Anda di halaman 1dari 366

LAPORAN KINERJA

PEMERINTAH KABUPATEN
BELITUNG TIMUR

Tahun 2018

2019
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

IKHTISAR EKSEKUTIF

Pemerintah Kabupaten Belitung Timur berusaha untuk mewujudkan terselenggaranya


pelayanan publik yang transparan dan akuntabel sesuai asas-asas penyelenggaraan
pelayanan publik sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
Tentang Pelayanan Publik. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Belitung Timur perlu
menerapkan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang baik, dari mulai
perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, pengimplementasian dan
pengevaluasian kinerja.

Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) di Pemerintah


Kabupaten Belitung Timur, melibatkan beberapa stakeholders yang berkontribusi langsung
terhadap keberhasilan implementasi SAKIP ini, yaitu antara lain Badan Perencanaan
Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah sebagai perangkat daerah yang
melaksanakan fungsi penunjang perencanaan, Inspektorat sebagai perangkat daerah yang
melaksanakan fungsi pengawasan, Bagian Organisasi sebagai unit yang melaksanakan
penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah, dan seluruh perangkat daerah yang
mendukung indikator kinerja baik pada level kabupaten maupun organisasi perangkat
daerah.

Peraturan Daerah Belitung Timur Nomor 11 Tahun 2016 tentang RPJMD Kabupaten
Belitung Timur 2016-2021 telah menetapkan 3 (tiga) misi, 8 (delapan) tujuan, dan 47 (empat
puluh tujuh indikator sasaran). Namun berdasarkan arahan Kementerian PAN dan RB dari
tindak lanjut hasil evaluasi Laporan Kinerja tahun 2016, perlu dilakukan perbaikan pada
indikator kinerja sasaran, sehingga dengan Peraturan Bupati Nomor 28 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 50 Tahun 2016 tentang Indikator Kinerja Utama
Kabupaten Belitung Timur.

Berdasarkan hasil analisis pengukuran kinerja terhadap 26 (dua puluh enam) sasaran
dan 61 (enam puluh satu) indikator yang diperjanjikan di tahun 2018 yang mendukung
pencapaian sasaran-sasaran tersebut, maka dapat disimpulkan:
a) 39 indikator sasaran dengan kinerja pencapaian Sangat Tinggi

iv
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

b) 12 indikator sasaran dengan kinerja pencapaian Tinggi


c) 1 indikator sasaran dengan kinerja pencapaian Sedang
d) 2 indikator sasaran dengan kinerja pencapaian Rendah
e) 7 indikator sasaran dengan kinerja pencapaian Sangat Rendah
Tabel berikut menyajikan data capaian kinerja sasaran di tahun 2018 :
Tabel 3.3-2
Capaian Kinerja Sasaran tahun 2018
No Sasaran Capaian kinerja
2018 (%)
1 Terwujudnya sistem kelembagaan dan
ketatalaksanaan pemerintahan yang efektif 82,71
dan efisien
2 Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat akan wawasan kebangsaan,
toleransi beragama, pemantapan ideologi 93,7
negara, politik dan demokrasi
3 Terciptanya pengelolaan keuangan daerah 97,3
yang akuntabel
4 Meningkatnya pelayanan publik 90,47
5 Meningkatnya penataan, pembinaan dan
penegakan hukum serta demokrasi yang adil
100
dan bermartabat dengan kepastian hukum
seluruh peraturan perundang- undangan
dilevel daerah
6 Meningkatnya perencanaan, pelaksanaan 100
dan pengawasan pembangunan dengan
memberikan ruang untuk partisipasi
masyarakat dan swasta

7 Berkembangnya tata kelola pemerintahan


berbasis e-government 100

8 Memperlancar akses dari dan ke kecamatan


terjauh dari ibukota kabupaten serta 90,635
mendorong percepatan dan peningkatan
kualitas layanan di kawasan perdesaan

9 Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat 94,55

10 Pembangunan infrastruktur kawasan


81,25
strategis

11 Meningkatkan kualitas lingkungan hidup 82,48

v
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

12 Terwujudnya sistem transportasi baik darat 72,90


maupun laut dalam rangka pelayanan
distribusi barang dan penumpang

13 Pengendalian dan pemanfaatan ruang yang


sesuai dengan RTRW 65

14 Meningkatnya produksi pertanian,dan


95,66
perikanan

15 Meningkatnya kunjungan wisatawan baik 100


wisatawan domestik maupun manca negara

16 Meningkatnya nilai investasi daerah 62,18

17 Meningkatkan pendapatan masyarakat


99,72
18 Meningkatnya daya saing koperasi dan UKM 56,2
masyarakat lokal
19 Berkurangnya jumlah penduduk miskin dan 97,665
kesenjangan sosial

20 Menurunnya angka Pengangguran


100
21 Meningkatnya pelayanan pendidikan
79,55

22 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat


96,67

23 Pengendalian laju pertumbuhan penduduk


82
24 Terjaminnya perlindungan perempuan dan
anak 100

25 Terwujudnya pelestarian seni dan budaya 66,5

26 Meningkatnya pemuda berprestasi melalui 91,24


peran serta aktif kepemudaan dan olahraga.

Dari tabel diatas dapat dilihat sejumlah 15 (lima belas) sasaran dengan capaian Sangat
Tinggi, atau baru 57,69% dari total jumlah sasaran yang ada.

vi
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... iii


IKHTISAR EKSEKUTIF ....................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Maksud dan Tujuan ..................................................................................... 4
1.3. Ruang Lingkup ............................................................................................. 5
1.4. Gambaran Umum Daerah ........................................................................... 5
1.4.1. Wilayah Administratif .................................................................. 5
1.4.2. Kependudukan ............................................................................. 6
1.4.3. Pertumbungan Ekonomi Kabupaten Belitung Timur ................... 8
1.4.4. Indeks Pembangunan Manusia .................................................... 10
1.4.5. Struktur Organisasi ...................................................................... 13
1.4.6. Kondisi Kepegawaian Daerah ....................................................... 14

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA


2.1. Ringkasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2016-2021 ................................................................ 17
2.1.1. Visi dan Misi Kabupaten Belitung Timur ...................................... 18
2.1.2. Tujuan dan Sasaran ...................................................................... 21
2.1.3. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah ............................................ 26
2.2. Indikator Kinerja Utama (IKU) ..................................................................... 31
2.3. Perjanjian Kinerja ........................................................................................ 34

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA


3.1. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2017 ............ 35
3.2. Analisis Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur ................... 39
3.3. Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Kabupaten Belitung
Timur............................................................................................................... 173

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................... 182


LAMPIRAN :
1. Pernyataan Telah Direviu oleh Inspektorat Kabupaten Belitung Timur
2. Pengukuran Kinerja Pencapaian Sasaran RPJMD Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2018
3. Perubahan Penetapan Kinerja Tahun 2018
4. Rincian Program dan Kegiatan Pada Setiap Sasaran

-o00o-

vii
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Paradigma baru tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)
menuntut Pemerintah Daerah untuk responsif, transparan, efektif dan efisien,
akuntabel, partisipatif, melaksanakan kebijakan sesuai hukum yang berlaku,
konsensus dalam menjalankan pemerintahan dengan melibatkan masyarakat dan
harus memiliki mindset bahwa aparat pemerintah merupakan pelayan bagi
masyarakat.
Melihat perkembangan yang terjadi sampai dengan saat ini, pemerintah
daerah memiliki tanggungjawab yang sangat besar. Termasuk pula keharusan
pemerintah untuk terus melaksanakan regulasi dan restrukturisasi berbagai aspek
penyelenggaraan pemerintahan untuk mewujudkan iklim usaha yang lebih kondusif
dan kehidupan masyarakat yang lebih nyaman dan sejahtera. Dalam upaya
menggerakkan segenap potensi pembangunan yang ada di daerah, diperlukan
perencanaan pembangunan daerah sebagai suatu proses untuk menentukan
tindakan masa depan yang tepat dan berkelanjutan,sistematik, terarah, terpadu,
menyeluruh serta senantiasa tanggap terhadap perubahan dan tantangan yang
semakin berat.
Akuntabilitas adalah kapasitas pemerintah atau penyedia pelayanan untuk
mempertanggungjawabkan kebijakannya, kegiatannya dan pengalokasian anggaran.
Terdapat dua komponen akuntabilitas, yang pertama adalah kewajiban aparat

BAB 1 - Pendahuluan
1
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

pemerintah, kemudian yang kedua adalah hak-hak masyarakat. Akuntabilitas terukur


melalui ketaatan pada aturan main kinerja.
Prinsip akuntabilitas terkait erat dengan transparansi, masyarakat harus
mengetahui bagaimana aliran kebijakan berikut implementasinya serta dampak apa
yang diharapkan akan dicapai dari kebijakan-kebijakan yang diimplementasikan.
Selain itu masyarakat dapat meminta pertanggungjawaban pelaksana kebijakan
apabila terjadi ketidakberesan, antara lain misalnya saja terjadi ketidaksesuaian
pelaksanaan pelayanan publik dengan yang telah diperjanjikan oleh pemerintah.
Pemerintahan yang akuntabel akan membawa dampak meningkatnya
trustmasyarakat terhadap aparat pemerintahan selaku pelaksana dan pembuat
kebijakan. Sehingga dengan demikian, kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah akan memperoleh dukungan lebih luas jika akuntabilitas pemerintah
diterima oleh masyarakat.
Keharusan pengukuran akuntabilitas pemerintah daerah disebabkan karena
pemerintah menjadi aktor utama dalam menjalankan fungsi-fungsi pokok
pemerintahan, yaitu regulation, empowerment,protection, dan public services. Selain
itu, sudah menjadi kewajiban pimpinan organisasi untuk mempertangungjawabkan,
mempertanggunggugatkan dan menjelaskan kinerja dan atau tindakannya kepada
pihak-pihak yang mempunyai hak untuk meminta jawaban serta penjelasan atas hasil
seluruh tindakannya.
Pertanggungjawaban kinerja birokrasi pemerintah daerah dilaksanakan
berdasarkan dua perspektif. Dalam perspektif administrasi, kinerja birokrasi
pemerintah daerah dipertangungjawabkan kepada Kepala Daerah dan Pemerintah
tingkat atasnya. Sedangkan dalam perspektif good governance, kinerja pemerintah
daerah dipertanggungjawabkan kepada stakeholders atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara.
Dengan demikian, Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur yang menjadi
laporan kemajuan penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Belitung Timur kepada
Presiden ini telah disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku. Realisasi
yang dilaporkan dalam laporan akuntabilitas kinerja ini merupakan hasil kegiatan
Tahun 2018. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2018berpedoman kepada Peraturan

BAB 1 - Pendahuluan
2
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Menteri Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan
kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah.
Pelaksanaan penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung
Timur Tahun 2017 dengan memperhatikan kepada peraturan perundang-undangan
yang melandasinya, yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
7. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

BAB 1 - Pendahuluan
3
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Kinerja, Pelaporan kinerja dan Tata Cara Reviuatas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah;
10. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 6 Tahun 2012
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor 9 Tahun 2007 tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2007 Nomor 66);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016
Nomor 11);
13. Peraturan Bupati Belitung Timur Nomor 28 Tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Bupati Nomor 50 Tahun 2016 tentang Indikator Kinerja Utama
Pemerintah Daerah Tahun 2016 – 2021.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur merupakan suatu bentuk format
pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan yang berisi informasi pengukuran
kinerja, yang menggambarkan apakah Pemerintah Daerah berhasil atau gagal dalam
mencapai visi dan misi Kepala Daerah yang berdampak pada progres tercapainya
kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Belitung Timur. Secara umum Laporan
Kinerja ini bermanfaat untuk:
1. Meningkatkan akuntabilitas Instansi
2. Umpan balik peningkatan kinerja instansi pemerintah
3. Meningkatkan perencanaan di segala bidang (baik program maupun sumber
daya organisasi/instansi)
4. Meningkatkan kredibilitas instansi di mata instansi yang lebih tinggi
5. Meningkatkan kepercayaan masyarakat.
6. Mengetahui dan menilai keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan tugas
dan tanggungjawab instansi

BAB 1 - Pendahuluan
4
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

7. Mendorong instansi pemerintah untuk menyelenggarakan tugas umum


pemerintahan dan pembangunan secara baik
8. Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel, efektif, efisien dan responsif
terhadap aspirasi masyarakat.
1.3 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2017 adalah :
1. Uraian singkat tentang Gambaran Umum Daerah;
2. Rencana dan target kinerja yang ditetapkan;
3. Pengukuran kinerja;
4. Evaluasi dan analisis kinerja untuk setiap sasaran strategis atau hasil
program/kegiatan dan kondisi terakhir yang seharusnya terwujud. Analisis ini
juga mencakup atas efisiensi penggunaan sumber daya.
1.4 GAMBARAN UMUM DAERAH
1.4.1 Wilayah Administratif
Secara geografis Kabupaten Belitung Timur terletak pada 107045’ sampai 108018’
Bujur Timur dan 02030’ sampai 03015’ Lintang Selatan. Kabupaten Belitung Timur
terletak di Pulau Belitung, tepatnya
bagian sebelah timur Pulau
Belitung dan merupakan bagian
dari Propinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
Batas-batas wilayah Kabupaten
Belitung Timur antara lain adalah
sebagai berikut :
- di sebelah Utara berbatasan
dengan Laut Cina Selatan,
- di sebelah Selatan berbatasan
dengan Laut Jawa,
- di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Belitung dan
- di sebelah Timur berbatasan dengan Selat Karimata.

BAB 1 - Pendahuluan
5
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Tabel 1.1
Luas Wilayah Kabupaten Belitung Timur Per Kecamatan

Luas
Kecamatan 2 Persentase
(Km )

Manggar 229,00 9,13

Damar 236,90 9,45


Kelapa Kampit 498,50 19,89
Gantung 546,30 21,79
Simpang Renggiang 390,70 15,58

Dendang 362,20 14,45


Simpang Pesak 243,30 9,71

Total 2.506,90 100


Sumber: BP4D Kab. Belitung Timur,Tahun 2017

Kabupaten Belitung Timur mempunyai luas wilayah daratan 2.506,91 km2 dan
wilayah lautan 15.461,03 km2, yang terbagi atas 7 (tujuh) Kecamatan, dengan 3 (tiga)
diantaranya merupakan kecamatan baru yaitu : Dendang, Gantung, Manggar, Kelapa
Kampit, Simpang Renggiang, Simpang Pesak dan Damar, serta terbagi menjadi 39
(tiga puluh sembilan) Desa didalamnya, dengan Manggar sebagai Ibu Kota
Kabupatennya. Sementara letak dan luas kabupaten Belitung Timur dapat dilihat
berikut ini:
Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Belitung Timur
I. Letak Kabupaten Belitung Timur : 02° 30’ - 03° 15’ Lintang Selatan
Position Of Belitung Timur Regency : 107° 45’ - 108° 18’ Bujur Timur
II. Luas Wilayah Daratan / Land Area : 2 506,91 km²
III. Luas Wilayah Lautan / Sea Area : 15 461,03 km²
IV. Luas Wilayah Daratan dan Lautan
: 17 967,94 km²
Land and Sea Area

1.4.2 Kependudukan
1.4.2.1 Jumlah dan Sebaran/Distribusi Penduduk
Kondisi terakhir pada Tahun 2017 jumlah penduduk di Kabupaten Belitung
Timur dapat diukur sesuai data yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Belitung Timur sebanyak 119.807 jiwa yang menghuni
luas wilayah 2.506,9 km2, sehingga kepadatan penduduk di Kabupaten Belitung
BAB 1 - Pendahuluan
6
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Timur tercatat sebesar 47,79 jiwa/km2. Untuk data detail dapat disajikan sebagai
berikut:
Tabel1.2
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2017
KEPADATAN
JUMLAH PENDUDUK
NO KECAMATAN LUAS WILAYAH km²
PENDUDUK 2
(jiwa/ km )
1 MANGGAR 229 37.811 165,11
2 GANTUNG 236,9 26.242 48,04
3 DENDANG 546,3 9.994 41,08
4 KELAPA KAMPIT 362,2 18.016 36,14
5 DAMAR 498,5 12.505 52,79
6 SIMPANG RENGGIANG 390,7 7.070 18,10
7 SIMPANG PESAK 243,3 8.169 22,55
JUMLAH 2.506,9 119.807 47,79
Sumber : Database Kementerian Dalam Negeri Tahun 2017 Semester I

1.4.2.2 Komposisi Penduduk Menurut Struktur Usia


Struktur penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Belitung Timur di
dominasi oleh penduduk usia produktif (15 – 64 tahun) dengan porsi sebesar 68,28%
disusul dengan usia muda (0 – 14 tahun) sebesar 26,09 % dan usia tua (65+) sebesar
5,63%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.3
Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2017
2
NO. KELOMPOK UMUR LUAS WILAYAH (km )
LAKI-LAKI PEREMPUAN L+P
1 2 3 4 5
1. 0–4 4.996 4.602 9.598
2. 5–9 5.396 5.066 10.462
3. 10 – 14 5.434 5.157 10.591
4. 15 – 19 5.038 4.886 9.924
5. 20 – 24 4.605 4.356 8.961
6. 25 – 29 4.561 4.431 8.992
7. 30 – 34 5.238 4.823 10.061
8. 35 – 39 5.970 5.513 11.483
9. 40 – 44 5.232 4.535 9.767
10. 45 – 49 4.121 3.698 7.819
11. 50 – 54 3.296 3.015 6.311
12. 55 – 59 2.563 2.626 5.189
13. 60 – 64 2.088 2.061 4.149
14. 65 – 69 1.410 1.476 2.886
15. 70 – 74 791 866 1.657
16. 75 + 840 1.117 1.957
JUMLAH 61.579 58.228 119.807

BAB 1 - Pendahuluan
7
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Sumber : Database Kementerian Dalam Negeri Tahun 2017 Semester I

1.4.2.3 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan


Tingkat Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kualitas sumber
daya manusia disebuah daerah. Di Kabupaten Belitung Timur jumlah penduduk
dengan tingkat pendidikan SD/sederajat yang paling tinggi, hal ini sejalan dengan
tingginya jumlah penduduk di usia 5 – 14 tahun.

Tabel 1.4
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2017
Tingkat Kelapa Simpang Simpang
No Manggar Gantung Dendang Damar Total
Pendidikan Kampit Renggiang Pesak

TIDAK /
1 BELUM 7.398 4.768 1.603 3.106 2.140 1.181 1.703 21.899
SEKOLAH
TIDAK
2 TAMAT SD / 6.573 5.296 2.839 3.024 1.860 1.343 1.459 22.394
SEDERAJAT
3 SD /
SEDERAJAT
8.969 7.077 3.507 4.296 3.958 2.663 2.920 33.390
4 SLTP /
SEDERAJAT
4.739 3.722 1.020 2.884 1.996 1.050 1.049 16.460
5 SLTA /
SEDERAJAT
7.712 4.408 851 3.864 2.129 697 842 20.503
6 DIPLOMA I/II 339 223 44 170 89 26 53 944
AKADEMI /
7 DIPLOMA III/ 743 265 46 215 128 47 40 1.484
S.MUDA
8 DIPLOMA IV /
STRATA I
1.282 472 83 445 198 60 102 2.642
9 STRATA II 56 11 1 12 6 2 1 89
10 STRATA III 1 1 2
Jumlah 37.811 26.242 9.994 18.016 12.505 7.070 8.169 119.807

Sumber : Database Kementerian Dalam Negeri Tahun 2017 Semester I

1.4.3 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Belitung Timur


Pendekatan PDRB Lapangan Usaha
Pertumbuhan ekonomi (economic growth) yang diperoleh dari perkembangan
PDRB atas dasarhargakonstan merupakan suatu gambaran umum mengenai
kemajuan ataupun kemunduran perekonomian suatu daerah. Artinya dengan PDRB
atas dasar harga konstan dapat dilihat perkembangan nilai produksi masing-masing
sektor ekonomi yang dihitung berdasarkan harga tahun dasar (tahun dasar 2010).
Dengan menggunakan faktor pengali harga konstan, sehingga pertumbuhan yang
terjadi merupakan pertumbuhan riil perekonomian, yang dapat menggambarkan
peningkatan produksi secara makro.
BAB 1 - Pendahuluan
8
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Pertumbuhan ekonomi yang diperoleh dari perkembangan PDRB atas harga


konstan merupakan suatu gambaran umum mengenai kemajuan ataupun
kemunduran perekonomian suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Belitung Timur pada tahun 2016 mencapai 4,19%, mengalami penurunan jika
dibandingkan tahun sebelumnya (2015) yang sekitar 4,39%.
Tabel 1.5
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2010- 2016 (Tahun Dasar 2010)
PDRB (Juta Rupiah) Laju Pertumbuhan PDRB (Persen)
Tahun
PDRB ADHB PDRB ADHK PDRB ADHB PDRB ADHK
2010 3.579.809 3.579.809
2011 4.024.044 3.798.788 12,41 6,12
2012 4.541.256 4.028.449 12,85 6,05
2013 5.082.820 4.258.046 11,93 5,70
2014r) 5.666.811 4.478.305 11,49 5,17
2015* 6.125.734 4.675.020 8,10 4,39
2016** 6.606.282 4.870.679 7,84 4,19

Grafik 1.1
Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Berdasarkan PDRB ADHK Tahun Dasar 2000, DenganPDRB ADHK Tahun Dasar 2010
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2001-2016

Pertumbuhan Ekonomi melalui Pendekatan PDRB Pengeluaran

BAB 1 - Pendahuluan
9
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Peranan Konsumsi Rumah Tangga masih menjadi penopang utama PDRB dari sisi
pengeluaran, walaupun demikian kenaikan peranan yang signifikan terjadi juga pada
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dari 27,27 menjadi 29,65 %. Hal ini
menunjukkan pembelian mesin dan barang modal lainnya untuk kegiatan usaha
mulai semakin menjamur di Beltim.

1.4.4 Indeks Pembangunan Manusia

Konsep pembangunan manusia dipahami sebagai pembangunan yang lebih


luas dan mencakup semua pilihan yang dimiliki oleh manusia pada semua tahap
pembangunan. Pembangunan manusia juga merupakan perwujudan tujuan jangka
panjang dari suatu masyarakat, dan meletakkan pembangunan di sekeliling manusia,
bukan manusia disekeliling pembangunan, menempatkan manusia sebagai tujuan
akhir, bukan alat dari pembangunan.
Dalam pengertian United Nation Development Programme (UNDP), tujuan
utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat
untuk menikmati umur panjang, sehat dan menjalankan kehidupan yang produktif.
Pembangunan manusia juga didefinikan sebagai perluasan pilihan bagi penduduk.
Pembangunan manusia merupakan suatu proses untuk memperbanyak pilihan
yang dimiliki manusia. Diantara berbagai pilihan tersebut, pilihan yang terpenting
adalah untuk berumur panjang dan sehat, untuk berilmupengetahuan dan
mempunyai akses terhadap sumberdaya yang dibutuhkan agar dapat hidup secara
layak. Pilihan lain yang takkalah pentingnya adalah kebebasan berpolitik, jaminan
atas hak asasi dan harga diri. Dengan demikian, pembangunan manusia tidak hanya
memperhatikan peningkatan kemampuan manusia, seperti meningkatkan kesehatan
dan pendidikan, tetapi pembangunan manusia juga mementingkan apa yang bisa
dilakukan oleh manusia dengan kemampuan yang dimilikinya.Dengan kata lain
pembangunan manusia merupakan model pembangunan yang bertujuan untuk
memperluas peluang penduduk agar dapat hidup layak.
Tujuan tersebut dapat dicapai jika setiap orang memperoleh peluang seluas-
luasnya untuk hidup sehat dan kemungkinan umur panjang, berpendidikan dan
berketerampilan, serta mempunyai akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan
BAB 1 - Pendahuluan
10
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

agar dapat hidup secara layak. Agar semua konsep yang luas dan menyeluruh yang
merangkum kisaran luas potensi manusia mulai dari kesehatan dan gizi, pendidikan
sampai kebebasan demokratis dan kualitas hidup yang disebut pembangunan
manusia tersebut dapat diterjemahkan ke dalam pembuatan kebijakan,
pembangunan manusia harus dapat dipantau dan diukur dengan mudah yang
diterjemahkan ke dalam data statistik
Level IPM Kabupaten Belitung Timur tahun 2016 mencapai 69,3 berada pada
peringkat ke empat dari tujuh kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
Tabel 1.6
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Metode Baru, 2010-2016
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Daerah 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Bangka 66,41 67,37 67,99 69,34 69,79 70,03 70,43
Belitung 66,79 67,17 67,87 69,27 69,56 70,29 70,81
Bangka Barat 63,16 64 64,92 65,85 66,43 67,23 67,6
Bangka Tengah 65,1 66,09 66,88 67,67 68,09 68,66 68,76
Bangka Selatan 59,98 60,53 61,17 62,96 63,54 63,89 64,57
Belitung Timur 64,99 65,86 66,59 67,71 68,1 68,83 69,3
Kota
Pangkalpinang 74,68 75,02 75,69 76,14 76,28 76,61 76,73
Provinsi Babel 66,02 66,59 67,21 67,92 68,27 69,05 69,55

Klasifikasi Capaian IPM


Sangat Tinggi IPM ≥ 80
Tinggi 70 ≤ IPM < 80
Sedang 60 ≤ IPM < 70
Rendah IPM < 60

Sehingga berdasarkan klasifikasi capaian IPM kabupaten Belitung Timur berada pada
posisi sedang, dan berada pada peringkat ke empat dari tujuh kabupaten/kota yang
berada di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Indeks Pembangunan Manusia disusun dari tiga komponen yaitu:
1. Lamanya hidup diukur dengan harapan hidup pada saat lahir,
2. Tingkat pendidikan diukur dengan kombinasi antara rata-rata lama sekolah pada

BAB 1 - Pendahuluan
11
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

penduduk dewasa (dengan bobot sepertiga) dan harapan lama sekolah (dengan
bobot sepertiga),
3. Dan tingkat kehidupan yang layak, diukur dengan pengeluaran per kapita yang
telah disesuaikan (PPP Rupiah).
Tabel 1.7
Komponen Penyusun IPM Kabupaten Belitung Timur, 2010-2016
Angka Angka
Angka Pengeluaran
Harapan Rata-rata
Harapan per Kapita
Tahun Lama Lama IPM
Hidup Disesuaikan
Sekolah Sekolah
(tahun) (Rp)
(tahun) (tahun)
2010 70,88 10,03 6,96 9 533 000 64,99
2011 70,94 10,32 7,24 9 647 000 65,86
2012 70,98 10,51 7,51 9 760 000 66,59
2013 71,01 10,71 7,83 10 233 000 67,71
2014 71,03 10,94 7,89 10 272 000 68,10
2015 71,23 11,28 7,91 10 523 000 68,83
2016 71,30 11,46 7,95 10 720 000 69,30

Grafik 1.2
Angka Harapan Hidup
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2010-2016
Artinya harapan hidup penduduk Beltim
Tahun 2016 mencapai 71,30 tahun
menempati peringkat ke-2 tertinggi setelah
Kota Pangkalpinang dan menggambarkan
tujuan pembangunan manusia yang
mengupayakan “usia hidup” yang panjang
dan sehat telah tercapai oleh pemerintah
Beltim. Indikator ini yang menjadi indikator
pendongkrak angka IPM Belitung Timur
hingga ke peringkat ke-4 se Provinsi.

Grafik 1.3
Angka Harapan Lama Sekolah dan Angka Rata-rata Lama Sekolah
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2010-201
BAB 1 - Pendahuluan
12
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

HLS – 11,46 th, RLS – 7,95 th


Artinya rata-rata lama sekolah masyarakat Beltim hanya sampai jenjang SMP kelas 2, dan
kurang memiliki semangat untuk bersekolah. Hal ini terlihat dari harapan sekolahnya yang
bahkan tidak sampai lulus SMA.

PENGELUARAN PER KAPITA –


Rp 10.720.000
Artinya rata-rata satu individu di Belitung
Grafik 1.4
Timur mengeluarkan uang selama setahun Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2010-2016
mencapai 10,72 Rupiah untuk konsumsi
makanan dan non-makanan. Pengeluaran
ini menjadi pengeluaran terendah kab/kota
se-provinsi Kep. Bangka Belitung. Ada dua
makna yang tersirat dari fakta ini, yang
pertama jika bukan karena daya beli
masyarakat Beltim yang rendah, maka bisa
jadi masyarakat Beltim merubah pola
pengeluarannya dari konsumsi menjadi
menabung dan berinvestasi.
1.4.5 STRUKTUR ORGANISASI
Pemerintah Kabupaten Belitung
Timur mengalami penambahan perangkat daerah yang mulai efektif menjalankan
tugas di tahun anggaran 2018, sesuai
Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun
2017 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun
2016 Tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah
Pemerintah Kabupaten Belitung
Timur, dibentuk Badan
Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) yang menjalankan tugas dan

BAB 1 - Pendahuluan
13
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

fungsi penanggulangan bencana. Sehingga dari semula 31 organisasi perangkat


daerah, menjadi 32 organisasi perangkat daerah di tahun 2018.
Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Belitung Timur dapat dilihat pada
bagan berikut :
SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUPATI
WAKIL BUPATI
STAF AHLI
SEKRETARIAT DAERAH SEKRETARIAT DPRD

DINAS BADAN DAERAH INSPEKTORAT


DAERAH
1. Dinas Pendidikan;
2. Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk BADAN PERENCANAAN
dan Keluarga Berencana; PEMBANGUNAN, KECAMATAN
3. Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat PENELITIAN DAN
dan Desa PENGEMBANGAN
4. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan DAERAH
Ruang; BADAN PENGELOLAAN
5. Satuan Polisi Pamong Praja, Pemadam KEUANGAN DAN DESA
Kebakaran dan Penyelamatan PENDAPATAN DAERAH
6. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman;
BADAN KEPEGAWAIAN
7. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
DAN PENGEMBANGAN
8. Dinas Perhubungan;
SUMBER DAYA
9. Dinas Komunikasi dan Informatika;
MANUSIA
10. Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah;
11. Dinas Lingkungan Hidup; BADAN
12. Dinas Pertanian dan Pangan; PENANGGULANGAN
13. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; BENCANA DAERAH
14. Dinas Kelautan dan Perikanan;
15. Dinas Kepemudaan dan Olahraga;
16. Dinas Penanaman Modal, Pelayanan
Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan;
17. Dinas Perpustakaan.

Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik

1.4.6 Kondisi Kepegawaian Daerah


Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah. Pegawai Aparatur Sipil selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah
BAB 1 - Pendahuluan
14
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat
oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Dalam Reformasi Birokrasi sekarang ini, sumber daya manusia yaitu Pegawai
Negeri Sipil adalah hal yang tak kalah pentingnya. Dengan manajemen kepegawaian
yang baik diharapkan diperoleh aparatur pemerintah daerah yang profesional,
sehingga efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari masing-
masing SKPD dapat dicapai. Adapun Total PNS di Kabupaten Belitung Timur per 31
Desember 2018 adalah sebanyak 2.604 orang, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1.8
Jumlah PNS per OPDdi Lingkungan Pemkab Belitung Timur Tahun 2018
PNS BERDASARKAN
JENIS KELAMIN
NO. NAMA OPD JUMLAH
PRIA WANITA

1 Sekretariat Daerah 37 26 63

2 Sekretariat DPRD 15 5 20
Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian
4 17 11 28
dan Pengembangan Daerah
Badan Kepegawaian dan Pengembangan
5 17 11 28
Sumber Daya Manusia

Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan


6 33 14 47
Daerah

7 Inspektorat 17 17 34

9 Dinas Pendidikan 447 879 1326


Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan
10 142 356 498
Keluarga Berencana
11 Dinas Perikanan 23 10 33

12 Dinas Lingkungan Hidup 27 10 37


Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan
13 13 9 22
Menengah
14 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 14 6 20

15 Dinas Perpustakaan 11 9 20

16 Dinas Kepemudaan dan Olahraga 14 1 15

17 Dinas Komunikasi dan Informatika 15 10 25

BAB 1 - Pendahuluan
15
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu


18 24 16 40
Satu Pindu dan Perdagangan
19 Dinas Pertanian dan Pangan 36 22 58

20 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 13 10 23

21 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 28 4 32


Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
22 16 3 19
Pemukiman
Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan
23 17 19 36
Desa
24 Dinas Perhubungan 17 6 23

25 Satuan Polisi Pamong Praja 22 1 23

26 Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik 9 2 11

27 Kecamatan Manggar 8 8 16

28 Kecamatan Gantung 12 6 18

29 Kecamatan Dendang 14 2 16

30 Kecamatan Kelapa Kampit 17 5 21

31 Kecamatan Damar 11 6 17

32 Kecamatan Simpang Renggiang 11 3 14

33 Kecamatan Simpang Pesak 10 3 13

34 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 7 - 7

Total 1114 1490 2604


Sumber data : Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

BAB 1 - Pendahuluan
16
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

2.1 RINGKASAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)


KABUPATEN BELITUNG TIMUR TAHUN 2016-2021
Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk
menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, menengah dan tahunan
yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintahan di pusat dan daerah
dengan melibatkan masyarakat.
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis
merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu
menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional, global dan tetap berada dalam
tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan pendekatan
perencanaan strategis yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat
menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi
dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.
Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilaksanakan melalui
pembangunan secara berkelanjutan, optimalisasi sumber daya dan meningkatkan
peran serta masyarakat dalam pembangunan untuk menggerakkan potensi
pembangunan daerah sesuai dengan kewenangan dan kewajiban dalam
penyelenggaraan otonomi daerah dilakukan secara terencana dan terukur.

BAB 2 – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja


17
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Pembangunan yang berdaya guna dan berhasil guna akan dapat diwujudkan apabila
didahului oleh adanya perencanaan yang terpadu, baik perencanaan jangka panjang,
jangka menengah dan perencanaan tahunan.
Kerangka perencanaan jangka panjang dijabarkan dengan perencanaan jangka
menengah melalui penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-2021 yang ditetapkan melalui Peraturan daerah
Nomor 11 Tahun 2016. Penjabaran lebih lanjut dalam perencanaan tahunan di
tuangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2018 dan Kebijakan
Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2018.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Perubahan Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2016-2021 merupakan Dokumen perencanaan strategis yang
disusun dan dirumuskan setiap lima tahun (perencanaan jangka menengah) yang
menggambarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Program dan kegiatan Daerah. RPJMD
secara sistematis mengedepankan isu-isu lokal, yang diterjemahkan kedalam bentuk
strategi kebijakan dan rencana pembangunan yang terarah, efektif dan
berkesinambungan sehingga dapat diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan
skala prioritas dan kemampuan anggaran.

2.1.1 Visi Dan Misi Kabupaten Belitung Timur


Sejalan dengan perkembangan era golbalisasi Kabupaten Belitung Timur, Visi dan
Misi berkaitan dengan pandangan ke depan menyangkut ke mana instansi Pemerintah
harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis,
antisipatif, inovatif, serta produktif. Visi adalah sesuatu gambaran tentang keadaan
masa depan yang berisikan cita da citra yang ingin diwujudkan instansi Pemerintah.
Berdasarkan kondisi Kabupaten Belitung Timur pada saat ini, tantangan dan isu
strategis yang akan dihadapi dalam 5 tahun mendatang dengan mempertimbangkan
modal dasar yang dimiliki serta berpedoman pada Visi Pembangunan Kabupaten
Belitung Timur 2005-2025 yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah 2005-2025 yaitu, maka dirumuskan Visi Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-
2021 sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen RPJMD ialah:

BAB 2 – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja


18
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

“BELITUNG TIMUR YANG MAJU DAN UNGGUL DENGAN


BERBASISKAN SUMBERDAYA LOKAL”

Visi Jangka Menengah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016–2021 ini


diharapkan akan mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat Kabupaten Belitung
Timur dengan tetap mengacu pada pencapaian RPJPD Kabupaten Belitung Timur dan
tujuan nasional seperti diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 khususnya bagi
masyarakat Kabupaten Belitung Timur. Makna dari visi dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Belitung Timur Maju dan Unggul
 Maju dari sisi kesejahteraan masyarakat dan terpenuhinya kebutuhan dasar
(basic needs);
 Unggul dari sisi kuantitas dan kualitas pelayanan, pembangunan dan
pemberdayaan kepada masyarakat; dan
 Unggul sebagai daerah yang bersendikan akar budaya.
2. Berbasis Sumber Daya Lokal, yaitu Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam
 Pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan dikelola dan dikoordinasikan
oleh SDM lokal;
 SDA yang berasal dan diproduksi dari lokal.

Dalam rangka mewujudkan Visi diatas, maka Misi kabupaten Belitung Timur
sebagaimana tertuang di dalam RPJMD Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-2021
sebagai berikut:
1. Menerapkan konsep ketatapemerintahan yang baik antara pemerintah, swasta
dan masyarakat di Kabupaten Belitung Timur agar tercipta sinergitas dan
keharmonisan dalam pembangunan.
2. Membangun dan membenahi infrastruktur daerah untuk memperbaiki kinerja
pelayanan.
3. Diversifikasi lapangan usaha dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat
Kabupaten Belitung Timur untuk meningkatkan pendapatan dan kualitas hidup,
pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan.

BAB 2 – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja


19
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Makna dari masing-masing Misi dapat dijelaskan sebagai berikut :


1. Menerapkan Konsep Ketatapemerintahan yang Baik antara Pemerintah, Swasta
dan Masyarakat di Belitung Timur Agar Tercipta Sinergitas dan Keharmonisan
Dalam Pembangunan.
Ketatapemerintahan yang baik atau Konsep Good Governance (GG) menjadi
keniscayaan, karena gagal/berhasilnya pembangunan menuntut sinergitas tiga
pihak yaitu antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat. Terdapat 14 prinsip
GG yaitu:
a. Wawasan kedepan;
b. Keterbukaan dan transparansi;
c. Partisipasi masyarakat;
d. Tanggung gugat;
e. Supremasi hukum;
f. Demokrasi;
g. Profesionalisme dan Kompetensi;
h. Daya tanggap;
i. Efisiensi dan efektifitas;n
j. Desentralisasi;
k. Kemitraan dengan dunia usaha swasta dan masyarakat;
l. Komitmen pada pengurangan kesenjangan;
m. Komitmen pada perlindungan lingkungan hidup; dan
n. Komitmen pada pasar yang fair.

2. Membangun dan Membenahi Infrastruktur Daerah untuk Memperbaiki Kinerja


Pelayanan.
Paradigma pemerintahan kontemporer menuntut peran perintah sebagai
regulator, fasilitator dan mediator, serta fungsi pelayanan. Peran yang lainnya ada
pada masyarakat serta pihak swasta /pelaku usaha. Oleh karena itu, intisari dari
New Public Manajemen (NPM) maupun New Public Service (NPS) di arahkan
sebesar-besarnya pada penguatan peran diatas. Diantara faktor-faktor yang
menentukan gagal atau berhasilnya peran pemerintah, maka peran infrastruktur

BAB 2 – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja


20
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

daerah menjadi sangat dominan. Ketersediaan prasarana jalan darat, laut, udara,
pelabuhan, air, listrik dan lain-lain infrastruktur menjadi tuntutan yang sangat
mendasar agar dapat dipenuhi oleh pemerintah di level manapun.

3. Diversifikasi Lapangan Usaha dan Lapangan Pekerjaan Bagi Masyarakat Belitung


Timur untuk Meningkatkan Pendapatan dan Kualitas Hidup, Pemberdayaan dan
Penanggulangan Kemiskinan.
Maju mundurnya perekonomian, secara sederhana di lihat dari penyerapan
tenaga kerja, daya beli masyarakat, serta berkurangnya jumlah penduduk miskin.
Oleh karena itu, diversifikasi usaha dan lapangan pekerjaan menjadi agenda wajib
yang harus diperjuangkan dan dipertahankan oleh pemerintahan dimanapun dan
di level manapun.

2.1.2 Tujuan Dan Sasaran


Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan
untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan, dan
menangani isu strategis daerah yang dihadapi. Pernyataan tujuan tersebut akan
diterjemahkan kedalam sasaran-sasaran yang ingin dicapai. Untuk itu tujuan disusun
guna memperjelas pencapaian sasaran yang ingin dicapai dari masing-masing misi.
Sasaran adalah target atau hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi
dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek
daritujuan. Sasaran diusahakan dapat diukur dalam bentuk kuantitatif. Oleh karena
itu, sasaran harus menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan.
Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang
menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam RPJMD Kabupaten Belitung Timur yang
selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan daerah
secara keseluruhan. Perumusan tujuan dan sasaran merupakan salah satu tahap
perencanaan kebijakan (policy planning) yang memiliki kritikal poin dalam
penyusunan RPJMD.
Berdasarkan visi, misi dan isu-isu strategis yang ada, maka ditetapkan tujuan
dan sasaran yang hendak dicapai dalam kurun waktu 5 tahun adalah, sebagai berikut:
BAB 2 – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
21
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Tabel 2.1
Matriks Hubungan Antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Kabupaten Belitung Timur

Visi : BELITUNG TIMUR YANG MAJU DAN UNGGUL DENGAN BERBASISKAN SUMBERDAYA LOKAL
Tujuan Sasaran Strategis
Misi
Uraian Indikator Uraian Indikator
1 Menerapkan Konsep 1 Terselenggaranya 1 terwujudnya sistem Jumlah kerjasama
Ketatapemerintahan yang tatakelola kelembagaan dan daerah berbasis
Baik Antara Pemerintah, pemerintahan yang ketatalaksanaan teknologi informasi
Swasta dan Masyarakat Di profesional, taat pemerintahan yang
Nilai AKIP Kabupaten
Belitung Timur agar hukum, efisien, efektif efektif dan efisien
Tercipta Sinergitas dan dan akuntabel
Keharmonisan dalam Persentase
Pembangunan penempatan PNS
yang sesuai dengan
peta jabatan

Persentase OPD
Pelayanan Publik
langsung kepada
masyarakat yang
menetapkan SOP-AP

2 meningkatnya Angka partisipasi


pengetahuan dan masyarakat dalam
kesadaran kegiatan demokrasi
masyarakat akan
wawasan
kebangsaan, toleransi
beragama,
pemantapan ideologi Menurunnya
negara, politik dan Penyakit Masarakat
demokrasi

3 terciptanya Opini BPK terhadap


pengelolaan Laporan Keuangan
keuangan daerah
yang akuntabel
Persentase temuan
pemeriksaan BPK
yang telah
ditindaklanjuti
Persentase temuan
pemeriksaan
Inspektorat yang
telah ditindaklanjuti
Persentase serapan
belanja daerah
4 meningkatnya Presentase OPD
pelayanan publik dengan IKM baik

BAB 2 – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja


22
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

5 meningkatnya Penurunan
penataan, pembinaan pelanggaran Perda
dan penegakan
hukum serta
demokrasi yang adil
dan bermartabat
dengan kepastian
hukum seluruh
peraturan
perundang-
undangan dilevel
daerah
6 meningkatnya Persentase usulan
perencanaan, masyarakat yang
pelaksanaan dan diakomodir dalam
pengawasan perencanaan
pembangunan pembangunan
dengan memberikan kabupaten
ruang untuk
partisipasi
masyarakat dan
swasta
Jumlah partisipasi
kelompok
masyarakat dalam
proses perencanaan

Jumlah stakeholders
yang menyampaikan
usulan
7 berkembangnya tata Jumlah OPD yang
kelola pemerintahan menerapkan e-gov
berbasis e-
government Jumlah sistem
informasi yang telah
terintegrasi

2. Meningkatkan Infrastruktur 2 Meningkatkan 8 memperlancar akses Panjang jalan


dalam rangka pemenuhan Infrastruktur dalam dari dan ke kabupaten dalam
kebutuhan dasar rangka pemenuhan kecamatan terjauh kondisi baik
masyarakat Belitung Timur dari ibukota
kebutuhan dasar
kabupaten serta
masyarakat Belitung Panjang jalan yang
mendorong
Timur dibangun
percepatan dan
peningkatan kualitas Persentase jumlah
layanan di kawasan jembatan kondisi
perdesaan baik

9 pemenuhan Akses sanitasi


kebutuhan dasar masyarakat
masyarakat
Pengurangan
kawasan kumuh
Akses air bersih
masyarakat
Presentase
penduduk berakses
air minum

BAB 2 – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja


23
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

3 Meningkatkan kualitas 10 pembangunan Kawasan strategis


sarana dan prasarana infrastruktur kawasan kelautan dan
pelayanan pemerintah strategis perikanan dengan
daerah infrastruktur baik

Kawasan strategis
pariwisata dengan
infrastruktur baik

11 meningkatkan Persentase Ruang


kualitas lingkungan Terbuka Hijau (RTH)
hidup

Presentase luas
permukiman yang
tertata dengan baik

Presentase
penanganan sampah

12 terwujudnya sistem Rasio panjang jalan


transportasi baik per jumlah
darat maupun laut kendaraan
dalam rangka
pelayanan distribusi Jumlah angkutan
barang dan penumpang laik laut
penumpang
Jumlah angkutan
barang laik laut
13 pengendalian dan Ketaatan Tata Ruang
pemanfaatan ruang
yang sesuai dengan
RTRW

3. Diversifikasi Lapangan Meningkatkan 14 meningkatnya Produksi Padi


Usaha dan Lapangan pertumbuhan produksi
Pekerjaan Bagi Masyarakat ekonomi dan pertanian,dan
Belitung Timur untuk perikanan
menekan laju inflasi
Meningkatkan Pendapatan Produksi perikanan
dan Kualitas Hidup,
Pemberdayaan dan
15 meningkatnya Jumlah kunjungan
Penanggulangan kunjungan wisatawan wisata
Kemiskinan baik wisatawan
Rata-rata lama
domestik maupun
tinggal wisatawan
manca negara

16 meningkatnya nilai Lama proses


investasi daerah perizinan

Nilai investasi
berskala nasional
(PMDN/PMA)

Peningkatan 17 meningkatkan Angka pengeluaran


pendapatan pendapatan perkapita
masyarakat masyarakat
18 meningkatnya daya Persentase koperasi
saing koperasi dan aktif

BAB 2 – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja


24
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

UKM masyarakat Jumlah produk


lokal unggulan daerah
Penanggulangan dan 19 Berkurangnya jumlah Persentase PMKS
pengentasan penduduk miskin dan yang mengikuti
kemiskinan kesenjangan sosial program
pemberdayaan
masyarakat melalui
Kelompok Usaha
Bersama (KUBE)

Tingkat kemiskinan

20 Menurunnya angka Tingkat


Pengangguran pengangguran
terbuka
Meningkatkan 21 meningkatnya Angka rata-rata lama
aksesibilitas dan mutu pelayanan sekolah
pendidikan serta pendidikan
derajat kesehatan Angka Partisipasi
masyarakat untuk murni sekolah SD/MI
menghasilkan SDM
yan g berkualitas dan Angka partisipasi
berdaya saing murni sekolah
SMP/MTs
APM Pendidikan
anak usia dini
Angka putus sekolah
pendidikan dasar
Persentase sekolah
yang terakreditasi
minimal B pada
semua jenjang
pendidikan
22 meningkatnya derajat Angka usia harapan
kesehatan hidup
masyarakat
Persentase angka gizi
buruk

Persentase
masyarakat
mendapat pelayanan
kesehatan

Cakupan
kepesertaan Jaminan
Kesehatan Nasional
(JKN)

Meningkatkan 23 pengendalian laju Laju pertumbuhan


kesejahteraan pertumbuhan penduduk
penduduk
sosial masyarakat
24 terjaminnya Rasio KDRT
perlindungan
perempuan dan anak

25 terwujudnya Persentase
pelestarian seni dan kelompok kesenian
budaya tradisional aktif

BAB 2 – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja


25
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Jumlah event seni


dan budaya
26 meningkatnya Jumlah Pemuda
pemuda berprestasi Pelopor
melalui peran serta
aktif kepemudaan Presentase atlet
dan olahraga. berprestasi dalam
bidang olahraga

Persentase nomor
cabang olahraga
yang meraih medali
dalam kompetisi

2.1.3 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH


Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk
mewujudkan visi dan misi, sedangkan arah kebijakan adalah arah atau tindakan yang
diambil oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan.
Strategi pembangunan harus didahului oleh analisis yang cermat atas kondisi
makro yang ada di daerah. Oleh karena itu, sebelum masuk pada strategi
pembangunan, perlu diuraikan dan diidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang dimiliki oleh Kabupaten Belitung Timur.
Berdasarkan hasil analisis faktor internal dan eksternal, maka strategi
untuk mencapai tujuan dan sasaran dari setiap misi, dirumuskan sebagai berikut:
Tabel 2.2
Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Kabupaten Belitung Timur
VISI : BELITUNG TIMUR YANG MAJU DAN UNGGUL DENGAN BERBASISKAN SUMBERDAYA LOKAL
MISI I: Menerapkan konsep ketatapemerintahan yang baik antara pemerintah, swasta dan masyarakat di Belitung Timur
agar terciptasinergitas dan keharmonisan dalam pembangunan
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
1.1. Terselenggaranya 1.1.1. Terwujudnya sistem 1. Mengoptimalkan 1. Penataan organisasi
tatakelola kelembagaan dan pengorganisasian perangkat daerah dan
pemerintahan yang ketatalaksanaan perangkat daerah sesuai peningkatan kapasitas
pemerintahan yang kebutuhan dan kelembagaan
profesional, taat
efektif dan efisien pelayanan pembangunan pemerintahan
hukum, efisien, efektif 2. Meningkatkan 2. Membangun Sistem kerja
dan akuntabel administrasi dan tata dan tata kelola
kelola pemerintahan pemerintahan berbasis
yang tertib dan akuntabel teknologi informasi
Peningkatan
3. Meningkatkan kerjasama 3. kinerja anggota
daerah dan pimpinan DPRD
4. Peningkatan kerjasama
daerah antar pemerintah,
badan hukum, dan luar
negeri
1.1.2. Meningkatnya Optimalisasi pembinaan Peningkatan kesadaran dan
pengetahuan dan demokrasi masyarakat kecintaan masyarakat akan
kesadaran masyarakat negara
akan wawasan

BAB 2 – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja


26
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

kebangsaan, toleransi
beragama,
pemantapan ideologi
negara, politik dan
demokrasi
1.1.3. Terciptanya Mengoptimalkan 1. Ekstensifikasi dan
pengelolaan keuangan pengelolaan keuangan intensifikasi sumber
daerah yang akuntabel daerah yang akuntabel dan pendapatan asli daerah
berbasis teknologi informasi dan optimalisasi sumber
pendapatan daerah
lainnya secara akuntabel
berbasis teknologi dan
informasi
2. Pengelolaan anggaran
daerah yang efektif,
efisien dan akuntabel
berbasis teknologi dan
informasi
Mengoptimalkan penataan 1. Pengelolaan aset dengan
aset, kepustakaan, langkah efektif
kearsipan dan 2. Optimalisasi penataan
pendokumentasian arsip dan dokumentasi
1.1.4. Meningkatnya Meningkatkan pelayanan 1. Membangun sistem
pelayanan publik publik yang dapat diakses informasi di semua
dengan mudah, cepat dan layanan publik
transparan dan berpihak 2. Optimalisasi penggunaan
kepada masyarakat teknologi informasi yang
terintegrasi bagi seluruh
pelayanan publik menuju
kabupaten dengan access
and service all-round
online
3. Optimalisasi penataan
data dan administrasi
kependudukan
4. Optimalisasi
penanggulangan bencana
daerah
1.1.5. Meningkatnya Meningkatkan penataan, 1. Meningkatkan wawasan
penataan, pembinaan pembinaan dan penegakan kebangsaan dan
dan penegakan hukum hukum serta demokrasi demokrasi
serta demokrasi yang yang adil, bermartabat dan 2. Evaluasi terhadap
adil dan bermartabat taat hukum peraturan-
dengan kepastian peraturan/kebijakan
hukum seluruh daerah yang menghambat
peraturan perundang- investasi di daerah dan
undangan dilevel yang tidak berpihak pada
daerah kebutuhan masyarakat
1.1.6. Meningkatnya Peningkatan kualitas dan Peningkatan kapasitas dan
perencanaan,pelaksan kapasitas perencanaan, kualitas sistem pengawasan
aan dan pengawasan pelaksanaan dan
pembangunan dengan pengawasa pembangunan
memberikan ruang daerah
untuk partisipasi
masyarakat dan swasta
1.1.7. Berkembangnya tata Meningkatnya kualitas 1. Peningkatan penggunaan
kelola pemerintahan pelayanan publik serta Teknologi Informasi
berbasis e-government penggunaan teknologi Komunikasi dalam
pelayanan publik.
informasi dan komunikasi
2. Meningkatkan
perencanaan
pembangunan daerah

BAB 2 – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja


27
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

yang partisipatif dan


inovatif berbasis teknologi
informasi
MISI II : Membangun dan membenahi infrastruktur daerah untuk memperbaiki kinerja pelayanan
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
2.1. Meningkatkan 2.1.1. Memperlancar akses Pemenuhan kebutuhan 1. Peningkatan kualitas jalan
Infrastruktur dalam dari dan ke kecamatan dasar manusia dalam hal kabupaten
rangka peningkatan terjauh dari ibukota aksesibilitas masyarakat 2. Pembangunan jalan baru
kabupaten serta
aksesibilitas untuk mempermudah
mendorong percepatan
masyarakat dan peningkatan akses masyarakat
kualitas layanan di
kawasan perdesaan
2.1.2. Pemenuhan kebutuhan Pemenuhan kebutuhan
dasar masyarakat masyarakat akan perumahan,
air bersih, sanitasi, listrik dan
lingkungan yang sehat
2.2. Meningkatkan 2.2.1. Pembangunan Meningkatnya sarana dan Penyediaan dan revitalisasi
kualitas Sarana dan infrastruktur kawasan prasarana pemerintah, sarana dan prasarana
Prasarana pelayanan strategis pembangunan infrastruktur pemerintahan yang memadai
dan pemeuhan kebutuhan sampai ke tingkat pedesaan
pemerintah daerah
lahan untuk kepentingan
umum
2.2.2. Meningkatkan kualitas Mengendalikan kualitas 1. peningkatan pengendalian
lingkungan hidup lingkungan hidup pencemaran air, udara dan
tanah serta pengelolaan
Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan limbah
B3 secara terpadu
2. Peningkatan upaya
rehabilitasi hutan dan
lahan serta konservasi
sumber daya alam dan
keanekaragaman hayati
2.2.3. Terwujudnya sistem Memperlancar dan 1. Memaksimalkan sarana
transportasi baik darat memperpendek distribusi dan prasarana pelabuhan.
maupun laut dalam barang. 2. Meningkatkan sarana dan
rangka pelayanan
prasarana angkutan darat
distribusi barang dan
penumpang
2.2.4. Pengendalian dan Meningkatkan proses Peningkatan kinerja
pemanfaatan lahan perencanaan, pemanfaatan perencanaan, pemanfaatan
yang sesuai dengan dan pengendalian dan pengendalian
RTRW
pemanfaatan ruang untuk pemanfaatan ruang
mewujudkan tata ruang
wilayah yang efisien,
berkelanjutan dan berdaya
saing dengan arah kebijakan
MISI III : Diversifikasi lapangan usaha dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Belitung Timur untuk meningkatkan
pendapatan dan kualitas hidup, pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
3.1. Meningkatkan 3.1.1. Meningkatnya produksi Pewilayahan komoditas 1. Menumbuhkembangkan
pertumbuhan ekonomi pertanian, kehutanan kawasan komoditas
dan menekan laju dan perikanan berbasis kecamatan/
pedesaan
inflasi
2. Peningkatan aksesibilitas,
keamanan, dan

BAB 2 – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja


28
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

keragaman pangan daerah


3. Pengembangan perikanan
budidaya dan pengolahan
hasil perikanan
3.1.2. Meningkatnya Meningkatkan usaha 4. Meningkatkan
kunjungan wisatawan kepariwisataan penyelenggaraan event
baik wisatawan kepariwisataan dan
domestik maupun mendorong peningkatan
manca negara sarana pendukung
kepariwisataan.
5. Meningkatkan promosi
kepariwisataan
3.1.3. meningkatnya nilai Mengembangkan potensi-
1. Mempermudah proses
investasi daerah, laju potensi sumber daya lokal
perizinan
pertumbuhan ekonomi
2. Optimalisasi potensi-
dan menekan laju
potensi investasi daerah
inflasi
3.2. Peningkatan 3.2.1. Meningkatkan Perluasan kesempatan kerja 1. Peningkatan sumberdaya
pendapatan pendapatan yang didukung peningkatan manusia tenaga kerja.
masyarakat masyarakat kompetensi dan 2. Pemberian kesempatan
perlindungan tenaga kerja. memperoleh pelatihan
dan meningkatkan
kompetensi
3.2.2. Meningkatnya daya Memberdayakan koperasi Perkuatan lembaga dan
saing koperasi dan dan usaha mikro, kecil dan usaha, kapasitas sumber
UKM masyarakat lokal menengah serta daya manusia UKM
Mengembangkan sentra pembiayaan dan
industri unggulan pengembangan peluang
pasar bagi KUMK
3.2.3. Pembangunan Perluasan lapangan kerja Penyediaan sarana dan
infrastruktur penunjang prasarana penunjang
kegiatan kegiatan ketenagakerjaan
ketenagakerjaan
3.3. Penanggulangan 3.3.1. Berkurangnya jumlah Menurunkan jumlah 1. Terpantaunya jumlah
dan pengentasan penduduk miskin dan penduduk miskin di masyarakat miskin secara
kemiskinan kesenjangan sosial Kabupaten Belitung Timur konprehensif dan akurat.
2. Pelaksanaan Koordinasi
dan fasilitasi terhadap
upaya penanggulangan
kemiskinan.
3.3.2. Menurunnya angka 1. Meningkatkan jaminan 1. Meningkatkan jaminan
pengangguran perlindungan sosial perlindungan sosial
2. Pemberdayaan dibidang pendidikan,
masyarakat dan dunia kesehatan, pangan,
usaha perumahan, mitigasi
3. Mendorong terbukanya bencana dan rehabilitas
kesempatan bekerja dan pasca bencana dan
berusaha permasalahan sosial
lainnya
2. Meningkatkan kerjasama
dalam penanggulangan
kemiskinan berbasis
pemberdayaan
masyarakat dan dunia
usaha
3. Memperluas lapangan
pekerjaan melalui
penciptaan wirausaha
baru
4. Meningkatkan motivasi
dan produktivitas tenaga
kerja

BAB 2 – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja


29
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

5. Meningkatkan jumlah
tenaga kerja terampil
3.4. Meningkatkan 3.4.1. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Akses dan pembiayaan
aksesibilitas dan aksesibilitas dan ketersediaan dan pendidikan yang tepat
mutu pendidikan layanan pendidikan keterjangkauan layanan guna
pendidikan pada setiap 2. Peningkatan SDM pendidik
serta derajat
jenis dan jenjang dan kependidikan,
kesehatan 2. Meningkatkan kualitas akreditasi, serta
masyarakat untuk pendidikan pemenuhan sarana dan
menghasilkan SDM 3. Meningkatkan partisipasi prasarana pendidikan
yang berkualitas dan pendidikan masyarakat 3. Meningkatkan peran serta
berdaya saing masyarakat bagi
keberlanjutan pendidikan
dasar dan menengah
4. Optimalisasi perpustakaan
untuk menumbuhkan
minat baca
3.4.2. Meningkatnya derajat 1. Peningkatan kualitas, 1. Menyediakan, revitalisasi
kesehatan masyarakat kuantitas dan dan membenahi sarana,
keterjangkauan prasarana dan tenaga
pelayanan Kesehatan kesehatan
2. Peningkatan upaya 2. Meningkatkan
kesehatan bagi pembiayaan, pelayanan
masyarakat yang bersifat dan upaya kesehatan
promotif, preventif, masyarakat
kuratif dan rehabilitatif
3.5. Meningkatkan 3.5.1. Pengendalian laju Optimalisasi pengendalian 1. Mendorong keluarga
kesejahteraan sosial pertumbuhan kependudukan dengan berencana yang kecil,
masyarakat penduduk selektif mandiri dan sejahtera
2. Pengalihan kepadatan
penduduk ke wilayah yang
kurang/belum padat
3.5.2. Terjaminnya 1. Meningkatkan advokasi 1. Meningkatkan jaminan
perlindungan perlindungan perempuan perlindungan perempuan
perempuandan anak dan anak dan anak
2. Meningkatkan peran 2. Mendorong peran
gender, dan pemuda perempuan dan pemuda
dalam pembangunan untuk lebih aktif dalam
pembangunan
3.5.3. Terwujudnya Meningkatkan pengetahuan 1. Meningkatkan pelestarian
pelestarian seni dan masyarakat akan nilai budaya
budaya keragaman budaya untuk 2. Meningkatkan daerah
mendukung terwujudnya yang menjalin hubungan
karakter dan jati diri daerah kerjasama dan pertukaran
yang memiliki ketahanan informasi budaya daerah
budaya yang diukur dengan
indeks gotong-royong dan
toleransi
Mengembangkan seni 1. Optimalisasi dan
budaya berwawasan wisata pengembangan seni dan
budaya yang bisa menarik
kunjungan wisatawan
serta pengembangan
destinasi wisata local
etnic.
2. Penyediaan sarana dan
prasarana seni dan budaya
melalui balai kesenian dan
kebudayaan
3.5.4. Meningkatnya pemuda Meningkatkan dukungan 1. Penyediaan sarana dan
berprestasi melalui dan peran serta generasi prasarana kepemudaan
peran serta aktif muda dan olahraga dan olahraga

BAB 2 – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja


30
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

kepemudaan dan 2. Pembinaan dan


olahraga pengembangan generasi
muda dan olahraga
3. pengembangan bakat dan
prestasi pemuda dan
olahraga

2.2 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)


Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Belitung Timur mengalami
perubahan yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati Nomor 28 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 50 Tahun 2016 tentang Indikator Kinerja
Utama Kabupaten Belitung Timur.
Perubahan IKU dilakukan berdasarkan saran/arahan Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kedeputian Akuntabilitas
dan Pengawasan), bahwa indikator kinerja yang ada di Kabupaten Belitung Timur
kurang tajam dalam artian kurang mendukung ketercapaian sasaran dalam RPJMD.
Sehingga untuk sasaran-sasaran yang memiliki cakupan yang luas, dirumuskan kembali
indikator yang harus ditambahkan agar sasaran-sasaran untuk mendukung visi misi
Daerah dapat tercapai.
Sesuai arahan tersebut, sehingga indikator kinerja yang semula berjumlah 47
indikator menjadi 61 indikator. Perbandingan IKU awal (Peraturan Bupati Belitung
Timur Nomor 50 Tahun 2017) dan IKU Perubahan (Peraturan Bupati Belitung Timur
Nomor 28 Tahun 2017), dapat dilihat dalam matriks berikut :

Tabel 2.3
Matriks Perbandingan IKU Awal dengan IKU Perubahan
Misi Misi 1 : Menerapkan konsep ketatapemerintahan yang baik antara pemerintah, swasta serta masyarakat di Belitung Timur
agar tercipta sinergitas dan keharmonisan dalam pembangunan
Tujuan 1.1 : Terselenggaranya tatakelola pemerintahan yang profesional, taat hukum, efisien, efektif dan akuntabel
IKU Awal IKU Perubahan
Ter No Sasaran
s Indikator Indikator
1 Terwujudnya sistem Persentase PD dengan capaian Jumlah kerjasama daerah dibidang
kelembagaan dan ketata kinerja baik teknologi informasi
laksanaan pemerintahan yang
Nilai evaluasi AKIP Kabupaten Nilai evaluasi AKIP Kabupaten
efektif dan efisien
Nilai LPPD Persentase penempatan PNS yang
sesuai dengan peta jabatan
Persentase OPD Pelayanan Publik
langsung kepada masyarakat yang
menetapkan SOP-AP
2 Meningkatnya wawasan Angka partisipasi masyarakat Angka partisipasi masyarakat dalam
pengetahuan dan kesadaran dalam PEMILU Pemilu
masyarakat akan wawasan Menurunnya Penyakit Masyarakat
BAB 2 – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
31
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

kebangsaan, pemantapan
ideologi negara, politik dan
demokrasi
3 terciptanya pengelolaan Opini BPK terhadap Laporan Opini BPK terhadap Laporan Keuangan
keuangan daerah yang Keuangan
akuntabel
Persentase temuan pemeriksaan BPK
yang telah ditindaklanjuti
Persentase temuan pemeriksaaan
Inspektorat yang telah ditindaklanjuti
Persentase serapan belanja daerah
Meningkatnya pelayanan publik Indeks Kepuasan Masyarakat di Presentase OPD dengan IKM baik
Bidang Kesehatan
4 Indeks Kepuasan Masyarakat di -
Bidang Pendidikan
Indeks Kepuasan Masyarakat di -
Bidang Perizinan
5 Meningkatnya penataan, Jumlah Pelanggaran Perda Penurunan pelanggaran Perda
pembinaan dan penegakan
hukum serta demokrasi yang
adil dan bermartabat dengan
kepastian hukum seluruh
peraturan perundang-
undangan dilevel daerah
6 Meningkatnya perencanaan, Partisipasi Kelompok Persentase usulan masyarakat yang
pelaksanaan dan pengawasan Masyarakat dalam kegiatan diakomodir dalam perencanaan
pembangunan dengan Musrenbang di Kabupaten pembangunan kabupaten
memberikan ruang untuk Persentase usulan masyarakat Partisipasi kelompok masyarakat dalam
yang diakomodir dalam proses perencanaan
partisipasi masyarakat dan
perencanaan pembangunan
swasta kabupaten
Realisasi capaian hasil Jumlah stakeholders yang
monitoring dan evaluasi menyampaikan usulan
terhadap RKPD
7 Berkembangnya tata kelola Cakupan wilayah untuk Jumlah OPD yang menerapkan e-gov
pemerintahan berbasis e- Pelayanan informasi
goverment pembangunan
Jumlah sistem informasi yang
terintegrasi
Misi 2 : Membangun Infrastruktur dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Belitung Timur
Tujuan 2 : Meningkatkan Infrastruktur dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Belitung Timur
IKU Awal IKU Perubahan
Ter No Sasaran
s Indikator Indikator
8 Memperlancar akses dari dan Panjang jalan kabupaten dalam Panjang jalan kabupaten dalam kondisi
ke kecamatan terjauh dari kondisi baik baik
ibukota kabupaten serta Panjang jalan yang dibangun
mendorong percepatan dan
Persentase jumlah jembatan kondisi baik
peningkatan kualitas layanan
di kawasan perdesaan
9 Pemenuhan kebutuhan dasar Akses sanitasi masyarakat Akses sanitasi masyarakat
masyarakat Pengurangan kawasan kumuh Pengurangan kawasan kumuh
Akses air bersih masyarakat Akses air bersih masyarakat
Presentase penduduk berakses air minum
Tujuan 2.2 : Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pelayanan pemerintahan daerah
10 Pembangunan infrastruktur Pelabuhan aktif Kawasan strategis kelautan dan perikanan
kawasan strategis dengan infrastruktur baik
Kawasan strategis pariwisata dengan

BAB 2 – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja


32
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

infrastruktur baik
11 Meningkatkan kualitas Persentase penataan kawasan Persentase Ruang Terbuka Hijau (RTH)
lingkungan hidup Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Presentase luas permukiman yang tertata
dengan baik
Presentase penanganan sampah
12 Terwujudnya sistem Jumlah angkutan antar Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
transportasi baik darat kabupaten
maupun laut dalam rangka Jumlah angkutan umum dalam Jumlah kapal penumpang laik laut
pelayanan distribusi barang kabupaten
dan penumpang Jumlah angkutan barang laik laut
13 Pengendalian dan Jumlah peraturan pendukung Ketaatan Tata Ruang
pemanfaatan ruang yang pengendalian dan pemanfaatan
sesuai dengan RTRW ruang
Ketaatan Tata Ruang -
Misi 3 : Diversifikasi lapangan usaha dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Belitung Timur untuk meningkatkan
pendapatan dan kualitas hidup, pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan
Tujuan 3.1 : Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan laju inflasi

IKU Awal IKU Perubahan


Ter No Sasaran
s Indikator Indikator
14 Meningkatnya produksi Ketersediaan pangan utama Produksi Padi
pertanian,dan perikanan Produksi perikanan Produksi perikanan
15 Meningkatnya kunjungan Jumlah kunjungan wisata Jumlah kunjungan wisata
wisatawan baik wisatawan Rata-rata lama tinggal Rata-rata lama tinggal wisatawan
domestik maupun manca wisatawan
negara
16 Meningkatnya nilai investasi Nilai investasi berskala nasional Lama proses perizinan
daerah (PMDN/PMA)
Pertumbuhan ekonomi Nilai investasi berskala nasional
(PMDN/PMA)
Lama Proses perizinan -
Tujuan 3.2 : Peningkatan pendapatan masyarakat
17 Meningkatkan pendapatan Angka pengeluaran per kapita Angka pengeluaran perkapita
masyarakat
18 Meningkatnya daya saing OVOP Persentase koperasi aktif
koperasi dan UKM masyarakat Jumlah Koperasi Aktif Jumlah produk unggulan daerah
lokal. Pertumbuhan UKM -
Pusat Layanan Usaha Terpadu -
(PLUT)
Tujuan 3.3 : Penanggulangan dan pengentasan kemiskinan
19 Berkurangnya jumlah Persentase penyandang masalah Tingkat kemiskinan
penduduk miskin dan kesejahteraan sosial yang
kesenjangan sosial menerima bantuan
Tingkat kemiskinan -
20 Menurunnya angka Tingkat pengangguran terbuka Tingkat pengangguran terbuka
pengangguran
Tujuan 3.4 : Meningkatkan aksesibilitas dan mutu pendidikan serta derajat kesehatan masyarakat untuk menghasilkan SDM
yang berkualitas dan berdaya saing,
21 Meningkatnya pelayanan Angka rata-rata lama sekolah Angka rata-rata lama sekolah
pendidikan Penduduk yang berusia >15 Angka Partisipasi murni sekolah SD/MI
tahun melek huruf (tidak buta
aksara)
Angka partisipasi murni sekolah SMP/MTs
APM Pendidikan anak usia dini
Angka putus sekolah pendidikan dasar
Persentase sekolah yang terakreditasi
minimal B pada semua jenjang pendidikan
22 Meningkatnya derajat Angka Usia Harapan Hidup Angka Usia Harapan Hidup
kesehatan masyarakat. Persentase angka gizi buruk
BAB 2 – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
33
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Persentase masyarakat mendapat


pelayanan kesehatan
Cakupan kepesertaan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN)
Tujuan 3.5 : Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat
23 Pengendalian laju Laju pertumbuhan penduduk Laju pertumbuhan penduduk
pertumbuhan penduduk
24 Terjaminnya perlindungan Indeks Pembangunan Rasio KDRT
perempuan dan anak Gender (IPG)
Indeks Pemberdayaan Gender -
(Gender Empowerment
Measurement)
25 Terwujudnya pelestarian seni Jumlah even seni dan budaya Jumlah kelompok kesenian tradisional aktif
dan budaya
Jumlah event seni dan budaya
26 Meningkatnya pemuda Jumlah organisasi kepemudaan Jumlah Pemuda Pelopor
berprestasi melalui peran
serta aktif kepemudaan dan Jumlah kegiatan olahraga Persentase atlet berprestasi dalam
olahraga bidang olahraga
Persentase nomor cabang olahraga yang
meraih medali dalam kompetisi

2.3 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN BELITUNG TIMUR TAHUN 2018


Perjanjian Kinerja mewujudkan komitmen penerima amanah dan kesepakatan
antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan
tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan
tahun bersangkutan, tetapi kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat
kegiatan tahun-tahun sebelumnya yang juga menjadi target kinerja.
Perjanjian Kinerja menyajikan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang
menggambarkan hasil-hasil yang utama dan kondisi yang seharusnya, tanpa
mengesampingkan indikator lain yang relevan.
Penyusunan Perjanjian Kinerja Kabupaten Belitung Timur tahun 2018 mengacu pada
dokumen RPJMD Tahun 2016-2021, dokumen perubahan indikator kinerja utama
(Peraturan Bupati No 28 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan BUpati Nomor
50 Tahun 2016 Tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2016-2021), dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2018,
dan dokumen Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2018, serta
dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2018. Tabel
formulir Perjanjian Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018 sebagaimana
terlampir pada dokumen ini dalam Lampiran II.

