangka panjang,
jangka menengah dan perencanaan tahunan.
Kerangka perencanaan jangka panjang dijabarkan dengan perencanaan jangka
menengah melalui penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-2021 yang ditetapkan melalui Peraturan daerah
Nomor 11 Tahun 2016. Penjabaran lebih lanjut dalam perencanaan tahunan di
tuangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2018 dan Kebijakan
Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2018.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Perubahan Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2016-2021 merupakan Dokumen perencanaan strategis yang
disusun dan dirumuskan setiap lima tahun (perencanaan jangka menengah) yang
menggambarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Program dan kegiatan Daerah. RPJMD
secara sistematis mengedepankan isu-isu lokal, yang diterjemahkan kedalam bentuk
strategi kebijakan dan rencana pembangunan yang terarah, efektif dan
berkesinambungan sehingga dapat diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan
skala prioritas dan kemampuan anggaran.
Dalam rangka mewujudkan Visi diatas, maka Misi kabupaten Belitung Timur
sebagaimana tertuang di dalam RPJMD Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-2021
sebagai berikut:
1. Menerapkan konsep ketatapemerintahan yang baik antara pemerintah, swasta
dan masyarakat di Kabupaten Belitung Timur agar tercipta sinergitas dan
keharmonisan dalam pembangunan.
2. Membangun dan membenahi infrastruktur daerah untuk memperbaiki kinerja
pelayanan.
3. Diversifikasi lapangan usaha dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat
Kabupaten Belitung Timur untuk meningkatkan pendapatan dan kualitas hidup,
pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan.
daerah menjadi sangat dominan. Ketersediaan prasarana jalan darat, laut, udara,
pelabuhan, air, listrik dan lain-lain infrastruktur menjadi tuntutan yang sangat
mendasar agar dapat dipenuhi oleh pemerintah di level manapun.
Tabel 2.1
Matriks Hubungan Antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Kabupaten Belitung Timur
Visi : BELITUNG TIMUR YANG MAJU DAN UNGGUL DENGAN BERBASISKAN SUMBERDAYA LOKAL
Tujuan Sasaran Strategis
Misi
Uraian Indikator Uraian Indikator
1 Menerapkan Konsep 1 Terselenggaranya 1 terwujudnya sistem Jumlah kerjasama
Ketatapemerintahan yang tatakelola kelembagaan dan daerah berbasis
Baik Antara Pemerintah, pemerintahan yang ketatalaksanaan teknologi informasi
Swasta dan Masyarakat Di profesional, taat pemerintahan yang
Nilai AKIP Kabupaten
Belitung Timur agar hukum, efisien, efektif efektif dan efisien
Tercipta Sinergitas dan dan akuntabel
Keharmonisan dalam Persentase
Pembangunan penempatan PNS
yang sesuai dengan
peta jabatan
Persentase OPD
Pelayanan Publik
langsung kepada
masyarakat yang
menetapkan SOP-AP
5 meningkatnya Penurunan
penataan, pembinaan pelanggaran Perda
dan penegakan
hukum serta
demokrasi yang adil
dan bermartabat
dengan kepastian
hukum seluruh
peraturan
perundang-
undangan dilevel
daerah
6 meningkatnya Persentase usulan
perencanaan, masyarakat yang
pelaksanaan dan diakomodir dalam
pengawasan perencanaan
pembangunan pembangunan
dengan memberikan kabupaten
ruang untuk
partisipasi
masyarakat dan
swasta
Jumlah partisipasi
kelompok
masyarakat dalam
proses perencanaan
Jumlah stakeholders
yang menyampaikan
usulan
7 berkembangnya tata Jumlah OPD yang
kelola pemerintahan menerapkan e-gov
berbasis e-
government Jumlah sistem
informasi yang telah
terintegrasi
Kawasan strategis
pariwisata dengan
infrastruktur baik
Presentase luas
permukiman yang
tertata dengan baik
Presentase
penanganan sampah
Nilai investasi
berskala nasional
(PMDN/PMA)
Tingkat kemiskinan
Persentase
masyarakat
mendapat pelayanan
kesehatan
Cakupan
kepesertaan Jaminan
Kesehatan Nasional
(JKN)
25 terwujudnya Persentase
pelestarian seni dan kelompok kesenian
budaya tradisional aktif
Persentase nomor
cabang olahraga
yang meraih medali
dalam kompetisi
kebangsaan, toleransi
beragama,
pemantapan ideologi
negara, politik dan
demokrasi
1.1.3. Terciptanya Mengoptimalkan 1. Ekstensifikasi dan
pengelolaan keuangan pengelolaan keuangan intensifikasi sumber
daerah yang akuntabel daerah yang akuntabel dan pendapatan asli daerah
berbasis teknologi informasi dan optimalisasi sumber
pendapatan daerah
lainnya secara akuntabel
berbasis teknologi dan
informasi
2. Pengelolaan anggaran
daerah yang efektif,
efisien dan akuntabel
berbasis teknologi dan
informasi
Mengoptimalkan penataan 1. Pengelolaan aset dengan
aset, kepustakaan, langkah efektif
kearsipan dan 2. Optimalisasi penataan
pendokumentasian arsip dan dokumentasi
1.1.4. Meningkatnya Meningkatkan pelayanan 1. Membangun sistem
pelayanan publik publik yang dapat diakses informasi di semua
dengan mudah, cepat dan layanan publik
transparan dan berpihak 2. Optimalisasi penggunaan
kepada masyarakat teknologi informasi yang
terintegrasi bagi seluruh
pelayanan publik menuju
kabupaten dengan access
and service all-round
online
3. Optimalisasi penataan
data dan administrasi
kependudukan
4. Optimalisasi
penanggulangan bencana
daerah
1.1.5. Meningkatnya Meningkatkan penataan, 1. Meningkatkan wawasan
penataan, pembinaan pembinaan dan penegakan kebangsaan dan
dan penegakan hukum hukum serta demokrasi demokrasi
serta demokrasi yang yang adil, bermartabat dan 2. Evaluasi terhadap
adil dan bermartabat taat hukum peraturan-
dengan kepastian peraturan/kebijakan
hukum seluruh daerah yang menghambat
peraturan perundang- investasi di daerah dan
undangan dilevel yang tidak berpihak pada
daerah kebutuhan masyarakat
1.1.6. Meningkatnya Peningkatan kualitas dan Peningkatan kapasitas dan
perencanaan,pelaksan kapasitas perencanaan, kualitas sistem pengawasan
aan dan pengawasan pelaksanaan dan
pembangunan dengan pengawasa pembangunan
memberikan ruang daerah
untuk partisipasi
masyarakat dan swasta
1.1.7. Berkembangnya tata Meningkatnya kualitas 1. Peningkatan penggunaan
kelola pemerintahan pelayanan publik serta Teknologi Informasi
berbasis e-government penggunaan teknologi Komunikasi dalam
pelayanan publik.
informasi dan komunikasi
2. Meningkatkan
perencanaan
pembangunan daerah
5. Meningkatkan jumlah
tenaga kerja terampil
3.4. Meningkatkan 3.4.1. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Akses dan pembiayaan
aksesibilitas dan aksesibilitas dan ketersediaan dan pendidikan yang tepat
mutu pendidikan layanan pendidikan keterjangkauan layanan guna
pendidikan pada setiap 2. Peningkatan SDM pendidik
serta derajat
jenis dan jenjang dan kependidikan,
kesehatan 2. Meningkatkan kualitas akreditasi, serta
masyarakat untuk pendidikan pemenuhan sarana dan
menghasilkan SDM 3. Meningkatkan partisipasi prasarana pendidikan
yang berkualitas dan pendidikan masyarakat 3. Meningkatkan peran serta
berdaya saing masyarakat bagi
keberlanjutan pendidikan
dasar dan menengah
4. Optimalisasi perpustakaan
untuk menumbuhkan
minat baca
3.4.2. Meningkatnya derajat 1. Peningkatan kualitas, 1. Menyediakan, revitalisasi
kesehatan masyarakat kuantitas dan dan membenahi sarana,
keterjangkauan prasarana dan tenaga
pelayanan Kesehatan kesehatan
2. Peningkatan upaya 2. Meningkatkan
kesehatan bagi pembiayaan, pelayanan
masyarakat yang bersifat dan upaya kesehatan
promotif, preventif, masyarakat
kuratif dan rehabilitatif
3.5. Meningkatkan 3.5.1. Pengendalian laju Optimalisasi pengendalian 1. Mendorong keluarga
kesejahteraan sosial pertumbuhan kependudukan dengan berencana yang kecil,
masyarakat penduduk selektif mandiri dan sejahtera
2. Pengalihan kepadatan
penduduk ke wilayah yang
kurang/belum padat
3.5.2. Terjaminnya 1. Meningkatkan advokasi 1. Meningkatkan jaminan
perlindungan perlindungan perempuan perlindungan perempuan
perempuandan anak dan anak dan anak
2. Meningkatkan peran 2. Mendorong peran
gender, dan pemuda perempuan dan pemuda
dalam pembangunan untuk lebih aktif dalam
pembangunan
3.5.3. Terwujudnya Meningkatkan pengetahuan 1. Meningkatkan pelestarian
pelestarian seni dan masyarakat akan nilai budaya
budaya keragaman budaya untuk 2. Meningkatkan daerah
mendukung terwujudnya yang menjalin hubungan
karakter dan jati diri daerah kerjasama dan pertukaran
yang memiliki ketahanan informasi budaya daerah
budaya yang diukur dengan
indeks gotong-royong dan
toleransi
Mengembangkan seni 1. Optimalisasi dan
budaya berwawasan wisata pengembangan seni dan
budaya yang bisa menarik
kunjungan wisatawan
serta pengembangan
destinasi wisata local
etnic.
2. Penyediaan sarana dan
prasarana seni dan budaya
melalui balai kesenian dan
kebudayaan
3.5.4. Meningkatnya pemuda Meningkatkan dukungan 1. Penyediaan sarana dan
berprestasi melalui dan peran serta generasi prasarana kepemudaan
peran serta aktif muda dan olahraga dan olahraga
Tabel 2.3
Matriks Perbandingan IKU Awal dengan IKU Perubahan
Misi Misi 1 : Menerapkan konsep ketatapemerintahan yang baik antara pemerintah, swasta serta masyarakat di Belitung Timur
agar tercipta sinergitas dan keharmonisan dalam pembangunan
Tujuan 1.1 : Terselenggaranya tatakelola pemerintahan yang profesional, taat hukum, efisien, efektif dan akuntabel
IKU Awal IKU Perubahan
Ter No Sasaran
s Indikator Indikator
1 Terwujudnya sistem Persentase PD dengan capaian Jumlah kerjasama daerah dibidang
kelembagaan dan ketata kinerja baik teknologi informasi
laksanaan pemerintahan yang
Nilai evaluasi AKIP Kabupaten Nilai evaluasi AKIP Kabupaten
efektif dan efisien
Nilai LPPD Persentase penempatan PNS yang
sesuai dengan peta jabatan
Persentase OPD Pelayanan Publik
langsung kepada masyarakat yang
menetapkan SOP-AP
2 Meningkatnya wawasan Angka partisipasi masyarakat Angka partisipasi masyarakat dalam
pengetahuan dan kesadaran dalam PEMILU Pemilu
masyarakat akan wawasan Menurunnya Penyakit Masyarakat
BAB 2 – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
31
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
kebangsaan, pemantapan
ideologi negara, politik dan
demokrasi
3 terciptanya pengelolaan Opini BPK terhadap Laporan Opini BPK terhadap Laporan Keuangan
keuangan daerah yang Keuangan
akuntabel
Persentase temuan pemeriksaan BPK
yang telah ditindaklanjuti
Persentase temuan pemeriksaaan
Inspektorat yang telah ditindaklanjuti
Persentase serapan belanja daerah
Meningkatnya pelayanan publik Indeks Kepuasan Masyarakat di Presentase OPD dengan IKM baik
Bidang Kesehatan
4 Indeks Kepuasan Masyarakat di -
Bidang Pendidikan
Indeks Kepuasan Masyarakat di -
Bidang Perizinan
5 Meningkatnya penataan, Jumlah Pelanggaran Perda Penurunan pelanggaran Perda
pembinaan dan penegakan
hukum serta demokrasi yang
adil dan bermartabat dengan
kepastian hukum seluruh
peraturan perundang-
undangan dilevel daerah
6 Meningkatnya perencanaan, Partisipasi Kelompok Persentase usulan masyarakat yang
pelaksanaan dan pengawasan Masyarakat dalam kegiatan diakomodir dalam perencanaan
pembangunan dengan Musrenbang di Kabupaten pembangunan kabupaten
memberikan ruang untuk Persentase usulan masyarakat Partisipasi kelompok masyarakat dalam
yang diakomodir dalam proses perencanaan
partisipasi masyarakat dan
perencanaan pembangunan
swasta kabupaten
Realisasi capaian hasil Jumlah stakeholders yang
monitoring dan evaluasi menyampaikan usulan
terhadap RKPD
7 Berkembangnya tata kelola Cakupan wilayah untuk Jumlah OPD yang menerapkan e-gov
pemerintahan berbasis e- Pelayanan informasi
goverment pembangunan
Jumlah sistem informasi yang
terintegrasi
Misi 2 : Membangun Infrastruktur dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Belitung Timur
Tujuan 2 : Meningkatkan Infrastruktur dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Belitung Timur
IKU Awal IKU Perubahan
Ter No Sasaran
s Indikator Indikator
8 Memperlancar akses dari dan Panjang jalan kabupaten dalam Panjang jalan kabupaten dalam kondisi
ke kecamatan terjauh dari kondisi baik baik
ibukota kabupaten serta Panjang jalan yang dibangun
mendorong percepatan dan
Persentase jumlah jembatan kondisi baik
peningkatan kualitas layanan
di kawasan perdesaan
9 Pemenuhan kebutuhan dasar Akses sanitasi masyarakat Akses sanitasi masyarakat
masyarakat Pengurangan kawasan kumuh Pengurangan kawasan kumuh
Akses air bersih masyarakat Akses air bersih masyarakat
Presentase penduduk berakses air minum
Tujuan 2.2 : Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pelayanan pemerintahan daerah
10 Pembangunan infrastruktur Pelabuhan aktif Kawasan strategis kelautan dan perikanan
kawasan strategis dengan infrastruktur baik
Kawasan strategis pariwisata dengan
infrastruktur baik
11 Meningkatkan kualitas Persentase penataan kawasan Persentase Ruang Terbuka Hijau (RTH)
lingkungan hidup Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Presentase luas permukiman yang tertata
dengan baik
Presentase penanganan sampah
12 Terwujudnya sistem Jumlah angkutan antar Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
transportasi baik darat kabupaten
maupun laut dalam rangka Jumlah angkutan umum dalam Jumlah kapal penumpang laik laut
pelayanan distribusi barang kabupaten
dan penumpang Jumlah angkutan barang laik laut
13 Pengendalian dan Jumlah peraturan pendukung Ketaatan Tata Ruang
pemanfaatan ruang yang pengendalian dan pemanfaatan
sesuai dengan RTRW ruang
Ketaatan Tata Ruang -
Misi 3 : Diversifikasi lapangan usaha dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Belitung Timur untuk meningkatkan
pendapatan dan kualitas hidup, pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan
Tujuan 3.1 : Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan laju inflasi
BAB 3
AKUNTABILITAS
KINERJA
Tabel 3.1-3
Persentase capaian indikator
Jumlah
Capaian
Indikator Persentase
Sangat tinggi 39 63,93
Tinggi 12 19,67
Sedang 1 1,64
Rendah 2 3,28
Sangat
7
rendah 11,48
Jumlah 61 100,00
Gambar 3.1-1
Diagram Capaian IKU 2018
19,67
11,48
12
3,28
7
1,64
2
1
Dari diagram di atas dapat dilihat capaian indikator sasaran dengan kategori Sangat
Tinggi sebanyak 39 indikator, atau 63,93% dari seluruh jumlah indikator, lalu capaian
indikator dengan kategori Tinggi sebanyak 12 indikator, atau 19,67%, capaian indikator
dengan kategori Sedang sebanyak 1 indikator, atau 1,64%, capaian indikator dengan
kategori Rendah sebanyak 2 indikator, atau 3,28%, dan capaian indikator dengan
kategori Sangat Rendah sebanyak 7 indikator, atau 11,48%.
Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja
untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai
atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.
𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖
𝑥 100%
𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡
Indikator bermakna negatif, artinya jika semakin besar realisasi berarti semakin
buruk kinerjanya, atau sebaliknya semakin kecil realisasi berarti semakin baik
kinerjanya. Indikator ini diukur dengan menggunakan rumus :
Adapun rincian dan analisis capaian kinerja masing-masing sasaran dan indikator
sasaran adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2.1
2 Nilai evaluasi AKIP Nilai 50,6 57,7 114,03 57,7 63,47 100
Kabupaten
3 Persentase % 100 91,48 91,48 100 100 100
penempatan PNS yang
sesuai dengan peta
jabatan
4 Persentase OPD % 100 67,74 67,74 100 87,5 87,5
Pelayanan Publik
langsung kepada
masyarakat yang
menetapkan SOP-AP
Rata-rata capaian kinerja 93,31 80,2
Tabel 1.1.1-2
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Belitung Timur yang telah menyusun, mengevaluasi
dan menetapkan SOP-AP
No 2017 2018
1. Sekretariat DPRD Sekretariat DPRD
2. Sekretariat Daerah Dinas Penanaman Modal,Pelayanan Terpadu
- ULP (unit layanan Pengadaan); Satu Pintu dan Perdagangan
3. Dinas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup
4. Dinas Penanaman Modal ,Pelayanan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM
Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan
5. Dinas Perhubungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
- Unit KIR
7. Dinas Pemuda dan Olah Raga Dinas Pendidikan
8. Dinas Perikanan Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia
9. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Inspektorat
Sipil
10. Dinas Sosial dan Pemberdayaan Dinas Pertanian dan Pangan
masyarakat dan Pemerintahan Desa
11. Dinas Perpustakaan Dinas Perhubungan
12. Badan Pengelolaan keuangan dan Dinas Perikanan
Pendapatan Daerah
13. Badan Kepegawaian dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Pengembangan Sumberdaya Manusia
14. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Dinas Perpustakaan
15. Kecamatan Manggar Badan Pengelolaan Keuangan dan
Pendapatan Daerah
16. Kecamatan Damar Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
17. Kecamatan Kelapa Kampit Kecamatan Manggar
18. Kecamatan Gantung Kecamatan Damar
19. Kecamatan Simpang Renggiang Kecamatan Kelapa Kampit
20. Kecamatan Simpang Pesak Kecamatan Gantung
21. Kecamatan Dendang Kecamatan Simpang Renggiang
Berdasarkan Indikator Kinerja Utama yang diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 28
Tahun 2018, 8 (delapan) OPD menjadi target indikator Persentase OPD Pelayanan
Publik langsung kepada masyarakat yang menetapkan SOP-AP, yaitu sebagai
berikut:
1) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
2) Dinas Pendidikan
3) Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan
4) Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
5) Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
6) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
7) Satuan Polisi Pamong Praja
8) Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah
Capaian target indikator ini sebesar 87,5%. Dari seluruh OPD yang ditargetkan
tersebut, terdapat 1 (satu) OPD yang belum melaksanakan penyusunan SOP-AP pada
unitnya, yaitu Satuan Polisi Pamong Praja. Sehingga akan dilakukan pembinaan
kepada OPD tersebut agar segera menyusun SOP-AP untuk dapat dijadikan acuan
dalam pelaksanaan tugasnya.
Namun demikian, sebagai pelaksanaan tugas dan fungsi Bagian Organisasi, seluruh
OPD ditargetkan untuk menyusun dan menetapkan SOP-AP, dan akan dilakukan
evaluasi secara berkala dalam implementasinya.
Tabel 3.2.2
yang mana tidak sesuai dengan norma dan nilai – nilai sosial yang ada serta
berpengaruh pada kehidupan masyarakat.
Dari tabel diatas, pelanggaran terhadap K3 paling banyak terjadi pada tahun
2018 yaitu sebanyak 39 kasus. Untuk tahun 2016 pelanggaran yang terjadi
sebanyak 15 kasus, sedangkan untuk tahun 2017 pelanggaran yang terjadi
sebanyak 10 kasus. Realisasi dihitung dengan menggunakan rumus
perhitungan: (jumlah kasus Pekat tahun sebelumnya-jumlah kasus pekat tahun
sekarang)/ jumlah kasus Pekat Tahun sebelumnya x 100%.
Pada tahun 2017, terjadi penurunan jumlah kasus yang signifikan, dari 15 kasus
di tahun 2016 menjadi 10 kasus di tahun 2017. Sebelum tahun 2016 belum ada
kegiatan yang mendukung program pembinaan PEKAT sehingga data belum
terinventarisir secara lengkap. Setelah dianggarkan dalam kegiatan di tahun
2016 untuk Penyakit Masyarakat (PE-KAT) sampai dengan tahun 2018
meningkatnya pelanggaran K3 yang dilaporkan/teridentifikasi dan kemudian
pelanggaran K3 tersebut terselesaikan oleh Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Belitung Timur yang bekerja sama dengan OPD yang terkait,
TNI/POLRI, dan Kejaksaan tercapai, dimana Anggaran yang digunakan untuk
kegiatan penertiban penyakit masyarakat (PEKAT) ini sebesar Rp.62.850.000,-
dan hanya terpakai sebesar Rp.11.373.000,- dengan 39 kasus yang
terselesaikan.
Tabel 3.2.3
Capaian Capaian
Kinerja Realisas Kinerja
Target Realisasi Target
Tahun i Tahun
2017(%) 2018 (%)
1 Opini BPK terhadap Opini WDP WDP 100 WDP WDP 100
Laporan Keuangan
2 Persentase temuan % 50 76,88 153,76 50 51,01 100
pemeriksaan BPK
yang telah
ditindaklanjuti
3 Persentase temuan % 50 63,54 127,08 50 48,69 97
pemeriksaan
Inspektorat yang
telahditindaklanjuti
4 Persentase serapan % 100 89,38 89,38 100 89,80 89,80
belanja daerah
Rata-rata capaian kinerja 117,55 96,7
yakin bahwa bukti pemeriksaan yang telah diperoleh adalah cukup dan tepat,
sebagai dasar untuk menyatakan opini Wajar Dengan Pengecualian.
Untuk mencapai opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang ditargetkan pada
tahun berikutnya, Pemerintah Kabupaten Belitung Timur telah melakukan
berbagai upaya untuk meningkatkan akuntabilitas keuangan, diantaranya
dengan melakukan perbaikan dokumen Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas dan
Laporan Perubahan Ekuitas untuk tahun berakhir pada tanggal tersebut serta
catatan atas Laporan Keuangan.
b. Analisis Kinerja
Hasil pemeriksaan BPK RI Perwakilan Propinsi Bangka Belitung terhadap
persentase temuan pemeriksaan BPK yang telah ditindaklanjuti mengalami
peningkatan dibanding tahun sebelumnya 45,18 mengalami kenaikan
sebesar 5,83 sehingga sampai dengan Tahun 2018 persentase temuan
pemeriksaan BPK yang ditindaklanjuti dan sesuai sebesar 51,01% .
c. Solusi
Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung Timur
dalam meningkatkan persentase temuan pemeriksaan BPK yang ditindak
lanjuti ini akan lebih fokus dalam penyelesaian tindak lanjut dengan
melakukan percepatn tindak lanjut ke OPD-OPD yang belum menindaklanuti
penyelesain dari Tahun 2005 s.d Tahun 2018, dan yang sudah
menindaklanjuti tapi belum sesuai sehingga tahun berikutnya
persentasenya bisa meningkat.
selsai pada akhir bulan Desember jadi belum selesai dilakukan tindaklanjut,
baru akan ditindaklanjuti pada Tahun ini.
c. Solusi
Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung Timur
dalam meningkatkan persentase temuan pemeriksaan Inspektorat yang
ditindak lanjuti ini akan lebih fokus dalam penyelesaian tindak lanjut dengan
melakukan percepatan tindak lanjut ke OPD-OPD yang belum
menindaklanjuti penyelesain rekomendasi sampai Tahun 2018, dan yang
sudah menindaklanjuti tapi belum sesuai sehingga tahun berikutnya
persentasenya bisa meningkat.
Tabel 3.2.4
Dibawah ini adalah daftar nilai indeks kepuasan masyarakat yang rata-ratanya
minimal bernilai Baik “B”.
Tabel 3.2.4-1
Daftar Organisasi Perangkat Daerah yang melaksanakan
Survei Kepuasan Masyarakat tahun 2018
laboratorium
Pelayanan bagi B
12 Dinas Pendidikan 71,92 - -
stakeholder “Baik”
Dinas Tenaga Kerja,
13 Koperasi, Usaha Kecil - - 77,64 B (Baik)
dan Menengah
Satuan Polisi Pamong
14 - - - -
Praja
a. Penjelasan
Pada tabel di atas, sejumlah 21 unit pelayanan publik dari 14 OPD yang memiliki
pelayanan langsung yang menjadi target pengukuran kepuasan masyarakat.