BAB 2 – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja


34
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

BAB 3

AKUNTABILITAS

KINERJA

3.1. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018


Konsep dasar dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas
manajerial pada lingkungan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan
kegiatan pada tiap bagian. Masing-masing individu pada setiap jajaran aparatur
bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan pada bagiannya. Konsep inilah yang
membedakan adanya kegiatan yang terkendali dengan kegiatan yang tidak terkendali.
Kegiatan-kegiatan yang terkendali merupakan kegiatan yang secara nyata dapat
dikendalikan oleh seseorang atau suatu pihak. Ini berarti, kegiatan tersebut benar-
benar direncanakan, dilaksanakan dan dinilai hasilnya oleh pihak yang berwenang.
Laporan Kinerja ini memberikan gambaran terlaksananya Sistem Akuntabilitas
Kinerja Pemerintah di Kabupaten Belitung Timur dan memuat pengukuran kinerja yang
digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan
misi Pemerintah Kabupaten Belitung Timur.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


35
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Dengan demikian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah perlu


dilaksanakan sebagai alat ukur untuk mengetahui kemampuan organisasi dalam
pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi tersebut. Dimana hasil yang dicapai
tersebut akan menjadi media evaluasi yang efektif bagi upaya dan sarana perbaikan
kinerja Instansi Pemerintah.
Sesuai amanat Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah; dan Permenpan&RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah, dilaksanakan dalam rangka mewujudkan pemerintahan
yang lebih menjamin adanya keseimbangan dan wujud nyata akuntabilitas kepada
masyarakat.
Pencapaian sasaran diperoleh melalui kerangka pengukuran kinerja dengan
cara membandingkan target dengan realisasi indikator sasaran. Kemudian atas hasil
pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan
kegagalan pencapaian sasaran strategis.
Untuk mempermudah interpretasi atas capaian indikator kinerja sasaran
digunakan skala pengukuran dengan menggunakan acuan Permendagri No 86 Tahun
2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi PembangunanDaerah,
Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan DaerahTentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah DanRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta TataCara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, Dan RencanaKerja Pemerintah Daerah, sebagai berikut:
Tabel 3.1-1
Skala Nilai Peringkat Kinerja
No Interval Nilai Realisasi Kriteria Penilaian Kode
Kinerja Realisasi Kinerja
1 91% <100% Sangat tinggi

2 76 % < 90% Tinggi

3 66 % < 75% Sedang

4 51 % < 65% Rendah

5 < 50 % Sangat Rendah


Sumber : Permendagri No 86 Tahun 2017, diolah

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


36
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Berdasarkan arahan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Kedeputian Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas
Aparatur dan Pengawasan), bahwa indikator kinerja yang ada dalam RPJMD Kabupaten
Belitung Timur belum seluruhnya mendukung ketercapaian sasaran yang ada. Sesuai
arahan tersebut sehingga indikator yang semula berjumlah 47 indikator sasaran diubah
menjadi 61 indikator sasaran (ditetapkan dalam Peraturan Bupati Nomor 28 Tahun
2017 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 50 tahun 2016 tentang Indikator
Kinerja Utama Kabupaten Belitung Timur).
Dari 26 (dua puluh enam) sasaran dengan 61 indikator kinerja yang diperjanjikan di
tahun 2018, pencapaian indikator sasaran kinerja untuk masing-masing misi Pemerintah
Kabupaten Belitung Timur adalah:
Tabel 3.1-2
Persentase Kategori Pencapaian Indikator Sasaran
No Kategori Jumlah Indikator Persentase
Sasaran
Misi I (17 Indikator Sasaran)
1 Sangat tinggi 13 76,47
2 Tinggi 3 17,64
3 Sedang - -
4 Rendah - -
5 Sangat rendah 1 5,8

Misi II (17 Indikator Sasaran)


1 Sangat tinggi 9 52,94
2 Tinggi 4 23,52
3 Sedang 1 5,8
4 Rendah 1 5,8
5 Sangat rendah 2 11,7

Misi III (27 Indikator Sasaran)


1 Sangat tinggi 17 62,96
2 Tinggi 5 18,51
3 Sedang - -
4 Rendah 1 3,70
5 Sangat rendah 4 14,81
Jumlah 61

Tabel 3.1-3
Persentase capaian indikator

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


37
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Jumlah
Capaian
Indikator Persentase
Sangat tinggi 39 63,93
Tinggi 12 19,67
Sedang 1 1,64
Rendah 2 3,28
Sangat
7
rendah 11,48
Jumlah 61 100,00

Gambar 3.1-1
Diagram Capaian IKU 2018

Jumlah Indikator Persentase


63,93
39

19,67

11,48
12

3,28

7
1,64

2
1

SANGAT TINGGI SEDANG RENDAH SANGAT


TINGGI RENDAH

Dari diagram di atas dapat dilihat capaian indikator sasaran dengan kategori Sangat
Tinggi sebanyak 39 indikator, atau 63,93% dari seluruh jumlah indikator, lalu capaian
indikator dengan kategori Tinggi sebanyak 12 indikator, atau 19,67%, capaian indikator
dengan kategori Sedang sebanyak 1 indikator, atau 1,64%, capaian indikator dengan
kategori Rendah sebanyak 2 indikator, atau 3,28%, dan capaian indikator dengan
kategori Sangat Rendah sebanyak 7 indikator, atau 11,48%.
Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja
untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai
atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


38
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

3.2. ANALISIS CAPAIANKINERJAPEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR


Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan
dan kekurangan pelaksanaan kegiatan, seberapa jauh efektifitas penggunaan anggaran
untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan, serta seberapa jauh tingkat
efisiensi pemanfaatan sumberdaya yang ada. Pengukuran kinerja dalam rangka
mengetahui tingkat keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran dilakukan dengan cara
membandingkanantara realisasi dengan target setiap indikator kinerja yang telah
ditetapkan. Rumus untuk menghitung capaian kinerja setiap indikator ada dua macam:
 Indikator bermakna positif, artinya : jika semakin besar realisasi berarti semakin
baik kinerjanya, atau sebaliknya semakin kecil realisasi semakin buruk kinerjanya,
maka digunakan rumus pendek. Indikator ini diukur dengan menggunakan rumus:

𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖
𝑥 100%
𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡

 Indikator bermakna negatif, artinya jika semakin besar realisasi berarti semakin
buruk kinerjanya, atau sebaliknya semakin kecil realisasi berarti semakin baik
kinerjanya. Indikator ini diukur dengan menggunakan rumus :

𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 − (𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 − 𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡)


𝑥 100%
𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡

Adapun rincian dan analisis capaian kinerja masing-masing sasaran dan indikator
sasaran adalah sebagai berikut :

Analisis Pencapaian Sasaran 1.1.1. Terwujudnya sistem kelembagaan dan


ketatalaksanaan pemerintahan yang efektif dan efisien

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


39
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Tabel 3.2.1

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
Indikator Satuan Realis Kinerja Realisa Kinerja
Target Target
asi Tahun si Tahun
2017 (%) 2018 (%)
1 Jumlah kerja sama jumlah 5 5 100 10 3 33,3
daerah di bidang
teknologi informasi

2 Nilai evaluasi AKIP Nilai 50,6 57,7 114,03 57,7 63,47 100
Kabupaten
3 Persentase % 100 91,48 91,48 100 100 100
penempatan PNS yang
sesuai dengan peta
jabatan
4 Persentase OPD % 100 67,74 67,74 100 87,5 87,5
Pelayanan Publik
langsung kepada
masyarakat yang
menetapkan SOP-AP
Rata-rata capaian kinerja 93,31 80,2

Berikut analisis capaian masing-masing indikator pada sasaran ini :


1. Jumlah kerja sama daerah di bidang teknologi informasi
Pada tahun 2018 Bagian Pemerintahan dan kerja sama setda Kabupaten Belitung
Timur melaksanakan kegiatan pengembangan dan Pengendalian Kerja Sama Daerah,
dalam pelaksanaanya terdapat 26 dokumen kerja sama yang telah ditandatangani,
dengan rincian 15 kerja sama dalam bentuk Nota Kesepakatan/ Kesepakatan
Bersama dan 11 kerja sama dalam bentuk perjanjian kerja sama.
Jumlah kerja sama daerah di bidang teknologi informasi :
Dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan dan Pengendalian Kerja Sama Daerah
kerja sama pada tahun 2018 terdapat 3 kerja sama di bidang teknologi informasi,
seperti disajikan dalam tabel berikut :

NO NOMOR DAN TANGGAL PARA PIHAK TENTANG


KERJA SAMA

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


40
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

1 0001/AGA.01.01/BLTG/2018 Pihak Kesatu Sinergi Informasi Investasi Dan


02/NK/II/BT/2018 PT. PLN (persero) Wil. Bangka Kemudahan Mendapatkan Listrik
Belitung Area Belitung (Getting Electricity) Di Kabupaten
15 Maret 2018 Belitung Timur
Pihak Kedua
Bupati Belitung Timur
2 15/NK/II/BT/2018 Pihak Kesatu Pengembangan Manajemen
MoU-57/PW29/1/2018 Pemerintah Kabupaten Belitung Pemerintah Kabupaten Belitung
Timur Timur
18 Desember 2018
Pihak Kedua
Perwakilan BPKP Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung
3 147.54/ -Kesarnomi/2018 Pihak Kesatu Implementasi Aplikasi Smart
06/PKS/II/BT/2018 Kepala Dinas Kominfo Kota CityKota Tangerang di
Tangerang KabupatenBelitung Timur
17 Juli 2018
Pihak Kedua
Kepala Dinas Kominfo Kab. Belitung
Timur

Teknologi komunikasi dan informasi dapat dimanfaatkan dalam proses


penyelenggraan pemerintahan dan pelayanan publik sehingga dapat meningkatkan
efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan.
Kerja sama dengan daerah lain di bidang teknologi informasi perlu dilaksanakan
karena keterbatasan sumber daya yang yang dimiliki pemerintah kabupaten Belitung
Timur, meningat dinas Komunikasi dan Informtika Kabupaten Belitung Timur baru di
bentuk pada tahun 2017 sehingga masih kekurangan sumber daya manusia yang
kompeten dalam merancang sistem informasi yang diperlukan untuk mendukung
tata kelola pemerintahan yang baik melalui penerapan e-government.
Kerja sama yang dilakukan tersebut merupakan komitmen pemerintah Kabupaten
Belitung Timur dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, efektif dan
efisien. Dan untuk dimasa yang akan datang diharapkan kerja sama di bidang
teknologi informasi akan semakin meningkat, karena pemerintah daerah seharusnya
tidak hanya berkompetisi namun juga berkolaborasi untuk bersama-sama
mewujudkan pemerintahan yang kridibel demi memenuhi kebutuhan masyarakat.

2. Nilai evaluasi AKIP Kabupaten


AKIP Tahun 2017 Kabupaten Belitung Timur mendapat kategori CC, dengan nilai
57,77. Atas rekomendasi hasil evaluasi AKIP, terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki
untuk meningkatkan kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, sebagai berikut:

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


41
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

- Melakukan penyempurnaan dan reviu atas dokumen perencanaan pada tingkat


Pemerintah Daerah dan OPD dengan memperhatikan cascading yang ditetapkan
- Dalam menyusun perencanaan kinerja tahunan untuk lebih memperhatikan
efisiensi penganggaran dengan memperhatikan pada program dan kegiatan
yang hanya mendukung pencapaian tujuan dan sasaran Pemerintah Daerah;
- Untuk lebih memperhatikan pengukuran kinerja baik antara lain perlunya
mekanisme pengumpulan data kinerja, keselarasan IKU OPD dengan IKU
Pemerintah Daerah, ukuran kinerja eselon III dan IV hendaknya dapat memenuhi
kriteria indikator kinerja yang baik serta telah selaras dengan indikator kinerja
atasannya, pengukuran kinerja harus dilakukan secara berjenjang, pengumpulan
data kinerja atas Rencana Aksi dilakukan secara berkala
(bulanan/triwulanan/semester), serta pengukuran kinerja untuk dikembangkan
menggunakan teknologi informasi
- Untuk menyajikan laporan kinerja mengenai informasi pencapaian IKU dan
berorientasi hasil, pencapaian kinerja yang telah diperjanjikan, evaluasi dan
analisis mengenai apaian kinerja, perbandingan data kinerja yang memadai
antara realisasi tahun ini dengan realisasi tahun sebelumnya dan pembanding
lain yang diperlukan, serta menyajikan informasi tentang analisa efisiensi
penggunaan sumber daya dan keuangan yang didukung data yang andal.
- Untuk meningkatkan kinerja lainnya guna mendukung peningkatan akuntabilitas
kinerja yang lebih baik pada tingkat Pemerintah Daerah dan OPD.
Dengan menindaklanjuti rekomendasi dari hasil evaluasi tersebut, maka pada tahun
2018, pelaporan AKIP 2017 Kabupaten Belitung Timur mengalami peningkatan nilai
pada kategori B, dengan nilai 63,47.
Tahun 2018, sudahmulai dirumuskan untuk dilakukanperubahan RPJMD, sehingga
akan dilakukan perumusan ulang perencanaan daerah, dan sudah mulai disusun
cascading kinerja untuk perbaikan ke depan, agar kinerja semakin terukur dan
memiliki outcome yang jelas.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


42
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

3. Persentase penempatan PNS yang sesuai dengan peta jabatan


Tahun 2017 merupakan awal penyelenggaraan perangkat daerah hasil penataan
kelembagaan berdasarkan Peraturan Pemerintah No 18 tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah. Penempatan PNS ke dalam jabatan Struktural berdasarkan SOTK
OPD sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah No 10 tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Belitung Timur yang
dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2017 mengisi 451 jabatan (91,48%) sehingga
masih terdapat 42 jabatan yang kosong, atau sebanyak 8,5%.
Pada Tahun 2018 Penempatan PNS yang sesuai dengan Peta Jabatan baik itu Jabatan
Pratama (JPT), Administrator, Jabatan Pengawas, Fungsional dan Pelaksana dari total
PNS sejumlah 2.611 terealisasi 100% sesuai dengan peta jabatan.
Realisasi Penempatan PNS sesuai dengan Peta Jabatan mengalami peningkatan
dimana pada tahun 2017 dengan realisasi 91,48 % dan pada tahun 2018 dengan
realisasi 100%. Pada tahun 2018 penempatan PNS yang sesuai dengan Peta jabatan
telah terisi dengan jumlah PNS yang ada per 31 Desember 2018.

4. Persentase OPD Pelayanan Publik langsung kepada masyarakat yang menetapkan


SOP-AP
a. Penjelasan
Standar Operasional Prosedur-Administrasi Pemerintahan (SOP-AP) merupakan
dokumen wajib yang harus dimiliki semua OPD yang ada dilingkungan
pemerintah kabupaten Belitung Timur hal ini dituangkan dalam salah satu
program kerja Bupati Belitung Timur Periode 2016-2021.

Dalam pelaksanaan ReformasiBirokrasibidang ketatalaksanaan Pemerintah


Kabupaten Belitung Timur melaksanakan penyusunan, penetapan dan
implementasi SOP –AP sebagai salah satu indikator reformasi birokrasi.

Standar OperasionalProsedur-Administrasi Pemerintahan (SOP-AP) adalah


serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan administrasi pemerintahan, tentang bagaimana dilakukannya

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


43
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

sebuah tahapanproses pekerjaan yangharus dilakukan, berapalama waktu yang


diperlukan dan oleh siapa dilakukan, dengan kata lain SOP-AP merupakan salah
satu alat ukur akuntabilitas kinerja pegawai atau jabatan dalam melaksanakan
fungsinya.

Regulasi teknis yang mendasari penyusunan SOP-AP adalah Peraturan Menteri


Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 35 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Administrasi Pemerintahan.

Tabel 1.1.1-2
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Belitung Timur yang telah menyusun, mengevaluasi
dan menetapkan SOP-AP
No 2017 2018
1. Sekretariat DPRD Sekretariat DPRD
2. Sekretariat Daerah Dinas Penanaman Modal,Pelayanan Terpadu
- ULP (unit layanan Pengadaan); Satu Pintu dan Perdagangan
3. Dinas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup
4. Dinas Penanaman Modal ,Pelayanan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM
Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan
5. Dinas Perhubungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
- Unit KIR
7. Dinas Pemuda dan Olah Raga Dinas Pendidikan
8. Dinas Perikanan Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia
9. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Inspektorat
Sipil
10. Dinas Sosial dan Pemberdayaan Dinas Pertanian dan Pangan
masyarakat dan Pemerintahan Desa
11. Dinas Perpustakaan Dinas Perhubungan
12. Badan Pengelolaan keuangan dan Dinas Perikanan
Pendapatan Daerah
13. Badan Kepegawaian dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Pengembangan Sumberdaya Manusia
14. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Dinas Perpustakaan
15. Kecamatan Manggar Badan Pengelolaan Keuangan dan
Pendapatan Daerah
16. Kecamatan Damar Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
17. Kecamatan Kelapa Kampit Kecamatan Manggar
18. Kecamatan Gantung Kecamatan Damar
19. Kecamatan Simpang Renggiang Kecamatan Kelapa Kampit
20. Kecamatan Simpang Pesak Kecamatan Gantung
21. Kecamatan Dendang Kecamatan Simpang Renggiang

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


44
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

22. UPT RSUD Kecamatan Simpang Pesak


23. UPT SPAM Kecamatan Dendang
24. UPT Laboratorium Lingkungan Hidup
25. UPT Puskesmas Manggar
26. UPT Puskesmas Mengubang
27. UPT Puskesmas Simpang Renggiang
28. UPT Puskesmas Kelapa Kampit
29. UPT Puskesmas Gantung
30. UPT Puskesmas Simpang Renggiang

Berdasarkan Indikator Kinerja Utama yang diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 28
Tahun 2018, 8 (delapan) OPD menjadi target indikator Persentase OPD Pelayanan
Publik langsung kepada masyarakat yang menetapkan SOP-AP, yaitu sebagai
berikut:
1) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
2) Dinas Pendidikan
3) Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan
4) Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
5) Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
6) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
7) Satuan Polisi Pamong Praja
8) Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah
Capaian target indikator ini sebesar 87,5%. Dari seluruh OPD yang ditargetkan
tersebut, terdapat 1 (satu) OPD yang belum melaksanakan penyusunan SOP-AP pada
unitnya, yaitu Satuan Polisi Pamong Praja. Sehingga akan dilakukan pembinaan
kepada OPD tersebut agar segera menyusun SOP-AP untuk dapat dijadikan acuan
dalam pelaksanaan tugasnya.
Namun demikian, sebagai pelaksanaan tugas dan fungsi Bagian Organisasi, seluruh
OPD ditargetkan untuk menyusun dan menetapkan SOP-AP, dan akan dilakukan
evaluasi secara berkala dalam implementasinya.

Analisis Pencapaian Sasaran 1.1.2. Meningkatnya pengetahuan dan


kesadaran masyarakat akan wawasan kebangsaan, toleransi beragama,
pemantapan ideologi negara, politik dan demokrasi

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


45
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Tabel 3.2.2

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
Indikator Satuan Realisa Kinerja Realisa Kinerja
Target Target
si Tahun si Tahun 2018
2017 (%) (%)
1 Angka % 80 70,40 88 80 72 90
partisipasi
masyarakat
dalam kegiatan
demokrasi
2 Menurunnya % 39,47 33,33 84,43 39,47 39 100
penyakit
masyarakat

Rata-rata capaian kinerja sasaran 86,21 90

1. Angka partisipasi masyarakat dalam kegiatan Demokrasi


a. Penjelasan
Salah satu di antara elemen dan indikator yang paling mendasar dari
keberhasilan dan kualitas pelaksanaan penyelenggaraan pemilu yang
demokratis adalah adanya keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses
berjalannya tahapan-tahapan pemilu, khususnya dalam hal pengawasan atau
pemantauan proses pemilu. Peran dan partisipasi masyarakat sipil dalam
mengawasi atau memantau jalannya proses kontestasi demokrasi merupakan
hal yang sangat penting. Partisipasi bertujuan mendorong aktif kegiatan
demokrasi untuk semua proses kepemiluan. Kepentingan fokus partisipasi
menjadi indikator peningkatan kualitas demokrasi dan kehidupan politik
bangsa.Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang
untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan
memilih pimpinan negara dan secara langsung atau tidak langsung
memengaruhi kebijakan pemerintah (public policy). Kegiatan itu mencakup
tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


46
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

umum, mengadakan hubungan (contacting) atau lobbying dengan pejabat


pemerintah atau anggota parlemen, menjadi anggota partai atau salah satu
gerakan sosial dengan direct action-nya, dan sebagainya (Miriam Budiardjo:
Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia, 2008). Secara prinsipil, demokrasi
merupakan partisipasi seluruh rakyat dalam mengambil keputusan-keputusan
politik dan menjalankan pemerintahan. Keputusan politik yang dimaksud
adalah kesepakatan yang ditetapkan menjadi sebuah aturan yang akan
mengatur kehidupan seluruh rakyat itu sendiri. Keterlibatan atau partisipasi
rakyat adalah hal yang sangat mendasar dalam demokrasi, karena demokrasi
tidak hanya berkaitan dengan tujuan sebuah ketetapan yang dihasilkan oleh
suatu pemerintahan, tetapi juga berkaitan dengan seluruh proses dalam
membuat ketetapan itu sendiri. Demokrasi memberikan peluang yang luas
kepada rakyat untuk berpartisipasi secara efektif dalam proses pengambilan
keputusan yang menyangkut kebijakan publik serta persamaan bagi seluruh
warga negara dewasa untuk ikut menentukan agenda dan melakukan kontrol
terhadap pelaksanaan agenda yang telah diputuskan secara bersama. Dalam
konteks konstestasi demokrasi, partisipasi politik masyarakat dalam
pemantauan atau pengawasan pilkada dapat terwujud dalam dua bentuk. Yang
pertama, partisipasi formal yang dijalankan melalui organisasi-organisasi
pemantau pilkada atau pemilu yang yang concern terhadap isu-isu pemilu atau
memantau jalannya pemilu. Namun, organisasi-organisasi ini terakreditasi
sebagai pemantau di Komisi Pemilihan Umum (KPU) wilayah masing-masing
atau nasional (ke depan dalam pemilu serentak akreditasi pemantau pemilu
didapat dari Badan Pengawas Pemilu). Kedua, partisipasi politik masyarakat
yang ekstra formal. Mereka ini komunitas-komunitas, organisasi-organisasi,
sel-sel, dan sebutan lainnya yang gandrung terhadap politik, termasuk dalam
mengamati jalannya pelaksanaan pilkada maupun pemilihan legislatif dan
pemilu presiden, dengan memantau dan mengawasi pelanggaran-pelanggaran
dan kecurangan-kecurangan. Namun, mereka tidak terdaftar atau terakreditasi

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


47
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

di KPU wilayahnya. Partisipasi ekstra formal ini pada umumnya berbentuk


pernyataan publik dan pelaporan tentang penyimpangan atau pelanggaran
dalam proses-proses elektoral, yang meliputi pula penyampaian kritik serta
masukan kepada institusi penyelenggara pemilu. Dua bentuk partisipasi
masyarakat dalam konteks pemantauan proses pemilu tersebut, baik
partisipasi formal maupun ekstra formal, merupakan wujud dari kekuatan
masyarakat sipil. Selama tahap-tahap penyelenggaraan pemilu atau pemilihan
kepala daerah (pilkada), mereka telah memberikan kontribusi politik signifikan
dalam mengawal terselenggaranya kontestasi demokrasi yang efektif dan
efisien berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
Partisipasi masyarakat pada momen pemilu tidak hanya dilihat dari
tingginya angka pemilih yang hadir menggunakan hak suara di tempat
pemungutan suara. Namun, diukur dari tingkat kesadaran masyarakat serta
keterlibatan aktif dalam seluruh tahapan penyelenggaraan pemilu. Partisipasi
bertujuan mendorong aktif kegiatan demokrasi untuk semua proses
kepemiluan. Kepentingan fokus partisipasi menjadi indikator peningkatan
kualitas demokrasi dan kehidupan politik bangsa. Oleh karena itu, partisipasi
politik masyarakat, baik dalam bentuk formal maupun ekstra formal dalam ikut
serta mengawasi atau memantau jalannya penyelenggaraan pemilu, jangan
dipandang sebelah mata. Karena, eksistensinya dapat mencegah tindakan-
tindakan kontrademokrasi yang dapat mengoyak dan me ndegradasi loyalitas
rakyat terhadap sistem demokrasi diIndonesia.
Rumus cara menghitung indikator tersebut ialah jumlah Pemilih Resmi
sesuai DP4 dari KPU / Jumlah Pemilih (suara) yang Sah x 100 % dan keaktifan
masyarakat dalam berdemokrasi.
Dasar Hukum pelaksanaan terhadap indikator sasaran di atas ialah;
- Permendagri nomor 54 tahun 2010;
- Undang -Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara
Pemilihan umum.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


48
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

- Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota


Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.;
- Undang -Undang Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Undang
Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan
Walikota menjadi Undang-Undang. Peraturan.
- Surat Ketua KPU RI Nomor 155/KPU/V/2015 tanggal 6 April 2015, perihal
Pedoman Riset tentang Partisipasi Dalam Pemilu.
b. Analisa Peningkatan Kinerja
Jumlah DP4 ditetapkan sebesar 83.627 orang untuk Pilkada Gubernur/
Wagub Kep. Bangka Belitung pada tahun 2017. Tingkat Partisipasi pemilih
pada Pilkada Gubernur/Wakil Gubernur Kep. Bangka Belitung adalah 70.4 %
dengan suara pengguna hak pilih sebesar 58.689 suara dengan capaian
kinerja sebesar 88 %. Sehingga dapat dikatakan tingkat partisipasi pemilih
pada Tahun 2017 yakni sebesar 70.4 % . Hasil ini diperoleh pada Rapat
Pleno terbuka Rekapitulasi hasil penghitungan suara pada pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung 2017 di tingkat
KPU Belitung Timur pada tanggal 22 Februari 2017 bertempat di Rumah
Makan Fega. Adapun persiapan-persiapan yang telah dilaksanakan dalam
menghadapi PILKADA Gubernur/ Wagub Kep. Bangka Belitung. Yakni yang
bersifat Non Budgeter / tidak ada dalam Penganggaran Misalnya: Sosialisasi
kepada masyarakat melalui Pemberitahuan ke Tingkat Kecamatan , Desa,
dan RT. Memasang Spanduk tentang informasi Pilkada Gubernur/ Wagub
Kep. Bangka Belitung.
Pada tahun 2018 tingkat Partisipasi masyarakat pada momen pemilu
tidak hanya dilihat dari tingginya angka pemilih yang hadir menggunakan
hak suara di tempat pemungutan suara. Namun, diukur dari tingkat
kesadaran masyarakat serta keterlibatan aktif dalam seluruh tahapan
penyelenggaraan pemilu. Partisipasi bertujuan mendorong aktif kegiatan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


49
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

demokrasi untuk semua proses kepemiluan. Kepentingan fokus partisipasi


menjadi indikator peningkatan kualitas demokrasi dan kehidupan politik
bangsa. Dengan target 80% dapat terealisasi sebesar 72 % sehingga capaian
kinerja tahun 2018 sebesar 90%.
c. Solusi
Pemerintah Daerah melalui Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik telah
melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat dengan telah dianggarkannya
Kegiatan Sosialisasi Pelaksanaan Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif
pada tahun 2018 serta kegiatan-kegiatan pendukung lainnya.

2. Menurunnya penyakit masyarakat


Penyakit Masyarakat (PE-KAT) adalah perilaku menyimpang ataupun
penyimpangan sosial yang terjadi didalam masyarakat yang dapat
menimbulkan beragam bentuk dari penyakit – penyakit sosial. Penyakit sosial
merupakan segala perilaku dari masyarakat yang mana tidak sesuai dengan
norma dan nilai-nilai sosial yang ada serta berpengaruh pada kehidupan
masyarakat.
Berikut ini tabel pelanggaran ketertiban, ketentraman, keindahan (K3) pada
Kabupaten Belitung Timur.
Tahun Kasus
2014 13
2015 9
2016 15
2017 10
2018 39

PEKAT adalah perilaku menyimpang ataupun penyimpangan sosial yang terjada


didalam masyarakat yang dapat menimbulkan beragam bentuk dari penyakit –
penyakit sosial. Penyakit sosial merupakan segala perilaku dari masyarakat

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


50
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

yang mana tidak sesuai dengan norma dan nilai – nilai sosial yang ada serta
berpengaruh pada kehidupan masyarakat.
Dari tabel diatas, pelanggaran terhadap K3 paling banyak terjadi pada tahun
2018 yaitu sebanyak 39 kasus. Untuk tahun 2016 pelanggaran yang terjadi
sebanyak 15 kasus, sedangkan untuk tahun 2017 pelanggaran yang terjadi
sebanyak 10 kasus. Realisasi dihitung dengan menggunakan rumus
perhitungan: (jumlah kasus Pekat tahun sebelumnya-jumlah kasus pekat tahun
sekarang)/ jumlah kasus Pekat Tahun sebelumnya x 100%.
Pada tahun 2017, terjadi penurunan jumlah kasus yang signifikan, dari 15 kasus
di tahun 2016 menjadi 10 kasus di tahun 2017. Sebelum tahun 2016 belum ada
kegiatan yang mendukung program pembinaan PEKAT sehingga data belum
terinventarisir secara lengkap. Setelah dianggarkan dalam kegiatan di tahun
2016 untuk Penyakit Masyarakat (PE-KAT) sampai dengan tahun 2018
meningkatnya pelanggaran K3 yang dilaporkan/teridentifikasi dan kemudian
pelanggaran K3 tersebut terselesaikan oleh Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Belitung Timur yang bekerja sama dengan OPD yang terkait,
TNI/POLRI, dan Kejaksaan tercapai, dimana Anggaran yang digunakan untuk
kegiatan penertiban penyakit masyarakat (PEKAT) ini sebesar Rp.62.850.000,-
dan hanya terpakai sebesar Rp.11.373.000,- dengan 39 kasus yang
terselesaikan.

Analisis Pencapaian Sasaran 1.1.3. Terciptanya pengelolaan keuangan daerah


yang akuntabel

Tabel 3.2.3

No Indikator Satuan Tahun 2017 Tahun 2018

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


51
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Capaian Capaian
Kinerja Realisas Kinerja
Target Realisasi Target
Tahun i Tahun
2017(%) 2018 (%)
1 Opini BPK terhadap Opini WDP WDP 100 WDP WDP 100
Laporan Keuangan
2 Persentase temuan % 50 76,88 153,76 50 51,01 100
pemeriksaan BPK
yang telah
ditindaklanjuti
3 Persentase temuan % 50 63,54 127,08 50 48,69 97
pemeriksaan
Inspektorat yang
telahditindaklanjuti
4 Persentase serapan % 100 89,38 89,38 100 89,80 89,80
belanja daerah
Rata-rata capaian kinerja 117,55 96,7

1. Opini BPK terhadap Laporan Keuangan


Kinerja indikator ini sudah mencapai 100%, dimana realisasi telah mencapai
target yang ditetapkan yaitu Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Pemeriksaaan
dilakukan meliputi pengujian bukti-bukti yang mendukung angka-angka dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih didasarkan pada
pertimbangan professional pemeriksa, termasuk penilaian resiko salah yang
material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan
maupun kesalahan, dalam melakkukan penilaian resiko, Pemeriksa
mempertimbangkan pengendalian intern yang relevan dengan penyusunan dan
penyajian wajar laporan keuanngan Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
untuk merancang prosedur pemeriksaan yang tepat sesuai dengan kondisi yang
ada, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas efektivitas pengendalian
intern Pemerintah Kabupaten Belitung Timur. Pemeriksaan yang dilakukan BPK
juga mencakup evaluasi atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan
kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Belitung
Timur, serta evaluasi atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. BPK

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


52
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

yakin bahwa bukti pemeriksaan yang telah diperoleh adalah cukup dan tepat,
sebagai dasar untuk menyatakan opini Wajar Dengan Pengecualian.
Untuk mencapai opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang ditargetkan pada
tahun berikutnya, Pemerintah Kabupaten Belitung Timur telah melakukan
berbagai upaya untuk meningkatkan akuntabilitas keuangan, diantaranya
dengan melakukan perbaikan dokumen Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas dan
Laporan Perubahan Ekuitas untuk tahun berakhir pada tanggal tersebut serta
catatan atas Laporan Keuangan.

2. Persentase temuan pemeriksaan BPK yang telah ditindaklanjuti


a. Penjelasan
Berdasarkan rekonsiliasi dari Tim BPK RI pada tanggal 9 Januari 2018, selama
periode TA 2005 sampai dengan Semester II TA 2018 (per 31 Desember
2018), BPK telah melaksanakan 22 pemeriksaan tersebut, telah diterbitkan 22
laporan hasil pemeriksaan (LHP) dengan 592 rekomendasi senilai Rp.
64.269.837.263,03. Status pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil
pemeriksaan pada Pemerintah Kabupaten Belitung Timur sampai dengan 31
Desember 2018 adalah sebagai berikut :
1) Telah ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi sebanyak 302
rekomendasi senilai Rp. 52.871.605.947,63 atau sebesar 51,01%;
2) Belum sesuai dan dalam proses tindak lanjut sebanyak 210 rekomendasi
senilai Rp. 9.131.452.843,86 atau sebesar 35,47%;
3) Belum ditindaklanjuti sebanyak 80 rekomendasi senilai Rp.
2.266.778.471,54; atau 13,5%; dan
4) Tindak dapat ditindaklanjuti sebanyak nol rekomendasi.
Nilai penyerahan aset atau penyetoran uang ke kas negara/daerah atau
perusahaan negara/daerah per 31 Desember 2018 senilai Rp.
52.574.693.730,58.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


53
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

b. Analisis Kinerja
Hasil pemeriksaan BPK RI Perwakilan Propinsi Bangka Belitung terhadap
persentase temuan pemeriksaan BPK yang telah ditindaklanjuti mengalami
peningkatan dibanding tahun sebelumnya 45,18 mengalami kenaikan
sebesar 5,83 sehingga sampai dengan Tahun 2018 persentase temuan
pemeriksaan BPK yang ditindaklanjuti dan sesuai sebesar 51,01% .
c. Solusi
Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung Timur
dalam meningkatkan persentase temuan pemeriksaan BPK yang ditindak
lanjuti ini akan lebih fokus dalam penyelesaian tindak lanjut dengan
melakukan percepatn tindak lanjut ke OPD-OPD yang belum menindaklanuti
penyelesain dari Tahun 2005 s.d Tahun 2018, dan yang sudah
menindaklanjuti tapi belum sesuai sehingga tahun berikutnya
persentasenya bisa meningkat.

3. Persentase temuan pemeriksaan Inspektorat yang telah ditindaklanjuti


a. Penjelasan
Penyelesaian Tindak Lanjut TemuanPemeriksaan Inspektorat sampai dengan
Tahun 2018 yaitu sebesar 48,69%, kecilnya prosentase ini dikarenakan
adanya LHP yang baru selesai pada akhir Desember 2018, ditambah jumlah
temuan/rekomendasi tahun sebelumnya yang belum selesai
ditindaklanjuti/dalam proses, untuk tahun selanjutnya, Inspektorat
Kabupaten Belitung Timur akan lebih fokus untuk menyelesaiakan
tindaklanjut terhadap penyelesaian tindak lanjut terhadap hasil temuan
pemeriksaan ini (BPK dan Inspektorat).
b. Analisa Penurunan Kinerja
Hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Belitung Timur terhadap
persentase temuan pemeriksaan Inspektorat yang telah ditindaklanjuti
mengalami penurunan dibanding tahun ini dikarena jumlah temuan dan
jumlah rekomendasi bertambah sedangkan Laporan Hasil Pemriksaan baru

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


54
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

selsai pada akhir bulan Desember jadi belum selesai dilakukan tindaklanjut,
baru akan ditindaklanjuti pada Tahun ini.
c. Solusi
Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung Timur
dalam meningkatkan persentase temuan pemeriksaan Inspektorat yang
ditindak lanjuti ini akan lebih fokus dalam penyelesaian tindak lanjut dengan
melakukan percepatan tindak lanjut ke OPD-OPD yang belum
menindaklanjuti penyelesain rekomendasi sampai Tahun 2018, dan yang
sudah menindaklanjuti tapi belum sesuai sehingga tahun berikutnya
persentasenya bisa meningkat.

4. Persentase serapan belanja daerah


a. Penjelasan
Perencanaan merupakan unsur penting di dalam proses berjalannya suatu
pemerintahan. Perencanaan menentukan semua aktifitas yang perlu dan akan
dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Untuk
merealisasikan perencanaan dibutuhkan anggaran. Anggaran merupakan
cetak biru untuk gambaran, tindakan dan formalitas dari proses perencanaan
(Dharma Negara, 2010). Sebagaimana hasil laporan direktorat jenderal
perimbangan keuangan (2013), bahwa besar kecilnya tingkat penyerapan
belanja daerah dalam mendanai pelayanan publik sangat dipengaruhi oleh
proses perencanaan anggaran.
b. Analisis Kinerja
Pada tahun 2018 terdapat kenaikan persentase pencapaian penyerapan
belanja sebesar 0,46% dari tahun 2017. Hal ini dapat terjadi diantaranya
karena beberapa faktor antara lain:
a) Sinkronisasi bidang perencanaan dan pelaksanaan anggaran yang mulai
dapat bersinergi;
b) Peran monev dan koordinasi yang meningkat;
c) Masih lemahnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia;

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


55
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

d) Penentuan waktu memasukkan dokumen pengadaan barang dan jasa


diakhir triwulan pertama.
Dari kenaikan sebesar 0,46% dari tahun sebelumnya dirasa masih belum
mencapai target maksimal, karena belum mendekati pencapaian realisasi
penyerapan belanja daerah 100%, dimana target pada tahun 2018 yaitu Rp
908.308.443.631,65 dengan realisasi serapan belanja daerah mencapai Rp
815.705.531.387,94 atau sebesar 89,80% seperti yang terlihat pada tabel di
bawah ini
Tabel 1.1.1-1
Serapan belanja daerah
Uraian 2017 2018
Anggaran Belanja Rp 794.561.200.345,8 Rp 908.308.443.631,65
Realisasi Rp 710.108.786.448,86 Rp 815.705.531.387,94
Persentase 89,38 % 89,90 %
Sumber data : Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Kab. Beltim

Dari table di atas terlihat adanya kenaikan anggaran dari Rp 794.561.200.345,8,


pada tahun 2018 menjadi Rp 908.308.443.631,65. Kenaikan realisasi dari tahun
2017 sebesar Rp 710.108.786.448,86 menjadi sebesar Rp 815.705.531.387,94.
Kenaikan tersebut diatas cerminan atas komitmen bersama yang terintegrasi
dalam birokrasi.
Adapun dalam hal capaian persentase realisasi serapan belanja yang belum
mencapai maksimal mendekati 100%, maka ke depan diharapkan :
a. setiap OPD harus berupaya memberikan perhatian serius terhadap serapan
anggaran;
b. terus menerus memperbaiki perencanaan anggaran dari mulai penyusunan
RKA sampai dengan penetapan APBD;
c. pelaksanaan anggaran yang telah ditentukan tepat waktu dan mengacu
pada DPA serta anggaran kas yang telah ditetapkan;
d. penentuan waktu proses pengadaan barang dan jasa diawal tahun anggaran
dan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


56
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

e. meningkatkan SDM bidang perencanaan dan keuangan dengan cara


mendukung pelatihan/bimbingan teknis bagi para pegawai secara berkala
dan up to date pada setiap OPD;
f. meningkatkan terciptanya lingkungan birokrasi yang kondusif;
g. meningkatkan peran koordinasi dan monitoring dan evaluasi (monev).

Analisis Pencapaian Sasaran 1.1.4. Meningkatnya Pelayanan Publik

Tabel 3.2.4

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
No Indikator Satuan Realis Kinerja Reali Kinerja
Target Target
asi Tahun sasi Tahun
2017 (%) 2018 (%)
1 Persentase OPD Persent 100 100 100 100 90,47 90,47
dengan IKM baik ase

Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat dilaksanakan dengan mengacu pada


Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap
Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Survei Kepuasan Masyarakat Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2018 dilaksanakan pada beberapa OPD/unit layanan
langsung penyelenggara layanan publik pada 14 unsur layanan , yaitu :
1. Prosedur Pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang dilihat dari
kesederhanaan, dan kejelasan alur pelayanan;
2. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis ataupun administrasi yang
diperlukan untuk memproses suatu pelayanan;
3. Kejelasan Petugas Pelayanan, yaitu kepastian petugas yang memberikan
pelayanan (nama, jabatan, kewenangan dan tanggung jawab);

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


57
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

4. Kedisiplinan Petugas, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan


pelayanan terutama konsistensi waktu pelayanan;
5. Tanggung Jawab Petugas Pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung
jawab petugas penyelenggara;
6. Kemampuan Petugas Pelayanan, yaitu tingkat keahlian petugas dalam
melayani ataupun menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat;
7. Kecepatan Pelayanan, yaitu target waktu penyelesaian yang telah ditentukan
unit penyelenggara pelayanan;
8. Keadilan Mendapatkan Pelayanan, yaitu pelayanan yang tidak membedakan
kepentingan, golongan maupun status masyarakat;
9. Kesopanan dan Keramahan Petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas secara
ramah dan sopan serta menghormati dan menghargai masyarakat;
10. Kewajaran Biaya Pelayanan, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk suatu jenis
pelayanan harus terjangkau dan tidak memberatkan masyarakat;
11. Kepastian Biaya Pelayanan, yaitu kepastian biaya yang dikeluarkan dengan
biaya yang telah ditetapkan;
12. Kepastian Jadwal Pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai
dengan ketentuan yang dilaksanakan;
13. Kenyamanan Lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana yang bersih dan
nyaman terhadap penerima layanan;
14. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan di unit
penyelenggara pelayanan sehingga pengguna layanan tidak merasa was-was.
Pelaksanaan Survei dilakukan dengan dua teknik yaitu teknik wawancara dan
teknik pengisisan quisioner dengan jumlah responden yang ditentukan berdasarkan
table Kratjie & Morgan. Dari hasil survei yang dilakukan penghitungan dan
penilaian dengan interval sebagaimana tabel kategori mutu layanan dibawah ini :
Tabel 3.2.4-1
Tabel Kategori Mutu Layanan

Nilai Interval Nilai Interval Mutu Kinerja Unit


IKM Konversi IKM Pelayanan Pelayanan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


58
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

1,00-1,75 25,00-43,75 D Tidak Baik


1,76-2,50 43,76-62,50 C Kurang Baik
2,51-3,25 62,51-81,25 B Baik
3,26-4,00 81,26-100 A Sangat Baik

Dibawah ini adalah daftar nilai indeks kepuasan masyarakat yang rata-ratanya
minimal bernilai Baik “B”.

Tabel 3.2.4-1
Daftar Organisasi Perangkat Daerah yang melaksanakan
Survei Kepuasan Masyarakat tahun 2018

NILAI INDEKS TAHUN NILAI INDEKS THN


NO OPD/UNIT KERJA OBJEK SKM 2017 2018
NILAI MUTU NILAI MUTU
Dinas Kesehatan,
Pengendalian Unit Layanan Kesehatan
1.
Penduduk dan Masyarakat
Keluarga Berencana
Unit layanan rawat jalan,
RSUD 81,22 B (Baik) 77,36 B (Baik)
unit layanan rawat inap
Unit layanan apotik, unit
Puskesmas layanan balai
77,87 B (Baik) 80,75 B (Baik)
Manggar pemeriksaan, unit layanan
laboratorium
Unit layanan apotik, unit
Puskesmas layanan balai
72,57 B (Baik) 76,84 B (Baik)
Mengkubang pemeriksaan, unit layanan
laboratorium
Unit layanan apotik, unit
Puskesmas layanan balai
78,25 B (Baik) 78,15 B (Baik)
Gantung pemeriksaan, unit layanan
laboratorium
Unit layanan apotik, unit
layanan balai
Puskesmas
pemeriksaan, unit layanan 81,03 B (Baik) 81,00 B (Baik)
Kampit
laboratorium, unit layanan
UGD
Unit layanan apotik, unit
A
Puskesmas layanan balai
80,75 B (Baik) 82,06 (Sangat
Simpang Pesak pemeriksaan, unit layanan
Baik)
laboratorium
Unit layanan apotik, unit
Puskesmas
layanan balai
Simpang - - 80,75 B (Baik)
pemeriksaan, unit layanan
Renggiang
laboratorium
Unit layanan apotik, unit
Puskesmas
layanan balai - - 78,80 B (Baik)
Dendang
pemeriksaan, unit layanan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


59
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

laboratorium

Unit Paten (pelayanan A A


Kantor Kecamatan
2 administrasi terpadu 85,13 “Sangat 86,06 (Sangat
Dendang
kecamatan) Baik” Baik)
Kantor unit Paten (pelayanan
B
3 KecamatanSimpang administrasi terpadu 80,85 79,68 B (Baik)
“Baik”
Renggiang kecamatan)
Kantor Unit Paten (pelayanan A
4 KecamatanSimpang administrasi terpadu 79,25 B 81,35 (Sangat
Pesak kecamatan) “Baik” Baik)
Unit Paten (pelayanan A
Kantor B
5 administrasi terpadu 77,69 81,93 (Sangat
KecamatanGantung “Baik”
kecamatan) Baik)
Unit Paten (pelayanan A
Kantor B
6 administrasi terpadu 76,98 90,00 (Sangat
KecamatanDamar “Baik”
kecamatan) Baik)
Unit Paten (pelayanan A
Kantor
7 administrasi terpadu - - 81,26 (Sangat
KecamatanManggar
kecamatan) Baik)
Unit Paten (pelayanan
Kantor
8 administrasi terpadu - - 79,38 B (Baik)
KecamatanKampit
kecamatan)
A A
Dinas Kependudukan Pelayanan Administrasi
9 83,75 “Sangat 83,88 (Sangat
dan Pencatatan Sipil Kependudukan
Baik” Baik)
A A
Unit Pelayanan Pengujian
10 Dinas Perhubungan 83,18 “Sangat 83,51 (Sangat
Kendaraan Bermotor
Baik” Baik)
Dinas Penanaman
A
Modal, Pelayanan Pelayanan Perizinan dan B
11 76,70 85,71 (Sangat
Terpadu Satu Pintu non Perizinan “Baik”
Baik)
dan Perdagangan

Pelayanan bagi B
12 Dinas Pendidikan 71,92 - -
stakeholder “Baik”
Dinas Tenaga Kerja,
13 Koperasi, Usaha Kecil - - 77,64 B (Baik)
dan Menengah
Satuan Polisi Pamong
14 - - - -
Praja

Nilai Rata-Rata IKM OPD Kab.Belitung Timur 73 B (Baik)

a. Penjelasan
Pada tabel di atas, sejumlah 21 unit pelayanan publik dari 14 OPD yang memiliki
pelayanan langsung yang menjadi target pengukuran kepuasan masyarakat.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


60
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Namun masih terdapat 2 (dua) OPD yang belum melakukan survey kepuasan
masyarakat, yaitu Dinas Pendidikan dan Satuan Polisi Pamong Praja, sehingga hal
ini berpengaruh pada nilai rata-rata IKM OPD Kab. Belitung Timur.Sedangkan jika
dilihat dari IKM pada OPD yang melakukan survey kepuasan masyarakat, terdapat
9 (sembilan) unit yang memiliki IKM dengan grade A (Sangat Baik) dan 10
(sepuluh) unit dengan IKM grade B (Baik), sehingga rata-rata IKM pada grade B
atau Baik.
b. Analisis Kinerja
Secara persentase mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Hal ini
disebabkan antara lain :
- Adanya perubahan IKU sehingga pada sasaran ini mengalami perubahan OPD
yang ditargetkan.
- adanya OPD sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Bupati no 28
tahun 2017 yang tidak melaksanakan pengukuran kepuasan masyarakat.
- Kurangnya komitmen dari OPD penyelenggara pelayanan publik langsung
untuk mengukur kepuasan masyarakat terhadap layanannya.
Dalam pelaksanaan survei ini masih terdapat kendala yang sangat mempengaruhi
nilai survey, yaitu sebagian masyarakat kurang antusias terhadap pelaksanaan
survey ini sehingga cenderung keberatan untuk menjawab atau mengisi form isian
survey yang disampaikan oleh petugas, dan permasalahan berikutnya masyarakat
cenderung takut untuk menyampaikan jawaban yang sebenarnya tentang 14
unsur dalam pengukuran kepuasan masyarakat tersebut.
Namun demikian, secara survey keseluruhan terdapat beberapa OPD yang
mengalami peningkatan indeks kepuasan masyarakat dari grade B atau “Baik”
pada tahun 2017 menjadi grade A atau “Sangat Baik” di tahun 2018, yaitu antara
lain :
1) Kantor Camat Simpang Pesak
2) Kantor Camat Gantung
3) Kantor Camat Damar

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


61
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

4) Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan


Kemudian selain itu terdapat beberapa OPD yang pada tahun sebelumnya tidak
melaksanakan survey kepuasan, namun pada tahun 2018 sudah melaksanakan
survey, yaitu :
1) Kantor Kecamatan Kelapa Kampit
2) Kantor Kecamatan Manggar
3) Puskesmas Simpang Renggiang
4) Puskesmas Dendang
5) Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
c. Solusi
Untuk langkah selanjutnya, akan terus dilakukan sosialisasi kepada masyarakat
sebagai bagian dari program edukasi masyarakat agar senantiasa kritis terhadap
pelayanan yang telah diterima,selain itu juga dilakukan pembinaan kepada OPD
yang memiliki unit pelayanan publik langsung kepada masyarakat agar terus
memperbaiki kualitas pelayanannya sesuai yang sudah dijanjikan.

Analisis Pencapaian Sasaran 1.1.5 Meningkatnya penataan, pembinaan dan


penegakan hukum serta demokrasi yang adil dan bermartabat dengan
kepastian hukum seluruh peraturan perundang- undangan dilevel daerah

Tabel 3.2.5

Tahun 2017 Tahun 2018

Satu Capaian Capaian


No Indikator Kinerja Kinerja
an Target Realisasi Target Realisasi
Tahun Tahun
2017 (%) 2018 (%)
1 Penurunan % 38,89 22 143,43 38,89 36,84 100
pelanggaran perda

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


62
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Indikator ini adalah termasuk indikator negatif, dimana semakin kecil realisasi maka
semakin baik kinerjanya. Pada tahun 2017 dimana jumlah Peraturan Daerah yang
dikawal oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Belitung Timur sebanyak 18
Peraturan Daerah, dan pada tahun 2018 jumlah Peraturan Daerah yang dikawal
oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Belitung Timur sebanyak 19 Peraturan
Daerah.
Pada tahun 2017 dimana target yang ditetapkan yaitu maksimal terjadi
pelanggaran sebanyak 38,89 % dari jumlah Peraturan Daerah yang dikawal, yaitu
sebanyak 7 Peraturan Daerah yang dilanggar, namun setelah dilaksanakan program
dan kegiatan yang mendukung indikator ini yaitudilaksanakannya program
pemeliharaan kantrantibnas dan Pencegahan dan pencegahan tindak kriminal dan
kegiatan Pencegahan dan Penertiban Masyarakat (PEKAT) serta Pelanggaran
Peraturan Daerah, Aksi Penindakan Kantrantibnas dalam penindak lanjutan unit
layanan pengaduan masyarakat, kerjasama dengan instansi terkait (TNI, POLRI dan
Kejaksaan), maka pada tahun 2017 hanya terjadi pelanggaran pada 4 (empat)
Peraturan Daerah yang dikawal oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Belitung Timur.
Di tahun 2018 yang terjadi adalah pelanggaran sebanyak 38,89% dari 19
Peraturan Daerah yang dikawal oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Belitung Timur yaitu adanya 7 Peraturan Daerah yang dilanggar.
Keadaan tersebut dikarenakan saat ini Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Belitung Timur hanya dapat melakukan tindakan non Yustisi. Untuk melakukan
penindakan atas Pelanggaran Peraturan Daerah diperlukan Pegawai Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Sementara di Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Belitung Timur ada 3 (tiga) orang PPNS namun belum bisa melakukan penindakan
dikarenakan 1 (satu) orang PPNS belum dilantik ulang dari Kemenkumham
dikarenakan pernah bertugas di OPD lain dan 1 (satu) orang tidak memenuhi
ketentuan dan syarat pendidikan tentang pengangkatan PPNS.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


63
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Analisis Pencapaian Sasaran 1.1.6. Meningkatnya perencanaan, pelaksanaan


dan pengawasan pembangunan dengan memberikan ruang untuk partisipasi
masyarakat dan swasta

Tabel 3.2.6

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
No Indikator Satuan Kinerja Realis Kinerja
Target Realisasi Target
Tahun asi Tahun
2016 (%) 2017 (%)
1 Persentase usulan % >60 35,07 58,45 >60 68,14 100
masyarakat yang
diakomodir dalam
perencanaan
pembangunan
2 Persentase kehadiran % 100 100 100 100 100 100
kelompok masyarakat
dalam proses
perencanaan
3 Jumlah stakeholders stakehol 9 9 100 9 9 100
yang menyampaikan der
usulan
Rata-rata capaian kinerja 86,15 100

Analisis capaian masing-masing indikator pada sasaran ini dijabarkan sebagai berikut:
1. Persentase usulan masyarakat yang diakomodir dalam perencanaan
pembangunan
a. Penjelasan
Terlibatnya masyarakat dalam pembangunan sudah tentu mutlak adanya,
sehingga partisipasi yang diberikan secara tidak langsung memberi
peningkatan kapasitas program yang akan dilaksanakan maupun bagi
masyarakat itu sendiri. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat
dilihat melalui usulan yang disampaikan pada rencana pembangunan
kecamatan dan pelaksanaan forum perangkat daerah yang nantinya akan
dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Pada tahun 2018
jumlah usulan yang masuk melalui sistem aplikasi e-planning sebanyak 995

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


64
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

usulan masyarakat sedangkan usulan yang diakomodir sebanyak 678 usulan


sehingga terealisasi sebesar 68,14 %. Sedangkan pada tahun 2017 dari 958
usulan terakomodir sebanyak 336 usulan atau terealisasi sebesar 35,07%.
b. Analisa Peningkatan Kinerja
Meningkatnya usulan masyarakat dalam perencanaan Pembangunan
merupakan suatu bentuk antusiasme dan partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan. Sementara usulan yang diakomodir pada tahun 2018
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2017. Meningkatnya usulan yang
diakomodir menunjukkan semakin banyaknya usulan yang telah selaras
dengan skala prioritas daerah. Selain itu, penggunaan sistem aplikasi e-
planning pada proses perencanaan pembangunan dapat mempermudah dan
mendukung transparansi penyusunan program/kegiatan di daerah.
c. Solusi
Agar usulan dapat diakomodir tentunya memperhatikan prioritas daerah dan
juga kemampuan anggaran pemerintah daerah serta kebutuhan masyarakat itu
sendiri. Sehingga usulan yang akan disampaikan tidak berada diluar jalur yang
telah ditetapkan dalam skala prioritas daerah yang menjadi pedoman dalam
penyusunan rencana kerja pemerintah daerah dan tentunya di dukung oleh
kemampuan keuangan daerah dalam mewujudkan pelaksanaan suatu
program/kegiatan.

2. Persentase kehadiran kelompok masyarakat dalam proses perencanaan


a. Penjelasan
Salah satu pendekatan dalam perencanaan pembangunan daerah dilakukan
dengan menggunakan pendekatan partisipasif. Pendekatan partisipatif
dilakukan dengan melibatkan semua elemen masyarakat dan stakeholders
dalam perencanaan pembangunan melalui kegiatan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang). Musrenbang merupakan wahana publik yang
penting untuk membawa stakeholder memahami isu dan permasalahan daerah

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


65
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

untuk mencapai kesepakatan atas prioritas pembangunan dan pemecahan


berbagai masalah pembangunan daerah. Pada pelaksanaan musrenbang
kabupaten terdapat 9 kelompok yang diundang dan berpartisipasi dalam proses
perencanaan meliputi DPRD, Instansi Vertikal, LSM, BUMD, Pemerintahan Desa,
Pemerintahan Kecamatan, Pengusaha/Swasta, Organisasi masyarakat (Asosiasi-
asosiasi yang berada di Belitung Timur, Organisasai kepemudaan,keagamaan,
profesi, dll) dan Perbankan sehingga terealisasi 100%.
b. Analisis Kinerja
Pada prinsipnya Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) merupakan
sistem yang melibatkan berbagai kelompok kepentingan atas proses
pembangunan yang akan dilakukan pemerintah daerah. Capaian indikator
kinerja Persentase kehadiran kelompok masyarakat dalam proses perencanaan
yang dapat dilihat pada pelaksanaan musrenbang pada tahun 2017 dan 2018
terealisasi 100% yang artinya kelompok masyarakat yang diundang turut dapat
mengikuti pelaksanaan kegiatan tersebut sebagai wujud partisipasi dalam
perencanaan pembangunan.
c. Solusi
Pencapaian kinerja di atas harus senantiasa dilakukan, hal tersebut dikarenakan
pelaksanaan musrenbang dilakukan setiap tahun dalam menyusun rencana
pembangunan daerah.

3. Jumlah stakeholders yang menyampaikan usulan


a. Penjelasan
Indikator ini diukur berdasarkan jumlah stakeholder yang menyampaikan usulan
melalui pelaksanaan musrenbang yang merupakan forum antar pemangku
kepentingan dalam rangka penyusunan rencana pembangunan daerah. Usulan-
usulan yang disampaikan bukan hanya usulan program, dapat juga berupa
masukan atau saran terhadap pemecahan permasalahan daerah dalam proses
pembangunan. Jumlah stakeholder yang menyampaikan usulan dan ikut berperan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


66
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

aktif dalam pelaksanaan musrenbang terdiri dari 9 (sembilan) unsur meliputi


DPRD, Instansi Vertikal, LSM, BUMD, Pemerintahan Desa, Pemerintahan
Kecamatan, Pengusaha/Swasta, Organisasi masyarakat dan Perbankan sehingga
realisasinya 100%.
b. Analisis Kinerja
Capaian realisasi Jumlah stakeholder yang menyampaikan usulan pada tahun
2017 dan 2018 tercapai 100% sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dengan
adanya usulan, saran maupun pendapat yang diberikan oleh stakeholder pada
pelaksanaan musrenbang diharapkan mampu menghasilkan perencanaan
pembangunan yang dengan memperhatikan usulan prioritas masyarakat dan
diselaraskan dengan prioritas daerah sehingga tercipta harmonisasi perencanaan
pembangunan dan bukan formalitas saja.
c. Solusi
Pencapaain Kinerja ini menjadi agenda rutin setiap tahun dalam penyusunan
rencana kerja pemerintah daerah, sehingga proses perencanaan harus semakin
baik terutamanya terkait usulan yang diajukan yang diharapkan sejalan dengan
program prioritas daerah dan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

Analisis Pencapaian Sasaran 1.1.7. Berkembangnya Tata Kelola Pemerintahan


Berbasis E-Government

Tabel 3.2.7

Tahun 2017 Capaian Tahun 2018 Capaian


Kinerja Kinerja
No Indikator Sasaran Satuan
Tahun Tahun
Target Realisasi 2017 (%) Target Realisasi 2018 (%)
Jumlah OPD yang
1 menerapkan e- OPD 31 31 100 32 32 100
Gov

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


67
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Jumlah aplikasi
2 Aplikasi 3 3 100 2 2 100
yang terintegrasi

Rata-rata capaian kinerja 100 100

Berikut analisis capaian kinerja untuk masing-masing indikator pada sasaran ini :
1. Jumlah OPD yang menerapkan e-Gov
Indikator ini diukur dari OPD yang sudah menggunakan aplikasi e-Gov dalam
pelaksanaan tugas fungsinya. Untuk infrastruktur jaringan, pada tahun 2016 dan
2017 semua OPD sudah terkoneksi jaringan e-government. Pada tahun 2018,
semua OPD sudah menggunakan aplikasi e-Gov antara lain aplikasi SIMDA
Keuangan, e-planning dan sistem absensi terintegrasi. Sedangkan untuk OPD yang
sudah mempunyai aplikasi e-Gov diantara:

No. Nama OPD Aplikasi e-Gov

1 Dinas Pendidikan  SIPANDA

2 Dinas Perhubungan  SIM PKB


 SIDA MENTEL
 SIKAPALAN
3 Dinas Komunikasi dan Informatika  REPOPANDA
 SIMAPDA
 SISEKSI
4 Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu  SICANTIK
Pintu dan Perdagangan  OSS
5 Dinas Pertanian dan Pangan  e-proposal Kementrian
Pertanian
 e-monev DAK
Pertanian

6 Dinas Administrasi Kependudukan dan Pencatatan  Aplikasi Arsip Digital


Sipil

7 Dinas Perikanan  SIKD (Sistem Informasi


Kearsipan Dinamis)
 Aplikasi PUPI
 Program Aplikasi
Pengolahan dan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


68
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Pemasaran Hasil
Perikanan
8 Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan  Sistem Pelayanan
Menengah Perpanjangan Izin
Mempekerjakan
Tenaga Kerja Asing
(IMTA)
9 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata  Website DISBUDPAR
Belitung Timur
10 Dinas Perpustakaan  Bidang Perpustakaan
(INSLITE)
11 Badan Keuangan Daerah  SIMDA (Keuangan,
Pendapatan, BMD)
 SIPESPA
 Sistem Informasi Pajak
Bumi dan Bangunan
(SIPBB)
 SIMCLOUD
12 Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian  e-Doc
dan Pengembangan Daerah  e-Planning
 SIKEREN (Sistem
Informasi Kendali
Renstra)
 e-monev (Sistem
Informasi Monitoring
dan Evaluasi Kinerja
Pembangunan)
13 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan  Sistem Informasi
Daerah Kepegawaian Daerah
(SIKDA)
14 Dinas Kesehatan (RSUD Belitung Timur)  Billing System

b. Analisis Kinerja
Indikator kinerja ini pada Tahun 2018 dan 2017 tercapai 100%. Faktor
yang mendorong tercapainya target kinerja yaitu komitmen dari semua OPD
untuk menerapkan e-government dalam rangka pelaksanaan tugas agar efektif
dan efisien. Selain itu, juga adanya dorongan dari Pemerintah Pusat untuk lebih
transparan dalam penyelenggaraan pemerintahan melalui penilaian SPBE
(Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik). Sedangkan faktor yang

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


69
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

menghambat yaitu masih adanya kendala untuk mengintegrasikan berbagai


aplikasi e-gov yang ada.
c. Solusi
Seiring dengan era keterbukaan informasi, setiap OPD didorong untuk
menerapkan e-Gov dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Selain itu,
antar aplikasi yang berkaitan juga terus diupayakan agar saling terkoneksi
sehingga dapat meningkatkan nilai akuntabilitas kinerja Pemerintah Daerah.
Dinas Komunikasi dan Informatika selaku leading sector di bidang informatika
berupaya memfasilitasi setiap OPD yang ingin menerapkan e- Gov melalui
penyediaan Sumber Daya Manusia, infrastrutur dan aplikasi. Ke depannya,
semua aplikasi e-gov yang ada diharapkan dapat terintegrasi.

2. Jumlah aplikasi yang terintegrasi


a. Penjelasan
Indikator kinerja ini diukur dari jumlah aplikasi yang terintegrasi baik itu
dengan sistem di Pemkab maupun sistem di Pemerintah pusat/provinsi.
Pencapaian kinerja pada sasaran ini untuk tahun 2018 tercapai 100,00%
kategori AA dan dapat dijelaskan bahwa Jumlah aplikasi yang terintegrasi
memiliki target 2 aplikasi dan dapat direalisasikan sebanyak 2 aplikasi sehingga
capaian kinerja sebesar 100 %. Aplikasi yang terintegrasi yaitu aplikasi JDIH
yang terintegrasi dengan JDIH Nasional dan Simda cloud (khususnya untuk
penyusunan anggaran).

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


70
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Sumber JDIH Nasional

Gambar Tampilan Simda Cloud Kabupaten Belitung Timur

b. Analisis Kinerja

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


71
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Dalam pelaksanaan kinerja sasaran tahun 2018 capaian kinerja sudah tercapai
karena adanya kesadaran dari OPD pelaksana untuk meningkatkan pelayanannya
melalui sistem informasi dan didukung oleh Dinas Komunikasi dan Informatika
dalam hal IT dan perangkat serta dorongan dari Pemerintah Pusat melalui regulasi
sehingga target indikator dapat tercapai. Manfaat dari aplikasi yang terintegrasi ini
diharapkan dapat mempermudah birokrasi dan bisa diakses lebih leluasa.
c. Solusi
Untuk peningkatan pencapaian kinerja diatas, setiap OPD yang berkaitan dengan
pelayanan publik harus terus didorong untuk menggunakan dan mengembangkan
sistem informasi yang terintegrasi. Hal ini sebagai salah satu upaya mencegah
korupsi. Selain itu, OPD juga harus menentukan SOP, memahami dan melaksanakan
SOP tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan ini diharapkan dapat
menambah poin pada penilaian reformasi birokrasi yang dilaksanakan Kementerian
PAN dan RB.

Analisis Pencapaian Sasaran 2.1.1. Memperlancar akses dari dan ke kecamatan


terjauh dari ibukota kabupaten serta mendorong percepatan dan peningkatan
kualitas layanan di kawasan perdesaan

Tabel 3.2.8

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
No Indikator Satuan Kinerja Kinerja
Target Realisasi Target Realisasi
Tahun Tahun
2017 (%) 2018 (%)
1 Panjang jalan Km 84,13 78,10 92,83 86,26 70,10 81,27
kabupaten dalam
kondisi baik
2 Persentase jumlah Km 100 100 100 100 100 100
jembatan kondisi
baik
Rata-rata capaian kinerja 96,41 90,63

Berikut adalah analisis pencapaian kinerja dari masing-masing indikator:

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


72
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

1. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik


a. Penjelasan
Kondisi pelayanan mantap, tidak mantap,dan kritis di defenisikan sebagai
berikut:
− Kondisi Pelayanan Mantap
Kondisi pelayanan sejak konstruksi masih baru sampai dengan kondisi
pelayanan pada batas kemampuan(atau akhir umur rencana), dengan
penurunan nilai kemantapan wajar seperti yang diperhitungkan.Yang
termasuk dalam kondisi ini adalah jalan dengan kondisi baik dan sedang.
− Kondisi Pelayanan Tidak mantap
Kondisi pelayanan berada diantara batas kemantapan sampai dengan
batas kritis .Termasuk dalam kondisi ini adalah jalan dalam kondisi rusak
atau kurang baik.
− Kondisi Kritis
Kondisi pelayanan dengan nilai kemantapan mulai dari batas kekritisan
sampai dengan tidak terukur lagi, dimana kondisi tersebut menyebabkan
kapasitas jalan menurun.Termasuk dalam kondisi ini adalah jalan dengan
kondisi rusak berat karena belum ada penanganan.
Persentase target panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ditentukan
berdasarkan perbandingan panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik
sedang dengan total jalan kabupaten, Realisasi capaian kinerja persentase
panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik pada tahun 2017 sebesar 78,10
%, terealisasi sebesar 92,83 % dari target yang ditetapkan pada tahun 2017
sebesar 84,13%.Pada tahun 2018 realisasi capaian kinerja persentase panjang
jalan kabupaten dalam kondisi baik sebesar 81,27%, terealisasi sebesar 70,10
% dari target yang ditetapkan pada tahun 2018 sebesar 86,26 %.

Cara Perhitungan Panjang Jalan Kabupaten dalam Kondisi Baik:

𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑖𝑘 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔


𝑥 100
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


73
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

b. Analisis Peningkatan Kinerja


Kondisi perkerasan jalan akan mengalami penurunan tingkat pelayanan seiring
dengan berjalannya waktu. Menurunnya tingkat pelayanan jalan ditandai
dengan timbulnya kerusakan pada struktur lapisan perkerasan jalan dan
apabila dibiarkan dalam jangka waktu yang lama maka akan dapat
memperburuk kondisi lapisan perkerasan sehingga dapat mempengaruhi
keamanan, kenyamanan, dan kelancaran dalam berlalu lintas. Untuk
mempertahankan kondisi jalan perlu dilakukan
program pemeliharaan dan rehabilitasi jalan. Dalam hal ini penurunan kondisi
jalan bisa dikarenakan umur pakai jalan lebih pendek dari umur perencanaan
jalan atau umur rencana jalan yang telah dilewati.Penurunan ini diantaranya
terjadi pada ruas dalam kota Manggar, dalam kota Gantung dan dalam kota
Kelapa kampit, Manggar – tg .modong-Gantung dan Lilangan-Trans UPT II
Lilangan yaitu ± - 37,40 km yang merupakan selisih dengan jalan kondisi
sedang di ruas jalan tersebut .
Pada tahun 2018 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam hal ini
Bidang Bina Marga melaksanakan kegiatan berupa
pembangunan/peningkatan, pemeliharaan berkala jalan sepanjang ± 30,46 km
(tabel 3), serta pemeliharaan rutin.
Ditinjau dari biaya dan nilai pekerjaan, jenis pemeliharaan jalan dibedakan
atas: pekerjaan berat, pemeliharaan berkala, pemeliharaan rutin,penyangga
dan pekerjaan darurat, masing-masing akan diuraikan sebagai berikut:
a. Pekerjaan Berat
− Pembangunan baru umumnya terdiri atas pekerjaan untuk
meningkatkan jalan tanah atau jalan setapak agar dapat dilintasi oleh
kendaraan roda empat sesuai dengan standar minimalnya.
− Peningkatan jalan yaitu meningkatkan standar pelayanan dari jalan
yang ada berupa membuat lapisan menjadi lebih halus, menambah

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


74
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

lapisan struktur lain guna memperkuat struktur perkerasannya atau


memperlebar lapisan perkerasan yang ada.
− Rehabilitasi jalan Pekerjaan ini dilaksanakan bila pekerjaan
pemeliharaan secara tetap dan seharusnya dilaksanakan tersebut
diabaikan atau pemeliharaan berkala/pelapisan ulang terlalu lama
ditunda sehingga keadaan lapisan semakin memburuk.yang termasuk
dalam kategori ini adalah perbaikan terhadap kerusakan lapisan
permukaan seperti lubang dan kerusakan structural seperti amblas,
asalkan kerusakan tersebut kurang dari 15-20% dari seluruh perkerasan
yang biasanya.
b. Pemeliharaan Berkala
Yaitu pekerjaan perbaikan dengan frekuensi yang direncanakan dalam satu
tahun atau lebih pada suatu lokasi, seperti pengaspalan atau pelapisan
ulang permukaan jalan beraspal berkala dan pengkerikilan ulang jalan
kerikil serta pekerjaan drainase.Pekerjaan ini dilakukan untuk jalan dengan
kondisi sedang.
c. Pemeliharaan Rutin
Adalah pekerjaan ringan dan pekerjaan rutin umum, yang dilaksanakan
pada jangka waktu teratur dalam setahun.Pekerjaan ini dilakukan untuk
jalan yang kondisinya baik yang tersebar dalam suatu jaringan jalan.Jenis
pekerjaan ini antara lain berupa penambalan lapis permukaan dan
pemotongan rumput.
Tabel 2
Realisasi kegiatan peningkatan jalan kabupaten Tahun 2018

No Uraian km
Pembangunan/Peningkatan Jalan Kabupaten dalam
1 4,32
Kecamatan Manggar
Peningkatan Struktur Kapasitas Jalan dan Jembatan
2 1,86
Dalam Kecamatan Manggar
Pembangunan/Peningkatan Jalan Kabupaten dalam
3 4,96
Kecamatan Damar

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


75
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Pembangunan/Peningkatan Jalan Kabupaten dalam


4 1,2
Kec. Kelapa Kampit
Peningkatan Struktur Kapasitas Jalan Dan Jembatan
5 2,37
Dalam Kecamatan Kelapa Kampit
Pembangunan/Peningkatan Jalan Kabupaten dalam
6 2,27
Kec. Dendang
Pembangunan / Peningkatan Jalan Kabupaten
7 2,22
dalam Kecamatan Simpang Pesak
Pembangunan/Peningkatan Jalan Kabupaten Dalam
8 2,93
Kec. Gantung
Peningkatan Struktur Kapasitas Jalan dan Jembatan
9 2
Dalam Kecamatan Gantung
Pemeliharaan Berkala Jalan dan jembatan Dalam
10 5,53
Kec. Gantung
Pemeliharaan Berkala Jalan dan jembatan Dalam
11 0,8
Kota Manggar
Total 30,46

Kerusakan jalan yang terjadi di beberapa ruas jalan menimbulkan kerugian


yang sangat besar terutama bagi pengguna jalan seperti waktu tempuh yang
lama, kemacetan, kecelakaan, dan lain-lain. Secara umum penyebab
kerusakan jalan ada berbagai sebab yaitu umur rencana jalan yang telah
dilewati, genangan air pada permukaan jalan yang tidak dapat mengalir
akibat drainase yang kurang baik, beban lalu lintas berulang yang berlebihan
(overloaded) yang menyebabkan umur pakai jalan lebih pendek dari
perencanaan. Perencanaan yang tidak tepat, pengawasan yang kurang baik
dan pelaksanaan yang tidak sesuai dengan rencana yang ada, selain itu
minimnya biaya pemeliharaan, keterlambatan prioritas penanganan yang
kurang tepat juga menjadi penyebabnya. Hal ini perlu diperhatikan agar tidak
terjadi penurunan kualitas jalan akibat kerusakan permukaan jalan.
Tabel 3
Kondisi jalan kabupaten (km)

TAHUN
URAIAN
2017 2018
Total Panjang Jalan Kabupaten/Kota 480,88 480,88
Panjang Jalan Kabupaten dalam
355,73 218,52
Kondisi Baik
Panjang Jalan Kabupaten dalam 19,84 118,6

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


76
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Kondisi Sedang
Panjang Jalan Kabupaten dalam
21,14 65,17
Kondisi Rusak Ringan
Panjang Jalan Kabupaten dalam
84,17 78,59
Kondisi Rusak Berat

Gambar 1
Kondisi Jalan Kabupaten Di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2017 – 2018

Kondisi Jalan Kabupaten Tahun 2017 dan 2018


400
350
300
250
km

200
150
100
2018
50
0 2017
Panjang Jalan Panjang Jalan Panjang Jalan Panjang Jalan
Kabupaten dalam Kabupaten dalam Kabupaten dalam Kabupaten dalam
Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Rusak Kondisi Rusak Berat
Ringan
Kondisi Jalan

Gambar 2
Kenaikan dan Penurun Kondisi Jalan Tahun 2018

Kondisi Jalan Kabupaten Tahun 2018


150

100

50
Kenaikan dan
Penurunan Kondisi
0
Jalan Kabupaten Tahun
-137,21 98,76 44,03 -5,58 2018
-50

-100

-150

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


77
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Jalan yang yang selesai dibangun dan dioperasikan akan akan mengalami penurunan
kondisi sesuai dengan bertambahnya umur sehingga pada saatnya jalan tersebut tidak
bisa berfungsi dengan baik lagi sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas.
Beberapa perbedaan diantara pembangunan dan pemeliharaan jalan dapat
ditunjukkan pada tabel 5. Dibandingkan dengan pembangunan , permasalahan dalam
pemeliharaan jaringan jalan lebih rumit dan kompleks.