Namun masih terdapat 2 (dua) OPD yang belum melakukan survey kepuasan
masyarakat, yaitu Dinas Pendidikan dan Satuan Polisi Pamong Praja, sehingga hal
ini berpengaruh pada nilai rata-rata IKM OPD Kab. Belitung Timur.Sedangkan jika
dilihat dari IKM pada OPD yang melakukan survey kepuasan masyarakat, terdapat
9 (sembilan) unit yang memiliki IKM dengan grade A (Sangat Baik) dan 10
(sepuluh) unit dengan IKM grade B (Baik), sehingga rata-rata IKM pada grade B
atau Baik.
b. Analisis Kinerja
Secara persentase mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Hal ini
disebabkan antara lain :
- Adanya perubahan IKU sehingga pada sasaran ini mengalami perubahan OPD
yang ditargetkan.
- adanya OPD sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Bupati no 28
tahun 2017 yang tidak melaksanakan pengukuran kepuasan masyarakat.
- Kurangnya komitmen dari OPD penyelenggara pelayanan publik langsung
untuk mengukur kepuasan masyarakat terhadap layanannya.
Dalam pelaksanaan survei ini masih terdapat kendala yang sangat mempengaruhi
nilai survey, yaitu sebagian masyarakat kurang antusias terhadap pelaksanaan
survey ini sehingga cenderung keberatan untuk menjawab atau mengisi form isian
survey yang disampaikan oleh petugas, dan permasalahan berikutnya masyarakat
cenderung takut untuk menyampaikan jawaban yang sebenarnya tentang 14
unsur dalam pengukuran kepuasan masyarakat tersebut.
Namun demikian, secara survey keseluruhan terdapat beberapa OPD yang
mengalami peningkatan indeks kepuasan masyarakat dari grade B atau “Baik”
pada tahun 2017 menjadi grade A atau “Sangat Baik” di tahun 2018, yaitu antara
lain :
1) Kantor Camat Simpang Pesak
2) Kantor Camat Gantung
3) Kantor Camat Damar
Tabel 3.2.5
Indikator ini adalah termasuk indikator negatif, dimana semakin kecil realisasi maka
semakin baik kinerjanya. Pada tahun 2017 dimana jumlah Peraturan Daerah yang
dikawal oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Belitung Timur sebanyak 18
Peraturan Daerah, dan pada tahun 2018 jumlah Peraturan Daerah yang dikawal
oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Belitung Timur sebanyak 19 Peraturan
Daerah.
Pada tahun 2017 dimana target yang ditetapkan yaitu maksimal terjadi
pelanggaran sebanyak 38,89 % dari jumlah Peraturan Daerah yang dikawal, yaitu
sebanyak 7 Peraturan Daerah yang dilanggar, namun setelah dilaksanakan program
dan kegiatan yang mendukung indikator ini yaitudilaksanakannya program
pemeliharaan kantrantibnas dan Pencegahan dan pencegahan tindak kriminal dan
kegiatan Pencegahan dan Penertiban Masyarakat (PEKAT) serta Pelanggaran
Peraturan Daerah, Aksi Penindakan Kantrantibnas dalam penindak lanjutan unit
layanan pengaduan masyarakat, kerjasama dengan instansi terkait (TNI, POLRI dan
Kejaksaan), maka pada tahun 2017 hanya terjadi pelanggaran pada 4 (empat)
Peraturan Daerah yang dikawal oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Belitung Timur.
Di tahun 2018 yang terjadi adalah pelanggaran sebanyak 38,89% dari 19
Peraturan Daerah yang dikawal oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Belitung Timur yaitu adanya 7 Peraturan Daerah yang dilanggar.
Keadaan tersebut dikarenakan saat ini Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Belitung Timur hanya dapat melakukan tindakan non Yustisi. Untuk melakukan
penindakan atas Pelanggaran Peraturan Daerah diperlukan Pegawai Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Sementara di Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Belitung Timur ada 3 (tiga) orang PPNS namun belum bisa melakukan penindakan
dikarenakan 1 (satu) orang PPNS belum dilantik ulang dari Kemenkumham
dikarenakan pernah bertugas di OPD lain dan 1 (satu) orang tidak memenuhi
ketentuan dan syarat pendidikan tentang pengangkatan PPNS.
Tabel 3.2.6
Analisis capaian masing-masing indikator pada sasaran ini dijabarkan sebagai berikut:
1. Persentase usulan masyarakat yang diakomodir dalam perencanaan
pembangunan
a. Penjelasan
Terlibatnya masyarakat dalam pembangunan sudah tentu mutlak adanya,
sehingga partisipasi yang diberikan secara tidak langsung memberi
peningkatan kapasitas program yang akan dilaksanakan maupun bagi
masyarakat itu sendiri. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat
dilihat melalui usulan yang disampaikan pada rencana pembangunan
kecamatan dan pelaksanaan forum perangkat daerah yang nantinya akan
dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Pada tahun 2018
jumlah usulan yang masuk melalui sistem aplikasi e-planning sebanyak 995
Tabel 3.2.7
Jumlah aplikasi
2 Aplikasi 3 3 100 2 2 100
yang terintegrasi
Berikut analisis capaian kinerja untuk masing-masing indikator pada sasaran ini :
1. Jumlah OPD yang menerapkan e-Gov
Indikator ini diukur dari OPD yang sudah menggunakan aplikasi e-Gov dalam
pelaksanaan tugas fungsinya. Untuk infrastruktur jaringan, pada tahun 2016 dan
2017 semua OPD sudah terkoneksi jaringan e-government. Pada tahun 2018,
semua OPD sudah menggunakan aplikasi e-Gov antara lain aplikasi SIMDA
Keuangan, e-planning dan sistem absensi terintegrasi. Sedangkan untuk OPD yang
sudah mempunyai aplikasi e-Gov diantara:
Pemasaran Hasil
Perikanan
8 Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Sistem Pelayanan
Menengah Perpanjangan Izin
Mempekerjakan
Tenaga Kerja Asing
(IMTA)
9 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Website DISBUDPAR
Belitung Timur
10 Dinas Perpustakaan Bidang Perpustakaan
(INSLITE)
11 Badan Keuangan Daerah SIMDA (Keuangan,
Pendapatan, BMD)
SIPESPA
Sistem Informasi Pajak
Bumi dan Bangunan
(SIPBB)
SIMCLOUD
12 Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian e-Doc
dan Pengembangan Daerah e-Planning
SIKEREN (Sistem
Informasi Kendali
Renstra)
e-monev (Sistem
Informasi Monitoring
dan Evaluasi Kinerja
Pembangunan)
13 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Sistem Informasi
Daerah Kepegawaian Daerah
(SIKDA)
14 Dinas Kesehatan (RSUD Belitung Timur) Billing System
b. Analisis Kinerja
Indikator kinerja ini pada Tahun 2018 dan 2017 tercapai 100%. Faktor
yang mendorong tercapainya target kinerja yaitu komitmen dari semua OPD
untuk menerapkan e-government dalam rangka pelaksanaan tugas agar efektif
dan efisien. Selain itu, juga adanya dorongan dari Pemerintah Pusat untuk lebih
transparan dalam penyelenggaraan pemerintahan melalui penilaian SPBE
(Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik). Sedangkan faktor yang
b. Analisis Kinerja
Dalam pelaksanaan kinerja sasaran tahun 2018 capaian kinerja sudah tercapai
karena adanya kesadaran dari OPD pelaksana untuk meningkatkan pelayanannya
melalui sistem informasi dan didukung oleh Dinas Komunikasi dan Informatika
dalam hal IT dan perangkat serta dorongan dari Pemerintah Pusat melalui regulasi
sehingga target indikator dapat tercapai. Manfaat dari aplikasi yang terintegrasi ini
diharapkan dapat mempermudah birokrasi dan bisa diakses lebih leluasa.
c. Solusi
Untuk peningkatan pencapaian kinerja diatas, setiap OPD yang berkaitan dengan
pelayanan publik harus terus didorong untuk menggunakan dan mengembangkan
sistem informasi yang terintegrasi. Hal ini sebagai salah satu upaya mencegah
korupsi. Selain itu, OPD juga harus menentukan SOP, memahami dan melaksanakan
SOP tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan ini diharapkan dapat
menambah poin pada penilaian reformasi birokrasi yang dilaksanakan Kementerian
PAN dan RB.
Tabel 3.2.8
No Uraian km
Pembangunan/Peningkatan Jalan Kabupaten dalam
1 4,32
Kecamatan Manggar
Peningkatan Struktur Kapasitas Jalan dan Jembatan
2 1,86
Dalam Kecamatan Manggar
Pembangunan/Peningkatan Jalan Kabupaten dalam
3 4,96
Kecamatan Damar
TAHUN
URAIAN
2017 2018
Total Panjang Jalan Kabupaten/Kota 480,88 480,88
Panjang Jalan Kabupaten dalam
355,73 218,52
Kondisi Baik
Panjang Jalan Kabupaten dalam 19,84 118,6
Kondisi Sedang
Panjang Jalan Kabupaten dalam
21,14 65,17
Kondisi Rusak Ringan
Panjang Jalan Kabupaten dalam
84,17 78,59
Kondisi Rusak Berat
Gambar 1
Kondisi Jalan Kabupaten Di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2017 – 2018
200
150
100
2018
50
0 2017
Panjang Jalan Panjang Jalan Panjang Jalan Panjang Jalan
Kabupaten dalam Kabupaten dalam Kabupaten dalam Kabupaten dalam
Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Rusak Kondisi Rusak Berat
Ringan
Kondisi Jalan
Gambar 2
Kenaikan dan Penurun Kondisi Jalan Tahun 2018
100
50
Kenaikan dan
Penurunan Kondisi
0
Jalan Kabupaten Tahun
-137,21 98,76 44,03 -5,58 2018
-50
-100
-150
Jalan yang yang selesai dibangun dan dioperasikan akan akan mengalami penurunan
kondisi sesuai dengan bertambahnya umur sehingga pada saatnya jalan tersebut tidak
bisa berfungsi dengan baik lagi sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas.
Beberapa perbedaan diantara pembangunan dan pemeliharaan jalan dapat
ditunjukkan pada tabel 5. Dibandingkan dengan pembangunan , permasalahan dalam
pemeliharaan jaringan jalan lebih rumit dan kompleks.
Tabel.4
Perbedaan Kegiatan Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan
c. Solusi
Disamping pembangunan jalan baru, pengawasan dan pemeliharaan
terhadap jalan-jalan yang sudah ada harus tetap dilaksanakan terus menerus
agar jangan mengalami kerusakan sebelum umur rencana yang
diperhitungkan tercapai.
Diperlukan penanganan lebih lanjut melalui peningkatan jalan, pemeliharan
berkala jalan pada kondisi sedang dan pemeliharaan rutin pada kondisi baik.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan strategi
kegiatan pemeliharaan suatu ruas jalan, antara lain:
− Kerusakan(Jenis, Keparahan, Luas, Penyebaran)
− Lalu Lintas
− Cuaca(terutama curah hujan)
− Umur sisa perkerasan
− Ketersediaan sumber daya
c. Solusi
Tabel 3.2.9
Tabel 2
Laporan kemajuan Akses Sanitasi Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
KK Total
No Kecamatan Jiwa KK
JSP JSSP Sharing KK Jiwa*
01 KEC. MANGGAR 38.943 12.716 9.768 911 216 10.895 32.032
02 KEC. GANTUNG 27.402 8.922 5.108 1.494 61 6.663 20.718
03 KEC. DENDANG 10.423 3.365 1.931 531 491 2.953 9.513
04 KEC. KELAPA KAMPIT 18.695 6.268 3.685 814 30 4.529 13.416
05 KEC. DAMAR 12.899 4.350 3.198 424 205 3.827 11.321
06 KEC. SIMPANG RENGGIANG 7.343 2.595 1.559 309 201 2.069 6.102
07 KEC. SIMPANG PESAK 8.374 2.757 2.097 18 - 2.115 7.429
JUMLAH 124.079 40.973 27.346 4.501 1.204 33.051 100.531
*merupakan hasil perkalian jumlah KK dengan rata-rata jumlah penduduk/KK)
Data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Jamban Sehat Permanen(JSP)
2. Jamban Sehat Semi permanen(JSSP)
3. Sharing/Numpang
4. Masih Buang Air Besar Sembarangan(BABS)
sanitasi selain dari pendekatan berbasis subsidi dan kontruksi juga berbasis
partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
c. Solusi
Perlunya sosialisasi kepada masyarakat akan ketersedian sistem sanitasi yang
berkualitas, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan masyarakat.Sosialisasi ini dilanjutkan dengan
melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemanfaatan dan pengolahan IPAL Komunal.
Referensi yang diacu dari Pengurangan Kawasan Kumuh adalah Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Ri Nomor 02/PRT/M/2016 tentang Peningkatan Kualitas
Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh didefinisikan kriteria
kekumuhan dapat ditinjau dari:
Bangunan Gedung
Jalan lingkungan
Penyediaan Air Minum
Drainase Lingkungan
Pengelolaan Air Limbah
Upaya yang telah dilakukan tersebut diatas ditujukan untuk mengurangi 7(tujuh)
kriteria kekumuhan sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR
Nomor.02/PRT/M/2016.Pengukuran 7(tujuh) kriteria kekumuhan yang terdiri dari
banyak variabel yang digunakan, sehingga pengukuran belum selesai dilaksanakan
yang berakibat luasan permukiman kumuh yang belum tertangani belum dapat
dihitung dengan baik.
c. Solusi
Kendala dalam upaya untuk penanganan kawasan permukiman kumuh tahun 2018
antara lain:
Rencana pembangunan rumah khusus untuk penduduk Suku Sawang Gantung
Desa Selinsing yang dibiayai oleh APBN tidak dapat terlaksana pada tahun 2018
karena terdapat dokumen pendukung yang disyaratkan Kementerian PUPR
belum dapat disediakan pada akhir waktu yang ditentukan. Upaya yang
dilakukan untuk mengatasi kondisi iniadalah melengkapi dokumen yang
diperlukan dan diusulkan kembali melalui APBN tahun 2020. Opsi lain yang
diupayakan adalah pembangunan rumah khusus melalui pembiayaan dari APBD
provinsi.
Penanganan permukiman kumuh Desa Lenggang terkendala pada kepemilikan
lahan, sehingga pola penanganan yang tepat adalah pemukiman kembali.
Tantangan untuk pemukiman kembali yang perlu diantisipasi adalah penyiapan
sarana prasarana pendukung penunjang ekonomi karena mayoritas penduduk
adalah nelayan. Selain itu pembangunan lokasi relokasi untuk pemukiman
kembali saat ini masih diprioritaskan untuk relokasi Suku Sawang Gantung.
Capaian kinerja untuk indikator Akses air bersih masyarakat di kabupaten Belitung
Timur tahun 2018 adalah 83,89 % atau 104.094 jiwa dari target 93,66 %
.Sedangkan pada tahun 2017 mencapai Capaian kinerja untuk indikator Akses air
bersih masyarakat tahun 2017 adalah 81,12 % atau 97.183jiwa dari target 87,72 %
atau 105.095 jiwa.
capaian ini berdasarkan pada jumlah penduduk(jiwa) yang mendapatkan akses air
bersih dari SPAM IKK, PDAM , hasil kegiatan PAMSIMAS tahun 2017 dan jaringan
non perpipaan (pengguna mata air terlindung, sumur pompa,sumur gali
penampungan air hujan dll).Angka jumlah penduduk(jiwa) yang mendapat akses
air bersih pada data PDAM merupakan perkalian antara jumlah rumah tangga
dikalikan dengan 3(rata-rata jumlah penduduk/kecamatan berdasarkan data
jumlah penduduk dan kepala keluarga pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil semester II tahun 2018).
Untuk capaian kinerja akses air bersih/air minum penduduk (Rumah Tangga) di
kabupaten Belitung Timur yaitu SPAM IKK melayani 7,33 %, PDAM melayani 10,32
% dan jaringan non perpipaan 65,40% dari 83,89 % capaian seluruhnya.
Tabel 3
Jumlah Penduduk yang Mendapat Akses Air Bersih Tahun 2018
Bukan Jaringan
SPAM
Perpipaan (Sumur
Jumlah Jumlah SPAM IKK PDAM Pedesaan/Pamsim Total
No Kecamatan Gali)/depot air
KK Penduduk as**
minum***
KK Jiwa KK Jiwa* KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa
01 KEC. MANGGAR 12.716 38.943 772 2.320 1.405 4.303 50 100 10.039 30.814 12.266 37.537
02 KEC. GANTUNG 8.922 27.402 887 4.315 5.090 8.909 5.977 13.224
03 KEC. DENDANG 3.365 10.423 170 520 1.764 6.891 1.934 7.411
KEC. KELAPA
04 6.268 18.695 1.049 4.191 5.157 14.021 6.206 18.212
KAMPIT
05 KEC. DAMAR 4.350 12.899 799 2.736 75 420 3.140 9.042 4.014 12.198
KEC. SIMPANG
06 2.595 7.343 431 1.724 1.926 5.535 2.357 7.259
RENGGIANG
KEC. SIMPANG
07 2.757 8.374 679 2.316 2.012 5.937 2.691 8.253
PESAK
JUMLAH 40.973 124.079 2.681 9.096 3.341 12.809 295 1.040 29.127 81.149 35.444 104.094
Sumber Data:Diolah dari PDAM Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018*
Sumber data:Hasil Kegiatan PAMSIMAS Tahun 2017**
Sumber Data:Diolah dari Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Tahun 2018
c. Solusi
1. Diperlukan inovasi untuk mengatasi masalah kelayakan air minum.Penyediaan
air minum sudah tidak bisa dikelola dengan mengambil air dari sungai,
mengolah, dan mendistribusikan kepada masyarakat dikarenakan menurunnya
kualitas dan kuantitas air sungai yang mengalami degradasi akan
menyebabkan biaya operasional akan lebih tinggi. Hal ini akan berimbas
dengan tingginya biaya yang dibebankan kepada konsumen.
2. Terbatasnya pembiayaan pengembangan infrastruktur SPAM melalui APBN
serta belum optimalnya pemanfaatan alternatif pembiayaan lainnya.Untuk itu
diharapkan BPPSPAM menfasilitasi pemerintah daerah dalam rangka
meningkatkan penyelenggaraan sistem penyediaan air minum yaitu
pemenuhan kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan yang dilaksanakan
badan usaha milik daerah seperti Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM) yang
diharapkan memberikan kontribusi yang besar terhadap pencapaian 100%
akses aman air minum.
kurang lebih masih 2,3 km perlu dilakukan peningkatan jalan menuju pangkalan
Damar, Desa Tanjung Batu Itam ± 3,3 km akan selesai di tahun 2019 melalui
kegiatan Peningkatan Kapasitas Jalan kabupaten Ruas Jalan Limbungan-
Tg.BatuItam Di Kec.Gantung – Sp.Pesak yang bersumber dari DAK, sedangkan
desa Dendang di Semalar masih terhambat kawasan hutan lindung.
Tabel 3
Target dan realisasi kegiatan peningkatan jalan kabupaten
di kawasan strategis Kelautan dan Perikanan Tahun 2018
Tabel 3
Target dan realisasi kegiatan peningkatan jalan kabupaten
di kawasan strategis Pariwisata Tahun 2018
c. Solusi
Ada keterkaitan pengembangan sektor pariwisata dan pengembangan sektor
kelautan dan perikanan yaitu pengusahaan sumber daya kelautan berupa wisata
bahari sehingga harus mendapatkan dukungan pembangunan infrastruktur yang
baik untuk mendapatkan perhatian wisatawan.
Tabel 3.2.11
Keterangan:
- Pembilang : Jumlah Luasan RTH Publik yang tersedia di akhir tahun
pencapaian SPM adalah jumlah RTH publik yang tersedia di
Tabel 2
Data Ruang Terbuka HijauKawasan Perkotaan Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2018
LUAS
NO NAMA LOKASI KETERANGAN
(HA)
Depan Kantor Bupati / DPRD
1 Taman Bundaran Air Mancur 0,45
Kab. Beltim
Desa Padang ( Depan Hotel
2 Taman Kater 0,0378
Oasis )
3 Taman Beransai ( Segitiga ) Depan Kantor Camat Manggar 0,735
Taman Depan Rumah Makan Taman Kecil
4 Depan Rumah Makan Wena 0,011
Wena (Penunjang)
Taman Bantuan Bank Depan TK Negeri Pembina Taman Kecil
5 0,0033
Sumsel Manggar (Penunjang)
Depan Rumah Dinas Camat Taman Kecil
6 Taman I 0,0124
Manggar (Penunjang)
Taman Kecil
7 Taman II Depan Rumah Dinas Manggar 0,0042
(Penunjang)
Taman Kecil
8 Taman III Depan Rumah Dinas Manggar 0,0048
(Penunjang)
Taman Kecil
9 Taman IV Samping Terminal Manggar 0,0042
(Penunjang)
Taman Kecil
10 Taman STMJ Depan Puncak Manggar 0,0105
(Penunjang)
Taman Kecil
11 Taman Patung Nelayan Depan Puncak Manggar 0,008
(Penunjang)
12 Taman Samping Puncak Samping Puncak Manggar 0,2
Taman Kecil
13 Taman Pos Kota Depan Pos Lantas Manggar 0,008
(Penunjang)
Taman Kecil
14 Taman Pegadaian Depan Pegadaian Manggar 0,0065
(Penunjang)
Jln. Gajah Mada Dsn. Taruna
15 Taman Rusa 0,027
Mulya
Taman Depan Polsek Taman Kecil
16 Depan Rumah Makan Eka 0,007
Manggar (Penunjang)
Taman Kecil
17 Taman Depan RBT I Depan RBT Manggar 0,0108
(Penunjang)
Taman Kecil
18 Taman Depan RBT II Depan RBT Manggar 0,0102
(Penunjang)
Taman Kecil
19 Taman Depan RBT III Depan RBT Manggar 0,024
(Penunjang)
Taman Depan SMPN 4 Taman Kecil
20 Samping SMPN 4 Manggar 0,0068
Manggar (Penunjang)
Taman Kecil
21 Taman Base Camp Yonif I Samak Manggar 0,008
(Penunjang)
Taman Kecil
22 Taman Base Camp Yonif II Samak Manggar 0,003
(Penunjang)
LUAS
NO NAMA LOKASI KETERANGAN
(HA)
23 Taman Teropong Pantai Keramat Manggar 0,0345
Taman Depan DPPKAD Kab. Kompleks Perkantoran Terpadu
24 0,52
Belitung Timur Manggarawan
Jln. A. Yani Desa Selinsing Kec.
25 Taman Arwana Gantung 0,00935
Gantung
Taman Segitiga Kelapa
26 Desa Senyubuk 0,467
Kampit
Ruang Terbuka Publik Kawasan Pasar Lipat Kajang
27 0,03
Manggar Manggar
Jln. Sudirman Desa Lenggang
28 Pulau Gantong 0,96
Kec. Gantung
Jln. Sudirman Desa Lenggang
29 RTH Pasar Gantung 0,012
Kec. Gantung
Ruang Terbuka Publik
30 Pasar Gantung 0,036
Gantung
Ruang Terbuka Publik
31 Pasar Manggar 0,018
Manggar
32 Taman simpor depan BLHD Komplek Perkantoran 0,02
Tabel 18
Luas Ruang Terbuka Hijau yang Harusnya Tersedia
126,74
𝑆𝑃𝑀 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑅𝑇𝐻 𝑃𝑢𝑏𝑙𝑖𝑘 = 𝑥 100%
1.335,20
𝑆𝑃𝑀 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑅𝑇𝐻 𝑃𝑢𝑏𝑙𝑖𝑘 = 9,49 %
Timur telah menyediakan RTH publik sebanyak 9,49 % atau hampir 50 % dari
seluruh luasan yang ditargetkan dalam perencanaannya dan target standar
pelayanan minimal yaitu 50% pada tahun 2019.
Kegiatan pada tahun 2018 masih sebatas pembangunan, peningkatan,
pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur ruang terbuka hijau.
Ketersediaan ruang terbuka hijau jika dilihat per wilayah perkotaan masih
jauh dari angka yang diharapkan terutama di kec.Gantung dan kec.Kelapa
kampit.Diperlukan perencanaan terutama penetapan lokasi ruang terbuka
hijau di dua kecamatan tersebut.
c. Solusi
Pembangunan ruang terbuka hijau harus menjadi komitmen dan agenda
pemerintah daerah, masyarakat dan pelaku usaha. Pembangunan ruang
terbuka hijau mencakup perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan dan
pengendalian ruang terbuka hijau. Dalam perencanaan dan
pelaksanaanya,rencana pembangunan ruang terbuka hijau publik
dilaksanakan berdasarkan tifologi kota, terdistribusi sesuai hierarki tingkat
pelayanan kota, peruntukan lahan, dan kebutuhan fungsi tertentu.
Ketentuan prosedur perencanaan RTH adalah sebagai berikut:
- penyediaan RTH harus disesuaikan dengan peruntukan yang telah
ditentukan dalam rencana tata ruang (RTRW Kota/RTR Kawasan
Perkotaan/RDTR Kota/RTR Kawasan Strategis Kota/Rencana Induk RTH)
yang ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat;
- penyediaan dan pemanfaatan RTH publik yang dilaksanakan oleh
pemerintah disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku;
tahapan penyediaan dan pemanfaatan RTH publik meliputi: perencanaan,
pengadaan lahan, perancangan teknik, pelaksanaan pembangunan RTH,
pemanfaatan dan pemeliharaan.
b. Analisis Kinerja
Pada tabel 3.2.11 Analisis Pencapaian Sasaran 2.2.2 Meningkatkan Kualitas
Lingkungan Hidup, realisasi untuk indikator mengalami peningkatan dari
28,20 persen di tahun 2017 menjadi 99,12 persen di tahun 2018.
Peningkatan yang signifikan ini disebabkan oleh pendekatan tehnik
perhitungan yang berbeda. Pada tahun 2017 karena keterbatasan data
dasar bidang perumahan dan kawasan permukiman, maka perhitungan
dilakukan dengan pendekatan menghitung persentase desa yang
telah/sedang memperoleh program penataan lingkungan perumahan dan
permukiman oleh OPD terkait.
Untuk tahun 2018 dalam upaya penajaman indikator kinerja untuk revisi
RPJMD diketahui bahwa luas area permukiman 3.358,39 ha berdasarkan
kajian penyusunan Dokumen Tata Ruang Tahun 2014. Sehingga untuk
perhitungan luasan areal permukiman tertata didekati dengan menghitung
luas area permukiman yang bukan kawasan kumuh. Pada tahun 2018 luas
kawasan kumuh adalah 29,66 ha sehingga luasan area permukiman tertata
adalah 3.328,73 ha. Jika pendekatan teknik perhitungan ini digunakan pada
pencapaian kinerja tahun 2017 maka perbandingan capai kinerja dapat
ngkan volume sampah yang ditangani adalah jumlah volume sampah yang
terangkut ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) dengan menggunakan
armada pengangkut sampah baik menggunakan Dump Truck pengangkut
sampah maupun Kendaraan Roda Tiga dari Tempat Penampungan
1 12 Unit
Truk Pengangkut Sampah
2 44 Unit
Motor Pengangkut Sampah
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
103
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
3 1 Unit
Beco
4 1 Unit
Buldozer
5 Tempat Penampungan
Sementara (TPS)
21 Unit
- Manggar
6 Unit
- Gantung
6 Unit
- Kelapa Kampit
2 Unit
- Damar
-
- Dendang
-
- Simpang Pesak
-
- Simpang Renggiang
6 Petugas Kebersihan
- Manggar 65 Orang
- Gantung 15 Orang
- Kelapa Kampit 10 Orang
- Damar -
- Dendang -
- Simpang Pesak -
- Simpang Renggiang -
7 1 Unit TPA Trafo Mayang
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Tabel 3.2.12
Capaian Capaian
Indikator Satuan Reali Kinerja Reali Kinerja
Target Target
sasi Tahun sasi Tahun
2017 (%) 2018 (%)
1 Rasio panjang jalan Km/Unit 0,00811 0,007 93,71 0,00811 0,007 93,71
per jumlah kendaraan 6 6
2 jumlah angkutan Unit 4 1 25 4 1 25
penumpang laik laut
3 Jumlah angkutan unit 2200 2189 99,50 2200 2428 100
barang laik laut
Rata-rata capaiankinerja 72,74
Panjang Jalan
Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan =
Jumlah Kendaraan
697,74
=
92.054
= 0,007597
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
105
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
Jumlah
No Kode Jenis Nama jenis
2017 2018
10 305 Pick Up Double Cabin 15 9
11 307 Pick Up Blind Van 6 2
12 312 Dilivery Van 4 1
13 351 Light Truck 546 532
14 352 Light Truck Box 5 5
15 353 Light Truck Dump 34 118
16 357 Light Truck Tanki 6 7
17 401 Truck 118 88
18 404 Truck Box 2 1
19 411 Truck Crane 1 1
20 413 Delivery Van 13 5
21 417 Truck Dump 172 87
22 419 Truck Dump Tandum 1 1
23 435 Truck Tanki 28 26
24 437 Truck Trailer 2 2
25 464 Truck Arm Roll 2 4
26 511 Ransus Pemadam Api 3 3
27 514 Ransus Ambulance 18 22
28 701 Sepeda Motor R2 84,318 83,959
29 702 Sepeda Motor R3 165 177
Jumlah 91,805 92,054
Tabel 3.2
Perkembangan Jalan Menurut Status Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
Uraian Satuan 2018
c. Solusi
BerbagaiupayadilakukanolehPemerintah Daerah
melaluiDinasperhubunganuntukmemberikanpelayanan yang
maksimalbagimasyarakat. Salah satunyadenganmenyediakanmobil bus
sekolahbagiparapelajar agar dapatmembantupara orang
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
107
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
tuauntuktidakselalumenggunakankendaraanpribadi.
SelainituDinasPerhubunganjugamelakukankerjasamadenganpihakPerum
DAMRI agar membukaruteterutama di daerah –daerahterpencil.
Sosialisasijugaterusdiberikankepadamasyarakat,
parasupir/jurumudiakanpentingnyakeselamatandankenyamananmenggunak
antransportasiumumsehinggadiharapkandapatmeningkatkanminatpengguna
angkutanberalihdarikendaraanpribadidanmenggunakanangkutanumum.
Tabel 3.2.13
Untuk alih fungsi lahan kawasan hortikultura seperti pada Peraturan Bupati
Belitung Timur nomor 27 tahun 2015 bertentangan dengan Peraturan
Pemerintah nomor 15 tahun 2010 pasal 91 , sebaiknya tidak dilakukan alih
fungsi lahan dikarenakan pada saat dilakukan peninjauan kembali alih
fungsi ini tidak bisa dilakukan pemutihan
c. Solusi
Penertiban merupakan tindakan yang dilakukan bila terdapat indikasi
pelanggaran pemanfaatan ruang. Penertiban pemanfaatan ruang adalah
usaha untuk mengambil tindakan agar pemanfaatan ruang direncanakan
dapat terwujud. Tindakan penertiban pemanfaatan ruang dilakukan
melalui pemeriksaan dan penyelidikan atas semua
pelanggaran/penyimpangan dalam pemanfaatan ruang yang dilakukan
terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Bentuk penertiban terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan didasarkan bentuk
pelanggaran yang dilakukan.
Meningkatkan pengawasan dan pemantauan pemanfaatan ruang di
wilayah Kabupaten Belitung Timur dengan memperketat proses dan
prosedur perijinan pemanfaatan ruang dan pemberian planning advice
pada setiap kegiatan yang mengalokasikan dan memanfaatan ruang di
wilayah Kabupaten Belitung Timur.
Tabel 3.2.14
1. Produksi Padi
a. Penjelasan :
Produksi padi pada tahun 2018 mengalami peningkatan dari tahun 2017
yaitu dari 5961,6 ton menjadi 7031,5 ton. Dari sisi target yang ingin dicapai
maka produksi padi pada tahun 2018 belum mencapai target yang
diharapkan.
b. Analisis Kinerja
Beberapa kendala yang terjadi pada tahun 2018 yaitu sebagai berikut:
Kendala dan Hambatan :
- Produksi pangan tergantung pada berbagai faktor seperti iklim, jenis
tanah, curah hujan, irigasi, komponen produksi pertanian yang
digunakan.
Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran peningkatan produksi padi
tahun 2018 telah dilakukan beberapa kegiatan yaitu:
- Kegiatan penerapan teknologi budidaya jajar legowo dari tahun 2016
pada sentra tanaman padi di Kecamatan Gantung, pelaksanaan kegiatan
ini pada musim tanam oktober-maret sehingga panen dilakukan di
tahun 2017. Penerapan jajar legowo selain meningkatkan populasi
pertanaman, juga mampu menambah kelancaran sirkulasi sinar
matahari dan udara di sekeliling tanaman pinggir sehingga tanaman
dapat berfotosintesa lebih baik. Selain itu, tanaman yang berada di
pinggir diharapkan memberikan produksi yang lebih tinggi dan kualitas
gabah yang lebih baik, mengingat pada sistem tanam jajar legowo
2. Produksi Perikanan
a. Penjelasan
Produksi perikanan merupakan produksi hasil tangkapan nelayan dan
hasil produksi pembudidaya ikan. Produksi perikanan mendukung visi dan
misi pemerintah Kabupaten Belitung Timur tahun 2016 - 2021 melalui
sasaran meningkatnya produksi pertanian dan perikanan sebagaimana
tercantum pada Peraturan Bupati Belitung Timur Nomor 28 Tahum 2017
tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Belitung Timur Nomor 50
Tahun 2016 Tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2016 – 2021.
b. Analisis Peningkatan/ Penurunan Kinerja
Realisasi pencapaian produksi perikanan pada tahun 2018 sebesar
42.896,67 ton atau 97,14% dari target yang telah ditetapkan yaitu44.159
ton, yang terdiri dari perikanan tangkapterealisasi sebanyak
42.826,31ton, produksi perikanan budidaya sebanyak 70,36ton.Capaian
indikator produksi perikanan budidaya tidak mencapai target yang
diharapkan, disebabkan beberapa faktor seperti kurangnya pasokan
benih ikan, aktifitas kelompok pembudidaya ikan yang menurun
dikarenakan produksi benih ikan yang tidak stabil, sedangkan produksi
perikanan tangkap masih tergantung pada faktor hasil tangkapan nelayan
yang bergantung pada lamanya musim tangkapan ikan dan cuaca.
c. Solusi
Solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi perikanan ke
depan antara lain dengan:
1. Pengembangan produksi dan produktivitas perikanan melalui penguatan
sentra -sentra perikanan;
2. Meningkatkan produksi benih ikan pada UPTD Balai Perikanan Budidaya;
3. Peningkatan upaya untuk pengendalian lingkungan melalui penerapan
perikanan tangkap dan perikanan budidaya yang ramah lingkungan serta
penerapan prinsip - prinsip pengelolaan perikanan berkelanjutan;
4. Meningkatkan pembinaan ke unit – unit pembenihan rakyat yang ada di
Belitung Timur serta menciptakan unit pembenihan rakyat (UPR) yang
baru untuk memenuhi permintaan pembudidaya sehingga produksi
perikanan budidaya meningkat;
5. Mempercepat pelaksanaan tempat pelelangan ikan guna menstabilkan
harga ikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat ;
6. Meningkatkan motivasi, pembinaan dan pendampingan kepada kelompok
perikanan.
Tabel 3.2.15
Capaian Capaian
Indikator Satuan Kinerja Kinerja
Target Realisasi Target Realisasi
Tahun Tahun
2017 (%) 2018 (%)
1 Jumlah Orang 175.000 250.326 143,04 180.000 344.996 100
kunjungan
wisata
2017 2018
BULAN KUNJUNGAN
DOMESTIK ASING JUMLAH DOMESTIK ASING JUMLAH
JANUARI 29,318 420 29,738 23.621 710 24.331
FEBRUARI 15,543 726 16,269 19.493 796 20.289
MARET 17,569 238 17,807 27.240 845 28.085
APRIL 20,460 445 20,905 30.461 570 31.031
MEI 20,255 389 20,644 24.074 833 24.907
JUNI 26,869 572 27,441 27.506 578 28.084
JULI 37,798 137 37,935 30.398 984 31.382
AGUSTUS 14,387 145 14,532 32.339 1.738 34.077
SEPTEMBER 21,511 304 21,815 29.753 1.268 31.021
OKTOBER 21,631 122 21,753 29.940 1.073 31.013
NOVEMBER 9,430 102 9,532 30.182 775 30.957
DESEMBER 11,943 12 11,955 29.091 728 29.819
TOTAL 246,714 3,612 250,326 334.098 10.898 344.996
c. Solusi
Perlu terus ditingkatkan pelaksanaan pengembangan destinasi dan promosi
yang efektif serta pembinaan dan sosialisasi tentang kepariwisataan kepada
masyarakat agar dapat memanfaatkan kunjungan wisatawan.
2. Rata-rata lama tinggal wisatawan
a. Penjelasan
Pencapaian kinerja pada sasaran ini untuk tahun 2018 tercapai 100% dengan
kategori AA dan dapat dijelaskan bahwa rata-rata lama tingga; wisatawan
pada tahun 2018 dengan target 1 hari dan direalisasikan sebesar 1 hari.
b. Analisis Kinerja
Rata-rata lama tinggal wisatawan sampai dengan tahun 2018 dengan rata-rata
1 hari, dibanding tahun 2017 dengan rata-rata 1 hari tidak terjadi peningkatan
atau penurunan, hal ini disebabkan karena Pulau Belitung terdiri dari 2
Kabupaten yaitu Belitung dan Belitung timur, Luas Pulau Belitung yang
tergolong kecil sehingga untuk menempuh objek-objek wisata yang ada dapat
ditempuh dalam 1 hari perjalanan, hal inilah yang membuat wisatawan hanya
memerlukan waktu lebih sedikit untuk berkunjung ke Belitung Timur.
c. Solusi
189 hr/39
izin=
4,85
< 5 hari
Tabel 28.2
Data Target dan Realisasi Lama Proses Pelayanan
Perizinan
Tahun 2017
Realisasi
No. Indikator Kinerja
(hari)
63
< 5 hari
c. Solusi
Solusi yang dapat dilakukan antara lain:
Menggunakan sistem perizinan online dengan mengaplikasikan tanda
tangan digital sehingga apabila pejabat tidak berada ditempat, proses
penandatangan/ paraf koordinasi perizinan tetap berjalan;
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
124
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
Tabel 3.2.17
Tabel 3.2.18
∑Koperasi Aktif
% Koperasi Aktif = X 100%
∑Koperasi
b. Analisis kinerja
Berdasarkan kelompok usaha yang dikelola, jumlah koperasi di
Belitung Timur tahun 2018 disajikan sebagai berikut :
Tabel III. 3.2.2-2
Jumlah Koperasi Aktif Berdasarkan Kelompok Usaha yang Dikelola
Tahun 2018
Koperasi Koperasi
No. Kelompok Usaha Jumlah
Aktif Tidak Aktif
1 Koperasi Unit Desa 3 11 14
2 Koperasi Pertanian - 2 2
3 Koperasi Perkebunan 25 4 29
4 Koperasi Nelayan 2 1 3
5 Koperasi Karyawan 2 7 9
6 Koperasi Kepolisian 1 - 1
7 Koperasi Serba Usaha 19 10 29
8 Koperasi Simpan 1 1 2
Pinjam
9 Koperasi Pegawai 4 - 4
Negeri
10 Koperasi Wanita 1 - 1
11 Koperasi - 7 7
Pertambangan
12 Koperasi Lainnya 4 3 7
Total 62 46 108
Sumber : Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kab. Beltim
Tahun
2014 2015 2016 2017 2018
Koperasi Aktif 85 90 56 59 62
Koperasi Tidak Aktif 11 11 47 46 46
Jumlah 96 101 103 105 108
Sumber : Data Keragaan Koperasi Belitung Timur 2018 (diolah)
b. Analisis kinerja
Capaian indikator produk unggulan daerah sampai dengan tahun 2018
adalah sebanyak 2 produk, atau belum ada penambahan dari tahun 2016.
Adapun capaian kinerja indikator tahun 2018 adalah sebagai berikut :
2
Tingkat Capaian = X 100% = 50%
4
Capaian kinerja indikator adalah sebesar 50% atau kategori sedang. Tidak
tercapainya target indikator adalah karena tidak ada penambahan produk
unggulan daerah yang ditetapkan. Kendala yang dihadapi dalam pencapaian
target kinerja adalah belum adanya produk yang bisa memenuhi kriteria
untuk ditetapkan sebagai produk unggulan daerah.
c. Solusi
Seperti yang disampaikan diatas, kendala yang dihadapi terkait indikator
produk unggulan daerah adalah :
a. Ketersediaan bahan baku. Dimana masih dipasok dari luar Belitung (seperti
kopi), selain itu juga beberapa bahan baku masih bersifat musiman.
b. Keterbatasan akses pemasaran.
c. Masalah permodalan untuk pengembangan produk
Beberapa solusi yang bisa dilaksanakan adalah :
a. Terus melaksanakan inventarisasi dan pengidentifikasian produk yang
berpotensi untuk ditetapkan menjadi produk unggulan daerah.
b. Melaksanakan promosi produk unggulan daerah dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada.
c. Melaksanakan sosialisasi dan informasi permodalan serta mengusulkan
bantuan permodalan melalui Pemerintah Daerah.
Tabel 3.2.19
Capaian
no Tahun 2017 CapaianK Tahun 2018 Kinerja
Satua inerja
Indikator Sasaran Tahun
n Targe Reali Tahun Realis
Target 2018
t sasi 2017(%) asi (%)
Persentase penyandang
masalah kesejahteraan
sosial yang mengikuti
1 program pemberdayaan % 20 13,89 69,45 20 36,84 100
masyarakat melalui
Kelompok Usaha
Bersama (KUBE)
Tingkat kemiskinan % 7,03 6,81 96,87 6,73 7,06 95,53
2
2. Tingkat kemiskinan
a. Penjelasan
Badan Pusat Statistik (2015) mendefinisikan penduduk miskin sebagai
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah
garis kemiskinan. Garis kemiskinan merupakan penjumlahan dari Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM).
Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah
Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin. Garis Kemiskinan
Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan
yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari. Paket komoditi
kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-
umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-
buahan, minyak dan lemak, dll). Sedangkan Garis Kemiskinan Non Makanan
(GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan (luas lantai bangunan,
penggunaan air bersih dan fasilitas pembuangan air besar), pendidikan (angka
melek huruf, wajib belajar 9 tahun dan angka putus sekolah) dan kesehatan
(rendahnya konsumsi makanan berfizi, kurangnya sarana dan prasarana
kesehatan serta keadaaan sanitasi dan lingkungan yang tidak memadai).
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini,
kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari
sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-
rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Garis
kemiskinan Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2018 sebesar Rp. 622.396,-
per kapita/bulan dan berada di bawah rata-rata Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Rp. 631.467,- Jika ditinjau melalui tren dari tahun 2014-2018, garis
kemiskinan Kabupaten Belitung Timur cenderung mengalami kenaikan,
sebagaimana gambar berikut,
Gambar 3.3.1-1
Perkembangan Garis Kemiskinan (Rp)
Kabupaten Belitung Timur Tahun2014-2018
700.000 622.396
563.309
600.000 504.668 528.572
492.652
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
-
2014 2015 2016 2017 2018
b. Analisis Kinerja
Kemiskinan merupakan fenomena sosial yang menuntut perhatian serius dari
berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Angka kemiskinan di
Kabupaten Belitung Timur pada Tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar
0,25% dibandingkan tahun 2017. Pada tahun 2017 tingkat kemiskinan
Kabupaten Belitung Timur sebesar 6,81% dan pada tahun 2018 menjadi 7,06%.
Gambar 3.3.1-3
Perkembangan Tingkat Kemiskin Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2018 (%)
7,33
7,06
6,99
6,81
6,68
Tabel 3.2.20
b. Analisis Kinerja
Tabel 3.2.21
2 Angka
Partisipasi %
92,5 91,25 98,65 93,5 102,67 109,81
murni (APM)
sekolah SD/MI
3 Angka
83,5 85,18 102,01 84,5 89,19 105,55
partisipasi %
murni sekolah
SMP/MTs
4 Angka
partisipasi % 57,9 61.25 105,79 59,5 45,17 75,92
murni PAUD
5 Angka putus
sekolah
% 0,305 0,34 89,70 0,175 1,35 -5,7143
pendidikan
dasar
6 Persentase
sekolah yang
terakreditasi %
94,5 96,5 97,93 96,5 99,23 102,83
minimal B pada
semua jenjang
pendidikan
Rata-rata capaian kinerja 98,63 80,6
Tabel. 3.2.22
banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir adalah 71,52
tahun.
b. Analisis Kinerja
Angka Usia Harapan Hidup Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2018
mencapai angka 71.52 tahun (Sumber Badan Perencanaan, Pembanguna,
Penelitian, dan Pengembangan Daerah Kabupaten Belitung Timur). Selama
periode tahun 2010 hingga tahun 2017, Kabupaten Belitung Timur memiliki
rata-rata AHH sebesar 71,01 tahun.Lebih tinggi dari rata-rata AHH nasional
(Indonesia) yang pada periode tersebut mencapai 70,29 tahun. Sementara
itu, rata-rata angka harapan hidup di Belitung Timur tumbuh sebesar 0,10
% persen per tahun selama periode tersebut. Jika dilihat dari aspek
Kesehatan terjadinya peningkatan angka usia harapan hidup Hal ini
dipengaruhi oleh peningkatan kesehatan Ibu dan Anak di kabupaten
Belitung timur, hal ini berkaitan erat dengan angka kematian bayi, pada
tahun 2018 angka kematian bayi dikabupaten Belitung timur 28 kasus/1000
kelahiran hidup atau (13.28) angka ini masih dibawah target nasional yakni
(23/1.000 kelahiran hidup), selain itu juga dipengearuhi oleh indikator
cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan capaian tahun 2018 yakni sebanyak 2.111 ibu hamil
ditolong oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi sehingga
capaian kinerja sebesar (97.37%), hal ini menunjukan semakin
meningkatnya derajat kesehatan Ibu dan anak di kabupaten Belitung
Timur.
c. Solusi
Terus melakukan pembinaan tentang kesehatan Ibu dan anak,
mengoptimalkan program kelas ibu hamil dan meningkatkan kerjasama
antara bidan dengan dokter spesiais untuk penanganan kesehatan bayi, hal
ini nantinya akan menekan angka kematian bayi, karena pada saat ini
angka kematian bayi di kabupaten Belitung Timur cukup tinggi.
Peningkatan capaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatah yang
pelaksanaan kegiatannya dengan sasaran seluruh penduduk dengan
2) Pembilang Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan dan ditangani pada
sarana pelayanan kesehatan sesuai standar di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
3) Penyebut Jumlah seluruh balita pada tahun tersebut di satu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama. 4) Ukuran/Konstanta Persentase (%).
b. Analisis Kinerja
Pada tahun 2017 ditemukan kasus balita gizi buruk 2 balita dan jumlah
seluruh balita sebanyak 12.404 sehingga capaian persentase balita gizi
buruk (0.02%), sedangkan pada tahun 2018 jumlah balita yang terindikasi
gizi burukdi Kabupaten Belitung Timur sampai dengan akhir tahun
sebanyak 10 anak yang mendapat penanganan tata laksana sesuai dengan
prosedur gizi. berdasarkan rumus dibandingkan dengan jumlah balita pada
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
149
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
tahun 2018 sebanyak 9.459 balita sehingga persentase balita gizi buruk
pada tahun 2018(0.1%). Terdapat peningkatan kasus dari tahun 2017,
dengan dilaksanakannya kegiatan sweeping penimbangan pada semua
balita yang tidak berkunjung ke Posyandu. Upaya ini dilaksanakan untuk
mendeteksi lebih awal kasus kekuarangan gizi di Kabupaten Belitung Timur.
Gizi buruk dapat terjadi pada balita dikarenakan berbagai penyebab seperti
kurangnya suplay zat gizi/makanan (penyebab langsung) serta penyakit
infeksi, pola asuh yang tidak baik, perawatan kehamilan yang buruk,
sanitasi yang buruk dan faktor tidak langsung yang berlangsung secara
lama/kronis. Selain itu peningkatan kasus gizi buruk pada balita
dikarenakan secara umum pada saat penimbangan balita sedang dalam
kondisi sakit sehingga terjadi penurunan intake nutrisi yang menyebabkan
turunnya berat badan anak dengan indikasi buruk dilihat sesuai status gizi.
c. Solusi
Penanganan kondisi mengalami perbaikan dengan adanya kegiatan
pemulihan status gizi anak melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
dan konseling gizi masyarakat. Inovasi dalam pemberdayaan di masyarakat
dalam rangka peningkatan gizi keluarga melalui inovasi program CFC
(Community Feeding Center) di Puskemas Manggar, Budidaya tanaman
buah dan sayur dengan metode Hydroponik di Puskesmas Renggiang perlu
terus ditingkatkan, serta peran lintas sektor dan stakeholder untuk terus
menyiapkan generasi sehat.
Tabel 3.2.23
Tabel 3.2.24
Capaian
Tahun 2017 Tahun 2018 CapaianK
KinerjaT
IndikatorSasara inerjaTah
No Satuan ahun
n Realisa Realisa un 2018
Target 2017 Target
si si (%)
(%)
Kasus/
1 Rasio KDRT 5:1000 1:1000 85 0,3 0,028 120,67
RT
1. Rasio KDRT
a. Penjelasan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (disingkat KDRT) adalah tindakan yang
dilakukan di dalam rumah tangga baik oleh suami, istri, maupun anak yang
berdampak buruk terhadap keutuhan fisik, psikis, dan keharmonisan hubungan
sesuai yang termaktub dalam Pasal 1 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU PKDRT). Lingkup tindakan
KDRT adalah perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis,
c. Solusi
Rasio Penanganan KDRT memang seharusnya menurun dikarenakan akan
berimbas pada Kesejahteraan Masyarakat khususnya Keluarga, Perempuan dan
Anak. Butuh kerjasama lintas sektoral dan seluruh elemen dalam masyarakat agar
Kekerasan Dalam Rumah Tangga tidak terjadi, Ketahanan Keluarga meningkat,
Perempuan dan Anak terlindungi.
Tabel 3.2.25
Manggar
4. PINANG DARE SMK Negeri 1 Kreasi Baru
Manggar, Kec.
Manggar
5.. NASYID Desa Padang, Kec. Nasyid/Seni
INSTIFADOH Manggar Suara/Vocal
6. MAYANG SMP Negeri 1 Kreasi Baru
Manggar, Kec.