Tabel.4
Perbedaan Kegiatan Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan

c. Solusi
Disamping pembangunan jalan baru, pengawasan dan pemeliharaan
terhadap jalan-jalan yang sudah ada harus tetap dilaksanakan terus menerus
agar jangan mengalami kerusakan sebelum umur rencana yang
diperhitungkan tercapai.
Diperlukan penanganan lebih lanjut melalui peningkatan jalan, pemeliharan
berkala jalan pada kondisi sedang dan pemeliharaan rutin pada kondisi baik.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan strategi
kegiatan pemeliharaan suatu ruas jalan, antara lain:
− Kerusakan(Jenis, Keparahan, Luas, Penyebaran)
− Lalu Lintas
− Cuaca(terutama curah hujan)
− Umur sisa perkerasan
− Ketersediaan sumber daya

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


78
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

2. Persentase Jumlah Jembatan Kondisi Baik


a. Penjelasan
Sebelum menentukan perlu tidaknya dilakukan suatu tindakan guna
pemeliharaan dan perbaikan secara berkala maka dilakukan suatu proses
pengumpulan data fisikdan kondisi struktur jembatan. Hasil pemeriksaan
digunakan untuk merencanakan program pemeliharaan, rehabilitasi,
perkuatan dan penggantian jembatan dengan maksud meyakinkan bahwa
jembatan berfungsi dalam keadaan aman bagi pengguna jalan di samping
untuk menjaga nilai investasi jembatan tersebut.
b. Analisa Kinerja
Pada tahun 2018 Jumlah jembatan kondisi baik dikabupaten Belitung Timur
adalah 36 jembatan dari 36 jembatan kabupaten yang ada di kabupaten
Belitung Timur. Dari ke 36 jumlah jembatan hanya 13 jembatan yang
kondisinya rusak ringan( kerusakan sangat sedikit) yaitu kerusakan yang dapat
diperbaiki melalui pemeliharaan rutin, dan tidak berdampak pada keamanan
atau fungsi jembatan.
Tabel 5
Kriteria Kondisi Jembatan

Sumber:BMS,Dirjend Bina Marga Dep.PU,1993

c. Solusi

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


79
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Selalu melakukan preservasi jembatan yaitu upaya mempertahankan suatu


struktur jembatan dari penurunan kualitas atau kerusakan, melalui kegiatan
pemeliharaan rutin, berkala, rehabilitasi (perbaikan dan perkuatan) untuk
mempertahankan dan mengembalikan fungsi jembatan.
Penanganan kerusakan ringan, yaitu:
1. Pemeliharaan permukaan jalan yaitu Lapisan permukaan yang berlubang,
kasar, atau retak dan lapisan permukaan yang licin.
2. Tanah timbunan yang retak atau menggembung
3. Permukaan trotoar/kerb yang licin
4. Kerusakan ringan siar muai yaitu Siar muai yang tidak sama tinggi dan
Siar muai yang rusak/terlepas.
5. Kerusakan rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan yaitu rambu-rambu
lalu-lintas dan marka jalan usang dan hilangnya material rambu lalu-
lintas dan marka jalan.

Analisis Pencapaian Sasaran 2.1.2. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Masyarakat

Tabel 3.2.9

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
No Indikator Satuan Kinerja Kinerja
Target Realisasi Target Realisasi
Tahun Tahun
2017 (%) 2018 (%)
1 Akses sanitasi % 75 62,88 83,84 80 81,02 100
masyarakat
2 Pengurangan Ha 10 6,29 62,88 20 26,12 100
kawasan kumuh
3 Akses air bersih % 87,72 87,84 100,14 93,66 83,89 89,57
masyarakat
4 Presentase % 80 74,39 92,99 83 73,57 88,64
penduduk
berakses air
minum

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


80
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Rata-rata capaian kinerja 84,93 94,55

1. Akses sanitasi masyarakat


a. Penjelasan
Akses sanitasi masyarakat tahun 2018 mencapai 101,28 % dengan realisasi
81,02 % atau 100.531 jiwa dari target 80 % atau 99.263 jiwa. Sedangkan
capaian akses sanitasi masyarakat tahun 2017 mencapai 62,88 %, dimana
75.339 jiwa dari total 119.261 jiwa penduduk Kab. Belitung Timur telah
terlayani sistem air limbah yang memadai.
Data pada tahun 2018 merupakan data sanitasi total berbasis masyarakat
yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana tahun 2018. Data ini di dapat dari sanitarian yang ada di setiap
kecamatan.Jumlah angka penduduk yang mendapat akses sanitasi
merupakan perkalian jumlah kk dengan rata-rata jumlah penduduk.

Tabel 2
Laporan kemajuan Akses Sanitasi Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

KK Total
No Kecamatan Jiwa KK
JSP JSSP Sharing KK Jiwa*
01 KEC. MANGGAR 38.943 12.716 9.768 911 216 10.895 32.032
02 KEC. GANTUNG 27.402 8.922 5.108 1.494 61 6.663 20.718
03 KEC. DENDANG 10.423 3.365 1.931 531 491 2.953 9.513
04 KEC. KELAPA KAMPIT 18.695 6.268 3.685 814 30 4.529 13.416
05 KEC. DAMAR 12.899 4.350 3.198 424 205 3.827 11.321
06 KEC. SIMPANG RENGGIANG 7.343 2.595 1.559 309 201 2.069 6.102
07 KEC. SIMPANG PESAK 8.374 2.757 2.097 18 - 2.115 7.429
JUMLAH 124.079 40.973 27.346 4.501 1.204 33.051 100.531
*merupakan hasil perkalian jumlah KK dengan rata-rata jumlah penduduk/KK)
Data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Jamban Sehat Permanen(JSP)
2. Jamban Sehat Semi permanen(JSSP)

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


81
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

3. Sharing/Numpang
4. Masih Buang Air Besar Sembarangan(BABS)

Penilaian akses sanitasi masyarakat bersumber dari laporan kemajuan akses


sanitasi kabupaten Belitung Timur data STBM dari Dinas Kesehatan Pengendalian
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. sasaran Penyediaan Sanitasi
adalah meningkatnya kualitas layanan sanitasi (airlimbah, persampahan dan
drainase) permukiman.berdasarkan tugas dan fungsi pada dinas Pekerjaan Umum
dan Penataa Ruang, maka untuk layanan drainase belum dapat disajikan
dikarenakan belum tersedianya data jumlah penduduk yang rumahnya terlayani
sistem drainase.
Pada laporan kinerja tahun 2017 ini data yang disajikan adalah saluran drainase
yang telah dibangun oleh bidang cipta karya sampai dengan tahun 2018 adalah
119.720,33 m yang tersebar di kabupaten Belitung Timur.
b. Analisa Peningkatan Kinerja
Meningkatnya akses sanitasi masyarakat pada tahun 2018 % dari tahun
2017(berdasarkan jumlah kk dan jumlah penduduk yang mendapat akses jamban
sampai dengan tahun 2018) hal ini dikarenakan pada tahun 2018ada kegiatan
yang dibiayai dengan Dana Alokasi Khusus yaitu pembangunan tangki septik
komunal di dua lokasi dan pembangunan IPAL Komunal di tiga belas lokasi namun
yang terealisasi hanya 2 lokasi pembangunan tangki septik komunal yang
dilaksanakan di desa Gantung kec.Gantung dan desa Baru kec.Manggar , serta 3
lokasi Pembangunan IPAL Komunal di Desa Baru Kec Manggar, desa Gantung dan
desa Lilangan Kec.Gantung. Tidak dilaksanakannya pembangunan IPAL Komunal
ini lebih dikarenakan ketidak siapan dari penerima kegiatan ini.
Lambatnya peningkatan akses sanitasi melalui pendekatan pembangunan sanitasi
berbasis kontruksi dan subsidi serta rendahnya tingkat pemahaman masyarakat
untuk menjadikan sanitasi sebagai kebutuhan , memicu reformasi pendekatan
pembangunan sanitasi khususnya di perdesaan yaitu pendekatan pembangunan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


82
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

sanitasi selain dari pendekatan berbasis subsidi dan kontruksi juga berbasis
partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
c. Solusi
Perlunya sosialisasi kepada masyarakat akan ketersedian sistem sanitasi yang
berkualitas, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan masyarakat.Sosialisasi ini dilanjutkan dengan
melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemanfaatan dan pengolahan IPAL Komunal.

2. Pengurangan kawasan kumuh


a. Penjelasan
Indikator Pengurangan Kawasan Kumuh diketahui dengan menghitung luasan
permukiman kumuh yang belum tertangani dibagi terhadap jumlah luasan
permukiman kumuh yang ditetapkan. Formulasi perhitungan terhadap indikator
Pengurangan Kawasan Kumuh ditampilkan pada box berikut.
Luasan Permukiman Kumuh
RasioPengurangan = Belum Tertangani X 100%
Kawasan Kumuh Jumlah Luasan Permukiman
Kumuh Ditetapkan

Referensi yang diacu dari Pengurangan Kawasan Kumuh adalah Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Ri Nomor 02/PRT/M/2016 tentang Peningkatan Kualitas
Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh didefinisikan kriteria
kekumuhan dapat ditinjau dari:
 Bangunan Gedung
 Jalan lingkungan
 Penyediaan Air Minum
 Drainase Lingkungan
 Pengelolaan Air Limbah

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


83
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

 Pengelolaan Persampahan dan


 Proteksi Kebakaran.
Untuk mengurangi kriteria kekumuhan tersebut terdapat 3(tiga) pola penanganan
yaitu 1) pemugaran, 2) peremajaan dan 3) pemukiman kembali, yang direncanakan
dengan mempertimbangkan tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh.
b. Analisis Kinerja
Basis data luasan kawasan kumuh tahun 2018 mengalami perubahan melalui Surat
Keputusan Bupati Belitung Timur Nomor 188.45-400 Tahun 2018 tentang Lokasi
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Belitung Timur dengan
luas 55,78 hektar. Pada proses perhitungannya kawasan kumuh yang telah
diselesaikan pada tahun 2017 dikeluarkan dari daftar, selain itu wilayah-wilayah
yang teridentifikasi bukan kumuh juga dikeluarkan dari daftar. Sebaran luas Lokasi
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh ditampilkan pada tabel dibawah ini.
LOKASI PERUMAHAN KUMUH DAN
NO SATUAN 2014* 2018**
PERMUKIMAN KUMUH
1 Desa Baru Kecamatan Manggar Ha 37,95 28,90
2 Desa Lenggang Kecamatan Gantung Ha 3,15 3,4
3 Desa Gantung Kecamatan Gantung Ha - 13,86
4 Desa Selinsing Kecamatan Gantung Ha 83,46 9,62
Kabupaten Belitung Timur Ha 124,56 55,78
Ket: * SK BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 188.45-609 Tahun 2014
** SK BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 188.45-400 Tahun 2018

Memperhatikan capaian pengurangan kumuh tahun 2017, maka target untuk


tahun 2018dengan asumsi optimis adalah seluas 20 ha.Selama tahun anggaran
2018 ada beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas
permukiman antara lain:
 Mengaktifkan Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (POKJA
PKP) Kabupaten Belitung Timur yang dalam aktifitasnya telah melakukan kaji
ulang atas luasan kawasan kumuh kabupaten dan menyusun rencana aksi
penanganannya.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


84
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

 Fokus penanganan permukiman kumuh Desa Baru melalui pola penanganan


permukiman kembali dan pola penanganan pemugaran. Pola penanganan
pemukiman kembali dilaksanakan dengan merelokasi 106 keluarga ke
perumahan khusus nelayan yang telah terbangun dengan APBN TA.2016. Pola
penanganan pemugaran mengacu pada Rencana Penataan Lingkungan
Permukiman (RPLP) Desa Baru Tahun 2017-2021 yang di inisiasi oleh program
Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Kementerian PUPR bersama-sama dengan
pemerintah daerah Kab. Belitung Timur melalui POKJA PKP serta pemerintah
Desa Baru dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Mandiri Baru.
 Fokus untuk penanganan permukiman kumuh Desa Selinsing melalui pola
penanganan pemukiman kembali dan pola penanganan pemugaran.Pada pola
penanganan pemukiman kembali, pelaksanaan pembangunan perumahan
khusus belum dapat terlaksana karena usulan pembiayaan dari APBN tidak
diperoleh. Sedangkan pada pola penanganan pemugaran, telah disusun
dokumen perencanaan Penataan Perumahan Suku Sawang Gantung.
 Fokus untuk penanganan permukiman kumuh Desa Gantung, melalui Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dilaksanakan penataan
lingkungan permukiman melalui peningkatan kualitas drainase permukiman dan
peningkatan jalan lingkungan perumahan. Selain itu, berdasarkan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah bahwa penanganan
kawasan permukiman kumuh dengan luas 10 ha sampai dengan 15 ha
merupakan kewenangan provinsi, maka penanganan kawasan kumuh di Desa
Gantung diusulkan sebagai kawasan prioritas provinsi.
 Fokus penanganan permukiman kumuh Desa Lenggang masih berada pada fase
perencanaan.
LOKASI PERUMAHAN KUMUH DAN
NO SATUAN DITETAPKAN TERTANGANI
PERMUKIMAN KUMUH
1 Desa Baru Kecamatan Manggar Hektar 28,90 26,12
2 Desa Lenggang Kecamatan Gantung Hektar 3,4 0

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


85
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

3 Desa Gantung Kecamatan Gantung Hektar 13,86 0


4 Desa Selinsing Kecamatan Gantung Hektar 9,62 0
Kawasan Kumuh Kabupaten Hektar 55,78 26,12

Upaya yang telah dilakukan tersebut diatas ditujukan untuk mengurangi 7(tujuh)
kriteria kekumuhan sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR
Nomor.02/PRT/M/2016.Pengukuran 7(tujuh) kriteria kekumuhan yang terdiri dari
banyak variabel yang digunakan, sehingga pengukuran belum selesai dilaksanakan
yang berakibat luasan permukiman kumuh yang belum tertangani belum dapat
dihitung dengan baik.
c. Solusi
Kendala dalam upaya untuk penanganan kawasan permukiman kumuh tahun 2018
antara lain:
 Rencana pembangunan rumah khusus untuk penduduk Suku Sawang Gantung
Desa Selinsing yang dibiayai oleh APBN tidak dapat terlaksana pada tahun 2018
karena terdapat dokumen pendukung yang disyaratkan Kementerian PUPR
belum dapat disediakan pada akhir waktu yang ditentukan. Upaya yang
dilakukan untuk mengatasi kondisi iniadalah melengkapi dokumen yang
diperlukan dan diusulkan kembali melalui APBN tahun 2020. Opsi lain yang
diupayakan adalah pembangunan rumah khusus melalui pembiayaan dari APBD
provinsi.
 Penanganan permukiman kumuh Desa Lenggang terkendala pada kepemilikan
lahan, sehingga pola penanganan yang tepat adalah pemukiman kembali.
Tantangan untuk pemukiman kembali yang perlu diantisipasi adalah penyiapan
sarana prasarana pendukung penunjang ekonomi karena mayoritas penduduk
adalah nelayan. Selain itu pembangunan lokasi relokasi untuk pemukiman
kembali saat ini masih diprioritaskan untuk relokasi Suku Sawang Gantung.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


86
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

3. Akses air bersih masyarakat


a. Penjelasan
Penyediaan air bersih di Indonesia dijamin dalam Pasal 33 UUD 1945 ayat (3) yang
berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Lebih lanjut lagi, kebijakan tersebut dipertegas dalam UU No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah bahwa pemenuhan air bersih bagi masyarakat
merupakan salah satu tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah
sebagai bagian dari pelayanan publik yang harus mereka lakukan.

Capaian kinerja untuk indikator Akses air bersih masyarakat di kabupaten Belitung
Timur tahun 2018 adalah 83,89 % atau 104.094 jiwa dari target 93,66 %
.Sedangkan pada tahun 2017 mencapai Capaian kinerja untuk indikator Akses air
bersih masyarakat tahun 2017 adalah 81,12 % atau 97.183jiwa dari target 87,72 %
atau 105.095 jiwa.

capaian ini berdasarkan pada jumlah penduduk(jiwa) yang mendapatkan akses air
bersih dari SPAM IKK, PDAM , hasil kegiatan PAMSIMAS tahun 2017 dan jaringan
non perpipaan (pengguna mata air terlindung, sumur pompa,sumur gali
penampungan air hujan dll).Angka jumlah penduduk(jiwa) yang mendapat akses
air bersih pada data PDAM merupakan perkalian antara jumlah rumah tangga
dikalikan dengan 3(rata-rata jumlah penduduk/kecamatan berdasarkan data
jumlah penduduk dan kepala keluarga pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil semester II tahun 2018).
Untuk capaian kinerja akses air bersih/air minum penduduk (Rumah Tangga) di
kabupaten Belitung Timur yaitu SPAM IKK melayani 7,33 %, PDAM melayani 10,32
% dan jaringan non perpipaan 65,40% dari 83,89 % capaian seluruhnya.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


87
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Tabel 3
Jumlah Penduduk yang Mendapat Akses Air Bersih Tahun 2018

Bukan Jaringan
SPAM
Perpipaan (Sumur
Jumlah Jumlah SPAM IKK PDAM Pedesaan/Pamsim Total
No Kecamatan Gali)/depot air
KK Penduduk as**
minum***
KK Jiwa KK Jiwa* KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa
01 KEC. MANGGAR 12.716 38.943 772 2.320 1.405 4.303 50 100 10.039 30.814 12.266 37.537
02 KEC. GANTUNG 8.922 27.402 887 4.315 5.090 8.909 5.977 13.224
03 KEC. DENDANG 3.365 10.423 170 520 1.764 6.891 1.934 7.411
KEC. KELAPA
04 6.268 18.695 1.049 4.191 5.157 14.021 6.206 18.212
KAMPIT
05 KEC. DAMAR 4.350 12.899 799 2.736 75 420 3.140 9.042 4.014 12.198
KEC. SIMPANG
06 2.595 7.343 431 1.724 1.926 5.535 2.357 7.259
RENGGIANG
KEC. SIMPANG
07 2.757 8.374 679 2.316 2.012 5.937 2.691 8.253
PESAK
JUMLAH 40.973 124.079 2.681 9.096 3.341 12.809 295 1.040 29.127 81.149 35.444 104.094
Sumber Data:Diolah dari PDAM Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018*
Sumber data:Hasil Kegiatan PAMSIMAS Tahun 2017**
Sumber Data:Diolah dari Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Tahun 2018

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


88
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

b. Analisa Peningkatan Kinerja


Peningkatan capaian ini diantaranya kenaikan jumlah pelanggan pada PDAM,
penambahan sambungan rumah pada SPAM IKK,hasil kegiatan PAMSIMAS pada
tahun 2017 dan data akses air bersih melalui non perpipaan .Angka akses air
bersih di kab.Belitung Timur ini diperkirakan lebih dari yang bisa ditampilkan oleh
Data pada tahun 2018 ini, terutama data akses air Bersih masyarakat yang
mendapat layanan dari SPAM Pedesaan.
c. Solusi
Inventarisasi informasi dan teknologi sumber daya air yang mendukung
ketersediaan dan kelayakan sumber air bersih untuk memenuhi target
perencanaan terhadap pemenuhan rasio akses air bersih masyarakat. Dengan
basis data yang baik diharapkan setiap pengajuan usulan kegiatan untuk
penyediaan air bersih masyarkat dapat diwujudkan.

4. Persentase penduduk berakses air minum


a. Penjelasan
Capaian kinerja untuk indikator Akses air minum masyarakat tahun 2018 adalah
73,57 % atau 91.285 jiwa dari target 83 % .Sedangkan pada tahun 2017 mencapai
74,39 % yang meliputi 89.122 jiwa dari 119.807 jiwa total penduduk kabupaten
Belitung Timur .capaian ini berdasarkan pada jumlah penduduk(jiwa) yang
mendapatkan akses air minum dari SPAM IKK ,PAMSIMAS dan jaringan non
perpipaan (pengguna mata air terlindung, sumur pompa,sumur gali penampungan
air hujan dll).
b. Analisis Kinerja
Berdasarkan jumlah penduduk yang terlayani akses air minum pada tahun 2018
meningkat dari 89.122 jiwa ditahun 2017 menjadi 91.285 jiwa di tahun
2018.Persentase capaian berdasarkan rencana target di tahun 2018 yaitu 803 %
baru terpenuhi 73,57 %.
Untuk memiliki akses terhadap sumber air minum layak hingga 100 persen
sangatlah sulit. Kondisi umum wilayah Kabupaten Belitung Timur memang

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


89
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

mempunyai kandungan kimia yang besar di dalam tanah, terutama dalam


kandungan air, karena wilayah Kabupaten Belitung Timur merupakan wilayah
pertambangan timah, sehingga sumber air yang dikelolah juga masih banyak
mengandung bahan kimia. Pemeriksaan terhadap kualitas air struktur kimiawi dari
sumber air yang digunakan, seperti silikat, besi, kalsium, magnesium, sodium,
potasium, bikarbonat, sulfat, chlorida, florida, nitrat, CaC0 3, kondisi pH air, dan
sebagainya.
Survey sosial ekonomi nasional (Susenas) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
adanyapeningkatan rumah tangga yang memiliki akses terhadap sumber air minum
layak di Indonesia. Pada 2012 hanya 65,05 persen rumah tangga memiliki akses
terhadap sumber air minum layak. Pada 2014, sebanyak 68,11 persen rumah
tangga punya akses tersebut. Angka ini naik lagi di 2017 menjadi 72,04 persen.
Tabel 4
Jumlah Penduduk yang Mendapat Akses Air Minum
Bukan Jaringan
Jumla SPAM Perpipaan
Jumlah h SPAM IKK Pedesaan/Pa (Sumur Total
No Kecamatan
KK Pendu msimas* Gali)/depot air
duk minum **
KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa
30.81 10.86
01 KEC. MANGGAR 12.716 38.943 772 2.320 50 100 10.039 33.234
4 1
02 KEC. GANTUNG 8.922 27.402 5.090 8.909 5.090 8.909
03 KEC. DENDANG 3.365 10.423 170 520 1.764 6.891 1.934 7.411
KEC. KELAPA 14.02
04 6.268 18.695 5.157 5.157 14.021
KAMPIT 1
05 KEC. DAMAR 4.350 12.899 799 2.736 75 420 3.140 9.042 4.014 12.198
KEC. SIMPANG
06 2.595 7.343 431 1.724 1.926 5.535 2.357 7.259
RENGGIANG
KEC. SIMPANG
07 2.757 8.374 679 2.316 2.012 5.937 2.691 8.253
PESAK
124.07 1.04 81.14 32.10
JUMLAH 40.973 2.681 9.096 295 29.127 91.285
9 0 9 3
Sumber data:Hasil Kegiatan PAMSIMAS Tahun 2017*
Sumber Data:Diolah dari Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Tahun 2018**

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


90
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

c. Solusi
1. Diperlukan inovasi untuk mengatasi masalah kelayakan air minum.Penyediaan
air minum sudah tidak bisa dikelola dengan mengambil air dari sungai,
mengolah, dan mendistribusikan kepada masyarakat dikarenakan menurunnya
kualitas dan kuantitas air sungai yang mengalami degradasi akan
menyebabkan biaya operasional akan lebih tinggi. Hal ini akan berimbas
dengan tingginya biaya yang dibebankan kepada konsumen.
2. Terbatasnya pembiayaan pengembangan infrastruktur SPAM melalui APBN
serta belum optimalnya pemanfaatan alternatif pembiayaan lainnya.Untuk itu
diharapkan BPPSPAM menfasilitasi pemerintah daerah dalam rangka
meningkatkan penyelenggaraan sistem penyediaan air minum yaitu
pemenuhan kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan yang dilaksanakan
badan usaha milik daerah seperti Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM) yang
diharapkan memberikan kontribusi yang besar terhadap pencapaian 100%
akses aman air minum.

Analisis Pencapaian Sasaran 2.2.1. Pembangunan infrastruktur kawasan


strategis
Tabel 3.2.10

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
Indikator Satuan Kinerja Kinerja
Target Realisasi Target Realisasi
Tahun 2017 Tahun 2018
(%) (%)
1 Kawasan strategis
kelautan dan
70 66,67 95,24 88,89 66,67 75
perikanan dengan
infrastruktur baik %
2 Kawasan Strategis
Pariwisata dengan 78 77,78 99,72 88,89 77,78 87,5
Infrastruktur baik %
Rata-rata capaian kinerja 97,48 81,25

Adapun penjelasan mengenai indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran


tersebut, sebagai berikut:

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


91
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

1. Kawasan strategis kelautan dan Perikanan dengan Infrastruktur Baik dan


Kawasan Strategis Pariwisata dengan Infrastruktur Baik
a.Penjelasan
Kawasan Strategis Cepat Tumbuh adalah merupakan bagian kawasan strategis
yang telah berkembang atau potensial untuk dikembangkan karena memiliki
keunggulan sumberdaya dan geografis yang dapat menggerakkan pertumbuhan
ekonomi wilayah sekitarnya.Berdasarkan peraturan Bupati Belitung Timur
Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kawasan Strategis dan Cepat Tumbuh
Kabupaten Belitung Timur telah ditetapkan Kawasan strategis kelautan dan
perikanan serta kawasan strategis pariwisata di tujuh kecamatan yang terdiri
dari Sembilan desa sebagai berikut:

1. Kawasan Strategis Kelautan dan Perikanan adalah


a. Kecamatan Manggar : Desa Bukulimau, Desa Baru, Desa Kurnia Jaya;
b. Kecamatan Gantung : Desa Lenggang;
c. Kecamatan Kelapa Kampit : Desa Mayang;
d. Kecamatan Simpang Renggiang : Desa Lintang;
e. Kecamatan Damar : Desa Burung Mandi;
f. Kecamatan Simpang Pesak : Desa Tanjung Batu Itam; dan
g. Kecamatan Dendang : Desa Dendang.

2. Kawasan Strategis Pariwisata adalah


a. Kecamatan Manggar : Desa Lalang, Desa Baru;
b. Kecamatan Gantung : Desa Lenggang;
c. Kecamatan Kelapa Kampit : Desa Senyubuk, Desa Mayang;
d. Kecamatan Simpang Renggiang : Desa Simpang Tiga;
e. Kecamatan Damar : Desa Burung Mandi;
f. Kecamatan Simpang Pesak : Desa Tanjung Kelumpang; dan
g. Kecamatan Dendang : Desa Balok.
b. Analisis Kinerja
Capaian indikator sasaran kawasan strategis kelautan dan perikanan pada
tahun 2018 sudah 66,67 % yang terdiri dari 6 desa yang memiliki infrastruktur
baik.Tiga desa dengan kondisi jalan yang belum baik adalah Desa Lintang yaitu
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
92
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

kurang lebih masih 2,3 km perlu dilakukan peningkatan jalan menuju pangkalan
Damar, Desa Tanjung Batu Itam ± 3,3 km akan selesai di tahun 2019 melalui
kegiatan Peningkatan Kapasitas Jalan kabupaten Ruas Jalan Limbungan-
Tg.BatuItam Di Kec.Gantung – Sp.Pesak yang bersumber dari DAK, sedangkan
desa Dendang di Semalar masih terhambat kawasan hutan lindung.

Tabel 3
Target dan realisasi kegiatan peningkatan jalan kabupaten
di kawasan strategis Kelautan dan Perikanan Tahun 2018

No Uraian Pekerjaan Target(km) Realisasi(km)

Peningkatan dan Pelebaran Jalan


Kabupaten Ruas Simpang Pesak--Tg.
1 4,28 3,67
Batu Air di Kec. Gantung - Simpang
Pesak
Peningkatan dan Pelebaran Jalan
2 Kabupaten Ruas Limbungan - Tg. Batu 4,00 3,30
Itam di Kec. Gantung - Simpang Pesak
Total 8,28 6,97

Berdasarkan Peraturan Daerah Kab.Belitung Timur Nomor 4 Tahun 2016 Tentang


Rencana Induk Pembangunan Pariwisata tahun 2016-2025 Bab VI pasal 18
rencana struktur perwilayahan pariwisata daerah pada huruf c adalah
meningkatkan kualitas jaringan jalan dan penyediaan angkutan umum yang
menghubungkan Kota Manggar, Kelapa Kampit, dan Pantai Punai, pusat-pusat
pelayanan pariwisata, serta menghubungkan kawasan strategis pariwisata dan
kawasan pengembangan pariwisata Daerah dan pasal 22 ayat 1 bahwa Rencana
KPPK Genting Apit dan sekitarnya meliputi:
a. tema primer adalah pariwisata petualangan alam;
b. tema sekunder adalah agrowisata;
c. cakupan wilayah kawasan pariwisata adalah Desa Simpang Tiga dan Desa
Renggiang di Kecamatan Simpang Renggiang;
d. daya tarik wisata primer antara lain flora dan fauna khas di Gunung Sepang,
Air Terjun Aik Ruak, flora fauna khas Sungai Lenggang di Desa Lintang,
perkebunan lada, muar madu, mitos Genting Apit; dan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


93
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

e. daya tarik wisata sekunder adalahAgrowisata Perkebunan Masyarakat,


Kampung Seni Bangek, Simpang Tige, Irigasi Bendungan Jepang dan areal
persawahan dan bangunan peninggalan Jepang.

Kawasan Pengembangan Pariwisata Kabupaten yang selanjutnya disingkat KPPK


adalah suatu ruang pariwisata yang mencakup luasan area tertentu
kabupatensebagai suatu kawasan dengan komponen Kepariwisataannya, serta
memiliki karakter atau tema produk wisata tertentu yang dominan dan melekat
kuat sebagai komponen pencitraan kawasan kabupaten tersebut.
Untuk capaian indikator sasaran kawasan strategis pariwisata pada tahun 2018
adalah 77,78 % yaitu terealisasi di tujuh desa.Dua desa dengan kondisi jalan yang
belum baik adalah desa Simpang Tiga yaitu menuju kawasan air terjun dan desa
Tanjung Kelumpang yang direncanakan akan dilaksanakan dalam tiga tahun
dengan anggaran yang bersumber dari DAK.
kondisi infrastruktur jalan di tahun 2018 di desa Simpang Tiga sudah ada
peningkatan yaitu jalan menuju wisata Gurok Tindong yang terealisasi 0,911 km
dan akan dilanjutkan kembali pada tahun 2019.

Tabel 3
Target dan realisasi kegiatan peningkatan jalan kabupaten
di kawasan strategis Pariwisata Tahun 2018

No Uraian Pekerjaan Target(km) Realisasi(km)


Pembangun/Peningkatan Jalan
1 Kabupaten dalam Kecamatan 1 0,911
Sp.Renggiang
Total 1 0,911

c. Solusi
Ada keterkaitan pengembangan sektor pariwisata dan pengembangan sektor
kelautan dan perikanan yaitu pengusahaan sumber daya kelautan berupa wisata
bahari sehingga harus mendapatkan dukungan pembangunan infrastruktur yang
baik untuk mendapatkan perhatian wisatawan.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


94
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Analisis Pencapaian Sasaran 2.2.2. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup

Tabel 3.2.11

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
No Indikator Satuan Kinerja Kinerja
Target Realisasi Tahun Target Realisasi Tahun
2017 2018
(%) (%)
1 Persentase Ruang % 15 14,59 97,27 20 9,49 47,45
Terbuka Hijau
(RTH)
2 Presentase luas % 10,30 28,20 273,78 98,85 99,12 100
permukiman yang
tertata dengan
baik
3 Presentase % 50 50,46 100 52 56,82 100
penanganan
sampah
Rata-rata capaian kinerja 99,09 82,48

1. Persentase Ruang Terbuka Hijau (RTH)


a. Penjelasan
Berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 "Ruang Terbuka Hijau
adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya
lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam”. Merujuk pada Lampiran II
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 01/PRT/M/2014 yaitu Petunjuk
Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
ruang berikut penjelasan dari Ruang Terbuka Hijau Publik:
Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik adalah penyediaan RTH yang
dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten yang
digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum. Dalam hal ini
ditargetkan terpenuhinya RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah
kota/kawasan perkotaan sampai akhir tahun rencana (RTR masing-masing
kabupaten/kota).
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
95
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Kawasan perkotaan, adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan


pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
 Ruang Lingkup
1. Indikator Penyediaan RTH Publik adalah persentase tersedianya luasan
RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah kota atau kawasan
perkotaan.
2. Sasaran Penyediaan RTH Publik adalah Meningkatnya ketersediaan
RTH.
3. Penyediaan RTH Publik adalah bentuk-bentuk perwujudan RTH publik
sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, termasuk melakukan tindakan-tindakan penyesuaian
apabila terdapat ketidaksesuaian antara pemanfaatan ruang dengan
rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
4. Tata cara penyediaan RTH Publik harus mengacu pada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan
Perkotaan.
5. Peraturan Daerah Kab.Belitung Timur Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau.

Cara perhitungan pencapaian target:

Keterangan:
- Pembilang : Jumlah Luasan RTH Publik yang tersedia di akhir tahun
pencapaian SPM adalah jumlah RTH publik yang tersedia di

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


96
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

wilayah kota atau kawasan perkotaan sampai akhir tahun


pencapaian SPM.

- Penyebut : Jumlah Luasan RTH Publik yang seharusnya tersedia di


wilayah kota atau kawasan perkotaan adalah luasan RTH
publik sesuai amanat UU 26/2007 yaitu 20% dari luas
wilayah kota/kawasan perkotaan.

Tabel 2
Data Ruang Terbuka HijauKawasan Perkotaan Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2018
LUAS
NO NAMA LOKASI KETERANGAN
(HA)
Depan Kantor Bupati / DPRD
1 Taman Bundaran Air Mancur 0,45
Kab. Beltim
Desa Padang ( Depan Hotel
2 Taman Kater 0,0378
Oasis )
3 Taman Beransai ( Segitiga ) Depan Kantor Camat Manggar 0,735
Taman Depan Rumah Makan Taman Kecil
4 Depan Rumah Makan Wena 0,011
Wena (Penunjang)
Taman Bantuan Bank Depan TK Negeri Pembina Taman Kecil
5 0,0033
Sumsel Manggar (Penunjang)
Depan Rumah Dinas Camat Taman Kecil
6 Taman I 0,0124
Manggar (Penunjang)
Taman Kecil
7 Taman II Depan Rumah Dinas Manggar 0,0042
(Penunjang)
Taman Kecil
8 Taman III Depan Rumah Dinas Manggar 0,0048
(Penunjang)
Taman Kecil
9 Taman IV Samping Terminal Manggar 0,0042
(Penunjang)
Taman Kecil
10 Taman STMJ Depan Puncak Manggar 0,0105
(Penunjang)
Taman Kecil
11 Taman Patung Nelayan Depan Puncak Manggar 0,008
(Penunjang)
12 Taman Samping Puncak Samping Puncak Manggar 0,2
Taman Kecil
13 Taman Pos Kota Depan Pos Lantas Manggar 0,008
(Penunjang)
Taman Kecil
14 Taman Pegadaian Depan Pegadaian Manggar 0,0065
(Penunjang)
Jln. Gajah Mada Dsn. Taruna
15 Taman Rusa 0,027
Mulya
Taman Depan Polsek Taman Kecil
16 Depan Rumah Makan Eka 0,007
Manggar (Penunjang)
Taman Kecil
17 Taman Depan RBT I Depan RBT Manggar 0,0108
(Penunjang)
Taman Kecil
18 Taman Depan RBT II Depan RBT Manggar 0,0102
(Penunjang)
Taman Kecil
19 Taman Depan RBT III Depan RBT Manggar 0,024
(Penunjang)
Taman Depan SMPN 4 Taman Kecil
20 Samping SMPN 4 Manggar 0,0068
Manggar (Penunjang)
Taman Kecil
21 Taman Base Camp Yonif I Samak Manggar 0,008
(Penunjang)
Taman Kecil
22 Taman Base Camp Yonif II Samak Manggar 0,003
(Penunjang)

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


97
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

LUAS
NO NAMA LOKASI KETERANGAN
(HA)
23 Taman Teropong Pantai Keramat Manggar 0,0345
Taman Depan DPPKAD Kab. Kompleks Perkantoran Terpadu
24 0,52
Belitung Timur Manggarawan
Jln. A. Yani Desa Selinsing Kec.
25 Taman Arwana Gantung 0,00935
Gantung
Taman Segitiga Kelapa
26 Desa Senyubuk 0,467
Kampit
Ruang Terbuka Publik Kawasan Pasar Lipat Kajang
27 0,03
Manggar Manggar
Jln. Sudirman Desa Lenggang
28 Pulau Gantong 0,96
Kec. Gantung
Jln. Sudirman Desa Lenggang
29 RTH Pasar Gantung 0,012
Kec. Gantung
Ruang Terbuka Publik
30 Pasar Gantung 0,036
Gantung
Ruang Terbuka Publik
31 Pasar Manggar 0,018
Manggar
32 Taman simpor depan BLHD Komplek Perkantoran 0,02

33 Tebat Gadong kec.Manggar 96,04


Taman Kehati dan Hutan
34 Kec.Manggar 27
Kota
JUMLAH 126,74

Tabel 18
Luas Ruang Terbuka Hijau yang Harusnya Tersedia

Luas Wilayah 20% RTH yang Harus


No Uraian
(ha) tersedia(ha)
1 Bagian wilayah perkotaan 1.699 339,80
Manggar
2 Bagian wilayah perkotaan Kelapa 1.684 336,80
Kampit
3 Bagian wilayah perkotaan 3.293 658,60
Gantung
Total 1.335,20

126,74
𝑆𝑃𝑀 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑅𝑇𝐻 𝑃𝑢𝑏𝑙𝑖𝑘 = 𝑥 100%
1.335,20
𝑆𝑃𝑀 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑅𝑇𝐻 𝑃𝑢𝑏𝑙𝑖𝑘 = 9,49 %

b. Analisa Peningkatan Kinerja


Penurunan Kinerja ini dikarenakan adanya penambahan wilayah perkotaan
yaitu bagian wilayah perkotaan Gantung sebesar 20% dari total wilayah
perkotaannya atau 658,60 ha.Persentase target pencapaian SPM Penyediaan
RTH Publik di tingkat kabupaten dan kota adalah 50% pada Tahun 2019. Hal
ini berarti bahwa pada tahun 2018, pemerintah daerah kabupaten Belitung
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
98
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Timur telah menyediakan RTH publik sebanyak 9,49 % atau hampir 50 % dari
seluruh luasan yang ditargetkan dalam perencanaannya dan target standar
pelayanan minimal yaitu 50% pada tahun 2019.
Kegiatan pada tahun 2018 masih sebatas pembangunan, peningkatan,
pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur ruang terbuka hijau.
Ketersediaan ruang terbuka hijau jika dilihat per wilayah perkotaan masih
jauh dari angka yang diharapkan terutama di kec.Gantung dan kec.Kelapa
kampit.Diperlukan perencanaan terutama penetapan lokasi ruang terbuka
hijau di dua kecamatan tersebut.
c. Solusi
Pembangunan ruang terbuka hijau harus menjadi komitmen dan agenda
pemerintah daerah, masyarakat dan pelaku usaha. Pembangunan ruang
terbuka hijau mencakup perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan dan
pengendalian ruang terbuka hijau. Dalam perencanaan dan
pelaksanaanya,rencana pembangunan ruang terbuka hijau publik
dilaksanakan berdasarkan tifologi kota, terdistribusi sesuai hierarki tingkat
pelayanan kota, peruntukan lahan, dan kebutuhan fungsi tertentu.
Ketentuan prosedur perencanaan RTH adalah sebagai berikut:
- penyediaan RTH harus disesuaikan dengan peruntukan yang telah
ditentukan dalam rencana tata ruang (RTRW Kota/RTR Kawasan
Perkotaan/RDTR Kota/RTR Kawasan Strategis Kota/Rencana Induk RTH)
yang ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat;
- penyediaan dan pemanfaatan RTH publik yang dilaksanakan oleh
pemerintah disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku;
tahapan penyediaan dan pemanfaatan RTH publik meliputi: perencanaan,
pengadaan lahan, perancangan teknik, pelaksanaan pembangunan RTH,
pemanfaatan dan pemeliharaan.

2. Persentase luas permukiman yang tertata dengan baik


a. Penjelasan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


99
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Indikator Persentase luas permukiman yang tertata dengan baik diketahui


dengan menghitung luas area permukiman yang telah tertata dibagi
terhadap jumlah luas area permukiman di Kabupaten Belitung Timur.
Formulasi perhitungan terhadap indikator Persentase permukiman yang
tertata dengan baik ditampilkan pada box berikut.

Persentase permukiman Luasan Area Permukiman Tertata


= X 100%
yang tertata dengan baik Jumlah Luas Area Permukiman

b. Analisis Kinerja
Pada tabel 3.2.11 Analisis Pencapaian Sasaran 2.2.2 Meningkatkan Kualitas
Lingkungan Hidup, realisasi untuk indikator mengalami peningkatan dari
28,20 persen di tahun 2017 menjadi 99,12 persen di tahun 2018.
Peningkatan yang signifikan ini disebabkan oleh pendekatan tehnik
perhitungan yang berbeda. Pada tahun 2017 karena keterbatasan data
dasar bidang perumahan dan kawasan permukiman, maka perhitungan
dilakukan dengan pendekatan menghitung persentase desa yang
telah/sedang memperoleh program penataan lingkungan perumahan dan
permukiman oleh OPD terkait.
Untuk tahun 2018 dalam upaya penajaman indikator kinerja untuk revisi
RPJMD diketahui bahwa luas area permukiman 3.358,39 ha berdasarkan
kajian penyusunan Dokumen Tata Ruang Tahun 2014. Sehingga untuk
perhitungan luasan areal permukiman tertata didekati dengan menghitung
luas area permukiman yang bukan kawasan kumuh. Pada tahun 2018 luas
kawasan kumuh adalah 29,66 ha sehingga luasan area permukiman tertata
adalah 3.328,73 ha. Jika pendekatan teknik perhitungan ini digunakan pada
pencapaian kinerja tahun 2017 maka perbandingan capai kinerja dapat

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


100
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

ditampilkan pada gambar dibawah ini

Jika dibandingkan dengan tahun 2017 persentase permukiman yang tertata


mengalami peningkatan sebanyak 2,64 persen dari 96,48 persen menjadi 99,12
persen di tahun 2018. Kenaikan yang signifikan ini dipengaruhi oleh pengurangan
kawasan kumuh yang terjadi di tahun 2018 sebesar 26,12 ha.
c. Solusi
Kendala dalam upaya untuk pencapaian target Persentase luas
permukiman yang tertata dengan baik tahun 2018 antara lain:
 Data dasar perumahan dan kawasan permukiman belum dilakukan
verifikasi dan validasi karena terbatasnya sumberdaya yang ada di
OPD. Verifikasi dan validasi diperlukan karena desa kesulitan dalam
memahami kuesioner yang diberikan sehingga data yang diterima
tidak sesuai harapan. Untuk mengatasi kondisi inidilakukan sosialisasi
di tingkat kecamatan dan desa tentang perencanaan dan pendataan
infrastruktur perumahan dan lingkungan permukiman. Selain itu
peningkatan pengetahuan/keterampilan tenaga fasilitator lapangan
untuk mendampingi desa dalam pendataan infrastruktur perumahan
dan lingkungan permukiman dilakukan secara bertahap melalui on the
job training.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


101
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

3. Persentase penanganan sampah


Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Sampah dan Kebersihan Lingkungan dimana Kepala Daerah
memiliki tugas untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan sampah dan
kebersihan dengan baik dan berwawasan lingkungan. Untuk mengukur
kinerja keberhasilan salah satunya dengan menetapkan indokator kinerja
utama dalam penanganan dan pengelolaan sampah di Kab. Belitung Timur.
Indikator Sasaran dalam penanganan sampah diperoleh dengan
menghitung volume sampah yang ditangani dibandingkan jumlah volume
timbunan sampah yang dihasilkan masyarakat selama setahun. Volume
timbunan sampah dihitung berdasarkan jumlah penduduk se Kab. Belitung
Timur sebanyak 124.079 jiwa dengan asumsi 0,4 Kg/Jiwa/Hari. Setelah
diperhitungkan didapatlah volume produksi sampah sebesar 54.894,89 M3
selama setahun, sebagaimana tabel produksi sampah di seluruh kecamatan
dibawah ini :
TABEL TIMBUNAN/VOLUME SAMPAH TAHUN 2018

NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK VOLUME TIMBUNAN


(JIWA) SAMPAH (M3/TAHUN)
1 38.943 17.229,12
MANGGAR
2 27.402 12.123,16
GANTUNG
3 18.695 8.271,02
KELAPA KAMPIT
4 12.899 5.706,76
DAMAR
5 10.423 4.611,33
DENDANG
S 6 SIMPANG PESAK
8.374 3.704,82
7 SIMPANG
e REN 7.343 3.248,68
GGI
d
ANG
a JUMLAH 124.079 54.894,89

ngkan volume sampah yang ditangani adalah jumlah volume sampah yang
terangkut ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) dengan menggunakan
armada pengangkut sampah baik menggunakan Dump Truck pengangkut
sampah maupun Kendaraan Roda Tiga dari Tempat Penampungan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


102
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Sementara (TPS) yang tersebar diseluruh wilayah Kab. Belitung Timur


maupun yang diangkut dari rumah penduduk selama satu tahun.
Realisasi Capaian Indikator penanganan sampah pada Tahun 2017
sebesar 50,46 % dan pada Tahun 2018 ditargetkan pencapaian sebesar 52
%. Pada prinsipnya Dinas Lingkungan Hidup Kab.Belitung Timur
berkeinginan pencapaian target penanganan sampah mencapai angka 90%,
namun dikarenakan saat ini Dinas Lingkungan Hidup Kab. Belitung Timur
melalui Bidang Persampahan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan baru
mampu melayani dan mengoperasional pengangkutan sampah di wilayah
kecamatan Manggar, Gantung, Damar dan Kelapa Kampit. Faktor lain yang
menyebabkan rendahnya dalam penetapan target penanganan sampah
dapat diuraikan sebagai berikut :
 Perilaku buang sampah sembarangan yang masih dilakukan oleh
masyarakat;
 Kurangnya Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang tersebar
merata di pemukiman penduduk;
 Keterbatasan sarana dan prasarana pengangkut sampah diantaranya
mobil pengangkut sampah (berumur lebih dari 10 tahun) dan motor
roda tiga yang sudah tidak layak pakai;
 Keterbatasan Jumlah personil petugas kebersihan.

Untuk lebih jelasnya komposisi sarana dan prasarana untuk pengelolaan


sampah yang dimilki oleh Dinas Lingkungan Hidup Kab. Belitung Timur saat
ini seperti tabel dibawah ini :

DAFTAR SARANA DAN PRASARANA SERTA PETUGAS KEBERSIHAN TAHUN


2018

NO Sarana dan Prasarana Jumlah


Keterangan

1 12 Unit
Truk Pengangkut Sampah
2 44 Unit
Motor Pengangkut Sampah
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
103
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

3 1 Unit
Beco
4 1 Unit
Buldozer
5 Tempat Penampungan
Sementara (TPS)
21 Unit
- Manggar
6 Unit
- Gantung
6 Unit
- Kelapa Kampit
2 Unit
- Damar
-
- Dendang
-
- Simpang Pesak
-
- Simpang Renggiang
6 Petugas Kebersihan
- Manggar 65 Orang
- Gantung 15 Orang
- Kelapa Kampit 10 Orang
- Damar -
- Dendang -
- Simpang Pesak -
- Simpang Renggiang -
7 1 Unit TPA Trafo Mayang
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Setelah adanya penambahan armada pengangkut sampah (dumptruk,


armroll dan motor roda tiga) melalui pengadaan pada Tahun 2018, maka
capaian indikator penanganan sampah yang ditargetkan sebesar 52% dapat
terealisasi sebesar 56,82% atau dengan capaian kinerja 100 %.
Dalam upaya meningkatkan kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
dan pencapaian target pengelolaan dan penanganan sampah yang maksimal
dalam rangka peningkatkan kualitas sarana dan prasarana pelayanan
pemerintah daerah dalam pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat,
khususnya di bidang penanganan sampah beberapa solusi yang dapat
dilaksanakan adalah :
 Sosialisasi dan Penegakan terhadap Perda No 8 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Sampah dan Kebersihan Lingkungan;
 Memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat dalam
pengelolaan persampahan;
 Bekerja sama dengan pemerintah desa untuk membangun TPS di Desa
diseluruh kecamatan yang belum terjangkau;
 Pembangunan TPST di wilayah Kecamatan;
 Menambah sarana dan prasarana pengangkut sampah;

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


104
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

 Mengoptimalkan petugas kebersihan yang dimiliki.

Analisis Pencapaian Sasaran 2.2.3. Terwujudnya sistem transportasi baik darat


maupun laut dalam rangka pelayanan distribusi barang dan penumpang

Tabel 3.2.12

Tahun 2017 Tahun 2018

Capaian Capaian
Indikator Satuan Reali Kinerja Reali Kinerja
Target Target
sasi Tahun sasi Tahun
2017 (%) 2018 (%)
1 Rasio panjang jalan Km/Unit 0,00811 0,007 93,71 0,00811 0,007 93,71
per jumlah kendaraan 6 6
2 jumlah angkutan Unit 4 1 25 4 1 25
penumpang laik laut
3 Jumlah angkutan unit 2200 2189 99,50 2200 2428 100
barang laik laut
Rata-rata capaiankinerja 72,74

Berikut analisis capaian kinerja pada masing-masing indikator :


1. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
a. Penjelasan
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Rasio pajang jalan per jumlah
kendaraan Tahun 2018 mencapai 0,007597 atau sebesar 94,60 % dari
target yang ditetapkan sebanyak 0,00811 dengan kategori memuaskan.
Adapun perhitungan jumlah rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
sebagai berikut:

Panjang Jalan
Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan =
Jumlah Kendaraan

697,74
=
92.054

= 0,007597
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
105
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Dengan penjelasan bahwa setiap 0,0076 panjang jalan mewakili 1


kendaraan, maka setiap 1 km jalan menampung 132 kendaraan.Angka ini
menunjukkan bahwa kondisi jalan yang dilewati oleh kendaraan di
Kabupaten Belitung Timur dalam keadaan normal dan belum terlalu padat.
b. AnalisisKinerja
Angkatersebutmenunjukkankondisijalan yang
belumterlalupadatolehkendaraan.
Akantetapijikakendaraantersebutsemakinmeningkatdanjumlahjalantidakm
engalamiperubahanbukantidakmungkinrasionya pun
akansemakinbertambah. Padatahun 2018 rasiopanjangjalan per
jumlahkendaraanmengalamipeningkatandaritahunsebelumnyayaitu
93,71%.
Kendaraantersebutdidominasiolehkepemilikankendaraanpribaditerutama
motor danmobil sedan. Hal ituberbandingterbalikdengankepemilikan bus,
mengalamipenurunan yang sangatsignifikan.Belumadanyaangkutanumum
yang memadaisertaaksesibilitasdenganjarak yang
tidakterlalujauhmenyebabkan orang
lebihmemilihkendaraanpribadidibandingkandenganmenggunakanangkutan
umum. Berikutjumlahkendaraantahun 2017dan 2018dandata
perkembanganjalan di wilayahKabupaten Belitung Timur :
Tabel3.1
JumlahKendaraanKabupaten Belitung TimurTahun 2017dan 2018
Jumlah
No Kode Jenis Nama jenis
2017 2018
1 101 Sedan 317 328
2 102 Jeep 432 439
3 103 Mini Bus 3,494 3,988
4 110 Station Wagon 11 5
5 201 Microbus 77 83
6 202 Bus 18 9
7 301 Pick Up 1,987 2,143
8 302 Pick Up Bestelwagon 1 1
9 303 Pick Up Box 9 8
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
106
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Jumlah
No Kode Jenis Nama jenis
2017 2018
10 305 Pick Up Double Cabin 15 9
11 307 Pick Up Blind Van 6 2
12 312 Dilivery Van 4 1
13 351 Light Truck 546 532
14 352 Light Truck Box 5 5
15 353 Light Truck Dump 34 118
16 357 Light Truck Tanki 6 7
17 401 Truck 118 88
18 404 Truck Box 2 1
19 411 Truck Crane 1 1
20 413 Delivery Van 13 5
21 417 Truck Dump 172 87
22 419 Truck Dump Tandum 1 1
23 435 Truck Tanki 28 26
24 437 Truck Trailer 2 2
25 464 Truck Arm Roll 2 4
26 511 Ransus Pemadam Api 3 3
27 514 Ransus Ambulance 18 22
28 701 Sepeda Motor R2 84,318 83,959
29 702 Sepeda Motor R3 165 177
Jumlah 91,805 92,054

Tabel 3.2
Perkembangan Jalan Menurut Status Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
Uraian Satuan 2018

Jalan Nasional Km 52.91


Jalan Propinsi Km 163.95
Jalan Kabupaten Km 480.88
Jumlah Km 697.74

c. Solusi
BerbagaiupayadilakukanolehPemerintah Daerah
melaluiDinasperhubunganuntukmemberikanpelayanan yang
maksimalbagimasyarakat. Salah satunyadenganmenyediakanmobil bus
sekolahbagiparapelajar agar dapatmembantupara orang
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
107
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

tuauntuktidakselalumenggunakankendaraanpribadi.
SelainituDinasPerhubunganjugamelakukankerjasamadenganpihakPerum
DAMRI agar membukaruteterutama di daerah –daerahterpencil.
Sosialisasijugaterusdiberikankepadamasyarakat,
parasupir/jurumudiakanpentingnyakeselamatandankenyamananmenggunak
antransportasiumumsehinggadiharapkandapatmeningkatkanminatpengguna
angkutanberalihdarikendaraanpribadidanmenggunakanangkutanumum.

2. Jumlah angkutan penumpang laik laut


a. Penjelasan
Angkutan penumpang laik laut digunakan untuk melayani transportasi
penumpang angkutan sungai danau dan penyeberangan. Pada tahun 2018,
Dinas Perhubungan telah mengambil alih dan melakukan pemeliharaan1
(satu) unit kapal KM.Ketapang yang sebelumnya diserahkan di Kecamatan
Simpang Pesak. Kapal ini akan dipergunakan untuk melayani rute Manggar
– Buku Limau. Pengoperasian kapal penumpang ini diharapkan dapat
membantu meningkatkan pelayanan transportasi antar pulau.
b. Analisis Kinerja
Jumlahkapalpenumpanglaiklauthanyaberjumlah 1 (satu) unit dari 4
(empat) unit yang
ditargetkandengankategorikurang.Halinidisebabkantidakadanyakapalpenu
mpang yang melaluiKabupaten Belitung Timur.
Sedimentasipelabuhanangkutansungaidanaudanpenyeberangan (ASDP)
Manggar yang
sangattinggimenjadisalahsatufactortidakadanyaaktivitaskapalpenumpang.S
aatinimasyarakat yang ada di pulau –
pulauhanyamengandalkanperahunelayansebagaialattransportasi.
c. Solusi
Dinas perhubungan berupaya melakukan pengoperasian kapal terutama
bagi masyarakat yang penduduknya banyak seperti Buku Limau. Dengan
adanya kapal perintis tersebut diharapkan dapat mendorong minat para

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


108
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

pengusaha untuk mengelola kapal nelayan menjadi kapal penumpang


sehingga dapat memudahkan masyarakat untuk menjangkau pulau – pulau
yang ada di Kabupaten Belitung Timur.

3. Jumlah angkutan barang laik laut


a. Penjelasan
Indikator Jumlah Kapal Barang Laik Laut dihitung berdasarkan jumlah
kunjungan kapal yang masuk dipelabuhan yang tidak diusahakan/Terminal
khusus yang digunakan untuk mengangkut barang milik perusahaan
perorangan yang digunakan untuk mengangkut muatan/barang hasil
perkebunan, pertanian, peternakan dan pertambangan yang berada di
wilayah Kabupaten Belitung Timur. Saat ini Belitung Timur belum memiliki
pelabuhan yang diusahakan oleh pemerintah daerah. Pelabuhan
Penyeberangan ASDP Manggar yang ada di wilayah Kabupaten Belitung
Timur mengalami sedimentasi yang sangat tinggi sehingga tidak bisa
digunakan dengan optimal.
b. Analisa Peningkatan Kinerja
Jumlah kunjungan kapal barang laik laut yang melakukan bongkar muat
baik kapal dalam negeri ataupun kapal luar negeri di wilayah Kabupaten
Belitung Timur yang pengawasannya dilakukan oleh Kantor Unit
Penyelenggaraan Pelabuhan Kelas I Manggar pada tahun 2018 sebanyak
2.428 kunjungan atau sebesar 110,36% dengan kategori Memuaskan,
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang berjumlah 2189
kapal.
c. Solusi
Adanya pelabuhan yang diusahakan oleh pemerintah akan memudahkan
distribusi barang antar pulau ataupun lintas provinsi dapat terpenuhi serta
berdampak pada pertumbuhan perekonomian daerah. Pemerintah Daerah
melalui Dinas Perhubungan telah melaksanakan dokumen perencanaan
serta kajian pembangunan pelabuhan baik itu melalui anggaran
Pemerintah Pusat ataupun APBD Kabupaten Belitung Timur. Dengan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


109
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

tersedianya dokumen pendukung tersebut, pembangunan pelabuhan


penyeberangan dan Pelabuhan Pengumpan Lokal diharapkan segera
terlaksana dengan menggunakan anggaran Kementerian Perhubungan
Republik Indonesia.

Analisis Pencapaian Sasaran 2.2.4. Pengendalian dan pemanfaatan ruang yang


sesuai dengan RTRW

Tabel 3.2.13

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
No Indikator Satuan Kinerja Kinerja
Target Realisasi Tahun Target Realisasi Tahun
2017 2018
(%) (%)
1. Ketaatan Tata % 100 100 100 100 100 100
Ruang

Adapun penjelasan mengenai indikator yang mewakili pencapaian kinerja


sasaran tersebut, sebagai berikut:
1. Ketaatan Tata Ruang
a. Penjelasan
Kabupaten Belitung Timur telah memiliki Peraturan Daerah Kabupaten
Belitung Timur Nomor 13 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2014 – 2034 .
RTRW Kabupaten ini harus dipublikasikan dan disosialisasikan kepada
masyarakat agar mereka paham mengenai arah pemanfaatan ruang,
bagaimana memanfaatkannya, dan apa-apa saja yang boleh dan
dilarang dalam memanfaatkan ruang di Kabupaten Belitung Timur.
Selanjutnya masih ada turunan dalam bentuk perencanaan ruang lebih
rinci (detail), yakni rencana detail tata ruang (RDTR), rencana tata

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


110
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

bangunan dan lingkungan (RTBL), serta detail engineering design


(DED).
Namun dengan berbagai perkembangan yang ada, kondisi pada bidang
penataan ruang yang ditemui sampai saat ini masih belum optimal,
khususnya dalam tataran pelaksanaan pemanfaatan Rencana Tata
Ruang (RTR). Hal ini mengingat masih belum semua RTR pada tiap
tingkatan selesai disusun dan masih sering terjadinya pembangunan
pada suatu wilayah tanpa mengikuti RTR.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) belum sepenuhnya menjadi
acuan dalam pemanfaatan ruang. Kegiatan pembangunan saat ini
masih lebih fokus pada perencanaan,sehingga terjadi inkonsistensi
dengan pelaksanaan pemanfaatan ruang akibat lemahnya
pengendalian dan penegakan hukum di bidang penataan ruang.
Untuk itu diperlukannya Pengendalian pemanfaatan ruang dan
pengendalian penguasaan tanah sehingga dalam implementasi
penyelenggaraan penataan ruang serta pertanahan di wilayah
Kab.Belitung Timur dapat berjalan efektif, efisien, serta memberikan
kepastian hukum yang jelas.
Tujuan pengendalian pemanfaatan ruang adalah menjaga konsistensi
pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang wilayah yang telah
ditetapkan, sedangkan sasarannya adalah terminimalisasinya
penyimpangan terhadap RTRW yang dilaksanakan melalui pengawasan
dan penertiban.
Berdasarkan tujuan dan sasaran tersebut, maka kebijakan
pengendalian pemanfaatan ruang adalah:
1. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui pengawasan dan
penertiban berdasarkan RTRW Kabupaten Belitung Timur.
2. Pendayagunaan perizinan pemanfaatan ruang sebagai salah satu
instrumen pengendalian pemanfaatan ruang dalam pelaksanaannya
didasarkan pada RTRW Kabupaten Belitung Timur.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


111
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Kebijakan pemanfaatan ruang akan berdampak pada lingkungan yang


merupakan penyedia sumber daya itu sendiri sehingga sering
menimbulkan konflik tersendiri dalam penataan ruang, untuk itulah
diperlukan adanya kebijakan dalam mensinergikan penataan ruang
dalam pembangunan berkelanjutan.
Pada Tahun 2018 angka persentase ketaatan terhadap tata ruang
adalah 100 persen atau 206.372 ha sesuai peruntukannya, dimana
semua perijinan dan pemanfaatan ruang sesuai dengan RTRW
Kabupaten Belitung Timur yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor 13 Tahun 2014 tentang
Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2014 –
2034 yang menyebutkan Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 40 ayat (2) , terdiri atas:
a. kawasan peruntukan hutan produksi;
b. kawasan peruntukan hutan rakyat;
c. kawasan peruntukan pertanian;
d. kawasan peruntukan perikanan;
e. kawasan peruntukan pertambangan;
f. kawasan peruntukan permukiman;
g. kawasan peruntukan pariwisata;
h. kawasan peruntukan industri; dan
i. kawasan peruntukan lainnya.
b. Analisis Kinerja
Ketaatan terhadap rencana tata ruang adalah mutlak diperlukan sebagai
upaya mewujudkan visi pembangunan agar dapat dilakukan secara
berkelanjutan. Proses pengambilan kebijakan dan implementasi kebijakan
pembangunan di Kabupaten Belitung Timur yang mengalokasikan dan
memanfaatkan ruang harus menempatkan aspek tata ruang sebagai
pertimbangan utama. Ketaatan terhadap tata ruang dapat dilihat dari
perijinan-perijinan dan pemanfaatan ruang kegiatan yang sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belitung Timur.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


112
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Untuk alih fungsi lahan kawasan hortikultura seperti pada Peraturan Bupati
Belitung Timur nomor 27 tahun 2015 bertentangan dengan Peraturan
Pemerintah nomor 15 tahun 2010 pasal 91 , sebaiknya tidak dilakukan alih
fungsi lahan dikarenakan pada saat dilakukan peninjauan kembali alih
fungsi ini tidak bisa dilakukan pemutihan

c. Solusi
Penertiban merupakan tindakan yang dilakukan bila terdapat indikasi
pelanggaran pemanfaatan ruang. Penertiban pemanfaatan ruang adalah
usaha untuk mengambil tindakan agar pemanfaatan ruang direncanakan
dapat terwujud. Tindakan penertiban pemanfaatan ruang dilakukan
melalui pemeriksaan dan penyelidikan atas semua
pelanggaran/penyimpangan dalam pemanfaatan ruang yang dilakukan
terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Bentuk penertiban terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan didasarkan bentuk
pelanggaran yang dilakukan.
Meningkatkan pengawasan dan pemantauan pemanfaatan ruang di
wilayah Kabupaten Belitung Timur dengan memperketat proses dan
prosedur perijinan pemanfaatan ruang dan pemberian planning advice
pada setiap kegiatan yang mengalokasikan dan memanfaatan ruang di
wilayah Kabupaten Belitung Timur.

Analisis Pencapaian Sasaran 3.1.1. Meningkatnya produksi pertanian dan


perikanan

Tabel 3.2.14

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
Kinerja Kinerja
Indikator
No Satuan Tahun Tahun
Sasaran Target Realisasi Target Realisasi
2017 2018
(%) (%)

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


113
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
Kinerja Kinerja
Indikator
No Satuan Tahun Tahun
Sasaran Target Realisasi Target Realisasi
2017 2018
(%) (%)

1 Produksi Padi Ton 6394 5961,6 93,23 7.465 7031,5 94,19


2 Produksi Ton 43.293 35.893,2 82,90 44.159 42.826,31 96,98
Perikanan
Rata-rata capaian kinerja 88,06 95,85

1. Produksi Padi
a. Penjelasan :
Produksi padi pada tahun 2018 mengalami peningkatan dari tahun 2017
yaitu dari 5961,6 ton menjadi 7031,5 ton. Dari sisi target yang ingin dicapai
maka produksi padi pada tahun 2018 belum mencapai target yang
diharapkan.
b. Analisis Kinerja
Beberapa kendala yang terjadi pada tahun 2018 yaitu sebagai berikut:
Kendala dan Hambatan :
- Produksi pangan tergantung pada berbagai faktor seperti iklim, jenis
tanah, curah hujan, irigasi, komponen produksi pertanian yang
digunakan.
Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran peningkatan produksi padi
tahun 2018 telah dilakukan beberapa kegiatan yaitu:
- Kegiatan penerapan teknologi budidaya jajar legowo dari tahun 2016
pada sentra tanaman padi di Kecamatan Gantung, pelaksanaan kegiatan
ini pada musim tanam oktober-maret sehingga panen dilakukan di
tahun 2017. Penerapan jajar legowo selain meningkatkan populasi
pertanaman, juga mampu menambah kelancaran sirkulasi sinar
matahari dan udara di sekeliling tanaman pinggir sehingga tanaman
dapat berfotosintesa lebih baik. Selain itu, tanaman yang berada di
pinggir diharapkan memberikan produksi yang lebih tinggi dan kualitas
gabah yang lebih baik, mengingat pada sistem tanam jajar legowo

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


114
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

terdapat ruang terbuka seluas 25-50%, sehingga tanaman dapat


menerima sinar matahari secara optimal yang berguna dalam proses
fotosintesis. Sistem ini dilanjutkan pada musim tanam berikutnya hingga
sekarang.
- Peningkatan Produktivitas (Intensifikasi) adalah upaya untuk
meningkatkan hasil pertanian dengan cara mengoptimalkan lahan
pertanian yang sudah tersedia (existing). Dalam pelaksanaan
intensifikasi pertanian akan fokus pada upaya penanganan masalah
terkait: pengelolaan tanah, penggunaan benih bermutu, penanaman,
pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pemanenan dan
kegiatan selama pascapanen serta inovasi teknologi. Pada tahun 2017
upaya peningkatan produktivitas melalui kegiatan optimasi lahan pada
areal cetak sawah tahun 2015 dan 2016 seluas 565 hektar, dilakukan
bantuan sarana produksi berupa pupuk, benih dan penyempurnaan
infrastruktur. Tahun 2018 kegiatan dilanjutkan dengan penambahan
jaringan irigasi air tanah di Desa Kelubi, Desa Tanjung Kelumpang, Desa
Batu Itam, Desa Balok dan Desa Simppang Tiga.Pembangunan Embung
Pertanian di Desa Air Kelik dan pembangunan Jalan Produksi Pertanian
di Desa Kelubi.
- Alat dan mesin pertanian yang diperoleh dari kementrian pertanian
berupa escavator, berfungsi untuk membuka lahan pertanian.
- Penyediaan sarana produksi pertanian berupa benih padi, pupuk dan
obat-obatan yang diberikan kepada petani padi.
- Kegiatan pengelolaan produksi tanaman serealia berupa bantuan benih
jagung sebanyak 15 kg/ha dan komposit sebanyak 25 kg/ha serta
bantuan pupuk bersubsidi sebanyak 50 kg/ha, dengan total luasan lahan
yangmendapat bantuan sebesar 393 hektar.
- Kegiatan pembangunan rumah kompos dan bak fermentasisebagai
sarana pembuatan pupuk organik.
c. Solusi

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


115
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Upaya peningkatan produksi melalui kegiatan optimasi areal sawah,


peningkatan luas tanam, peningkatan produktivitas melalui teknik
budidaya dan penggunaan benih padi yang sesuai, pelatihan budidaya
tanaman pangan dan sekolah lapang termasuk pelatihan pengendalian
hama terpadu, penyediaan sarana produksi pertanian berupa benih, pupuk
dan obat-obatan, pembangunan infrastruktur sarana air untuk pertanian,
pembangunan jalan usaha tani sebagai akses sarana produksi menuju lahan
persawahan. Program perlindungan lahan dan sertifikasi lahan pertanian.