Manggar
7. PERENGGU SMK MITRA NUSA Kreasi Baru
SAKTI BHAKTI, Kec. Manggar
8. SEKAR LANGIT Desa Lalang Jaya, Kec. Tari tidak aktif
Manggar Tradisional
9. AL HIKMAH Desa Kelubi, Kec. Seni Musik
BENTAIAN Manggar Tradisional
10. GROUP HADRA Desa Padang, Kec. Seni Musik
ANNUR Manggar Tradisional
11. HADRA MAINDI Desa Lalang, Kec. Seni Musik
ANNUR Manggar Tradisional
12. AR RAHMAN Desa Kurnia Jaya, Kec. Seni Musik
Manggar Tradisional
13. KECUBUNG SMP Negeri 4 Kreasi Baru
Manggar, Kec.
Manggar
14. NURUL FATAH Desa Kurnia Jaya, Kec. Seni Suara/
Manggar Vocal
15. BULO KUNING SMP Negeri 2 Kreasi Baru
Manggar, Kec.
Manggar
16. GROUP ANTU Desa Lalang, Kec. Tari
BUBU Manggar Tradisional
MANGGAR
17. PINANG Desa Lalang, Kec. Kreasi Baru
GADING Manggar
18. GRIYA BAHANA Desa Lalang, Kec. Kreasi Baru
Manggar
19. SENIANG GARU Desa Lalang, Kec. Kreasi Baru
Manggar
20. MA’INDI AN Desa Lalang, Kec. Seni Musik
NUR Manggar Tradisional
21. SIKAPATAU Desa Buku Limau, Kec. Seni Musik
SIPAKALEBI Manggar Tradisional
22. KEMBANG Desa Kurnia Jaya, Kec. Kreasi Baru
RAMPAI Manggar
23. BUNGA RANTAN SMP Negeri 1 Kelapa Kreasi Baru
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
159
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
b. Analisis Kinerja
Dalam pelaksanaan kinerja indikator sasaran persentase kelompok
kesenian radisonal aktif target yang hendak dicapai adalah 91% telah
terpenuhi. Adapun kendala yang dihadapi dalam meningkatakan
persentase kelompok kesenian aktif diantaranya :
1. terjadinya perpindahan pengurus kelompok kesenian ke daerah lain
yang mengakibatkan kegiatan kelompok menjadi tidak aktif;
2. sebagian besar pengurus kelompok kesenian tradisional berfokus
mencari nafkah diluar kegiatan berkesenian sehingga kegiatan
kelompok kesenian bukan menjadi perhatian utama yang
mengakibatkan kelompok-kelompok kesenian ini menjadi tidak aktif.
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
161
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
c. Solusi
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjadikan kelompok
kesenian tradisional aktif berkegiatan diantaranya :
1. menambah kegiatan event seni budaya sehingga semakin banyak
kelompok kesenian yang terlibat didalam kegiatan berkesenian;
2. menyebar kegiatan atau event seni budaya ke seluruh Kecamatan
sehingga kelompok kesenian yang berada jauh dari ibukota kabupaten
dapat turut serta dalam kegiatan dimaksud;
3. untuk kelompok kesenian yang jenis keseniannya termasuk langka dan
tidak banyak kelompok kesenian jenis tersebut seperti kesenian antu
bubu difasilitasi dengan cara menampilkan kesenian tersebut di program-
program televisi nasional yang melakukan peliputan seni budaya di
Kabupaten Belitung Timur.
b. Analisis Kinerja
Dalam pelaksanaan kinerja sasaran tahun 2017 pada indikator kinerja
jumlah event seni dan budaya terjadi kekurangtepatan dalam pelaporan
jumlah capaian, hal ini terjadi karena ada kesalahpahaman penafsiran atas
perbedaaanevent dan atraksi yang dilaksanakan, yang dilaporkan pada
tahun 2017 dan tahun-tahun sebelumnya adalah jumlah atraksi pada
kegiatan Penyelenggaraan Atraksi Seni dan Budaya yang pada tahun 2018
ini terlaksana sebanyak 50 kali.
Adapun jumlah event seni dan budaya Kabupaten Belitung Timur tahun
2018 yang dilaksanakan sebanyak 3 kegiatan, pencapaian kinerja pada sasaran
ini untuk tahun 2018 tercapai 30% dari 10 kegiatan yang ditargetkan, hal ini
terjadi karena taget capaian tidak diubah sedangkan SOTK Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Belitung Timur mengalami perubahan sebagaimana
Peraturan Bupati Belitung Timur nomor 45 Tahun 2016 tentang Susunan
Organisasi Tugas Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Belitung
Timur, adapun jenis dan jumlah event yang dilaksanakan dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Kegiatan Seleksi dan Pengiriman Panduan Suara Gita Bahana Nusantara ke
Tingkat Provinsi dan Tingkat Nasional
Kegiatan ini dilaksakan pada tanggal 4 s.d. 5 april 2018 bertempat di Rumah
Makan Vega Desa Baru Kecamatan Manggar, peserta kegiatan ini berasal
dari SMP dan SMA se-Kabupaten Belitung Timur yang diikuti sebanyak 90
peserta. Kegiatan dilaksanakan 2 hari dengan perincian sebagai berikut:
hari pertama tanggal 4 april 2018 melaksakanan pengambilan nada
peserta; hari kedua tangal 5 april 2018 seleksi peserta dengan lagu
pilihannya sesuai dengan kategori suara masing-masing peserta, setelah
selesai seleksi tersebut didapat 12 kategori peserta untuk kemudian dikirim
ke provinsi hanya 8 peserta dengan kategori Alto, Tenor, Sopran dan Bass.
2. Kegiatan Penyelenggaraan Atraksi Seni dan Budaya.
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka melestarikan seni dan budaya
di Kabupaten Belitung Timur sekaligus sebagai ajang pagelaran dan
pertunjukan seni dari pelaku seni dan budaya terutama di beberapa objek
wisata dan pada momen tertentu. Pada tahun 2018 kegiatan ini
dilaksanakan sepanjang tahun selama hampir 11 bulan dengan perincian
kegiatan dilaksakanan pada weekday atau pada hari sabtu dan minggu.
3. Kegiatan Festival Seni dan Budaya Belitong
Festival Seni dan Budaya Belitong diselenggarakan sebagai ajang pagelaran
seni dan budaya bagi pelaku seni, sekaligus sebagai ajang kompetisi
sanggar seni/ pelaku seni di Kabupaten Belitung Timur. Kegiatan ini
diselenggarakan pada tanggal 28 s.d. 30 Juli 2018 di objek wisata pantai
Nyiur Melambai Desa Lalang Kecamatan Manggar. Dalam kegiatan ini
ditampilkan 11 (sebelas) kategori kesenian yang diikuti oleh sekitar 20
sanggar atau kelompok seni. Dari kompetisi tersebut dihasilkan beberapa
peserta dengan penampilan terbaik. Selain mendapat penghargaan peserta
terbaik tersebut selanjutnya diikutsertakan dalam ajang Festival Seni dan
Budaya tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan beberapa event
pertunjukan di tingkat Nasional.
c. Solusi
Hal yang perlu dilakukan dan ditingkatkan adalah pelaksanaan event
yang pada saat ini hanya beskala lokal dapat ditingkakan menjadi event
dengan skala yang lebih besar baik menjadi event berskala provinsi ataupun
menjadi event dengan skala nasional, namun disesuaikan dengan
kemampuan daerah yang utama adalah mendorong masyarakat
melestariakan seni dan budaya agar mampu membuat event-event secara
mandiri.
Tabel 3.2.26
Pembangunan kepemudaandilaksanakandalambentukpelayanan
kepemudaan, yang berfungsi sebagai pelaksanaan
penyadaran,pemberdayaan, danpengembanganpotensikepemimpinan,
kewirausahaan,
sertakepeloporanpemudadalamsegalaaspekkehidupanbermasyarakat,
berbangsa,
danbernegara.Pelayanankepemudaandilaksanakansesuaidengankarakteristik
pemuda,yaitumemilikisemangatkejuangan, kesukarelaan, tanggungjawab,
danksatria, sertamemilikisifatkritis, idealis, inovatif, progresif, dinamis,
reformis, danfuturistik.
b. AnalisisKinerja
Berdasarkan evaluasi pengukuran capaian kinerja terhadap indikator sasaran
Jumlah Pemuda Pelopor di Kabupaten Belitung Timur pada Tahun 2018
hanya mencapai 77.20%, dimana pada tahun 2018 jumlah pemuda pelopor
yang ditarget kan sebesar 430 namun terealisasi hanya 332 orang.
c. Solusi
Agar Pemudapelopor di Belitung Timurdapatterusberkembang, diperlukan
adanya pembinaandanpengembanganmanajemenkepeloporanpemuda,
untuk
memberikandoronganbagipemudaakanpentingnyaperanpemudasebagai
pelopordalampembangunandaerah, dan mampu berkomitmen untuk
menjadi pemuda yang berkarakter, cerdas dalam menyikapi berbagai
informasi yang ada.
Serta melakukan pemberdayaan kader pemuda yang dilaksanakan secara
terencana, sistematis dan berkelanjutan untuk menigkatkan karakter
pemuda yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, demokratis,
bertanggungjawab, dan meningkatkan kapasitas pemuda yang sehat sehat,
cerdas kreatif, inovatif dan mandiri, berjiwa kepemimpinan, kewirausahaan,
kepeloporan dan kebangsaan, dan berdaya saing, dengan melibatkan
partisipasi Pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan stakeholder lainnya.
Capaian Capaian
Tahun 2017 Kinerja Tahun 2018 Kinerja
No Indikator Sasaran Satuan
Tahun Tahun
Target Realisasi 2017 (%) Target Realisasi 2018 (%)
a. Penjelasan
Pembangunan olahragamencakupolahragapendidikan,
olahragarekreasi,danolahragaprestasi.Ketigaruanglingkupolahragainidilakukanme
laluipembinaandanpengembanganolahragasecaraterencana, sistematik,
berjenjang, danberkelanjutan, yang
dimulaidaripembudayaandenganpengenalangerakpadausiadini,
pemassalandenganmenjadikanolahragasebagaigayahidup,
pembibitandenganpenelusuranbakatdanpemberdayaansentra-
sentrakeolahragaan,
sertapeningkatanprestasidenganpembinaanolahragaunggulan daerah
sehinggaolahragawanandalandapatmeraihpuncakpencapaianprestasi.
Terdapat sembilan pilar yang menjadi faktor kesuksesan kebijakan olahraga: (1)
dukungan finansial; (2) pemerintah, organisasi, dan struktur; (3) partisipasi dalam
olahraga; (4) identifikasi talenta dan pengembangannya; (5) karier atlet dan
setelah pensiun dari atlet; (6) fasilitas latihan; (7) ketersediaan pelatih dan
pengembangannya; (8) kompetisi nasional dan internasional; dan (9) riset sains
dan inovasi.
Peningkatan prestasi olahraga yang antara lain ditunjukkan oleh perolehan
medali emas, Perak maupun perunggu di beberapa cabang olahraga di tingkat
Daerah maupun tingkat nasional seperti perbaikan peringkat Belitung Timur pada
POPDA, PORPROP dan event olahraga lainnya.
Persentase capaian Atlet berprestasi dalam bidang Olahraga pada tahun 2018
mengalami peningkatan sebesar 54.69% dari tahun 2017, dimana persentase
capaian pada Tahun 2017 hanya berkisar sebesar 54% dari target sedangkan pada
Tahun 2018 sebesar 113.19% dari target sebesar 85%,
Jumlah tersebut didapatkan berdasarkan jumlah atlet olahraga yang
dikursertakan pada event kejuaraan olahraga pada tahun 2018, dari 132 orang
yang ikut serta, sebanyak 127 orang atlet mendapatkan medali / prestasi.
b. AnalisisKinerja
Analisispeningkatan/penurunankinerjapada indicator yang diukur, padatahun
2018 pemuda yang berprestasidalamolahragamengalamipeningkatandaricapaian
yang diperolehpada tahun 2017, namun yang pasti pembinaan dan pelatihan
tetap harus dilakukan, terutama pada bidang olah raga prestasi.
c. Solusi
Untuklebihmeningkatkancapaiankinerjapada indicator tersebut,
diharapkankegiatanolahraga yang diselenggarakandandiperlombakanagar
lebihkompetitiflagidalampembinaanhinggatercapai target prestasi yang optimal.
Capaian Capaian
Tahun 2017 Kinerja Tahun 2018 Kinerja
No Indikator Sasaran Satuan Tahun Tahun
2017 2018
Target Realisasi Target Realisasi
(%) (%)
a. Penjelasan
diikuti Kabupaten Belitung Timur pada event tersebut, 9 cabang olahraga belum
memperoleh medali.
c. Solusi
Memberikan pembinaan dan pelatihan secara intensif, terhadap cabang – cabang
olahraga yang masih rendah dalam perolehan medali. Serta meningkatkan
koordinasi dan kemitraan terhadap organisasi olahraga dalam mengembangkan
potensi atlet – atlet berprestasi.
Tabel 3.3-1
Pencapaian Kinerja Sasaran dan Anggaran Tahun 2018
Kinerja Anggaran
Capaian Capaian
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Capaian Capaian
Kinerja Kinerja
Kinerja Kinerja
Satuan Target Realisasi Target Realisasi Anggaran Anggaran
Indikator Sasaran
per per
2018 (%) 2018 (%)
Indikator Sasaran
1 Terwujudnya Jumlah kerjasama
kerja
sistem daerah dibidang Rp Rp
1 sama 10 3 33,33 93,6%
kelembagaan dan teknologi 48.100.000,00 45.003.598,00
daerah
ketatalaksanaan informasi
pemerintahan Rp Rp
Nilai evaluasi AKIP
yang efektif dan 2 Nilai 57,7 63,47 110,00 200.000.000,0 154.749.518,0 77,4%
Kabupaten
efisien 0 0
Persentase
penempatan PNS Rp Rp
82,71 79,0%
3 yang sesuai % 100 100 100 574.145.000,0 431.406.211,0 75,1%
dengan peta 0 0
jabatan
Persentase OPD
Pelayanan Publik
Rp
langsung kepada Rp
4 % 100 87,5 87,5 130.000.000,0 69,8%
masyarakat yang 90.706.603,00
0
menetapkan SOP-
AP
5 Meningkatnya
penataan,
pembinaan dan
penegakan
hukum serta
demokrasi yang
Penurunan Rp Rp
adil dan
12 pelanggaran % 38,89 36,84 143,43 143,43 624.000.000,0 615.136.996,0 98,6% 98,6%
bermartabat
Perda 0 0
dengan kepastian
hukum seluruh
peraturan
perundang-
undangan dilevel
daerah
6 Meningkatnya
Persentase usulan
perencanaan,
masyarakat yang
pelaksanaan dan
13 diakomodir dalam % >60 68,14 100
pengawasan
perencanaan
pembangunan
pembangunan
dengan
memberikan Persentase
Rp Rp
ruang untuk kehadiran
100 2.990.653.900, 2.216.512.020 74,1% 74,1%
partisipasi kelompok
14 % 100 100 100 00 ,00
masyarakat dan masyarakat
swasta dalam proses
perencanaan
Jumlah
stakeholders yang
15 jumlah 9 9 100
menyampaikan
usulan
7 Berkembangnya Jumlah OPD yang
tata kelola 16 menerapkan e- OPD 32 32 100 Rp Rp
pemerintahan gov 100 6.722.000.000, 2.180.078.854 32,4% 32,4%
berbasis e- Jumlah aplikasi 00 ,00
government 17 Aplikasi 2 2 100
yang terintegrasi
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
176
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
8 Memperlancar
akses dari dan ke
kecamatan
terjauh dari
ibukota Persentase
Rp Rp
kabupaten serta panjang jalan
18 % 86,26 70,1 81,27 46.239.904.35 45.552.358.21 98,5%
mendorong kabupaten dalam
8,00 5,79
percepatan dan kondisi baik 90,635 95,5%
peningkatan
kualitas layanan
di kawasan
perdesaan
Persentase Rp Rp
19 jumlah jembatan % 100 100 100 528.317.000,0 488.569.545,0 92,5%
kondisi baik 0 0
9 Pemenuhan % Rp Rp
Akses sanitasi
kebutuhan dasar 20 80 81,02 100 2.867.427.000, 2.857.654.800 99,7%
masyarakat
masyarakat 00 ,00
Rp Rp
Pengurangan
21 Ha 20 26,12 100 2.424.835.000, 2.347.548.187 96,8%
kawasan kumuh
00 ,94
94,55 Rp Rp 89,0%
Akses air bersih
22 % 93,66 83,89 89,57 1.459.111.908, 1.454.161.908 99,7%
masyarakat
00 ,00
Presentase
Rp Rp
penduduk
23 % 83 73,57 88,64 14.661.969.00 8.784.347.884 59,9%
berakses air
0,00 ,83
minum
10 Pembangunan Kawasan strategis
Rp Rp
infrastruktur kelautan dan
24 % 88,89 66,67 75 81,25 20.923.331.74 19.839.525.73 94,8% 94,8%
kawasan strategis perikanan dengan
4,00 6,95
infrastruktur baik
Kawasan strategis
pariwisata
25 % 88,89 77,78 87,5
dengan
infrastruktur baik
11 Meningkatkan Persentase Ruang Rp Rp
kualitas 26 Terbuka Hijau % 20 9,49 47,45 1.290.950.000, 1.270.180.000 98,4%
lingkungan hidup (RTH) 00 ,00
Presentase luas
Rp Rp
permukiman yang
27 % 98,85 99,12 100 82,48 6.226.662.850, 5.944.295.477 95,5% 95,2%
tertata dengan
00 ,85
baik
Presentase Rp Rp
28 penanganan % 52 56,82 100 4.485.983.000, 4.115.155.450 91,7%
sampah 00 ,00
12 Terwujudnya Rasio panjang
sistem 29 jalan per jumlah Km/unit 0,00811 0,0076 93,71
transportasi baik kendaraan
darat maupun jumlah angkutan Rp Rp
laut dalam rangka 30 penumpang laik unit 4 1 25 72,90 417.349.000,0 404.295.992,0 96,9% 96,9%
pelayanan laut 0 0
distribusi barang Jumlah angkutan
dan penumpang 31 unit 2200 2428 100
barang laik laut
13 Pengendalian dan
Rp Rp
pemanfaatan Ketaatan Tata
32 % 100 65 65 65 535.410.000,0 298.997.238,9 55,8% 55,8%
ruang yang sesuai Ruang
0 9
dengan RTRW
14 Meningkatnya ton Rp Rp
produksi 33 Produksi Padi 7.465 7.031,50 94,19 3.539.102.000, 3.044.238.624 86,0%
pertanian,dan 00 ,00
95,665 94,3%
perikanan ton Rp Rp
Produksi
34 44.159 42.896,67 97,14 5.407.427.500, 5.547.744.400 102,6%
perikanan
00 ,00
15 Meningkatnya Jumlah kunjungan orang Rp Rp
kunjungan 35 180.000 344.996 100 100 88,7% 88,7%
wisata 1.712.412.500, 1.518.134.115
20 Menurunnya Tingkat Rp Rp
angka 44 pengangguran % 1,83 1,5 118,03 118,03 974.261.000,0 941.649.572,0 96,7% 96,7%
Pengangguran terbuka 0 0
21 Meningkatnya Angka rata-rata
pelayanan 45 tahun 9 8 88,89
lama sekolah
pendidikan
Angka partisipasi %
46 murni sekolah 93,5 102,67 109,81
SD/MI
Angka partisipasi %
47 murni sekolah 84,5 89,19 105,55
SMP/MTs
Angka partisipasi % Rp Rp
48 59,5 45,17 75,92 79,55 32.659.032.24 26.313.631.59 80,6% 80,6%
murni PAUD
0,00 0,00
Angka putus
49 sekolah % 0,175 1,35 -5,71
pendidikan dasar
Persentase
sekolah yang
terakreditasi
50 % 96,5 99,23 102,83
minimal B pada
semua jenjang
pendidikan
22 Meningkatnya Rp Rp
Angka usia
derajat kesehatan 51 tahun 71,52 71,52 100,00 5.568.007.500, 3.203.979.745 57,5%
harapan hidup
masyarakat 00 ,00
Rp Rp
Persentase angka
52 % 0,1 0,1 100 173.200.000,0 163.801.500,0 94,6%
gizi buruk
96,67 0 0 70,7%
Persentase
masyarakat Rp Rp
53 mendapat % 100 90 90 2.289.941.000, 944.898.328,0 41,3%
pelayanan 00 0
kesehatan
Cakupan
kepesertaan Rp Rp
54 Jaminan % 100 90.07 90.07 19.198.380.00 17.200.694.08 89,6%
Kesehatan 0,00 3,00
Nasional (JKN)
23 Pengendalian laju
Laju
pertumbuhan Rp146.519.000 Rp137.521.85
55 pertumbuhan % 2 1,35 82 82 93,86%
penduduk ,00 0,00
penduduk
93,86%
24 Terjaminnya
Rp Rp
perlindungan
56 Rasio KDRT % 0,3 0,028 120,67 120,67 137.730.000,0 136.527.175,0 99,1% 99,1%
perempuan dan
0 0
anak
25 Terwujudnya Jumlah kelompok
pelestarian seni 57 kesenian % 91 91 100 Rp1.203.462.5
Rp1.017.472.
dan budaya tradisional aktif 00,00
66,5 103,00 84,5% 84,5%
Jumlah event seni
58 event 10 3 33
dan budaya
26 Meningkatnya Rp Rp
Jumlah Pemuda
pemuda 59 pemuda 430 332 77,21 1.806.103.000, 1.463.294.900 81,0%
Pelopor
berprestasi 00 ,00
melalui peran
Persentase atlet
serta aktif
60 berprestasi dalam % 85 96,21 113,19
kepemudaan dan
bidang olahraga 91,24 85,3%
olahraga. Rp Rp
Persentase 2.112.625.000, 1.891.703.400 89,5%
nomor cabang 00 ,00
61 olahraga yang % 100 83.33 83,33
meraih medali
dalam kompetisi
BAB 3
AKUNTABILITAS
KINERJA
Tabel 3.1-3
Persentase capaian indikator
Jumlah
Capaian
Indikator Persentase
Sangat tinggi 39 63,93
Tinggi 12 19,67
Sedang 1 1,64
Rendah 2 3,28
Sangat
7
rendah 11,48
Jumlah 61 100,00
Gambar 3.1-1
Diagram Capaian IKU 2018
19,67
11,48
12
3,28
7
1,64
2
1
Dari diagram di atas dapat dilihat capaian indikator sasaran dengan kategori Sangat
Tinggi sebanyak 39 indikator, atau 63,93% dari seluruh jumlah indikator, lalu capaian
indikator dengan kategori Tinggi sebanyak 12 indikator, atau 19,67%, capaian indikator
dengan kategori Sedang sebanyak 1 indikator, atau 1,64%, capaian indikator dengan
kategori Rendah sebanyak 2 indikator, atau 3,28%, dan capaian indikator dengan
kategori Sangat Rendah sebanyak 7 indikator, atau 11,48%.
𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖
𝑥 100%
𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡
Indikator bermakna negatif, artinya jika semakin besar realisasi berarti semakin
buruk kinerjanya, atau sebaliknya semakin kecil realisasi berarti semakin baik
kinerjanya. Indikator ini diukur dengan menggunakan rumus :
Adapun rincian dan analisis capaian kinerja masing-masing sasaran dan indikator
sasaran adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2.1
2 Nilai evaluasi AKIP Nilai 50,6 57,7 114,03 57,7 63,47 100
Kabupaten
3 Persentase % 100 91,48 91,48 100 100 100
penempatan PNS yang
sesuai dengan peta
jabatan
4 Persentase OPD % 100 67,74 67,74 100 87,5 87,5
Pelayanan Publik
langsung kepada
masyarakat yang
menetapkan SOP-AP
Rata-rata capaian kinerja 93,31 80,2
Tabel 1.1.1-2
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Belitung Timur yang telah menyusun, mengevaluasi
dan menetapkan SOP-AP
No 2017 2018
1. Sekretariat DPRD Sekretariat DPRD
2. Sekretariat Daerah Dinas Penanaman Modal,Pelayanan Terpadu
- ULP (unit layanan Pengadaan); Satu Pintu dan Perdagangan
3. Dinas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup
4. Dinas Penanaman Modal ,Pelayanan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM
Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan
5. Dinas Perhubungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
- Unit KIR
7. Dinas Pemuda dan Olah Raga Dinas Pendidikan
8. Dinas Perikanan Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia
9. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Inspektorat
Sipil
10. Dinas Sosial dan Pemberdayaan Dinas Pertanian dan Pangan
masyarakat dan Pemerintahan Desa
11. Dinas Perpustakaan Dinas Perhubungan
12. Badan Pengelolaan keuangan dan Dinas Perikanan
Pendapatan Daerah
13. Badan Kepegawaian dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Pengembangan Sumberdaya Manusia
14. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Dinas Perpustakaan
15. Kecamatan Manggar Badan Pengelolaan Keuangan dan
Pendapatan Daerah
16. Kecamatan Damar Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Berdasarkan Indikator Kinerja Utama yang diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 28
Tahun 2018, 8 (delapan) OPD menjadi target indikator Persentase OPD Pelayanan
Publik langsung kepada masyarakat yang menetapkan SOP-AP, yaitu sebagai
berikut:
1) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
2) Dinas Pendidikan
3) Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan
4) Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
5) Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
6) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
7) Satuan Polisi Pamong Praja
8) Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah
Capaian target indikator ini sebesar 87,5%. Dari seluruh OPD yang ditargetkan
tersebut, terdapat 1 (satu) OPD yang belum melaksanakan penyusunan SOP-AP pada
unitnya, yaitu Satuan Polisi Pamong Praja. Sehingga akan dilakukan pembinaan
kepada OPD tersebut agar segera menyusun SOP-AP untuk dapat dijadikan acuan
dalam pelaksanaan tugasnya.
Namun demikian, sebagai pelaksanaan tugas dan fungsi Bagian Organisasi, seluruh
OPD ditargetkan untuk menyusun dan menetapkan SOP-AP, dan akan dilakukan
evaluasi secara berkala dalam implementasinya.
Tabel 3.2.2
Tabel 3.2.3
b. Analisis Kinerja
Pada tahun 2018 terdapat kenaikan persentase pencapaian penyerapan
belanja sebesar 0,46% dari tahun 2017. Hal ini dapat terjadi diantaranya
karena beberapa faktor antara lain:
a) Sinkronisasi bidang perencanaan dan pelaksanaan anggaran yang mulai
dapat bersinergi;
b) Peran monev dan koordinasi yang meningkat;
c) Masih lemahnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia;
d) Penentuan waktu memasukkan dokumen pengadaan barang dan jasa
diakhir triwulan pertama.
Dari kenaikan sebesar 0,46% dari tahun sebelumnya dirasa masih belum
mencapai target maksimal, karena belum mendekati pencapaian realisasi
penyerapan belanja daerah 100%, dimana target pada tahun 2018 yaitu Rp
908.308.443.631,65 dengan realisasi serapan belanja daerah mencapai Rp
815.705.531.387,94 atau sebesar 89,80% seperti yang terlihat pada tabel di
bawah ini
Tabel 1.1.1-1
Serapan belanja daerah
Uraian 2017 2018
Anggaran Belanja Rp 794.561.200.345,8 Rp 908.308.443.631,65
Realisasi Rp 710.108.786.448,86 Rp 815.705.531.387,94
Persentase 89,38 % 89,90 %
Sumber data : Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Kab. Beltim
Tabel 3.2.4
Dibawah ini adalah daftar nilai indeks kepuasan masyarakat yang rata-ratanya
minimal bernilai Baik “B”.
Tabel 3.2.4-1
Daftar Organisasi Perangkat Daerah yang melaksanakan
Survei Kepuasan Masyarakat tahun 2018
Pelayanan bagi B
12 Dinas Pendidikan 71,92 - -
stakeholder “Baik”
a. Penjelasan
Pada tabel di atas, sejumlah 21 unit pelayanan publik dari 14 OPD yang memiliki
pelayanan langsung yang menjadi target pengukuran kepuasan masyarakat.
Namun masih terdapat 2 (dua) OPD yang belum melakukan survey kepuasan
masyarakat, yaitu Dinas Pendidikan dan Satuan Polisi Pamong Praja, sehingga hal
ini berpengaruh pada nilai rata-rata IKM OPD Kab. Belitung Timur.Sedangkan jika
dilihat dari IKM pada OPD yang melakukan survey kepuasan masyarakat, terdapat
9 (sembilan) unit yang memiliki IKM dengan grade A (Sangat Baik) dan 10
(sepuluh) unit dengan IKM grade B (Baik), sehingga rata-rata IKM pada grade B
atau Baik.
b. Analisis Kinerja
Secara persentase mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Hal ini
disebabkan antara lain :
- Adanya perubahan IKU sehingga pada sasaran ini mengalami perubahan OPD
yang ditargetkan.
- adanya OPD sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Bupati no 28
tahun 2017 yang tidak melaksanakan pengukuran kepuasan masyarakat.
- Kurangnya komitmen dari OPD penyelenggara pelayanan publik langsung
untuk mengukur kepuasan masyarakat terhadap layanannya.
Dalam pelaksanaan survei ini masih terdapat kendala yang sangat mempengaruhi
nilai survey, yaitu sebagian masyarakat kurang antusias terhadap pelaksanaan
survey ini sehingga cenderung keberatan untuk menjawab atau mengisi form isian
survey yang disampaikan oleh petugas, dan permasalahan berikutnya masyarakat
Tabel 3.2.5
Indikator ini adalah termasuk indikator negatif, dimana semakin kecil realisasi maka
semakin baik kinerjanya. Pada tahun 2017 dimana jumlah Peraturan Daerah yang
dikawal oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Belitung Timur sebanyak 18
Peraturan Daerah, dan pada tahun 2018 jumlah Peraturan Daerah yang dikawal
oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Belitung Timur sebanyak 19 Peraturan
Daerah.
Pada tahun 2017 dimana target yang ditetapkan yaitu maksimal terjadi
pelanggaran sebanyak 38,89 % dari jumlah Peraturan Daerah yang dikawal, yaitu
sebanyak 7 Peraturan Daerah yang dilanggar, namun setelah dilaksanakan program
dan kegiatan yang mendukung indikator ini yaitudilaksanakannya program
pemeliharaan kantrantibnas dan Pencegahan dan pencegahan tindak kriminal dan
kegiatan Pencegahan dan Penertiban Masyarakat (PEKAT) serta Pelanggaran
Peraturan Daerah, Aksi Penindakan Kantrantibnas dalam penindak lanjutan unit
layanan pengaduan masyarakat, kerjasama dengan instansi terkait (TNI, POLRI dan
Kejaksaan), maka pada tahun 2017 hanya terjadi pelanggaran pada 4 (empat)
Peraturan Daerah yang dikawal oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Belitung Timur.
Tabel 3.2.6
Analisis capaian masing-masing indikator pada sasaran ini dijabarkan sebagai berikut:
1. Persentase usulan masyarakat yang diakomodir dalam perencanaan
pembangunan
a. Penjelasan
Terlibatnya masyarakat dalam pembangunan sudah tentu mutlak adanya,
sehingga partisipasi yang diberikan secara tidak langsung memberi
peningkatan kapasitas program yang akan dilaksanakan maupun bagi
masyarakat itu sendiri. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat
dilihat melalui usulan yang disampaikan pada rencana pembangunan
kecamatan dan pelaksanaan forum perangkat daerah yang nantinya akan
dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Pada tahun 2018
jumlah usulan yang masuk melalui sistem aplikasi e-planning sebanyak 995
usulan masyarakat sedangkan usulan yang diakomodir sebanyak 678 usulan
sehingga terealisasi sebesar 68,14 %. Sedangkan pada tahun 2017 dari 958
usulan terakomodir sebanyak 336 usulan atau terealisasi sebesar 35,07%.
b. Analisa Peningkatan Kinerja
Meningkatnya usulan masyarakat dalam perencanaan Pembangunan
merupakan suatu bentuk antusiasme dan partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan. Sementara usulan yang diakomodir pada tahun 2018
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2017. Meningkatnya usulan yang
diakomodir menunjukkan semakin banyaknya usulan yang telah selaras
dengan skala prioritas daerah. Selain itu, penggunaan sistem aplikasi e-
planning pada proses perencanaan pembangunan dapat mempermudah dan
mendukung transparansi penyusunan program/kegiatan di daerah.
c. Solusi
Agar usulan dapat diakomodir tentunya memperhatikan prioritas daerah dan
juga kemampuan anggaran pemerintah daerah serta kebutuhan masyarakat itu
sendiri. Sehingga usulan yang akan disampaikan tidak berada diluar jalur yang
telah ditetapkan dalam skala prioritas daerah yang menjadi pedoman dalam
c. Solusi
Pencapaian kinerja di atas harus senantiasa dilakukan, hal tersebut dikarenakan
pelaksanaan musrenbang dilakukan setiap tahun dalam menyusun rencana
pembangunan daerah.
3. Jumlah stakeholders yang menyampaikan usulan
a. Penjelasan
Indikator ini diukur berdasarkan jumlah stakeholder yang menyampaikan usulan
melalui pelaksanaan musrenbang yang merupakan forum antar pemangku
kepentingan dalam rangka penyusunan rencana pembangunan daerah. Usulan-
usulan yang disampaikan bukan hanya usulan program, dapat juga berupa
masukan atau saran terhadap pemecahan permasalahan daerah dalam proses
pembangunan. Jumlah stakeholder yang menyampaikan usulan dan ikut berperan
aktif dalam pelaksanaan musrenbang terdiri dari 9 (sembilan) unsur meliputi
DPRD, Instansi Vertikal, LSM, BUMD, Pemerintahan Desa, Pemerintahan
Kecamatan, Pengusaha/Swasta, Organisasi masyarakat dan Perbankan sehingga
realisasinya 100%.
b. Analisis Kinerja
Capaian realisasi Jumlah stakeholder yang menyampaikan usulan pada tahun
2017 dan 2018 tercapai 100% sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dengan
adanya usulan, saran maupun pendapat yang diberikan oleh stakeholder pada
pelaksanaan musrenbang diharapkan mampu menghasilkan perencanaan
pembangunan yang dengan memperhatikan usulan prioritas masyarakat dan
diselaraskan dengan prioritas daerah sehingga tercipta harmonisasi perencanaan
pembangunan dan bukan formalitas saja.
c. Solusi
Pencapaain Kinerja ini menjadi agenda rutin setiap tahun dalam penyusunan
rencana kerja pemerintah daerah, sehingga proses perencanaan harus semakin
baik terutamanya terkait usulan yang diajukan yang diharapkan sejalan dengan
Tabel 3.2.7
Berikut analisis capaian kinerja untuk masing-masing indikator pada sasaran ini :
1. Jumlah OPD yang menerapkan e-Gov
Indikator ini diukur dari OPD yang sudah menggunakan aplikasi e-Gov dalam
pelaksanaan tugas fungsinya. Untuk infrastruktur jaringan, pada tahun 2016 dan
2017 semua OPD sudah terkoneksi jaringan e-government. Pada tahun 2018,
semua OPD sudah menggunakan aplikasi e-Gov antara lain aplikasi SIMDA
Keuangan, e-planning dan sistem absensi terintegrasi. Sedangkan untuk OPD yang
sudah mempunyai aplikasi e-Gov diantara:
SIMAPDA
SISEKSI
4 Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu SICANTIK
Pintu dan Perdagangan OSS
5 Dinas Pertanian dan Pangan e-proposal Kementrian
Pertanian
e-monev DAK
Pertanian
Pembangunan)
13 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Sistem Informasi
Daerah Kepegawaian Daerah
(SIKDA)
14 Dinas Kesehatan (RSUD Belitung Timur) Billing System
b. Analisis Kinerja
Indikator kinerja ini pada Tahun 2018 dan 2017 tercapai 100%. Faktor
yang mendorong tercapainya target kinerja yaitu komitmen dari semua OPD
untuk menerapkan e-government dalam rangka pelaksanaan tugas agar efektif
dan efisien. Selain itu, juga adanya dorongan dari Pemerintah Pusat untuk lebih
transparan dalam penyelenggaraan pemerintahan melalui penilaian SPBE
(Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik). Sedangkan faktor yang
menghambat yaitu masih adanya kendala untuk mengintegrasikan berbagai
aplikasi e-gov yang ada.
c. Solusi
Seiring dengan era keterbukaan informasi, setiap OPD didorong untuk
menerapkan e-Gov dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Selain itu,
antar aplikasi yang berkaitan juga terus diupayakan agar saling terkoneksi
sehingga dapat meningkatkan nilai akuntabilitas kinerja Pemerintah Daerah.
Dinas Komunikasi dan Informatika selaku leading sector di bidang informatika
berupaya memfasilitasi setiap OPD yang ingin menerapkan e- Gov melalui
penyediaan Sumber Daya Manusia, infrastrutur dan aplikasi. Ke depannya,
semua aplikasi e-gov yang ada diharapkan dapat terintegrasi.
b. Analisis Kinerja
Dalam pelaksanaan kinerja sasaran tahun 2018 capaian kinerja sudah tercapai
karena adanya kesadaran dari OPD pelaksana untuk meningkatkan pelayanannya
melalui sistem informasi dan didukung oleh Dinas Komunikasi dan Informatika
dalam hal IT dan perangkat serta dorongan dari Pemerintah Pusat melalui regulasi
sehingga target indikator dapat tercapai. Manfaat dari aplikasi yang terintegrasi ini
diharapkan dapat mempermudah birokrasi dan bisa diakses lebih leluasa.
c. Solusi
Untuk peningkatan pencapaian kinerja diatas, setiap OPD yang berkaitan dengan
pelayanan publik harus terus didorong untuk menggunakan dan mengembangkan
sistem informasi yang terintegrasi. Hal ini sebagai salah satu upaya mencegah
korupsi. Selain itu, OPD juga harus menentukan SOP, memahami dan melaksanakan
SOP tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan ini diharapkan dapat
menambah poin pada penilaian reformasi birokrasi yang dilaksanakan Kementerian
PAN dan RB.
Tabel 3.2.8
No Uraian km
Pembangunan/Peningkatan Jalan Kabupaten dalam
1 4,32
Kecamatan Manggar
Peningkatan Struktur Kapasitas Jalan dan Jembatan
2 1,86
Dalam Kecamatan Manggar
Pembangunan/Peningkatan Jalan Kabupaten dalam
3 4,96
Kecamatan Damar
TAHUN
URAIAN
2017 2018
Total Panjang Jalan Kabupaten/Kota 480,88 480,88
Panjang Jalan Kabupaten dalam
355,73 218,52
Kondisi Baik
Panjang Jalan Kabupaten dalam 19,84 118,6
Kondisi Sedang
Panjang Jalan Kabupaten dalam
21,14 65,17
Kondisi Rusak Ringan
Panjang Jalan Kabupaten dalam
84,17 78,59
Kondisi Rusak Berat
Gambar 1
Kondisi Jalan Kabupaten Di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2017 – 2018
200
150
100
2018
50
0 2017
Panjang Jalan Panjang Jalan Panjang Jalan Panjang Jalan
Kabupaten dalam Kabupaten dalam Kabupaten dalam Kabupaten dalam
Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Rusak Kondisi Rusak Berat
Ringan
Kondisi Jalan
Gambar 2
Kenaikan dan Penurun Kondisi Jalan Tahun 2018
100
50
Kenaikan dan
Penurunan Kondisi
0
Jalan Kabupaten Tahun
-137,21 98,76 44,03 -5,58 2018
-50
-100
-150
Jalan yang yang selesai dibangun dan dioperasikan akan akan mengalami penurunan
kondisi sesuai dengan bertambahnya umur sehingga pada saatnya jalan tersebut tidak
bisa berfungsi dengan baik lagi sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas.
Beberapa perbedaan diantara pembangunan dan pemeliharaan jalan dapat
ditunjukkan pada tabel 5. Dibandingkan dengan pembangunan , permasalahan dalam
pemeliharaan jaringan jalan lebih rumit dan kompleks.
Tabel.4
Perbedaan Kegiatan Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan
c. Solusi
Disamping pembangunan jalan baru, pengawasan dan pemeliharaan
terhadap jalan-jalan yang sudah ada harus tetap dilaksanakan terus menerus
agar jangan mengalami kerusakan sebelum umur rencana yang
diperhitungkan tercapai.
Diperlukan penanganan lebih lanjut melalui peningkatan jalan, pemeliharan
berkala jalan pada kondisi sedang dan pemeliharaan rutin pada kondisi baik.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan strategi
kegiatan pemeliharaan suatu ruas jalan, antara lain:
− Kerusakan(Jenis, Keparahan, Luas, Penyebaran)
− Lalu Lintas
− Cuaca(terutama curah hujan)
− Umur sisa perkerasan
− Ketersediaan sumber daya
c. Solusi
Selalu melakukan preservasi jembatan yaitu upaya mempertahankan suatu
struktur jembatan dari penurunan kualitas atau kerusakan, melalui kegiatan
pemeliharaan rutin, berkala, rehabilitasi (perbaikan dan perkuatan) untuk
mempertahankan dan mengembalikan fungsi jembatan.
Tabel 3.2.9
Tabel 2
Laporan kemajuan Akses Sanitasi Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
KK Total
No Kecamatan Jiwa KK
JSP JSSP Sharing KK Jiwa*
01 KEC. MANGGAR 38.943 12.716 9.768 911 216 10.895 32.032
02 KEC. GANTUNG 27.402 8.922 5.108 1.494 61 6.663 20.718
03 KEC. DENDANG 10.423 3.365 1.931 531 491 2.953 9.513
04 KEC. KELAPA KAMPIT 18.695 6.268 3.685 814 30 4.529 13.416
05 KEC. DAMAR 12.899 4.350 3.198 424 205 3.827 11.321
06 KEC. SIMPANG RENGGIANG 7.343 2.595 1.559 309 201 2.069 6.102
07 KEC. SIMPANG PESAK 8.374 2.757 2.097 18 - 2.115 7.429
JUMLAH 124.079 40.973 27.346 4.501 1.204 33.051 100.531
*merupakan hasil perkalian jumlah KK dengan rata-rata jumlah penduduk/KK)
Data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Jamban Sehat Permanen(JSP)
2. Jamban Sehat Semi permanen(JSSP)
3. Sharing/Numpang
4. Masih Buang Air Besar Sembarangan(BABS)
c. Solusi
Perlunya sosialisasi kepada masyarakat akan ketersedian sistem sanitasi yang
berkualitas, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan masyarakat.Sosialisasi ini dilanjutkan dengan
melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemanfaatan dan pengolahan IPAL Komunal.
2. Pengurangan kawasan kumuh
a. Penjelasan
Indikator Pengurangan Kawasan Kumuh diketahui dengan menghitung luasan
permukiman kumuh yang belum tertangani dibagi terhadap jumlah luasan
permukiman kumuh yang ditetapkan. Formulasi perhitungan terhadap indikator
Pengurangan Kawasan Kumuh ditampilkan pada box berikut.
Luasan Permukiman Kumuh
RasioPengurangan = Belum Tertangani X 100%
Kawasan Kumuh Jumlah Luasan Permukiman
Kumuh Ditetapkan
Referensi yang diacu dari Pengurangan Kawasan Kumuh adalah Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Ri Nomor 02/PRT/M/2016 tentang Peningkatan Kualitas
Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh didefinisikan kriteria
kekumuhan dapat ditinjau dari:
Bangunan Gedung
Jalan lingkungan
Penyediaan Air Minum
Drainase Lingkungan
Pengelolaan Air Limbah
Pengelolaan Persampahan dan
Proteksi Kebakaran.
Upaya yang telah dilakukan tersebut diatas ditujukan untuk mengurangi 7(tujuh)
kriteria kekumuhan sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR
Nomor.02/PRT/M/2016.Pengukuran 7(tujuh) kriteria kekumuhan yang terdiri dari
banyak variabel yang digunakan, sehingga pengukuran belum selesai dilaksanakan
yang berakibat luasan permukiman kumuh yang belum tertangani belum dapat
dihitung dengan baik.
c. Solusi
Kendala dalam upaya untuk penanganan kawasan permukiman kumuh tahun 2018
antara lain:
Rencana pembangunan rumah khusus untuk penduduk Suku Sawang Gantung
Desa Selinsing yang dibiayai oleh APBN tidak dapat terlaksana pada tahun 2018
karena terdapat dokumen pendukung yang disyaratkan Kementerian PUPR
belum dapat disediakan pada akhir waktu yang ditentukan. Upaya yang
dilakukan untuk mengatasi kondisi iniadalah melengkapi dokumen yang
diperlukan dan diusulkan kembali melalui APBN tahun 2020. Opsi lain yang
diupayakan adalah pembangunan rumah khusus melalui pembiayaan dari APBD
provinsi.
Penanganan permukiman kumuh Desa Lenggang terkendala pada kepemilikan
lahan, sehingga pola penanganan yang tepat adalah pemukiman kembali.
Tantangan untuk pemukiman kembali yang perlu diantisipasi adalah penyiapan
sarana prasarana pendukung penunjang ekonomi karena mayoritas penduduk
adalah nelayan. Selain itu pembangunan lokasi relokasi untuk pemukiman
kembali saat ini masih diprioritaskan untuk relokasi Suku Sawang Gantung.
3. Akses air bersih masyarakat
a. Penjelasan
Penyediaan air bersih di Indonesia dijamin dalam Pasal 33 UUD 1945 ayat (3) yang
berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
Capaian kinerja untuk indikator Akses air bersih masyarakat di kabupaten Belitung
Timur tahun 2018 adalah 83,89 % atau 104.094 jiwa dari target 93,66 %
.Sedangkan pada tahun 2017 mencapai Capaian kinerja untuk indikator Akses air
bersih masyarakat tahun 2017 adalah 81,12 % atau 97.183jiwa dari target 87,72 %
atau 105.095 jiwa.
capaian ini berdasarkan pada jumlah penduduk(jiwa) yang mendapatkan akses air
bersih dari SPAM IKK, PDAM , hasil kegiatan PAMSIMAS tahun 2017 dan jaringan
non perpipaan (pengguna mata air terlindung, sumur pompa,sumur gali
penampungan air hujan dll).Angka jumlah penduduk(jiwa) yang mendapat akses
air bersih pada data PDAM merupakan perkalian antara jumlah rumah tangga
dikalikan dengan 3(rata-rata jumlah penduduk/kecamatan berdasarkan data
jumlah penduduk dan kepala keluarga pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil semester II tahun 2018).
Untuk capaian kinerja akses air bersih/air minum penduduk (Rumah Tangga) di
kabupaten Belitung Timur yaitu SPAM IKK melayani 7,33 %, PDAM melayani 10,32
% dan jaringan non perpipaan 65,40% dari 83,89 % capaian seluruhnya.
Tabel 3
Jumlah Penduduk yang Mendapat Akses Air Bersih Tahun 2018
Bukan Jaringan
SPAM
Perpipaan (Sumur
Jumlah Jumlah SPAM IKK PDAM Pedesaan/Pamsim Total
No Kecamatan Gali)/depot air
KK Penduduk as**
minum***
KK Jiwa KK Jiwa* KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa
01 KEC. MANGGAR 12.716 38.943 772 2.320 1.405 4.303 50 100 10.039 30.814 12.266 37.537
02 KEC. GANTUNG 8.922 27.402 887 4.315 5.090 8.909 5.977 13.224
03 KEC. DENDANG 3.365 10.423 170 520 1.764 6.891 1.934 7.411
KEC. KELAPA
04 6.268 18.695 1.049 4.191 5.157 14.021 6.206 18.212
KAMPIT
05 KEC. DAMAR 4.350 12.899 799 2.736 75 420 3.140 9.042 4.014 12.198
KEC. SIMPANG
06 2.595 7.343 431 1.724 1.926 5.535 2.357 7.259
RENGGIANG
KEC. SIMPANG
07 2.757 8.374 679 2.316 2.012 5.937 2.691 8.253
PESAK
JUMLAH 40.973 124.079 2.681 9.096 3.341 12.809 295 1.040 29.127 81.149 35.444 104.094
Sumber Data:Diolah dari PDAM Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018*
Sumber data:Hasil Kegiatan PAMSIMAS Tahun 2017**
Sumber Data:Diolah dari Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Tahun 2018
c. Solusi
1. Diperlukan inovasi untuk mengatasi masalah kelayakan air minum.Penyediaan
air minum sudah tidak bisa dikelola dengan mengambil air dari sungai,
mengolah, dan mendistribusikan kepada masyarakat dikarenakan menurunnya
kualitas dan kuantitas air sungai yang mengalami degradasi akan
menyebabkan biaya operasional akan lebih tinggi. Hal ini akan berimbas
dengan tingginya biaya yang dibebankan kepada konsumen.
2. Terbatasnya pembiayaan pengembangan infrastruktur SPAM melalui APBN
serta belum optimalnya pemanfaatan alternatif pembiayaan lainnya.Untuk itu
diharapkan BPPSPAM menfasilitasi pemerintah daerah dalam rangka
meningkatkan penyelenggaraan sistem penyediaan air minum yaitu
pemenuhan kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan yang dilaksanakan
badan usaha milik daerah seperti Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM) yang
diharapkan memberikan kontribusi yang besar terhadap pencapaian 100%
akses aman air minum.
kurang lebih masih 2,3 km perlu dilakukan peningkatan jalan menuju pangkalan
Damar, Desa Tanjung Batu Itam ± 3,3 km akan selesai di tahun 2019 melalui
kegiatan Peningkatan Kapasitas Jalan kabupaten Ruas Jalan Limbungan-
Tg.BatuItam Di Kec.Gantung – Sp.Pesak yang bersumber dari DAK, sedangkan
desa Dendang di Semalar masih terhambat kawasan hutan lindung.
Tabel 3
Target dan realisasi kegiatan peningkatan jalan kabupaten
di kawasan strategis Kelautan dan Perikanan Tahun 2018
Tabel 3
Target dan realisasi kegiatan peningkatan jalan kabupaten
di kawasan strategis Pariwisata Tahun 2018
c. Solusi
Ada keterkaitan pengembangan sektor pariwisata dan pengembangan sektor
kelautan dan perikanan yaitu pengusahaan sumber daya kelautan berupa wisata
bahari sehingga harus mendapatkan dukungan pembangunan infrastruktur yang
baik untuk mendapatkan perhatian wisatawan.