2. Produksi Perikanan
a. Penjelasan
Produksi perikanan merupakan produksi hasil tangkapan nelayan dan
hasil produksi pembudidaya ikan. Produksi perikanan mendukung visi dan
misi pemerintah Kabupaten Belitung Timur tahun 2016 - 2021 melalui
sasaran meningkatnya produksi pertanian dan perikanan sebagaimana
tercantum pada Peraturan Bupati Belitung Timur Nomor 28 Tahum 2017
tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Belitung Timur Nomor 50
Tahun 2016 Tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2016 – 2021.
b. Analisis Peningkatan/ Penurunan Kinerja
Realisasi pencapaian produksi perikanan pada tahun 2018 sebesar
42.896,67 ton atau 97,14% dari target yang telah ditetapkan yaitu44.159
ton, yang terdiri dari perikanan tangkapterealisasi sebanyak
42.826,31ton, produksi perikanan budidaya sebanyak 70,36ton.Capaian
indikator produksi perikanan budidaya tidak mencapai target yang
diharapkan, disebabkan beberapa faktor seperti kurangnya pasokan
benih ikan, aktifitas kelompok pembudidaya ikan yang menurun
dikarenakan produksi benih ikan yang tidak stabil, sedangkan produksi
perikanan tangkap masih tergantung pada faktor hasil tangkapan nelayan
yang bergantung pada lamanya musim tangkapan ikan dan cuaca.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


116
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Produksi Perikanan Persektor Tahun 2018

Tahun 2017 Tahun 2018 Capaian


Capaian
Target Realisasi Target Realisasi Kinerja
Produksi Kinerja
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) Tahun
No Perikanan Tahun
2018
Persektor 2017
(%)
(%)
1 Perikanan 43.188,72 34.853,3 80,70 44.047,18 42.826,31 97,22
Tangkap
2 Perikanan 104,28 53,46 51,27 111,82 70,36 62,92
Budidaya
Total 43.293 35.893,2 82,90 44.159 42.896,67 97,14

c. Solusi
Solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi perikanan ke
depan antara lain dengan:
1. Pengembangan produksi dan produktivitas perikanan melalui penguatan
sentra -sentra perikanan;
2. Meningkatkan produksi benih ikan pada UPTD Balai Perikanan Budidaya;
3. Peningkatan upaya untuk pengendalian lingkungan melalui penerapan
perikanan tangkap dan perikanan budidaya yang ramah lingkungan serta
penerapan prinsip - prinsip pengelolaan perikanan berkelanjutan;
4. Meningkatkan pembinaan ke unit – unit pembenihan rakyat yang ada di
Belitung Timur serta menciptakan unit pembenihan rakyat (UPR) yang
baru untuk memenuhi permintaan pembudidaya sehingga produksi
perikanan budidaya meningkat;
5. Mempercepat pelaksanaan tempat pelelangan ikan guna menstabilkan
harga ikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat ;
6. Meningkatkan motivasi, pembinaan dan pendampingan kepada kelompok
perikanan.

Analisis Pencapaian Sasaran 3.1.2. Meningkatnya kunjungan wisatawan baik


wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


117
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Tabel 3.2.15

Tahun 2017 Tahun 2018

Capaian Capaian
Indikator Satuan Kinerja Kinerja
Target Realisasi Target Realisasi
Tahun Tahun
2017 (%) 2018 (%)
1 Jumlah Orang 175.000 250.326 143,04 180.000 344.996 100
kunjungan
wisata

2 Rata-rata hari 1 1 100 1 1 100


lama tinggal
wisatawan
Rata-rata capaian kinerja 121,52 100

1. Jumlah kunjungan wisata


a. Penjelasan
Pencapaian kinerja pada sasaran ini untuk tahun 2018 tercapai 52.17 %
kategori AA dan dapat dijelaskan bahwa jumlah kunjungan wisatawan
pada tahun 2018 memiliki target kinerja sebanyak 180.000 orang dan
dapat terealisasi sebanyak 344.996 orang.
b. Analisis PeningkatanKinerja
Dalam pelaksanaan kinerja sasaran tahun 2018 dibanding tahun 2017
terjadi peningkatan capaian kunjungan wisatawan sebesar 72,55%, hal ini
disebabkan meningkatnya pengembangan destinasi melalui
meningkatnya kualitas objek wisata salah satunya Objek Wisata Unik
Ngenjungak di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Belitung
Timur, Objek Wisata Open Pit dan Objek wisata alam Gunong Lumut.
Efektifitas pelaksanaan promosi melalui media baik berupa majalah,
booklet dan brosur, media massa baik tingkat lokal maupun regional,
elektronik dan media sosial, kerjasama promosi, pelaksanaan MICE serta
pelaksanaan even-even promosi melalui
festivalyangdilaksanakansepanjangtahun, juga merupakan dampak dari
program Pemerintah Pusat yaitu program 10 Bali Baru yang diluncurkan
pada tahun 2016 lalu.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


118
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Data Kunjungan Wisata di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

2017 2018
BULAN KUNJUNGAN
DOMESTIK ASING JUMLAH DOMESTIK ASING JUMLAH
JANUARI 29,318 420 29,738 23.621 710 24.331
FEBRUARI 15,543 726 16,269 19.493 796 20.289
MARET 17,569 238 17,807 27.240 845 28.085
APRIL 20,460 445 20,905 30.461 570 31.031
MEI 20,255 389 20,644 24.074 833 24.907
JUNI 26,869 572 27,441 27.506 578 28.084
JULI 37,798 137 37,935 30.398 984 31.382
AGUSTUS 14,387 145 14,532 32.339 1.738 34.077
SEPTEMBER 21,511 304 21,815 29.753 1.268 31.021
OKTOBER 21,631 122 21,753 29.940 1.073 31.013
NOVEMBER 9,430 102 9,532 30.182 775 30.957
DESEMBER 11,943 12 11,955 29.091 728 29.819
TOTAL 246,714 3,612 250,326 334.098 10.898 344.996

c. Solusi
Perlu terus ditingkatkan pelaksanaan pengembangan destinasi dan promosi
yang efektif serta pembinaan dan sosialisasi tentang kepariwisataan kepada
masyarakat agar dapat memanfaatkan kunjungan wisatawan.
2. Rata-rata lama tinggal wisatawan
a. Penjelasan
Pencapaian kinerja pada sasaran ini untuk tahun 2018 tercapai 100% dengan
kategori AA dan dapat dijelaskan bahwa rata-rata lama tingga; wisatawan
pada tahun 2018 dengan target 1 hari dan direalisasikan sebesar 1 hari.
b. Analisis Kinerja
Rata-rata lama tinggal wisatawan sampai dengan tahun 2018 dengan rata-rata
1 hari, dibanding tahun 2017 dengan rata-rata 1 hari tidak terjadi peningkatan
atau penurunan, hal ini disebabkan karena Pulau Belitung terdiri dari 2
Kabupaten yaitu Belitung dan Belitung timur, Luas Pulau Belitung yang
tergolong kecil sehingga untuk menempuh objek-objek wisata yang ada dapat
ditempuh dalam 1 hari perjalanan, hal inilah yang membuat wisatawan hanya
memerlukan waktu lebih sedikit untuk berkunjung ke Belitung Timur.
c. Solusi

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


119
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Perlu terus dilakukan upaya-upaya peningkatan rata-rata tinggal wisatawan di


Belitung Timur diantaranya dengan menambah jumlah objek wisata yang
layak dikunjungi dan meningkatkan kualitas destinasi yang ada baik jasa usaha
maupun pelayanan terhadap wisatawan.

Analisis Pencapaian Sasaran 3.1.3. Meningkatnya nilai investasi daerah


Tabel3.2.16

Tahun 2017 Tahun 2018

Satu Capaian Capaian


No Indikator Kinerja Realisa Kinerja
an Target Realisasi Target
Tahun si Tahun
2017 (%) 2018 (%)
1. Lama proses Hari <5 <5 100 <5 <5 100
perizinan
2. Nilai investasi Rp 579.219. 472.918.842 81,65 619.219. 150.898 24,37
.124 561.226 .690.03
berskala 561.226
nasional 3
(PMDN/PMA)
Rata-rata capaian kinerja 90,82 62,185

Berikut analisis capaian dari setiap indikator pada sasaran ini :


1. Lama proses perizinan
a. Penjelasan
Lama proses perizinan adalah dimulai dari berkas pemohon yang
diterima oleh PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) di bagian
pendaftaran sampai dengan terbitnya izin. Lama proses perizinan ini
dihitung selama berkas pemohon ada di PTSP. Sedangkan apabila dalam
proses terbitnya izin, mengharuskan menggunakan rekomendasi teknis
oleh Dinas Teknis, hari dimana berkas pemohon diserahkan ke Dinas
teknis tidak dihitung ( tidak menjadi hitungan lamanya proses perizinan
di PTSP), dan apabila berkas pemohon tersebut diserahkan kembali oleh
Dinas teknis ke PTSP, hari (lama berkas di PTSP) dihitung lagi.
Perhitungan capaian kinerja lama proses perizinan dengan
membandingkan angka target dengan realisasi dikali 100 persen, dalam

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


120
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

pengertian semakin rendah angka realisasi dibandingkan angka target


maka semakin baik nilai kinerjanya. Persentase capaian kinerja yang
didapat tahun 2018 dan 2017 sebesar 100 % dengan realisasi rata-rata
lamanya proses perizinan tahun 2018 sebesar 4,85 hari dari target
kurang dari 5 hari.Sama dengan capaian realisasi tahun 2017 realisasi
3,00 hari dari target kurang dari 5 hari. Berdasarkan target lama proses
perizinan, capaian kinerja untuk indikator ini tercapai 100%, hanya dari
hasil perhitungan rata-rata lama proses perizinan terjadi penurunan dari
tahun 2017 sebesar 1,85 hari, rata-rat lama proses perizinan tahun 2018
lebih lama 1,85 hari dibanding dengan tahun 2017 (realisasi 2018 (4,85
hari) – realisasi 2017 (3,00 hari)).
Pada Tahun 2018 jenis perizinan yang dilayani oleh Dinas
Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan
Kabupaten Belitung Timur sebanyak 39 jenis izin, meningkat sebanyak
18 jenis izin dari tahun 2017 berjumlah 21 jenis izin.Faktor utama yang
menyebabkan penurunan dari tahun sebelumnya adalah adanya
pelimpahan wewenang pengurusan izin yang sebelumnya di Dinas
Teknis tahun, berdasarkan Peraturan Bupati nomor 55 Tahun 2017
tanggal 14 Desember 2017 tentang Pelimpahan Wewenang
Penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan Kepada Dinas Penanaman
Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan Kabupaten
Belitung Timur, tahun 2018 beralih ke Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan Kabupaten Belitung
Timur, sehingga sedikit memerlukan penyesuaian, yang menyebabkan
rata-rata lamanya proses perizinan tahun 2018 menjadi 4,85 hari.
Untuk proses administrasi Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu
Satu Pintu dan Perdagangan Kabupaten Belitung Timur telah sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur namun masih ada beberapa izin
yang lama proses pelayanan lebih dari target yang ditetapkan, hal ini
disebabkan lamanya menunggu proses penerbitan advis/fatwa teknis
dan atau rekomendasi instansi/dinas teknis dan juga proses

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


121
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

penandatanganan. Untuk perhitungan realisasi dapat dilihat pada tabel


28.1 dan tabel 28.2.
b. Analisis Kinerja
Persentase capaian lama proses pelayanan perizinan Tahun
2018secara umum tidak mengalami perubahandibandingkan Tahun
2017,yaitu dengan realisasi capaian 100%. Namun secara detail realisasi
tersebut mengalami penurunan sebesar 1,85 hari. Realisasi rata-rata
lama proses perizinan tahun 2017 sebesar 3 hari sedangkan realisasi
rata-rata lama proses perizinan tahun 2018 sebesar 4,85 hari. Rata-rata
lama proses perizinan adalah akumulasi dari seluruh jenis dan waktu
yang ditetapkan baik oleh peraturan perundang-undangan maupun
Standar Operasional Prosedur Pelayanan Perizinan dan Penanaman
Modal. Untuk realisasi dari lamanya proses perizinan menggunakan
waktu tercepat suatu izin dikeluarkan. Tidak dipungkiri bahwa masih ada
jenis perizinan yang dilayani belum memenuhi target yang diharapkan,
hal ini disebabkan antara lain :
1. Pejabat yang akan menandatangani/memberikan paraf koordinasi
tidak berada di tempat;
2. Evaluasi teknis yang dilakukan oleh instansi membutuhkan waktu
yang tidak singkat;
3. Pada saat melakukan pemeriksaan lapangan/survey, objek yang
akan disurvey (yang bersifat bergerak) tidak ada ditempat sehingga
harus menunggu dan dilakukan penjadwalan ulang;
4. Proses pencetakan SK izin ditentukan juga oleh bukti pembayaran
retribusi dan pajak yang harus dibayar oleh pemohon (apabila ada);
5. Keterbatasan sarana pendukung (kendaraan Dinas) untuk
melakukan survey lapangan;

Selain kendala intern seperti tersebut diatas, kendala ekstern yang


berpengaruh secara tidak langsung dengan proses lama perizinan pemohon
adalah untuk perizinan yang memerlukan survey teknis ke lapangan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


122
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

(menggunakan rekomendasi teknis dari instansi terkait), lamanya menunggu


fatwa teknis juga menjadi kendala.
Data Target, Realisasi dan Capaian Kinerja Pelayanan Perizinan dan
Penanaman Modal Tahun 2018 dan Tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 28.1
dan Tabel 28.2
Tabel 28.1
Data Target dan Realisasi Lama Proses Pelayanan Perizinan
Tahun 2018
Realisasi
No. Indikator Kinerja
(hari)
1 - Izin Lokasi 14
2 - Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 8
3 - Izin Kursus 5
4 - a. Kelompok Bermain (KB) 5
5 - b. Tempat Penitipan Anak (TPA) 5
6 - c. Satuan PAUD Sejenis (SPS) 5
7 - Daftar Ulang/Register PAUD 1
8 - Izin Pendirian Rumah Sakit Umum Tipe C dan Tipe D 5
9 - Izin Lingkungan 6
10 - Izin Prinsip Penanaman Modal 2
Izin Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
11 - Beracun untuk kegiatan Penyimpanan Limbah 7
Bahan Berbahaya dan Beracun
12 - Rekomendasi Terminal Khusus (Tersus) 7
13 - Rekomendasi Bupati WIUP 3
14 - - SIUP - M 2
15 - - SIUP - K 2
16 - - Perubahan SIUP 2
17 - - Penerbitan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Baru 2
18 - - Pembaharuan/Perpanjangan/Perubahan TDP 2
19 - - Biro Perjalanan Wisata 5
20 - - Agen Perjalanan Wisata 5
21 - - Jasa Boga 5
22 - - Bar 5
23 - - Karaoke 5
24 - - Taman Rekreasi 5
25 - - Izin Usaha Industri (IUI) - K 4
26 - Reklame 4
27 - Tanda Daftar Gudang (TDG) 5
28 - Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) 10
29 - Izin Klinik 5
30 - Izin Toko Obat 5
31 - Surat Izin Praktik Analisis Kesehatan 5
32 - Surat Izin Praktik Bidan 5
33 - Surat Izin Praktik Nutritionis 5
34 - Surat Izin Praktik Perawat/Perawat Gigi 5
35 - Surat Izin Praktik (SIP) Dokter/Dokter Gigi 5
36 - Surat Izin Apotik (SIA) 5
37 - Surat Izin Praktik Apoteker 5
38 - Surat Izin Praktik Tenaga Teknis Kefarmasian 5
39 - Persetujuan Pemenuhan Komitmen Izin OSS 3
Rata - rata lama proses perizinan 189

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


123
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

189 hr/39
izin=
4,85
< 5 hari

Tabel 28.2
Data Target dan Realisasi Lama Proses Pelayanan
Perizinan
Tahun 2017

Realisasi
No. Indikator Kinerja
(hari)

1 - Izin Gangguan (HO) 6


Izin
2 Mendirik
- Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 7
3 - Daftar Ulang Izin Kursus 1

4 - Izin Operasional Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1

5 - Daftar Ulang/Register PAUD 1


6 - Izin Lingkungan 6
7 - Izin Prinsip Penanaman Modal 2

8 - Rekomendasi Bupati di Bidang Pertambangan WIUP 7

9 - Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 1

10 - Daftar Ulang/Perubahan SIUP/Perpanjangan 1


11 - Penerbitan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Baru 1
12 - Pembaharuan/Perpanjangan/Perubahan TDP 1
13 - Izin Usaha Jasa Perjalanan Wisata 3
Jasa Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan, Insentif,
14 - 3
Konfrensi, dan Pameran
15 - Izin Usaha SPA 3
16 - Izin Usaha Penginapan 3
Surat Tanda Daftar Usaha Budidaya Perkebunan (STD-
17 - 5
B)
18 - Reklame 3
19 - Tanda Daftar Gudang (TDG) 4
20 - Tanda Daftar Industri (TDI) 2
21 - Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) 2

63

Rata - rata lama proses perizinan 63 hr/21 izin=


3,00

< 5 hari
c. Solusi
Solusi yang dapat dilakukan antara lain:
 Menggunakan sistem perizinan online dengan mengaplikasikan tanda
tangan digital sehingga apabila pejabat tidak berada ditempat, proses
penandatangan/ paraf koordinasi perizinan tetap berjalan;
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
124
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

 Menambah/ meningkatkan SDM yang memahami teknis perizinan, untuk


evaluasi teknis sehingga akan mempercepat proses evaluasi teknis di
instansi;
 Konfirmasi atas objek survey kepada pemohon sebelum melakukan
survey agar berjalan lancar;
 Koordinasi antar tim surveylebih ditingkatkan;
 Memenuhi kebutuhan sarana pendukung untuk survey perizinan
dilapangan agar tidak terjadi benturan jadwal dalam pelaksanaan survey;
 Membentuk layanan terpadu satu pintu, dengan menempatkan tenaga-
tenaga teknis sebagai pegawai organik di Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan Kabupaten Belitung
Timur, sehingga kepastian dan komitmen lamanya proses perizinan dapat
tercapai.

2. Nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)


a. Penjelasan
Nilai investasi berskala nasional terdiri dari nilai investasi PMA dan
nilai investasi PMDN bersumber dari data Laporan Kegiatan Penanaman
Modal (LKPM) Bidang Penanaman Modal Tahun 2018 sehingga didapat
data sebagaimana Tabel diatas.
Laporan LKPM merupakan salah satu kewajiban perusahaan dalam
kegiatan penanaman modal, baik yang masih dalam tahap konstruksi
(tahap pembangunan) maupunyang telah produksi/opersi komersial
(telah ada izin usaha) yang disampaikan secara berkala sesuai periode,
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007
tentang Penanaman Modal dan Peraturan Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal Nomro 17 thaun 2015 tentang Pedoman dan Tata
Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal. LKPM berperan
sebagai fungsi pemantauan, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk
memantau dan mengevaluasi perkembangan pelaksanaan penanaman

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


125
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

modal yang telah mendapat perizinan penanaman modal. Manfaatnya


adalah sebagai berikut :
1. Sebagai informasi perkembangan realisasi investasi per sektor dan
lokasi secara berkala
2. Sebagai informasi perkembangan penyerapan tenaga kerja
3. Sebagai informasi permasalahan yang dihadapi penanam modal
4. Sebagai salah satu sumber informasi yang dipertimbangkan dalam
penetapan kebijakan, dan lain-lain.

Perhitungan persentase capaian kinerja diperolehdengan


membandingkan angka realisasi dengan target dikali 100 persen, dalam
pengertian semakin tinggi angka realisasi dibandingkan angka target
maka semakin baik nilai kinerjanya.
- Capaian kinerja tahun 2018 di hitung sebagai berikut : Rp
150.898.690.033/ Rp 619.219.561.226 x 100% = 24,37 %
- Capaian kinerja tahun 2017 di hitung sebagai berikut : Rp
472.918.842.124/ Rp 579.219.561.226 x 100% = 81,65 %

b. Analisis Penurunan Kinerja


Tahun 2018 terjadi penurunan capaian realisasi investasi dari tahun
2017 sebesar 57,28%, yang semula pada tahun 2017 mencapai 81,65% dari
target, sedangkan tahun 2018 diperoleh capaian sebesar 24,37%. Hal ini
disebabkan hampir seluruh perusahaan berada ditahap produksi telah
mencapai/merealisasikan rencana mereka sehingga tidak tedapat
penambahan pada laporan LKPM, sedangkan penanam modal baru
(investor tahun 2017 dan tahun 2018 yang telah merencanakan
investasinya), berdasarkan LKPM 2018, merealisasikan investasinya kurang
lebih sebesar 0,25% dari rencana investasi. Faktor lain yang juga menjadi
penyebab turunnya nilai realisasi investasi adalah rendahnya nilai rencana
investasi penanam modal tidak sebanding dengan jumlah penanam modal
yang masuk ke Kabupaten Belitung Timur. Pada tahun 2017 jumlah izin
investasi yang masuk berdasarkan aplikasi SPIPISE sebanyak 9 izin investasi
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
126
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

dengan total nilai rencana investasi sebesar Rp 161.310.130.099,-


sedangkan pada tahun 2018 terdapat izin investasi yang masuk
berdasarkan aplikasi SPIPISE sebanyak 1 izin dengan total nilai rencana
investasi sebesar Rp 13.797.820.000,- dan 7 izin berdasarkan Nomor Induk
Berusaha (NIB) pada aplikasi OSS dengan total nilai modal dasar yang
disampaikan sebesar Rp 23.054.000.000,-.
c.Solusi
Beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk menambah nilai investasi
diantaranya adalah peran serta pemerintah daerah diantaranya :
1. Menyediakan informasi kepada para pelaku ekonomi di daerah atau
pun di luar daerah, kapan, dimana dan apa saja jenis investasi yang
sesuai dengan pembangunan yang akan datang. Dengan cara ini maka
pihak pengusaha dapat mengetahui arah kebijakan pembangunan
daerah yang diinginkan pemerintah daerah sehingga dapat digunakan
sebagai dasar kegiatan usaha yang akan dikembangkan.
2. Mendorong para investor yang telah mendapatkan izin investasinya
agar segera merealisasikan rencana investasi mereka serta melakukan
sosialisasi dan pembinaan tentang kewajiban penyampaian Laporan
Kegiatan Penanam Modal (LKPM) melalui kegiatan pengawas dan
pengendalian pelaksanaan penanaman modal.
Agar perkembangan nilai investasi meningkat, pengawasan, pengendalian
dan pembinaan perusahaan lebih ditingkatkan dengan tetap memantau,
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan berkoordinasi kepada pihak
investor/manajemen perusahaan.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


127
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Analisis Pencapaian Sasaran 3.2.1. Meningkatkan pendapatan masyarakat

Tabel 3.2.17

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
Indikator Satuan Targe Realisa Kinerja Realisa Kinerja
Target
t si Tahun si Tahun
2017(%) 2018 (%)
1 Angka Rupiah 10.50 10.720. 102,09 10.750. 10.720. 99,72
pengeluaran 0.000 000 000 000
perkapita

Pengeluaran per kapita kabupaten Belitung Timur tahun 2018 masih


menggunakan data tahun 2017, yaitu Rp 10.720.000,00, artinya rata-rata
satu individu di Belitung Timur mengeluarkan uang selama setahun
mencapai 10,72juta rupiah untuk konsumsi makanan dan non-makanan.
Pengeluaran ini menjadi pengeluaran terendah kab/kota se-provinsi Kep.
Bangka Belitung. Ada 2 (dua) makna yang tersirat dari fakta ini, yang
pertama jika bukan karena daya beli masyarakat Belitung Timur yang
rendah, maka bisa jadi masyarakat Belitung Timur merubah pola
pengeluarannya dari konsumsi menjadi menabung dan berinvestasi.
Terkait hal tersebut diatas, perlu upaya penguatan ekonomi kerakyatan
khususnya mendorong penguatan kelembagaan Koperasi dan UMKM serta
pariwisata yang merupakan lapangan kerja potensial bagi sebagian
masyarakat agar memiliki keunggulan komparatif dan berperan aktif dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pengelolaan kekayaan SDA tetap
dilakukan secara optimal dan berkelanjutan serta berwawasan lingkungan.
Pengembangan iklim penanaman modal didorong untuk meningkatkan
investasi khususnya berbasis padat karya untuk menyerap tenaga kerja lokal.
Selain itu agar percepatan pembangunan sampai ke pelosok desa dan
daerah terpencil agar tercipta keselarasan dan keseimbangan pembangunan
dan berdampak pada peningkatan nilai konsumsi masyarakat sehingga

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


128
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

terwujud masyarakat yang sejahtera dan meningkatkan laju pertumbuhan


ekonomi daerah.

Analisis Pencapaian Sasaran 3.2.2. Meningkatnya daya saing koperasi dan


UKM masyarakat lokal

Tabel 3.2.18

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian
Capaian
No Indikator Satuan Kinerja
Realis Kinerja
Target Target Realisasi Tahun
asi Tahun
2018
2017 (%)
(%)
1. Persentase
koperasi % 90,47 56,19 62,11 92 57,41 62,4
aktif
2. Jumlah
produk produk
3 2 66,67 4 2 50
unggulan
daerah
Rata-rata capaian kinerja 64,39 56,2

Analisis capaian kinerja untuk masing-masing indikator adalah sebagai


berikut:
1. Persentase koperasi aktif
a. Penjelasan
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat atas asas
kekeluargaan sebagaimana diatur dalam Undang-undang. Berdasarkan
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia Nomor 23/Per/M.KUKM/IX/2015 Tentang Indeks
Pembangunan Koperasi (IPK) Pengertian Koperasi Aktif adalah
Koperasi yang dalam 3 (tiga) tahun terakhir secara berturut-turut
mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan melakukan kegiatan
usaha untuk melayani anggota dan masyarakat.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


129
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Metode penghitungan indikator Persentase Koperasi Aktif:

∑Koperasi Aktif
% Koperasi Aktif = X 100%
∑Koperasi

Rumus capaian kinerja


Realisasi
Tingkat Capaian = X 100%
Rencana

b. Analisis kinerja
Berdasarkan kelompok usaha yang dikelola, jumlah koperasi di
Belitung Timur tahun 2018 disajikan sebagai berikut :
Tabel III. 3.2.2-2
Jumlah Koperasi Aktif Berdasarkan Kelompok Usaha yang Dikelola
Tahun 2018

Koperasi Koperasi
No. Kelompok Usaha Jumlah
Aktif Tidak Aktif
1 Koperasi Unit Desa 3 11 14
2 Koperasi Pertanian - 2 2
3 Koperasi Perkebunan 25 4 29
4 Koperasi Nelayan 2 1 3
5 Koperasi Karyawan 2 7 9
6 Koperasi Kepolisian 1 - 1
7 Koperasi Serba Usaha 19 10 29
8 Koperasi Simpan 1 1 2
Pinjam
9 Koperasi Pegawai 4 - 4
Negeri
10 Koperasi Wanita 1 - 1
11 Koperasi - 7 7
Pertambangan
12 Koperasi Lainnya 4 3 7
Total 62 46 108
Sumber : Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kab. Beltim

Perkembangan koperasi di Belitung Timur periode lima tahun terakhir


disajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel III. 3.2.2-3


Perkembangan Koperasi Aktif periode 2014 – 2018

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


130
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Tahun
2014 2015 2016 2017 2018
Koperasi Aktif 85 90 56 59 62
Koperasi Tidak Aktif 11 11 47 46 46
Jumlah 96 101 103 105 108
Sumber : Data Keragaan Koperasi Belitung Timur 2018 (diolah)

Berdasarkan tabel diatas dapat dihitung capaian indikator sasaran sebagai


berikut :
62
% Koperasi Aktif = X 100% = 57,41%
108
Capaian kinerja indikator sasaran adalah :
57,41
Tingkat Capaian = X 100% = 62,40%
92
Realisasi capaian indikator sasaran adalah sebesar 57,41% dengan capaian
kinerja indikator sasaran sebesar 62,40%. Capaian ini meningkat
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 56,19 dengan capaian
kinerja 61,75%.
c. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan mengenai perkoperasian di Belitung Timur, diantaranya
adalah
1) Masih rendahnya tata kelola koperasi
2) Belum adanya aparatur fungsional penyuluh koperasi
3) Masih kurangnya permodalan
Dari beberapa permasalahan diatas, solusi yang dapat dilaksanakan
diantaranya adalah :
1) Melaksanakan sosialisasi dan pendampingan pengelolaan koperasi.
2) Melakukan rekrutmen aparatur fungsional penyuluh koperasi dan
mengikutsertakan pegawai dalam pendidikan pelatihan penyuluh
koperasi.
3) Melaksanakan sosialisasi informasi permodalan serta bantuanperkuatan
permodalan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


131
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

2. Jumlah produk unggulan daerah


a. Penjelasan
Produk Unggulan Daerah (PUD) merupakan produk yang potensial
dikembangkan pada suatu wilayah dengan memanfaatkan sumber daya
alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) lokal yang berorientasi pasar
dan ramah lingkungan sehingga memiliki keunggulan kompetitif dan siap
menghadapi persaingan global. PUD hendaknya mencirikan keunikan
daerah itu sendiri dan bisa mensejahterakan masyarakat terutama pelaku
UMKM itu sendiri.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 9 tahun 2014
tentang pedoman pengembangan produk unggulan daerah, penetapan
produk unggulan daerah dapat memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Penyerapan tenaga kerja
b. Sumbangan terhadap perekonomian
c. Sektor basis ekonomi daerah
d. Dapat diperbaharui
e. Sosial budaya
f. Ketersediaan pasar
g. Bahan baku
h. Modal
i. Sarana dan prasarana produksi
j. Teknologi
k. Manajemen usaha
l. harga
Metode Penghitungan Indikator
∑PUD = Total PUD yang ditetapkan
Rumus capaian kinerja :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑈𝐷 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑛
Tingkat Capaian = X 100%
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


132
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

b. Analisis kinerja
Capaian indikator produk unggulan daerah sampai dengan tahun 2018
adalah sebanyak 2 produk, atau belum ada penambahan dari tahun 2016.
Adapun capaian kinerja indikator tahun 2018 adalah sebagai berikut :
2
Tingkat Capaian = X 100% = 50%
4
Capaian kinerja indikator adalah sebesar 50% atau kategori sedang. Tidak
tercapainya target indikator adalah karena tidak ada penambahan produk
unggulan daerah yang ditetapkan. Kendala yang dihadapi dalam pencapaian
target kinerja adalah belum adanya produk yang bisa memenuhi kriteria
untuk ditetapkan sebagai produk unggulan daerah.
c. Solusi
Seperti yang disampaikan diatas, kendala yang dihadapi terkait indikator
produk unggulan daerah adalah :
a. Ketersediaan bahan baku. Dimana masih dipasok dari luar Belitung (seperti
kopi), selain itu juga beberapa bahan baku masih bersifat musiman.
b. Keterbatasan akses pemasaran.
c. Masalah permodalan untuk pengembangan produk
Beberapa solusi yang bisa dilaksanakan adalah :
a. Terus melaksanakan inventarisasi dan pengidentifikasian produk yang
berpotensi untuk ditetapkan menjadi produk unggulan daerah.
b. Melaksanakan promosi produk unggulan daerah dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada.
c. Melaksanakan sosialisasi dan informasi permodalan serta mengusulkan
bantuan permodalan melalui Pemerintah Daerah.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


133
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Analisis Pencapaian Sasaran 3.3.1. Berkurangnya jumlah penduduk miskin dan


kesenjangan sosial

Tabel 3.2.19

Capaian
no Tahun 2017 CapaianK Tahun 2018 Kinerja
Satua inerja
Indikator Sasaran Tahun
n Targe Reali Tahun Realis
Target 2018
t sasi 2017(%) asi (%)
Persentase penyandang
masalah kesejahteraan
sosial yang mengikuti
1 program pemberdayaan % 20 13,89 69,45 20 36,84 100
masyarakat melalui
Kelompok Usaha
Bersama (KUBE)
Tingkat kemiskinan % 7,03 6,81 96,87 6,73 7,06 95,53
2

Rata-rata capaian kinerja 83,16

Berikut analisis pencapaian dari indikator-indikator pada sasaran ini :


1. Persentase penyandang masalah kesejahteraan sosial yang mengikuti
program pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
a. Penjelasan
Dari tabel 3.3.1-1 diatas, dapat dijelaskan bahwa untuk memperoleh
nilai persentase pada indikator sasaran ini pada target maupun
realisasi adalah dengan membandingkan antara Jumlah PMKS dalam 1
tahun yang menjadi peserta program pemberdayaan masyarakat
melalui KUBE dengan Jumlah PMKS dalam 1 tahun yang seharusnya
menjadi peserta program pemberdayaan masyarakat melalui KUBE,
sesuai dengan kemampuan yang adadi OPDyang seharusnya menjadi
peserta yakni 7.491 PMKS untuk Tahun 2017, dan 3.800 PMKS untuk
Tahun 2018 dengan Capaian Kinerja pada Tahun 2017 13,89%
sedangkan Tahun 2018 35,84%. Jika dibandingkan Capaian Kinerja

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


134
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

sebelumnya Tahun 2018 mengalami kenaikan walaupun dengan


jumlah target PMKS mengalami penurunan.
b. Analisis Kinerja
Jika dianalisa lebih dalam terhadap kinerja pada indikator ini, bahwa
alasan terjadinya penurunan capaian kinerja dikarenakan kurangnya
minat masyarakat untuk mengikuti Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
serta keterbatasan dana yang tersedia guna pembentukan dan
fasilitasi KUBE. Adapun data telihat pada tabel 3.3.1-2 di bawah ini :

Tabel 3.3.1-2Persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial


melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
Jumlah PMKS dalam 1 tahun yang
Jumlah PMKS dalam 1 tahun yang
seharusnya menjadi peserta
menjadi peserta program pember-
program pemberdayaan Persentase
Tahun dayaan masyarakat melalui KUBE atau
masyarakat melalui KUBE atau Capaian
kelompok sosial ekonomi sejenis
kelompok sosial ekonomi sejenis
(Orang)
(Orang)
4.158 16,09%
2015 669
2016 7.491 1.424 19,01%
2017 7.491 1.040 13,89%
2018 3.800 1.400 36,84%
(Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, 2017)

2. Tingkat kemiskinan
a. Penjelasan
Badan Pusat Statistik (2015) mendefinisikan penduduk miskin sebagai
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah
garis kemiskinan. Garis kemiskinan merupakan penjumlahan dari Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM).
Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah
Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin. Garis Kemiskinan
Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan
yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari. Paket komoditi
kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-
umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


135
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

buahan, minyak dan lemak, dll). Sedangkan Garis Kemiskinan Non Makanan
(GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan (luas lantai bangunan,
penggunaan air bersih dan fasilitas pembuangan air besar), pendidikan (angka
melek huruf, wajib belajar 9 tahun dan angka putus sekolah) dan kesehatan
(rendahnya konsumsi makanan berfizi, kurangnya sarana dan prasarana
kesehatan serta keadaaan sanitasi dan lingkungan yang tidak memadai).
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini,
kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari
sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-
rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Garis
kemiskinan Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2018 sebesar Rp. 622.396,-
per kapita/bulan dan berada di bawah rata-rata Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Rp. 631.467,- Jika ditinjau melalui tren dari tahun 2014-2018, garis
kemiskinan Kabupaten Belitung Timur cenderung mengalami kenaikan,
sebagaimana gambar berikut,

Gambar 3.3.1-1
Perkembangan Garis Kemiskinan (Rp)
Kabupaten Belitung Timur Tahun2014-2018
700.000 622.396
563.309
600.000 504.668 528.572
492.652
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
-
2014 2015 2016 2017 2018

BPS Prov. Kepulauan Bangka Belitung, 2018 (diolah)

Sedangkan pada gambar 3.3.1-2 dapat dilihat bahwa tingkat kemiskinan


Kabupaten Belitung Timur mencapai 7,06. Angka ini menduduki posisitertinggi
kedua se- Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Gambar 3.3.1-2
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
136
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Persentase Tingkat Kemiskinan Berdasarkan kabupaten/Kota di Provinsi


Kepulauan Bangka Belitung tahun 2018 (%)
8 7,56 7,06
7 5,47 5,81
6 4,95
5 3,7
4 3,05
3
2
1
0

BPS Prov. Kepulauan Bangka Belitung, 2018 (diolah)

b. Analisis Kinerja
Kemiskinan merupakan fenomena sosial yang menuntut perhatian serius dari
berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Angka kemiskinan di
Kabupaten Belitung Timur pada Tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar
0,25% dibandingkan tahun 2017. Pada tahun 2017 tingkat kemiskinan
Kabupaten Belitung Timur sebesar 6,81% dan pada tahun 2018 menjadi 7,06%.

Gambar 3.3.1-3
Perkembangan Tingkat Kemiskin Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2018 (%)
7,33

7,06
6,99
6,81
6,68

2014 2015 2016 2017 2018

BPS Prov. Kepulauan Bangka Belitung, 2018 (diolah)

Analisis efektivitas persentase tingkat kemiskinan di Kabupaten Belitung Timur


tahun 2014-2018 dapat dikatakan bahwa Kabupaten Belitung Timur belumefektif
dalam menurunkan tingkat kemiskinan, dari tahun 2014–2018 tingkat
kemiskinan sempat mengalami penurunan dan kemudian mengalami kenaikan di

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


137
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

tahun2018. Meningkatnya angka kemiskinan Kabupaten Belitung Timur terjadi


dikarenakan oleh beberapa hal, diantaranya:
 Program-program perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan
pemerintah daerah baru sebatas pengurangan beban pengeluaran penduduk
miskin belum mampu menyentuh peningkatan pendapatannya. Padahal
penduduk miskin kabupaten Belitung Timur bekerja di tiga sektor terbesar yaitu
perkebunan, pertambangan dan perikanan tangkap. Sementara program-
program pro kemiskinan belum mampu menyentuh/menanggulangi rendahnya
pendapatan penduduk miskin di tiga sektor tersebut karena kebanyakan
penduduk miskin tersebut bekerja sebagai buruh.
 Bantuan pemerintah atau program perlindungan sosial belum menjadikan BDT
(Basis Data Terpadu) sebagai basis data. Karena 8.930 penduduk miskin
menurut BPS sesungguhnya berada di persentil 1 sampai 6 dari BDT. Penduduk
miskin yang berada di BDT tersebut belum menjadi sasaran program-program
terkait peningkatan pendapatan masyarakat
 Harga barang di kabupaten Belitung Timur mengalami peningkatan setiap
tahunnya, sehingga menyebabkan garis kemiskinan sebagai ukuran tingkat
kemiskinan ikut meningkat. Hal ini menyebabkan penduduk yang bekerja
sebagai buruh pada tiga sektor terbesar yaitu sektor perkebunan,
pertambangan dan perikanan tangkap pendapatannya relatif tetap atau tidak
mengalami peningkatan.
c. Solusi
Dalam upaya menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Belitung Timur,
terdapat beberapa hal yang perlu dijadikan perhatian antara lain:
 Program-program pemerintah harus lebih memprioritaskan pada program yang
mampu meningkatkan perekonomian penduduk miskin di tiga sektor terbesar
yang meliputi perkebunan, pertambangan dan perikanan tangkap dengan
menggerakkan seluruh stakeholder untuk berperan aktif.
 Diseminasi data BDT kepada seluruh stakeholder berdasarkan karakteristik
program-program intervensi.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


138
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

 Perlunya penguatan regulasi pemanfaatan BDT dan integrasi program-program


penanggulangan kemiskinan
 Memperkuat peran TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah)

Analisis Pencapaian Sasaran 3.3.2. Menurunnya angka pengangguran

Tabel 3.2.20

Tahun 2017 Tahun 2018


Satua Capaian Capaian
Indikator Reali Kinerja Real Kinerja
n Target Target
sasi Tahun isasi Tahun
2017 (%) 2018 (%)
1 Tingkat % 2,3 2,62 86,09 1,83 1,5 81,96
pengangguran
terbuka

Adapun penjelasan mengenai indikator yang mewakilipencapaian kinerja


sasaran terbesut, sebagai berikut :
1. Tingkat pengangguran terbuka
a. Penjelasan
Penganggur terbuka adalah mereka yang sedang mencari pekerjaan,
mereka yang mempersiapkan usaha, mereka yang mencari pekerjaan
karena tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan mereka yang sudah
mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Rumus Tingkat pengangguran terbuka (TPT) :
Penganggur
TPT = X 100%
Angkatan Kerja
Rumus capaian kinerja
Rencana − (Realisasi − Rencana)
Tingkat Capaian = X 100%
Rencana

b. Analisis Kinerja

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


139
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Belitung Timur periode tahun


2014 – 2018 disajikan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.3.2-2
Tingkat Pengangguran Terbuka Belitung Timur
Periode Tahun 2014 – 2018

2014 2015 2016 2017 2018


Angkatan Kerja 59.821 60.709 62.742 63.717 69.033
- Bekerja 58.259 59.159 61.304 62.050 67.998
- Penganggur 1.562 1.550 1.438 1.667 1.035
Bukan Angkatan Kerja 27.140 28.425 28.829 29.981 26.941
TPT (%) 2,61 2,55 2,29 2,62 1,50
Sumber : BPS, SAKERNAS 2018 (diolah)

Realisasi capaian kinerja indikator sasaran dapat dihitung sebagai berikut :


1,83 − (1,50 − 1,83)
Tingkat Capaian = X 100% = 118,03%
1,83
Berdasarkan tabel di atas, TPT Belitung Timur tahun 2018 adalah sebesar
1,50% atau menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumya, dimana
capaiannya adalah sebesar 2,62%. Angka TPT Belitung Timur juga paling
rendah jika dibandingkan dengan kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Target TPT tahun 2018 adalah sebesar 1,83% sehingga
capaian kinerja tahun 2018 adalah sebesar 118,03%. Menurunnya angka
TPT disebabkan oleh pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi sejalan
dengan naiknya penduduk yang bekerja pada angkatan kerja tersebut.
Meskipun begitu, penyerapan tenaga kerja di Belitung Timur masih
didominasi tenaga kerja musiman dan informal sehingga angka TPT
rentan untuk naik kembali.
c. Solusi
Beberapa permasalahan diantaranya adalah :
a. Masih rentannya perubahan angka TPT untuk naik kembali karena
penyerapan tenaga kerja masih bersifat musiman dan informal. Hal
ini bisa dibuktikan dengan capaian tingkat kemiskinan yang justru
bertambah.
b. Masih rendahnya kerjasama lintas sektor dalam rangka
penanggulangan masalah pengangguran.
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
140
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Beberapa solusi yang hendaknya dilaksanakan adalah:


1) Meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga kerja lokal, yaitu
dengan memberikan pelatihan-pelatihan dalam rangka meningkatkan
daya saing tenaga kerja lokal dalam menghadapi dunia kerja. Dimana
Pemerintah Kabupaten Belitung Timur selain melaksanakan kegiatan
pelatihan-pelatihan, juga melakukan kerjasama dengan perusahaan-
perusahaan dan Balai Latihan Kerja yang kompeten.
2) Meningkatkan penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja, yaitu
dengan melaksanakan kegiatan pasar kerja atau job fair maupun
peningkatan pelayanan bursa kerja.
3) Mendorong penciptaan lapangan pekerjaan seluas-luasnya, yaitu
dengan pelaksanaan program padat karya produktif, pengembangan
perindustrian dengan penarikan investor, dan pengiriman tenaga
kerja lokal ke luar Belitung.
4) Meningkatkan dan mendorong kerjasama lintas sektor dalam rangka
menyusun kebijakan penanggulangan masalah pengangguran.

Analisis Pencapaian Sasaran 3.4.1. Meningkatnya pelayanan pendidikan

Tabel 3.2.21

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
Indikator Satuan Kinerja Kinerja
Target Realisasi Tahun Target Realisasi Tahun
2017 2018
(%) (%)
1 Angka rata-rata
lama sekolah Tahun 8,7 8,5 97,70 9 8 88,89

2 Angka
Partisipasi %
92,5 91,25 98,65 93,5 102,67 109,81
murni (APM)
sekolah SD/MI
3 Angka
83,5 85,18 102,01 84,5 89,19 105,55
partisipasi %

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


141
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

murni sekolah
SMP/MTs
4 Angka
partisipasi % 57,9 61.25 105,79 59,5 45,17 75,92
murni PAUD
5 Angka putus
sekolah
% 0,305 0,34 89,70 0,175 1,35 -5,7143
pendidikan
dasar
6 Persentase
sekolah yang
terakreditasi %
94,5 96,5 97,93 96,5 99,23 102,83
minimal B pada
semua jenjang
pendidikan
Rata-rata capaian kinerja 98,63 80,6

Analisis capaian kinerja untuk masing-masing indikator dijabarkan berikut ini :


1. Angka rata-rata lama sekolah
a. Penjelasan
Angka rata-rata lama sekolah adalah rata-rata lama sekolah yang
dihabiskan oleh penduduk dari berbagai golongan usia untuk menempuh
semua jenis pendidikan.
b. Analisa Peningkatan/Penurunan Kinerja
Berdasarkan tabel diatas bahwa angka rata-rata lama sekolah tahun 2018
mengalami penurunan dibanding tahun 2017, dimana pada tahun 2018
mencapai 8 tahun sedangkan tahun 2017 mencapai 8,5 tahun atau
sekolah SMP kelas VIII smester genap.
c. Solusi
Diperlukan peran serta pemerintah dan masyarakat dalam upaya
peningkatan pelayanan pendidikan, khususnya pendidikan non formal
seperti pendidikan paket A, B, dan C. Selain itu diperlukan beasiswa
miskin bagi siswa yang kurang mampu untuk dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

2. Angka Partisipasi Murni TK/PAUD


a. Penjelasan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


142
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Angka partisipasi murni sekolah SD/MI adalah persentase jumlah anak


pada usia 7-12 tahun yang sedang bersekolah pada jenjang SD/MI
terhadap jumlah seluruh anak usia 7-12 tahun di suatu daerah.
b. Analisa Peningkatan/Penurunan Kinerja
Dari data diatas APM SD/MI pada tahun 2018 mengalami kenaikan jika
dibanding tahun 2017 yaitu pada tahun 2017 sebesar 91,25% sedangkan
pada tahun 2018 naik menjadi 102,67%.
c. Solusi
Untuk meningkatkan APM SD/MI diperlukan upaya dari pemerintah yang
dapat mendorong masyarakat untuk dapat menyekolahkan anaknya pada
usia sekolah diantaranya pembangunan unit sekolah baru dalam rangka
perluasan akses bagi daerah yang padat penduduk ataupun yang jauh
dengan pusat pemerintah.

3. Angka Partisipasi Murni SD/MI


a. Penjelasan
Angka partisipasi murni sekolah SMP/MTs adalah persentase jumlah anak
pada usia 13-15 tahun yang sedang bersekolah pada jenjang SMP/MTs
terhadap jumlah seluruh anak usia 13-15 tahun di suatu daerah.
b. Analisa Peningkatan/Penurunan Kinerja
Dari tabel diatas APM SMP/MTs pada taun 2018 mengalami peningkatan
jika dibanding tahun 2017 yaitu dari 85,18% tahun 2017 menjadi 89,19%
pada tahun 2018.
c. Solusi
Untuk meningkatkan APM SD/MI diperlukan upaya dari pemerintah yang
dapat mendorong masyarakat untuk dapat menyekolahkan anaknya pada
usia sekolah diantaranya pembangunan unit sekolah baru dalam rangka
perluasan akses bagi daerah yang padat penduduk ataupun yang jauh
dengan pusat pemerintah.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


143
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

4. Angka Partisipasi Murni SMP


a. Penjelasan
Angka partisipasi murni sekolah SMP/MTs adalah persentase jumlah anak
pada usia 13-15 tahun yang sedang bersekolah pada jenjang SMP/MTs
terhadap jumlah seluruh anak usia 13-15 tahun di suatu daerah.
b. Analisa Peningkatan/Penurunan Kinerja
Dari tabel diatas APM SMP/MTs pada taun 2018 mengalami peningkatan
jika dibanding tahun 2017 yaitu dari 85,18% tahun 2017 menjadi 89,19%
pada tahun 2018.
c. Solusi
Untuk meningkatkan APM SD/MI diperlukan upaya dari pemerintah yang
dapat mendorong masyarakat untuk dapat menyekolahkan anaknya pada
usia sekolah diantaranya pembangunan unit sekolah baru dalam rangka
perluasan akses bagi daerah yang padat penduduk ataupun yang jauh
dengan pusat pemerintah.

5. Angka Putus Sekolah(APS) pendidikan dasar


a. Penjelasan
Merupakan proporsi anak menurut kelompok usia sekolah yang tidak
bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan
tertentu. Kelompok umur yang dimaksud adalah kelompok umur 7-12
tahun dan usia 13-15 tahun.Indikator angka putus sekolah merupakan
indikator negatif, artinya makin tinggi / besar realisasi berarti kinerjanya
buruk atau sebaliknya semakin rendah/kecil realisasi maka semakin baik
kinerja suatu instansi.
b. Analisa Kinerja
Berikut angka putus sekolah perjenjang pendidikan:

Tahun 2017 Capaian Tahun 2018 Capaian


Kinerja Kinerja
Indikator Sasaran Satuan
Reali Tahun Reali Tahun
Target Target
sasi 2017 (%) sasi 2018 (%)
Angka Putus Sekolah
SMP/MTs
% 0,45 0,54 80,00 0,3 2,5 -7,03
Angka Putus Sekolah SD/MI % 0,08 0,07 112,50 0,05 0,2 -2,95

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


144
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Berdasarkan tabel diatas angka putus sekolah SMP tahun 2018


mengalami kenaikan yang cukup signifikan bila dibanding tahun 2017,
dimana pada tahun 2017 APS SMP/MTs terrealisasi sebesar 0,54%
menjadi 2,5% pada tahun 2018 atau naik sebesar 362,96%, sedangkan
APS SD/MI juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu dari
0,07% pada tahun 2017 menjadi 0,20% pada tahun 2018 atau naik
sebesar 185,71%. Kenaikan angka putus sekolah pada kedua jenjang
tersebut cukup fantastik dan perlu mendapat perhatian khusus dan serius
dari pemerintah. Beragam alasan dikemukakan tentang tingginya angka
putus sekolah, mulai dari alasan/ faktor ekonomi, sosial, keluarga,
kenakalan remaja dan lain sebagainya. Namun untuk lebih mendalami
faktor apa yang lebih dominan perlu dilakukan semacam penelitian
tentang hal tersebut.
c. Solusi
Kondisi tingginya angka putus sekolah di Kabupaten Belitung Timur pada
tahun 2018 perlu mendapat perhatian khusus dari semua pemangku
kepentingan dalam hal ini Dinas Pendidikan selaku dinas teknis.
Kerjasama pemerintah daerah, sekolah, pemerintah desa, dunia usaha
dan orang tua merupakan syarat mutlak dalam menyelesaikan persoalan
ini dan jika diperlukan dilakukan penelitian mengenai tingginya angka
putus sekolah tersebut. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan upaya
sebagai berikut:
1. Melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah ataupun ke desa-desa yang
melibatkan berbagai instansi tentang pentingnya pendidikan bagi
generasi muda.
2. Menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan bagi peserta
didik sehingga mereka merasa senang bersekolah.
3. Memberikan beasiswa bagi pelajar yang kurang mampu secara
ekonomi dengan bekerjasama dengan pihak dunia usaha.
4. Untuk mengakomodir siswa yang putus sekolah perlu dibentuk
kelompok-kelompok belajar masyarakat yang tergabung dalam PKBM

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


145
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

melalui pendidikan paket A bagi siswa SD maupun paket B untuk


siswa yang belum tamat SMP. Bagi PKBM hal ini merupakan
peluang/kesempatan untuk mengembangkan kegiatan belajar
masyarakat melalui pendidikan non formal yang lebih fleksibel.

6. Persentase sekolah yang terakreditasi minimal B pada semua jenjang


pendidikan
a. Penjelasan
Akreditasi sekolah adalah kegiatan penilaian yang dilakukan oleh
pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang untuk
melakukan kelayakan program dan / atau satuan pendidikan pada jalur
pendidikan formal dan non formal pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan berdasarkan kriteria yang ditetapkan, sehingga dianggap
layak untuk beroperasi. Nilai akreditasi dinyatakan dengan huruf A,B,C
dan seterusnya.
b. Analisa Peningkatan/Penurunan Kinerja
Berasarkan tabel diatas persentase sekolah yang terakreditasi minimal B
pada semua jenjang pendidikan (dalam hal ini jenjang SD dan SMP) pada
tahun 2018 mengalami kenaikan dibanding tahun 2017, dimana realisasi
pada tahun 2018 telah mencapai 99,23% sedangkan pada tahu 2017
baru mencapai 96,5% atau naik sebesar 2,73%.
c. Solusi
Kondisi ini perlu dipertahankan bahkan lebih ditingkatkan lagi dimasa
yang akan datang, sehingga masyarakat tidak ada keraguan terhadap
sekolah penyelenggara pendidikan yang ada di Kabupaten Belitung
Timur. Untuk itu pemerintah daerah terus berupaya melengkapi
ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan
standar nasional pendidikan.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


146
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Analisis Pencapaian Sasaran 3.4.2. Meningkatnya Derajat Kesehatan


Masyarakat

Tabel. 3.2.22

Tahun 2017 Capaian Tahun 2018 Capaian


Kinerja Kinerja
No Indikator Sasaran Satuan
Realis Tahun Tahun
Target 2017 (%) Target Realisasi 2018 (%)
asi
1 Angka Harapan Hidup Tahun 71,30 71,37 100 71.52 71.52 100
2 Persentase gizi buruk % < 0,04 0,02 100 0,1 0,1 100
3 Persentase masyarakat % 100 89 89 100 90.00 90
mendapat pelayanan
kesehatan
4 Cakupan kepesertaan % 100 77 77 100 90.07 90.07
Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)
Rata-rata capaian kinerja 91,5 95,01

Berikut analisis capaian sasaran untuk masing-masing indikator :


1. Angka usia harapan hidup
a. Penjelasan
Angka ini didefinisikan sebagai perkiraan banyak tahun yang dapat
ditempuh oleh seseorang sejak lahir, berdasarkan Age Specific Rate atau
rata-rata umur spesifik dari kematian, besar kecilnya usia harapan hidup
suatu generasi sangat dipengaruhi oleh banyaknya penduduk yang mampu
melewati umur tertentu, dan banyaknya penduduk yang dilahirkan hidup
dari suatu generasi sampai mencapai umur tertentu. Usia harapan hidup
ditentukan oleh besarnya angka jumlah kematian bayi. Jika kematian bayi
jumlahnya besar, usia harapan hidup akan rendah.Oleh karenanya,
biasanya di negara-negara maju harapan hidupnya tinggi karena
padaumumnya tingkat kesehatan ibu dan bayinya tinggi.Sebaliknya, di
negara berkembang biasanya relatif rendah karena buruknya tingkat
kesehatan. Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Belitung Timur tahun
2018mencapai 71,52 tahun.Angka ini didefinisikan sebagai perkiraan
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
147
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir adalah 71,52
tahun.
b. Analisis Kinerja
Angka Usia Harapan Hidup Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2018
mencapai angka 71.52 tahun (Sumber Badan Perencanaan, Pembanguna,
Penelitian, dan Pengembangan Daerah Kabupaten Belitung Timur). Selama
periode tahun 2010 hingga tahun 2017, Kabupaten Belitung Timur memiliki
rata-rata AHH sebesar 71,01 tahun.Lebih tinggi dari rata-rata AHH nasional
(Indonesia) yang pada periode tersebut mencapai 70,29 tahun. Sementara
itu, rata-rata angka harapan hidup di Belitung Timur tumbuh sebesar 0,10
% persen per tahun selama periode tersebut. Jika dilihat dari aspek
Kesehatan terjadinya peningkatan angka usia harapan hidup Hal ini
dipengaruhi oleh peningkatan kesehatan Ibu dan Anak di kabupaten
Belitung timur, hal ini berkaitan erat dengan angka kematian bayi, pada
tahun 2018 angka kematian bayi dikabupaten Belitung timur 28 kasus/1000
kelahiran hidup atau (13.28) angka ini masih dibawah target nasional yakni
(23/1.000 kelahiran hidup), selain itu juga dipengearuhi oleh indikator
cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan capaian tahun 2018 yakni sebanyak 2.111 ibu hamil
ditolong oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi sehingga
capaian kinerja sebesar (97.37%), hal ini menunjukan semakin
meningkatnya derajat kesehatan Ibu dan anak di kabupaten Belitung
Timur.
c. Solusi
Terus melakukan pembinaan tentang kesehatan Ibu dan anak,
mengoptimalkan program kelas ibu hamil dan meningkatkan kerjasama
antara bidan dengan dokter spesiais untuk penanganan kesehatan bayi, hal
ini nantinya akan menekan angka kematian bayi, karena pada saat ini
angka kematian bayi di kabupaten Belitung Timur cukup tinggi.
Peningkatan capaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatah yang
pelaksanaan kegiatannya dengan sasaran seluruh penduduk dengan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


148
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

berbagai kriteria umur di Belitung Timur dengan kegiatan di dalam Gedung


Puskesmas dan Luar Gedung Puskesmas sebagai upaya meningkatkan
derajat kesehatan sampai dengan usia lanjut. Inovasi Puskesmas dalam
peningkatan kesehatan ibu dan anak juga telah dilaksanakan, antara lain
KABITA GIAT (Kelas Ibu dan Balita Gigi Sehat) di Puskesmas Dendang,
PELITA (Peduli Ibu Hamil, Ibu Nifas, Bayi dan Balita) di Puskesmas Gantung,
YUK NGEJIM ( Yuk Jemput dan Antar Ibu Hamil) di Puskesmas Mengkubang.

2. Persentase gizi buruk


a. Penjelasan
Persentase gizi buruk adalah jumlah seluruh balita gizi buruk yang
ditemukan dan ditangani pada waktu tersebut dibagi dengan seluruh balita
pada tahun tersebut, Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan
(BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-score < −3, dan atau dengan tanda-
tanda klinis (marasmus, kwasiorkor, dan marasmus-kwasiorkor).
Cara Perhitungan/Rumus :
1)

2) Pembilang Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan dan ditangani pada
sarana pelayanan kesehatan sesuai standar di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
3) Penyebut Jumlah seluruh balita pada tahun tersebut di satu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama. 4) Ukuran/Konstanta Persentase (%).
b. Analisis Kinerja
Pada tahun 2017 ditemukan kasus balita gizi buruk 2 balita dan jumlah
seluruh balita sebanyak 12.404 sehingga capaian persentase balita gizi
buruk (0.02%), sedangkan pada tahun 2018 jumlah balita yang terindikasi
gizi burukdi Kabupaten Belitung Timur sampai dengan akhir tahun
sebanyak 10 anak yang mendapat penanganan tata laksana sesuai dengan
prosedur gizi. berdasarkan rumus dibandingkan dengan jumlah balita pada
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
149
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

tahun 2018 sebanyak 9.459 balita sehingga persentase balita gizi buruk
pada tahun 2018(0.1%). Terdapat peningkatan kasus dari tahun 2017,
dengan dilaksanakannya kegiatan sweeping penimbangan pada semua
balita yang tidak berkunjung ke Posyandu. Upaya ini dilaksanakan untuk
mendeteksi lebih awal kasus kekuarangan gizi di Kabupaten Belitung Timur.
Gizi buruk dapat terjadi pada balita dikarenakan berbagai penyebab seperti
kurangnya suplay zat gizi/makanan (penyebab langsung) serta penyakit
infeksi, pola asuh yang tidak baik, perawatan kehamilan yang buruk,
sanitasi yang buruk dan faktor tidak langsung yang berlangsung secara
lama/kronis. Selain itu peningkatan kasus gizi buruk pada balita
dikarenakan secara umum pada saat penimbangan balita sedang dalam
kondisi sakit sehingga terjadi penurunan intake nutrisi yang menyebabkan
turunnya berat badan anak dengan indikasi buruk dilihat sesuai status gizi.
c. Solusi
Penanganan kondisi mengalami perbaikan dengan adanya kegiatan
pemulihan status gizi anak melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
dan konseling gizi masyarakat. Inovasi dalam pemberdayaan di masyarakat
dalam rangka peningkatan gizi keluarga melalui inovasi program CFC
(Community Feeding Center) di Puskemas Manggar, Budidaya tanaman
buah dan sayur dengan metode Hydroponik di Puskesmas Renggiang perlu
terus ditingkatkan, serta peran lintas sektor dan stakeholder untuk terus
menyiapkan generasi sehat.

3. Persentase masyarakat mendapat pelayanan kesehatan


a. Penjelasan
Persentase Masyarakat Mendapat Pelayanan Kesehatan, secara umum
pelayanan kesehatan adalah sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang
tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif(
peningkatan kesehatan ) kuratif dan rehabilitatif dengan sasaran
masyarakat. setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


150
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta


memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atupun
masyarakat, pada indikator persentase masyarakat mendapat pelayanan
kesehatan untuk pelayanan preventif dapat dilihat dari jumlah kunjungan
pelayanan kesehatan yakni, (kunjungan ibu hamil melakukan pemeriksaan
selama kehamilan, ibu hamil yang mendapatkan pelayanan persalinan,
kunjungan bayi baru lahir, warga Negara usia 15-59 tahun yang
mendapatkan skrining kesehatan dasar, jumlah warga Negara usia 60
tahun yang mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar). Kemudian
dapat dilihat dari pelayanan kesehatan promotif, kuratif dan rehabilitatif,
yang terdiri dari jumlah penderita hipertensi yang mendapat pelayanan
kesehatan, jumlah penyandang DM yang mendapat pelayanan kesehatan
sesuai standar, jumlah ODGJ berat yang mendapat pelayanan kesehatan,
jumlah orang dengan TB yang mendapat pelayanan TB, jumlah orang yang
beresiko terinfeksi HIV mendapat pemeriksaan HIV dan Jumlah peserta
jaminan kesehatan sehingga untuk menghitung persentase masyarakat
mendapat pelayanan kesehatan, jumlah seluruh kunjungan yang diatas
dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut.
b. Analisis Kinerja
Pada tahun 2018 Persentase Masyarakat Mendapat Pelayanan Kesehatan
adalah sebanyak 110.013 jiwa, sedangkan jumlah penduduk pada tahun
2018 adalah sebesar 122.229 jiwa sehingga Persentase masyarakat yang
mendapat pelayanan kesehatan adalah (90%) Sedangkan pada tahun 2017
sebanyak 106.062 jiwa sedangkan jumlah penduduk pada tahun 2017
adalah 119.261 jiwa sehingga persentase masyarakat yang memperoleh
pelayanan kesehatan adalah (89 %). Selisih capaian kinerja pada tahun
2017 dan 2018 sebesar 1%. berdasarkan data yang diperoleh, masih
terdapat 10% penduduk Belitung Timur belum memeriksakan kesehatan.
c. Solusi
Di tahun 2018, definisi persentase pelayanan kesehatan masyarakat
merupakan angka penduduk yang terakses pelayanan kesehatan baik di

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


151
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

dalam gedung Puskesmas, maupun luar gedung Puskesmas. Masih terdapat


10% penduduk yang belum terakses pelayanan kesehatan, sehingga
diperlukan peningkatan kinerja dari unit layanan kesehatan dalam
memberikan/menyampaikan informasi tentang kegiatan preventif,
promotif bahwa tindakan pencegahan penyakit lebih penting dari
pengobatan penyakit. Terus meningkatkan koordinasi antara stakeholder
dan masyarakat agar lebih mengupayakan kegiatan preventif dan promotif,
seperti pepatah ’sedia payung sebelum hujan’. Melalui program pendataan
PIS PK (Program Indonesia Sehat Penyehatan Keluarga), secara door to
door petugas kesehatan berupaya mengumpulkan data kesehatan seluruh
penduduk di kabupaten Belitung Timur, sehingga akses pelayanan
kesehatan 100% dapat tercapai untuk menuju Masyarakat Belitung Timur
yang Sehat, Maju dan Mandiri menuju Belitung Timur Sejahtera.

4. Cakupan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)


a. Penjelasan
Cakupan Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional adalah, semua
orang atau masyarakat yang tergabung dalam kepesertaan atau
terdaftar dalam Jaminan kesehatan nasional, jaminan kesehatan
nasional terdiri dari atau rangkuman dari jenis jaminan kesehatan
antara lain, kepesertaan/anggota jaminan kesehatan Penerima Bantuan
Iuran (PBI) APBN, APBD I dan APBD II, Pkerja Penerima Upah (PPU),
Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) Mandiri, kepesertaan/anggota
jaminan kesehatan Bukan Pekerja (BP), JAMKESDA, Asuransi Swasta,
Asuransi Perusahaan.
b. Analisis Kinerja
Pada tahun 2018 jumlah peserta jaminan kesehatan nasional (peserta
PBI APBN, PBI APBD I dan APBD II, PPU,PBPU,BP,JAMKESDA, Asuransi
Swasta, Asuransi Perusahaan) sebanyak 110.103 jiwa yang terdaftar dan
jumlah seluruh penduduk pada tahun 2018 adalah sebesar 122.229 jiwa
sehingga persentase kepesertaan jaminan kesehatan nasional adalah

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


152
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

sebesar (90.07%) sedangkan Pada tahun 2017 jumlah peserta jaminan


kesehatan nasional (peserta PBI APBN, PBI APBD I dan APBD II,
PPU,PBPU,BP,JAMKESDA, Asuransi Swasta, Asuransi Perusahaan)
sebanyak 91.485 jiwa yang terdaftar dan jumlah seluruh penduduk pada
tahun 2017 adalah sebesar 119.261 jiwa sehingga persentase
kepesertaan jaminan kesehatan nasional adalah sebesar (77%) Terjadi
peningkatan kepesertaan jaminan kesehatan sebanyak 13% di tahun
2018. Pencapaian ini, Belitung Timur memperoleh UHC (Universal
Health Coverage).
c. Solusi
Masih adanya masyarakat yang belum terdaftar kemungkinan karena
soal pelayanan, menyangkut prinsip portabilitas. Prinsip portabilitas
dalam program JKN/KIS yang berjalan selama ini belum optimal.
Portabilitas artinya setiap peserta dapat menikmati layanan kesehatan
berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia. Kalaupun seorang peserta
pergi ke daerah lain, ia tetap bias mendapatkan layanan.
Namun, dari sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) masih ada kebijakan
BPJS Kesehatan yang membatasi pelayanan bagi peserta yang berobat di
luar faskes tingkat pertama (FKTP) tempat peserta terdaftar. Peserta
bisa mendapat pelayanan di FKTP itu maksimal 3 kali. Ada juga FKTP
menolak melayani peserta dari FKTP wilayah lain dengan alasan
mekanisme pembayaran untuk portabilitas belum jelas. Jika tetap ingin
dilayani, ia harus menghubungi layanan di daerah asal.
namun untuk kasus darurat relatif berjalan. Tapi hal serupa tidak
ditemui dalam portabilitas pelayanan non darurat. Seharusnya untuk
pembatasan pelayanan sebanyak 3 kali itu ditujukan kepada peserta
yang terdaftar di faskes yang masih dalam satu kabupaten/kota;
menyediakan petugas call center di daerah untuk pelayanan portabilitas;
dan mengembangkan pola pembayaran khusus kepada FKTP yang
memberi pelayanan kepada peserta yang berasal dari FKTP daerah
lain.kemudian yang menyangkut regionalisasi rujukan.Pelayanan dalam

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


153
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

program JKN/KIS dilaksanakan secara berjenjang mulai dari FKTP sampai


faskes rujukan tingkat lanjutan (FKRTL). regionalisasi rujukan tidak tepat
karena menyebabkan peserta terhambat untuk mengakses pelayanan
kesehatan.Peserta harus menempuh jarak yang jauh dengan biaya yang
besar untuk mencapai sebuah faskes. Kabupaten Belitung Timur juga
terus berupaya meningkatkan alokasi pembiayaan PBI (Penerima
Bantuan Iuran) dengan kategori keluarga menengah kebawah,
dikarenakan banyaknya kasus di RSUD Belitung Timur terkait
pembiayaan kesehatan pada golongan ini.

Analisis Pencapaian Sasaran 3.5.1 Pengendalian laju pertumbuhan penduduk

Tabel 3.2.23

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian
Capaian
Kinerja
Indikator Satuan Kinerja
Target Realisasi Tahun Target Realisasi
Tahun
2017
2018 (%)
(%)
1 Laju % 2,5 2,05 82 2 1,35 68
pertumbuhan
penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB tahun 2018

1. Laju Pertumbuhan Penduduk


a. Penjelasan
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu,
dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam
sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran.
Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi
selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal
untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


154
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia. Pengertian lainnya


adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu setiap
tahunnya. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah penduduk suatu
wilayah di masa yang akan datang. Pengendalian laju pertumbuhan
penduduk adalah perubahan penduduk berguna untuk memprediksi
jumlah penduduk suatu wilayah di masa yang akan dating. Pengedalian
laju pertumbuhan penduduk terjadi terus-menerus akibat adanya
kelahiran, kematian, migrasi masuk dan migrasi keluar. Untuk
mengurangi laju pertumbuhan laju pertumbuhan penduduk
kabupaten/kota terus berperan aktip membantu mensukseskan
program KB. Maka dengan demikian kualitas penduduk bisa meningkat
jika mengikuti program KB. Tidak hanya itu, masyarakat juga harus lebih
memahami dan mengutamakan pentingnya ber-KB. Dengan demikian,
kualitas SDM nya akan sesuai standart jika warga ber-KB dan kehidupan
ekonominya pun bisa normal. Rumus laju pertumbuhan penduduk,
yaitur = {(Pt /P0)(1/t)-1} x 100
b. Analisis Kinerja
Pengendalian laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2017 terealisasi
sebesar 2,05 % dari target 2,5 % sedangkan pada Tahun 2018 terealisasi
1,35% dari target 2% terjadi penurunan pengendalian laju pertumbuhan
penduduk dari tahun 2017 ke tahun 2018. Data jumlah penduduk ini
diambil dari sumber Dinas Kependudukan dan catatan sipil, penurunan
ini menunjukan tingkat pengendalian laju pertumbuhan penduduk di
Kabupaten Belitung Timur semakin terkendali karena adanya,
perbedaan tingkat pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh
beberapa factor antara lain kelahiran, kematian, dan migrasi serta
ketersediaan fasilitas social dan ekonomi. Hal ini sejalan dengan
proyeksi BPS, Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia per tahun 2014
mencapai 1,40%. Penurunan ini diprediksi oleh keberhasilan program
yang semakin digencarkan BKKBN, migrasi keluar yang semakin

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


155
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

meningkat, dan kesadaran dari masyarakat Indonesi untuk mengatur


jarak kelahiran.
c. Solusi
Solusi dalam mengendalikan pengendalian laju pertumbuhan penduduk
yaitu dengan cara merencanakan menikah usia ideal serta
merencanakan kehamilan (Hindari 4T) yaitu Terlalu tua, Terlalu muda,
Terlalu dekat dan Terlalu jauh yang terangkum melalui kegiatan analisa
dampak penduduk melalui sosialisasi ke 22 desa dan 10 sekolah untuk
menekan pernikahan dini dan kegiatan kebijakan pengendalian
penduduk melalui sosialisasi kepada masyarakat dan sekolah-sekolah
yang ada di kabupaten Belitung Timur sehingga pengendalian laju
pertumbuhan penduduk dapat terkendali.