Tabel 3.2.11
Keterangan:
- Pembilang : Jumlah Luasan RTH Publik yang tersedia di akhir tahun
pencapaian SPM adalah jumlah RTH publik yang tersedia di
Tabel 2
Data Ruang Terbuka HijauKawasan Perkotaan Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2018
LUAS
NO NAMA LOKASI KETERANGAN
(HA)
Depan Kantor Bupati / DPRD
1 Taman Bundaran Air Mancur 0,45
Kab. Beltim
Desa Padang ( Depan Hotel
2 Taman Kater 0,0378
Oasis )
3 Taman Beransai ( Segitiga ) Depan Kantor Camat Manggar 0,735
Taman Depan Rumah Makan Taman Kecil
4 Depan Rumah Makan Wena 0,011
Wena (Penunjang)
Taman Bantuan Bank Depan TK Negeri Pembina Taman Kecil
5 0,0033
Sumsel Manggar (Penunjang)
Depan Rumah Dinas Camat Taman Kecil
6 Taman I 0,0124
Manggar (Penunjang)
Taman Kecil
7 Taman II Depan Rumah Dinas Manggar 0,0042
(Penunjang)
Taman Kecil
8 Taman III Depan Rumah Dinas Manggar 0,0048
(Penunjang)
Taman Kecil
9 Taman IV Samping Terminal Manggar 0,0042
(Penunjang)
Taman Kecil
10 Taman STMJ Depan Puncak Manggar 0,0105
(Penunjang)
Taman Kecil
11 Taman Patung Nelayan Depan Puncak Manggar 0,008
(Penunjang)
12 Taman Samping Puncak Samping Puncak Manggar 0,2
Taman Kecil
13 Taman Pos Kota Depan Pos Lantas Manggar 0,008
(Penunjang)
Taman Kecil
14 Taman Pegadaian Depan Pegadaian Manggar 0,0065
(Penunjang)
Jln. Gajah Mada Dsn. Taruna
15 Taman Rusa 0,027
Mulya
Taman Depan Polsek Taman Kecil
16 Depan Rumah Makan Eka 0,007
Manggar (Penunjang)
Taman Kecil
17 Taman Depan RBT I Depan RBT Manggar 0,0108
(Penunjang)
Taman Kecil
18 Taman Depan RBT II Depan RBT Manggar 0,0102
(Penunjang)
Taman Kecil
19 Taman Depan RBT III Depan RBT Manggar 0,024
(Penunjang)
Taman Depan SMPN 4 Taman Kecil
20 Samping SMPN 4 Manggar 0,0068
Manggar (Penunjang)
Taman Kecil
21 Taman Base Camp Yonif I Samak Manggar 0,008
(Penunjang)
Taman Kecil
22 Taman Base Camp Yonif II Samak Manggar 0,003
(Penunjang)
23 Taman Teropong Pantai Keramat Manggar 0,0345
LUAS
NO NAMA LOKASI KETERANGAN
(HA)
Taman Depan DPPKAD Kab. Kompleks Perkantoran Terpadu
24 0,52
Belitung Timur Manggarawan
Jln. A. Yani Desa Selinsing Kec.
25 Taman Arwana Gantung 0,00935
Gantung
Taman Segitiga Kelapa
26 Desa Senyubuk 0,467
Kampit
Ruang Terbuka Publik Kawasan Pasar Lipat Kajang
27 0,03
Manggar Manggar
Jln. Sudirman Desa Lenggang
28 Pulau Gantong 0,96
Kec. Gantung
Jln. Sudirman Desa Lenggang
29 RTH Pasar Gantung 0,012
Kec. Gantung
Ruang Terbuka Publik
30 Pasar Gantung 0,036
Gantung
Ruang Terbuka Publik
31 Pasar Manggar 0,018
Manggar
32 Taman simpor depan BLHD Komplek Perkantoran 0,02
Tabel 18
Luas Ruang Terbuka Hijau yang Harusnya Tersedia
126,74
𝑆𝑃𝑀 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑅𝑇𝐻 𝑃𝑢𝑏𝑙𝑖𝑘 = 𝑥 100%
1.335,20
𝑆𝑃𝑀 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑅𝑇𝐻 𝑃𝑢𝑏𝑙𝑖𝑘 = 9,49 %
b. Analisis Kinerja
Pada tabel 3.2.11 Analisis Pencapaian Sasaran 2.2.2 Meningkatkan Kualitas
Lingkungan Hidup, realisasi untuk indikator mengalami peningkatan dari
28,20 persen di tahun 2017 menjadi 99,12 persen di tahun 2018.
Peningkatan yang signifikan ini disebabkan oleh pendekatan tehnik
perhitungan yang berbeda. Pada tahun 2017 karena keterbatasan data
dasar bidang perumahan dan kawasan permukiman, maka perhitungan
dilakukan dengan pendekatan menghitung persentase desa yang
telah/sedang memperoleh program penataan lingkungan perumahan dan
permukiman oleh OPD terkait.
Untuk tahun 2018 dalam upaya penajaman indikator kinerja untuk revisi
RPJMD diketahui bahwa luas area permukiman 3.358,39 ha berdasarkan
kajian penyusunan Dokumen Tata Ruang Tahun 2014. Sehingga untuk
perhitungan luasan areal permukiman tertata didekati dengan menghitung
luas area permukiman yang bukan kawasan kumuh. Pada tahun 2018 luas
kawasan kumuh adalah 29,66 ha sehingga luasan area permukiman tertata
adalah 3.328,73 ha. Jika pendekatan teknik perhitungan ini digunakan pada
pencapaian kinerja tahun 2017 maka perbandingan capai kinerja dapat
ngkan volume sampah yang ditangani adalah jumlah volume sampah yang
terangkut ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) dengan menggunakan
armada pengangkut sampah baik menggunakan Dump Truck pengangkut
sampah maupun Kendaraan Roda Tiga dari Tempat Penampungan
1 12 Unit
Truk Pengangkut Sampah
2 44 Unit
Motor Pengangkut Sampah
3 1 Unit
Beco
4 1 Unit
Buldozer
5 Tempat Penampungan
Sementara (TPS)
21 Unit
- Manggar
6 Unit
- Gantung
6 Unit
- Kelapa Kampit
2 Unit
- Damar
-
- Dendang
-
- Simpang Pesak
-
- Simpang Renggiang
6 Petugas Kebersihan
- Manggar 65 Orang
- Gantung 15 Orang
- Kelapa Kampit 10 Orang
- Damar -
- Dendang -
- Simpang Pesak -
- Simpang Renggiang -
7 1 Unit TPA Trafo Mayang
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Tabel 3.2.12
Capaian Capaian
Indikator Satuan Reali Kinerja Reali Kinerja
Target Target
sasi Tahun sasi Tahun
2017 (%) 2018 (%)
1 Rasio panjang jalan Km/Unit 0,00811 0,007 93,71 0,00811 0,007 93,71
per jumlah kendaraan 6 6
2 jumlah angkutan Unit 4 1 25 4 1 25
penumpang laik laut
3 Jumlah angkutan unit 2200 2189 99,50 2200 2428 100
barang laik laut
Rata-rata capaiankinerja 72,74
Panjang Jalan
Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan =
Jumlah Kendaraan
697,74
=
92.054
= 0,007597
Jumlah
No Kode Jenis Nama jenis
2017 2018
14 352 Light Truck Box 5 5
15 353 Light Truck Dump 34 118
16 357 Light Truck Tanki 6 7
17 401 Truck 118 88
18 404 Truck Box 2 1
19 411 Truck Crane 1 1
20 413 Delivery Van 13 5
21 417 Truck Dump 172 87
22 419 Truck Dump Tandum 1 1
23 435 Truck Tanki 28 26
24 437 Truck Trailer 2 2
25 464 Truck Arm Roll 2 4
26 511 Ransus Pemadam Api 3 3
27 514 Ransus Ambulance 18 22
28 701 Sepeda Motor R2 84,318 83,959
29 702 Sepeda Motor R3 165 177
Jumlah 91,805 92,054
Tabel 3.2
Perkembangan Jalan Menurut Status Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
Uraian Satuan 2018
c. Solusi
BerbagaiupayadilakukanolehPemerintah Daerah
melaluiDinasperhubunganuntukmemberikanpelayanan yang
maksimalbagimasyarakat. Salah satunyadenganmenyediakanmobil bus
sekolahbagiparapelajar agar dapatmembantupara orang
tuauntuktidakselalumenggunakankendaraanpribadi.
SelainituDinasPerhubunganjugamelakukankerjasamadenganpihakPerum
DAMRI agar membukaruteterutama di daerah –daerahterpencil.
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
107
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
Sosialisasijugaterusdiberikankepadamasyarakat,
parasupir/jurumudiakanpentingnyakeselamatandankenyamananmenggunak
antransportasiumumsehinggadiharapkandapatmeningkatkanminatpengguna
angkutanberalihdarikendaraanpribadidanmenggunakanangkutanumum.
Tabel 3.2.13
c. Solusi
Penertiban merupakan tindakan yang dilakukan bila terdapat indikasi
pelanggaran pemanfaatan ruang. Penertiban pemanfaatan ruang adalah
usaha untuk mengambil tindakan agar pemanfaatan ruang direncanakan
dapat terwujud. Tindakan penertiban pemanfaatan ruang dilakukan
melalui pemeriksaan dan penyelidikan atas semua
pelanggaran/penyimpangan dalam pemanfaatan ruang yang dilakukan
terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Bentuk penertiban terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan didasarkan bentuk
pelanggaran yang dilakukan.
Meningkatkan pengawasan dan pemantauan pemanfaatan ruang di
wilayah Kabupaten Belitung Timur dengan memperketat proses dan
prosedur perijinan pemanfaatan ruang dan pemberian planning advice
pada setiap kegiatan yang mengalokasikan dan memanfaatan ruang di
wilayah Kabupaten Belitung Timur.
Tabel 3.2.14
1. Produksi Padi
a. Penjelasan :
Produksi padi pada tahun 2018 mengalami peningkatan dari tahun 2017
yaitu dari 5961,6 ton menjadi 7031,5 ton. Dari sisi target yang ingin dicapai
maka produksi padi pada tahun 2018 belum mencapai target yang
diharapkan.
b. Analisis Kinerja
Beberapa kendala yang terjadi pada tahun 2018 yaitu sebagai berikut:
Kendala dan Hambatan :
- Produksi pangan tergantung pada berbagai faktor seperti iklim, jenis
tanah, curah hujan, irigasi, komponen produksi pertanian yang
digunakan.
Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran peningkatan produksi padi
tahun 2018 telah dilakukan beberapa kegiatan yaitu:
- Kegiatan penerapan teknologi budidaya jajar legowo dari tahun 2016
pada sentra tanaman padi di Kecamatan Gantung, pelaksanaan kegiatan
ini pada musim tanam oktober-maret sehingga panen dilakukan di
tahun 2017. Penerapan jajar legowo selain meningkatkan populasi
pertanaman, juga mampu menambah kelancaran sirkulasi sinar
matahari dan udara di sekeliling tanaman pinggir sehingga tanaman
dapat berfotosintesa lebih baik. Selain itu, tanaman yang berada di
pinggir diharapkan memberikan produksi yang lebih tinggi dan kualitas
gabah yang lebih baik, mengingat pada sistem tanam jajar legowo
terdapat ruang terbuka seluas 25-50%, sehingga tanaman dapat
menerima sinar matahari secara optimal yang berguna dalam proses
fotosintesis. Sistem ini dilanjutkan pada musim tanam berikutnya hingga
sekarang.
- Peningkatan Produktivitas (Intensifikasi) adalah upaya untuk
meningkatkan hasil pertanian dengan cara mengoptimalkan lahan
pertanian yang sudah tersedia (existing). Dalam pelaksanaan
2. Produksi Perikanan
a. Penjelasan
Produksi perikanan merupakan produksi hasil tangkapan nelayan dan
hasil produksi pembudidaya ikan. Produksi perikanan mendukung visi dan
misi pemerintah Kabupaten Belitung Timur tahun 2016 - 2021 melalui
sasaran meningkatnya produksi pertanian dan perikanan sebagaimana
tercantum pada Peraturan Bupati Belitung Timur Nomor 28 Tahum 2017
tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Belitung Timur Nomor 50
Tahun 2016 Tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2016 – 2021.
b. Analisis Peningkatan/ Penurunan Kinerja
Realisasi pencapaian produksi perikanan pada tahun 2018 sebesar
42.896,67 ton atau 97,14% dari target yang telah ditetapkan yaitu44.159
ton, yang terdiri dari perikanan tangkapterealisasi sebanyak
42.826,31ton, produksi perikanan budidaya sebanyak 70,36ton.Capaian
indikator produksi perikanan budidaya tidak mencapai target yang
diharapkan, disebabkan beberapa faktor seperti kurangnya pasokan
benih ikan, aktifitas kelompok pembudidaya ikan yang menurun
dikarenakan produksi benih ikan yang tidak stabil, sedangkan produksi
perikanan tangkap masih tergantung pada faktor hasil tangkapan nelayan
yang bergantung pada lamanya musim tangkapan ikan dan cuaca.
c. Solusi
Solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi perikanan ke
depan antara lain dengan:
1. Pengembangan produksi dan produktivitas perikanan melalui penguatan
sentra -sentra perikanan;
2. Meningkatkan produksi benih ikan pada UPTD Balai Perikanan Budidaya;
3. Peningkatan upaya untuk pengendalian lingkungan melalui penerapan
perikanan tangkap dan perikanan budidaya yang ramah lingkungan serta
penerapan prinsip - prinsip pengelolaan perikanan berkelanjutan;
4. Meningkatkan pembinaan ke unit – unit pembenihan rakyat yang ada di
Belitung Timur serta menciptakan unit pembenihan rakyat (UPR) yang
baru untuk memenuhi permintaan pembudidaya sehingga produksi
perikanan budidaya meningkat;
5. Mempercepat pelaksanaan tempat pelelangan ikan guna menstabilkan
harga ikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat ;
6. Meningkatkan motivasi, pembinaan dan pendampingan kepada kelompok
perikanan.
Tabel 3.2.15
Capaian Capaian
Indikator Satuan Kinerja Kinerja
Target Realisasi Target Realisasi
Tahun Tahun
2017 (%) 2018 (%)
1 Jumlah Orang 175.000 250.326 143,04 180.000 344.996 100
kunjungan
wisata
2017 2018
BULAN KUNJUNGAN
DOMESTIK ASING JUMLAH DOMESTIK ASING JUMLAH
JANUARI 29,318 420 29,738 23.621 710 24.331
FEBRUARI 15,543 726 16,269 19.493 796 20.289
MARET 17,569 238 17,807 27.240 845 28.085
APRIL 20,460 445 20,905 30.461 570 31.031
MEI 20,255 389 20,644 24.074 833 24.907
JUNI 26,869 572 27,441 27.506 578 28.084
JULI 37,798 137 37,935 30.398 984 31.382
AGUSTUS 14,387 145 14,532 32.339 1.738 34.077
SEPTEMBER 21,511 304 21,815 29.753 1.268 31.021
OKTOBER 21,631 122 21,753 29.940 1.073 31.013
NOVEMBER 9,430 102 9,532 30.182 775 30.957
DESEMBER 11,943 12 11,955 29.091 728 29.819
TOTAL 246,714 3,612 250,326 334.098 10.898 344.996
c. Solusi
Perlu terus ditingkatkan pelaksanaan pengembangan destinasi dan promosi
yang efektif serta pembinaan dan sosialisasi tentang kepariwisataan kepada
masyarakat agar dapat memanfaatkan kunjungan wisatawan.
2. Rata-rata lama tinggal wisatawan
a. Penjelasan
Pencapaian kinerja pada sasaran ini untuk tahun 2018 tercapai 100% dengan
kategori AA dan dapat dijelaskan bahwa rata-rata lama tingga; wisatawan
pada tahun 2018 dengan target 1 hari dan direalisasikan sebesar 1 hari.
b. Analisis Kinerja
Rata-rata lama tinggal wisatawan sampai dengan tahun 2018 dengan rata-rata
1 hari, dibanding tahun 2017 dengan rata-rata 1 hari tidak terjadi peningkatan
atau penurunan, hal ini disebabkan karena Pulau Belitung terdiri dari 2
Kabupaten yaitu Belitung dan Belitung timur, Luas Pulau Belitung yang
tergolong kecil sehingga untuk menempuh objek-objek wisata yang ada dapat
ditempuh dalam 1 hari perjalanan, hal inilah yang membuat wisatawan hanya
memerlukan waktu lebih sedikit untuk berkunjung ke Belitung Timur.
c. Solusi
Perlu terus dilakukan upaya-upaya peningkatan rata-rata tinggal wisatawan di
Belitung Timur diantaranya dengan menambah jumlah objek wisata yang
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
119
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
layak dikunjungi dan meningkatkan kualitas destinasi yang ada baik jasa usaha
maupun pelayanan terhadap wisatawan.
didapat tahun 2018 dan 2017 sebesar 100 % dengan realisasi rata-rata
lamanya proses perizinan tahun 2018 sebesar 4,85 hari dari target
kurang dari 5 hari.Sama dengan capaian realisasi tahun 2017 realisasi
3,00 hari dari target kurang dari 5 hari. Berdasarkan target lama proses
perizinan, capaian kinerja untuk indikator ini tercapai 100%, hanya dari
hasil perhitungan rata-rata lama proses perizinan terjadi penurunan dari
tahun 2017 sebesar 1,85 hari, rata-rat lama proses perizinan tahun 2018
lebih lama 1,85 hari dibanding dengan tahun 2017 (realisasi 2018 (4,85
hari) – realisasi 2017 (3,00 hari)).
Pada Tahun 2018 jenis perizinan yang dilayani oleh Dinas
Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan
Kabupaten Belitung Timur sebanyak 39 jenis izin, meningkat sebanyak
18 jenis izin dari tahun 2017 berjumlah 21 jenis izin.Faktor utama yang
menyebabkan penurunan dari tahun sebelumnya adalah adanya
pelimpahan wewenang pengurusan izin yang sebelumnya di Dinas
Teknis tahun, berdasarkan Peraturan Bupati nomor 55 Tahun 2017
tanggal 14 Desember 2017 tentang Pelimpahan Wewenang
Penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan Kepada Dinas Penanaman
Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan Kabupaten
Belitung Timur, tahun 2018 beralih ke Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan Kabupaten Belitung
Timur, sehingga sedikit memerlukan penyesuaian, yang menyebabkan
rata-rata lamanya proses perizinan tahun 2018 menjadi 4,85 hari.
Untuk proses administrasi Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu
Satu Pintu dan Perdagangan Kabupaten Belitung Timur telah sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur namun masih ada beberapa izin
yang lama proses pelayanan lebih dari target yang ditetapkan, hal ini
disebabkan lamanya menunggu proses penerbitan advis/fatwa teknis
dan atau rekomendasi instansi/dinas teknis dan juga proses
penandatanganan. Untuk perhitungan realisasi dapat dilihat pada tabel
28.1 dan tabel 28.2.
b. Analisis Kinerja
Persentase capaian lama proses pelayanan perizinan Tahun
2018secara umum tidak mengalami perubahandibandingkan Tahun
2017,yaitu dengan realisasi capaian 100%. Namun secara detail realisasi
tersebut mengalami penurunan sebesar 1,85 hari. Realisasi rata-rata
lama proses perizinan tahun 2017 sebesar 3 hari sedangkan realisasi
rata-rata lama proses perizinan tahun 2018 sebesar 4,85 hari. Rata-rata
lama proses perizinan adalah akumulasi dari seluruh jenis dan waktu
yang ditetapkan baik oleh peraturan perundang-undangan maupun
Standar Operasional Prosedur Pelayanan Perizinan dan Penanaman
Modal. Untuk realisasi dari lamanya proses perizinan menggunakan
waktu tercepat suatu izin dikeluarkan. Tidak dipungkiri bahwa masih ada
jenis perizinan yang dilayani belum memenuhi target yang diharapkan,
hal ini disebabkan antara lain :
1. Pejabat yang akan menandatangani/memberikan paraf koordinasi
tidak berada di tempat;
2. Evaluasi teknis yang dilakukan oleh instansi membutuhkan waktu
yang tidak singkat;
3. Pada saat melakukan pemeriksaan lapangan/survey, objek yang
akan disurvey (yang bersifat bergerak) tidak ada ditempat sehingga
harus menunggu dan dilakukan penjadwalan ulang;
4. Proses pencetakan SK izin ditentukan juga oleh bukti pembayaran
retribusi dan pajak yang harus dibayar oleh pemohon (apabila ada);
5. Keterbatasan sarana pendukung (kendaraan Dinas) untuk
melakukan survey lapangan;
< 5 hari
Tabel 28.2
Data Target dan Realisasi Lama Proses Pelayanan
Perizinan
Tahun 2017
Realisasi
No. Indikator Kinerja
(hari)
63
< 5 hari
c. Solusi
Solusi yang dapat dilakukan antara lain:
Menggunakan sistem perizinan online dengan mengaplikasikan tanda
tangan digital sehingga apabila pejabat tidak berada ditempat, proses
penandatangan/ paraf koordinasi perizinan tetap berjalan;
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
124
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
Tabel 3.2.17
Tabel 3.2.18
∑Koperasi Aktif
% Koperasi Aktif = X 100%
∑Koperasi
b. Analisis kinerja
Berdasarkan kelompok usaha yang dikelola, jumlah koperasi di
Belitung Timur tahun 2018 disajikan sebagai berikut :
Tabel III. 3.2.2-2
Jumlah Koperasi Aktif Berdasarkan Kelompok Usaha yang Dikelola
Tahun 2018
Koperasi Koperasi
No. Kelompok Usaha Jumlah
Aktif Tidak Aktif
1 Koperasi Unit Desa 3 11 14
2 Koperasi Pertanian - 2 2
3 Koperasi Perkebunan 25 4 29
4 Koperasi Nelayan 2 1 3
5 Koperasi Karyawan 2 7 9
6 Koperasi Kepolisian 1 - 1
7 Koperasi Serba Usaha 19 10 29
8 Koperasi Simpan 1 1 2
Pinjam
9 Koperasi Pegawai 4 - 4
Negeri
10 Koperasi Wanita 1 - 1
11 Koperasi - 7 7
Pertambangan
12 Koperasi Lainnya 4 3 7
Total 62 46 108
Sumber : Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kab. Beltim
Tahun
2014 2015 2016 2017 2018
Koperasi Aktif 85 90 56 59 62
Koperasi Tidak Aktif 11 11 47 46 46
Jumlah 96 101 103 105 108
Sumber : Data Keragaan Koperasi Belitung Timur 2018 (diolah)
b. Analisis kinerja
Capaian indikator produk unggulan daerah sampai dengan tahun 2018
adalah sebanyak 2 produk, atau belum ada penambahan dari tahun 2016.
Adapun capaian kinerja indikator tahun 2018 adalah sebagai berikut :
2
Tingkat Capaian = X 100% = 50%
4
Capaian kinerja indikator adalah sebesar 50% atau kategori sedang. Tidak
tercapainya target indikator adalah karena tidak ada penambahan produk
unggulan daerah yang ditetapkan. Kendala yang dihadapi dalam pencapaian
target kinerja adalah belum adanya produk yang bisa memenuhi kriteria
untuk ditetapkan sebagai produk unggulan daerah.
c. Solusi
Seperti yang disampaikan diatas, kendala yang dihadapi terkait indikator
produk unggulan daerah adalah :
a. Ketersediaan bahan baku. Dimana masih dipasok dari luar Belitung (seperti
kopi), selain itu juga beberapa bahan baku masih bersifat musiman.
b. Keterbatasan akses pemasaran.
c. Masalah permodalan untuk pengembangan produk
Beberapa solusi yang bisa dilaksanakan adalah :
a. Terus melaksanakan inventarisasi dan pengidentifikasian produk yang
berpotensi untuk ditetapkan menjadi produk unggulan daerah.
b. Melaksanakan promosi produk unggulan daerah dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada.
c. Melaksanakan sosialisasi dan informasi permodalan serta mengusulkan
bantuan permodalan melalui Pemerintah Daerah.
Tabel 3.2.19
Capaian
no Tahun 2017 CapaianK Tahun 2018 Kinerja
Satua inerja
Indikator Sasaran Tahun
n Targe Reali Tahun Realis
Target 2018
t sasi 2017(%) asi (%)
Persentase penyandang
masalah kesejahteraan
sosial yang mengikuti
1 program pemberdayaan % 20 13,89 69,45 20 36,84 100
masyarakat melalui
Kelompok Usaha
Bersama (KUBE)
Tingkat kemiskinan % 7,03 6,81 96,87 6,73 7,06 95,53
2
2. Tingkat kemiskinan
a. Penjelasan
Badan Pusat Statistik (2015) mendefinisikan penduduk miskin sebagai
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah
garis kemiskinan. Garis kemiskinan merupakan penjumlahan dari Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM).
Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah
Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin. Garis Kemiskinan
Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan
yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari. Paket komoditi
kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-
umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-
buahan, minyak dan lemak, dll). Sedangkan Garis Kemiskinan Non Makanan
(GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan (luas lantai bangunan,
penggunaan air bersih dan fasilitas pembuangan air besar), pendidikan (angka
melek huruf, wajib belajar 9 tahun dan angka putus sekolah) dan kesehatan
(rendahnya konsumsi makanan berfizi, kurangnya sarana dan prasarana
kesehatan serta keadaaan sanitasi dan lingkungan yang tidak memadai).