Analisis Pencapaian Sasaran 3.5.2 Terjaminnya perlindungan perempuan dan


anak

Tabel 3.2.24

Capaian
Tahun 2017 Tahun 2018 CapaianK
KinerjaT
IndikatorSasara inerjaTah
No Satuan ahun
n Realisa Realisa un 2018
Target 2017 Target
si si (%)
(%)
Kasus/
1 Rasio KDRT 5:1000 1:1000 85 0,3 0,028 120,67
RT

1. Rasio KDRT
a. Penjelasan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (disingkat KDRT) adalah tindakan yang
dilakukan di dalam rumah tangga baik oleh suami, istri, maupun anak yang
berdampak buruk terhadap keutuhan fisik, psikis, dan keharmonisan hubungan
sesuai yang termaktub dalam Pasal 1 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU PKDRT). Lingkup tindakan
KDRT adalah perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis,

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


156
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan


perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum
dalam lingkup rumah tangga
Rasio KDRT adalah hasil pembagian antara Jumlah Kejadian KDRT dengan
Jumlah Keluarga yang ada. Tahun 2017 capaian kinerja sebesar 11,6% dari yang
ditargetkan dalam Renstra sebesar 0,5% dengan capaian 0,058%, sedangkan
Tahun 2018 capaian kinerja mencapai 9,18 dengan realisasi 0,028%. Penurunan
jumlah KDRT yang ada, dikarenakan intensitas diseminasi / sosialisasi dan
pendampingan kepada masyarakat baik secara langsung oelh Dinas Sosial,
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, maupun oleh Lembaga dan Organisasi
Perempuan yang berada dibawah koordinasi dan binaan Dinas Sosial,
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kab. Belitung Timur (P2TP2A, PKK, Dharma
Wanitadan LK3).
b. Analisa Peningkatan Kinerja
Capaian Kinerja pada Rasio KDRT pada Tahun 2018 mengalami penurunan
persentase Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dari tahun sebelumnya,
bukan berarti Capaian Kinerja untuk Rasio KDRT menurun, sebaliknya kinerja
penyelesaian KDRT meningkat. Adapun data Rasio KDRT 2 tahun terakhir adalah
sebagai berikut:

2015 2016 2017 2018


Indikator
No Sasaran
Kinerja
Jumla Jumla Jumla
Jumlah Jumlah Perse Jumla Perse Jumlah Perse Jumlah Perse
h hKasu hKasu
Kasus RT n h RT n RT n RT n
Kasus s s
Terwujudnya
kesetaraan
gender dan
terlaksananya Rasio 39.06 0,02
1
fasilitasi
1
KDRT
32 37.195 0,086 31
5
0,079 23 39.619 0,058 11 39.950
8
Perlindungan
Perempuan
dan Anak

c. Solusi
Rasio Penanganan KDRT memang seharusnya menurun dikarenakan akan
berimbas pada Kesejahteraan Masyarakat khususnya Keluarga, Perempuan dan
Anak. Butuh kerjasama lintas sektoral dan seluruh elemen dalam masyarakat agar
Kekerasan Dalam Rumah Tangga tidak terjadi, Ketahanan Keluarga meningkat,
Perempuan dan Anak terlindungi.

Analisis Pencapaian Sasaran 3.5.3.Terwujudnya Pelestarian Seni Dan Budaya

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


157
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Tabel 3.2.25

Tahun 2017 Capai Tahun CapaianKi


No Indikator Sasaran Satuan an 2018 nerja
Target Realis Kinerj Targ Realis Tahun20
asi a et asi 18 (%)
Tahu
Persentase persentase 91 100 n
100 91 100 100
1 kelompok kesenian 20
tradisional aktif 17
(%
Jumlah event seni kegiatan 10 27 270 10 3 30
2 )
dan budaya
Rata-rata capaian kinerja 189,91
65

1. Persentase kelompok kesenian tradisional aktif


a. Penjelasan
Kesenian merupakan salah satu kekayaan yang sangat bernilai
karena selain merupakan ciri khas dari suatu daerah juga menjadi
lambang dari kepribadiaan suatu bangsa atau daerah, karena kesenian
merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah, maka menjaga,
memelihara dan melestarikan kesenian merupakan kewajiban dari
setiap individu dan masyarakat.
Kesenian tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian
hidup masyarakat dalam suatu sukubangsa tertentu, karena sifatnya
yang lekat dengan hidup masyarakat, kesenian tradisional harus
bersifat aktual. Untuk menjaga aktualisasi seni tradisional langkah-
langkah preservasi perlu dilakukan agar seni tradisional tidak musnah.
Salah satu peran serta masyarakat dalam melestarikan kesenian
tradisional adalah dengan membuat sanggar seni atau kelompok
kesenian tradisional yang di Kabupaten Belitung Timur pada tahu 2018
ini berjumlah 57 kelompok kesenian tradisional, namun dari jumlah 57
kelompok kesenian tradisional tersebut ada 5 kelompok kesenian
tradisional yang tidak aktif lagi.

Jumlah Sanggar/ Kelompok Kesenian Tradisional di Kab. Belitung


Timur Tahun 2018
No. Nama Sanggar/ Alamat Jenis Seni Ket.
Kelompok
Kesenian
1. ANGGREK SMA Negeri 1 Kreasi Baru
Manggar, Kec.
Manggar
2. KEMBANG Desa Lalang Jaya, Kec. Umum/Kreasi
SIMPOR Manggar Baru
3. KEMUNING Desa Lalang Jaya, Kec. Kreasi Baru
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
158
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Manggar
4. PINANG DARE SMK Negeri 1 Kreasi Baru
Manggar, Kec.
Manggar
5.. NASYID Desa Padang, Kec. Nasyid/Seni
INSTIFADOH Manggar Suara/Vocal
6. MAYANG SMP Negeri 1 Kreasi Baru
Manggar, Kec.
Manggar
7. PERENGGU SMK MITRA NUSA Kreasi Baru
SAKTI BHAKTI, Kec. Manggar
8. SEKAR LANGIT Desa Lalang Jaya, Kec. Tari tidak aktif
Manggar Tradisional
9. AL HIKMAH Desa Kelubi, Kec. Seni Musik
BENTAIAN Manggar Tradisional
10. GROUP HADRA Desa Padang, Kec. Seni Musik
ANNUR Manggar Tradisional
11. HADRA MAINDI Desa Lalang, Kec. Seni Musik
ANNUR Manggar Tradisional
12. AR RAHMAN Desa Kurnia Jaya, Kec. Seni Musik
Manggar Tradisional
13. KECUBUNG SMP Negeri 4 Kreasi Baru
Manggar, Kec.
Manggar
14. NURUL FATAH Desa Kurnia Jaya, Kec. Seni Suara/
Manggar Vocal
15. BULO KUNING SMP Negeri 2 Kreasi Baru
Manggar, Kec.
Manggar
16. GROUP ANTU Desa Lalang, Kec. Tari
BUBU Manggar Tradisional
MANGGAR
17. PINANG Desa Lalang, Kec. Kreasi Baru
GADING Manggar
18. GRIYA BAHANA Desa Lalang, Kec. Kreasi Baru
Manggar
19. SENIANG GARU Desa Lalang, Kec. Kreasi Baru
Manggar
20. MA’INDI AN Desa Lalang, Kec. Seni Musik
NUR Manggar Tradisional
21. SIKAPATAU Desa Buku Limau, Kec. Seni Musik
SIPAKALEBI Manggar Tradisional
22. KEMBANG Desa Kurnia Jaya, Kec. Kreasi Baru
RAMPAI Manggar
23. BUNGA RANTAN SMP Negeri 1 Kelapa Kreasi Baru
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
159
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Kampit, Kec. Kelapa


Kampit
24. CITRA Desa Senyubuk, Kec. Kreasi Baru
ARTISTIKA Kelapa Kampit
25. ISTANA YUDHA Desa Buding, Kec. Kreasi Baru
Kelapa Kampit
26. PAYONG TARA Desa Senyubuk, Kec. Kreasi Baru
Kelapa Kampit
27. PEMANGGAN Desa Buding, Kelapa Kreasi Baru
Kampit
28. SELINDANG SMP Negeri 2 Kelapa Kreasi Baru
MAYANG Kampit, Kec. Kelapa
Kampit
29. LESONG Desa Mayang, Kec. Seni Musik
PANJANG Kelapa Kampit Tradisional
MAYANG
30. MAYAPADA SMK Negeri 1 Kelapa Kreasi Baru
Kampit, Kec. Kelapa
Kampit
31. NURUL WATON Desa Mentawak, Kec. Seni Musik
Kelapa Kampit Tradisional
32. JARANAN KUDA Desa Mayang, Kec. Seni Musik
KEPANG Kelapa Kampit Tradisional
33. GENAYUN Desa Lenggang, Kec. Kreasi Baru
MERAH Gantung
34. KEMINANG Desa Lenggang, Kec. Kreasi Baru tidak aktif
Gantung
35. KUDA LUMPING Desa Gantung, Kec. Tari
Gantung Tradisional
36. TERATAI SMP Negeri 1 Kreasi Baru
Gantung, Kec.
Gantung
37. SERAI WANGI SMA Negeri 1 Kreasi Baru
Gantung, Kec.
Gantung
38. KEMBANG Desa Batu Penyu, Kec. Kreasi Baru
KUNDOR Gantung
39. PITALOKA Desa Lilangan, Kec. Tari tidak aktif
Gantung Tradisional
40. CEMPAKA Desa Gantung, Kec. Tari
PUTIH Gantung Tradisional
41. KETIMANG Desa Gantung, Kec. Tari
BURONG Gantung Tradisional
42. SINAR Desa Gantung, Kec. Kreasi Baru
SEMBULUK Gantung
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
160
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

43. KAMPUNG SENI Desa Lilangan, Kec. Seni Musik


AIRRIA GIRLONG Gantung Tradisional
44. DELITA Desa Jangkang, Kec. Kreasi Baru
Dendang
45. TEMBANG Desa Jangkang, Kec. Kreasi Baru tidak aktif
MAER Dendang
46. TEMBANG Desa Balok, Kec. Kreasi Baru tidak aktif
GONG Dendang
47. CEMPAKA SMP Negeri 2 Kreasi Baru
Dendang, Kec.
Dendang
48. GROUP REBANA Desa Balok, Kec. Seni Musik
AZ ZAHRA Dendang Tradisional
49. BATU Desa Burung Mandi, Kreasi Baru
SEMBAHYANG Kec. Damar
50. PAHAR Desa Burung Mandi, Kreasi Baru
Kec. Damar
51. HADERA TARI AL Desa Mengkubang, Seni Musik
QUDDUS Kec. Damar Tradisional
52. NURRUL Desa Mengkubang, Seni Musik
MUQODDIMAH Kec. Damar Tradisional
53. SENI SMP1DA SMP Negeri 1 Damar, Kreasi Baru
Kec. Damar
54. BINA KREASI Desa Simpang Pesak, Kreasi Baru
REMAJA Kec. Simpang Pesak
55. TREE PANDAWA Desa Tanjung Seni Suara/
Kelumpang, Kec. Vocal
Simpang Pesak
56. DUL MULUK Desa Tanjung Seni Teater/
Kelumpang, Kec. Drama
Simpang Pesak
57. BETIONG Desa Lintang, Kec. Seni Musik
BEGUBANG Simpang Renggiang Tradisional

b. Analisis Kinerja
Dalam pelaksanaan kinerja indikator sasaran persentase kelompok
kesenian radisonal aktif target yang hendak dicapai adalah 91% telah
terpenuhi. Adapun kendala yang dihadapi dalam meningkatakan
persentase kelompok kesenian aktif diantaranya :
1. terjadinya perpindahan pengurus kelompok kesenian ke daerah lain
yang mengakibatkan kegiatan kelompok menjadi tidak aktif;
2. sebagian besar pengurus kelompok kesenian tradisional berfokus
mencari nafkah diluar kegiatan berkesenian sehingga kegiatan
kelompok kesenian bukan menjadi perhatian utama yang
mengakibatkan kelompok-kelompok kesenian ini menjadi tidak aktif.
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
161
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

c. Solusi
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjadikan kelompok
kesenian tradisional aktif berkegiatan diantaranya :
1. menambah kegiatan event seni budaya sehingga semakin banyak
kelompok kesenian yang terlibat didalam kegiatan berkesenian;
2. menyebar kegiatan atau event seni budaya ke seluruh Kecamatan
sehingga kelompok kesenian yang berada jauh dari ibukota kabupaten
dapat turut serta dalam kegiatan dimaksud;
3. untuk kelompok kesenian yang jenis keseniannya termasuk langka dan
tidak banyak kelompok kesenian jenis tersebut seperti kesenian antu
bubu difasilitasi dengan cara menampilkan kesenian tersebut di program-
program televisi nasional yang melakukan peliputan seni budaya di
Kabupaten Belitung Timur.

2. Jumlah event seni dan budaya


a. Penjelasan
Getz (1997) mendefinisikan event adalah fana, tidak abadi, dan setiap
event merupakan suatu campuran unik dari durasi, pengaturan,
pengurus, dan orang-orangnya.
Allen (2002) mendefinisikan special event adalah suatu ritual istimewa,
penunjukan, penampilan, atau perayaan yang pasti direncanakan dan
dibuat untuk menandai acara-acara khusus atau untuk mencapai
tujuan sosial, budaya, atau tujuan bersama-sama. Event adalah
peristiwa, kejadian, pertandingan, perlombaan namun arti sebenarnya
adalah suatu acara hajatan yang diselenggarakan untuk memeriahkan
acara ulang tahun, pernikahan, seminar, dan pameran dan biasanya
ada pihak penyelanggara untuk membantu terlaksananya acara
tersebut. Selin itu juga Event dapat diartikan “media komunikasi”.
Merupakan “jembatan” untuk menyampaikan suatu maksud / tujuan
dari principal (client) kepada target, Rangkaian kegiatan yang
memberikan pegalaman secara “live”, langsung dan nyata. Jenis Event
dibedakan menjadi public event dan private event. Yang termasuk
dalam public event adalah: Perayaan budaya, seni atau hiburan, bisnis
atau perdagangan, kompetisi olah raga, pendidikan dan ilmu
pengetahuan, rekreasi, serta politik atau kenegaraan. Sedangkan
private event meliputi perayaan pribadi seperti peringatan hari jadi,
liburan keluarga, pesta pernikahan, dan pesta ulang tahun, serta
event-event social seperti pesta-pesta, gala, dan acara reuni (Getz,
1997)

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


162
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Jumlah Event Seni Dan Budaya


di Kabupaten BelitungTimur Tahun 2018

No Indikator Kinerja Satuan Capaian Targe Realisas Peningkata


. 2017 t i 2018 n (%)
2018
1. Jumlah event Seni dan kegiatan 3 10 3 30
Budaya

b. Analisis Kinerja
Dalam pelaksanaan kinerja sasaran tahun 2017 pada indikator kinerja
jumlah event seni dan budaya terjadi kekurangtepatan dalam pelaporan
jumlah capaian, hal ini terjadi karena ada kesalahpahaman penafsiran atas
perbedaaanevent dan atraksi yang dilaksanakan, yang dilaporkan pada
tahun 2017 dan tahun-tahun sebelumnya adalah jumlah atraksi pada
kegiatan Penyelenggaraan Atraksi Seni dan Budaya yang pada tahun 2018
ini terlaksana sebanyak 50 kali.

Cakupan Penyelenggaraan Atraksi Seni dan Budaya Tahun 2018


NO. NAMA LOKASI TANGGAL ACARA KETERANGAN
1 Atraksi Seni Kantor Bupati 19 Februari Sanggar
dan Budaya Belitung 2018 Penyambutan Anggrek
Belitong Timur Tamu Bupati
2 Atraksi Seni Pantai Nyiur 3 Februari 2018 KKN Tematik Group Antu
dan Budaya Melambai Bubu
Belitong
3 Atraksi Seni Pantai Nyiur 3 Februari 2018 KKN Tematik Group Beripat
dan Budaya Melambai
Belitong
4 Atraksi Seni Kantor 9 Maret 2018 Sanggar
dan Budaya Disbudpar Penyambutan Anggrek
Belitong Tamu Bupati
5 Atraksi Seni GOR/ 10 Maret 2018 Konser
dan Budaya Komplek Kemanusiaan Sanggar
Belitong Stadion ‘Opick Tombo Ati” Genayun
Damar Merah
6 Atraksi Seni Pantai Nyiur 13 Maret 2018 Shooting My Trip Group Antu
dan Budaya Melambai My Anventure Bubu
Belitong (MTMA)

7 Atraksi Seni Kantor 9 April 2018 Sanggar


dan Budaya Disbudpar Kunjungan Putri Anggrek
Belitong Indonesia
8 Atraksi Seni Kantor 12 April 2018 Kunjungan Ibu Sanggar Serai
dan Budaya Disbudpar Kapolda Kep. Babel Wangi
Belitong
9 Atraksi Seni Pantai Nyiur 15 April 2018 Permintaan dari
dan Budaya Melambai Temu Scooter Sanggar
Belitong Serumpun Sebalai Anggrek

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


163
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

NO. NAMA LOKASI TANGGAL ACARA KETERANGAN


10 Atraksi Seni Kantor Desa 2 Mei 2018 Penutupan TMMD Sanggar
dan Budaya Limbongan Anggrek
Belitong
11 Atraksi Seni Kantor Desa 2 Mei 2018 Penutupan TMMD Sanggar Serai
dan Budaya Limbongan Wangi
Belitong
12 Atraksi Seni Kantor Desa 2 Mei 2018 Penutupan TMMD Sanggar
dan Budaya Limbongan Genayun
Belitong Merah
13 Atraksi Seni Kantor Desa 2 Mei 2018 Penutupan TMMD Sanggar
dan Budaya Limbongan Kembang
Belitong Kundor
14 Atraksi Seni Kantor Desa 2 Mei 2018 Penutupan TMMD Sanggar
dan Budaya Limbongan Kembang
Belitong Rampai
15 Atraksi Seni Kantor Desa 2 Mei 2018 Penutupan TMMD Sanggar
dan Budaya Limbongan Teratai
Belitong
16 Atraksi Seni Kantor 3 Mei 2018 Penyambutan Sanggar
dan Budaya Disbudpar Tamu PT. Adira Genayun
Belitong Merah
17 Atraksi Seni Pantai Nyiur 13 Mei 2018 Penyambutan Sanggar
dan Budaya Melambai Tamu Travel Anggrek
Belitong Surabaya
18 Atraksi Seni Pantai Nyiur 6 Juli 2018 Promosi Budaya Group Antu
dan Budaya Melambai Global TV (GTV) Bubu
Belitong
19 Atraksi Seni Pantai Nyiur 6 Juli 2018 Promosi Budaya Group Beripat
dan Budaya Melambai Global TV (GTV)
Belitong
20 Atraksi Seni GOR/ 19 Juli 2018 Pembukaan Kajari Sanggar
dan Budaya Komplek Cup Pinang
Belitong Stadion Gading
Damar
21 Atraksi Seni Pantai Nyiur 10 Agustus 2018 Support Event Sanggar
dan Budaya Melambai Promosi Pelangi Anggrek
Belitong Travel Mart
22 Atraksi Seni Pantai Nyiur 10 Agustus 2018 Support Event Sanggar
dan Budaya Melambai Promosi Pelangi Hadra Maindi
Belitong Travel Mart Annur
23 Atraksi Seni Pantai Nyiur 10 Agustus 2018 Support Event Sanggar
dan Budaya Melambai Promosi Pelangi Pinang
Belitong Travel Mart Gading
24 Atraksi Seni Pantai 12 Agustus 2018 Belitung Beach Sanggar
dan Budaya Tanjung Festifal Istana Yuda
Belitong Kelayang
25 Atraksi Seni Pantai 12 Agustus 2018 Belitung Beach Group Antu
dan Budaya Tanjung Festifal Bubu
Belitong Kelayang
26 Atraksi Seni Pantai 16 Agustus 2018 KKN Tematik UBB Sanggar
dan Budaya Serdang Anggrek
Belitong
27 Atraksi Seni Kantor Bupati 17 Agustus 2018 HUT RI ke 73 Sanggar
dan Budaya Belitung Anggrek
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
164
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

NO. NAMA LOKASI TANGGAL ACARA KETERANGAN


Belitong Timur

28 Atraksi Seni Kantor Bupati 17 Agustus 2018 HUT RI ke 73 Sanggar Serai


dan Budaya Belitung Wangi
Belitong Timur
29 Atraksi Seni Rumah 14 September Penyambutan Sanggar Serai
dan Budaya Keong 2018 Tamu Famtrip Wangi
Belitong Gantung ta/to Singapura ke
Belitung Timur
30 Atraksi Seni Kantor 4 Oktober 2018 Penyambutan Sanggar
dan Budaya Disbudpar Tamu dari UI Anggrek
Belitong Fakultar Kedokeran
Gigi
31 Atraksi Seni Pantai Nyiur 7 Oktober 2018 Kegiatan Sanggar
dan Budaya Melambai Penyelenggaraan Anggrek
Belitong Atraksi Seni dan
Budaya
32 Atraksi Seni Pantai Nyiur 7 Oktober 2018 Kegiatan Sanggar
dan Budaya Melambai Penyelenggaraan Kembang
Belitong Atraksi Seni dan Rampai
Budaya
33 Atraksi Seni Pantai Nyiur 7 Oktober 2018 Kegiatan Sanggar
dan Budaya Melambai Penyelenggaraan Kemuning
Belitong Atraksi Seni dan
Budaya
34 Atraksi Seni Pantai Nyiur 7 Oktober 2018 Kegiatan Sanggar Bulo
dan Budaya Melambai Penyelenggaraan Kuning
Belitong Atraksi Seni dan
Budaya
35 Atraksi Seni Pantai Nyiur 7 Oktober 2018 Kegiatan Sanggar
dan Budaya Melambai Penyelenggaraan Pahar
Belitong Atraksi Seni dan
Budaya
36 Atraksi Seni Pantai Nyiur 7 Oktober 2018 Kegiatan Sanggar
dan Budaya Melambai Penyelenggaraan Kembang
Belitong Atraksi Seni dan Simpor
Budaya
37 Atraksi Seni Pantai Nyiur 7 Oktober 2018 Kegiatan Sanggar
dan Budaya Melambai Penyelenggaraan Betiong
Belitong Atraksi Seni dan Begubang
Budaya
38 Atraksi Seni Pantai Nyiur 7 Oktober 2018 Kegiatan Group Antu
dan Budaya Melambai Penyelenggaraan Bubu
Belitong Atraksi Seni dan
Budaya
39 Atraksi Seni Pantai Nyiur 7 Oktober 2018 Kegiatan Sanggar
dan Budaya Melambai Penyelenggaraan Basyid
Belitong Atraksi Seni dan Instifadoh
Budaya
40 Atraksi Seni Pantai Nyiur 7 Oktober 2018 Kegiatan Sanggar Batu
dan Budaya Melambai Penyelenggaraan Sembahyang
Belitong Atraksi Seni dan
Budaya

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


165
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

NO. NAMA LOKASI TANGGAL ACARA KETERANGAN


41 Atraksi Seni Kantor DPRD 9 OKtober 2018 HUT Kota Manggar Sanggar
dan Budaya dan Kantor Anggrek
Belitong Camat
Manggar
42 Atraksi Seni Kantor 17 Oktober Penyambutan Sanggar
dan Budaya Disbudpar 2018 Tamu dari Perancis Anggrek
Belitong
43 Atraksi Seni Kantor Camat 28 Oktober Hari Jadi Kota Sanggar
dan Budaya Manggar 2018 Manggar dan Kembang
Belitong Launching Rampai
Landscape Kreasi
Remaja
44 Atraksi Seni Kantor 31 Oktober Belitung Famtrip Sanggar
dan Budaya Disbudpar 2018 with Garuda Anggrek
Belitong Indonesia
45 Atraksi Seni Pantai Nyiur 11 November Kominfo RI Group Antu
dan Budaya Melambai 2018 Bubu
Belitong
46 Atraksi Seni Kanttor 19 November Penyambutan Sanggar
dan Budaya Disbudpar 2018 Tamu Belitung Trip Sembuluk
Belitong
47 Atraksi Seni Rumah 24 November Penyambutan Sanggar Serai
dan Budaya Keong 2018 Tamu Travel Wangi
Belitong Gantung
48 Atraksi Seni Kantor 28 November Penyambutan Sanggar
dan Budaya Disbudpar 2018 Tamu Travel Pinang
Belitong Gading
49 Atraksi Seni Rumah 2 Desember Penyambutan Sanggar
dan Budaya Keong 2018 Tamu Travel Genayun
Belitong Gantung Merah
50 Atraksi Seni Kantor 5 Desember Penyambutan Sanggar
dan Budaya Disbudpar 2018 Tamu Travel Anggrek
Belitong

Adapun jumlah event seni dan budaya Kabupaten Belitung Timur tahun
2018 yang dilaksanakan sebanyak 3 kegiatan, pencapaian kinerja pada sasaran
ini untuk tahun 2018 tercapai 30% dari 10 kegiatan yang ditargetkan, hal ini
terjadi karena taget capaian tidak diubah sedangkan SOTK Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Belitung Timur mengalami perubahan sebagaimana
Peraturan Bupati Belitung Timur nomor 45 Tahun 2016 tentang Susunan
Organisasi Tugas Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Belitung
Timur, adapun jenis dan jumlah event yang dilaksanakan dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Kegiatan Seleksi dan Pengiriman Panduan Suara Gita Bahana Nusantara ke
Tingkat Provinsi dan Tingkat Nasional
Kegiatan ini dilaksakan pada tanggal 4 s.d. 5 april 2018 bertempat di Rumah
Makan Vega Desa Baru Kecamatan Manggar, peserta kegiatan ini berasal
dari SMP dan SMA se-Kabupaten Belitung Timur yang diikuti sebanyak 90
peserta. Kegiatan dilaksanakan 2 hari dengan perincian sebagai berikut:
hari pertama tanggal 4 april 2018 melaksakanan pengambilan nada

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


166
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

peserta; hari kedua tangal 5 april 2018 seleksi peserta dengan lagu
pilihannya sesuai dengan kategori suara masing-masing peserta, setelah
selesai seleksi tersebut didapat 12 kategori peserta untuk kemudian dikirim
ke provinsi hanya 8 peserta dengan kategori Alto, Tenor, Sopran dan Bass.
2. Kegiatan Penyelenggaraan Atraksi Seni dan Budaya.
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka melestarikan seni dan budaya
di Kabupaten Belitung Timur sekaligus sebagai ajang pagelaran dan
pertunjukan seni dari pelaku seni dan budaya terutama di beberapa objek
wisata dan pada momen tertentu. Pada tahun 2018 kegiatan ini
dilaksanakan sepanjang tahun selama hampir 11 bulan dengan perincian
kegiatan dilaksakanan pada weekday atau pada hari sabtu dan minggu.
3. Kegiatan Festival Seni dan Budaya Belitong
Festival Seni dan Budaya Belitong diselenggarakan sebagai ajang pagelaran
seni dan budaya bagi pelaku seni, sekaligus sebagai ajang kompetisi
sanggar seni/ pelaku seni di Kabupaten Belitung Timur. Kegiatan ini
diselenggarakan pada tanggal 28 s.d. 30 Juli 2018 di objek wisata pantai
Nyiur Melambai Desa Lalang Kecamatan Manggar. Dalam kegiatan ini
ditampilkan 11 (sebelas) kategori kesenian yang diikuti oleh sekitar 20
sanggar atau kelompok seni. Dari kompetisi tersebut dihasilkan beberapa
peserta dengan penampilan terbaik. Selain mendapat penghargaan peserta
terbaik tersebut selanjutnya diikutsertakan dalam ajang Festival Seni dan
Budaya tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan beberapa event
pertunjukan di tingkat Nasional.
c. Solusi
Hal yang perlu dilakukan dan ditingkatkan adalah pelaksanaan event
yang pada saat ini hanya beskala lokal dapat ditingkakan menjadi event
dengan skala yang lebih besar baik menjadi event berskala provinsi ataupun
menjadi event dengan skala nasional, namun disesuaikan dengan
kemampuan daerah yang utama adalah mendorong masyarakat
melestariakan seni dan budaya agar mampu membuat event-event secara
mandiri.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


167
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Analisis Pencapaian Sasaran 3.5.4 Meningkatnya pemuda berprestasi melalui


peran serta aktif kepemudaan dan olahraga

Tabel 3.2.26

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian
Capaian
No Indikator Satuan Kinerja
Realis Kinerja Reali
Target Target Tahun
asi Tahun sasi
2018
2017 (%)
(%)
1. Jumlah Pemuda
Orang 350 256 73,14 430 332 77,21
pelopor
2. Persentase atlet
berprestasi 85 96,21 113,19
% 80 90 112,5
dalam bidang
olahraga
3. Persentase
nomor cabang
olahraga yang % 100 100 100 100 83.33 83.33
meraih medali
dalam kompetisi
Rata-rata capaian kinerja 59,10 95,2

1. Jumlah Pemuda pelopor


a. Penjelasan
Pemudaadalahwarganegara Indonesia yang
memasukiperiodepentingpertumbuhandanperkembangan yang berusia 16
(enambelas) sampai 30(tigapuluh) tahun. Pemuda Pelopor adalah Pemuda
yang memiliki integritas Kepribadian, kemampuan diri serta kemampuan
social yang kuat, sehingga mampu merintis dan mengahasilkan karya rintisan
Nyata yang kreatif dan dapat meimbulkan dampak positif dalam menjawab
solusi pembangunan.
Pemuda pelopor mencakup lima bidang kepeloporan pemuda, yakni bidang
pendidikan, bidang Sosial Budaya, pariwisata dan bela Negara, bidang
pengelolaan Sumber daya alam dan Lingkungan, Bidang Pangan, dan Bidang
Tekhnologi Tepat guna, Komunikasi dan Informasi

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


168
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Pembangunan kepemudaandilaksanakandalambentukpelayanan
kepemudaan, yang berfungsi sebagai pelaksanaan
penyadaran,pemberdayaan, danpengembanganpotensikepemimpinan,
kewirausahaan,
sertakepeloporanpemudadalamsegalaaspekkehidupanbermasyarakat,
berbangsa,
danbernegara.Pelayanankepemudaandilaksanakansesuaidengankarakteristik
pemuda,yaitumemilikisemangatkejuangan, kesukarelaan, tanggungjawab,
danksatria, sertamemilikisifatkritis, idealis, inovatif, progresif, dinamis,
reformis, danfuturistik.
b. AnalisisKinerja
Berdasarkan evaluasi pengukuran capaian kinerja terhadap indikator sasaran
Jumlah Pemuda Pelopor di Kabupaten Belitung Timur pada Tahun 2018
hanya mencapai 77.20%, dimana pada tahun 2018 jumlah pemuda pelopor
yang ditarget kan sebesar 430 namun terealisasi hanya 332 orang.
c. Solusi
Agar Pemudapelopor di Belitung Timurdapatterusberkembang, diperlukan
adanya pembinaandanpengembanganmanajemenkepeloporanpemuda,
untuk
memberikandoronganbagipemudaakanpentingnyaperanpemudasebagai
pelopordalampembangunandaerah, dan mampu berkomitmen untuk
menjadi pemuda yang berkarakter, cerdas dalam menyikapi berbagai
informasi yang ada.
Serta melakukan pemberdayaan kader pemuda yang dilaksanakan secara
terencana, sistematis dan berkelanjutan untuk menigkatkan karakter
pemuda yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, demokratis,
bertanggungjawab, dan meningkatkan kapasitas pemuda yang sehat sehat,
cerdas kreatif, inovatif dan mandiri, berjiwa kepemimpinan, kewirausahaan,
kepeloporan dan kebangsaan, dan berdaya saing, dengan melibatkan
partisipasi Pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan stakeholder lainnya.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


169
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

2. Persentase pemuda berprestasi dalam bidang olahraga

Capaian Capaian
Tahun 2017 Kinerja Tahun 2018 Kinerja
No Indikator Sasaran Satuan
Tahun Tahun
Target Realisasi 2017 (%) Target Realisasi 2018 (%)

Persentase Atlet 90 % 96,21 %


2 berprestasi dalam Persen 80 % 112.5 85 % 113.19
bidang olahraga (54/60) (127/ 132)

a. Penjelasan
Pembangunan olahragamencakupolahragapendidikan,
olahragarekreasi,danolahragaprestasi.Ketigaruanglingkupolahragainidilakukanme
laluipembinaandanpengembanganolahragasecaraterencana, sistematik,
berjenjang, danberkelanjutan, yang
dimulaidaripembudayaandenganpengenalangerakpadausiadini,
pemassalandenganmenjadikanolahragasebagaigayahidup,
pembibitandenganpenelusuranbakatdanpemberdayaansentra-
sentrakeolahragaan,
sertapeningkatanprestasidenganpembinaanolahragaunggulan daerah
sehinggaolahragawanandalandapatmeraihpuncakpencapaianprestasi.
Terdapat sembilan pilar yang menjadi faktor kesuksesan kebijakan olahraga: (1)
dukungan finansial; (2) pemerintah, organisasi, dan struktur; (3) partisipasi dalam
olahraga; (4) identifikasi talenta dan pengembangannya; (5) karier atlet dan
setelah pensiun dari atlet; (6) fasilitas latihan; (7) ketersediaan pelatih dan
pengembangannya; (8) kompetisi nasional dan internasional; dan (9) riset sains
dan inovasi.
Peningkatan prestasi olahraga yang antara lain ditunjukkan oleh perolehan
medali emas, Perak maupun perunggu di beberapa cabang olahraga di tingkat
Daerah maupun tingkat nasional seperti perbaikan peringkat Belitung Timur pada
POPDA, PORPROP dan event olahraga lainnya.

Persentase capaian kinerja sasaran Persentase Pemuda berprestasi dalam bidang


olahraga diukur dengan menggunakan rumus :

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


170
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Jumlah Atlet Berprestasi dalam bidang 127


olahraga
X 100 % = X 100 % 96.21 %
Jumlah Atlet yang ikut Perlombaan 132
Olahraga

Persentase capaian Atlet berprestasi dalam bidang Olahraga pada tahun 2018
mengalami peningkatan sebesar 54.69% dari tahun 2017, dimana persentase
capaian pada Tahun 2017 hanya berkisar sebesar 54% dari target sedangkan pada
Tahun 2018 sebesar 113.19% dari target sebesar 85%,
Jumlah tersebut didapatkan berdasarkan jumlah atlet olahraga yang
dikursertakan pada event kejuaraan olahraga pada tahun 2018, dari 132 orang
yang ikut serta, sebanyak 127 orang atlet mendapatkan medali / prestasi.
b. AnalisisKinerja
Analisispeningkatan/penurunankinerjapada indicator yang diukur, padatahun
2018 pemuda yang berprestasidalamolahragamengalamipeningkatandaricapaian
yang diperolehpada tahun 2017, namun yang pasti pembinaan dan pelatihan
tetap harus dilakukan, terutama pada bidang olah raga prestasi.
c. Solusi
Untuklebihmeningkatkancapaiankinerjapada indicator tersebut,
diharapkankegiatanolahraga yang diselenggarakandandiperlombakanagar
lebihkompetitiflagidalampembinaanhinggatercapai target prestasi yang optimal.

3. Persentase Nomor Cabang Olahraga yang meraih medali dalam kompetisi

Capaian Capaian
Tahun 2017 Kinerja Tahun 2018 Kinerja
No Indikator Sasaran Satuan Tahun Tahun
2017 2018
Target Realisasi Target Realisasi
(%) (%)

Persentase Nomor Cabang Olahraga


3 Persen 100 100 100 100 83.33 83.33
yang meraih medali dalam kompetisi

a. Penjelasan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


171
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Pembangunan olahraga merupakan salah satu pilar untuk memelihara kesehatan


dan kebugaran tubuh yang dapat mendukung produktivitas sumber daya
manusia, Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional mengamanatkan bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
keolahragaan merupakan upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
secara jasmaniah, rohaniah dan sosial dalam mewujudkan masyarakat yang maju,
adil makmur sejahtera, disamping itu olahraga dapat pula membangun karakter
dan jati diri melalui nilai-nilai sportivitas, disiplin, dinamis dan etos kerja
Peningkatan Prestasi Olahraga yang antara lain ditunjukan dengan perolehan
medali emas dibeberapa cabang olahraga ditingkat Daerah. Prestasi Olahraga
dapat mengangkat harkat, martabat dan kehormatan daerah di mata daerah lain,
mempererat persatuan dan kesatuan bangsa dan memperkokoh ketahanan
nasional. Perolehan Medali merupakan puncak akhir dari sebuah perburuan
dalam sebuah kompetisi atas Standarisasi program penyelenggaraan kompetisi
olahraga yang meliputi kualitas pelatih, sumber daya atlit, sarana dan tempat
latihan dan proses latihan
b. Analisis Kinerja
Perolehan medali percabang olahraga pada Tahun 2018 mengalami penurunan
prestasi, dimana pada tahun 2017 seluruh cabang yang diikutsertakan pada event
olahraga kontingen Belitung Timur mendapatkan medali, sedangkan pada tahun
2018 tidak seluruh cabang mendapatkan medali, terutama pada Event Olahraga 4
Tahunan PORPROV
Pada event olahraga 4 Tahunan Tingkat Provinsi [PORPROV] Tahun 2018 yang
dilaksanakan di Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Belitung Timur hanya
berada diperingkat ke 5 dengan 23 Cabang olanhraga yang dipertandingkan,
Kabupaten Belitung Timur hanya mendapatkan Medali Emas sebanyak 35 Medali,
perak sebanyak 39 medali, dan Perunggu sebanyak 46 medali, jumlah tersebut
jauh menurun dibandingkan Event Porprov sebelumnya pada saat Belitung Timur
menjadi tuan rumah event olahraga tersebut pada tahun 2014 tersebut, dimana
kabupaten Belitung Timur berada di peringkat ke 2, dari 23 cabang olahraga yang

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


172
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

diikuti Kabupaten Belitung Timur pada event tersebut, 9 cabang olahraga belum
memperoleh medali.
c. Solusi
Memberikan pembinaan dan pelatihan secara intensif, terhadap cabang – cabang
olahraga yang masih rendah dalam perolehan medali. Serta meningkatkan
koordinasi dan kemitraan terhadap organisasi olahraga dalam mengembangkan
potensi atlet – atlet berprestasi.

3.2. AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG


TIMUR
Penyerapan anggaran belanja langsung di tahun 2018pada sasaran RPJMD
sebesar 98,69dari yang dianggarkan sebesarRp168.969.693.900,00 dengan realisasi
sebesar Rp 166.749.214.016,37 .
Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran
terbesar pada program/kegiatan di sasaran ‘Terjaminnya perlindungan perempuan
dan anak’ (99,1%). Sedangkan penyerapan terkecil pada program/kegiatan di
sasaran ‘Berkembangnya tata kelola pemerintahan berbasis e-government’
(32,4%), yang disebabkan adanya salah satu pengadaan fisik pada kegiatan dalam
program pendukung sasaran tersebut tidak terselesaikan.
Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2018 yang dialokasikan
untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran pembangunan
disajikan pada tabel berikut :

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


173
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Tabel 3.3-1
Pencapaian Kinerja Sasaran dan Anggaran Tahun 2018

Kinerja Anggaran

Capaian Capaian
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Capaian Capaian
Kinerja Kinerja
Kinerja Kinerja
Satuan Target Realisasi Target Realisasi Anggaran Anggaran
Indikator Sasaran
per per
2018 (%) 2018 (%)
Indikator Sasaran
1 Terwujudnya Jumlah kerjasama
kerja
sistem daerah dibidang Rp Rp
1 sama 10 3 33,33 93,6%
kelembagaan dan teknologi 48.100.000,00 45.003.598,00
daerah
ketatalaksanaan informasi
pemerintahan Rp Rp
Nilai evaluasi AKIP
yang efektif dan 2 Nilai 57,7 63,47 110,00 200.000.000,0 154.749.518,0 77,4%
Kabupaten
efisien 0 0
Persentase
penempatan PNS Rp Rp
82,71 79,0%
3 yang sesuai % 100 100 100 574.145.000,0 431.406.211,0 75,1%
dengan peta 0 0
jabatan
Persentase OPD
Pelayanan Publik
Rp
langsung kepada Rp
4 % 100 87,5 87,5 130.000.000,0 69,8%
masyarakat yang 90.706.603,00
0
menetapkan SOP-
AP

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


174
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

2 Meningkatnya Angka partisipasi


pengetahuan dan Rp Rp
masyarakat
kesadaran 5 % 80 72 88 991.274.500,0 856.736.500,0 86,4%
dalam kegiatan
masyarakat akan 0 0
demokrasi
wawasan
kebangsaan,
93,7 52,3%
toleransi
beragama, Menurunnya
Rp Rp
pemantapan 6 Penyakit % 38,89 38,64 99,35 18,1%
62.850.000,00 11.373.000,00
ideologi negara, Masyarakat
politik dan
demokrasi
3 Terciptanya Opini BPK
pengelolaan 7 terhadap Laporan Opini WDP WDP 100
keuangan daerah Keuangan
yang akuntabel Persentase %
temuan
8 pemeriksaan BPK 50 51,01 102,02
Rp Rp
yang telah
1.705.937.000, 1.233.616.575 72,3%
ditindaklanjuti
00 ,00
Persentase % 97,3 77,0%
temuan
pemeriksaan
9 50 48,69 97,38
Inspektorat yang
telah
ditindaklanjuti
Persentase % Rp Rp
10 serapan belanja 100 89,8 89,8 1.760.690.000, 1.436.644.600 81,6%
daerah 00 ,00
4 Meningkatnya
Presentase OPD Rp
pelayanan publik Rp
11 pelayanan publik % 100 90,47 100 100 100.000.000,0 82,1% 82,10%
82.103.166,00
dengan IKM baik 0

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


175
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

5 Meningkatnya
penataan,
pembinaan dan
penegakan
hukum serta
demokrasi yang
Penurunan Rp Rp
adil dan
12 pelanggaran % 38,89 36,84 143,43 143,43 624.000.000,0 615.136.996,0 98,6% 98,6%
bermartabat
Perda 0 0
dengan kepastian
hukum seluruh
peraturan
perundang-
undangan dilevel
daerah
6 Meningkatnya
Persentase usulan
perencanaan,
masyarakat yang
pelaksanaan dan
13 diakomodir dalam % >60 68,14 100
pengawasan
perencanaan
pembangunan
pembangunan
dengan
memberikan Persentase
Rp Rp
ruang untuk kehadiran
100 2.990.653.900, 2.216.512.020 74,1% 74,1%
partisipasi kelompok
14 % 100 100 100 00 ,00
masyarakat dan masyarakat
swasta dalam proses
perencanaan
Jumlah
stakeholders yang
15 jumlah 9 9 100
menyampaikan
usulan
7 Berkembangnya Jumlah OPD yang
tata kelola 16 menerapkan e- OPD 32 32 100 Rp Rp
pemerintahan gov 100 6.722.000.000, 2.180.078.854 32,4% 32,4%
berbasis e- Jumlah aplikasi 00 ,00
government 17 Aplikasi 2 2 100
yang terintegrasi
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
176
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

8 Memperlancar
akses dari dan ke
kecamatan
terjauh dari
ibukota Persentase
Rp Rp
kabupaten serta panjang jalan
18 % 86,26 70,1 81,27 46.239.904.35 45.552.358.21 98,5%
mendorong kabupaten dalam
8,00 5,79
percepatan dan kondisi baik 90,635 95,5%
peningkatan
kualitas layanan
di kawasan
perdesaan
Persentase Rp Rp
19 jumlah jembatan % 100 100 100 528.317.000,0 488.569.545,0 92,5%
kondisi baik 0 0
9 Pemenuhan % Rp Rp
Akses sanitasi
kebutuhan dasar 20 80 81,02 100 2.867.427.000, 2.857.654.800 99,7%
masyarakat
masyarakat 00 ,00
Rp Rp
Pengurangan
21 Ha 20 26,12 100 2.424.835.000, 2.347.548.187 96,8%
kawasan kumuh
00 ,94
94,55 Rp Rp 89,0%
Akses air bersih
22 % 93,66 83,89 89,57 1.459.111.908, 1.454.161.908 99,7%
masyarakat
00 ,00
Presentase
Rp Rp
penduduk
23 % 83 73,57 88,64 14.661.969.00 8.784.347.884 59,9%
berakses air
0,00 ,83
minum
10 Pembangunan Kawasan strategis
Rp Rp
infrastruktur kelautan dan
24 % 88,89 66,67 75 81,25 20.923.331.74 19.839.525.73 94,8% 94,8%
kawasan strategis perikanan dengan
4,00 6,95
infrastruktur baik

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


177
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Kawasan strategis
pariwisata
25 % 88,89 77,78 87,5
dengan
infrastruktur baik
11 Meningkatkan Persentase Ruang Rp Rp
kualitas 26 Terbuka Hijau % 20 9,49 47,45 1.290.950.000, 1.270.180.000 98,4%
lingkungan hidup (RTH) 00 ,00
Presentase luas
Rp Rp
permukiman yang
27 % 98,85 99,12 100 82,48 6.226.662.850, 5.944.295.477 95,5% 95,2%
tertata dengan
00 ,85
baik
Presentase Rp Rp
28 penanganan % 52 56,82 100 4.485.983.000, 4.115.155.450 91,7%
sampah 00 ,00
12 Terwujudnya Rasio panjang
sistem 29 jalan per jumlah Km/unit 0,00811 0,0076 93,71
transportasi baik kendaraan
darat maupun jumlah angkutan Rp Rp
laut dalam rangka 30 penumpang laik unit 4 1 25 72,90 417.349.000,0 404.295.992,0 96,9% 96,9%
pelayanan laut 0 0
distribusi barang Jumlah angkutan
dan penumpang 31 unit 2200 2428 100
barang laik laut
13 Pengendalian dan
Rp Rp
pemanfaatan Ketaatan Tata
32 % 100 65 65 65 535.410.000,0 298.997.238,9 55,8% 55,8%
ruang yang sesuai Ruang
0 9
dengan RTRW
14 Meningkatnya ton Rp Rp
produksi 33 Produksi Padi 7.465 7.031,50 94,19 3.539.102.000, 3.044.238.624 86,0%
pertanian,dan 00 ,00
95,665 94,3%
perikanan ton Rp Rp
Produksi
34 44.159 42.896,67 97,14 5.407.427.500, 5.547.744.400 102,6%
perikanan
00 ,00
15 Meningkatnya Jumlah kunjungan orang Rp Rp
kunjungan 35 180.000 344.996 100 100 88,7% 88,7%
wisata 1.712.412.500, 1.518.134.115

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


178
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

wisatawan baik 00 ,00


wisatawan
Rata-rata lama
domestik 36 hari 1 1 100
tinggal wisatawan
maupun manca
negara
16 Meningkatnya Lama proses hari
37 <5 <5 100
nilai investasi perizinan Rp Rp
daerah Nilai investasi 62,185 607.520.000,0 552.021.900,0 90,9% 90,9%
619.219.5 150.898.690
38 berskala nasional Rupiah 24,37 0 0
61.226 .033
(PMDN/PMA)
17 Meningkatkan Angka
10.750.00
pendapatan 39 pengeluaran Rupiah 10.720.000 99,72 99,72 - - - -
0
masyarakat perkapita
18 Meningkatnya Rp Rp
Persentase
daya saing 40 % 92 57,41 62,4 203.290.500,0 192.779.500,0 94,8%
koperasi aktif
koperasi dan 0 0
56,2 91,6%
UKM masyarakat Rp Rp
Jumlah produk
lokal 41 produk 4 2 50,00 478.117.000,0 422.782.664,0 88,4%
unggulan daerah
0 0
19 Berkurangnya Persentase
jumlah penduduk penyandang
miskin dan masalah
kesenjangan kesejahteraan
sosial sosial yang
Rp Rp
mengikuti
42 % 20 36,84 100 210.905.000,0 191.174.050,0 90,6%
program
0 0
pemberdayaan 97,665 89,0%
masyarakat
melalui Kelompok
Usaha Bersama
(KUBE)
% Rp Rp
Tingkat
43 6,73 7,06 95,33 1.058.050.000, 924.772.690,0 87,4%
kemiskinan
00 0

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


179
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

20 Menurunnya Tingkat Rp Rp
angka 44 pengangguran % 1,83 1,5 118,03 118,03 974.261.000,0 941.649.572,0 96,7% 96,7%
Pengangguran terbuka 0 0
21 Meningkatnya Angka rata-rata
pelayanan 45 tahun 9 8 88,89
lama sekolah
pendidikan
Angka partisipasi %
46 murni sekolah 93,5 102,67 109,81
SD/MI
Angka partisipasi %
47 murni sekolah 84,5 89,19 105,55
SMP/MTs
Angka partisipasi % Rp Rp
48 59,5 45,17 75,92 79,55 32.659.032.24 26.313.631.59 80,6% 80,6%
murni PAUD
0,00 0,00
Angka putus
49 sekolah % 0,175 1,35 -5,71
pendidikan dasar
Persentase
sekolah yang
terakreditasi
50 % 96,5 99,23 102,83
minimal B pada
semua jenjang
pendidikan
22 Meningkatnya Rp Rp
Angka usia
derajat kesehatan 51 tahun 71,52 71,52 100,00 5.568.007.500, 3.203.979.745 57,5%
harapan hidup
masyarakat 00 ,00
Rp Rp
Persentase angka
52 % 0,1 0,1 100 173.200.000,0 163.801.500,0 94,6%
gizi buruk
96,67 0 0 70,7%
Persentase
masyarakat Rp Rp
53 mendapat % 100 90 90 2.289.941.000, 944.898.328,0 41,3%
pelayanan 00 0
kesehatan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


180
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Cakupan
kepesertaan Rp Rp
54 Jaminan % 100 90.07 90.07 19.198.380.00 17.200.694.08 89,6%
Kesehatan 0,00 3,00
Nasional (JKN)
23 Pengendalian laju
Laju
pertumbuhan Rp146.519.000 Rp137.521.85
55 pertumbuhan % 2 1,35 82 82 93,86%
penduduk ,00 0,00
penduduk
93,86%
24 Terjaminnya
Rp Rp
perlindungan
56 Rasio KDRT % 0,3 0,028 120,67 120,67 137.730.000,0 136.527.175,0 99,1% 99,1%
perempuan dan
0 0
anak
25 Terwujudnya Jumlah kelompok
pelestarian seni 57 kesenian % 91 91 100 Rp1.203.462.5
Rp1.017.472.
dan budaya tradisional aktif 00,00
66,5 103,00 84,5% 84,5%
Jumlah event seni
58 event 10 3 33
dan budaya
26 Meningkatnya Rp Rp
Jumlah Pemuda
pemuda 59 pemuda 430 332 77,21 1.806.103.000, 1.463.294.900 81,0%
Pelopor
berprestasi 00 ,00
melalui peran
Persentase atlet
serta aktif
60 berprestasi dalam % 85 96,21 113,19
kepemudaan dan
bidang olahraga 91,24 85,3%
olahraga. Rp Rp
Persentase 2.112.625.000, 1.891.703.400 89,5%
nomor cabang 00 ,00
61 olahraga yang % 100 83.33 83,33
meraih medali
dalam kompetisi

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


181
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

BAB 3

AKUNTABILITAS

KINERJA

3.1. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018


Konsep dasar dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas
manajerial pada lingkungan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan
kegiatan pada tiap bagian. Masing-masing individu pada setiap jajaran aparatur
bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan pada bagiannya. Konsep inilah yang
membedakan adanya kegiatan yang terkendali dengan kegiatan yang tidak terkendali.
Kegiatan-kegiatan yang terkendali merupakan kegiatan yang secara nyata dapat
dikendalikan oleh seseorang atau suatu pihak. Ini berarti, kegiatan tersebut benar-
benar direncanakan, dilaksanakan dan dinilai hasilnya oleh pihak yang berwenang.
Laporan Kinerja ini memberikan gambaran terlaksananya Sistem Akuntabilitas
Kinerja Pemerintah di Kabupaten Belitung Timur dan memuat pengukuran kinerja yang
digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan
misi Pemerintah Kabupaten Belitung Timur.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


35
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Dengan demikian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah perlu


dilaksanakan sebagai alat ukur untuk mengetahui kemampuan organisasi dalam
pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi tersebut. Dimana hasil yang dicapai
tersebut akan menjadi media evaluasi yang efektif bagi upaya dan sarana perbaikan
kinerja Instansi Pemerintah.
Sesuai amanat Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah; dan Permenpan&RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah, dilaksanakan dalam rangka mewujudkan pemerintahan
yang lebih menjamin adanya keseimbangan dan wujud nyata akuntabilitas kepada
masyarakat.
Pencapaian sasaran diperoleh melalui kerangka pengukuran kinerja dengan
cara membandingkan target dengan realisasi indikator sasaran. Kemudian atas hasil
pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan
kegagalan pencapaian sasaran strategis.
Untuk mempermudah interpretasi atas capaian indikator kinerja sasaran
digunakan skala pengukuran dengan menggunakan acuan Permendagri No 86 Tahun
2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi PembangunanDaerah,
Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan DaerahTentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah DanRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta TataCara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, Dan RencanaKerja Pemerintah Daerah, sebagai berikut:
Tabel 3.1-1
Skala Nilai Peringkat Kinerja
No Interval Nilai Realisasi Kriteria Penilaian Kode
Kinerja Realisasi Kinerja
1 91% <100% Sangat tinggi

2 76 % < 90% Tinggi

3 66 % < 75% Sedang

4 51 % < 65% Rendah

5 < 50 % Sangat Rendah


Sumber : Permendagri No 86 Tahun 2017, diolah

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


36
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Berdasarkan arahan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Kedeputian Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas
Aparatur dan Pengawasan), bahwa indikator kinerja yang ada dalam RPJMD Kabupaten
Belitung Timur belum seluruhnya mendukung ketercapaian sasaran yang ada. Sesuai
arahan tersebut sehingga indikator yang semula berjumlah 47 indikator sasaran diubah
menjadi 61 indikator sasaran (ditetapkan dalam Peraturan Bupati Nomor 28 Tahun
2017 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 50 tahun 2016 tentang Indikator
Kinerja Utama Kabupaten Belitung Timur).
Dari 26 (dua puluh enam) sasaran dengan 61 indikator kinerja yang diperjanjikan di
tahun 2018, pencapaian indikator sasaran kinerja untuk masing-masing misi Pemerintah
Kabupaten Belitung Timur adalah:
Tabel 3.1-2
Persentase Kategori Pencapaian Indikator Sasaran
No Kategori Jumlah Indikator Persentase
Sasaran
Misi I (17 Indikator Sasaran)
1 Sangat tinggi 13 76,47
2 Tinggi 3 17,64
3 Sedang - -
4 Rendah - -
5 Sangat rendah 1 5,8

Misi II (17 Indikator Sasaran)


1 Sangat tinggi 9 52,94
2 Tinggi 4 23,52
3 Sedang 1 5,8
4 Rendah 1 5,8
5 Sangat rendah 2 11,7

Misi III (27 Indikator Sasaran)


1 Sangat tinggi 17 62,96
2 Tinggi 5 18,51
3 Sedang - -
4 Rendah 1 3,70
5 Sangat rendah 4 14,81
Jumlah 61

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


37
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Tabel 3.1-3
Persentase capaian indikator
Jumlah
Capaian
Indikator Persentase
Sangat tinggi 39 63,93
Tinggi 12 19,67
Sedang 1 1,64
Rendah 2 3,28
Sangat
7
rendah 11,48
Jumlah 61 100,00

Gambar 3.1-1
Diagram Capaian IKU 2018

Jumlah Indikator Persentase


63,93
39

19,67

11,48
12

3,28

7
1,64

2
1

SANGAT TINGGI SEDANG RENDAH SANGAT


TINGGI RENDAH

Dari diagram di atas dapat dilihat capaian indikator sasaran dengan kategori Sangat
Tinggi sebanyak 39 indikator, atau 63,93% dari seluruh jumlah indikator, lalu capaian
indikator dengan kategori Tinggi sebanyak 12 indikator, atau 19,67%, capaian indikator
dengan kategori Sedang sebanyak 1 indikator, atau 1,64%, capaian indikator dengan
kategori Rendah sebanyak 2 indikator, atau 3,28%, dan capaian indikator dengan
kategori Sangat Rendah sebanyak 7 indikator, atau 11,48%.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


38
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja


untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai
atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.

3.2. ANALISIS CAPAIANKINERJAPEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR


Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan
dan kekurangan pelaksanaan kegiatan, seberapa jauh efektifitas penggunaan anggaran
untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan, serta seberapa jauh tingkat
efisiensi pemanfaatan sumberdaya yang ada. Pengukuran kinerja dalam rangka
mengetahui tingkat keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran dilakukan dengan cara
membandingkanantara realisasi dengan target setiap indikator kinerja yang telah
ditetapkan. Rumus untuk menghitung capaian kinerja setiap indikator ada dua macam:
 Indikator bermakna positif, artinya : jika semakin besar realisasi berarti semakin
baik kinerjanya, atau sebaliknya semakin kecil realisasi semakin buruk kinerjanya,
maka digunakan rumus pendek. Indikator ini diukur dengan menggunakan rumus:

𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖
𝑥 100%
𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡

 Indikator bermakna negatif, artinya jika semakin besar realisasi berarti semakin
buruk kinerjanya, atau sebaliknya semakin kecil realisasi berarti semakin baik
kinerjanya. Indikator ini diukur dengan menggunakan rumus :

𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 − (𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 − 𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡)


𝑥 100%
𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡

Adapun rincian dan analisis capaian kinerja masing-masing sasaran dan indikator
sasaran adalah sebagai berikut :

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


39
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Analisis Pencapaian Sasaran 1.1.1. Terwujudnya sistem kelembagaan dan


ketatalaksanaan pemerintahan yang efektif dan efisien

Tabel 3.2.1

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
Indikator Satuan Realis Kinerja Realisa Kinerja
Target Target
asi Tahun si Tahun
2017 (%) 2018 (%)
1 Jumlah kerja sama jumlah 5 5 100 10 3 33,3
daerah di bidang
teknologi informasi

2 Nilai evaluasi AKIP Nilai 50,6 57,7 114,03 57,7 63,47 100
Kabupaten
3 Persentase % 100 91,48 91,48 100 100 100
penempatan PNS yang
sesuai dengan peta
jabatan
4 Persentase OPD % 100 67,74 67,74 100 87,5 87,5
Pelayanan Publik
langsung kepada
masyarakat yang
menetapkan SOP-AP
Rata-rata capaian kinerja 93,31 80,2

Berikut analisis capaian masing-masing indikator pada sasaran ini :


1. Jumlah kerja sama daerah di bidang teknologi informasi
Pada tahun 2018 Bagian Pemerintahan dan kerja sama setda Kabupaten Belitung
Timur melaksanakan kegiatan pengembangan dan Pengendalian Kerja Sama Daerah,
dalam pelaksanaanya terdapat 26 dokumen kerja sama yang telah ditandatangani,
dengan rincian 15 kerja sama dalam bentuk Nota Kesepakatan/ Kesepakatan
Bersama dan 11 kerja sama dalam bentuk perjanjian kerja sama.
Jumlah kerja sama daerah di bidang teknologi informasi :
Dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan dan Pengendalian Kerja Sama Daerah
kerja sama pada tahun 2018 terdapat 3 kerja sama di bidang teknologi informasi,
seperti disajikan dalam tabel berikut :

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


40
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

NO NOMOR DAN TANGGAL PARA PIHAK TENTANG


KERJA SAMA
1 0001/AGA.01.01/BLTG/2018 Pihak Kesatu Sinergi Informasi Investasi Dan
02/NK/II/BT/2018 PT. PLN (persero) Wil. Bangka Kemudahan Mendapatkan Listrik
Belitung Area Belitung (Getting Electricity) Di Kabupaten
15 Maret 2018 Belitung Timur
Pihak Kedua
Bupati Belitung Timur
2 15/NK/II/BT/2018 Pihak Kesatu Pengembangan Manajemen
MoU-57/PW29/1/2018 Pemerintah Kabupaten Belitung Pemerintah Kabupaten Belitung
Timur Timur
18 Desember 2018
Pihak Kedua
Perwakilan BPKP Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung
3 147.54/ -Kesarnomi/2018 Pihak Kesatu Implementasi Aplikasi Smart
06/PKS/II/BT/2018 Kepala Dinas Kominfo Kota CityKota Tangerang di
Tangerang KabupatenBelitung Timur
17 Juli 2018
Pihak Kedua
Kepala Dinas Kominfo Kab. Belitung
Timur

Teknologi komunikasi dan informasi dapat dimanfaatkan dalam proses


penyelenggraan pemerintahan dan pelayanan publik sehingga dapat meningkatkan
efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan.
Kerja sama dengan daerah lain di bidang teknologi informasi perlu dilaksanakan
karena keterbatasan sumber daya yang yang dimiliki pemerintah kabupaten Belitung
Timur, meningat dinas Komunikasi dan Informtika Kabupaten Belitung Timur baru di
bentuk pada tahun 2017 sehingga masih kekurangan sumber daya manusia yang
kompeten dalam merancang sistem informasi yang diperlukan untuk mendukung
tata kelola pemerintahan yang baik melalui penerapan e-government.
Kerja sama yang dilakukan tersebut merupakan komitmen pemerintah Kabupaten
Belitung Timur dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, efektif dan
efisien. Dan untuk dimasa yang akan datang diharapkan kerja sama di bidang
teknologi informasi akan semakin meningkat, karena pemerintah daerah seharusnya
tidak hanya berkompetisi namun juga berkolaborasi untuk bersama-sama
mewujudkan pemerintahan yang kridibel demi memenuhi kebutuhan masyarakat.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


41
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

2. Nilai evaluasi AKIP Kabupaten


AKIP Tahun 2017 Kabupaten Belitung Timur mendapat kategori CC, dengan nilai
57,77. Atas rekomendasi hasil evaluasi AKIP, terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki
untuk meningkatkan kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, sebagai berikut:
- Melakukan penyempurnaan dan reviu atas dokumen perencanaan pada tingkat
Pemerintah Daerah dan OPD dengan memperhatikan cascading yang ditetapkan
- Dalam menyusun perencanaan kinerja tahunan untuk lebih memperhatikan
efisiensi penganggaran dengan memperhatikan pada program dan kegiatan
yang hanya mendukung pencapaian tujuan dan sasaran Pemerintah Daerah;
- Untuk lebih memperhatikan pengukuran kinerja baik antara lain perlunya
mekanisme pengumpulan data kinerja, keselarasan IKU OPD dengan IKU
Pemerintah Daerah, ukuran kinerja eselon III dan IV hendaknya dapat memenuhi
kriteria indikator kinerja yang baik serta telah selaras dengan indikator kinerja
atasannya, pengukuran kinerja harus dilakukan secara berjenjang, pengumpulan
data kinerja atas Rencana Aksi dilakukan secara berkala
(bulanan/triwulanan/semester), serta pengukuran kinerja untuk dikembangkan
menggunakan teknologi informasi
- Untuk menyajikan laporan kinerja mengenai informasi pencapaian IKU dan
berorientasi hasil, pencapaian kinerja yang telah diperjanjikan, evaluasi dan
analisis mengenai apaian kinerja, perbandingan data kinerja yang memadai
antara realisasi tahun ini dengan realisasi tahun sebelumnya dan pembanding
lain yang diperlukan, serta menyajikan informasi tentang analisa efisiensi
penggunaan sumber daya dan keuangan yang didukung data yang andal.
- Untuk meningkatkan kinerja lainnya guna mendukung peningkatan akuntabilitas
kinerja yang lebih baik pada tingkat Pemerintah Daerah dan OPD.
Dengan menindaklanjuti rekomendasi dari hasil evaluasi tersebut, maka pada tahun
2018, pelaporan AKIP 2017 Kabupaten Belitung Timur mengalami peningkatan nilai
pada kategori B, dengan nilai 63,47.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


42
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Tahun 2018, sudahmulai dirumuskan untuk dilakukanperubahan RPJMD, sehingga


akan dilakukan perumusan ulang perencanaan daerah, dan sudah mulai disusun
cascading kinerja untuk perbaikan ke depan, agar kinerja semakin terukur dan
memiliki outcome yang jelas.
3. Persentase penempatan PNS yang sesuai dengan peta jabatan
Tahun 2017 merupakan awal penyelenggaraan perangkat daerah hasil penataan
kelembagaan berdasarkan Peraturan Pemerintah No 18 tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah. Penempatan PNS ke dalam jabatan Struktural berdasarkan SOTK
OPD sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah No 10 tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Belitung Timur yang
dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2017 mengisi 451 jabatan (91,48%) sehingga
masih terdapat 42 jabatan yang kosong, atau sebanyak 8,5%.
Pada Tahun 2018 Penempatan PNS yang sesuai dengan Peta Jabatan baik itu Jabatan
Pratama (JPT), Administrator, Jabatan Pengawas, Fungsional dan Pelaksana dari total
PNS sejumlah 2.611 terealisasi 100% sesuai dengan peta jabatan.
Realisasi Penempatan PNS sesuai dengan Peta Jabatan mengalami peningkatan
dimana pada tahun 2017 dengan realisasi 91,48 % dan pada tahun 2018 dengan
realisasi 100%. Pada tahun 2018 penempatan PNS yang sesuai dengan Peta jabatan
telah terisi dengan jumlah PNS yang ada per 31 Desember 2018.

4. Persentase OPD Pelayanan Publik langsung kepada masyarakat yang menetapkan


SOP-AP
a. Penjelasan
Standar Operasional Prosedur-Administrasi Pemerintahan (SOP-AP) merupakan
dokumen wajib yang harus dimiliki semua OPD yang ada dilingkungan
pemerintah kabupaten Belitung Timur hal ini dituangkan dalam salah satu
program kerja Bupati Belitung Timur Periode 2016-2021.

Dalam pelaksanaan ReformasiBirokrasibidang ketatalaksanaan Pemerintah


Kabupaten Belitung Timur melaksanakan penyusunan, penetapan dan
implementasi SOP –AP sebagai salah satu indikator reformasi birokrasi.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


43
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Standar OperasionalProsedur-Administrasi Pemerintahan (SOP-AP) adalah


serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan administrasi pemerintahan, tentang bagaimana dilakukannya
sebuah tahapanproses pekerjaan yangharus dilakukan, berapalama waktu yang
diperlukan dan oleh siapa dilakukan, dengan kata lain SOP-AP merupakan salah
satu alat ukur akuntabilitas kinerja pegawai atau jabatan dalam melaksanakan
fungsinya.

Regulasi teknis yang mendasari penyusunan SOP-AP adalah Peraturan Menteri


Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 35 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Administrasi Pemerintahan.

Tabel 1.1.1-2
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Belitung Timur yang telah menyusun, mengevaluasi
dan menetapkan SOP-AP
No 2017 2018
1. Sekretariat DPRD Sekretariat DPRD
2. Sekretariat Daerah Dinas Penanaman Modal,Pelayanan Terpadu
- ULP (unit layanan Pengadaan); Satu Pintu dan Perdagangan
3. Dinas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup
4. Dinas Penanaman Modal ,Pelayanan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM
Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan
5. Dinas Perhubungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
- Unit KIR
7. Dinas Pemuda dan Olah Raga Dinas Pendidikan
8. Dinas Perikanan Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia
9. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Inspektorat
Sipil
10. Dinas Sosial dan Pemberdayaan Dinas Pertanian dan Pangan
masyarakat dan Pemerintahan Desa
11. Dinas Perpustakaan Dinas Perhubungan
12. Badan Pengelolaan keuangan dan Dinas Perikanan
Pendapatan Daerah
13. Badan Kepegawaian dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Pengembangan Sumberdaya Manusia
14. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Dinas Perpustakaan
15. Kecamatan Manggar Badan Pengelolaan Keuangan dan
Pendapatan Daerah
16. Kecamatan Damar Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


44
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

17. Kecamatan Kelapa Kampit Kecamatan Manggar


18. Kecamatan Gantung Kecamatan Damar
19. Kecamatan Simpang Renggiang Kecamatan Kelapa Kampit
20. Kecamatan Simpang Pesak Kecamatan Gantung
21. Kecamatan Dendang Kecamatan Simpang Renggiang
22. UPT RSUD Kecamatan Simpang Pesak
23. UPT SPAM Kecamatan Dendang
24. UPT Laboratorium Lingkungan Hidup
25. UPT Puskesmas Manggar
26. UPT Puskesmas Mengubang
27. UPT Puskesmas Simpang Renggiang
28. UPT Puskesmas Kelapa Kampit
29. UPT Puskesmas Gantung
30. UPT Puskesmas Simpang Renggiang

Berdasarkan Indikator Kinerja Utama yang diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 28
Tahun 2018, 8 (delapan) OPD menjadi target indikator Persentase OPD Pelayanan
Publik langsung kepada masyarakat yang menetapkan SOP-AP, yaitu sebagai
berikut:
1) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
2) Dinas Pendidikan
3) Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan
4) Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
5) Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
6) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
7) Satuan Polisi Pamong Praja
8) Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah
Capaian target indikator ini sebesar 87,5%. Dari seluruh OPD yang ditargetkan
tersebut, terdapat 1 (satu) OPD yang belum melaksanakan penyusunan SOP-AP pada
unitnya, yaitu Satuan Polisi Pamong Praja. Sehingga akan dilakukan pembinaan
kepada OPD tersebut agar segera menyusun SOP-AP untuk dapat dijadikan acuan
dalam pelaksanaan tugasnya.
Namun demikian, sebagai pelaksanaan tugas dan fungsi Bagian Organisasi, seluruh
OPD ditargetkan untuk menyusun dan menetapkan SOP-AP, dan akan dilakukan
evaluasi secara berkala dalam implementasinya.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


45
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Analisis Pencapaian Sasaran 1.1.2. Meningkatnya pengetahuan dan


kesadaran masyarakat akan wawasan kebangsaan, toleransi beragama,
pemantapan ideologi negara, politik dan demokrasi

Tabel 3.2.2

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
Indikator Satuan Realisa Kinerja Realisa Kinerja
Target Target
si Tahun si Tahun 2018
2017 (%) (%)
1 Angka % 80 70,40 88 80 72 90
partisipasi
masyarakat
dalam kegiatan
demokrasi
2 Menurunnya % 39,47 33,33 84,43 39,47 39 100
penyakit
masyarakat

Rata-rata capaian kinerja sasaran 86,21 90

1. Angka partisipasi masyarakat dalam kegiatan Demokrasi


a. Penjelasan
Salah satu di antara elemen dan indikator yang paling mendasar dari
keberhasilan dan kualitas pelaksanaan penyelenggaraan pemilu yang
demokratis adalah adanya keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses
berjalannya tahapan-tahapan pemilu, khususnya dalam hal pengawasan atau
pemantauan proses pemilu. Peran dan partisipasi masyarakat sipil dalam
mengawasi atau memantau jalannya proses kontestasi demokrasi merupakan
hal yang sangat penting. Partisipasi bertujuan mendorong aktif kegiatan
demokrasi untuk semua proses kepemiluan. Kepentingan fokus partisipasi
menjadi indikator peningkatan kualitas demokrasi dan kehidupan politik
bangsa.Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang
untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan
memilih pimpinan negara dan secara langsung atau tidak langsung

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


46
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

memengaruhi kebijakan pemerintah (public policy). Kegiatan itu mencakup


tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat
umum, mengadakan hubungan (contacting) atau lobbying dengan pejabat
pemerintah atau anggota parlemen, menjadi anggota partai atau salah satu
gerakan sosial dengan direct action-nya, dan sebagainya (Miriam Budiardjo:
Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia, 2008). Secara prinsipil, demokrasi
merupakan partisipasi seluruh rakyat dalam mengambil keputusan-keputusan
politik dan menjalankan pemerintahan. Keputusan politik yang dimaksud
adalah kesepakatan yang ditetapkan menjadi sebuah aturan yang akan
mengatur kehidupan seluruh rakyat itu sendiri. Keterlibatan atau partisipasi
rakyat adalah hal yang sangat mendasar dalam demokrasi, karena demokrasi
tidak hanya berkaitan dengan tujuan sebuah ketetapan yang dihasilkan oleh
suatu pemerintahan, tetapi juga berkaitan dengan seluruh proses dalam
membuat ketetapan itu sendiri. Demokrasi memberikan peluang yang luas
kepada rakyat untuk berpartisipasi secara efektif dalam proses pengambilan
keputusan yang menyangkut kebijakan publik serta persamaan bagi seluruh
warga negara dewasa untuk ikut menentukan agenda dan melakukan kontrol
terhadap pelaksanaan agenda yang telah diputuskan secara bersama. Dalam
konteks konstestasi demokrasi, partisipasi politik masyarakat dalam
pemantauan atau pengawasan pilkada dapat terwujud dalam dua bentuk. Yang
pertama, partisipasi formal yang dijalankan melalui organisasi-organisasi
pemantau pilkada atau pemilu yang yang concern terhadap isu-isu pemilu atau
memantau jalannya pemilu. Namun, organisasi-organisasi ini terakreditasi
sebagai pemantau di Komisi Pemilihan Umum (KPU) wilayah masing-masing
atau nasional (ke depan dalam pemilu serentak akreditasi pemantau pemilu
didapat dari Badan Pengawas Pemilu). Kedua, partisipasi politik masyarakat
yang ekstra formal. Mereka ini komunitas-komunitas, organisasi-organisasi,
sel-sel, dan sebutan lainnya yang gandrung terhadap politik, termasuk dalam
mengamati jalannya pelaksanaan pilkada maupun pemilihan legislatif dan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


47
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

pemilu presiden, dengan memantau dan mengawasi pelanggaran-pelanggaran


dan kecurangan-kecurangan. Namun, mereka tidak terdaftar atau terakreditasi
di KPU wilayahnya. Partisipasi ekstra formal ini pada umumnya berbentuk
pernyataan publik dan pelaporan tentang penyimpangan atau pelanggaran
dalam proses-proses elektoral, yang meliputi pula penyampaian kritik serta
masukan kepada institusi penyelenggara pemilu. Dua bentuk partisipasi
masyarakat dalam konteks pemantauan proses pemilu tersebut, baik
partisipasi formal maupun ekstra formal, merupakan wujud dari kekuatan
masyarakat sipil. Selama tahap-tahap penyelenggaraan pemilu atau pemilihan
kepala daerah (pilkada), mereka telah memberikan kontribusi politik signifikan
dalam mengawal terselenggaranya kontestasi demokrasi yang efektif dan
efisien berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
Partisipasi masyarakat pada momen pemilu tidak hanya dilihat dari
tingginya angka pemilih yang hadir menggunakan hak suara di tempat
pemungutan suara. Namun, diukur dari tingkat kesadaran masyarakat serta
keterlibatan aktif dalam seluruh tahapan penyelenggaraan pemilu. Partisipasi
bertujuan mendorong aktif kegiatan demokrasi untuk semua proses
kepemiluan. Kepentingan fokus partisipasi menjadi indikator peningkatan
kualitas demokrasi dan kehidupan politik bangsa. Oleh karena itu, partisipasi
politik masyarakat, baik dalam bentuk formal maupun ekstra formal dalam ikut
serta mengawasi atau memantau jalannya penyelenggaraan pemilu, jangan
dipandang sebelah mata. Karena, eksistensinya dapat mencegah tindakan-
tindakan kontrademokrasi yang dapat mengoyak dan me ndegradasi loyalitas
rakyat terhadap sistem demokrasi diIndonesia.
Rumus cara menghitung indikator tersebut ialah jumlah Pemilih Resmi
sesuai DP4 dari KPU / Jumlah Pemilih (suara) yang Sah x 100 % dan keaktifan
masyarakat dalam berdemokrasi.
Dasar Hukum pelaksanaan terhadap indikator sasaran di atas ialah;
- Permendagri nomor 54 tahun 2010;

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


48
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

- Undang -Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara


Pemilihan umum.
- Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.;
- Undang -Undang Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Undang
Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan
Walikota menjadi Undang-Undang. Peraturan.
- Surat Ketua KPU RI Nomor 155/KPU/V/2015 tanggal 6 April 2015, perihal
Pedoman Riset tentang Partisipasi Dalam Pemilu.
b. Analisa Peningkatan Kinerja
Jumlah DP4 ditetapkan sebesar 83.627 orang untuk Pilkada Gubernur/
Wagub Kep. Bangka Belitung pada tahun 2017. Tingkat Partisipasi pemilih
pada Pilkada Gubernur/Wakil Gubernur Kep. Bangka Belitung adalah 70.4 %
dengan suara pengguna hak pilih sebesar 58.689 suara dengan capaian
kinerja sebesar 88 %. Sehingga dapat dikatakan tingkat partisipasi pemilih
pada Tahun 2017 yakni sebesar 70.4 % . Hasil ini diperoleh pada Rapat
Pleno terbuka Rekapitulasi hasil penghitungan suara pada pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung 2017 di tingkat
KPU Belitung Timur pada tanggal 22 Februari 2017 bertempat di Rumah
Makan Fega. Adapun persiapan-persiapan yang telah dilaksanakan dalam
menghadapi PILKADA Gubernur/ Wagub Kep. Bangka Belitung. Yakni yang
bersifat Non Budgeter / tidak ada dalam Penganggaran Misalnya: Sosialisasi
kepada masyarakat melalui Pemberitahuan ke Tingkat Kecamatan , Desa,
dan RT. Memasang Spanduk tentang informasi Pilkada Gubernur/ Wagub
Kep. Bangka Belitung.
Pada tahun 2018 tingkat Partisipasi masyarakat pada momen pemilu
tidak hanya dilihat dari tingginya angka pemilih yang hadir menggunakan
hak suara di tempat pemungutan suara. Namun, diukur dari tingkat

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


49
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

kesadaran masyarakat serta keterlibatan aktif dalam seluruh tahapan


penyelenggaraan pemilu. Partisipasi bertujuan mendorong aktif kegiatan
demokrasi untuk semua proses kepemiluan. Kepentingan fokus partisipasi
menjadi indikator peningkatan kualitas demokrasi dan kehidupan politik
bangsa. Dengan target 80% dapat terealisasi sebesar 72 % sehingga capaian
kinerja tahun 2018 sebesar 90%.
c. Solusi
Pemerintah Daerah melalui Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik telah
melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat dengan telah dianggarkannya
Kegiatan Sosialisasi Pelaksanaan Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif
pada tahun 2018 serta kegiatan-kegiatan pendukung lainnya.

2. Menurunnya penyakit masyarakat


Penyakit Masyarakat (PE-KAT) adalah perilaku menyimpang ataupun
penyimpangan sosial yang terjadi didalam masyarakat yang dapat
menimbulkan beragam bentuk dari penyakit – penyakit sosial. Penyakit sosial
merupakan segala perilaku dari masyarakat yang mana tidak sesuai dengan
norma dan nilai-nilai sosial yang ada serta berpengaruh pada kehidupan
masyarakat.
Berikut ini tabel pelanggaran ketertiban, ketentraman, keindahan (K3) pada
Kabupaten Belitung Timur.
Tahun Kasus
2014 13
2015 9
2016 15
2017 10
2018 39

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


50
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

PEKAT adalah perilaku menyimpang ataupun penyimpangan sosial yang terjada


didalam masyarakat yang dapat menimbulkan beragam bentuk dari penyakit –
penyakit sosial. Penyakit sosial merupakan segala perilaku dari masyarakat
yang mana tidak sesuai dengan norma dan nilai – nilai sosial yang ada serta
berpengaruh pada kehidupan masyarakat.
Dari tabel diatas, pelanggaran terhadap K3 paling banyak terjadi pada tahun
2018 yaitu sebanyak 39 kasus. Untuk tahun 2016 pelanggaran yang terjadi
sebanyak 15 kasus, sedangkan untuk tahun 2017 pelanggaran yang terjadi
sebanyak 10 kasus. Realisasi dihitung dengan menggunakan rumus
perhitungan: (jumlah kasus Pekat tahun sebelumnya-jumlah kasus pekat tahun
sekarang)/ jumlah kasus Pekat Tahun sebelumnya x 100%.
Pada tahun 2017, terjadi penurunan jumlah kasus yang signifikan, dari 15 kasus
di tahun 2016 menjadi 10 kasus di tahun 2017. Sebelum tahun 2016 belum ada
kegiatan yang mendukung program pembinaan PEKAT sehingga data belum
terinventarisir secara lengkap. Setelah dianggarkan dalam kegiatan di tahun
2016 untuk Penyakit Masyarakat (PE-KAT) sampai dengan tahun 2018
meningkatnya pelanggaran K3 yang dilaporkan/teridentifikasi dan kemudian
pelanggaran K3 tersebut terselesaikan oleh Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Belitung Timur yang bekerja sama dengan OPD yang terkait,
TNI/POLRI, dan Kejaksaan tercapai, dimana Anggaran yang digunakan untuk
kegiatan penertiban penyakit masyarakat (PEKAT) ini sebesar Rp.62.850.000,-
dan hanya terpakai sebesar Rp.11.373.000,- dengan 39 kasus yang
terselesaikan.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


51
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Analisis Pencapaian Sasaran 1.1.3. Terciptanya pengelolaan keuangan daerah


yang akuntabel

Tabel 3.2.3

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
No Indikator Satuan Kinerja Realisas Kinerja
Target Realisasi Target
Tahun i Tahun
2017(%) 2018 (%)
1 Opini BPK terhadap Opini WDP WDP 100 WDP WDP 100
Laporan Keuangan
2 Persentase temuan % 50 76,88 153,76 50 51,01 100
pemeriksaan BPK
yang telah
ditindaklanjuti
3 Persentase temuan % 50 63,54 127,08 50 48,69 97
pemeriksaan
Inspektorat yang
telahditindaklanjuti
4 Persentase serapan % 100 89,38 89,38 100 89,80 89,80
belanja daerah
Rata-rata capaian kinerja 117,55 96,7

1. Opini BPK terhadap Laporan Keuangan


Kinerja indikator ini sudah mencapai 100%, dimana realisasi telah mencapai
target yang ditetapkan yaitu Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Pemeriksaaan
dilakukan meliputi pengujian bukti-bukti yang mendukung angka-angka dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih didasarkan pada
pertimbangan professional pemeriksa, termasuk penilaian resiko salah yang
material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan
maupun kesalahan, dalam melakkukan penilaian resiko, Pemeriksa
mempertimbangkan pengendalian intern yang relevan dengan penyusunan dan
penyajian wajar laporan keuanngan Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
untuk merancang prosedur pemeriksaan yang tepat sesuai dengan kondisi yang
ada, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas efektivitas pengendalian

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


52
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

intern Pemerintah Kabupaten Belitung Timur. Pemeriksaan yang dilakukan BPK


juga mencakup evaluasi atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan
kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Belitung
Timur, serta evaluasi atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. BPK
yakin bahwa bukti pemeriksaan yang telah diperoleh adalah cukup dan tepat,
sebagai dasar untuk menyatakan opini Wajar Dengan Pengecualian.
Untuk mencapai opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang ditargetkan pada
tahun berikutnya, Pemerintah Kabupaten Belitung Timur telah melakukan
berbagai upaya untuk meningkatkan akuntabilitas keuangan, diantaranya
dengan melakukan perbaikan dokumen Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas dan
Laporan Perubahan Ekuitas untuk tahun berakhir pada tanggal tersebut serta
catatan atas Laporan Keuangan.

2. Persentase temuan pemeriksaan BPK yang telah ditindaklanjuti


a. Penjelasan
Berdasarkan rekonsiliasi dari Tim BPK RI pada tanggal 9 Januari 2018, selama
periode TA 2005 sampai dengan Semester II TA 2018 (per 31 Desember
2018), BPK telah melaksanakan 22 pemeriksaan tersebut, telah diterbitkan 22
laporan hasil pemeriksaan (LHP) dengan 592 rekomendasi senilai Rp.
64.269.837.263,03. Status pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil
pemeriksaan pada Pemerintah Kabupaten Belitung Timur sampai dengan 31
Desember 2018 adalah sebagai berikut :
1) Telah ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi sebanyak 302
rekomendasi senilai Rp. 52.871.605.947,63 atau sebesar 51,01%;
2) Belum sesuai dan dalam proses tindak lanjut sebanyak 210 rekomendasi
senilai Rp. 9.131.452.843,86 atau sebesar 35,47%;
3) Belum ditindaklanjuti sebanyak 80 rekomendasi senilai Rp.
2.266.778.471,54; atau 13,5%; dan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


53
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

4) Tindak dapat ditindaklanjuti sebanyak nol rekomendasi.


Nilai penyerahan aset atau penyetoran uang ke kas negara/daerah atau
perusahaan negara/daerah per 31 Desember 2018 senilai Rp.
52.574.693.730,58.
b. Analisis Kinerja
Hasil pemeriksaan BPK RI Perwakilan Propinsi Bangka Belitung terhadap
persentase temuan pemeriksaan BPK yang telah ditindaklanjuti mengalami
peningkatan dibanding tahun sebelumnya 45,18 mengalami kenaikan
sebesar 5,83 sehingga sampai dengan Tahun 2018 persentase temuan
pemeriksaan BPK yang ditindaklanjuti dan sesuai sebesar 51,01% .
c. Solusi
Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung Timur
dalam meningkatkan persentase temuan pemeriksaan BPK yang ditindak
lanjuti ini akan lebih fokus dalam penyelesaian tindak lanjut dengan
melakukan percepatn tindak lanjut ke OPD-OPD yang belum menindaklanuti
penyelesain dari Tahun 2005 s.d Tahun 2018, dan yang sudah
menindaklanjuti tapi belum sesuai sehingga tahun berikutnya
persentasenya bisa meningkat.

3. Persentase temuan pemeriksaan Inspektorat yang telah ditindaklanjuti


a. Penjelasan
Penyelesaian Tindak Lanjut TemuanPemeriksaan Inspektorat sampai dengan
Tahun 2018 yaitu sebesar 48,69%, kecilnya prosentase ini dikarenakan
adanya LHP yang baru selesai pada akhir Desember 2018, ditambah jumlah
temuan/rekomendasi tahun sebelumnya yang belum selesai
ditindaklanjuti/dalam proses, untuk tahun selanjutnya, Inspektorat
Kabupaten Belitung Timur akan lebih fokus untuk menyelesaiakan
tindaklanjut terhadap penyelesaian tindak lanjut terhadap hasil temuan
pemeriksaan ini (BPK dan Inspektorat).

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


54
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

b. Analisa Penurunan Kinerja


Hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Belitung Timur terhadap
persentase temuan pemeriksaan Inspektorat yang telah ditindaklanjuti
mengalami penurunan dibanding tahun ini dikarena jumlah temuan dan
jumlah rekomendasi bertambah sedangkan Laporan Hasil Pemriksaan baru
selsai pada akhir bulan Desember jadi belum selesai dilakukan tindaklanjut,
baru akan ditindaklanjuti pada Tahun ini.
c. Solusi
Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung Timur
dalam meningkatkan persentase temuan pemeriksaan Inspektorat yang
ditindak lanjuti ini akan lebih fokus dalam penyelesaian tindak lanjut dengan
melakukan percepatan tindak lanjut ke OPD-OPD yang belum
menindaklanjuti penyelesain rekomendasi sampai Tahun 2018, dan yang
sudah menindaklanjuti tapi belum sesuai sehingga tahun berikutnya
persentasenya bisa meningkat.

4. Persentase serapan belanja daerah


a. Penjelasan
Perencanaan merupakan unsur penting di dalam proses berjalannya suatu
pemerintahan. Perencanaan menentukan semua aktifitas yang perlu dan akan
dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Untuk
merealisasikan perencanaan dibutuhkan anggaran. Anggaran merupakan
cetak biru untuk gambaran, tindakan dan formalitas dari proses perencanaan
(Dharma Negara, 2010). Sebagaimana hasil laporan direktorat jenderal
perimbangan keuangan (2013), bahwa besar kecilnya tingkat penyerapan
belanja daerah dalam mendanai pelayanan publik sangat dipengaruhi oleh
proses perencanaan anggaran.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


55
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

b. Analisis Kinerja
Pada tahun 2018 terdapat kenaikan persentase pencapaian penyerapan
belanja sebesar 0,46% dari tahun 2017. Hal ini dapat terjadi diantaranya
karena beberapa faktor antara lain:
a) Sinkronisasi bidang perencanaan dan pelaksanaan anggaran yang mulai
dapat bersinergi;
b) Peran monev dan koordinasi yang meningkat;
c) Masih lemahnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia;
d) Penentuan waktu memasukkan dokumen pengadaan barang dan jasa
diakhir triwulan pertama.
Dari kenaikan sebesar 0,46% dari tahun sebelumnya dirasa masih belum
mencapai target maksimal, karena belum mendekati pencapaian realisasi
penyerapan belanja daerah 100%, dimana target pada tahun 2018 yaitu Rp
908.308.443.631,65 dengan realisasi serapan belanja daerah mencapai Rp
815.705.531.387,94 atau sebesar 89,80% seperti yang terlihat pada tabel di
bawah ini
Tabel 1.1.1-1
Serapan belanja daerah
Uraian 2017 2018
Anggaran Belanja Rp 794.561.200.345,8 Rp 908.308.443.631,65
Realisasi Rp 710.108.786.448,86 Rp 815.705.531.387,94
Persentase 89,38 % 89,90 %
Sumber data : Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Kab. Beltim

Dari table di atas terlihat adanya kenaikan anggaran dari Rp 794.561.200.345,8,


pada tahun 2018 menjadi Rp 908.308.443.631,65. Kenaikan realisasi dari tahun
2017 sebesar Rp 710.108.786.448,86 menjadi sebesar Rp 815.705.531.387,94.
Kenaikan tersebut diatas cerminan atas komitmen bersama yang terintegrasi
dalam birokrasi.
Adapun dalam hal capaian persentase realisasi serapan belanja yang belum
mencapai maksimal mendekati 100%, maka ke depan diharapkan :

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


56
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

a. setiap OPD harus berupaya memberikan perhatian serius terhadap serapan


anggaran;
b. terus menerus memperbaiki perencanaan anggaran dari mulai penyusunan
RKA sampai dengan penetapan APBD;
c. pelaksanaan anggaran yang telah ditentukan tepat waktu dan mengacu
pada DPA serta anggaran kas yang telah ditetapkan;
d. penentuan waktu proses pengadaan barang dan jasa diawal tahun anggaran
dan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. meningkatkan SDM bidang perencanaan dan keuangan dengan cara
mendukung pelatihan/bimbingan teknis bagi para pegawai secara berkala
dan up to date pada setiap OPD;
f. meningkatkan terciptanya lingkungan birokrasi yang kondusif;
g. meningkatkan peran koordinasi dan monitoring dan evaluasi (monev).

Analisis Pencapaian Sasaran 1.1.4. Meningkatnya Pelayanan Publik

Tabel 3.2.4

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
No Indikator Satuan Realis Kinerja Reali Kinerja
Target Target
asi Tahun sasi Tahun
2017 (%) 2018 (%)
1 Persentase OPD Persent 100 100 100 100 90,47 90,47
dengan IKM baik ase

Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat dilaksanakan dengan mengacu pada


Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap
Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Survei Kepuasan Masyarakat Kabupaten

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


57
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Belitung Timur Tahun 2018 dilaksanakan pada beberapa OPD/unit layanan


langsung penyelenggara layanan publik pada 14 unsur layanan , yaitu :
1. Prosedur Pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang dilihat dari
kesederhanaan, dan kejelasan alur pelayanan;
2. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis ataupun administrasi yang
diperlukan untuk memproses suatu pelayanan;
3. Kejelasan Petugas Pelayanan, yaitu kepastian petugas yang memberikan
pelayanan (nama, jabatan, kewenangan dan tanggung jawab);
4. Kedisiplinan Petugas, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan
pelayanan terutama konsistensi waktu pelayanan;
5. Tanggung Jawab Petugas Pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung
jawab petugas penyelenggara;
6. Kemampuan Petugas Pelayanan, yaitu tingkat keahlian petugas dalam
melayani ataupun menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat;
7. Kecepatan Pelayanan, yaitu target waktu penyelesaian yang telah ditentukan
unit penyelenggara pelayanan;
8. Keadilan Mendapatkan Pelayanan, yaitu pelayanan yang tidak membedakan
kepentingan, golongan maupun status masyarakat;
9. Kesopanan dan Keramahan Petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas secara
ramah dan sopan serta menghormati dan menghargai masyarakat;
10. Kewajaran Biaya Pelayanan, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk suatu jenis
pelayanan harus terjangkau dan tidak memberatkan masyarakat;
11. Kepastian Biaya Pelayanan, yaitu kepastian biaya yang dikeluarkan dengan
biaya yang telah ditetapkan;
12. Kepastian Jadwal Pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai
dengan ketentuan yang dilaksanakan;
13. Kenyamanan Lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana yang bersih dan
nyaman terhadap penerima layanan;

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


58
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

14. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan di unit


penyelenggara pelayanan sehingga pengguna layanan tidak merasa was-was.
Pelaksanaan Survei dilakukan dengan dua teknik yaitu teknik wawancara dan
teknik pengisisan quisioner dengan jumlah responden yang ditentukan berdasarkan
table Kratjie & Morgan. Dari hasil survei yang dilakukan penghitungan dan
penilaian dengan interval sebagaimana tabel kategori mutu layanan dibawah ini :
Tabel 3.2.4-1
Tabel Kategori Mutu Layanan

Nilai Interval Nilai Interval Mutu Kinerja Unit


IKM Konversi IKM Pelayanan Pelayanan
1,00-1,75 25,00-43,75 D Tidak Baik
1,76-2,50 43,76-62,50 C Kurang Baik
2,51-3,25 62,51-81,25 B Baik
3,26-4,00 81,26-100 A Sangat Baik

Dibawah ini adalah daftar nilai indeks kepuasan masyarakat yang rata-ratanya
minimal bernilai Baik “B”.

Tabel 3.2.4-1
Daftar Organisasi Perangkat Daerah yang melaksanakan
Survei Kepuasan Masyarakat tahun 2018

NILAI INDEKS TAHUN NILAI INDEKS THN


NO OPD/UNIT KERJA OBJEK SKM 2017 2018
NILAI MUTU NILAI MUTU
Dinas Kesehatan,
Pengendalian Unit Layanan Kesehatan
1.
Penduduk dan Masyarakat
Keluarga Berencana
Unit layanan rawat jalan,
RSUD 81,22 B (Baik) 77,36 B (Baik)
unit layanan rawat inap
Unit layanan apotik, unit
Puskesmas layanan balai
77,87 B (Baik) 80,75 B (Baik)
Manggar pemeriksaan, unit layanan
laboratorium
Unit layanan apotik, unit
Puskesmas layanan balai
72,57 B (Baik) 76,84 B (Baik)
Mengkubang pemeriksaan, unit layanan
laboratorium
Unit layanan apotik, unit
Puskesmas layanan balai
78,25 B (Baik) 78,15 B (Baik)
Gantung pemeriksaan, unit layanan
laboratorium

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


59
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Unit layanan apotik, unit


layanan balai
Puskesmas
pemeriksaan, unit layanan 81,03 B (Baik) 81,00 B (Baik)
Kampit
laboratorium, unit layanan
UGD
Unit layanan apotik, unit
A
Puskesmas layanan balai
80,75 B (Baik) 82,06 (Sangat
Simpang Pesak pemeriksaan, unit layanan
Baik)
laboratorium
Unit layanan apotik, unit
Puskesmas
layanan balai
Simpang - - 80,75 B (Baik)
pemeriksaan, unit layanan
Renggiang
laboratorium
Unit layanan apotik, unit
Puskesmas layanan balai
- - 78,80 B (Baik)
Dendang pemeriksaan, unit layanan
laboratorium
Unit Paten (pelayanan A A
Kantor Kecamatan
2 administrasi terpadu 85,13 “Sangat 86,06 (Sangat
Dendang
kecamatan) Baik” Baik)
Kantor unit Paten (pelayanan
B
3 KecamatanSimpang administrasi terpadu 80,85 79,68 B (Baik)
“Baik”
Renggiang kecamatan)
Kantor Unit Paten (pelayanan A
4 KecamatanSimpang administrasi terpadu 79,25 B 81,35 (Sangat
Pesak kecamatan) “Baik” Baik)
Unit Paten (pelayanan A
Kantor B
5 administrasi terpadu 77,69 81,93 (Sangat
KecamatanGantung “Baik”
kecamatan) Baik)
Unit Paten (pelayanan A
Kantor B
6 administrasi terpadu 76,98 90,00 (Sangat
KecamatanDamar “Baik”
kecamatan) Baik)
Unit Paten (pelayanan A
Kantor
7 administrasi terpadu - - 81,26 (Sangat
KecamatanManggar
kecamatan) Baik)
Unit Paten (pelayanan
Kantor
8 administrasi terpadu - - 79,38 B (Baik)
KecamatanKampit
kecamatan)
A A
Dinas Kependudukan Pelayanan Administrasi
9 83,75 “Sangat 83,88 (Sangat
dan Pencatatan Sipil Kependudukan
Baik” Baik)
A A
Unit Pelayanan Pengujian
10 Dinas Perhubungan 83,18 “Sangat 83,51 (Sangat
Kendaraan Bermotor
Baik” Baik)
Dinas Penanaman
A
Modal, Pelayanan Pelayanan Perizinan dan B
11 76,70 85,71 (Sangat
Terpadu Satu Pintu non Perizinan “Baik”
Baik)
dan Perdagangan

Pelayanan bagi B
12 Dinas Pendidikan 71,92 - -
stakeholder “Baik”

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


60
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Dinas Tenaga Kerja,


13 Koperasi, Usaha Kecil - - 77,64 B (Baik)
dan Menengah
Satuan Polisi Pamong
14 - - - -
Praja

Nilai Rata-Rata IKM OPD Kab.Belitung Timur 73 B (Baik)

a. Penjelasan
Pada tabel di atas, sejumlah 21 unit pelayanan publik dari 14 OPD yang memiliki
pelayanan langsung yang menjadi target pengukuran kepuasan masyarakat.
Namun masih terdapat 2 (dua) OPD yang belum melakukan survey kepuasan
masyarakat, yaitu Dinas Pendidikan dan Satuan Polisi Pamong Praja, sehingga hal
ini berpengaruh pada nilai rata-rata IKM OPD Kab. Belitung Timur.Sedangkan jika
dilihat dari IKM pada OPD yang melakukan survey kepuasan masyarakat, terdapat
9 (sembilan) unit yang memiliki IKM dengan grade A (Sangat Baik) dan 10
(sepuluh) unit dengan IKM grade B (Baik), sehingga rata-rata IKM pada grade B
atau Baik.
b. Analisis Kinerja
Secara persentase mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Hal ini
disebabkan antara lain :
- Adanya perubahan IKU sehingga pada sasaran ini mengalami perubahan OPD
yang ditargetkan.
- adanya OPD sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Bupati no 28
tahun 2017 yang tidak melaksanakan pengukuran kepuasan masyarakat.
- Kurangnya komitmen dari OPD penyelenggara pelayanan publik langsung
untuk mengukur kepuasan masyarakat terhadap layanannya.
Dalam pelaksanaan survei ini masih terdapat kendala yang sangat mempengaruhi
nilai survey, yaitu sebagian masyarakat kurang antusias terhadap pelaksanaan
survey ini sehingga cenderung keberatan untuk menjawab atau mengisi form isian
survey yang disampaikan oleh petugas, dan permasalahan berikutnya masyarakat

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


61
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

cenderung takut untuk menyampaikan jawaban yang sebenarnya tentang 14


unsur dalam pengukuran kepuasan masyarakat tersebut.
Namun demikian, secara survey keseluruhan terdapat beberapa OPD yang
mengalami peningkatan indeks kepuasan masyarakat dari grade B atau “Baik”
pada tahun 2017 menjadi grade A atau “Sangat Baik” di tahun 2018, yaitu antara
lain :
1) Kantor Camat Simpang Pesak
2) Kantor Camat Gantung
3) Kantor Camat Damar
4) Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan
Kemudian selain itu terdapat beberapa OPD yang pada tahun sebelumnya tidak
melaksanakan survey kepuasan, namun pada tahun 2018 sudah melaksanakan
survey, yaitu :
1) Kantor Kecamatan Kelapa Kampit
2) Kantor Kecamatan Manggar
3) Puskesmas Simpang Renggiang
4) Puskesmas Dendang
5) Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
c. Solusi
Untuk langkah selanjutnya, akan terus dilakukan sosialisasi kepada masyarakat
sebagai bagian dari program edukasi masyarakat agar senantiasa kritis terhadap
pelayanan yang telah diterima,selain itu juga dilakukan pembinaan kepada OPD
yang memiliki unit pelayanan publik langsung kepada masyarakat agar terus
memperbaiki kualitas pelayanannya sesuai yang sudah dijanjikan.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


62
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Analisis Pencapaian Sasaran 1.1.5 Meningkatnya penataan, pembinaan dan


penegakan hukum serta demokrasi yang adil dan bermartabat dengan
kepastian hukum seluruh peraturan perundang- undangan dilevel daerah

Tabel 3.2.5

Tahun 2017 Tahun 2018

Satu Capaian Capaian


No Indikator Kinerja Kinerja
an Target Realisasi Target Realisasi
Tahun Tahun
2017 (%) 2018 (%)
1 Penurunan % 38,89 22 143,43 38,89 36,84 100
pelanggaran perda

Indikator ini adalah termasuk indikator negatif, dimana semakin kecil realisasi maka
semakin baik kinerjanya. Pada tahun 2017 dimana jumlah Peraturan Daerah yang
dikawal oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Belitung Timur sebanyak 18
Peraturan Daerah, dan pada tahun 2018 jumlah Peraturan Daerah yang dikawal
oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Belitung Timur sebanyak 19 Peraturan
Daerah.
Pada tahun 2017 dimana target yang ditetapkan yaitu maksimal terjadi
pelanggaran sebanyak 38,89 % dari jumlah Peraturan Daerah yang dikawal, yaitu
sebanyak 7 Peraturan Daerah yang dilanggar, namun setelah dilaksanakan program
dan kegiatan yang mendukung indikator ini yaitudilaksanakannya program
pemeliharaan kantrantibnas dan Pencegahan dan pencegahan tindak kriminal dan
kegiatan Pencegahan dan Penertiban Masyarakat (PEKAT) serta Pelanggaran
Peraturan Daerah, Aksi Penindakan Kantrantibnas dalam penindak lanjutan unit
layanan pengaduan masyarakat, kerjasama dengan instansi terkait (TNI, POLRI dan
Kejaksaan), maka pada tahun 2017 hanya terjadi pelanggaran pada 4 (empat)
Peraturan Daerah yang dikawal oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Belitung Timur.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


63
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Di tahun 2018 yang terjadi adalah pelanggaran sebanyak 38,89% dari 19


Peraturan Daerah yang dikawal oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Belitung Timur yaitu adanya 7 Peraturan Daerah yang dilanggar.
Keadaan tersebut dikarenakan saat ini Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Belitung Timur hanya dapat melakukan tindakan non Yustisi. Untuk melakukan
penindakan atas Pelanggaran Peraturan Daerah diperlukan Pegawai Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Sementara di Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Belitung Timur ada 3 (tiga) orang PPNS namun belum bisa melakukan penindakan
dikarenakan 1 (satu) orang PPNS belum dilantik ulang dari Kemenkumham
dikarenakan pernah bertugas di OPD lain dan 1 (satu) orang tidak memenuhi
ketentuan dan syarat pendidikan tentang pengangkatan PPNS.

Analisis Pencapaian Sasaran 1.1.6. Meningkatnya perencanaan, pelaksanaan


dan pengawasan pembangunan dengan memberikan ruang untuk partisipasi
masyarakat dan swasta

Tabel 3.2.6

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
No Indikator Satuan Kinerja Realis Kinerja
Target Realisasi Target
Tahun asi Tahun
2016 (%) 2017 (%)
1 Persentase usulan % >60 35,07 58,45 >60 68,14 100
masyarakat yang
diakomodir dalam
perencanaan
pembangunan
2 Persentase kehadiran % 100 100 100 100 100 100
kelompok masyarakat
dalam proses
perencanaan
3 Jumlah stakeholders stakehol 9 9 100 9 9 100
yang menyampaikan der
usulan
Rata-rata capaian kinerja 86,15 100

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


64
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Analisis capaian masing-masing indikator pada sasaran ini dijabarkan sebagai berikut:
1. Persentase usulan masyarakat yang diakomodir dalam perencanaan
pembangunan
a. Penjelasan
Terlibatnya masyarakat dalam pembangunan sudah tentu mutlak adanya,
sehingga partisipasi yang diberikan secara tidak langsung memberi
peningkatan kapasitas program yang akan dilaksanakan maupun bagi
masyarakat itu sendiri. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat
dilihat melalui usulan yang disampaikan pada rencana pembangunan
kecamatan dan pelaksanaan forum perangkat daerah yang nantinya akan
dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Pada tahun 2018
jumlah usulan yang masuk melalui sistem aplikasi e-planning sebanyak 995
usulan masyarakat sedangkan usulan yang diakomodir sebanyak 678 usulan
sehingga terealisasi sebesar 68,14 %. Sedangkan pada tahun 2017 dari 958
usulan terakomodir sebanyak 336 usulan atau terealisasi sebesar 35,07%.
b. Analisa Peningkatan Kinerja
Meningkatnya usulan masyarakat dalam perencanaan Pembangunan
merupakan suatu bentuk antusiasme dan partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan. Sementara usulan yang diakomodir pada tahun 2018
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2017. Meningkatnya usulan yang
diakomodir menunjukkan semakin banyaknya usulan yang telah selaras
dengan skala prioritas daerah. Selain itu, penggunaan sistem aplikasi e-
planning pada proses perencanaan pembangunan dapat mempermudah dan
mendukung transparansi penyusunan program/kegiatan di daerah.
c. Solusi
Agar usulan dapat diakomodir tentunya memperhatikan prioritas daerah dan
juga kemampuan anggaran pemerintah daerah serta kebutuhan masyarakat itu
sendiri. Sehingga usulan yang akan disampaikan tidak berada diluar jalur yang
telah ditetapkan dalam skala prioritas daerah yang menjadi pedoman dalam

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


65
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

penyusunan rencana kerja pemerintah daerah dan tentunya di dukung oleh


kemampuan keuangan daerah dalam mewujudkan pelaksanaan suatu
program/kegiatan.
2. Persentase kehadiran kelompok masyarakat dalam proses perencanaan
a. Penjelasan
Salah satu pendekatan dalam perencanaan pembangunan daerah dilakukan
dengan menggunakan pendekatan partisipasif. Pendekatan partisipatif
dilakukan dengan melibatkan semua elemen masyarakat dan stakeholders
dalam perencanaan pembangunan melalui kegiatan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang). Musrenbang merupakan wahana publik yang
penting untuk membawa stakeholder memahami isu dan permasalahan daerah
untuk mencapai kesepakatan atas prioritas pembangunan dan pemecahan
berbagai masalah pembangunan daerah. Pada pelaksanaan musrenbang
kabupaten terdapat 9 kelompok yang diundang dan berpartisipasi dalam proses
perencanaan meliputi DPRD, Instansi Vertikal, LSM, BUMD, Pemerintahan Desa,
Pemerintahan Kecamatan, Pengusaha/Swasta, Organisasi masyarakat (Asosiasi-
asosiasi yang berada di Belitung Timur, Organisasai kepemudaan,keagamaan,
profesi, dll) dan Perbankan sehingga terealisasi 100%.
b. Analisis Kinerja
Pada prinsipnya Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) merupakan
sistem yang melibatkan berbagai kelompok kepentingan atas proses
pembangunan yang akan dilakukan pemerintah daerah. Capaian indikator
kinerja Persentase kehadiran kelompok masyarakat dalam proses perencanaan
yang dapat dilihat pada pelaksanaan musrenbang pada tahun 2017 dan 2018
terealisasi 100% yang artinya kelompok masyarakat yang diundang turut dapat
mengikuti pelaksanaan kegiatan tersebut sebagai wujud partisipasi dalam
perencanaan pembangunan.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


66
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

c. Solusi
Pencapaian kinerja di atas harus senantiasa dilakukan, hal tersebut dikarenakan
pelaksanaan musrenbang dilakukan setiap tahun dalam menyusun rencana
pembangunan daerah.
3. Jumlah stakeholders yang menyampaikan usulan
a. Penjelasan
Indikator ini diukur berdasarkan jumlah stakeholder yang menyampaikan usulan
melalui pelaksanaan musrenbang yang merupakan forum antar pemangku
kepentingan dalam rangka penyusunan rencana pembangunan daerah. Usulan-
usulan yang disampaikan bukan hanya usulan program, dapat juga berupa
masukan atau saran terhadap pemecahan permasalahan daerah dalam proses
pembangunan. Jumlah stakeholder yang menyampaikan usulan dan ikut berperan
aktif dalam pelaksanaan musrenbang terdiri dari 9 (sembilan) unsur meliputi
DPRD, Instansi Vertikal, LSM, BUMD, Pemerintahan Desa, Pemerintahan
Kecamatan, Pengusaha/Swasta, Organisasi masyarakat dan Perbankan sehingga
realisasinya 100%.
b. Analisis Kinerja
Capaian realisasi Jumlah stakeholder yang menyampaikan usulan pada tahun
2017 dan 2018 tercapai 100% sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dengan
adanya usulan, saran maupun pendapat yang diberikan oleh stakeholder pada
pelaksanaan musrenbang diharapkan mampu menghasilkan perencanaan
pembangunan yang dengan memperhatikan usulan prioritas masyarakat dan
diselaraskan dengan prioritas daerah sehingga tercipta harmonisasi perencanaan
pembangunan dan bukan formalitas saja.
c. Solusi
Pencapaain Kinerja ini menjadi agenda rutin setiap tahun dalam penyusunan
rencana kerja pemerintah daerah, sehingga proses perencanaan harus semakin
baik terutamanya terkait usulan yang diajukan yang diharapkan sejalan dengan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


67
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

program prioritas daerah dan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan


masyarakat.

Analisis Pencapaian Sasaran 1.1.7. Berkembangnya Tata Kelola Pemerintahan


Berbasis E-Government

Tabel 3.2.7

Tahun 2017 Capaian Tahun 2018 Capaian


Kinerja Kinerja
No Indikator Sasaran Satuan
Tahun Tahun
Target Realisasi 2017 (%) Target Realisasi 2018 (%)
Jumlah OPD yang
1 menerapkan e- OPD 31 31 100 32 32 100
Gov
Jumlah aplikasi
2 Aplikasi 3 3 100 2 2 100
yang terintegrasi

Rata-rata capaian kinerja 100 100

Berikut analisis capaian kinerja untuk masing-masing indikator pada sasaran ini :
1. Jumlah OPD yang menerapkan e-Gov
Indikator ini diukur dari OPD yang sudah menggunakan aplikasi e-Gov dalam
pelaksanaan tugas fungsinya. Untuk infrastruktur jaringan, pada tahun 2016 dan
2017 semua OPD sudah terkoneksi jaringan e-government. Pada tahun 2018,
semua OPD sudah menggunakan aplikasi e-Gov antara lain aplikasi SIMDA
Keuangan, e-planning dan sistem absensi terintegrasi. Sedangkan untuk OPD yang
sudah mempunyai aplikasi e-Gov diantara:

No. Nama OPD Aplikasi e-Gov

1 Dinas Pendidikan  SIPANDA

2 Dinas Perhubungan  SIM PKB


 SIDA MENTEL
 SIKAPALAN
3 Dinas Komunikasi dan Informatika  REPOPANDA

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


68
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

 SIMAPDA
 SISEKSI
4 Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu  SICANTIK
Pintu dan Perdagangan  OSS
5 Dinas Pertanian dan Pangan  e-proposal Kementrian
Pertanian
 e-monev DAK
Pertanian

6 Dinas Administrasi Kependudukan dan Pencatatan  Aplikasi Arsip Digital


Sipil

7 Dinas Perikanan  SIKD (Sistem Informasi


Kearsipan Dinamis)
 Aplikasi PUPI
 Program Aplikasi
Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
Perikanan
8 Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan  Sistem Pelayanan
Menengah Perpanjangan Izin
Mempekerjakan
Tenaga Kerja Asing
(IMTA)
9 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata  Website DISBUDPAR
Belitung Timur
10 Dinas Perpustakaan  Bidang Perpustakaan
(INSLITE)
11 Badan Keuangan Daerah  SIMDA (Keuangan,
Pendapatan, BMD)
 SIPESPA
 Sistem Informasi Pajak
Bumi dan Bangunan
(SIPBB)
 SIMCLOUD
12 Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian  e-Doc
dan Pengembangan Daerah  e-Planning
 SIKEREN (Sistem
Informasi Kendali
Renstra)
 e-monev (Sistem
Informasi Monitoring
dan Evaluasi Kinerja

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


69
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Pembangunan)
13 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan  Sistem Informasi
Daerah Kepegawaian Daerah
(SIKDA)
14 Dinas Kesehatan (RSUD Belitung Timur)  Billing System

b. Analisis Kinerja
Indikator kinerja ini pada Tahun 2018 dan 2017 tercapai 100%. Faktor
yang mendorong tercapainya target kinerja yaitu komitmen dari semua OPD
untuk menerapkan e-government dalam rangka pelaksanaan tugas agar efektif
dan efisien. Selain itu, juga adanya dorongan dari Pemerintah Pusat untuk lebih
transparan dalam penyelenggaraan pemerintahan melalui penilaian SPBE
(Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik). Sedangkan faktor yang
menghambat yaitu masih adanya kendala untuk mengintegrasikan berbagai
aplikasi e-gov yang ada.
c. Solusi
Seiring dengan era keterbukaan informasi, setiap OPD didorong untuk
menerapkan e-Gov dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Selain itu,
antar aplikasi yang berkaitan juga terus diupayakan agar saling terkoneksi
sehingga dapat meningkatkan nilai akuntabilitas kinerja Pemerintah Daerah.
Dinas Komunikasi dan Informatika selaku leading sector di bidang informatika
berupaya memfasilitasi setiap OPD yang ingin menerapkan e- Gov melalui
penyediaan Sumber Daya Manusia, infrastrutur dan aplikasi. Ke depannya,
semua aplikasi e-gov yang ada diharapkan dapat terintegrasi.

2. Jumlah aplikasi yang terintegrasi


a. Penjelasan
Indikator kinerja ini diukur dari jumlah aplikasi yang terintegrasi baik itu
dengan sistem di Pemkab maupun sistem di Pemerintah pusat/provinsi.
Pencapaian kinerja pada sasaran ini untuk tahun 2018 tercapai 100,00%
kategori AA dan dapat dijelaskan bahwa Jumlah aplikasi yang terintegrasi

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


70
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

memiliki target 2 aplikasi dan dapat direalisasikan sebanyak 2 aplikasi sehingga


capaian kinerja sebesar 100 %. Aplikasi yang terintegrasi yaitu aplikasi JDIH
yang terintegrasi dengan JDIH Nasional dan Simda cloud (khususnya untuk
penyusunan anggaran).

Sumber JDIH Nasional

Gambar Tampilan Simda Cloud Kabupaten Belitung Timur

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


71
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

b. Analisis Kinerja
Dalam pelaksanaan kinerja sasaran tahun 2018 capaian kinerja sudah tercapai
karena adanya kesadaran dari OPD pelaksana untuk meningkatkan pelayanannya
melalui sistem informasi dan didukung oleh Dinas Komunikasi dan Informatika
dalam hal IT dan perangkat serta dorongan dari Pemerintah Pusat melalui regulasi
sehingga target indikator dapat tercapai. Manfaat dari aplikasi yang terintegrasi ini
diharapkan dapat mempermudah birokrasi dan bisa diakses lebih leluasa.
c. Solusi
Untuk peningkatan pencapaian kinerja diatas, setiap OPD yang berkaitan dengan
pelayanan publik harus terus didorong untuk menggunakan dan mengembangkan
sistem informasi yang terintegrasi. Hal ini sebagai salah satu upaya mencegah
korupsi. Selain itu, OPD juga harus menentukan SOP, memahami dan melaksanakan
SOP tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan ini diharapkan dapat
menambah poin pada penilaian reformasi birokrasi yang dilaksanakan Kementerian
PAN dan RB.

Analisis Pencapaian Sasaran 2.1.1. Memperlancar akses dari dan ke kecamatan


terjauh dari ibukota kabupaten serta mendorong percepatan dan peningkatan
kualitas layanan di kawasan perdesaan

Tabel 3.2.8

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
No Indikator Satuan Kinerja Kinerja
Target Realisasi Target Realisasi
Tahun Tahun
2017 (%) 2018 (%)
1 Panjang jalan Km 84,13 78,10 92,83 86,26 70,10 81,27
kabupaten dalam
kondisi baik
2 Persentase jumlah Km 100 100 100 100 100 100
jembatan kondisi
baik
Rata-rata capaian kinerja 96,41 90,63

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


72
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Berikut adalah analisis pencapaian kinerja dari masing-masing indikator:


1. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik
a. Penjelasan
Kondisi pelayanan mantap, tidak mantap,dan kritis di defenisikan sebagai
berikut:
− Kondisi Pelayanan Mantap
Kondisi pelayanan sejak konstruksi masih baru sampai dengan kondisi
pelayanan pada batas kemampuan(atau akhir umur rencana), dengan
penurunan nilai kemantapan wajar seperti yang diperhitungkan.Yang
termasuk dalam kondisi ini adalah jalan dengan kondisi baik dan sedang.
− Kondisi Pelayanan Tidak mantap
Kondisi pelayanan berada diantara batas kemantapan sampai dengan
batas kritis .Termasuk dalam kondisi ini adalah jalan dalam kondisi rusak
atau kurang baik.
− Kondisi Kritis
Kondisi pelayanan dengan nilai kemantapan mulai dari batas kekritisan
sampai dengan tidak terukur lagi, dimana kondisi tersebut menyebabkan
kapasitas jalan menurun.Termasuk dalam kondisi ini adalah jalan dengan
kondisi rusak berat karena belum ada penanganan.
Persentase target panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ditentukan
berdasarkan perbandingan panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik
sedang dengan total jalan kabupaten, Realisasi capaian kinerja persentase
panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik pada tahun 2017 sebesar 78,10
%, terealisasi sebesar 92,83 % dari target yang ditetapkan pada tahun 2017
sebesar 84,13%.Pada tahun 2018 realisasi capaian kinerja persentase panjang
jalan kabupaten dalam kondisi baik sebesar 81,27%, terealisasi sebesar 70,10
% dari target yang ditetapkan pada tahun 2018 sebesar 86,26 %.

Cara Perhitungan Panjang Jalan Kabupaten dalam Kondisi Baik:

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


73
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑖𝑘 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔


𝑥 100
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛

b. Analisis Peningkatan Kinerja


Kondisi perkerasan jalan akan mengalami penurunan tingkat pelayanan seiring
dengan berjalannya waktu. Menurunnya tingkat pelayanan jalan ditandai
dengan timbulnya kerusakan pada struktur lapisan perkerasan jalan dan
apabila dibiarkan dalam jangka waktu yang lama maka akan dapat
memperburuk kondisi lapisan perkerasan sehingga dapat mempengaruhi
keamanan, kenyamanan, dan kelancaran dalam berlalu lintas. Untuk
mempertahankan kondisi jalan perlu dilakukan
program pemeliharaan dan rehabilitasi jalan. Dalam hal ini penurunan kondisi
jalan bisa dikarenakan umur pakai jalan lebih pendek dari umur perencanaan
jalan atau umur rencana jalan yang telah dilewati.Penurunan ini diantaranya
terjadi pada ruas dalam kota Manggar, dalam kota Gantung dan dalam kota
Kelapa kampit, Manggar – tg .modong-Gantung dan Lilangan-Trans UPT II
Lilangan yaitu ± - 37,40 km yang merupakan selisih dengan jalan kondisi
sedang di ruas jalan tersebut .
Pada tahun 2018 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam hal ini
Bidang Bina Marga melaksanakan kegiatan berupa
pembangunan/peningkatan, pemeliharaan berkala jalan sepanjang ± 30,46 km
(tabel 3), serta pemeliharaan rutin.
Ditinjau dari biaya dan nilai pekerjaan, jenis pemeliharaan jalan dibedakan
atas: pekerjaan berat, pemeliharaan berkala, pemeliharaan rutin,penyangga
dan pekerjaan darurat, masing-masing akan diuraikan sebagai berikut:
a. Pekerjaan Berat
− Pembangunan baru umumnya terdiri atas pekerjaan untuk
meningkatkan jalan tanah atau jalan setapak agar dapat dilintasi oleh
kendaraan roda empat sesuai dengan standar minimalnya.
− Peningkatan jalan yaitu meningkatkan standar pelayanan dari jalan
yang ada berupa membuat lapisan menjadi lebih halus, menambah

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


74
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

lapisan struktur lain guna memperkuat struktur perkerasannya atau


memperlebar lapisan perkerasan yang ada.
− Rehabilitasi jalan Pekerjaan ini dilaksanakan bila pekerjaan
pemeliharaan secara tetap dan seharusnya dilaksanakan tersebut
diabaikan atau pemeliharaan berkala/pelapisan ulang terlalu lama
ditunda sehingga keadaan lapisan semakin memburuk.yang termasuk
dalam kategori ini adalah perbaikan terhadap kerusakan lapisan
permukaan seperti lubang dan kerusakan structural seperti amblas,
asalkan kerusakan tersebut kurang dari 15-20% dari seluruh perkerasan
yang biasanya.
b. Pemeliharaan Berkala
Yaitu pekerjaan perbaikan dengan frekuensi yang direncanakan dalam satu
tahun atau lebih pada suatu lokasi, seperti pengaspalan atau pelapisan
ulang permukaan jalan beraspal berkala dan pengkerikilan ulang jalan
kerikil serta pekerjaan drainase.Pekerjaan ini dilakukan untuk jalan dengan
kondisi sedang.
c. Pemeliharaan Rutin
Adalah pekerjaan ringan dan pekerjaan rutin umum, yang dilaksanakan
pada jangka waktu teratur dalam setahun.Pekerjaan ini dilakukan untuk
jalan yang kondisinya baik yang tersebar dalam suatu jaringan jalan.Jenis
pekerjaan ini antara lain berupa penambalan lapis permukaan dan
pemotongan rumput.
Tabel 2
Realisasi kegiatan peningkatan jalan kabupaten Tahun 2018

No Uraian km
Pembangunan/Peningkatan Jalan Kabupaten dalam
1 4,32
Kecamatan Manggar
Peningkatan Struktur Kapasitas Jalan dan Jembatan
2 1,86
Dalam Kecamatan Manggar
Pembangunan/Peningkatan Jalan Kabupaten dalam
3 4,96
Kecamatan Damar

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


75
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Pembangunan/Peningkatan Jalan Kabupaten dalam


4 1,2
Kec. Kelapa Kampit
Peningkatan Struktur Kapasitas Jalan Dan Jembatan
5 2,37
Dalam Kecamatan Kelapa Kampit
Pembangunan/Peningkatan Jalan Kabupaten dalam
6 2,27
Kec. Dendang
Pembangunan / Peningkatan Jalan Kabupaten
7 2,22
dalam Kecamatan Simpang Pesak
Pembangunan/Peningkatan Jalan Kabupaten Dalam
8 2,93
Kec. Gantung
Peningkatan Struktur Kapasitas Jalan dan Jembatan
9 2
Dalam Kecamatan Gantung
Pemeliharaan Berkala Jalan dan jembatan Dalam
10 5,53
Kec. Gantung
Pemeliharaan Berkala Jalan dan jembatan Dalam
11 0,8
Kota Manggar
Total 30,46

Kerusakan jalan yang terjadi di beberapa ruas jalan menimbulkan kerugian


yang sangat besar terutama bagi pengguna jalan seperti waktu tempuh yang
lama, kemacetan, kecelakaan, dan lain-lain. Secara umum penyebab
kerusakan jalan ada berbagai sebab yaitu umur rencana jalan yang telah
dilewati, genangan air pada permukaan jalan yang tidak dapat mengalir
akibat drainase yang kurang baik, beban lalu lintas berulang yang berlebihan
(overloaded) yang menyebabkan umur pakai jalan lebih pendek dari
perencanaan. Perencanaan yang tidak tepat, pengawasan yang kurang baik
dan pelaksanaan yang tidak sesuai dengan rencana yang ada, selain itu
minimnya biaya pemeliharaan, keterlambatan prioritas penanganan yang
kurang tepat juga menjadi penyebabnya. Hal ini perlu diperhatikan agar tidak
terjadi penurunan kualitas jalan akibat kerusakan permukaan jalan.
Tabel 3
Kondisi jalan kabupaten (km)

TAHUN
URAIAN
2017 2018
Total Panjang Jalan Kabupaten/Kota 480,88 480,88
Panjang Jalan Kabupaten dalam
355,73 218,52
Kondisi Baik
Panjang Jalan Kabupaten dalam 19,84 118,6

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


76
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Kondisi Sedang
Panjang Jalan Kabupaten dalam
21,14 65,17
Kondisi Rusak Ringan
Panjang Jalan Kabupaten dalam
84,17 78,59
Kondisi Rusak Berat

Gambar 1
Kondisi Jalan Kabupaten Di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2017 – 2018

Kondisi Jalan Kabupaten Tahun 2017 dan 2018


400
350
300
250
km

200
150
100
2018
50
0 2017
Panjang Jalan Panjang Jalan Panjang Jalan Panjang Jalan
Kabupaten dalam Kabupaten dalam Kabupaten dalam Kabupaten dalam
Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Rusak Kondisi Rusak Berat
Ringan
Kondisi Jalan

Gambar 2
Kenaikan dan Penurun Kondisi Jalan Tahun 2018

Kondisi Jalan Kabupaten Tahun 2018


150

100

50
Kenaikan dan
Penurunan Kondisi
0
Jalan Kabupaten Tahun
-137,21 98,76 44,03 -5,58 2018
-50

-100

-150

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


77
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Jalan yang yang selesai dibangun dan dioperasikan akan akan mengalami penurunan
kondisi sesuai dengan bertambahnya umur sehingga pada saatnya jalan tersebut tidak
bisa berfungsi dengan baik lagi sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas.
Beberapa perbedaan diantara pembangunan dan pemeliharaan jalan dapat
ditunjukkan pada tabel 5. Dibandingkan dengan pembangunan , permasalahan dalam
pemeliharaan jaringan jalan lebih rumit dan kompleks.

Tabel.4
Perbedaan Kegiatan Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan

c. Solusi
Disamping pembangunan jalan baru, pengawasan dan pemeliharaan
terhadap jalan-jalan yang sudah ada harus tetap dilaksanakan terus menerus
agar jangan mengalami kerusakan sebelum umur rencana yang
diperhitungkan tercapai.
Diperlukan penanganan lebih lanjut melalui peningkatan jalan, pemeliharan
berkala jalan pada kondisi sedang dan pemeliharaan rutin pada kondisi baik.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan strategi
kegiatan pemeliharaan suatu ruas jalan, antara lain:
− Kerusakan(Jenis, Keparahan, Luas, Penyebaran)
− Lalu Lintas
− Cuaca(terutama curah hujan)
− Umur sisa perkerasan
− Ketersediaan sumber daya

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


78
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

2. Persentase Jumlah Jembatan Kondisi Baik


a. Penjelasan
Sebelum menentukan perlu tidaknya dilakukan suatu tindakan guna
pemeliharaan dan perbaikan secara berkala maka dilakukan suatu proses
pengumpulan data fisikdan kondisi struktur jembatan. Hasil pemeriksaan
digunakan untuk merencanakan program pemeliharaan, rehabilitasi,
perkuatan dan penggantian jembatan dengan maksud meyakinkan bahwa
jembatan berfungsi dalam keadaan aman bagi pengguna jalan di samping
untuk menjaga nilai investasi jembatan tersebut.
b. Analisa Kinerja
Pada tahun 2018 Jumlah jembatan kondisi baik dikabupaten Belitung Timur
adalah 36 jembatan dari 36 jembatan kabupaten yang ada di kabupaten
Belitung Timur. Dari ke 36 jumlah jembatan hanya 13 jembatan yang
kondisinya rusak ringan( kerusakan sangat sedikit) yaitu kerusakan yang dapat
diperbaiki melalui pemeliharaan rutin, dan tidak berdampak pada keamanan
atau fungsi jembatan.
Tabel 5
Kriteria Kondisi Jembatan

Sumber:BMS,Dirjend Bina Marga Dep.PU,1993

c. Solusi
Selalu melakukan preservasi jembatan yaitu upaya mempertahankan suatu
struktur jembatan dari penurunan kualitas atau kerusakan, melalui kegiatan
pemeliharaan rutin, berkala, rehabilitasi (perbaikan dan perkuatan) untuk
mempertahankan dan mengembalikan fungsi jembatan.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


79
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Penanganan kerusakan ringan, yaitu:


1. Pemeliharaan permukaan jalan yaitu Lapisan permukaan yang berlubang,
kasar, atau retak dan lapisan permukaan yang licin.
2. Tanah timbunan yang retak atau menggembung
3. Permukaan trotoar/kerb yang licin
4. Kerusakan ringan siar muai yaitu Siar muai yang tidak sama tinggi dan
Siar muai yang rusak/terlepas.
5. Kerusakan rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan yaitu rambu-rambu
lalu-lintas dan marka jalan usang dan hilangnya material rambu lalu-
lintas dan marka jalan.

Analisis Pencapaian Sasaran 2.1.2. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Masyarakat

Tabel 3.2.9

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
No Indikator Satuan Kinerja Kinerja
Target Realisasi Target Realisasi
Tahun Tahun
2017 (%) 2018 (%)
1 Akses sanitasi % 75 62,88 83,84 80 81,02 100
masyarakat
2 Pengurangan Ha 10 6,29 62,88 20 26,12 100
kawasan kumuh
3 Akses air bersih % 87,72 87,84 100,14 93,66 83,89 89,57
masyarakat
4 Presentase % 80 74,39 92,99 83 73,57 88,64
penduduk
berakses air
minum
Rata-rata capaian kinerja 84,93 94,55

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


80
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

1. Akses sanitasi masyarakat


a. Penjelasan
Akses sanitasi masyarakat tahun 2018 mencapai 101,28 % dengan realisasi
81,02 % atau 100.531 jiwa dari target 80 % atau 99.263 jiwa. Sedangkan
capaian akses sanitasi masyarakat tahun 2017 mencapai 62,88 %, dimana
75.339 jiwa dari total 119.261 jiwa penduduk Kab. Belitung Timur telah
terlayani sistem air limbah yang memadai.
Data pada tahun 2018 merupakan data sanitasi total berbasis masyarakat
yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana tahun 2018. Data ini di dapat dari sanitarian yang ada di setiap
kecamatan.Jumlah angka penduduk yang mendapat akses sanitasi
merupakan perkalian jumlah kk dengan rata-rata jumlah penduduk.

Tabel 2
Laporan kemajuan Akses Sanitasi Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

KK Total
No Kecamatan Jiwa KK
JSP JSSP Sharing KK Jiwa*
01 KEC. MANGGAR 38.943 12.716 9.768 911 216 10.895 32.032
02 KEC. GANTUNG 27.402 8.922 5.108 1.494 61 6.663 20.718
03 KEC. DENDANG 10.423 3.365 1.931 531 491 2.953 9.513
04 KEC. KELAPA KAMPIT 18.695 6.268 3.685 814 30 4.529 13.416
05 KEC. DAMAR 12.899 4.350 3.198 424 205 3.827 11.321
06 KEC. SIMPANG RENGGIANG 7.343 2.595 1.559 309 201 2.069 6.102
07 KEC. SIMPANG PESAK 8.374 2.757 2.097 18 - 2.115 7.429
JUMLAH 124.079 40.973 27.346 4.501 1.204 33.051 100.531
*merupakan hasil perkalian jumlah KK dengan rata-rata jumlah penduduk/KK)
Data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Jamban Sehat Permanen(JSP)
2. Jamban Sehat Semi permanen(JSSP)
3. Sharing/Numpang
4. Masih Buang Air Besar Sembarangan(BABS)

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


81
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Penilaian akses sanitasi masyarakat bersumber dari laporan kemajuan akses


sanitasi kabupaten Belitung Timur data STBM dari Dinas Kesehatan Pengendalian
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. sasaran Penyediaan Sanitasi
adalah meningkatnya kualitas layanan sanitasi (airlimbah, persampahan dan
drainase) permukiman.berdasarkan tugas dan fungsi pada dinas Pekerjaan Umum
dan Penataa Ruang, maka untuk layanan drainase belum dapat disajikan
dikarenakan belum tersedianya data jumlah penduduk yang rumahnya terlayani
sistem drainase.
Pada laporan kinerja tahun 2017 ini data yang disajikan adalah saluran drainase
yang telah dibangun oleh bidang cipta karya sampai dengan tahun 2018 adalah
119.720,33 m yang tersebar di kabupaten Belitung Timur.
b. Analisa Peningkatan Kinerja
Meningkatnya akses sanitasi masyarakat pada tahun 2018 % dari tahun
2017(berdasarkan jumlah kk dan jumlah penduduk yang mendapat akses jamban
sampai dengan tahun 2018) hal ini dikarenakan pada tahun 2018ada kegiatan
yang dibiayai dengan Dana Alokasi Khusus yaitu pembangunan tangki septik
komunal di dua lokasi dan pembangunan IPAL Komunal di tiga belas lokasi namun
yang terealisasi hanya 2 lokasi pembangunan tangki septik komunal yang
dilaksanakan di desa Gantung kec.Gantung dan desa Baru kec.Manggar , serta 3
lokasi Pembangunan IPAL Komunal di Desa Baru Kec Manggar, desa Gantung dan
desa Lilangan Kec.Gantung. Tidak dilaksanakannya pembangunan IPAL Komunal
ini lebih dikarenakan ketidak siapan dari penerima kegiatan ini.
Lambatnya peningkatan akses sanitasi melalui pendekatan pembangunan sanitasi
berbasis kontruksi dan subsidi serta rendahnya tingkat pemahaman masyarakat
untuk menjadikan sanitasi sebagai kebutuhan , memicu reformasi pendekatan
pembangunan sanitasi khususnya di perdesaan yaitu pendekatan pembangunan
sanitasi selain dari pendekatan berbasis subsidi dan kontruksi juga berbasis
partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


82
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

c. Solusi
Perlunya sosialisasi kepada masyarakat akan ketersedian sistem sanitasi yang
berkualitas, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan masyarakat.Sosialisasi ini dilanjutkan dengan
melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemanfaatan dan pengolahan IPAL Komunal.
2. Pengurangan kawasan kumuh
a. Penjelasan
Indikator Pengurangan Kawasan Kumuh diketahui dengan menghitung luasan
permukiman kumuh yang belum tertangani dibagi terhadap jumlah luasan
permukiman kumuh yang ditetapkan. Formulasi perhitungan terhadap indikator
Pengurangan Kawasan Kumuh ditampilkan pada box berikut.
Luasan Permukiman Kumuh
RasioPengurangan = Belum Tertangani X 100%
Kawasan Kumuh Jumlah Luasan Permukiman
Kumuh Ditetapkan

Referensi yang diacu dari Pengurangan Kawasan Kumuh adalah Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Ri Nomor 02/PRT/M/2016 tentang Peningkatan Kualitas
Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh didefinisikan kriteria
kekumuhan dapat ditinjau dari:
 Bangunan Gedung
 Jalan lingkungan
 Penyediaan Air Minum
 Drainase Lingkungan
 Pengelolaan Air Limbah
 Pengelolaan Persampahan dan
 Proteksi Kebakaran.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


83
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Untuk mengurangi kriteria kekumuhan tersebut terdapat 3(tiga) pola penanganan


yaitu 1) pemugaran, 2) peremajaan dan 3) pemukiman kembali, yang direncanakan
dengan mempertimbangkan tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh.
b. Analisis Kinerja
Basis data luasan kawasan kumuh tahun 2018 mengalami perubahan melalui Surat
Keputusan Bupati Belitung Timur Nomor 188.45-400 Tahun 2018 tentang Lokasi
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Belitung Timur dengan
luas 55,78 hektar. Pada proses perhitungannya kawasan kumuh yang telah
diselesaikan pada tahun 2017 dikeluarkan dari daftar, selain itu wilayah-wilayah
yang teridentifikasi bukan kumuh juga dikeluarkan dari daftar. Sebaran luas Lokasi
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh ditampilkan pada tabel dibawah ini.
LOKASI PERUMAHAN KUMUH DAN
NO SATUAN 2014* 2018**
PERMUKIMAN KUMUH
1 Desa Baru Kecamatan Manggar Ha 37,95 28,90
2 Desa Lenggang Kecamatan Gantung Ha 3,15 3,4
3 Desa Gantung Kecamatan Gantung Ha - 13,86
4 Desa Selinsing Kecamatan Gantung Ha 83,46 9,62
Kabupaten Belitung Timur Ha 124,56 55,78
Ket: * SK BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 188.45-609 Tahun 2014
** SK BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 188.45-400 Tahun 2018

Memperhatikan capaian pengurangan kumuh tahun 2017, maka target untuk


tahun 2018dengan asumsi optimis adalah seluas 20 ha.Selama tahun anggaran
2018 ada beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas
permukiman antara lain:
 Mengaktifkan Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (POKJA
PKP) Kabupaten Belitung Timur yang dalam aktifitasnya telah melakukan kaji
ulang atas luasan kawasan kumuh kabupaten dan menyusun rencana aksi
penanganannya.
 Fokus penanganan permukiman kumuh Desa Baru melalui pola penanganan
permukiman kembali dan pola penanganan pemugaran. Pola penanganan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


84
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

pemukiman kembali dilaksanakan dengan merelokasi 106 keluarga ke


perumahan khusus nelayan yang telah terbangun dengan APBN TA.2016. Pola
penanganan pemugaran mengacu pada Rencana Penataan Lingkungan
Permukiman (RPLP) Desa Baru Tahun 2017-2021 yang di inisiasi oleh program
Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Kementerian PUPR bersama-sama dengan
pemerintah daerah Kab. Belitung Timur melalui POKJA PKP serta pemerintah
Desa Baru dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Mandiri Baru.
 Fokus untuk penanganan permukiman kumuh Desa Selinsing melalui pola
penanganan pemukiman kembali dan pola penanganan pemugaran.Pada pola
penanganan pemukiman kembali, pelaksanaan pembangunan perumahan
khusus belum dapat terlaksana karena usulan pembiayaan dari APBN tidak
diperoleh. Sedangkan pada pola penanganan pemugaran, telah disusun
dokumen perencanaan Penataan Perumahan Suku Sawang Gantung.
 Fokus untuk penanganan permukiman kumuh Desa Gantung, melalui Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dilaksanakan penataan
lingkungan permukiman melalui peningkatan kualitas drainase permukiman dan
peningkatan jalan lingkungan perumahan. Selain itu, berdasarkan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah bahwa penanganan
kawasan permukiman kumuh dengan luas 10 ha sampai dengan 15 ha
merupakan kewenangan provinsi, maka penanganan kawasan kumuh di Desa
Gantung diusulkan sebagai kawasan prioritas provinsi.
 Fokus penanganan permukiman kumuh Desa Lenggang masih berada pada fase
perencanaan.
LOKASI PERUMAHAN KUMUH DAN
NO SATUAN DITETAPKAN TERTANGANI
PERMUKIMAN KUMUH
1 Desa Baru Kecamatan Manggar Hektar 28,90 26,12
2 Desa Lenggang Kecamatan Gantung Hektar 3,4 0
3 Desa Gantung Kecamatan Gantung Hektar 13,86 0
4 Desa Selinsing Kecamatan Gantung Hektar 9,62 0

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


85
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Kawasan Kumuh Kabupaten Hektar 55,78 26,12

Upaya yang telah dilakukan tersebut diatas ditujukan untuk mengurangi 7(tujuh)
kriteria kekumuhan sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR
Nomor.02/PRT/M/2016.Pengukuran 7(tujuh) kriteria kekumuhan yang terdiri dari
banyak variabel yang digunakan, sehingga pengukuran belum selesai dilaksanakan
yang berakibat luasan permukiman kumuh yang belum tertangani belum dapat
dihitung dengan baik.
c. Solusi
Kendala dalam upaya untuk penanganan kawasan permukiman kumuh tahun 2018
antara lain:
 Rencana pembangunan rumah khusus untuk penduduk Suku Sawang Gantung
Desa Selinsing yang dibiayai oleh APBN tidak dapat terlaksana pada tahun 2018
karena terdapat dokumen pendukung yang disyaratkan Kementerian PUPR
belum dapat disediakan pada akhir waktu yang ditentukan. Upaya yang
dilakukan untuk mengatasi kondisi iniadalah melengkapi dokumen yang
diperlukan dan diusulkan kembali melalui APBN tahun 2020. Opsi lain yang
diupayakan adalah pembangunan rumah khusus melalui pembiayaan dari APBD
provinsi.
 Penanganan permukiman kumuh Desa Lenggang terkendala pada kepemilikan
lahan, sehingga pola penanganan yang tepat adalah pemukiman kembali.
Tantangan untuk pemukiman kembali yang perlu diantisipasi adalah penyiapan
sarana prasarana pendukung penunjang ekonomi karena mayoritas penduduk
adalah nelayan. Selain itu pembangunan lokasi relokasi untuk pemukiman
kembali saat ini masih diprioritaskan untuk relokasi Suku Sawang Gantung.
3. Akses air bersih masyarakat
a. Penjelasan
Penyediaan air bersih di Indonesia dijamin dalam Pasal 33 UUD 1945 ayat (3) yang
berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


86
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.


Lebih lanjut lagi, kebijakan tersebut dipertegas dalam UU No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah bahwa pemenuhan air bersih bagi masyarakat
merupakan salah satu tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah
sebagai bagian dari pelayanan publik yang harus mereka lakukan.

Capaian kinerja untuk indikator Akses air bersih masyarakat di kabupaten Belitung
Timur tahun 2018 adalah 83,89 % atau 104.094 jiwa dari target 93,66 %
.Sedangkan pada tahun 2017 mencapai Capaian kinerja untuk indikator Akses air
bersih masyarakat tahun 2017 adalah 81,12 % atau 97.183jiwa dari target 87,72 %
atau 105.095 jiwa.

capaian ini berdasarkan pada jumlah penduduk(jiwa) yang mendapatkan akses air
bersih dari SPAM IKK, PDAM , hasil kegiatan PAMSIMAS tahun 2017 dan jaringan
non perpipaan (pengguna mata air terlindung, sumur pompa,sumur gali
penampungan air hujan dll).Angka jumlah penduduk(jiwa) yang mendapat akses
air bersih pada data PDAM merupakan perkalian antara jumlah rumah tangga
dikalikan dengan 3(rata-rata jumlah penduduk/kecamatan berdasarkan data
jumlah penduduk dan kepala keluarga pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil semester II tahun 2018).
Untuk capaian kinerja akses air bersih/air minum penduduk (Rumah Tangga) di
kabupaten Belitung Timur yaitu SPAM IKK melayani 7,33 %, PDAM melayani 10,32
% dan jaringan non perpipaan 65,40% dari 83,89 % capaian seluruhnya.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


87
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Tabel 3
Jumlah Penduduk yang Mendapat Akses Air Bersih Tahun 2018

Bukan Jaringan
SPAM
Perpipaan (Sumur
Jumlah Jumlah SPAM IKK PDAM Pedesaan/Pamsim Total
No Kecamatan Gali)/depot air
KK Penduduk as**
minum***
KK Jiwa KK Jiwa* KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa
01 KEC. MANGGAR 12.716 38.943 772 2.320 1.405 4.303 50 100 10.039 30.814 12.266 37.537
02 KEC. GANTUNG 8.922 27.402 887 4.315 5.090 8.909 5.977 13.224
03 KEC. DENDANG 3.365 10.423 170 520 1.764 6.891 1.934 7.411
KEC. KELAPA
04 6.268 18.695 1.049 4.191 5.157 14.021 6.206 18.212
KAMPIT
05 KEC. DAMAR 4.350 12.899 799 2.736 75 420 3.140 9.042 4.014 12.198
KEC. SIMPANG
06 2.595 7.343 431 1.724 1.926 5.535 2.357 7.259
RENGGIANG
KEC. SIMPANG
07 2.757 8.374 679 2.316 2.012 5.937 2.691 8.253
PESAK
JUMLAH 40.973 124.079 2.681 9.096 3.341 12.809 295 1.040 29.127 81.149 35.444 104.094
Sumber Data:Diolah dari PDAM Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018*
Sumber data:Hasil Kegiatan PAMSIMAS Tahun 2017**
Sumber Data:Diolah dari Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Tahun 2018

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


88
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

b. Analisa Peningkatan Kinerja


Peningkatan capaian ini diantaranya kenaikan jumlah pelanggan pada PDAM,
penambahan sambungan rumah pada SPAM IKK,hasil kegiatan PAMSIMAS pada
tahun 2017 dan data akses air bersih melalui non perpipaan .Angka akses air
bersih di kab.Belitung Timur ini diperkirakan lebih dari yang bisa ditampilkan oleh
Data pada tahun 2018 ini, terutama data akses air Bersih masyarakat yang
mendapat layanan dari SPAM Pedesaan.
c. Solusi
Inventarisasi informasi dan teknologi sumber daya air yang mendukung
ketersediaan dan kelayakan sumber air bersih untuk memenuhi target
perencanaan terhadap pemenuhan rasio akses air bersih masyarakat. Dengan
basis data yang baik diharapkan setiap pengajuan usulan kegiatan untuk
penyediaan air bersih masyarkat dapat diwujudkan.