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini,
kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari
sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-
rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Garis
kemiskinan Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2018 sebesar Rp. 622.396,-
per kapita/bulan dan berada di bawah rata-rata Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Rp. 631.467,- Jika ditinjau melalui tren dari tahun 2014-2018, garis
kemiskinan Kabupaten Belitung Timur cenderung mengalami kenaikan,
sebagaimana gambar berikut,
Gambar 3.3.1-1
Perkembangan Garis Kemiskinan (Rp)
Kabupaten Belitung Timur Tahun2014-2018
700.000 622.396
563.309
600.000 504.668 528.572
492.652
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
-
2014 2015 2016 2017 2018
b. Analisis Kinerja
Kemiskinan merupakan fenomena sosial yang menuntut perhatian serius dari
berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Angka kemiskinan di
Kabupaten Belitung Timur pada Tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar
0,25% dibandingkan tahun 2017. Pada tahun 2017 tingkat kemiskinan
Kabupaten Belitung Timur sebesar 6,81% dan pada tahun 2018 menjadi 7,06%.
Gambar 3.3.1-3
Perkembangan Tingkat Kemiskin Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2018 (%)
7,33
7,06
6,99
6,81
6,68
Tabel 3.2.20
b. Analisis Kinerja
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Belitung Timur periode tahun
2014 – 2018 disajikan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.3.2-2
Tingkat Pengangguran Terbuka Belitung Timur
Periode Tahun 2014 – 2018
Tabel 3.2.21
2 Angka
Partisipasi %
92,5 91,25 98,65 93,5 102,67 109,81
murni (APM)
sekolah SD/MI
3 Angka
partisipasi %
83,5 85,18 102,01 84,5 89,19 105,55
murni sekolah
SMP/MTs
4 Angka
partisipasi % 57,9 61.25 105,79 59,5 45,17 75,92
murni PAUD
5 Angka putus
sekolah
% 0,305 0,34 89,70 0,175 1,35 -5,7143
pendidikan
dasar
6 Persentase
sekolah yang
terakreditasi %
94,5 96,5 97,93 96,5 99,23 102,83
minimal B pada
semua jenjang
pendidikan
Rata-rata capaian kinerja 98,63 80,6
Tabel. 3.2.22
banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir adalah 71,52
tahun.
b. Analisis Kinerja
Angka Usia Harapan Hidup Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2018
mencapai angka 71.52 tahun (Sumber Badan Perencanaan, Pembanguna,
Penelitian, dan Pengembangan Daerah Kabupaten Belitung Timur). Selama
periode tahun 2010 hingga tahun 2017, Kabupaten Belitung Timur memiliki
rata-rata AHH sebesar 71,01 tahun.Lebih tinggi dari rata-rata AHH nasional
(Indonesia) yang pada periode tersebut mencapai 70,29 tahun. Sementara
itu, rata-rata angka harapan hidup di Belitung Timur tumbuh sebesar 0,10
% persen per tahun selama periode tersebut. Jika dilihat dari aspek
Kesehatan terjadinya peningkatan angka usia harapan hidup Hal ini
dipengaruhi oleh peningkatan kesehatan Ibu dan Anak di kabupaten
Belitung timur, hal ini berkaitan erat dengan angka kematian bayi, pada
tahun 2018 angka kematian bayi dikabupaten Belitung timur 28 kasus/1000
kelahiran hidup atau (13.28) angka ini masih dibawah target nasional yakni
(23/1.000 kelahiran hidup), selain itu juga dipengearuhi oleh indikator
cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan capaian tahun 2018 yakni sebanyak 2.111 ibu hamil
ditolong oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi sehingga
capaian kinerja sebesar (97.37%), hal ini menunjukan semakin
meningkatnya derajat kesehatan Ibu dan anak di kabupaten Belitung
Timur.
c. Solusi
Terus melakukan pembinaan tentang kesehatan Ibu dan anak,
mengoptimalkan program kelas ibu hamil dan meningkatkan kerjasama
antara bidan dengan dokter spesiais untuk penanganan kesehatan bayi, hal
ini nantinya akan menekan angka kematian bayi, karena pada saat ini
angka kematian bayi di kabupaten Belitung Timur cukup tinggi.
Peningkatan capaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatah yang
pelaksanaan kegiatannya dengan sasaran seluruh penduduk dengan
2) Pembilang Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan dan ditangani pada
sarana pelayanan kesehatan sesuai standar di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
3) Penyebut Jumlah seluruh balita pada tahun tersebut di satu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama. 4) Ukuran/Konstanta Persentase (%).
b. Analisis Kinerja
Pada tahun 2017 ditemukan kasus balita gizi buruk 2 balita dan jumlah
seluruh balita sebanyak 12.404 sehingga capaian persentase balita gizi
buruk (0.02%), sedangkan pada tahun 2018 jumlah balita yang terindikasi
gizi burukdi Kabupaten Belitung Timur sampai dengan akhir tahun
sebanyak 10 anak yang mendapat penanganan tata laksana sesuai dengan
prosedur gizi. berdasarkan rumus dibandingkan dengan jumlah balita pada
tahun 2018 sebanyak 9.459 balita sehingga persentase balita gizi buruk
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
149
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
sebanyak 91.485 jiwa yang terdaftar dan jumlah seluruh penduduk pada
tahun 2017 adalah sebesar 119.261 jiwa sehingga persentase
kepesertaan jaminan kesehatan nasional adalah sebesar (77%) Terjadi
peningkatan kepesertaan jaminan kesehatan sebanyak 13% di tahun
2018. Pencapaian ini, Belitung Timur memperoleh UHC (Universal
Health Coverage).
c. Solusi
Masih adanya masyarakat yang belum terdaftar kemungkinan karena
soal pelayanan, menyangkut prinsip portabilitas. Prinsip portabilitas
dalam program JKN/KIS yang berjalan selama ini belum optimal.
Portabilitas artinya setiap peserta dapat menikmati layanan kesehatan
berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia. Kalaupun seorang peserta
pergi ke daerah lain, ia tetap bias mendapatkan layanan.
Namun, dari sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) masih ada kebijakan
BPJS Kesehatan yang membatasi pelayanan bagi peserta yang berobat di
luar faskes tingkat pertama (FKTP) tempat peserta terdaftar. Peserta
bisa mendapat pelayanan di FKTP itu maksimal 3 kali. Ada juga FKTP
menolak melayani peserta dari FKTP wilayah lain dengan alasan
mekanisme pembayaran untuk portabilitas belum jelas. Jika tetap ingin
dilayani, ia harus menghubungi layanan di daerah asal.
namun untuk kasus darurat relatif berjalan. Tapi hal serupa tidak
ditemui dalam portabilitas pelayanan non darurat. Seharusnya untuk
pembatasan pelayanan sebanyak 3 kali itu ditujukan kepada peserta
yang terdaftar di faskes yang masih dalam satu kabupaten/kota;
menyediakan petugas call center di daerah untuk pelayanan portabilitas;
dan mengembangkan pola pembayaran khusus kepada FKTP yang
memberi pelayanan kepada peserta yang berasal dari FKTP daerah
lain.kemudian yang menyangkut regionalisasi rujukan.Pelayanan dalam
program JKN/KIS dilaksanakan secara berjenjang mulai dari FKTP sampai
faskes rujukan tingkat lanjutan (FKRTL). regionalisasi rujukan tidak tepat
karena menyebabkan peserta terhambat untuk mengakses pelayanan
Tabel 3.2.23
c. Solusi
Solusi dalam mengendalikan pengendalian laju pertumbuhan penduduk
yaitu dengan cara merencanakan menikah usia ideal serta
merencanakan kehamilan (Hindari 4T) yaitu Terlalu tua, Terlalu muda,
Terlalu dekat dan Terlalu jauh yang terangkum melalui kegiatan analisa
dampak penduduk melalui sosialisasi ke 22 desa dan 10 sekolah untuk
menekan pernikahan dini dan kegiatan kebijakan pengendalian
penduduk melalui sosialisasi kepada masyarakat dan sekolah-sekolah
yang ada di kabupaten Belitung Timur sehingga pengendalian laju
pertumbuhan penduduk dapat terkendali.
Tabel 3.2.24
Capaian
Tahun 2017 Tahun 2018 CapaianK
KinerjaT
IndikatorSasara inerjaTah
No Satuan ahun
n Realisa Realisa un 2018
Target 2017 Target
si si (%)
(%)
Kasus/
1 Rasio KDRT 5:1000 1:1000 85 0,3 0,028 120,67
RT
1. Rasio KDRT
a. Penjelasan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (disingkat KDRT) adalah tindakan yang
dilakukan di dalam rumah tangga baik oleh suami, istri, maupun anak yang
berdampak buruk terhadap keutuhan fisik, psikis, dan keharmonisan hubungan
sesuai yang termaktub dalam Pasal 1 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU PKDRT). Lingkup tindakan
KDRT adalah perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis,
dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan
c. Solusi
Rasio Penanganan KDRT memang seharusnya menurun dikarenakan akan
berimbas pada Kesejahteraan Masyarakat khususnya Keluarga, Perempuan dan
Anak. Butuh kerjasama lintas sektoral dan seluruh elemen dalam masyarakat agar
Kekerasan Dalam Rumah Tangga tidak terjadi, Ketahanan Keluarga meningkat,
Perempuan dan Anak terlindungi.
Tabel 3.2.25
Gantung, Kec.
Gantung
37. SERAI WANGI SMA Negeri 1 Kreasi Baru
Gantung, Kec.
Gantung
38. KEMBANG Desa Batu Penyu, Kec. Kreasi Baru
KUNDOR Gantung
39. PITALOKA Desa Lilangan, Kec. Tari tidak aktif
Gantung Tradisional
40. CEMPAKA Desa Gantung, Kec. Tari
PUTIH Gantung Tradisional
41. KETIMANG Desa Gantung, Kec. Tari
BURONG Gantung Tradisional
42. SINAR Desa Gantung, Kec. Kreasi Baru
SEMBULUK Gantung
43. KAMPUNG SENI Desa Lilangan, Kec. Seni Musik
AIRRIA GIRLONG Gantung Tradisional
44. DELITA Desa Jangkang, Kec. Kreasi Baru
Dendang
45. TEMBANG Desa Jangkang, Kec. Kreasi Baru tidak aktif
MAER Dendang
46. TEMBANG Desa Balok, Kec. Kreasi Baru tidak aktif
GONG Dendang
47. CEMPAKA SMP Negeri 2 Kreasi Baru
Dendang, Kec.
Dendang
48. GROUP REBANA Desa Balok, Kec. Seni Musik
AZ ZAHRA Dendang Tradisional
49. BATU Desa Burung Mandi, Kreasi Baru
SEMBAHYANG Kec. Damar
50. PAHAR Desa Burung Mandi, Kreasi Baru
Kec. Damar
51. HADERA TARI AL Desa Mengkubang, Seni Musik
QUDDUS Kec. Damar Tradisional
52. NURRUL Desa Mengkubang, Seni Musik
MUQODDIMAH Kec. Damar Tradisional
53. SENI SMP1DA SMP Negeri 1 Damar, Kreasi Baru
Kec. Damar
54. BINA KREASI Desa Simpang Pesak, Kreasi Baru
REMAJA Kec. Simpang Pesak
55. TREE PANDAWA Desa Tanjung Seni Suara/
Kelumpang, Kec. Vocal
Simpang Pesak
56. DUL MULUK Desa Tanjung Seni Teater/
Kelumpang, Kec. Drama
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
161
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
Simpang Pesak
57. BETIONG Desa Lintang, Kec. Seni Musik
BEGUBANG Simpang Renggiang Tradisional
b. Analisis Kinerja
Dalam pelaksanaan kinerja indikator sasaran persentase kelompok
kesenian radisonal aktif target yang hendak dicapai adalah 91% telah
terpenuhi. Adapun kendala yang dihadapi dalam meningkatakan
persentase kelompok kesenian aktif diantaranya :
1. terjadinya perpindahan pengurus kelompok kesenian ke daerah lain
yang mengakibatkan kegiatan kelompok menjadi tidak aktif;
2. sebagian besar pengurus kelompok kesenian tradisional berfokus
mencari nafkah diluar kegiatan berkesenian sehingga kegiatan
kelompok kesenian bukan menjadi perhatian utama yang
mengakibatkan kelompok-kelompok kesenian ini menjadi tidak aktif.
c. Solusi
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjadikan kelompok
kesenian tradisional aktif berkegiatan diantaranya :
1. menambah kegiatan event seni budaya sehingga semakin banyak
kelompok kesenian yang terlibat didalam kegiatan berkesenian;
2. menyebar kegiatan atau event seni budaya ke seluruh Kecamatan
sehingga kelompok kesenian yang berada jauh dari ibukota kabupaten
dapat turut serta dalam kegiatan dimaksud;
3. untuk kelompok kesenian yang jenis keseniannya termasuk langka dan
tidak banyak kelompok kesenian jenis tersebut seperti kesenian antu
bubu difasilitasi dengan cara menampilkan kesenian tersebut di program-
program televisi nasional yang melakukan peliputan seni budaya di
Kabupaten Belitung Timur.
b. Analisis Kinerja
Dalam pelaksanaan kinerja sasaran tahun 2017 pada indikator kinerja
jumlah event seni dan budaya terjadi kekurangtepatan dalam pelaporan
jumlah capaian, hal ini terjadi karena ada kesalahpahaman penafsiran atas
perbedaaanevent dan atraksi yang dilaksanakan, yang dilaporkan pada
tahun 2017 dan tahun-tahun sebelumnya adalah jumlah atraksi pada
kegiatan Penyelenggaraan Atraksi Seni dan Budaya yang pada tahun 2018
ini terlaksana sebanyak 50 kali.
Adapun jumlah event seni dan budaya Kabupaten Belitung Timur tahun
2018 yang dilaksanakan sebanyak 3 kegiatan, pencapaian kinerja pada sasaran
ini untuk tahun 2018 tercapai 30% dari 10 kegiatan yang ditargetkan, hal ini
terjadi karena taget capaian tidak diubah sedangkan SOTK Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Belitung Timur mengalami perubahan sebagaimana
Peraturan Bupati Belitung Timur nomor 45 Tahun 2016 tentang Susunan
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
166
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
Organisasi Tugas Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Belitung
Timur, adapun jenis dan jumlah event yang dilaksanakan dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Kegiatan Seleksi dan Pengiriman Panduan Suara Gita Bahana Nusantara ke
Tingkat Provinsi dan Tingkat Nasional
Kegiatan ini dilaksakan pada tanggal 4 s.d. 5 april 2018 bertempat di Rumah
Makan Vega Desa Baru Kecamatan Manggar, peserta kegiatan ini berasal
dari SMP dan SMA se-Kabupaten Belitung Timur yang diikuti sebanyak 90
peserta. Kegiatan dilaksanakan 2 hari dengan perincian sebagai berikut:
hari pertama tanggal 4 april 2018 melaksakanan pengambilan nada
peserta; hari kedua tangal 5 april 2018 seleksi peserta dengan lagu
pilihannya sesuai dengan kategori suara masing-masing peserta, setelah
selesai seleksi tersebut didapat 12 kategori peserta untuk kemudian dikirim
ke provinsi hanya 8 peserta dengan kategori Alto, Tenor, Sopran dan Bass.
2. Kegiatan Penyelenggaraan Atraksi Seni dan Budaya.
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka melestarikan seni dan budaya
di Kabupaten Belitung Timur sekaligus sebagai ajang pagelaran dan
pertunjukan seni dari pelaku seni dan budaya terutama di beberapa objek
wisata dan pada momen tertentu. Pada tahun 2018 kegiatan ini
dilaksanakan sepanjang tahun selama hampir 11 bulan dengan perincian
kegiatan dilaksakanan pada weekday atau pada hari sabtu dan minggu.
3. Kegiatan Festival Seni dan Budaya Belitong
Festival Seni dan Budaya Belitong diselenggarakan sebagai ajang pagelaran
seni dan budaya bagi pelaku seni, sekaligus sebagai ajang kompetisi
sanggar seni/ pelaku seni di Kabupaten Belitung Timur. Kegiatan ini
diselenggarakan pada tanggal 28 s.d. 30 Juli 2018 di objek wisata pantai
Nyiur Melambai Desa Lalang Kecamatan Manggar. Dalam kegiatan ini
ditampilkan 11 (sebelas) kategori kesenian yang diikuti oleh sekitar 20
sanggar atau kelompok seni. Dari kompetisi tersebut dihasilkan beberapa
peserta dengan penampilan terbaik. Selain mendapat penghargaan peserta
terbaik tersebut selanjutnya diikutsertakan dalam ajang Festival Seni dan
Budaya tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan beberapa event
pertunjukan di tingkat Nasional.
c. Solusi
Hal yang perlu dilakukan dan ditingkatkan adalah pelaksanaan event
yang pada saat ini hanya beskala lokal dapat ditingkakan menjadi event
dengan skala yang lebih besar baik menjadi event berskala provinsi ataupun
menjadi event dengan skala nasional, namun disesuaikan dengan
kemampuan daerah yang utama adalah mendorong masyarakat
melestariakan seni dan budaya agar mampu membuat event-event secara
mandiri.
Tabel 3.2.26
Capaian Capaian
Tahun 2017 Kinerja Tahun 2018 Kinerja
No Indikator Sasaran Satuan
Tahun Tahun
Target Realisasi 2017 (%) Target Realisasi 2018 (%)
a. Penjelasan
Pembangunan olahraga mencakup olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan
olahraga prestasi. Ketiga ruanglingkup olahraga ini dilakukan melalui pembinaan
dan pengembangan olahraga secara terencana, sistematik, berjenjang, dan
berkelanjutan, yang dimulai dari pembudayaan dengan pengenalan gerak pada
usia dini, pemassalan dengan menjadikan olahraga sebagai gaya hidup,
pembibitan dengan penelusuran bakat dan pemberdayaan sentra-sentra
keolahragaan, serta peningkatan prestasi dengan pembinaan olahraga unggulan
daerah sehingga olahragawan andalan dapat meraih puncak pencapaian prestasi.
Terdapat sembilan pilar yang menjadi faktor kesuksesan kebijakan olahraga: (1)
dukungan finansial; (2) pemerintah, organisasi, dan struktur; (3) partisipasi dalam
olahraga; (4) identifikasi talenta dan pengembangannya; (5) karier atlet dan
setelah pensiun dari atlet; (6) fasilitas latihan; (7) ketersediaan pelatih dan
pengembangannya; (8) kompetisi nasional dan internasional; dan (9) riset sains
dan inovasi.
Peningkatan prestasi olahraga yang antara lain ditunjukkan oleh perolehan
medali emas, Perak maupun perunggu di beberapa cabang olahraga di tingkat
Daerah maupun tingkat nasional seperti perbaikan peringkat Belitung Timur pada
POPDA, PORPROP dan event olahraga lainnya.
Persentase capaian kinerja sasaran Persentase Pemuda berprestasi dalam bidang
olahraga diukur dengan menggunakan rumus :
Jumlah Atlet Berprestasi dalam bidang 127
olahraga X 100 % = X 100 % 96.21 %
Jumlah Atlet yang ikut Perlombaan 132
Olahraga
Persentase capaian Atlet berprestasi dalam bidang Olahraga pada tahun 2018
mengalami peningkatan sebesar 54.69% dari tahun 2017, dimana persentase
capaian pada Tahun 2017 hanya berkisar sebesar 54% dari target sedangkan pada
Tahun 2018 sebesar 113.19% dari target sebesar 85%,
Jumlah tersebut didapatkan berdasarkan jumlah atlet olahraga yang
dikursertakan pada event kejuaraan olahraga pada tahun 2018, dari 132 orang
yang ikut serta, sebanyak 127 orang atlet mendapatkan medali / prestasi.
b. Analisis Kinerja
Analisis peningkatan/penurunan kinerja pada indicator yang diukur, pada tahun
2018 pemuda yang berprestasi dalam olahraga mengalami peningkatan dari
capaian yang diperoleh pada tahun 2017, namun yang pasti pembinaan dan
pelatihan tetap harus dilakukan, terutama pada bidang olah raga prestasi.
c. Solusi
Untuk lebih meningkatkan capaian kinerja pada indicator tersebut, diharapkan
kegiatan olahraga yang diselenggarakan dan diperlombakan agar lebih kompetitif
lagi dalam pembinaan hingga tercapai target prestasi yang optimal.
Capaian Capaian
Tahun 2017 Kinerja Tahun 2018 Kinerja
No Indikator Sasaran Satuan Tahun Tahun
2017 2018
Target Realisasi Target Realisasi
(%) (%)
a. Penjelasan
Pembangunan olahraga merupakan salah satu pilar untuk memelihara kesehatan
dan kebugaran tubuh yang dapat mendukung produktivitas sumber daya
manusia, Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional mengamanatkan bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
keolahragaan merupakan upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
secara jasmaniah, rohaniah dan sosial dalam mewujudkan masyarakat yang maju,
adil makmur sejahtera, disamping itu olahraga dapat pula membangun karakter
dan jati diri melalui nilai-nilai sportivitas, disiplin, dinamis dan etos kerja
Peningkatan Prestasi Olahraga yang antara lain ditunjukan dengan perolehan
medali emas dibeberapa cabang olahraga ditingkat Daerah. Prestasi Olahraga
dapat mengangkat harkat, martabat dan kehormatan daerah di mata daerah lain,
mempererat persatuan dan kesatuan bangsa dan memperkokoh ketahanan
nasional. Perolehan Medali merupakan puncak akhir dari sebuah perburuan
dalam sebuah kompetisi atas Standarisasi program penyelenggaraan kompetisi
olahraga yang meliputi kualitas pelatih, sumber daya atlit, sarana dan tempat
latihan dan proses latihan
b. Analisis Kinerja
Perolehan medali percabang olahraga pada Tahun 2018 mengalami penurunan
prestasi, dimana pada tahun 2017 seluruh cabang yang diikutsertakan pada event
olahraga kontingen Belitung Timur mendapatkan medali, sedangkan pada tahun
2018 tidak seluruh cabang mendapatkan medali, terutama pada Event Olahraga 4
Tahunan PORPROV
Pada event olahraga 4 Tahunan Tingkat Provinsi [PORPROV] Tahun 2018 yang
dilaksanakan di Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Belitung Timur hanya
berada diperingkat ke 5 dengan 23 Cabang olanhraga yang dipertandingkan,
Kabupaten Belitung Timur hanya mendapatkan Medali Emas sebanyak 35 Medali,
perak sebanyak 39 medali, dan Perunggu sebanyak 46 medali, jumlah tersebut
jauh menurun dibandingkan Event Porprov sebelumnya pada saat Belitung Timur
menjadi tuan rumah event olahraga tersebut pada tahun 2014 tersebut, dimana
kabupaten Belitung Timur berada di peringkat ke 2, dari 23 cabang olahraga yang
diikuti Kabupaten Belitung Timur pada event tersebut, 9 cabang olahraga belum
memperoleh medali.
c. Solusi
Memberikan pembinaan dan pelatihan secara intensif, terhadap cabang – cabang
olahraga yang masih rendah dalam perolehan medali. Serta meningkatkan
koordinasi dan kemitraan terhadap organisasi olahraga dalam mengembangkan
potensi atlet – atlet berprestasi.
Tabel 3.3-1
Pencapaian Kinerja Sasaran dan Anggaran Tahun 2018
Kinerja Anggaran
Capaian Capaian
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Capaian Capaian
Kinerja Kinerja
Kinerja Kinerja
Satuan Target Realisasi Target Realisasi Anggaran Anggaran
Indikator Sasaran
per per
2018 (%) 2018 (%)
Indikator Sasaran
1 Terwujudnya Jumlah kerjasama
kerja
sistem daerah dibidang Rp Rp
1 sama 10 3 33,33 93,6%
kelembagaan dan teknologi 48.100.000,00 45.003.598,00
daerah
ketatalaksanaan informasi
pemerintahan Rp Rp
Nilai evaluasi AKIP
yang efektif dan 2 Nilai 57,7 63,47 110,00 200.000.000,0 154.749.518,0 77,4%
Kabupaten
efisien 0 0
Persentase
penempatan PNS Rp Rp
82,71 79,0%
3 yang sesuai % 100 100 100 574.145.000,0 431.406.211,0 75,1%
dengan peta 0 0
jabatan
Persentase OPD
Pelayanan Publik
Rp
langsung kepada Rp
4 % 100 87,5 87,5 130.000.000,0 69,8%
masyarakat yang 90.706.603,00
0
menetapkan SOP-
AP
5 Meningkatnya
penataan,
pembinaan dan
penegakan
hukum serta
demokrasi yang
Penurunan Rp Rp
adil dan
12 pelanggaran % 38,89 36,84 143,43 143,43 624.000.000,0 615.136.996,0 98,6% 98,6%
bermartabat
Perda 0 0
dengan kepastian
hukum seluruh
peraturan
perundang-
undangan dilevel
daerah
6 Meningkatnya
Persentase usulan
perencanaan,
masyarakat yang
pelaksanaan dan
13 diakomodir dalam % >60 68,14 100
pengawasan
perencanaan
pembangunan
pembangunan
dengan
memberikan Persentase
Rp Rp
ruang untuk kehadiran
100 2.990.653.900, 2.216.512.020 74,1% 74,1%
partisipasi kelompok
14 % 100 100 100 00 ,00
masyarakat dan masyarakat
swasta dalam proses
perencanaan
Jumlah
stakeholders yang
15 jumlah 9 9 100
menyampaikan
usulan
7 Berkembangnya Jumlah OPD yang
tata kelola 16 menerapkan e- OPD 32 32 100 Rp Rp
pemerintahan gov 100 6.722.000.000, 2.180.078.854 32,4% 32,4%
berbasis e- Jumlah aplikasi 00 ,00
government 17 Aplikasi 2 2 100
yang terintegrasi
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
38
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
8 Memperlancar
akses dari dan ke
kecamatan
terjauh dari
ibukota Persentase
Rp Rp
kabupaten serta panjang jalan
18 % 86,26 70,1 81,27 46.239.904.35 45.552.358.21 98,5%
mendorong kabupaten dalam
8,00 5,79
percepatan dan kondisi baik 90,635 95,5%
peningkatan
kualitas layanan
di kawasan
perdesaan
Persentase Rp Rp
19 jumlah jembatan % 100 100 100 528.317.000,0 488.569.545,0 92,5%
kondisi baik 0 0
9 Pemenuhan % Rp Rp
Akses sanitasi
kebutuhan dasar 20 80 81,02 100 2.867.427.000, 2.857.654.800 99,7%
masyarakat
masyarakat 00 ,00
Rp Rp
Pengurangan
21 Ha 20 26,12 100 2.424.835.000, 2.347.548.187 96,8%
kawasan kumuh
00 ,94
94,55 Rp Rp 89,0%
Akses air bersih
22 % 93,66 83,89 89,57 1.459.111.908, 1.454.161.908 99,7%
masyarakat
00 ,00
Presentase
Rp Rp
penduduk
23 % 83 73,57 88,64 14.661.969.00 8.784.347.884 59,9%
berakses air
0,00 ,83
minum
10 Pembangunan Kawasan strategis
Rp Rp
infrastruktur kelautan dan
24 % 88,89 66,67 75 81,25 20.923.331.74 19.839.525.73 94,8% 94,8%
kawasan strategis perikanan dengan
4,00 6,95
infrastruktur baik
Kawasan strategis
pariwisata
25 % 88,89 77,78 87,5
dengan
infrastruktur baik
11 Meningkatkan Persentase Ruang Rp Rp
kualitas 26 Terbuka Hijau % 20 9,49 47,45 1.290.950.000, 1.270.180.000 98,4%
lingkungan hidup (RTH) 00 ,00
Presentase luas
Rp Rp
permukiman yang
27 % 98,85 99,12 100 82,48 6.226.662.850, 5.944.295.477 95,5% 95,2%
tertata dengan
00 ,85
baik
Presentase Rp Rp
28 penanganan % 52 56,82 100 4.485.983.000, 4.115.155.450 91,7%
sampah 00 ,00
12 Terwujudnya Rasio panjang
sistem 29 jalan per jumlah Km/unit 0,00811 0,0076 93,71
transportasi baik kendaraan
darat maupun jumlah angkutan Rp Rp
laut dalam rangka 30 penumpang laik unit 4 1 25 72,90 417.349.000,0 404.295.992,0 96,9% 96,9%
pelayanan laut 0 0
distribusi barang Jumlah angkutan
dan penumpang 31 unit 2200 2428 100
barang laik laut
13 Pengendalian dan
Rp Rp
pemanfaatan Ketaatan Tata
32 % 100 65 65 65 535.410.000,0 298.997.238,9 55,8% 55,8%
ruang yang sesuai Ruang
0 9
dengan RTRW
14 Meningkatnya ton Rp Rp
produksi 33 Produksi Padi 7.465 7.031,50 94,19 3.539.102.000, 3.044.238.624 86,0%
pertanian,dan 00 ,00
95,665 94,3%
perikanan ton Rp Rp
Produksi
34 44.159 42.896,67 97,14 5.407.427.500, 5.547.744.400 102,6%
perikanan
00 ,00
15 Meningkatnya Jumlah kunjungan orang Rp Rp
kunjungan 35 180.000 344.996 100 100 88,7% 88,7%
wisata 1.712.412.500, 1.518.134.115
20 Menurunnya Tingkat Rp Rp
angka 44 pengangguran % 1,83 1,5 118,03 118,03 974.261.000,0 941.649.572,0 96,7% 96,7%
Pengangguran terbuka 0 0
21 Meningkatnya Angka rata-rata
pelayanan 45 tahun 9 8 88,89
lama sekolah
pendidikan
Angka partisipasi %
46 murni sekolah 93,5 102,67 109,81
SD/MI
Angka partisipasi %
47 murni sekolah 84,5 89,19 105,55
SMP/MTs
Angka partisipasi % Rp Rp
48 59,5 45,17 75,92 79,55 32.659.032.24 26.313.631.59 80,6% 80,6%
murni PAUD
0,00 0,00
Angka putus
49 sekolah % 0,175 1,35 -5,71
pendidikan dasar
Persentase
sekolah yang
terakreditasi
50 % 96,5 99,23 102,83
minimal B pada
semua jenjang
pendidikan
22 Meningkatnya Rp Rp
Angka usia
derajat kesehatan 51 tahun 71,52 71,52 100,00 5.568.007.500, 3.203.979.745 57,5%
harapan hidup
masyarakat 00 ,00
Rp Rp
Persentase angka
52 % 0,1 0,1 100 173.200.000,0 163.801.500,0 94,6%
gizi buruk
96,67 0 0 70,7%
Persentase
masyarakat Rp Rp
53 mendapat % 100 90 90 2.289.941.000, 944.898.328,0 41,3%
pelayanan 00 0
kesehatan
Cakupan
kepesertaan Rp Rp
54 Jaminan % 100 90.07 90.07 19.198.380.00 17.200.694.08 89,6%
Kesehatan 0,00 3,00
Nasional (JKN)
23 Pengendalian laju
Laju
pertumbuhan Rp146.519.000 Rp137.521.85
55 pertumbuhan % 2 1,35 82 82 93,86%
penduduk ,00 0,00
penduduk
93,86%
24 Terjaminnya
Rp Rp
perlindungan
56 Rasio KDRT % 0,3 0,028 120,67 120,67 137.730.000,0 136.527.175,0 99,1% 99,1%
perempuan dan
0 0
anak
25 Terwujudnya Jumlah kelompok
pelestarian seni 57 kesenian % 91 91 100 Rp1.203.462.5
Rp1.017.472.
dan budaya tradisional aktif 00,00
66,5 103,00 84,5% 84,5%
Jumlah event seni
58 event 10 3 33
dan budaya
26 Meningkatnya Rp Rp
Jumlah Pemuda
pemuda 59 pemuda 430 332 77,21 1.806.103.000, 1.463.294.900 81,0%
Pelopor
berprestasi 00 ,00
melalui peran
Persentase atlet
serta aktif
60 berprestasi dalam % 85 96,21 113,19
kepemudaan dan
bidang olahraga 91,24 85,3%
olahraga. Rp Rp
Persentase 2.112.625.000, 1.891.703.400 89,5%
nomor cabang 00 ,00
61 olahraga yang % 100 83.33 83,33
meraih medali
dalam kompetisi
BAB 4
PENUTUP
BAB 4 - Penutup
182
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
BAB 4 - Penutup
183
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
Dari tabel diatas dapat dilihat sejumlah 15(lima belas) sasaran dengan capaian
Sangat Tinggi, atau baru 57,69% dari total jumlahsasaran yang ada.Namun
BAB 4 - Penutup
184
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
No Sasaran CapaianKinerjaThn
2018
Hal ini perlu mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Belitung
Timur, agar dapat dirumuskan strategi tindaklanjut untuk meningkatkan capaian
kinerja sasaran-sasaran tersebut.
-o00o-
BAB 4 - Penutup
185
BUPATIBELITUNGTIMUR
PROVINSIKEPULAUANBANGKABELITUNG
PERATURANBUPATIBELITUNGTIMUR
NOMOR 26TAHUN2017
TENTANG
PERUBAHANATASPERATURANBUPATIBELITUNGTIMUR
NOMOR50 TAHUN2016 TENTANGINDIKATORKINERJAUTAMA
PEMERINTAHKABUPATENBELITUNGTIMURTAHUN2016-2021
DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA
BUPATIBELITUNGTIMUR,
MEMUTUSKAN:
Pasal I
Ditetapkan di Manggar
pada stus 2017
Diundangkan di Manggar
pada tanggal 7 Agustus 2017
~S&i$TARIS DAERAH
BERITADAERAHKABUPATENBELlTUNGTIMURTAHUN2017 NOMOR 28
a..
"iii
m
4=
a..
E o
.e
"~
(/)
c
m
~
"~ 0-
(5 S
Q)
c C
~ Q)
~ E_
en 0>0
"r;; cO
m m"-
...
.0
Q)
>-)(
~~
.0
s: ~~
~ ~
e!
Q)
a.. a..
m c c
"'0 m m
m m>-»m
E Q)Q)
m 0-0-
en 00
m a.. a..
";::-
~
Q) 00
s: ..c s:
m m m
E EE
...,~
---
~ .~
...., ~
"iii "iii
~
m ~
m
~ ~ ~
c w w
...
CD "iii 'iii
Jl m m
E I I
:::s c c c
t/)
~ ~ ~
o o
0-
o
0-
0-
m
....J
m
....J .s
.t: ..c
e
CD
~
Q)
ca m
-
C
.=
Q
c
C
Q)
"iii
q:;
o
1il
";::
S o
a..
e
CD
Q) ~
a..
~
Q.
~ ~ m
~ ~-------4----~----------+-----------~
..c
j
c
!
ca
fI) c
ca m
(/) s: c
S Q)
c "iii
·c ij::
Q) Q)
E mc
Q)
0- "'0
o
z
.....
~
~
CD
0.
V)
O>C
c-
t'O c
>-t'O
C
t'O
0> ~~
c .9 ';::
t'O ~ Q)
:::J Q) E
0.Q)
~ V) 0.
C .E c
~ C t'O
o t'O :::J
c..
.!'!! m
~2
E
0. ';::s:
t'O
"0 ~.!'!!
t'O
s: Q) E
.... 0.,2,
c_
~ t'O.,
~ :::J :::J
0..
CO E 'c
c 2 '"
.s=.~
~
8.
t'O
e-g
t'O
s
o
:::JE ..-
~ :;::1"0 X
V)
~
t'O ~
'iii
..!
CD
0..
V) c: CO
Q ~ 0 ,- 0
Q)-o .s 0..
! "0£ o.~ "iii c
£ O..J
E c 'iii C C
t'O '"t'O
s:
:::J Q) ~ c: CD CD c: .fJ
en E~ ~ E E ~ ';::
:::J 0 o :::J :::J
~ ~ o Q)
~ E 0. c.. E
o Q)
00
t'O
..J
o 0
00
t'O
..J s
.c ~
c
..
t!
CD
rn
V)
cE
t'O"O
:::JQ..
C
i ~
t'O
"0
CJ)
c .... t'O
I,/)
t! .- .9
c 0>
C
CD 0.. t'O t'O
D. o..~ CO
..
c
(I)
0>
C
t'O
'C'
2
;:)
:::J
C
CD
..
0)
c
0.
'iii t'O
0>>-
"iii .z~§
c
zo
s:
co
E
-
.2,
to
I'-
A
~
~
c:
CO
0)
c:
(I)
"0
~O
::00
:J"-
0.)(
c: ~
~~
CO :J
Qio.
o.c:
O~
o.._!!!
o
s: (I)
CO a.
EO
:Jo..
-,0
CO
.1::'
c:
$I ~
!! co co.s:::.
at .~ c: ~
o
... .:.:. ~
c: co
(I)
(1)0
.! .ii)
co O::.s:::.
E
::s
..t::. C:S
(I) C
C
en ~
E .;:;
:J (I)
o
a. ~o (I)E
co
-l 00..
.c
I!
CD
o
- cO
at ~ CO
C
~ :1!! .~ "O.~
.:
Q
OJ
o
00..
n, 0) co
c:c:"O
E C:o..
~
CO 0)
.:.:. c:
c 0.. co 0 co CO 0
I! ~ -.aEE
n, co co (I)
.c E
CD 0..
D.. co 0..(1)0..0.. ~~
c
c: co
co-
O)CO co
c
c:':':'
:J ~ ~
c:
"0 co
c: >- !!?
=
.... I/)
co (I)
~E 0..
... c
i;; c
co.s:::.
c e!
co co
C
2
0)
0)
.5 o.~ :J c: co
~ (I) c:J!!"E
(I)
1/)"0
co (I) (I) (I)
0..0..0..
o
z
::..
9>
<I>
C
J2a. 0>
C
ro
e:!
Q)
>-
c c
Q) to
0>
E C
::l
0>
C
~
0>
to
>- ~
o C
a. to
o "0
to
s: fI)
ro Q)
E
::l
"0
C
-, to
0>
C
~
C)
to C
>- to
o "E'
a. ro
o a.c
~ ::l
s:
to to g>
E E to
.0
::l
-, ~'O
c
~
8.
to
....I
..c
e
Q) c C
C
to
-
as Cc ro c c to ro
o C to to 0> C ro to 0>
as m§"O
C 0> C
C
~
to
to
C o>C
§"O
.0
C
to jc
Q) to
.¥ to C to a. "0
It» o to;; E~ rl C .~ E~
to~ E
C
t!
Q)
C .0 -
~ E :g
Q) Q) Q)
Q)
0>
C
Q)
to
.....
Q)
to to Q)
sc c~E :g
.0 -
Q)
~~
Q)
fI)
c Q) to C
Q) to C to
f/)
to
.s E
::l
CL a. a. a. 0..0 ala. a. a.. 0..0 "0 O::::l
C
to
to
C
to
o
C
~
Q)
a..
0>
C
~ch E C
C to
~to
~ ~
to
a.
Q)
*
'iii ~ C
to
"0
ro
E
::l
c
Q)
fI)
Q)
., E "0
to
o ch
~ fI)
'iii
~ to
~.o
to
».0
iD
c c
0> to C
~ c~
~ ~ ro
ro~
C
.;:: a. c
0>
Q) Q)
E e 'c
Q) Q)
2i a. a.
o
Z
c
-m
.0
m .s::.
E 'j!!
.~ Q) .s::.
.L: .0 m
m .... E
E 'roU) 0~ ::J
:.::::'
--~
.~
'ro
Q)g
~..-
m x
E
::J
c:
..0
'iii ~~
'e
'0
c
'eQ) 2~
~ E ::J
0>.0
E c m
J!! m~
>-0)
m
"0 ~ III
::J~
c "0 ::J
~ ::J"O
m
.0
"0-6
C c
E Q) 0)
.~ 0.0.
.L: .s::..L:
m J!! m
Eo E-E
::J
::JO
-, ..- 3~
c C
m ~
!! iii m
..
ftI
C
.! 'iii c
m m
'0,
~
'iii
m m
'0,
Q)
~
C
E .L: m m
.L:
:::s
en c ffi c
~ U)
ffi
~ U)
o~ o~
o.J!! o.J!!
m 0) m 0)
_j 0. -' a.
.c
l!
CD c 0>
ffi~
ftI m
m
C
m
C .;::"' ::J .~~
0) c I:r: ~ c
~ ~ m Q) m
C)
c
cf."O 0.."0
E
U) E II)
e
CD
m
.!:
::J
E
m
c
::J
E
D. 0::::1 0::::1
C
c m C
m E~
.s::.
m :.s2 m
O>E ::JEE
C ::J
m ....
::J Q)
.... ....
0) Q)
::J
0:::0... 0...0..
C
0>
C ~
m
~ ..0
C Q) E~
m C ~
O>::J-
.~~
§o>ffi .s::.
~
m
o>mC ....
U)
E
~®cf. ...,::J
C
m
.L:
C ::J
m "5
U)
..0
~
~ C
'0
C m
s m
.L:
::J
m U)
C Q)
C
0) ....
m"E E m
Q) U)
>-Q)
J!!o. o..~ N
N
c:
o m
::J
Z '5'
I-
o
o
a> X
E I::
-
J2::J
::J
g
--
I::
aJ
I::
::J
'-
a>
a.
0)
I::
.!9
:.c
0)
I:: :0
m
~
-- a.
~~
0.0
E~
--
I::
ttl
~
I-
~
::J
"0
m ,.-...
X ~
0::
'ii)
e
a.
(I)..c. 0)
I:: aJ s:
E ttl ttl .~ ttl
::J a.
'c 10 E
_g U)
~ ttl
a,
(I)
c::: ....,::J
I:: I:: I::
.!9 ttl
...... S
S
as ttl .~ .~
..
Q
CD
.c 'ii) I::
'0,
(I)
..lie:: ~
'ii) I::
0)
"ii) I::
0)
~
m m ttl m ttl ttl
E s: m ..c m s: ttl
::s I:: I:: I:: I::
en fij m
'- U)
o..lie::
fij
'- U)
o..lie::
ttl ttl
'-..lie::
m
0.J!! 0.J!! g_J!!
ttl a> ttl a> m a>
...J a. ...J a. ...J a.
.c I::
l'!
CD
ttl
0)
as
-
I:: I:: C
Q ::J
..lie:: aJ ttl
0) 0) 0)
I:: C
~ I::
::J ::J
Q :.:::i .0 .0
C U) a. U) ::J U) ::J
~ m
I:: "0
::J mf: ~-E
CD
D.. 0:1:
(I)
a.. o~
a.
E ::J E
:::J :2 :::J
E I:: :::r:: I:: c C E
ttl m ttl
::>
1::-
m I::
m
I::
m
0)
I::
0)
c
0)
C
::>
c
ttl
m I::m s: 0)
I::
::J
.0
::J
.0
::J
..0 c
ttl_ m
"t::' a> E ttl ::J ::J ::J ::J 0)
a> a.. ..lie::
-E ..c ..c
.... c
..lie:: I:: 2~
(I) ttl
0)
I:: a>
'-
a> m
a> ttl a.. n, ~ n,
a.. "0 a.. 0:: :.:J
0)
I::
~
ttl
.0
U)
~
c 10
~ ::J a.
..lie:: ::J
as 1::"0
=
en ~
m:i:
ttl ttl
..lie:: 0)
I::
0)1::
.£ ::J
I::..lie::
(1)0)
~§ ......
C")
c
o N ~ .....
z N 'S' .....
N .1- M
~
ro
0)
Q) c:
c:
"iii ~
~ ~ 0.
c: jg
ro
-
Q)
E a. Q)
c: c: ~o '0
ro :E;i .s:::. 0)
-0
....
:J c:
~ c: :J
ro
ro >-
~Q) m Q)
m .s:::.
2 ~
E :J .s:::.
co Cl)
o 0)
c: ro
-0
ro
Q)
c.
E "0
c:
.:
,:!,
mm
c:
"~
m
Q)
II)
--
'+-
~
ro
:;
0)
ro c: E
0.
ro
0)
c:
c: ro 'iii :J
ro
~ro ~
0)
";::
c:
:J
";::-
Q)
~
Q)
:J
Q) "c ~ 0.
"0
E
~o
0. ';::
"iii ~:J ro a.
~ .s:::. .s:::. .c: .s:::.
:J ro ro ro ro
-0
E E E E E
a. ...,
:J
~ ...,
:J ...,
:J
c:
jg
!
c
ro
'a'
... Q)
~
! 'iii c:
co ro
E
:s
.c: ro
c:
en ffi ro
.... m
o~
o..!!!
ro Q)
...J a.
.s:::.
~
Q)
ro
o
.s:::.
ro
0)
c:
Q)
c:
Cl)
~
c co
ca .s:::.
en ro
m
2 c:
ro
c:
ro :::>
:::l c:
OJ
ro E E
c: ro ro
~ro
C
ftI C:n; C:n;
"C ';:: ro-o ro-o
c: 0 c: 0
iii Q)
a. ~~ ~:::?!
c:
ro
c:
3<:
II)
"e
~
c:
ro ro
~0) m
jg
«c: c:
Q)
0)
c:
Q)
c: a.
jg c:
ro co
0. "0
ro c:
-0 co
c: 0)
Q)
c. c:
c:
ro
"S
=ro_
ro~ ro
~0) ro
0)
0)
c:
m
....
c:
,~ ~ Q)
c: II)
Q) co
a.
:E E
o
z
..c:
'#.
o
o
x
lU
E
.2.
-c:
::J
s:
..... lU ~
'L:" It)
CJ)
..¥:
.....
I
c: eo
..-
!l
lU
~0)
c:
lU
..c:
tV
E
::J
0)
-
-,
c:
~
c:
'm
lU
>-
::J lU
0)
0) "E
c:
lU ~
0)
c: c:
CJ) lU
0. "'0
t/)
..c:
~~ :m
E0
::Jo
ro
-,0
_..- ~I-
CJ)
.a
0)
c
~
.~
c
en c: c:
c: ~ ~
~ :.0 :g
'iii :.0 "'0
c:
tV c:
CJ) CJ)
~0) a. a.
c:
CJ)
E
..¥:
::J
I·· 'E
.c
e
Q)
'iii fij
::J
10
c:
~
c:
lU
c:
~lU
c:
~
c:
~lU
as ~ ..¥:
C lUlU"'O
0)1-- ~ :.0 :.0 :.0 :.0 :0
tV CJ) ,- :.0 :.0 :.0 :0 :0
..c: ~t/) c:
!
at
c: 0.
Q)O~
I-~
0
lU
0) lU
c:
CJ)
a..
c:
~
c:
CJ)
a..
c:
Q)
o,
CJ)
a..
c: o t/)af~ ~ E t/) t/) t/) t/) t/)
l! -.:t
,-~ 'L:" lU c: c: lU lU
c:
lU
c:
lU
c:
lU
c:
a.. !l c:
Q)
Q. m O~::>
CJ) t/) Q)
~ lU is o is is is
~------~----------------------~----+---------~~ .~
CJ)
~
10
.~ c:
Q) ~lU
"'0 :0
ro
'iii ~Q) :0
c:
o t/)
CJ)
o,
en c:
~
:2 'iii
"0 lU
c: c: o...c:
CJ) 'iii
~ lU
::J 0.
:eo
a:s~
0)
0) i!
::J 0.CJ)
c: lU t/)
lU~ E lU ,_
~0)1-c:
O)::J c:
c:.a
CJ) I- lU c: ::J
Q.~ "'0
t/)
«~
lU
:=
:.0 c:
'iii lU
CJ)
c:
~ lU
>-
lU lU lU
~0) c: Q)
c: lU a.
lU c: ;s
lU ~ ~
>- ::J ~ .5 c:
c: 0) 0)
lU lU
c: 0) c: ..¥: ~
::J
I-
c:
lU
'c 0) ,-
c::2"0
::J 0) ,-
c: c: ~ c: c:
CJ) CJ) CJ) CJ)
~o. -.:t ::Eo.
('1').
c:
lU
o ::J
z a:J
I-
L:.
ro x
E ~
:::s
....,:::s "0
c :::s
ro "0
c c
o ro Q)
o a.
..- >0
ro L:.
Q) ro
0.-
E ,-...
-
_0
roO
a. ..-
.:!, c:'1~
..._,
ro x
"O~ z
~
.s
c :::s
Q)"O
...., ......
><
, .....
E :::s
~
0)"0 Q) 11
c c j....
ro Q) If)
Q)
>00.
a.
~.c ~
:::s ro :::s
"OE "0
:::s :::s :::s
"0 ...... "0
c_ c
Q) c Q)
o.ro a.
L:.
ro -ro s:
- L:. ro
E Q) Eo
-~
:::s If)
...., Q) :::so
:=;I ..-
...
CD
.a
E
:::s c c c
en ~ ~ ~
o o o
a. a. a.
ro ro ro
....J
....J ....J
.c
I! c
CD ~ro
..
Q
ca
..:
m
'0
:0
c
CI)
CI..
c
e
CD
If)
ro
c
Q. o
c c
c c .~ ~
aJ
~ S m~
"0 :::s
aJ c"O
:0 .c Q) :::s
:0 Q) 0) "0
c If)
c: c:
CI) Q) Q)
CI.. ~ a.. a..
c
ro
... c:
L:.
:::s
.0
i
;;
c C
aJ aJ C aJ
c- aJ
ro aJ o.lf)~
aJ
c:ai
E
:::S~
-e :::s
Q)"O
.E >oL:. o.:::s
:::s Q) .-
ro Q) ~
-
Q)
a. ~
If)
CI)
a. E
ro Q)
(.)~....,
ro
:::s"O
.(ij'
....J
s
a.
~
:::s
"0
:::s
:::s-g
:§'~
c c
.~ aJ
- L:.
ro :::s
"0.0
lii
Cl:::S
E
c-e
Q) Q)
10 a.. a.
M
c:
aJ
o :::s
z .5' a.ri
r- C')
z
o
::0
I:\)
C/)
cr
A
o
::0
-I
Q~ OJ
I:\)"C a:
::Teo I»
iil 3 :s
<0 c: cc
I:\) 0. c:
I:\)
I:\)
:::J i
0. I»
I:\) :s
::l
0.0
I:\) s·
:::J I:\)
OC/)
iii"~
::T(1)
iil-g
~ 3
c:
0.
I:\)
I:\)
::l
en
c
3
i
..
c
&