4. Persentase penduduk berakses air minum


a. Penjelasan
Capaian kinerja untuk indikator Akses air minum masyarakat tahun 2018 adalah
73,57 % atau 91.285 jiwa dari target 83 % .Sedangkan pada tahun 2017 mencapai
74,39 % yang meliputi 89.122 jiwa dari 119.807 jiwa total penduduk kabupaten
Belitung Timur .capaian ini berdasarkan pada jumlah penduduk(jiwa) yang
mendapatkan akses air minum dari SPAM IKK ,PAMSIMAS dan jaringan non
perpipaan (pengguna mata air terlindung, sumur pompa,sumur gali penampungan
air hujan dll).
b. Analisis Kinerja
Berdasarkan jumlah penduduk yang terlayani akses air minum pada tahun 2018
meningkat dari 89.122 jiwa ditahun 2017 menjadi 91.285 jiwa di tahun
2018.Persentase capaian berdasarkan rencana target di tahun 2018 yaitu 803 %
baru terpenuhi 73,57 %.
Untuk memiliki akses terhadap sumber air minum layak hingga 100 persen
sangatlah sulit. Kondisi umum wilayah Kabupaten Belitung Timur memang

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


89
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

mempunyai kandungan kimia yang besar di dalam tanah, terutama dalam


kandungan air, karena wilayah Kabupaten Belitung Timur merupakan wilayah
pertambangan timah, sehingga sumber air yang dikelolah juga masih banyak
mengandung bahan kimia. Pemeriksaan terhadap kualitas air struktur kimiawi dari
sumber air yang digunakan, seperti silikat, besi, kalsium, magnesium, sodium,
potasium, bikarbonat, sulfat, chlorida, florida, nitrat, CaC0 3, kondisi pH air, dan
sebagainya.
Survey sosial ekonomi nasional (Susenas) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
adanyapeningkatan rumah tangga yang memiliki akses terhadap sumber air minum
layak di Indonesia. Pada 2012 hanya 65,05 persen rumah tangga memiliki akses
terhadap sumber air minum layak. Pada 2014, sebanyak 68,11 persen rumah
tangga punya akses tersebut. Angka ini naik lagi di 2017 menjadi 72,04 persen.
Tabel 4
Jumlah Penduduk yang Mendapat Akses Air Minum
Bukan Jaringan
Jumla SPAM Perpipaan
Jumlah h SPAM IKK Pedesaan/Pa (Sumur Total
No Kecamatan
KK Pendu msimas* Gali)/depot air
duk minum **
KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa
30.81 10.86
01 KEC. MANGGAR 12.716 38.943 772 2.320 50 100 10.039 33.234
4 1
02 KEC. GANTUNG 8.922 27.402 5.090 8.909 5.090 8.909
03 KEC. DENDANG 3.365 10.423 170 520 1.764 6.891 1.934 7.411
KEC. KELAPA 14.02
04 6.268 18.695 5.157 5.157 14.021
KAMPIT 1
05 KEC. DAMAR 4.350 12.899 799 2.736 75 420 3.140 9.042 4.014 12.198
KEC. SIMPANG
06 2.595 7.343 431 1.724 1.926 5.535 2.357 7.259
RENGGIANG
KEC. SIMPANG
07 2.757 8.374 679 2.316 2.012 5.937 2.691 8.253
PESAK
124.07 1.04 81.14 32.10
JUMLAH 40.973 2.681 9.096 295 29.127 91.285
9 0 9 3
Sumber data:Hasil Kegiatan PAMSIMAS Tahun 2017*
Sumber Data:Diolah dari Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Tahun 2018**

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


90
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

c. Solusi
1. Diperlukan inovasi untuk mengatasi masalah kelayakan air minum.Penyediaan
air minum sudah tidak bisa dikelola dengan mengambil air dari sungai,
mengolah, dan mendistribusikan kepada masyarakat dikarenakan menurunnya
kualitas dan kuantitas air sungai yang mengalami degradasi akan
menyebabkan biaya operasional akan lebih tinggi. Hal ini akan berimbas
dengan tingginya biaya yang dibebankan kepada konsumen.
2. Terbatasnya pembiayaan pengembangan infrastruktur SPAM melalui APBN
serta belum optimalnya pemanfaatan alternatif pembiayaan lainnya.Untuk itu
diharapkan BPPSPAM menfasilitasi pemerintah daerah dalam rangka
meningkatkan penyelenggaraan sistem penyediaan air minum yaitu
pemenuhan kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan yang dilaksanakan
badan usaha milik daerah seperti Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM) yang
diharapkan memberikan kontribusi yang besar terhadap pencapaian 100%
akses aman air minum.

Analisis Pencapaian Sasaran 2.2.1. Pembangunan infrastruktur kawasan


strategis
Tabel 3.2.10

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
Indikator Satuan Kinerja Kinerja
Target Realisasi Target Realisasi
Tahun 2017 Tahun 2018
(%) (%)
1 Kawasan strategis
kelautan dan
70 66,67 95,24 88,89 66,67 75
perikanan dengan
infrastruktur baik %
2 Kawasan Strategis
Pariwisata dengan 78 77,78 99,72 88,89 77,78 87,5
Infrastruktur baik %
Rata-rata capaian kinerja 97,48 81,25

Adapun penjelasan mengenai indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran


tersebut, sebagai berikut:

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


91
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

1. Kawasan strategis kelautan dan Perikanan dengan Infrastruktur Baik dan


Kawasan Strategis Pariwisata dengan Infrastruktur Baik
a.Penjelasan
Kawasan Strategis Cepat Tumbuh adalah merupakan bagian kawasan strategis
yang telah berkembang atau potensial untuk dikembangkan karena memiliki
keunggulan sumberdaya dan geografis yang dapat menggerakkan pertumbuhan
ekonomi wilayah sekitarnya.Berdasarkan peraturan Bupati Belitung Timur
Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kawasan Strategis dan Cepat Tumbuh
Kabupaten Belitung Timur telah ditetapkan Kawasan strategis kelautan dan
perikanan serta kawasan strategis pariwisata di tujuh kecamatan yang terdiri
dari Sembilan desa sebagai berikut:

1. Kawasan Strategis Kelautan dan Perikanan adalah


a. Kecamatan Manggar : Desa Bukulimau, Desa Baru, Desa Kurnia Jaya;
b. Kecamatan Gantung : Desa Lenggang;
c. Kecamatan Kelapa Kampit : Desa Mayang;
d. Kecamatan Simpang Renggiang : Desa Lintang;
e. Kecamatan Damar : Desa Burung Mandi;
f. Kecamatan Simpang Pesak : Desa Tanjung Batu Itam; dan
g. Kecamatan Dendang : Desa Dendang.

2. Kawasan Strategis Pariwisata adalah


a. Kecamatan Manggar : Desa Lalang, Desa Baru;
b. Kecamatan Gantung : Desa Lenggang;
c. Kecamatan Kelapa Kampit : Desa Senyubuk, Desa Mayang;
d. Kecamatan Simpang Renggiang : Desa Simpang Tiga;
e. Kecamatan Damar : Desa Burung Mandi;
f. Kecamatan Simpang Pesak : Desa Tanjung Kelumpang; dan
g. Kecamatan Dendang : Desa Balok.
b. Analisis Kinerja
Capaian indikator sasaran kawasan strategis kelautan dan perikanan pada
tahun 2018 sudah 66,67 % yang terdiri dari 6 desa yang memiliki infrastruktur
baik.Tiga desa dengan kondisi jalan yang belum baik adalah Desa Lintang yaitu
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
92
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

kurang lebih masih 2,3 km perlu dilakukan peningkatan jalan menuju pangkalan
Damar, Desa Tanjung Batu Itam ± 3,3 km akan selesai di tahun 2019 melalui
kegiatan Peningkatan Kapasitas Jalan kabupaten Ruas Jalan Limbungan-
Tg.BatuItam Di Kec.Gantung – Sp.Pesak yang bersumber dari DAK, sedangkan
desa Dendang di Semalar masih terhambat kawasan hutan lindung.

Tabel 3
Target dan realisasi kegiatan peningkatan jalan kabupaten
di kawasan strategis Kelautan dan Perikanan Tahun 2018

No Uraian Pekerjaan Target(km) Realisasi(km)

Peningkatan dan Pelebaran Jalan


Kabupaten Ruas Simpang Pesak--Tg.
1 4,28 3,67
Batu Air di Kec. Gantung - Simpang
Pesak
Peningkatan dan Pelebaran Jalan
2 Kabupaten Ruas Limbungan - Tg. Batu 4,00 3,30
Itam di Kec. Gantung - Simpang Pesak
Total 8,28 6,97

Berdasarkan Peraturan Daerah Kab.Belitung Timur Nomor 4 Tahun 2016 Tentang


Rencana Induk Pembangunan Pariwisata tahun 2016-2025 Bab VI pasal 18
rencana struktur perwilayahan pariwisata daerah pada huruf c adalah
meningkatkan kualitas jaringan jalan dan penyediaan angkutan umum yang
menghubungkan Kota Manggar, Kelapa Kampit, dan Pantai Punai, pusat-pusat
pelayanan pariwisata, serta menghubungkan kawasan strategis pariwisata dan
kawasan pengembangan pariwisata Daerah dan pasal 22 ayat 1 bahwa Rencana
KPPK Genting Apit dan sekitarnya meliputi:
a. tema primer adalah pariwisata petualangan alam;
b. tema sekunder adalah agrowisata;
c. cakupan wilayah kawasan pariwisata adalah Desa Simpang Tiga dan Desa
Renggiang di Kecamatan Simpang Renggiang;
d. daya tarik wisata primer antara lain flora dan fauna khas di Gunung Sepang,
Air Terjun Aik Ruak, flora fauna khas Sungai Lenggang di Desa Lintang,
perkebunan lada, muar madu, mitos Genting Apit; dan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


93
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

e. daya tarik wisata sekunder adalahAgrowisata Perkebunan Masyarakat,


Kampung Seni Bangek, Simpang Tige, Irigasi Bendungan Jepang dan areal
persawahan dan bangunan peninggalan Jepang.
Kawasan Pengembangan Pariwisata Kabupaten yang selanjutnya disingkat KPPK
adalah suatu ruang pariwisata yang mencakup luasan area tertentu
kabupatensebagai suatu kawasan dengan komponen Kepariwisataannya, serta
memiliki karakter atau tema produk wisata tertentu yang dominan dan melekat
kuat sebagai komponen pencitraan kawasan kabupaten tersebut.
Untuk capaian indikator sasaran kawasan strategis pariwisata pada tahun 2018
adalah 77,78 % yaitu terealisasi di tujuh desa.Dua desa dengan kondisi jalan yang
belum baik adalah desa Simpang Tiga yaitu menuju kawasan air terjun dan desa
Tanjung Kelumpang yang direncanakan akan dilaksanakan dalam tiga tahun
dengan anggaran yang bersumber dari DAK.
kondisi infrastruktur jalan di tahun 2018 di desa Simpang Tiga sudah ada
peningkatan yaitu jalan menuju wisata Gurok Tindong yang terealisasi 0,911 km
dan akan dilanjutkan kembali pada tahun 2019.

Tabel 3
Target dan realisasi kegiatan peningkatan jalan kabupaten
di kawasan strategis Pariwisata Tahun 2018

No Uraian Pekerjaan Target(km) Realisasi(km)


Pembangun/Peningkatan Jalan
1 Kabupaten dalam Kecamatan 1 0,911
Sp.Renggiang
Total 1 0,911

c. Solusi
Ada keterkaitan pengembangan sektor pariwisata dan pengembangan sektor
kelautan dan perikanan yaitu pengusahaan sumber daya kelautan berupa wisata
bahari sehingga harus mendapatkan dukungan pembangunan infrastruktur yang
baik untuk mendapatkan perhatian wisatawan.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


94
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Analisis Pencapaian Sasaran 2.2.2. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup

Tabel 3.2.11

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
No Indikator Satuan Kinerja Kinerja
Target Realisasi Tahun Target Realisasi Tahun
2017 2018
(%) (%)
1 Persentase Ruang % 15 14,59 97,27 20 9,49 47,45
Terbuka Hijau
(RTH)
2 Presentase luas % 10,30 28,20 273,78 98,85 99,12 100
permukiman yang
tertata dengan
baik
3 Presentase % 50 50,46 100 52 56,82 100
penanganan
sampah
Rata-rata capaian kinerja 99,09 82,48

1. Persentase Ruang Terbuka Hijau (RTH)


a. Penjelasan
Berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 "Ruang Terbuka Hijau
adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya
lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam”. Merujuk pada Lampiran II
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 01/PRT/M/2014 yaitu Petunjuk
Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
ruang berikut penjelasan dari Ruang Terbuka Hijau Publik:
Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik adalah penyediaan RTH yang
dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten yang
digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum. Dalam hal ini
ditargetkan terpenuhinya RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah
kota/kawasan perkotaan sampai akhir tahun rencana (RTR masing-masing
kabupaten/kota).
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
95
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Kawasan perkotaan, adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan


pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
 Ruang Lingkup
1. Indikator Penyediaan RTH Publik adalah persentase tersedianya luasan
RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah kota atau kawasan
perkotaan.
2. Sasaran Penyediaan RTH Publik adalah Meningkatnya ketersediaan
RTH.
3. Penyediaan RTH Publik adalah bentuk-bentuk perwujudan RTH publik
sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, termasuk melakukan tindakan-tindakan penyesuaian
apabila terdapat ketidaksesuaian antara pemanfaatan ruang dengan
rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
4. Tata cara penyediaan RTH Publik harus mengacu pada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan
Perkotaan.
5. Peraturan Daerah Kab.Belitung Timur Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau.

Cara perhitungan pencapaian target:

Keterangan:
- Pembilang : Jumlah Luasan RTH Publik yang tersedia di akhir tahun
pencapaian SPM adalah jumlah RTH publik yang tersedia di

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


96
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

wilayah kota atau kawasan perkotaan sampai akhir tahun


pencapaian SPM.
- Penyebut : Jumlah Luasan RTH Publik yang seharusnya tersedia di
wilayah kota atau kawasan perkotaan adalah luasan RTH
publik sesuai amanat UU 26/2007 yaitu 20% dari luas
wilayah kota/kawasan perkotaan.

Tabel 2
Data Ruang Terbuka HijauKawasan Perkotaan Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2018
LUAS
NO NAMA LOKASI KETERANGAN
(HA)
Depan Kantor Bupati / DPRD
1 Taman Bundaran Air Mancur 0,45
Kab. Beltim
Desa Padang ( Depan Hotel
2 Taman Kater 0,0378
Oasis )
3 Taman Beransai ( Segitiga ) Depan Kantor Camat Manggar 0,735
Taman Depan Rumah Makan Taman Kecil
4 Depan Rumah Makan Wena 0,011
Wena (Penunjang)
Taman Bantuan Bank Depan TK Negeri Pembina Taman Kecil
5 0,0033
Sumsel Manggar (Penunjang)
Depan Rumah Dinas Camat Taman Kecil
6 Taman I 0,0124
Manggar (Penunjang)
Taman Kecil
7 Taman II Depan Rumah Dinas Manggar 0,0042
(Penunjang)
Taman Kecil
8 Taman III Depan Rumah Dinas Manggar 0,0048
(Penunjang)
Taman Kecil
9 Taman IV Samping Terminal Manggar 0,0042
(Penunjang)
Taman Kecil
10 Taman STMJ Depan Puncak Manggar 0,0105
(Penunjang)
Taman Kecil
11 Taman Patung Nelayan Depan Puncak Manggar 0,008
(Penunjang)
12 Taman Samping Puncak Samping Puncak Manggar 0,2
Taman Kecil
13 Taman Pos Kota Depan Pos Lantas Manggar 0,008
(Penunjang)
Taman Kecil
14 Taman Pegadaian Depan Pegadaian Manggar 0,0065
(Penunjang)
Jln. Gajah Mada Dsn. Taruna
15 Taman Rusa 0,027
Mulya
Taman Depan Polsek Taman Kecil
16 Depan Rumah Makan Eka 0,007
Manggar (Penunjang)
Taman Kecil
17 Taman Depan RBT I Depan RBT Manggar 0,0108
(Penunjang)
Taman Kecil
18 Taman Depan RBT II Depan RBT Manggar 0,0102
(Penunjang)
Taman Kecil
19 Taman Depan RBT III Depan RBT Manggar 0,024
(Penunjang)
Taman Depan SMPN 4 Taman Kecil
20 Samping SMPN 4 Manggar 0,0068
Manggar (Penunjang)
Taman Kecil
21 Taman Base Camp Yonif I Samak Manggar 0,008
(Penunjang)
Taman Kecil
22 Taman Base Camp Yonif II Samak Manggar 0,003
(Penunjang)
23 Taman Teropong Pantai Keramat Manggar 0,0345

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


97
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

LUAS
NO NAMA LOKASI KETERANGAN
(HA)
Taman Depan DPPKAD Kab. Kompleks Perkantoran Terpadu
24 0,52
Belitung Timur Manggarawan
Jln. A. Yani Desa Selinsing Kec.
25 Taman Arwana Gantung 0,00935
Gantung
Taman Segitiga Kelapa
26 Desa Senyubuk 0,467
Kampit
Ruang Terbuka Publik Kawasan Pasar Lipat Kajang
27 0,03
Manggar Manggar
Jln. Sudirman Desa Lenggang
28 Pulau Gantong 0,96
Kec. Gantung
Jln. Sudirman Desa Lenggang
29 RTH Pasar Gantung 0,012
Kec. Gantung
Ruang Terbuka Publik
30 Pasar Gantung 0,036
Gantung
Ruang Terbuka Publik
31 Pasar Manggar 0,018
Manggar
32 Taman simpor depan BLHD Komplek Perkantoran 0,02

33 Tebat Gadong kec.Manggar 96,04


Taman Kehati dan Hutan
34 Kec.Manggar 27
Kota
JUMLAH 126,74

Tabel 18
Luas Ruang Terbuka Hijau yang Harusnya Tersedia

Luas Wilayah 20% RTH yang Harus


No Uraian
(ha) tersedia(ha)
1 Bagian wilayah perkotaan 1.699 339,80
Manggar
2 Bagian wilayah perkotaan Kelapa 1.684 336,80
Kampit
3 Bagian wilayah perkotaan 3.293 658,60
Gantung
Total 1.335,20

126,74
𝑆𝑃𝑀 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑅𝑇𝐻 𝑃𝑢𝑏𝑙𝑖𝑘 = 𝑥 100%
1.335,20
𝑆𝑃𝑀 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑅𝑇𝐻 𝑃𝑢𝑏𝑙𝑖𝑘 = 9,49 %

b. Analisa Peningkatan Kinerja


Penurunan Kinerja ini dikarenakan adanya penambahan wilayah perkotaan
yaitu bagian wilayah perkotaan Gantung sebesar 20% dari total wilayah
perkotaannya atau 658,60 ha.Persentase target pencapaian SPM Penyediaan
RTH Publik di tingkat kabupaten dan kota adalah 50% pada Tahun 2019. Hal
ini berarti bahwa pada tahun 2018, pemerintah daerah kabupaten Belitung
Timur telah menyediakan RTH publik sebanyak 9,49 % atau hampir 50 % dari
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
98
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

seluruh luasan yang ditargetkan dalam perencanaannya dan target standar


pelayanan minimal yaitu 50% pada tahun 2019.
Kegiatan pada tahun 2018 masih sebatas pembangunan, peningkatan,
pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur ruang terbuka hijau.
Ketersediaan ruang terbuka hijau jika dilihat per wilayah perkotaan masih
jauh dari angka yang diharapkan terutama di kec.Gantung dan kec.Kelapa
kampit.Diperlukan perencanaan terutama penetapan lokasi ruang terbuka
hijau di dua kecamatan tersebut.
c. Solusi
Pembangunan ruang terbuka hijau harus menjadi komitmen dan agenda
pemerintah daerah, masyarakat dan pelaku usaha. Pembangunan ruang
terbuka hijau mencakup perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan dan
pengendalian ruang terbuka hijau. Dalam perencanaan dan
pelaksanaanya,rencana pembangunan ruang terbuka hijau publik
dilaksanakan berdasarkan tifologi kota, terdistribusi sesuai hierarki tingkat
pelayanan kota, peruntukan lahan, dan kebutuhan fungsi tertentu.
Ketentuan prosedur perencanaan RTH adalah sebagai berikut:
- penyediaan RTH harus disesuaikan dengan peruntukan yang telah
ditentukan dalam rencana tata ruang (RTRW Kota/RTR Kawasan
Perkotaan/RDTR Kota/RTR Kawasan Strategis Kota/Rencana Induk RTH)
yang ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat;
- penyediaan dan pemanfaatan RTH publik yang dilaksanakan oleh
pemerintah disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku;
tahapan penyediaan dan pemanfaatan RTH publik meliputi: perencanaan,
pengadaan lahan, perancangan teknik, pelaksanaan pembangunan RTH,
pemanfaatan dan pemeliharaan.
2. Persentase luas permukiman yang tertata dengan baik
a. Penjelasan
Indikator Persentase luas permukiman yang tertata dengan baik diketahui
dengan menghitung luas area permukiman yang telah tertata dibagi
terhadap jumlah luas area permukiman di Kabupaten Belitung Timur.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


99
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Formulasi perhitungan terhadap indikator Persentase permukiman yang


tertata dengan baik ditampilkan pada box berikut.

Persentase permukiman Luasan Area Permukiman Tertata


= X 100%
yang tertata dengan baik Jumlah Luas Area Permukiman

b. Analisis Kinerja
Pada tabel 3.2.11 Analisis Pencapaian Sasaran 2.2.2 Meningkatkan Kualitas
Lingkungan Hidup, realisasi untuk indikator mengalami peningkatan dari
28,20 persen di tahun 2017 menjadi 99,12 persen di tahun 2018.
Peningkatan yang signifikan ini disebabkan oleh pendekatan tehnik
perhitungan yang berbeda. Pada tahun 2017 karena keterbatasan data
dasar bidang perumahan dan kawasan permukiman, maka perhitungan
dilakukan dengan pendekatan menghitung persentase desa yang
telah/sedang memperoleh program penataan lingkungan perumahan dan
permukiman oleh OPD terkait.
Untuk tahun 2018 dalam upaya penajaman indikator kinerja untuk revisi
RPJMD diketahui bahwa luas area permukiman 3.358,39 ha berdasarkan
kajian penyusunan Dokumen Tata Ruang Tahun 2014. Sehingga untuk
perhitungan luasan areal permukiman tertata didekati dengan menghitung
luas area permukiman yang bukan kawasan kumuh. Pada tahun 2018 luas
kawasan kumuh adalah 29,66 ha sehingga luasan area permukiman tertata
adalah 3.328,73 ha. Jika pendekatan teknik perhitungan ini digunakan pada
pencapaian kinerja tahun 2017 maka perbandingan capai kinerja dapat

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


100
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

ditampilkan pada gambar dibawah ini

Jika dibandingkan dengan tahun 2017 persentase permukiman yang tertata


mengalami peningkatan sebanyak 2,64 persen dari 96,48 persen menjadi 99,12
persen di tahun 2018. Kenaikan yang signifikan ini dipengaruhi oleh pengurangan
kawasan kumuh yang terjadi di tahun 2018 sebesar 26,12 ha.
c. Solusi
Kendala dalam upaya untuk pencapaian target Persentase luas
permukiman yang tertata dengan baik tahun 2018 antara lain:
 Data dasar perumahan dan kawasan permukiman belum dilakukan
verifikasi dan validasi karena terbatasnya sumberdaya yang ada di
OPD. Verifikasi dan validasi diperlukan karena desa kesulitan dalam
memahami kuesioner yang diberikan sehingga data yang diterima
tidak sesuai harapan. Untuk mengatasi kondisi inidilakukan sosialisasi
di tingkat kecamatan dan desa tentang perencanaan dan pendataan
infrastruktur perumahan dan lingkungan permukiman. Selain itu
peningkatan pengetahuan/keterampilan tenaga fasilitator lapangan
untuk mendampingi desa dalam pendataan infrastruktur perumahan
dan lingkungan permukiman dilakukan secara bertahap melalui on the
job training.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


101
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

3. Persentase penanganan sampah


Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Sampah dan Kebersihan Lingkungan dimana Kepala Daerah
memiliki tugas untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan sampah dan
kebersihan dengan baik dan berwawasan lingkungan. Untuk mengukur
kinerja keberhasilan salah satunya dengan menetapkan indokator kinerja
utama dalam penanganan dan pengelolaan sampah di Kab. Belitung Timur.
Indikator Sasaran dalam penanganan sampah diperoleh dengan
menghitung volume sampah yang ditangani dibandingkan jumlah volume
timbunan sampah yang dihasilkan masyarakat selama setahun. Volume
timbunan sampah dihitung berdasarkan jumlah penduduk se Kab. Belitung
Timur sebanyak 124.079 jiwa dengan asumsi 0,4 Kg/Jiwa/Hari. Setelah
diperhitungkan didapatlah volume produksi sampah sebesar 54.894,89 M3
selama setahun, sebagaimana tabel produksi sampah di seluruh kecamatan
dibawah ini :
TABEL TIMBUNAN/VOLUME SAMPAH TAHUN 2018

NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK VOLUME TIMBUNAN


(JIWA) SAMPAH (M3/TAHUN)
1 38.943 17.229,12
MANGGAR
2 27.402 12.123,16
GANTUNG
3 18.695 8.271,02
KELAPA KAMPIT
4 12.899 5.706,76
DAMAR
5 10.423 4.611,33
DENDANG
S 6 SIMPANG PESAK
8.374 3.704,82
7 SIMPANG
e REN 7.343 3.248,68
GGI
d
ANG
a JUMLAH 124.079 54.894,89

ngkan volume sampah yang ditangani adalah jumlah volume sampah yang
terangkut ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) dengan menggunakan
armada pengangkut sampah baik menggunakan Dump Truck pengangkut
sampah maupun Kendaraan Roda Tiga dari Tempat Penampungan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


102
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Sementara (TPS) yang tersebar diseluruh wilayah Kab. Belitung Timur


maupun yang diangkut dari rumah penduduk selama satu tahun.
Realisasi Capaian Indikator penanganan sampah pada Tahun 2017
sebesar 50,46 % dan pada Tahun 2018 ditargetkan pencapaian sebesar 52
%. Pada prinsipnya Dinas Lingkungan Hidup Kab.Belitung Timur
berkeinginan pencapaian target penanganan sampah mencapai angka 90%,
namun dikarenakan saat ini Dinas Lingkungan Hidup Kab. Belitung Timur
melalui Bidang Persampahan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan baru
mampu melayani dan mengoperasional pengangkutan sampah di wilayah
kecamatan Manggar, Gantung, Damar dan Kelapa Kampit. Faktor lain yang
menyebabkan rendahnya dalam penetapan target penanganan sampah
dapat diuraikan sebagai berikut :
 Perilaku buang sampah sembarangan yang masih dilakukan oleh
masyarakat;
 Kurangnya Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang tersebar
merata di pemukiman penduduk;
 Keterbatasan sarana dan prasarana pengangkut sampah diantaranya
mobil pengangkut sampah (berumur lebih dari 10 tahun) dan motor
roda tiga yang sudah tidak layak pakai;
 Keterbatasan Jumlah personil petugas kebersihan.
Untuk lebih jelasnya komposisi sarana dan prasarana untuk pengelolaan
sampah yang dimilki oleh Dinas Lingkungan Hidup Kab. Belitung Timur saat
ini seperti tabel dibawah ini :

DAFTAR SARANA DAN PRASARANA SERTA PETUGAS KEBERSIHAN TAHUN


2018

NO Sarana dan Prasarana Jumlah


Keterangan

1 12 Unit
Truk Pengangkut Sampah
2 44 Unit
Motor Pengangkut Sampah
3 1 Unit
Beco

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


103
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

4 1 Unit
Buldozer
5 Tempat Penampungan
Sementara (TPS)
21 Unit
- Manggar
6 Unit
- Gantung
6 Unit
- Kelapa Kampit
2 Unit
- Damar
-
- Dendang
-
- Simpang Pesak
-
- Simpang Renggiang
6 Petugas Kebersihan
- Manggar 65 Orang
- Gantung 15 Orang
- Kelapa Kampit 10 Orang
- Damar -
- Dendang -
- Simpang Pesak -
- Simpang Renggiang -
7 1 Unit TPA Trafo Mayang
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Setelah adanya penambahan armada pengangkut sampah (dumptruk,


armroll dan motor roda tiga) melalui pengadaan pada Tahun 2018, maka
capaian indikator penanganan sampah yang ditargetkan sebesar 52% dapat
terealisasi sebesar 56,82% atau dengan capaian kinerja 100 %.
Dalam upaya meningkatkan kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
dan pencapaian target pengelolaan dan penanganan sampah yang maksimal
dalam rangka peningkatkan kualitas sarana dan prasarana pelayanan
pemerintah daerah dalam pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat,
khususnya di bidang penanganan sampah beberapa solusi yang dapat
dilaksanakan adalah :
 Sosialisasi dan Penegakan terhadap Perda No 8 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Sampah dan Kebersihan Lingkungan;
 Memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat dalam
pengelolaan persampahan;
 Bekerja sama dengan pemerintah desa untuk membangun TPS di Desa
diseluruh kecamatan yang belum terjangkau;
 Pembangunan TPST di wilayah Kecamatan;
 Menambah sarana dan prasarana pengangkut sampah;
 Mengoptimalkan petugas kebersihan yang dimiliki.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


104
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Analisis Pencapaian Sasaran 2.2.3. Terwujudnya sistem transportasi baik darat


maupun laut dalam rangka pelayanan distribusi barang dan penumpang

Tabel 3.2.12

Tahun 2017 Tahun 2018

Capaian Capaian
Indikator Satuan Reali Kinerja Reali Kinerja
Target Target
sasi Tahun sasi Tahun
2017 (%) 2018 (%)
1 Rasio panjang jalan Km/Unit 0,00811 0,007 93,71 0,00811 0,007 93,71
per jumlah kendaraan 6 6
2 jumlah angkutan Unit 4 1 25 4 1 25
penumpang laik laut
3 Jumlah angkutan unit 2200 2189 99,50 2200 2428 100
barang laik laut
Rata-rata capaiankinerja 72,74

Berikut analisis capaian kinerja pada masing-masing indikator :


1. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
a. Penjelasan
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Rasio pajang jalan per jumlah
kendaraan Tahun 2018 mencapai 0,007597 atau sebesar 94,60 % dari
target yang ditetapkan sebanyak 0,00811 dengan kategori memuaskan.
Adapun perhitungan jumlah rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
sebagai berikut:

Panjang Jalan
Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan =
Jumlah Kendaraan

697,74
=
92.054

= 0,007597

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


105
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Dengan penjelasan bahwa setiap 0,0076 panjang jalan mewakili 1


kendaraan, maka setiap 1 km jalan menampung 132 kendaraan.Angka ini
menunjukkan bahwa kondisi jalan yang dilewati oleh kendaraan di
Kabupaten Belitung Timur dalam keadaan normal dan belum terlalu padat.
b. AnalisisKinerja
Angka tersebut menunjukka nkondisi jalan yang belum terlalu padat oleh
kendaraan. Akan tetapi jika kendaraan tersebut semakin meningkat dan
jumlah jalan tidak mengalami perubahan bukan tidak mungkin rasionya pun
akan semakin bertambah. Pada tahun 2018 rasio panjang jalan per jumlah
kendaraan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu 93,71%.
Kendaraan tersebut didominasi oleh kepemilikan kendaraan pribadi
terutama motor danmobil sedan. Hal itu berbanding terbalik dengan
kepemilikan bus, mengalami penurunan yang sangat signifikan. Beluma dan
angkutan umum yang memadai serta aksesibilitas dengan jarak yang tidak
terlalu jauh menyebabkan orang lebih memilih kendaraan pribadi
dibandingkan dengan menggunakan angkutan umum. Berikut jumlah
kendaraan tahun 2017 dan 2018 dan data perkembangan jalan di wilayah
Kabupaten Belitung Timur :
Tabel3.1
JumlahKendaraanKabupaten Belitung TimurTahun 2017dan 2018
Jumlah
No Kode Jenis Nama jenis
2017 2018
1 101 Sedan 317 328
2 102 Jeep 432 439
3 103 Mini Bus 3,494 3,988
4 110 Station Wagon 11 5
5 201 Microbus 77 83
6 202 Bus 18 9
7 301 Pick Up 1,987 2,143
8 302 Pick Up Bestelwagon 1 1
9 303 Pick Up Box 9 8
10 305 Pick Up Double Cabin 15 9
11 307 Pick Up Blind Van 6 2
12 312 Dilivery Van 4 1
13 351 Light Truck 546 532
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
106
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Jumlah
No Kode Jenis Nama jenis
2017 2018
14 352 Light Truck Box 5 5
15 353 Light Truck Dump 34 118
16 357 Light Truck Tanki 6 7
17 401 Truck 118 88
18 404 Truck Box 2 1
19 411 Truck Crane 1 1
20 413 Delivery Van 13 5
21 417 Truck Dump 172 87
22 419 Truck Dump Tandum 1 1
23 435 Truck Tanki 28 26
24 437 Truck Trailer 2 2
25 464 Truck Arm Roll 2 4
26 511 Ransus Pemadam Api 3 3
27 514 Ransus Ambulance 18 22
28 701 Sepeda Motor R2 84,318 83,959
29 702 Sepeda Motor R3 165 177
Jumlah 91,805 92,054

Tabel 3.2
Perkembangan Jalan Menurut Status Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
Uraian Satuan 2018

Jalan Nasional Km 52.91


Jalan Propinsi Km 163.95
Jalan Kabupaten Km 480.88
Jumlah Km 697.74

c. Solusi
BerbagaiupayadilakukanolehPemerintah Daerah
melaluiDinasperhubunganuntukmemberikanpelayanan yang
maksimalbagimasyarakat. Salah satunyadenganmenyediakanmobil bus
sekolahbagiparapelajar agar dapatmembantupara orang
tuauntuktidakselalumenggunakankendaraanpribadi.
SelainituDinasPerhubunganjugamelakukankerjasamadenganpihakPerum
DAMRI agar membukaruteterutama di daerah –daerahterpencil.
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
107
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Sosialisasijugaterusdiberikankepadamasyarakat,
parasupir/jurumudiakanpentingnyakeselamatandankenyamananmenggunak
antransportasiumumsehinggadiharapkandapatmeningkatkanminatpengguna
angkutanberalihdarikendaraanpribadidanmenggunakanangkutanumum.

2. Jumlah angkutan penumpang laik laut


a. Penjelasan
Angkutan penumpang laik laut digunakan untuk melayani transportasi
penumpang angkutan sungai danau dan penyeberangan. Pada tahun 2018,
Dinas Perhubungan telah mengambil alih dan melakukan pemeliharaan1
(satu) unit kapal KM.Ketapang yang sebelumnya diserahkan di Kecamatan
Simpang Pesak. Kapal ini akan dipergunakan untuk melayani rute Manggar
– Buku Limau. Pengoperasian kapal penumpang ini diharapkan dapat
membantu meningkatkan pelayanan transportasi antar pulau.
b. Analisis Kinerja
Jumlahkapalpenumpanglaiklauthanyaberjumlah 1 (satu) unit dari 4
(empat) unit yang
ditargetkandengankategorikurang.Halinidisebabkantidakadanyakapalpenu
mpang yang melaluiKabupaten Belitung Timur.
Sedimentasipelabuhanangkutansungaidanaudanpenyeberangan (ASDP)
Manggar yang
sangattinggimenjadisalahsatufactortidakadanyaaktivitaskapalpenumpang.S
aatinimasyarakat yang ada di pulau –
pulauhanyamengandalkanperahunelayansebagaialattransportasi.
c. Solusi
Dinas perhubungan berupaya melakukan pengoperasian kapal terutama
bagi masyarakat yang penduduknya banyak seperti Buku Limau. Dengan
adanya kapal perintis tersebut diharapkan dapat mendorong minat para
pengusaha untuk mengelola kapal nelayan menjadi kapal penumpang
sehingga dapat memudahkan masyarakat untuk menjangkau pulau – pulau
yang ada di Kabupaten Belitung Timur.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


108
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

3. Jumlah angkutan barang laik laut


a. Penjelasan
Indikator Jumlah Kapal Barang Laik Laut dihitung berdasarkan jumlah
kunjungan kapal yang masuk dipelabuhan yang tidak diusahakan/Terminal
khusus yang digunakan untuk mengangkut barang milik perusahaan
perorangan yang digunakan untuk mengangkut muatan/barang hasil
perkebunan, pertanian, peternakan dan pertambangan yang berada di
wilayah Kabupaten Belitung Timur. Saat ini Belitung Timur belum memiliki
pelabuhan yang diusahakan oleh pemerintah daerah. Pelabuhan
Penyeberangan ASDP Manggar yang ada di wilayah Kabupaten Belitung
Timur mengalami sedimentasi yang sangat tinggi sehingga tidak bisa
digunakan dengan optimal.
b. Analisa Peningkatan Kinerja
Jumlah kunjungan kapal barang laik laut yang melakukan bongkar muat
baik kapal dalam negeri ataupun kapal luar negeri di wilayah Kabupaten
Belitung Timur yang pengawasannya dilakukan oleh Kantor Unit
Penyelenggaraan Pelabuhan Kelas I Manggar pada tahun 2018 sebanyak
2.428 kunjungan atau sebesar 110,36% dengan kategori Memuaskan,
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang berjumlah 2189
kapal.
c. Solusi
Adanya pelabuhan yang diusahakan oleh pemerintah akan memudahkan
distribusi barang antar pulau ataupun lintas provinsi dapat terpenuhi serta
berdampak pada pertumbuhan perekonomian daerah. Pemerintah Daerah
melalui Dinas Perhubungan telah melaksanakan dokumen perencanaan
serta kajian pembangunan pelabuhan baik itu melalui anggaran
Pemerintah Pusat ataupun APBD Kabupaten Belitung Timur. Dengan
tersedianya dokumen pendukung tersebut, pembangunan pelabuhan
penyeberangan dan Pelabuhan Pengumpan Lokal diharapkan segera

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


109
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

terlaksana dengan menggunakan anggaran Kementerian Perhubungan


Republik Indonesia.

Analisis Pencapaian Sasaran 2.2.4. Pengendalian dan pemanfaatan ruang yang


sesuai dengan RTRW

Tabel 3.2.13

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
No Indikator Satuan Kinerja Kinerja
Target Realisasi Tahun Target Realisasi Tahun
2017 2018
(%) (%)
1. Ketaatan Tata % 100 100 100 100 100 100
Ruang

Adapun penjelasan mengenai indikator yang mewakili pencapaian kinerja


sasaran tersebut, sebagai berikut:
1. Ketaatan Tata Ruang
a. Penjelasan
Kabupaten Belitung Timur telah memiliki Peraturan Daerah Kabupaten
Belitung Timur Nomor 13 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2014 – 2034 .
RTRW Kabupaten ini harus dipublikasikan dan disosialisasikan kepada
masyarakat agar mereka paham mengenai arah pemanfaatan ruang,
bagaimana memanfaatkannya, dan apa-apa saja yang boleh dan
dilarang dalam memanfaatkan ruang di Kabupaten Belitung Timur.
Selanjutnya masih ada turunan dalam bentuk perencanaan ruang lebih
rinci (detail), yakni rencana detail tata ruang (RDTR), rencana tata
bangunan dan lingkungan (RTBL), serta detail engineering design
(DED).

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


110
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Namun dengan berbagai perkembangan yang ada, kondisi pada bidang


penataan ruang yang ditemui sampai saat ini masih belum optimal,
khususnya dalam tataran pelaksanaan pemanfaatan Rencana Tata
Ruang (RTR). Hal ini mengingat masih belum semua RTR pada tiap
tingkatan selesai disusun dan masih sering terjadinya pembangunan
pada suatu wilayah tanpa mengikuti RTR.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) belum sepenuhnya menjadi
acuan dalam pemanfaatan ruang. Kegiatan pembangunan saat ini
masih lebih fokus pada perencanaan,sehingga terjadi inkonsistensi
dengan pelaksanaan pemanfaatan ruang akibat lemahnya
pengendalian dan penegakan hukum di bidang penataan ruang.
Untuk itu diperlukannya Pengendalian pemanfaatan ruang dan
pengendalian penguasaan tanah sehingga dalam implementasi
penyelenggaraan penataan ruang serta pertanahan di wilayah
Kab.Belitung Timur dapat berjalan efektif, efisien, serta memberikan
kepastian hukum yang jelas.
Tujuan pengendalian pemanfaatan ruang adalah menjaga konsistensi
pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang wilayah yang telah
ditetapkan, sedangkan sasarannya adalah terminimalisasinya
penyimpangan terhadap RTRW yang dilaksanakan melalui pengawasan
dan penertiban.
Berdasarkan tujuan dan sasaran tersebut, maka kebijakan
pengendalian pemanfaatan ruang adalah:
1. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui pengawasan dan
penertiban berdasarkan RTRW Kabupaten Belitung Timur.
2. Pendayagunaan perizinan pemanfaatan ruang sebagai salah satu
instrumen pengendalian pemanfaatan ruang dalam pelaksanaannya
didasarkan pada RTRW Kabupaten Belitung Timur.
Kebijakan pemanfaatan ruang akan berdampak pada lingkungan yang
merupakan penyedia sumber daya itu sendiri sehingga sering
menimbulkan konflik tersendiri dalam penataan ruang, untuk itulah

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


111
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

diperlukan adanya kebijakan dalam mensinergikan penataan ruang


dalam pembangunan berkelanjutan.
Pada Tahun 2018 angka persentase ketaatan terhadap tata ruang
adalah 100 persen atau 206.372 ha sesuai peruntukannya, dimana
semua perijinan dan pemanfaatan ruang sesuai dengan RTRW
Kabupaten Belitung Timur yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor 13 Tahun 2014 tentang
Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2014 –
2034 yang menyebutkan Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 40 ayat (2) , terdiri atas:
a. kawasan peruntukan hutan produksi;
b. kawasan peruntukan hutan rakyat;
c. kawasan peruntukan pertanian;
d. kawasan peruntukan perikanan;
e. kawasan peruntukan pertambangan;
f. kawasan peruntukan permukiman;
g. kawasan peruntukan pariwisata;
h. kawasan peruntukan industri; dan
i. kawasan peruntukan lainnya.
b. Analisis Kinerja
Ketaatan terhadap rencana tata ruang adalah mutlak diperlukan sebagai
upaya mewujudkan visi pembangunan agar dapat dilakukan secara
berkelanjutan. Proses pengambilan kebijakan dan implementasi kebijakan
pembangunan di Kabupaten Belitung Timur yang mengalokasikan dan
memanfaatkan ruang harus menempatkan aspek tata ruang sebagai
pertimbangan utama. Ketaatan terhadap tata ruang dapat dilihat dari
perijinan-perijinan dan pemanfaatan ruang kegiatan yang sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belitung Timur.
Untuk alih fungsi lahan kawasan hortikultura seperti pada Peraturan Bupati
Belitung Timur nomor 27 tahun 2015 bertentangan dengan Peraturan
Pemerintah nomor 15 tahun 2010 pasal 91 , sebaiknya tidak dilakukan alih

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


112
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

fungsi lahan dikarenakan pada saat dilakukan peninjauan kembali alih


fungsi ini tidak bisa dilakukan pemutihan

c. Solusi
Penertiban merupakan tindakan yang dilakukan bila terdapat indikasi
pelanggaran pemanfaatan ruang. Penertiban pemanfaatan ruang adalah
usaha untuk mengambil tindakan agar pemanfaatan ruang direncanakan
dapat terwujud. Tindakan penertiban pemanfaatan ruang dilakukan
melalui pemeriksaan dan penyelidikan atas semua
pelanggaran/penyimpangan dalam pemanfaatan ruang yang dilakukan
terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Bentuk penertiban terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan didasarkan bentuk
pelanggaran yang dilakukan.
Meningkatkan pengawasan dan pemantauan pemanfaatan ruang di
wilayah Kabupaten Belitung Timur dengan memperketat proses dan
prosedur perijinan pemanfaatan ruang dan pemberian planning advice
pada setiap kegiatan yang mengalokasikan dan memanfaatan ruang di
wilayah Kabupaten Belitung Timur.

Analisis Pencapaian Sasaran 3.1.1. Meningkatnya produksi pertanian dan


perikanan

Tabel 3.2.14

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
Kinerja Kinerja
Indikator
No Satuan Tahun Tahun
Sasaran Target Realisasi Target Realisasi
2017 2018
(%) (%)

1 Produksi Padi Ton 6394 5961,6 93,23 7.465 7031,5 94,19


2 Produksi Ton 43.293 35.893,2 82,90 44.159 42.826,31 96,98
Perikanan
Rata-rata capaian kinerja 88,06 95,85

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


113
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

1. Produksi Padi
a. Penjelasan :
Produksi padi pada tahun 2018 mengalami peningkatan dari tahun 2017
yaitu dari 5961,6 ton menjadi 7031,5 ton. Dari sisi target yang ingin dicapai
maka produksi padi pada tahun 2018 belum mencapai target yang
diharapkan.
b. Analisis Kinerja
Beberapa kendala yang terjadi pada tahun 2018 yaitu sebagai berikut:
Kendala dan Hambatan :
- Produksi pangan tergantung pada berbagai faktor seperti iklim, jenis
tanah, curah hujan, irigasi, komponen produksi pertanian yang
digunakan.
Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran peningkatan produksi padi
tahun 2018 telah dilakukan beberapa kegiatan yaitu:
- Kegiatan penerapan teknologi budidaya jajar legowo dari tahun 2016
pada sentra tanaman padi di Kecamatan Gantung, pelaksanaan kegiatan
ini pada musim tanam oktober-maret sehingga panen dilakukan di
tahun 2017. Penerapan jajar legowo selain meningkatkan populasi
pertanaman, juga mampu menambah kelancaran sirkulasi sinar
matahari dan udara di sekeliling tanaman pinggir sehingga tanaman
dapat berfotosintesa lebih baik. Selain itu, tanaman yang berada di
pinggir diharapkan memberikan produksi yang lebih tinggi dan kualitas
gabah yang lebih baik, mengingat pada sistem tanam jajar legowo
terdapat ruang terbuka seluas 25-50%, sehingga tanaman dapat
menerima sinar matahari secara optimal yang berguna dalam proses
fotosintesis. Sistem ini dilanjutkan pada musim tanam berikutnya hingga
sekarang.
- Peningkatan Produktivitas (Intensifikasi) adalah upaya untuk
meningkatkan hasil pertanian dengan cara mengoptimalkan lahan
pertanian yang sudah tersedia (existing). Dalam pelaksanaan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


114
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

intensifikasi pertanian akan fokus pada upaya penanganan masalah


terkait: pengelolaan tanah, penggunaan benih bermutu, penanaman,
pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pemanenan dan
kegiatan selama pascapanen serta inovasi teknologi. Pada tahun 2017
upaya peningkatan produktivitas melalui kegiatan optimasi lahan pada
areal cetak sawah tahun 2015 dan 2016 seluas 565 hektar, dilakukan
bantuan sarana produksi berupa pupuk, benih dan penyempurnaan
infrastruktur. Tahun 2018 kegiatan dilanjutkan dengan penambahan
jaringan irigasi air tanah di Desa Kelubi, Desa Tanjung Kelumpang, Desa
Batu Itam, Desa Balok dan Desa Simppang Tiga.Pembangunan Embung
Pertanian di Desa Air Kelik dan pembangunan Jalan Produksi Pertanian
di Desa Kelubi.
- Alat dan mesin pertanian yang diperoleh dari kementrian pertanian
berupa escavator, berfungsi untuk membuka lahan pertanian.
- Penyediaan sarana produksi pertanian berupa benih padi, pupuk dan
obat-obatan yang diberikan kepada petani padi.
- Kegiatan pengelolaan produksi tanaman serealia berupa bantuan benih
jagung sebanyak 15 kg/ha dan komposit sebanyak 25 kg/ha serta
bantuan pupuk bersubsidi sebanyak 50 kg/ha, dengan total luasan lahan
yangmendapat bantuan sebesar 393 hektar.
- Kegiatan pembangunan rumah kompos dan bak fermentasisebagai
sarana pembuatan pupuk organik.
c. Solusi
Upaya peningkatan produksi melalui kegiatan optimasi areal sawah,
peningkatan luas tanam, peningkatan produktivitas melalui teknik
budidaya dan penggunaan benih padi yang sesuai, pelatihan budidaya
tanaman pangan dan sekolah lapang termasuk pelatihan pengendalian
hama terpadu, penyediaan sarana produksi pertanian berupa benih, pupuk
dan obat-obatan, pembangunan infrastruktur sarana air untuk pertanian,
pembangunan jalan usaha tani sebagai akses sarana produksi menuju lahan
persawahan. Program perlindungan lahan dan sertifikasi lahan pertanian.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


115
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

2. Produksi Perikanan
a. Penjelasan
Produksi perikanan merupakan produksi hasil tangkapan nelayan dan
hasil produksi pembudidaya ikan. Produksi perikanan mendukung visi dan
misi pemerintah Kabupaten Belitung Timur tahun 2016 - 2021 melalui
sasaran meningkatnya produksi pertanian dan perikanan sebagaimana
tercantum pada Peraturan Bupati Belitung Timur Nomor 28 Tahum 2017
tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Belitung Timur Nomor 50
Tahun 2016 Tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2016 – 2021.
b. Analisis Peningkatan/ Penurunan Kinerja
Realisasi pencapaian produksi perikanan pada tahun 2018 sebesar
42.896,67 ton atau 97,14% dari target yang telah ditetapkan yaitu44.159
ton, yang terdiri dari perikanan tangkapterealisasi sebanyak
42.826,31ton, produksi perikanan budidaya sebanyak 70,36ton.Capaian
indikator produksi perikanan budidaya tidak mencapai target yang
diharapkan, disebabkan beberapa faktor seperti kurangnya pasokan
benih ikan, aktifitas kelompok pembudidaya ikan yang menurun
dikarenakan produksi benih ikan yang tidak stabil, sedangkan produksi
perikanan tangkap masih tergantung pada faktor hasil tangkapan nelayan
yang bergantung pada lamanya musim tangkapan ikan dan cuaca.

Produksi Perikanan Persektor Tahun 2018

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


116
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Tahun 2017 Tahun 2018 Capaian


Capaian
Target Realisasi Target Realisasi Kinerja
Produksi Kinerja
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) Tahun
No Perikanan Tahun
2018
Persektor 2017
(%)
(%)
1 Perikanan 43.188,72 34.853,3 80,70 44.047,18 42.826,31 97,22
Tangkap
2 Perikanan 104,28 53,46 51,27 111,82 70,36 62,92
Budidaya
Total 43.293 35.893,2 82,90 44.159 42.896,67 97,14

c. Solusi
Solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi perikanan ke
depan antara lain dengan:
1. Pengembangan produksi dan produktivitas perikanan melalui penguatan
sentra -sentra perikanan;
2. Meningkatkan produksi benih ikan pada UPTD Balai Perikanan Budidaya;
3. Peningkatan upaya untuk pengendalian lingkungan melalui penerapan
perikanan tangkap dan perikanan budidaya yang ramah lingkungan serta
penerapan prinsip - prinsip pengelolaan perikanan berkelanjutan;
4. Meningkatkan pembinaan ke unit – unit pembenihan rakyat yang ada di
Belitung Timur serta menciptakan unit pembenihan rakyat (UPR) yang
baru untuk memenuhi permintaan pembudidaya sehingga produksi
perikanan budidaya meningkat;
5. Mempercepat pelaksanaan tempat pelelangan ikan guna menstabilkan
harga ikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat ;
6. Meningkatkan motivasi, pembinaan dan pendampingan kepada kelompok
perikanan.

Analisis Pencapaian Sasaran 3.1.2. Meningkatnya kunjungan wisatawan baik


wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara

Tabel 3.2.15

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


117
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Tahun 2017 Tahun 2018

Capaian Capaian
Indikator Satuan Kinerja Kinerja
Target Realisasi Target Realisasi
Tahun Tahun
2017 (%) 2018 (%)
1 Jumlah Orang 175.000 250.326 143,04 180.000 344.996 100
kunjungan
wisata

2 Rata-rata hari 1 1 100 1 1 100


lama tinggal
wisatawan
Rata-rata capaian kinerja 121,52 100

1. Jumlah kunjungan wisata


a. Penjelasan
Pencapaian kinerja pada sasaran ini untuk tahun 2018 tercapai 52.17 %
kategori AA dan dapat dijelaskan bahwa jumlah kunjungan wisatawan
pada tahun 2018 memiliki target kinerja sebanyak 180.000 orang dan
dapat terealisasi sebanyak 344.996 orang.
b. Analisis PeningkatanKinerja
Dalam pelaksanaan kinerja sasaran tahun 2018 dibanding tahun 2017
terjadi peningkatan capaian kunjungan wisatawan sebesar 72,55%, hal ini
disebabkan meningkatnya pengembangan destinasi melalui
meningkatnya kualitas objek wisata salah satunya Objek Wisata Unik
Ngenjungak di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Belitung
Timur, Objek Wisata Open Pit dan Objek wisata alam Gunong Lumut.
Efektifitas pelaksanaan promosi melalui media baik berupa majalah,
booklet dan brosur, media massa baik tingkat lokal maupun regional,
elektronik dan media sosial, kerjasama promosi, pelaksanaan MICE serta
pelaksanaan even-even promosi melalui
festivalyangdilaksanakansepanjangtahun, juga merupakan dampak dari
program Pemerintah Pusat yaitu program 10 Bali Baru yang diluncurkan
pada tahun 2016 lalu.
Data Kunjungan Wisata di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


118
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

2017 2018
BULAN KUNJUNGAN
DOMESTIK ASING JUMLAH DOMESTIK ASING JUMLAH
JANUARI 29,318 420 29,738 23.621 710 24.331
FEBRUARI 15,543 726 16,269 19.493 796 20.289
MARET 17,569 238 17,807 27.240 845 28.085
APRIL 20,460 445 20,905 30.461 570 31.031
MEI 20,255 389 20,644 24.074 833 24.907
JUNI 26,869 572 27,441 27.506 578 28.084
JULI 37,798 137 37,935 30.398 984 31.382
AGUSTUS 14,387 145 14,532 32.339 1.738 34.077
SEPTEMBER 21,511 304 21,815 29.753 1.268 31.021
OKTOBER 21,631 122 21,753 29.940 1.073 31.013
NOVEMBER 9,430 102 9,532 30.182 775 30.957
DESEMBER 11,943 12 11,955 29.091 728 29.819
TOTAL 246,714 3,612 250,326 334.098 10.898 344.996

c. Solusi
Perlu terus ditingkatkan pelaksanaan pengembangan destinasi dan promosi
yang efektif serta pembinaan dan sosialisasi tentang kepariwisataan kepada
masyarakat agar dapat memanfaatkan kunjungan wisatawan.
2. Rata-rata lama tinggal wisatawan
a. Penjelasan
Pencapaian kinerja pada sasaran ini untuk tahun 2018 tercapai 100% dengan
kategori AA dan dapat dijelaskan bahwa rata-rata lama tingga; wisatawan
pada tahun 2018 dengan target 1 hari dan direalisasikan sebesar 1 hari.
b. Analisis Kinerja
Rata-rata lama tinggal wisatawan sampai dengan tahun 2018 dengan rata-rata
1 hari, dibanding tahun 2017 dengan rata-rata 1 hari tidak terjadi peningkatan
atau penurunan, hal ini disebabkan karena Pulau Belitung terdiri dari 2
Kabupaten yaitu Belitung dan Belitung timur, Luas Pulau Belitung yang
tergolong kecil sehingga untuk menempuh objek-objek wisata yang ada dapat
ditempuh dalam 1 hari perjalanan, hal inilah yang membuat wisatawan hanya
memerlukan waktu lebih sedikit untuk berkunjung ke Belitung Timur.
c. Solusi
Perlu terus dilakukan upaya-upaya peningkatan rata-rata tinggal wisatawan di
Belitung Timur diantaranya dengan menambah jumlah objek wisata yang
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
119
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

layak dikunjungi dan meningkatkan kualitas destinasi yang ada baik jasa usaha
maupun pelayanan terhadap wisatawan.

Analisis Pencapaian Sasaran 3.1.3. Meningkatnya nilai investasi daerah


Tabel3.2.16

Tahun 2017 Tahun 2018

Satu Capaian Capaian


No Indikator Kinerja Realisa Kinerja
an Target Realisasi Target
Tahun si Tahun
2017 (%) 2018 (%)
1. Lama proses Hari <5 <5 100 <5 <5 100
perizinan
2. Nilai investasi Rp 579.219. 472.918.842 81,65 619.219. 150.898 24,37
.124 561.226 .690.03
berskala 561.226
nasional 3
(PMDN/PMA)
Rata-rata capaian kinerja 90,82 62,185

Berikut analisis capaian dari setiap indikator pada sasaran ini :


1. Lama proses perizinan
a. Penjelasan
Lama proses perizinan adalah dimulai dari berkas pemohon yang
diterima oleh PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) di bagian
pendaftaran sampai dengan terbitnya izin. Lama proses perizinan ini
dihitung selama berkas pemohon ada di PTSP. Sedangkan apabila dalam
proses terbitnya izin, mengharuskan menggunakan rekomendasi teknis
oleh Dinas Teknis, hari dimana berkas pemohon diserahkan ke Dinas
teknis tidak dihitung ( tidak menjadi hitungan lamanya proses perizinan
di PTSP), dan apabila berkas pemohon tersebut diserahkan kembali oleh
Dinas teknis ke PTSP, hari (lama berkas di PTSP) dihitung lagi.
Perhitungan capaian kinerja lama proses perizinan dengan
membandingkan angka target dengan realisasi dikali 100 persen, dalam
pengertian semakin rendah angka realisasi dibandingkan angka target
maka semakin baik nilai kinerjanya. Persentase capaian kinerja yang

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


120
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

didapat tahun 2018 dan 2017 sebesar 100 % dengan realisasi rata-rata
lamanya proses perizinan tahun 2018 sebesar 4,85 hari dari target
kurang dari 5 hari.Sama dengan capaian realisasi tahun 2017 realisasi
3,00 hari dari target kurang dari 5 hari. Berdasarkan target lama proses
perizinan, capaian kinerja untuk indikator ini tercapai 100%, hanya dari
hasil perhitungan rata-rata lama proses perizinan terjadi penurunan dari
tahun 2017 sebesar 1,85 hari, rata-rat lama proses perizinan tahun 2018
lebih lama 1,85 hari dibanding dengan tahun 2017 (realisasi 2018 (4,85
hari) – realisasi 2017 (3,00 hari)).
Pada Tahun 2018 jenis perizinan yang dilayani oleh Dinas
Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan
Kabupaten Belitung Timur sebanyak 39 jenis izin, meningkat sebanyak
18 jenis izin dari tahun 2017 berjumlah 21 jenis izin.Faktor utama yang
menyebabkan penurunan dari tahun sebelumnya adalah adanya
pelimpahan wewenang pengurusan izin yang sebelumnya di Dinas
Teknis tahun, berdasarkan Peraturan Bupati nomor 55 Tahun 2017
tanggal 14 Desember 2017 tentang Pelimpahan Wewenang
Penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan Kepada Dinas Penanaman
Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan Kabupaten
Belitung Timur, tahun 2018 beralih ke Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan Kabupaten Belitung
Timur, sehingga sedikit memerlukan penyesuaian, yang menyebabkan
rata-rata lamanya proses perizinan tahun 2018 menjadi 4,85 hari.
Untuk proses administrasi Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu
Satu Pintu dan Perdagangan Kabupaten Belitung Timur telah sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur namun masih ada beberapa izin
yang lama proses pelayanan lebih dari target yang ditetapkan, hal ini
disebabkan lamanya menunggu proses penerbitan advis/fatwa teknis
dan atau rekomendasi instansi/dinas teknis dan juga proses
penandatanganan. Untuk perhitungan realisasi dapat dilihat pada tabel
28.1 dan tabel 28.2.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


121
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

b. Analisis Kinerja
Persentase capaian lama proses pelayanan perizinan Tahun
2018secara umum tidak mengalami perubahandibandingkan Tahun
2017,yaitu dengan realisasi capaian 100%. Namun secara detail realisasi
tersebut mengalami penurunan sebesar 1,85 hari. Realisasi rata-rata
lama proses perizinan tahun 2017 sebesar 3 hari sedangkan realisasi
rata-rata lama proses perizinan tahun 2018 sebesar 4,85 hari. Rata-rata
lama proses perizinan adalah akumulasi dari seluruh jenis dan waktu
yang ditetapkan baik oleh peraturan perundang-undangan maupun
Standar Operasional Prosedur Pelayanan Perizinan dan Penanaman
Modal. Untuk realisasi dari lamanya proses perizinan menggunakan
waktu tercepat suatu izin dikeluarkan. Tidak dipungkiri bahwa masih ada
jenis perizinan yang dilayani belum memenuhi target yang diharapkan,
hal ini disebabkan antara lain :
1. Pejabat yang akan menandatangani/memberikan paraf koordinasi
tidak berada di tempat;
2. Evaluasi teknis yang dilakukan oleh instansi membutuhkan waktu
yang tidak singkat;
3. Pada saat melakukan pemeriksaan lapangan/survey, objek yang
akan disurvey (yang bersifat bergerak) tidak ada ditempat sehingga
harus menunggu dan dilakukan penjadwalan ulang;
4. Proses pencetakan SK izin ditentukan juga oleh bukti pembayaran
retribusi dan pajak yang harus dibayar oleh pemohon (apabila ada);
5. Keterbatasan sarana pendukung (kendaraan Dinas) untuk
melakukan survey lapangan;

Selain kendala intern seperti tersebut diatas, kendala ekstern yang


berpengaruh secara tidak langsung dengan proses lama perizinan pemohon
adalah untuk perizinan yang memerlukan survey teknis ke lapangan
(menggunakan rekomendasi teknis dari instansi terkait), lamanya menunggu
fatwa teknis juga menjadi kendala.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


122
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Data Target, Realisasi dan Capaian Kinerja Pelayanan Perizinan dan


Penanaman Modal Tahun 2018 dan Tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 28.1
dan Tabel 28.2
Tabel 28.1
Data Target dan Realisasi Lama Proses Pelayanan Perizinan
Tahun 2018
Realisasi
No. Indikator Kinerja
(hari)
1 - Izin Lokasi 14
2 - Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 8
3 - Izin Kursus 5
4 - a. Kelompok Bermain (KB) 5
5 - b. Tempat Penitipan Anak (TPA) 5
6 - c. Satuan PAUD Sejenis (SPS) 5
7 - Daftar Ulang/Register PAUD 1
8 - Izin Pendirian Rumah Sakit Umum Tipe C dan Tipe D 5
9 - Izin Lingkungan 6
10 - Izin Prinsip Penanaman Modal 2
Izin Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
11 - Beracun untuk kegiatan Penyimpanan Limbah 7
Bahan Berbahaya dan Beracun
12 - Rekomendasi Terminal Khusus (Tersus) 7
13 - Rekomendasi Bupati WIUP 3
14 - - SIUP - M 2
15 - - SIUP - K 2
16 - - Perubahan SIUP 2
17 - - Penerbitan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Baru 2
18 - - Pembaharuan/Perpanjangan/Perubahan TDP 2
19 - - Biro Perjalanan Wisata 5
20 - - Agen Perjalanan Wisata 5
21 - - Jasa Boga 5
22 - - Bar 5
23 - - Karaoke 5
24 - - Taman Rekreasi 5
25 - - Izin Usaha Industri (IUI) - K 4
26 - Reklame 4
27 - Tanda Daftar Gudang (TDG) 5
28 - Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) 10
29 - Izin Klinik 5
30 - Izin Toko Obat 5
31 - Surat Izin Praktik Analisis Kesehatan 5
32 - Surat Izin Praktik Bidan 5
33 - Surat Izin Praktik Nutritionis 5
34 - Surat Izin Praktik Perawat/Perawat Gigi 5
35 - Surat Izin Praktik (SIP) Dokter/Dokter Gigi 5
36 - Surat Izin Apotik (SIA) 5
37 - Surat Izin Praktik Apoteker 5
38 - Surat Izin Praktik Tenaga Teknis Kefarmasian 5
39 - Persetujuan Pemenuhan Komitmen Izin OSS 3
189
189 hr/39
Rata - rata lama proses perizinan
izin=
4,85

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


123
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

< 5 hari

Tabel 28.2
Data Target dan Realisasi Lama Proses Pelayanan
Perizinan
Tahun 2017

Realisasi
No. Indikator Kinerja
(hari)

1 - Izin Gangguan (HO) 6


Izin
2 Mendirik
- Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 7
3 - Daftar Ulang Izin Kursus 1

4 - Izin Operasional Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1

5 - Daftar Ulang/Register PAUD 1


6 - Izin Lingkungan 6
7 - Izin Prinsip Penanaman Modal 2

8 - Rekomendasi Bupati di Bidang Pertambangan WIUP 7

9 - Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 1

10 - Daftar Ulang/Perubahan SIUP/Perpanjangan 1


11 - Penerbitan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Baru 1
12 - Pembaharuan/Perpanjangan/Perubahan TDP 1
13 - Izin Usaha Jasa Perjalanan Wisata 3
Jasa Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan, Insentif,
14 - 3
Konfrensi, dan Pameran
15 - Izin Usaha SPA 3
16 - Izin Usaha Penginapan 3
Surat Tanda Daftar Usaha Budidaya Perkebunan (STD-
17 - 5
B)
18 - Reklame 3
19 - Tanda Daftar Gudang (TDG) 4
20 - Tanda Daftar Industri (TDI) 2
21 - Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) 2

63

Rata - rata lama proses perizinan 63 hr/21 izin=


3,00

< 5 hari
c. Solusi
Solusi yang dapat dilakukan antara lain:
 Menggunakan sistem perizinan online dengan mengaplikasikan tanda
tangan digital sehingga apabila pejabat tidak berada ditempat, proses
penandatangan/ paraf koordinasi perizinan tetap berjalan;
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
124
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

 Menambah/ meningkatkan SDM yang memahami teknis perizinan, untuk


evaluasi teknis sehingga akan mempercepat proses evaluasi teknis di
instansi;
 Konfirmasi atas objek survey kepada pemohon sebelum melakukan
survey agar berjalan lancar;
 Koordinasi antar tim surveylebih ditingkatkan;
 Memenuhi kebutuhan sarana pendukung untuk survey perizinan
dilapangan agar tidak terjadi benturan jadwal dalam pelaksanaan survey;
 Membentuk layanan terpadu satu pintu, dengan menempatkan tenaga-
tenaga teknis sebagai pegawai organik di Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan Kabupaten Belitung
Timur, sehingga kepastian dan komitmen lamanya proses perizinan dapat
tercapai.

2. Nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)


a. Penjelasan
Nilai investasi berskala nasional terdiri dari nilai investasi PMA dan
nilai investasi PMDN bersumber dari data Laporan Kegiatan Penanaman
Modal (LKPM) Bidang Penanaman Modal Tahun 2018 sehingga didapat
data sebagaimana Tabel diatas.
Laporan LKPM merupakan salah satu kewajiban perusahaan dalam
kegiatan penanaman modal, baik yang masih dalam tahap konstruksi
(tahap pembangunan) maupunyang telah produksi/opersi komersial
(telah ada izin usaha) yang disampaikan secara berkala sesuai periode,
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007
tentang Penanaman Modal dan Peraturan Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal Nomro 17 thaun 2015 tentang Pedoman dan Tata
Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal. LKPM berperan
sebagai fungsi pemantauan, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk
memantau dan mengevaluasi perkembangan pelaksanaan penanaman

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


125
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

modal yang telah mendapat perizinan penanaman modal. Manfaatnya


adalah sebagai berikut :
1. Sebagai informasi perkembangan realisasi investasi per sektor dan
lokasi secara berkala
2. Sebagai informasi perkembangan penyerapan tenaga kerja
3. Sebagai informasi permasalahan yang dihadapi penanam modal
4. Sebagai salah satu sumber informasi yang dipertimbangkan dalam
penetapan kebijakan, dan lain-lain.

Perhitungan persentase capaian kinerja diperolehdengan


membandingkan angka realisasi dengan target dikali 100 persen, dalam
pengertian semakin tinggi angka realisasi dibandingkan angka target
maka semakin baik nilai kinerjanya.
- Capaian kinerja tahun 2018 di hitung sebagai berikut : Rp
150.898.690.033/ Rp 619.219.561.226 x 100% = 24,37 %
- Capaian kinerja tahun 2017 di hitung sebagai berikut : Rp
472.918.842.124/ Rp 579.219.561.226 x 100% = 81,65 %

b. Analisis Penurunan Kinerja


Tahun 2018 terjadi penurunan capaian realisasi investasi dari tahun
2017 sebesar 57,28%, yang semula pada tahun 2017 mencapai 81,65% dari
target, sedangkan tahun 2018 diperoleh capaian sebesar 24,37%. Hal ini
disebabkan hampir seluruh perusahaan berada ditahap produksi telah
mencapai/merealisasikan rencana mereka sehingga tidak tedapat
penambahan pada laporan LKPM, sedangkan penanam modal baru
(investor tahun 2017 dan tahun 2018 yang telah merencanakan
investasinya), berdasarkan LKPM 2018, merealisasikan investasinya kurang
lebih sebesar 0,25% dari rencana investasi. Faktor lain yang juga menjadi
penyebab turunnya nilai realisasi investasi adalah rendahnya nilai rencana
investasi penanam modal tidak sebanding dengan jumlah penanam modal
yang masuk ke Kabupaten Belitung Timur. Pada tahun 2017 jumlah izin
investasi yang masuk berdasarkan aplikasi SPIPISE sebanyak 9 izin investasi
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
126
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

dengan total nilai rencana investasi sebesar Rp 161.310.130.099,-


sedangkan pada tahun 2018 terdapat izin investasi yang masuk
berdasarkan aplikasi SPIPISE sebanyak 1 izin dengan total nilai rencana
investasi sebesar Rp 13.797.820.000,- dan 7 izin berdasarkan Nomor Induk
Berusaha (NIB) pada aplikasi OSS dengan total nilai modal dasar yang
disampaikan sebesar Rp 23.054.000.000,-.
c.Solusi
Beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk menambah nilai investasi
diantaranya adalah peran serta pemerintah daerah diantaranya :
1. Menyediakan informasi kepada para pelaku ekonomi di daerah atau
pun di luar daerah, kapan, dimana dan apa saja jenis investasi yang
sesuai dengan pembangunan yang akan datang. Dengan cara ini maka
pihak pengusaha dapat mengetahui arah kebijakan pembangunan
daerah yang diinginkan pemerintah daerah sehingga dapat digunakan
sebagai dasar kegiatan usaha yang akan dikembangkan.
2. Mendorong para investor yang telah mendapatkan izin investasinya
agar segera merealisasikan rencana investasi mereka serta melakukan
sosialisasi dan pembinaan tentang kewajiban penyampaian Laporan
Kegiatan Penanam Modal (LKPM) melalui kegiatan pengawas dan
pengendalian pelaksanaan penanaman modal.
Agar perkembangan nilai investasi meningkat, pengawasan, pengendalian
dan pembinaan perusahaan lebih ditingkatkan dengan tetap memantau,
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan berkoordinasi kepada pihak
investor/manajemen perusahaan.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


127
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Analisis Pencapaian Sasaran 3.2.1. Meningkatkan pendapatan masyarakat

Tabel 3.2.17

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
Indikator Satuan Targe Realisa Kinerja Realisa Kinerja
Target
t si Tahun si Tahun
2017(%) 2018 (%)
1 Angka Rupiah 10.50 10.720. 102,09 10.750. 10.720. 99,72
pengeluaran 0.000 000 000 000
perkapita

Pengeluaran per kapita kabupaten Belitung Timur tahun 2018 masih


menggunakan data tahun 2017, yaitu Rp 10.720.000,00, artinya rata-rata
satu individu di Belitung Timur mengeluarkan uang selama setahun
mencapai 10,72juta rupiah untuk konsumsi makanan dan non-makanan.
Pengeluaran ini menjadi pengeluaran terendah kab/kota se-provinsi Kep.
Bangka Belitung. Ada 2 (dua) makna yang tersirat dari fakta ini, yang
pertama jika bukan karena daya beli masyarakat Belitung Timur yang
rendah, maka bisa jadi masyarakat Belitung Timur merubah pola
pengeluarannya dari konsumsi menjadi menabung dan berinvestasi.
Terkait hal tersebut diatas, perlu upaya penguatan ekonomi kerakyatan
khususnya mendorong penguatan kelembagaan Koperasi dan UMKM serta
pariwisata yang merupakan lapangan kerja potensial bagi sebagian
masyarakat agar memiliki keunggulan komparatif dan berperan aktif dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pengelolaan kekayaan SDA tetap
dilakukan secara optimal dan berkelanjutan serta berwawasan lingkungan.
Pengembangan iklim penanaman modal didorong untuk meningkatkan
investasi khususnya berbasis padat karya untuk menyerap tenaga kerja lokal.
Selain itu agar percepatan pembangunan sampai ke pelosok desa dan
daerah terpencil agar tercipta keselarasan dan keseimbangan pembangunan
dan berdampak pada peningkatan nilai konsumsi masyarakat sehingga

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


128
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

terwujud masyarakat yang sejahtera dan meningkatkan laju pertumbuhan


ekonomi daerah.

Analisis Pencapaian Sasaran 3.2.2. Meningkatnya daya saing koperasi dan


UKM masyarakat lokal

Tabel 3.2.18

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian
Capaian
No Indikator Satuan Kinerja
Realis Kinerja
Target Target Realisasi Tahun
asi Tahun
2018
2017 (%)
(%)
1. Persentase
koperasi % 90,47 56,19 62,11 92 57,41 62,4
aktif
2. Jumlah
produk produk
3 2 66,67 4 2 50
unggulan
daerah
Rata-rata capaian kinerja 64,39 56,2

Analisis capaian kinerja untuk masing-masing indikator adalah sebagai


berikut:
1. Persentase koperasi aktif
a. Penjelasan
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat atas asas
kekeluargaan sebagaimana diatur dalam Undang-undang. Berdasarkan
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia Nomor 23/Per/M.KUKM/IX/2015 Tentang Indeks
Pembangunan Koperasi (IPK) Pengertian Koperasi Aktif adalah
Koperasi yang dalam 3 (tiga) tahun terakhir secara berturut-turut
mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan melakukan kegiatan
usaha untuk melayani anggota dan masyarakat.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


129
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Metode penghitungan indikator Persentase Koperasi Aktif:

∑Koperasi Aktif
% Koperasi Aktif = X 100%
∑Koperasi

Rumus capaian kinerja


Realisasi
Tingkat Capaian = X 100%
Rencana

b. Analisis kinerja
Berdasarkan kelompok usaha yang dikelola, jumlah koperasi di
Belitung Timur tahun 2018 disajikan sebagai berikut :
Tabel III. 3.2.2-2
Jumlah Koperasi Aktif Berdasarkan Kelompok Usaha yang Dikelola
Tahun 2018

Koperasi Koperasi
No. Kelompok Usaha Jumlah
Aktif Tidak Aktif
1 Koperasi Unit Desa 3 11 14
2 Koperasi Pertanian - 2 2
3 Koperasi Perkebunan 25 4 29
4 Koperasi Nelayan 2 1 3
5 Koperasi Karyawan 2 7 9
6 Koperasi Kepolisian 1 - 1
7 Koperasi Serba Usaha 19 10 29
8 Koperasi Simpan 1 1 2
Pinjam
9 Koperasi Pegawai 4 - 4
Negeri
10 Koperasi Wanita 1 - 1
11 Koperasi - 7 7
Pertambangan
12 Koperasi Lainnya 4 3 7
Total 62 46 108
Sumber : Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kab. Beltim

Perkembangan koperasi di Belitung Timur periode lima tahun terakhir


disajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel III. 3.2.2-3


Perkembangan Koperasi Aktif periode 2014 – 2018

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


130
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Tahun
2014 2015 2016 2017 2018
Koperasi Aktif 85 90 56 59 62
Koperasi Tidak Aktif 11 11 47 46 46
Jumlah 96 101 103 105 108
Sumber : Data Keragaan Koperasi Belitung Timur 2018 (diolah)

Berdasarkan tabel diatas dapat dihitung capaian indikator sasaran sebagai


berikut :
62
% Koperasi Aktif = X 100% = 57,41%
108
Capaian kinerja indikator sasaran adalah :
57,41
Tingkat Capaian = X 100% = 62,40%
92
Realisasi capaian indikator sasaran adalah sebesar 57,41% dengan capaian
kinerja indikator sasaran sebesar 62,40%. Capaian ini meningkat
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 56,19 dengan capaian
kinerja 61,75%.
c. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan mengenai perkoperasian di Belitung Timur, diantaranya
adalah
1) Masih rendahnya tata kelola koperasi
2) Belum adanya aparatur fungsional penyuluh koperasi
3) Masih kurangnya permodalan
Dari beberapa permasalahan diatas, solusi yang dapat dilaksanakan
diantaranya adalah :
1) Melaksanakan sosialisasi dan pendampingan pengelolaan koperasi.
2) Melakukan rekrutmen aparatur fungsional penyuluh koperasi dan
mengikutsertakan pegawai dalam pendidikan pelatihan penyuluh
koperasi.
3) Melaksanakan sosialisasi informasi permodalan serta bantuanperkuatan
permodalan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


131
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

2. Jumlah produk unggulan daerah


a. Penjelasan
Produk Unggulan Daerah (PUD) merupakan produk yang potensial
dikembangkan pada suatu wilayah dengan memanfaatkan sumber daya
alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) lokal yang berorientasi pasar
dan ramah lingkungan sehingga memiliki keunggulan kompetitif dan siap
menghadapi persaingan global. PUD hendaknya mencirikan keunikan
daerah itu sendiri dan bisa mensejahterakan masyarakat terutama pelaku
UMKM itu sendiri.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 9 tahun 2014
tentang pedoman pengembangan produk unggulan daerah, penetapan
produk unggulan daerah dapat memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Penyerapan tenaga kerja
b. Sumbangan terhadap perekonomian
c. Sektor basis ekonomi daerah
d. Dapat diperbaharui
e. Sosial budaya
f. Ketersediaan pasar
g. Bahan baku
h. Modal
i. Sarana dan prasarana produksi
j. Teknologi
k. Manajemen usaha
l. harga
Metode Penghitungan Indikator
∑PUD = Total PUD yang ditetapkan
Rumus capaian kinerja :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑈𝐷 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑛
Tingkat Capaian = X 100%
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


132
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

b. Analisis kinerja
Capaian indikator produk unggulan daerah sampai dengan tahun 2018
adalah sebanyak 2 produk, atau belum ada penambahan dari tahun 2016.
Adapun capaian kinerja indikator tahun 2018 adalah sebagai berikut :
2
Tingkat Capaian = X 100% = 50%
4
Capaian kinerja indikator adalah sebesar 50% atau kategori sedang. Tidak
tercapainya target indikator adalah karena tidak ada penambahan produk
unggulan daerah yang ditetapkan. Kendala yang dihadapi dalam pencapaian
target kinerja adalah belum adanya produk yang bisa memenuhi kriteria
untuk ditetapkan sebagai produk unggulan daerah.
c. Solusi
Seperti yang disampaikan diatas, kendala yang dihadapi terkait indikator
produk unggulan daerah adalah :
a. Ketersediaan bahan baku. Dimana masih dipasok dari luar Belitung (seperti
kopi), selain itu juga beberapa bahan baku masih bersifat musiman.
b. Keterbatasan akses pemasaran.
c. Masalah permodalan untuk pengembangan produk
Beberapa solusi yang bisa dilaksanakan adalah :
a. Terus melaksanakan inventarisasi dan pengidentifikasian produk yang
berpotensi untuk ditetapkan menjadi produk unggulan daerah.
b. Melaksanakan promosi produk unggulan daerah dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada.
c. Melaksanakan sosialisasi dan informasi permodalan serta mengusulkan
bantuan permodalan melalui Pemerintah Daerah.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


133
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Analisis Pencapaian Sasaran 3.3.1. Berkurangnya jumlah penduduk miskin dan


kesenjangan sosial

Tabel 3.2.19

Capaian
no Tahun 2017 CapaianK Tahun 2018 Kinerja
Satua inerja
Indikator Sasaran Tahun
n Targe Reali Tahun Realis
Target 2018
t sasi 2017(%) asi (%)
Persentase penyandang
masalah kesejahteraan
sosial yang mengikuti
1 program pemberdayaan % 20 13,89 69,45 20 36,84 100
masyarakat melalui
Kelompok Usaha
Bersama (KUBE)
Tingkat kemiskinan % 7,03 6,81 96,87 6,73 7,06 95,53
2

Rata-rata capaian kinerja 83,16

Berikut analisis pencapaian dari indikator-indikator pada sasaran ini :


1. Persentase penyandang masalah kesejahteraan sosial yang mengikuti
program pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
a. Penjelasan
Dari tabel 3.3.1-1 diatas, dapat dijelaskan bahwa untuk memperoleh
nilai persentase pada indikator sasaran ini pada target maupun
realisasi adalah dengan membandingkan antara Jumlah PMKS dalam 1
tahun yang menjadi peserta program pemberdayaan masyarakat
melalui KUBE dengan Jumlah PMKS dalam 1 tahun yang seharusnya
menjadi peserta program pemberdayaan masyarakat melalui KUBE,
sesuai dengan kemampuan yang adadi OPDyang seharusnya menjadi
peserta yakni 7.491 PMKS untuk Tahun 2017, dan 3.800 PMKS untuk
Tahun 2018 dengan Capaian Kinerja pada Tahun 2017 13,89%
sedangkan Tahun 2018 35,84%. Jika dibandingkan Capaian Kinerja

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


134
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

sebelumnya Tahun 2018 mengalami kenaikan walaupun dengan


jumlah target PMKS mengalami penurunan.
b. Analisis Kinerja
Jika dianalisa lebih dalam terhadap kinerja pada indikator ini, bahwa
alasan terjadinya penurunan capaian kinerja dikarenakan kurangnya
minat masyarakat untuk mengikuti Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
serta keterbatasan dana yang tersedia guna pembentukan dan
fasilitasi KUBE. Adapun data telihat pada tabel 3.3.1-2 di bawah ini :

Tabel 3.3.1-2Persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial


melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
Jumlah PMKS dalam 1 tahun yang
Jumlah PMKS dalam 1 tahun yang
seharusnya menjadi peserta
menjadi peserta program pember-
program pemberdayaan Persentase
Tahun dayaan masyarakat melalui KUBE atau
masyarakat melalui KUBE atau Capaian
kelompok sosial ekonomi sejenis
kelompok sosial ekonomi sejenis
(Orang)
(Orang)
4.158 16,09%
2015 669
2016 7.491 1.424 19,01%
2017 7.491 1.040 13,89%
2018 3.800 1.400 36,84%
(Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, 2017)

2. Tingkat kemiskinan
a. Penjelasan
Badan Pusat Statistik (2015) mendefinisikan penduduk miskin sebagai
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah
garis kemiskinan. Garis kemiskinan merupakan penjumlahan dari Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM).
Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah
Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin. Garis Kemiskinan
Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan
yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari. Paket komoditi
kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-
umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


135
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

buahan, minyak dan lemak, dll). Sedangkan Garis Kemiskinan Non Makanan
(GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan (luas lantai bangunan,
penggunaan air bersih dan fasilitas pembuangan air besar), pendidikan (angka
melek huruf, wajib belajar 9 tahun dan angka putus sekolah) dan kesehatan
(rendahnya konsumsi makanan berfizi, kurangnya sarana dan prasarana
kesehatan serta keadaaan sanitasi dan lingkungan yang tidak memadai).
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini,
kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari
sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-
rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Garis
kemiskinan Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2018 sebesar Rp. 622.396,-
per kapita/bulan dan berada di bawah rata-rata Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Rp. 631.467,- Jika ditinjau melalui tren dari tahun 2014-2018, garis
kemiskinan Kabupaten Belitung Timur cenderung mengalami kenaikan,
sebagaimana gambar berikut,

Gambar 3.3.1-1
Perkembangan Garis Kemiskinan (Rp)
Kabupaten Belitung Timur Tahun2014-2018
700.000 622.396
563.309
600.000 504.668 528.572
492.652
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
-
2014 2015 2016 2017 2018

BPS Prov. Kepulauan Bangka Belitung, 2018 (diolah)

Sedangkan pada gambar 3.3.1-2 dapat dilihat bahwa tingkat kemiskinan


Kabupaten Belitung Timur mencapai 7,06. Angka ini menduduki posisitertinggi
kedua se- Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Gambar 3.3.1-2
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
136
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Persentase Tingkat Kemiskinan Berdasarkan kabupaten/Kota di Provinsi


Kepulauan Bangka Belitung tahun 2018 (%)
8 7,56 7,06
7 5,47 5,81
6 4,95
5 3,7
4 3,05
3
2
1
0

BPS Prov. Kepulauan Bangka Belitung, 2018 (diolah)

b. Analisis Kinerja
Kemiskinan merupakan fenomena sosial yang menuntut perhatian serius dari
berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Angka kemiskinan di
Kabupaten Belitung Timur pada Tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar
0,25% dibandingkan tahun 2017. Pada tahun 2017 tingkat kemiskinan
Kabupaten Belitung Timur sebesar 6,81% dan pada tahun 2018 menjadi 7,06%.

Gambar 3.3.1-3
Perkembangan Tingkat Kemiskin Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2018 (%)
7,33

7,06
6,99
6,81
6,68

2014 2015 2016 2017 2018

BPS Prov. Kepulauan Bangka Belitung, 2018 (diolah)

Analisis efektivitas persentase tingkat kemiskinan di Kabupaten Belitung Timur


tahun 2014-2018 dapat dikatakan bahwa Kabupaten Belitung Timur belumefektif
dalam menurunkan tingkat kemiskinan, dari tahun 2014–2018 tingkat
kemiskinan sempat mengalami penurunan dan kemudian mengalami kenaikan di

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


137
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

tahun2018. Meningkatnya angka kemiskinan Kabupaten Belitung Timur terjadi


dikarenakan oleh beberapa hal, diantaranya:
 Program-program perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan
pemerintah daerah baru sebatas pengurangan beban pengeluaran penduduk
miskin belum mampu menyentuh peningkatan pendapatannya. Padahal
penduduk miskin kabupaten Belitung Timur bekerja di tiga sektor terbesar yaitu
perkebunan, pertambangan dan perikanan tangkap. Sementara program-
program pro kemiskinan belum mampu menyentuh/menanggulangi rendahnya
pendapatan penduduk miskin di tiga sektor tersebut karena kebanyakan
penduduk miskin tersebut bekerja sebagai buruh.
 Bantuan pemerintah atau program perlindungan sosial belum menjadikan BDT
(Basis Data Terpadu) sebagai basis data. Karena 8.930 penduduk miskin
menurut BPS sesungguhnya berada di persentil 1 sampai 6 dari BDT. Penduduk
miskin yang berada di BDT tersebut belum menjadi sasaran program-program
terkait peningkatan pendapatan masyarakat
 Harga barang di kabupaten Belitung Timur mengalami peningkatan setiap
tahunnya, sehingga menyebabkan garis kemiskinan sebagai ukuran tingkat
kemiskinan ikut meningkat. Hal ini menyebabkan penduduk yang bekerja
sebagai buruh pada tiga sektor terbesar yaitu sektor perkebunan,
pertambangan dan perikanan tangkap pendapatannya relatif tetap atau tidak
mengalami peningkatan.
c. Solusi
Dalam upaya menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Belitung Timur,
terdapat beberapa hal yang perlu dijadikan perhatian antara lain:
 Program-program pemerintah harus lebih memprioritaskan pada program yang
mampu meningkatkan perekonomian penduduk miskin di tiga sektor terbesar
yang meliputi perkebunan, pertambangan dan perikanan tangkap dengan
menggerakkan seluruh stakeholder untuk berperan aktif.
 Diseminasi data BDT kepada seluruh stakeholder berdasarkan karakteristik
program-program intervensi.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


138
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

 Perlunya penguatan regulasi pemanfaatan BDT dan integrasi program-program


penanggulangan kemiskinan
 Memperkuat peran TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah)

Analisis Pencapaian Sasaran 3.3.2. Menurunnya angka pengangguran

Tabel 3.2.20

Tahun 2017 Tahun 2018


Satua Capaian Capaian
Indikator Reali Kinerja Real Kinerja
n Target Target
sasi Tahun isasi Tahun
2017 (%) 2018 (%)
1 Tingkat % 2,3 2,62 86,09 1,83 1,5 81,96
pengangguran
terbuka

Adapun penjelasan mengenai indikator yang mewakilipencapaian kinerja


sasaran terbesut, sebagai berikut :
1. Tingkat pengangguran terbuka
a. Penjelasan
Penganggur terbuka adalah mereka yang sedang mencari pekerjaan,
mereka yang mempersiapkan usaha, mereka yang mencari pekerjaan
karena tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan mereka yang sudah
mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Rumus Tingkat pengangguran terbuka (TPT) :
Penganggur
TPT = X 100%
Angkatan Kerja
Rumus capaian kinerja
Rencana − (Realisasi − Rencana)
Tingkat Capaian = X 100%
Rencana

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


139
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

b. Analisis Kinerja
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Belitung Timur periode tahun
2014 – 2018 disajikan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.3.2-2
Tingkat Pengangguran Terbuka Belitung Timur
Periode Tahun 2014 – 2018

2014 2015 2016 2017 2018


Angkatan Kerja 59.821 60.709 62.742 63.717 69.033
- Bekerja 58.259 59.159 61.304 62.050 67.998
- Penganggur 1.562 1.550 1.438 1.667 1.035
Bukan Angkatan Kerja 27.140 28.425 28.829 29.981 26.941
TPT (%) 2,61 2,55 2,29 2,62 1,50
Sumber : BPS, SAKERNAS 2018 (diolah)

Realisasi capaian kinerja indikator sasaran dapat dihitung sebagai berikut :


1,83 − (1,50 − 1,83)
Tingkat Capaian = X 100% = 118,03%
1,83
Berdasarkan tabel di atas, TPT Belitung Timur tahun 2018 adalah sebesar
1,50% atau menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumya, dimana
capaiannya adalah sebesar 2,62%. Angka TPT Belitung Timur juga paling
rendah jika dibandingkan dengan kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Target TPT tahun 2018 adalah sebesar 1,83% sehingga
capaian kinerja tahun 2018 adalah sebesar 118,03%. Menurunnya angka
TPT disebabkan oleh pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi sejalan
dengan naiknya penduduk yang bekerja pada angkatan kerja tersebut.
Meskipun begitu, penyerapan tenaga kerja di Belitung Timur masih
didominasi tenaga kerja musiman dan informal sehingga angka TPT
rentan untuk naik kembali.
c. Solusi
Beberapa permasalahan diantaranya adalah :
a. Masih rentannya perubahan angka TPT untuk naik kembali karena
penyerapan tenaga kerja masih bersifat musiman dan informal. Hal
ini bisa dibuktikan dengan capaian tingkat kemiskinan yang justru
bertambah.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


140
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

b. Masih rendahnya kerjasama lintas sektor dalam rangka


penanggulangan masalah pengangguran.
Beberapa solusi yang hendaknya dilaksanakan adalah:
1) Meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga kerja lokal, yaitu
dengan memberikan pelatihan-pelatihan dalam rangka meningkatkan
daya saing tenaga kerja lokal dalam menghadapi dunia kerja. Dimana
Pemerintah Kabupaten Belitung Timur selain melaksanakan kegiatan
pelatihan-pelatihan, juga melakukan kerjasama dengan perusahaan-
perusahaan dan Balai Latihan Kerja yang kompeten.
2) Meningkatkan penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja, yaitu
dengan melaksanakan kegiatan pasar kerja atau job fair maupun
peningkatan pelayanan bursa kerja.
3) Mendorong penciptaan lapangan pekerjaan seluas-luasnya, yaitu
dengan pelaksanaan program padat karya produktif, pengembangan
perindustrian dengan penarikan investor, dan pengiriman tenaga
kerja lokal ke luar Belitung.
4) Meningkatkan dan mendorong kerjasama lintas sektor dalam rangka
menyusun kebijakan penanggulangan masalah pengangguran.

Analisis Pencapaian Sasaran 3.4.1. Meningkatnya pelayanan pendidikan

Tabel 3.2.21

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian Capaian
Indikator Satuan Kinerja Kinerja
Target Realisasi Tahun Target Realisasi Tahun
2017 2018
(%) (%)
1 Angka rata-rata
lama sekolah Tahun 8,7 8,5 97,70 9 8 88,89

2 Angka
Partisipasi %
92,5 91,25 98,65 93,5 102,67 109,81
murni (APM)
sekolah SD/MI

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


141
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

3 Angka
partisipasi %
83,5 85,18 102,01 84,5 89,19 105,55
murni sekolah
SMP/MTs
4 Angka
partisipasi % 57,9 61.25 105,79 59,5 45,17 75,92
murni PAUD
5 Angka putus
sekolah
% 0,305 0,34 89,70 0,175 1,35 -5,7143
pendidikan
dasar
6 Persentase
sekolah yang
terakreditasi %
94,5 96,5 97,93 96,5 99,23 102,83
minimal B pada
semua jenjang
pendidikan
Rata-rata capaian kinerja 98,63 80,6

Analisis capaian kinerja untuk masing-masing indikator dijabarkan berikut ini :


1. Angka rata-rata lama sekolah
a. Penjelasan
Angka rata-rata lama sekolah adalah rata-rata lama sekolah yang
dihabiskan oleh penduduk dari berbagai golongan usia untuk menempuh
semua jenis pendidikan.
b. Analisa Peningkatan/Penurunan Kinerja
Berdasarkan tabel diatas bahwa angka rata-rata lama sekolah tahun 2018
mengalami penurunan dibanding tahun 2017, dimana pada tahun 2018
mencapai 8 tahun sedangkan tahun 2017 mencapai 8,5 tahun atau
sekolah SMP kelas VIII smester genap.
c. Solusi
Diperlukan peran serta pemerintah dan masyarakat dalam upaya
peningkatan pelayanan pendidikan, khususnya pendidikan non formal
seperti pendidikan paket A, B, dan C. Selain itu diperlukan beasiswa
miskin bagi siswa yang kurang mampu untuk dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


142
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

2. Angka Partisipasi Murni TK/PAUD


a. Penjelasan
Angka partisipasi murni sekolah SD/MI adalah persentase jumlah anak
pada usia 7-12 tahun yang sedang bersekolah pada jenjang SD/MI
terhadap jumlah seluruh anak usia 7-12 tahun di suatu daerah.
b. Analisa Peningkatan/Penurunan Kinerja
Dari data diatas APM SD/MI pada tahun 2018 mengalami kenaikan jika
dibanding tahun 2017 yaitu pada tahun 2017 sebesar 91,25% sedangkan
pada tahun 2018 naik menjadi 102,67%.
c. Solusi
Untuk meningkatkan APM SD/MI diperlukan upaya dari pemerintah yang
dapat mendorong masyarakat untuk dapat menyekolahkan anaknya pada
usia sekolah diantaranya pembangunan unit sekolah baru dalam rangka
perluasan akses bagi daerah yang padat penduduk ataupun yang jauh
dengan pusat pemerintah.
3. Angka Partisipasi Murni SD/MI
a. Penjelasan
Angka partisipasi murni sekolah SMP/MTs adalah persentase jumlah anak
pada usia 13-15 tahun yang sedang bersekolah pada jenjang SMP/MTs
terhadap jumlah seluruh anak usia 13-15 tahun di suatu daerah.
b. Analisa Peningkatan/Penurunan Kinerja
Dari tabel diatas APM SMP/MTs pada taun 2018 mengalami peningkatan
jika dibanding tahun 2017 yaitu dari 85,18% tahun 2017 menjadi 89,19%
pada tahun 2018.
c. Solusi
Untuk meningkatkan APM SD/MI diperlukan upaya dari pemerintah yang
dapat mendorong masyarakat untuk dapat menyekolahkan anaknya pada
usia sekolah diantaranya pembangunan unit sekolah baru dalam rangka
perluasan akses bagi daerah yang padat penduduk ataupun yang jauh
dengan pusat pemerintah.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


143
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

4. Angka Partisipasi Murni SMP


a. Penjelasan
Angka partisipasi murni sekolah SMP/MTs adalah persentase jumlah anak
pada usia 13-15 tahun yang sedang bersekolah pada jenjang SMP/MTs
terhadap jumlah seluruh anak usia 13-15 tahun di suatu daerah.
b. Analisa Peningkatan/Penurunan Kinerja
Dari tabel diatas APM SMP/MTs pada taun 2018 mengalami peningkatan
jika dibanding tahun 2017 yaitu dari 85,18% tahun 2017 menjadi 89,19%
pada tahun 2018.
c. Solusi
Untuk meningkatkan APM SD/MI diperlukan upaya dari pemerintah yang
dapat mendorong masyarakat untuk dapat menyekolahkan anaknya pada
usia sekolah diantaranya pembangunan unit sekolah baru dalam rangka
perluasan akses bagi daerah yang padat penduduk ataupun yang jauh
dengan pusat pemerintah.
5. Angka Putus Sekolah(APS) pendidikan dasar
a. Penjelasan
Merupakan proporsi anak menurut kelompok usia sekolah yang tidak
bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan
tertentu. Kelompok umur yang dimaksud adalah kelompok umur 7-12
tahun dan usia 13-15 tahun.Indikator angka putus sekolah merupakan
indikator negatif, artinya makin tinggi / besar realisasi berarti kinerjanya
buruk atau sebaliknya semakin rendah/kecil realisasi maka semakin baik
kinerja suatu instansi.
b. Analisa Kinerja
Berikut angka putus sekolah perjenjang pendidikan:

Tahun 2017 Capaian Tahun 2018 Capaian


Kinerja Kinerja
Indikator Sasaran Satuan
Reali Tahun Reali Tahun
Target Target
sasi 2017 (%) sasi 2018 (%)
Angka Putus Sekolah
SMP/MTs
% 0,45 0,54 80,00 0,3 2,5 -7,03
Angka Putus Sekolah SD/MI % 0,08 0,07 112,50 0,05 0,2 -2,95

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


144
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Berdasarkan tabel diatas angka putus sekolah SMP tahun 2018


mengalami kenaikan yang cukup signifikan bila dibanding tahun 2017,
dimana pada tahun 2017 APS SMP/MTs terrealisasi sebesar 0,54%
menjadi 2,5% pada tahun 2018 atau naik sebesar 362,96%, sedangkan
APS SD/MI juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu dari
0,07% pada tahun 2017 menjadi 0,20% pada tahun 2018 atau naik
sebesar 185,71%. Kenaikan angka putus sekolah pada kedua jenjang
tersebut cukup fantastik dan perlu mendapat perhatian khusus dan serius
dari pemerintah. Beragam alasan dikemukakan tentang tingginya angka
putus sekolah, mulai dari alasan/ faktor ekonomi, sosial, keluarga,
kenakalan remaja dan lain sebagainya. Namun untuk lebih mendalami
faktor apa yang lebih dominan perlu dilakukan semacam penelitian
tentang hal tersebut.
c. Solusi
Kondisi tingginya angka putus sekolah di Kabupaten Belitung Timur pada
tahun 2018 perlu mendapat perhatian khusus dari semua pemangku
kepentingan dalam hal ini Dinas Pendidikan selaku dinas teknis.
Kerjasama pemerintah daerah, sekolah, pemerintah desa, dunia usaha
dan orang tua merupakan syarat mutlak dalam menyelesaikan persoalan
ini dan jika diperlukan dilakukan penelitian mengenai tingginya angka
putus sekolah tersebut. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan upaya
sebagai berikut:
1. Melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah ataupun ke desa-desa yang
melibatkan berbagai instansi tentang pentingnya pendidikan bagi
generasi muda.
2. Menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan bagi peserta
didik sehingga mereka merasa senang bersekolah.
3. Memberikan beasiswa bagi pelajar yang kurang mampu secara
ekonomi dengan bekerjasama dengan pihak dunia usaha.
4. Untuk mengakomodir siswa yang putus sekolah perlu dibentuk
kelompok-kelompok belajar masyarakat yang tergabung dalam PKBM

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


145
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

melalui pendidikan paket A bagi siswa SD maupun paket B untuk


siswa yang belum tamat SMP. Bagi PKBM hal ini merupakan
peluang/kesempatan untuk mengembangkan kegiatan belajar
masyarakat melalui pendidikan non formal yang lebih fleksibel.
6. Persentase sekolah yang terakreditasi minimal B pada semua jenjang
pendidikan
a. Penjelasan
Akreditasi sekolah adalah kegiatan penilaian yang dilakukan oleh
pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang untuk
melakukan kelayakan program dan / atau satuan pendidikan pada jalur
pendidikan formal dan non formal pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan berdasarkan kriteria yang ditetapkan, sehingga dianggap
layak untuk beroperasi. Nilai akreditasi dinyatakan dengan huruf A,B,C
dan seterusnya.
b. Analisa Peningkatan/Penurunan Kinerja
Berasarkan tabel diatas persentase sekolah yang terakreditasi minimal B
pada semua jenjang pendidikan (dalam hal ini jenjang SD dan SMP) pada
tahun 2018 mengalami kenaikan dibanding tahun 2017, dimana realisasi
pada tahun 2018 telah mencapai 99,23% sedangkan pada tahu 2017
baru mencapai 96,5% atau naik sebesar 2,73%.
c. Solusi
Kondisi ini perlu dipertahankan bahkan lebih ditingkatkan lagi dimasa
yang akan datang, sehingga masyarakat tidak ada keraguan terhadap
sekolah penyelenggara pendidikan yang ada di Kabupaten Belitung
Timur. Untuk itu pemerintah daerah terus berupaya melengkapi
ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan
standar nasional pendidikan.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


146
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Analisis Pencapaian Sasaran 3.4.2. Meningkatnya Derajat Kesehatan


Masyarakat

Tabel. 3.2.22

Tahun 2017 Capaian Tahun 2018 Capaian


Kinerja Kinerja
No Indikator Sasaran Satuan
Realis Tahun Tahun
Target 2017 (%) Target Realisasi 2018 (%)
asi
1 Angka Harapan Hidup Tahun 71,30 71,37 100 71.52 71.52 100
2 Persentase gizi buruk % < 0,04 0,02 100 0,1 0,1 100
3 Persentase masyarakat % 100 89 89 100 90.00 90
mendapat pelayanan
kesehatan
4 Cakupan kepesertaan % 100 77 77 100 90.07 90.07
Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)
Rata-rata capaian kinerja 91,5 95,01

Berikut analisis capaian sasaran untuk masing-masing indikator :


1. Angka usia harapan hidup
a. Penjelasan
Angka ini didefinisikan sebagai perkiraan banyak tahun yang dapat
ditempuh oleh seseorang sejak lahir, berdasarkan Age Specific Rate atau
rata-rata umur spesifik dari kematian, besar kecilnya usia harapan hidup
suatu generasi sangat dipengaruhi oleh banyaknya penduduk yang mampu
melewati umur tertentu, dan banyaknya penduduk yang dilahirkan hidup
dari suatu generasi sampai mencapai umur tertentu. Usia harapan hidup
ditentukan oleh besarnya angka jumlah kematian bayi. Jika kematian bayi
jumlahnya besar, usia harapan hidup akan rendah.Oleh karenanya,
biasanya di negara-negara maju harapan hidupnya tinggi karena
padaumumnya tingkat kesehatan ibu dan bayinya tinggi.Sebaliknya, di
negara berkembang biasanya relatif rendah karena buruknya tingkat
kesehatan. Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Belitung Timur tahun
2018mencapai 71,52 tahun.Angka ini didefinisikan sebagai perkiraan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


147
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir adalah 71,52
tahun.
b. Analisis Kinerja
Angka Usia Harapan Hidup Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2018
mencapai angka 71.52 tahun (Sumber Badan Perencanaan, Pembanguna,
Penelitian, dan Pengembangan Daerah Kabupaten Belitung Timur). Selama
periode tahun 2010 hingga tahun 2017, Kabupaten Belitung Timur memiliki
rata-rata AHH sebesar 71,01 tahun.Lebih tinggi dari rata-rata AHH nasional
(Indonesia) yang pada periode tersebut mencapai 70,29 tahun. Sementara
itu, rata-rata angka harapan hidup di Belitung Timur tumbuh sebesar 0,10
% persen per tahun selama periode tersebut. Jika dilihat dari aspek
Kesehatan terjadinya peningkatan angka usia harapan hidup Hal ini
dipengaruhi oleh peningkatan kesehatan Ibu dan Anak di kabupaten
Belitung timur, hal ini berkaitan erat dengan angka kematian bayi, pada
tahun 2018 angka kematian bayi dikabupaten Belitung timur 28 kasus/1000
kelahiran hidup atau (13.28) angka ini masih dibawah target nasional yakni
(23/1.000 kelahiran hidup), selain itu juga dipengearuhi oleh indikator
cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan capaian tahun 2018 yakni sebanyak 2.111 ibu hamil
ditolong oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi sehingga
capaian kinerja sebesar (97.37%), hal ini menunjukan semakin
meningkatnya derajat kesehatan Ibu dan anak di kabupaten Belitung
Timur.
c. Solusi
Terus melakukan pembinaan tentang kesehatan Ibu dan anak,
mengoptimalkan program kelas ibu hamil dan meningkatkan kerjasama
antara bidan dengan dokter spesiais untuk penanganan kesehatan bayi, hal
ini nantinya akan menekan angka kematian bayi, karena pada saat ini
angka kematian bayi di kabupaten Belitung Timur cukup tinggi.
Peningkatan capaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatah yang
pelaksanaan kegiatannya dengan sasaran seluruh penduduk dengan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


148
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

berbagai kriteria umur di Belitung Timur dengan kegiatan di dalam Gedung


Puskesmas dan Luar Gedung Puskesmas sebagai upaya meningkatkan
derajat kesehatan sampai dengan usia lanjut. Inovasi Puskesmas dalam
peningkatan kesehatan ibu dan anak juga telah dilaksanakan, antara lain
KABITA GIAT (Kelas Ibu dan Balita Gigi Sehat) di Puskesmas Dendang,
PELITA (Peduli Ibu Hamil, Ibu Nifas, Bayi dan Balita) di Puskesmas Gantung,
YUK NGEJIM ( Yuk Jemput dan Antar Ibu Hamil) di Puskesmas Mengkubang.
2. Persentase gizi buruk
a. Penjelasan
Persentase gizi buruk adalah jumlah seluruh balita gizi buruk yang
ditemukan dan ditangani pada waktu tersebut dibagi dengan seluruh balita
pada tahun tersebut, Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan
(BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-score < −3, dan atau dengan tanda-
tanda klinis (marasmus, kwasiorkor, dan marasmus-kwasiorkor).
Cara Perhitungan/Rumus :
1)

2) Pembilang Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan dan ditangani pada
sarana pelayanan kesehatan sesuai standar di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
3) Penyebut Jumlah seluruh balita pada tahun tersebut di satu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama. 4) Ukuran/Konstanta Persentase (%).
b. Analisis Kinerja
Pada tahun 2017 ditemukan kasus balita gizi buruk 2 balita dan jumlah
seluruh balita sebanyak 12.404 sehingga capaian persentase balita gizi
buruk (0.02%), sedangkan pada tahun 2018 jumlah balita yang terindikasi
gizi burukdi Kabupaten Belitung Timur sampai dengan akhir tahun
sebanyak 10 anak yang mendapat penanganan tata laksana sesuai dengan
prosedur gizi. berdasarkan rumus dibandingkan dengan jumlah balita pada
tahun 2018 sebanyak 9.459 balita sehingga persentase balita gizi buruk
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
149
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

pada tahun 2018(0.1%). Terdapat peningkatan kasus dari tahun 2017,


dengan dilaksanakannya kegiatan sweeping penimbangan pada semua
balita yang tidak berkunjung ke Posyandu. Upaya ini dilaksanakan untuk
mendeteksi lebih awal kasus kekuarangan gizi di Kabupaten Belitung Timur.
Gizi buruk dapat terjadi pada balita dikarenakan berbagai penyebab seperti
kurangnya suplay zat gizi/makanan (penyebab langsung) serta penyakit
infeksi, pola asuh yang tidak baik, perawatan kehamilan yang buruk,
sanitasi yang buruk dan faktor tidak langsung yang berlangsung secara
lama/kronis. Selain itu peningkatan kasus gizi buruk pada balita
dikarenakan secara umum pada saat penimbangan balita sedang dalam
kondisi sakit sehingga terjadi penurunan intake nutrisi yang menyebabkan
turunnya berat badan anak dengan indikasi buruk dilihat sesuai status gizi.
c. Solusi
Penanganan kondisi mengalami perbaikan dengan adanya kegiatan
pemulihan status gizi anak melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
dan konseling gizi masyarakat. Inovasi dalam pemberdayaan di masyarakat
dalam rangka peningkatan gizi keluarga melalui inovasi program CFC
(Community Feeding Center) di Puskemas Manggar, Budidaya tanaman
buah dan sayur dengan metode Hydroponik di Puskesmas Renggiang perlu
terus ditingkatkan, serta peran lintas sektor dan stakeholder untuk terus
menyiapkan generasi sehat.
3. Persentase masyarakat mendapat pelayanan kesehatan
a. Penjelasan
Persentase Masyarakat Mendapat Pelayanan Kesehatan, secara umum
pelayanan kesehatan adalah sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang
tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif(
peningkatan kesehatan ) kuratif dan rehabilitatif dengan sasaran
masyarakat. setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atupun

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


150
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

masyarakat, pada indikator persentase masyarakat mendapat pelayanan


kesehatan untuk pelayanan preventif dapat dilihat dari jumlah kunjungan
pelayanan kesehatan yakni, (kunjungan ibu hamil melakukan pemeriksaan
selama kehamilan, ibu hamil yang mendapatkan pelayanan persalinan,
kunjungan bayi baru lahir, warga Negara usia 15-59 tahun yang
mendapatkan skrining kesehatan dasar, jumlah warga Negara usia 60
tahun yang mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar). Kemudian
dapat dilihat dari pelayanan kesehatan promotif, kuratif dan rehabilitatif,
yang terdiri dari jumlah penderita hipertensi yang mendapat pelayanan
kesehatan, jumlah penyandang DM yang mendapat pelayanan kesehatan
sesuai standar, jumlah ODGJ berat yang mendapat pelayanan kesehatan,
jumlah orang dengan TB yang mendapat pelayanan TB, jumlah orang yang
beresiko terinfeksi HIV mendapat pemeriksaan HIV dan Jumlah peserta
jaminan kesehatan sehingga untuk menghitung persentase masyarakat
mendapat pelayanan kesehatan, jumlah seluruh kunjungan yang diatas
dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut.
b. Analisis Kinerja
Pada tahun 2018 Persentase Masyarakat Mendapat Pelayanan Kesehatan
adalah sebanyak 110.013 jiwa, sedangkan jumlah penduduk pada tahun
2018 adalah sebesar 122.229 jiwa sehingga Persentase masyarakat yang
mendapat pelayanan kesehatan adalah (90%) Sedangkan pada tahun 2017
sebanyak 106.062 jiwa sedangkan jumlah penduduk pada tahun 2017
adalah 119.261 jiwa sehingga persentase masyarakat yang memperoleh
pelayanan kesehatan adalah (89 %). Selisih capaian kinerja pada tahun
2017 dan 2018 sebesar 1%. berdasarkan data yang diperoleh, masih
terdapat 10% penduduk Belitung Timur belum memeriksakan kesehatan.
c. Solusi
Di tahun 2018, definisi persentase pelayanan kesehatan masyarakat
merupakan angka penduduk yang terakses pelayanan kesehatan baik di
dalam gedung Puskesmas, maupun luar gedung Puskesmas. Masih terdapat
10% penduduk yang belum terakses pelayanan kesehatan, sehingga

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


151
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

diperlukan peningkatan kinerja dari unit layanan kesehatan dalam


memberikan/menyampaikan informasi tentang kegiatan preventif,
promotif bahwa tindakan pencegahan penyakit lebih penting dari
pengobatan penyakit. Terus meningkatkan koordinasi antara stakeholder
dan masyarakat agar lebih mengupayakan kegiatan preventif dan promotif,
seperti pepatah ’sedia payung sebelum hujan’. Melalui program pendataan
PIS PK (Program Indonesia Sehat Penyehatan Keluarga), secara door to
door petugas kesehatan berupaya mengumpulkan data kesehatan seluruh
penduduk di kabupaten Belitung Timur, sehingga akses pelayanan
kesehatan 100% dapat tercapai untuk menuju Masyarakat Belitung Timur
yang Sehat, Maju dan Mandiri menuju Belitung Timur Sejahtera.
4. Cakupan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
a. Penjelasan
Cakupan Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional adalah, semua
orang atau masyarakat yang tergabung dalam kepesertaan atau
terdaftar dalam Jaminan kesehatan nasional, jaminan kesehatan
nasional terdiri dari atau rangkuman dari jenis jaminan kesehatan
antara lain, kepesertaan/anggota jaminan kesehatan Penerima Bantuan
Iuran (PBI) APBN, APBD I dan APBD II, Pkerja Penerima Upah (PPU),
Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) Mandiri, kepesertaan/anggota
jaminan kesehatan Bukan Pekerja (BP), JAMKESDA, Asuransi Swasta,
Asuransi Perusahaan.
b. Analisis Kinerja
Pada tahun 2018 jumlah peserta jaminan kesehatan nasional (peserta
PBI APBN, PBI APBD I dan APBD II, PPU,PBPU,BP,JAMKESDA, Asuransi
Swasta, Asuransi Perusahaan) sebanyak 110.103 jiwa yang terdaftar dan
jumlah seluruh penduduk pada tahun 2018 adalah sebesar 122.229 jiwa
sehingga persentase kepesertaan jaminan kesehatan nasional adalah
sebesar (90.07%) sedangkan Pada tahun 2017 jumlah peserta jaminan
kesehatan nasional (peserta PBI APBN, PBI APBD I dan APBD II,
PPU,PBPU,BP,JAMKESDA, Asuransi Swasta, Asuransi Perusahaan)

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


152
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

sebanyak 91.485 jiwa yang terdaftar dan jumlah seluruh penduduk pada
tahun 2017 adalah sebesar 119.261 jiwa sehingga persentase
kepesertaan jaminan kesehatan nasional adalah sebesar (77%) Terjadi
peningkatan kepesertaan jaminan kesehatan sebanyak 13% di tahun
2018. Pencapaian ini, Belitung Timur memperoleh UHC (Universal
Health Coverage).
c. Solusi
Masih adanya masyarakat yang belum terdaftar kemungkinan karena
soal pelayanan, menyangkut prinsip portabilitas. Prinsip portabilitas
dalam program JKN/KIS yang berjalan selama ini belum optimal.
Portabilitas artinya setiap peserta dapat menikmati layanan kesehatan
berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia. Kalaupun seorang peserta
pergi ke daerah lain, ia tetap bias mendapatkan layanan.
Namun, dari sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) masih ada kebijakan
BPJS Kesehatan yang membatasi pelayanan bagi peserta yang berobat di
luar faskes tingkat pertama (FKTP) tempat peserta terdaftar. Peserta
bisa mendapat pelayanan di FKTP itu maksimal 3 kali. Ada juga FKTP
menolak melayani peserta dari FKTP wilayah lain dengan alasan
mekanisme pembayaran untuk portabilitas belum jelas. Jika tetap ingin
dilayani, ia harus menghubungi layanan di daerah asal.
namun untuk kasus darurat relatif berjalan. Tapi hal serupa tidak
ditemui dalam portabilitas pelayanan non darurat. Seharusnya untuk
pembatasan pelayanan sebanyak 3 kali itu ditujukan kepada peserta
yang terdaftar di faskes yang masih dalam satu kabupaten/kota;
menyediakan petugas call center di daerah untuk pelayanan portabilitas;
dan mengembangkan pola pembayaran khusus kepada FKTP yang
memberi pelayanan kepada peserta yang berasal dari FKTP daerah
lain.kemudian yang menyangkut regionalisasi rujukan.Pelayanan dalam
program JKN/KIS dilaksanakan secara berjenjang mulai dari FKTP sampai
faskes rujukan tingkat lanjutan (FKRTL). regionalisasi rujukan tidak tepat
karena menyebabkan peserta terhambat untuk mengakses pelayanan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


153
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

kesehatan.Peserta harus menempuh jarak yang jauh dengan biaya yang


besar untuk mencapai sebuah faskes. Kabupaten Belitung Timur juga
terus berupaya meningkatkan alokasi pembiayaan PBI (Penerima
Bantuan Iuran) dengan kategori keluarga menengah kebawah,
dikarenakan banyaknya kasus di RSUD Belitung Timur terkait
pembiayaan kesehatan pada golongan ini.

Analisis Pencapaian Sasaran 3.5.1 Pengendalian laju pertumbuhan penduduk

Tabel 3.2.23

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian
Capaian
Kinerja
Indikator Satuan Kinerja
Target Realisasi Tahun Target Realisasi
Tahun
2017
2018 (%)
(%)
1 Laju % 2,5 2,05 82 2 1,35 68
pertumbuhan
penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB tahun 2018

1. Laju Pertumbuhan Penduduk


a. Penjelasan
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu,
dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam
sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran.
Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi
selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal
untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan
untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia. Pengertian lainnya
adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu setiap
tahunnya. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah penduduk suatu

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


154
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

wilayah di masa yang akan datang. Pengendalian laju pertumbuhan


penduduk adalah perubahan penduduk berguna untuk memprediksi
jumlah penduduk suatu wilayah di masa yang akan dating. Pengedalian
laju pertumbuhan penduduk terjadi terus-menerus akibat adanya
kelahiran, kematian, migrasi masuk dan migrasi keluar. Untuk
mengurangi laju pertumbuhan laju pertumbuhan penduduk
kabupaten/kota terus berperan aktip membantu mensukseskan
program KB. Maka dengan demikian kualitas penduduk bisa meningkat
jika mengikuti program KB. Tidak hanya itu, masyarakat juga harus lebih
memahami dan mengutamakan pentingnya ber-KB. Dengan demikian,
kualitas SDM nya akan sesuai standart jika warga ber-KB dan kehidupan
ekonominya pun bisa normal. Rumus laju pertumbuhan penduduk,
yaitur = {(Pt /P0)(1/t)-1} x 100
b. Analisis Kinerja
Pengendalian laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2017 terealisasi
sebesar 2,05 % dari target 2,5 % sedangkan pada Tahun 2018 terealisasi
1,35% dari target 2% terjadi penurunan pengendalian laju pertumbuhan
penduduk dari tahun 2017 ke tahun 2018. Data jumlah penduduk ini
diambil dari sumber Dinas Kependudukan dan catatan sipil, penurunan
ini menunjukan tingkat pengendalian laju pertumbuhan penduduk di
Kabupaten Belitung Timur semakin terkendali karena adanya,
perbedaan tingkat pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh
beberapa factor antara lain kelahiran, kematian, dan migrasi serta
ketersediaan fasilitas social dan ekonomi. Hal ini sejalan dengan
proyeksi BPS, Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia per tahun 2014
mencapai 1,40%. Penurunan ini diprediksi oleh keberhasilan program
yang semakin digencarkan BKKBN, migrasi keluar yang semakin
meningkat, dan kesadaran dari masyarakat Indonesi untuk mengatur
jarak kelahiran.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


155
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

c. Solusi
Solusi dalam mengendalikan pengendalian laju pertumbuhan penduduk
yaitu dengan cara merencanakan menikah usia ideal serta
merencanakan kehamilan (Hindari 4T) yaitu Terlalu tua, Terlalu muda,
Terlalu dekat dan Terlalu jauh yang terangkum melalui kegiatan analisa
dampak penduduk melalui sosialisasi ke 22 desa dan 10 sekolah untuk
menekan pernikahan dini dan kegiatan kebijakan pengendalian
penduduk melalui sosialisasi kepada masyarakat dan sekolah-sekolah
yang ada di kabupaten Belitung Timur sehingga pengendalian laju
pertumbuhan penduduk dapat terkendali.

Analisis Pencapaian Sasaran 3.5.2 Terjaminnya perlindungan perempuan dan


anak

Tabel 3.2.24

Capaian
Tahun 2017 Tahun 2018 CapaianK
KinerjaT
IndikatorSasara inerjaTah
No Satuan ahun
n Realisa Realisa un 2018
Target 2017 Target
si si (%)
(%)
Kasus/
1 Rasio KDRT 5:1000 1:1000 85 0,3 0,028 120,67
RT

1. Rasio KDRT
a. Penjelasan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (disingkat KDRT) adalah tindakan yang
dilakukan di dalam rumah tangga baik oleh suami, istri, maupun anak yang
berdampak buruk terhadap keutuhan fisik, psikis, dan keharmonisan hubungan
sesuai yang termaktub dalam Pasal 1 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU PKDRT). Lingkup tindakan
KDRT adalah perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis,
dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


156
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum


dalam lingkup rumah tangga
Rasio KDRT adalah hasil pembagian antara Jumlah Kejadian KDRT dengan
Jumlah Keluarga yang ada. Tahun 2017 capaian kinerja sebesar 11,6% dari yang
ditargetkan dalam Renstra sebesar 0,5% dengan capaian 0,058%, sedangkan
Tahun 2018 capaian kinerja mencapai 9,18 dengan realisasi 0,028%. Penurunan
jumlah KDRT yang ada, dikarenakan intensitas diseminasi / sosialisasi dan
pendampingan kepada masyarakat baik secara langsung oelh Dinas Sosial,
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, maupun oleh Lembaga dan Organisasi
Perempuan yang berada dibawah koordinasi dan binaan Dinas Sosial,
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kab. Belitung Timur (P2TP2A, PKK, Dharma
Wanitadan LK3).
b. Analisa Peningkatan Kinerja
Capaian Kinerja pada Rasio KDRT pada Tahun 2018 mengalami penurunan
persentase Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dari tahun sebelumnya,
bukan berarti Capaian Kinerja untuk Rasio KDRT menurun, sebaliknya kinerja
penyelesaian KDRT meningkat. Adapun data Rasio KDRT 2 tahun terakhir adalah
sebagai berikut:

2015 2016 2017 2018


Indikator
No Sasaran
Kinerja
Jumla Jumla Jumla
Jumlah Jumlah Perse Jumla Perse Jumlah Perse Jumlah Perse
h hKasu hKasu
Kasus RT n h RT n RT n RT n
Kasus s s
Terwujudnya
kesetaraan
gender dan
terlaksananya Rasio 39.06 0,02
1
fasilitasi
1
KDRT
32 37.195 0,086 31
5
0,079 23 39.619 0,058 11 39.950
8
Perlindungan
Perempuan
dan Anak

c. Solusi
Rasio Penanganan KDRT memang seharusnya menurun dikarenakan akan
berimbas pada Kesejahteraan Masyarakat khususnya Keluarga, Perempuan dan
Anak. Butuh kerjasama lintas sektoral dan seluruh elemen dalam masyarakat agar
Kekerasan Dalam Rumah Tangga tidak terjadi, Ketahanan Keluarga meningkat,
Perempuan dan Anak terlindungi.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


157
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Analisis Pencapaian Sasaran 3.5.3.Terwujudnya Pelestarian Seni Dan Budaya

Tabel 3.2.25

Tahun 2017 Capai Tahun CapaianKi


No Indikator Sasaran Satuan an 2018 nerja
Target Realis Kinerj Targ Realis Tahun20
asi a et asi 18 (%)
Tahu
Persentase persentase 91 100 n
100 91 100 100
1 kelompok kesenian 20
tradisional aktif 17
(%
Jumlah event seni kegiatan 10 27 270 10 3 30
2 )
dan budaya
Rata-rata capaian kinerja 189,91
65

1. Persentase kelompok kesenian tradisional aktif


a. Penjelasan
Kesenian merupakan salah satu kekayaan yang sangat bernilai
karena selain merupakan ciri khas dari suatu daerah juga menjadi
lambang dari kepribadiaan suatu bangsa atau daerah, karena kesenian
merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah, maka menjaga,
memelihara dan melestarikan kesenian merupakan kewajiban dari
setiap individu dan masyarakat.
Kesenian tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian
hidup masyarakat dalam suatu sukubangsa tertentu, karena sifatnya
yang lekat dengan hidup masyarakat, kesenian tradisional harus
bersifat aktual. Untuk menjaga aktualisasi seni tradisional langkah-
langkah preservasi perlu dilakukan agar seni tradisional tidak musnah.
Salah satu peran serta masyarakat dalam melestarikan kesenian
tradisional adalah dengan membuat sanggar seni atau kelompok
kesenian tradisional yang di Kabupaten Belitung Timur pada tahu 2018
ini berjumlah 57 kelompok kesenian tradisional, namun dari jumlah 57

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


158
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

kelompok kesenian tradisional tersebut ada 5 kelompok kesenian


tradisional yang tidak aktif lagi.

Jumlah Sanggar/ Kelompok Kesenian Tradisional di Kab. Belitung


Timur Tahun 2018
No. Nama Sanggar/ Alamat Jenis Seni Ket.
Kelompok
Kesenian
1. ANGGREK SMA Negeri 1 Kreasi Baru
Manggar, Kec.
Manggar
2. KEMBANG Desa Lalang Jaya, Kec. Umum/Kreasi
SIMPOR Manggar Baru
3. KEMUNING Desa Lalang Jaya, Kec. Kreasi Baru
Manggar
4. PINANG DARE SMK Negeri 1 Kreasi Baru
Manggar, Kec.
Manggar
5.. NASYID Desa Padang, Kec. Nasyid/Seni
INSTIFADOH Manggar Suara/Vocal
6. MAYANG SMP Negeri 1 Kreasi Baru
Manggar, Kec.
Manggar
7. PERENGGU SMK MITRA NUSA Kreasi Baru
SAKTI BHAKTI, Kec. Manggar
8. SEKAR LANGIT Desa Lalang Jaya, Kec. Tari tidak aktif
Manggar Tradisional
9. AL HIKMAH Desa Kelubi, Kec. Seni Musik
BENTAIAN Manggar Tradisional
10. GROUP HADRA Desa Padang, Kec. Seni Musik
ANNUR Manggar Tradisional
11. HADRA MAINDI Desa Lalang, Kec. Seni Musik
ANNUR Manggar Tradisional
12. AR RAHMAN Desa Kurnia Jaya, Kec. Seni Musik
Manggar Tradisional
13. KECUBUNG SMP Negeri 4 Kreasi Baru
Manggar, Kec.
Manggar
14. NURUL FATAH Desa Kurnia Jaya, Kec. Seni Suara/
Manggar Vocal
15. BULO KUNING SMP Negeri 2 Kreasi Baru
Manggar, Kec.
Manggar
16. GROUP ANTU Desa Lalang, Kec. Tari
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
159
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

BUBU Manggar Tradisional


MANGGAR
17. PINANG Desa Lalang, Kec. Kreasi Baru
GADING Manggar
18. GRIYA BAHANA Desa Lalang, Kec. Kreasi Baru
Manggar
19. SENIANG GARU Desa Lalang, Kec. Kreasi Baru
Manggar
20. MA’INDI AN Desa Lalang, Kec. Seni Musik
NUR Manggar Tradisional
21. SIKAPATAU Desa Buku Limau, Kec. Seni Musik
SIPAKALEBI Manggar Tradisional
22. KEMBANG Desa Kurnia Jaya, Kec. Kreasi Baru
RAMPAI Manggar
23. BUNGA RANTAN SMP Negeri 1 Kelapa Kreasi Baru
Kampit, Kec. Kelapa
Kampit
24. CITRA Desa Senyubuk, Kec. Kreasi Baru
ARTISTIKA Kelapa Kampit
25. ISTANA YUDHA Desa Buding, Kec. Kreasi Baru
Kelapa Kampit
26. PAYONG TARA Desa Senyubuk, Kec. Kreasi Baru
Kelapa Kampit
27. PEMANGGAN Desa Buding, Kelapa Kreasi Baru
Kampit
28. SELINDANG SMP Negeri 2 Kelapa Kreasi Baru
MAYANG Kampit, Kec. Kelapa
Kampit
29. LESONG Desa Mayang, Kec. Seni Musik
PANJANG Kelapa Kampit Tradisional
MAYANG
30. MAYAPADA SMK Negeri 1 Kelapa Kreasi Baru
Kampit, Kec. Kelapa
Kampit
31. NURUL WATON Desa Mentawak, Kec. Seni Musik
Kelapa Kampit Tradisional
32. JARANAN KUDA Desa Mayang, Kec. Seni Musik
KEPANG Kelapa Kampit Tradisional
33. GENAYUN Desa Lenggang, Kec. Kreasi Baru
MERAH Gantung
34. KEMINANG Desa Lenggang, Kec. Kreasi Baru tidak aktif
Gantung
35. KUDA LUMPING Desa Gantung, Kec. Tari
Gantung Tradisional
36. TERATAI SMP Negeri 1 Kreasi Baru
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
160
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Gantung, Kec.
Gantung
37. SERAI WANGI SMA Negeri 1 Kreasi Baru
Gantung, Kec.
Gantung
38. KEMBANG Desa Batu Penyu, Kec. Kreasi Baru
KUNDOR Gantung
39. PITALOKA Desa Lilangan, Kec. Tari tidak aktif
Gantung Tradisional
40. CEMPAKA Desa Gantung, Kec. Tari
PUTIH Gantung Tradisional
41. KETIMANG Desa Gantung, Kec. Tari
BURONG Gantung Tradisional
42. SINAR Desa Gantung, Kec. Kreasi Baru
SEMBULUK Gantung
43. KAMPUNG SENI Desa Lilangan, Kec. Seni Musik
AIRRIA GIRLONG Gantung Tradisional
44. DELITA Desa Jangkang, Kec. Kreasi Baru
Dendang
45. TEMBANG Desa Jangkang, Kec. Kreasi Baru tidak aktif
MAER Dendang
46. TEMBANG Desa Balok, Kec. Kreasi Baru tidak aktif
GONG Dendang
47. CEMPAKA SMP Negeri 2 Kreasi Baru
Dendang, Kec.
Dendang
48. GROUP REBANA Desa Balok, Kec. Seni Musik
AZ ZAHRA Dendang Tradisional
49. BATU Desa Burung Mandi, Kreasi Baru
SEMBAHYANG Kec. Damar
50. PAHAR Desa Burung Mandi, Kreasi Baru
Kec. Damar
51. HADERA TARI AL Desa Mengkubang, Seni Musik
QUDDUS Kec. Damar Tradisional
52. NURRUL Desa Mengkubang, Seni Musik
MUQODDIMAH Kec. Damar Tradisional
53. SENI SMP1DA SMP Negeri 1 Damar, Kreasi Baru
Kec. Damar
54. BINA KREASI Desa Simpang Pesak, Kreasi Baru
REMAJA Kec. Simpang Pesak
55. TREE PANDAWA Desa Tanjung Seni Suara/
Kelumpang, Kec. Vocal
Simpang Pesak
56. DUL MULUK Desa Tanjung Seni Teater/
Kelumpang, Kec. Drama
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
161
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Simpang Pesak
57. BETIONG Desa Lintang, Kec. Seni Musik
BEGUBANG Simpang Renggiang Tradisional

b. Analisis Kinerja
Dalam pelaksanaan kinerja indikator sasaran persentase kelompok
kesenian radisonal aktif target yang hendak dicapai adalah 91% telah
terpenuhi. Adapun kendala yang dihadapi dalam meningkatakan
persentase kelompok kesenian aktif diantaranya :
1. terjadinya perpindahan pengurus kelompok kesenian ke daerah lain
yang mengakibatkan kegiatan kelompok menjadi tidak aktif;
2. sebagian besar pengurus kelompok kesenian tradisional berfokus
mencari nafkah diluar kegiatan berkesenian sehingga kegiatan
kelompok kesenian bukan menjadi perhatian utama yang
mengakibatkan kelompok-kelompok kesenian ini menjadi tidak aktif.
c. Solusi
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjadikan kelompok
kesenian tradisional aktif berkegiatan diantaranya :
1. menambah kegiatan event seni budaya sehingga semakin banyak
kelompok kesenian yang terlibat didalam kegiatan berkesenian;
2. menyebar kegiatan atau event seni budaya ke seluruh Kecamatan
sehingga kelompok kesenian yang berada jauh dari ibukota kabupaten
dapat turut serta dalam kegiatan dimaksud;
3. untuk kelompok kesenian yang jenis keseniannya termasuk langka dan
tidak banyak kelompok kesenian jenis tersebut seperti kesenian antu
bubu difasilitasi dengan cara menampilkan kesenian tersebut di program-
program televisi nasional yang melakukan peliputan seni budaya di
Kabupaten Belitung Timur.

2. Jumlah event seni dan budaya


a. Penjelasan
Getz (1997) mendefinisikan event adalah fana, tidak abadi, dan setiap
event merupakan suatu campuran unik dari durasi, pengaturan,
pengurus, dan orang-orangnya.
Allen (2002) mendefinisikan special event adalah suatu ritual istimewa,
penunjukan, penampilan, atau perayaan yang pasti direncanakan dan
dibuat untuk menandai acara-acara khusus atau untuk mencapai
tujuan sosial, budaya, atau tujuan bersama-sama. Event adalah
peristiwa, kejadian, pertandingan, perlombaan namun arti sebenarnya
adalah suatu acara hajatan yang diselenggarakan untuk memeriahkan
acara ulang tahun, pernikahan, seminar, dan pameran dan biasanya
ada pihak penyelanggara untuk membantu terlaksananya acara
tersebut. Selin itu juga Event dapat diartikan “media komunikasi”.
Merupakan “jembatan” untuk menyampaikan suatu maksud / tujuan
dari principal (client) kepada target, Rangkaian kegiatan yang
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
162
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

memberikan pegalaman secara “live”, langsung dan nyata. Jenis Event


dibedakan menjadi public event dan private event. Yang termasuk
dalam public event adalah: Perayaan budaya, seni atau hiburan, bisnis
atau perdagangan, kompetisi olah raga, pendidikan dan ilmu
pengetahuan, rekreasi, serta politik atau kenegaraan. Sedangkan
private event meliputi perayaan pribadi seperti peringatan hari jadi,
liburan keluarga, pesta pernikahan, dan pesta ulang tahun, serta
event-event social seperti pesta-pesta, gala, dan acara reuni (Getz,
1997)

Jumlah Event Seni Dan Budaya


di Kabupaten BelitungTimur Tahun 2018

No Indikator Kinerja Satuan Capaian Targe Realisas Peningkata


. 2017 t i 2018 n (%)
2018
1. Jumlah event Seni dan kegiatan 3 10 3 30
Budaya

b. Analisis Kinerja
Dalam pelaksanaan kinerja sasaran tahun 2017 pada indikator kinerja
jumlah event seni dan budaya terjadi kekurangtepatan dalam pelaporan
jumlah capaian, hal ini terjadi karena ada kesalahpahaman penafsiran atas
perbedaaanevent dan atraksi yang dilaksanakan, yang dilaporkan pada
tahun 2017 dan tahun-tahun sebelumnya adalah jumlah atraksi pada
kegiatan Penyelenggaraan Atraksi Seni dan Budaya yang pada tahun 2018
ini terlaksana sebanyak 50 kali.

Cakupan Penyelenggaraan Atraksi Seni dan Budaya Tahun 2018


NO. NAMA LOKASI TANGGAL ACARA KETERANGAN
1 Atraksi Seni Kantor Bupati 19 Februari Sanggar
dan Budaya Belitung 2018 Penyambutan Anggrek
Belitong Timur Tamu Bupati
2 Atraksi Seni Pantai Nyiur 3 Februari 2018 KKN Tematik Group Antu
dan Budaya Melambai Bubu
Belitong
3 Atraksi Seni Pantai Nyiur 3 Februari 2018 KKN Tematik Group Beripat
dan Budaya Melambai
Belitong
4 Atraksi Seni Kantor 9 Maret 2018 Sanggar
dan Budaya Disbudpar Penyambutan Anggrek
Belitong Tamu Bupati
5 Atraksi Seni GOR/ 10 Maret 2018 Konser
dan Budaya Komplek Kemanusiaan Sanggar
Belitong Stadion ‘Opick Tombo Ati” Genayun
Damar Merah

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


163
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

NO. NAMA LOKASI TANGGAL ACARA KETERANGAN


6 Atraksi Seni Pantai Nyiur 13 Maret 2018 Shooting My Trip Group Antu
dan Budaya Melambai My Anventure Bubu
Belitong (MTMA)

7 Atraksi Seni Kantor 9 April 2018 Sanggar


dan Budaya Disbudpar Kunjungan Putri Anggrek
Belitong Indonesia
8 Atraksi Seni Kantor 12 April 2018 Kunjungan Ibu Sanggar Serai
dan Budaya Disbudpar Kapolda Kep. Babel Wangi
Belitong
9 Atraksi Seni Pantai Nyiur 15 April 2018 Permintaan dari
dan Budaya Melambai Temu Scooter Sanggar
Belitong Serumpun Sebalai Anggrek
10 Atraksi Seni Kantor Desa 2 Mei 2018 Penutupan TMMD Sanggar
dan Budaya Limbongan Anggrek
Belitong
11 Atraksi Seni Kantor Desa 2 Mei 2018 Penutupan TMMD Sanggar Serai
dan Budaya Limbongan Wangi
Belitong
12 Atraksi Seni Kantor Desa 2 Mei 2018 Penutupan TMMD Sanggar
dan Budaya Limbongan Genayun
Belitong Merah
13 Atraksi Seni Kantor Desa 2 Mei 2018 Penutupan TMMD Sanggar
dan Budaya Limbongan Kembang
Belitong Kundor
14 Atraksi Seni Kantor Desa 2 Mei 2018 Penutupan TMMD Sanggar
dan Budaya Limbongan Kembang
Belitong Rampai
15 Atraksi Seni Kantor Desa 2 Mei 2018 Penutupan TMMD Sanggar
dan Budaya Limbongan Teratai
Belitong
16 Atraksi Seni Kantor 3 Mei 2018 Penyambutan Sanggar
dan Budaya Disbudpar Tamu PT. Adira Genayun
Belitong Merah
17 Atraksi Seni Pantai Nyiur 13 Mei 2018 Penyambutan Sanggar
dan Budaya Melambai Tamu Travel Anggrek
Belitong Surabaya
18 Atraksi Seni Pantai Nyiur 6 Juli 2018 Promosi Budaya Group Antu
dan Budaya Melambai Global TV (GTV) Bubu
Belitong
19 Atraksi Seni Pantai Nyiur 6 Juli 2018 Promosi Budaya Group Beripat
dan Budaya Melambai Global TV (GTV)
Belitong
20 Atraksi Seni GOR/ 19 Juli 2018 Pembukaan Kajari Sanggar
dan Budaya Komplek Cup Pinang
Belitong Stadion Gading
Damar
21 Atraksi Seni Pantai Nyiur 10 Agustus 2018 Support Event Sanggar
dan Budaya Melambai Promosi Pelangi Anggrek
Belitong Travel Mart
22 Atraksi Seni Pantai Nyiur 10 Agustus 2018 Support Event Sanggar
dan Budaya Melambai Promosi Pelangi Hadra Maindi
Belitong Travel Mart Annur

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


164
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

NO. NAMA LOKASI TANGGAL ACARA KETERANGAN


23 Atraksi Seni Pantai Nyiur 10 Agustus 2018 Support Event Sanggar
dan Budaya Melambai Promosi Pelangi Pinang
Belitong Travel Mart Gading
24 Atraksi Seni Pantai 12 Agustus 2018 Belitung Beach Sanggar
dan Budaya Tanjung Festifal Istana Yuda
Belitong Kelayang
25 Atraksi Seni Pantai 12 Agustus 2018 Belitung Beach Group Antu
dan Budaya Tanjung Festifal Bubu
Belitong Kelayang
26 Atraksi Seni Pantai 16 Agustus 2018 KKN Tematik UBB Sanggar
dan Budaya Serdang Anggrek
Belitong
27 Atraksi Seni Kantor Bupati 17 Agustus 2018 HUT RI ke 73 Sanggar
dan Budaya Belitung Anggrek
Belitong Timur
28 Atraksi Seni Kantor Bupati 17 Agustus 2018 HUT RI ke 73 Sanggar Serai
dan Budaya Belitung Wangi
Belitong Timur
29 Atraksi Seni Rumah 14 September Penyambutan Sanggar Serai
dan Budaya Keong 2018 Tamu Famtrip Wangi
Belitong Gantung ta/to Singapura ke
Belitung Timur
30 Atraksi Seni Kantor 4 Oktober 2018 Penyambutan Sanggar
dan Budaya Disbudpar Tamu dari UI Anggrek
Belitong Fakultar Kedokeran
Gigi
31 Atraksi Seni Pantai Nyiur 7 Oktober 2018 Kegiatan Sanggar
dan Budaya Melambai Penyelenggaraan Anggrek
Belitong Atraksi Seni dan
Budaya
32 Atraksi Seni Pantai Nyiur 7 Oktober 2018 Kegiatan Sanggar
dan Budaya Melambai Penyelenggaraan Kembang
Belitong Atraksi Seni dan Rampai
Budaya
33 Atraksi Seni Pantai Nyiur 7 Oktober 2018 Kegiatan Sanggar
dan Budaya Melambai Penyelenggaraan Kemuning
Belitong Atraksi Seni dan
Budaya
34 Atraksi Seni Pantai Nyiur 7 Oktober 2018 Kegiatan Sanggar Bulo
dan Budaya Melambai Penyelenggaraan Kuning
Belitong Atraksi Seni dan
Budaya
35 Atraksi Seni Pantai Nyiur 7 Oktober 2018 Kegiatan Sanggar
dan Budaya Melambai Penyelenggaraan Pahar
Belitong Atraksi Seni dan
Budaya
36 Atraksi Seni Pantai Nyiur 7 Oktober 2018 Kegiatan Sanggar
dan Budaya Melambai Penyelenggaraan Kembang
Belitong Atraksi Seni dan Simpor
Budaya
37 Atraksi Seni Pantai Nyiur 7 Oktober 2018 Kegiatan Sanggar
dan Budaya Melambai Penyelenggaraan Betiong
Belitong Atraksi Seni dan Begubang
Budaya
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
165
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

NO. NAMA LOKASI TANGGAL ACARA KETERANGAN


38 Atraksi Seni Pantai Nyiur 7 Oktober 2018 Kegiatan Group Antu
dan Budaya Melambai Penyelenggaraan Bubu
Belitong Atraksi Seni dan
Budaya
39 Atraksi Seni Pantai Nyiur 7 Oktober 2018 Kegiatan Sanggar
dan Budaya Melambai Penyelenggaraan Basyid
Belitong Atraksi Seni dan Instifadoh
Budaya
40 Atraksi Seni Pantai Nyiur 7 Oktober 2018 Kegiatan Sanggar Batu
dan Budaya Melambai Penyelenggaraan Sembahyang
Belitong Atraksi Seni dan
Budaya
41 Atraksi Seni Kantor DPRD 9 OKtober 2018 HUT Kota Manggar Sanggar
dan Budaya dan Kantor Anggrek
Belitong Camat
Manggar
42 Atraksi Seni Kantor 17 Oktober Penyambutan Sanggar
dan Budaya Disbudpar 2018 Tamu dari Perancis Anggrek
Belitong
43 Atraksi Seni Kantor Camat 28 Oktober Hari Jadi Kota Sanggar
dan Budaya Manggar 2018 Manggar dan Kembang
Belitong Launching Rampai
Landscape Kreasi
Remaja
44 Atraksi Seni Kantor 31 Oktober Belitung Famtrip Sanggar
dan Budaya Disbudpar 2018 with Garuda Anggrek
Belitong Indonesia
45 Atraksi Seni Pantai Nyiur 11 November Kominfo RI Group Antu
dan Budaya Melambai 2018 Bubu
Belitong
46 Atraksi Seni Kanttor 19 November Penyambutan Sanggar
dan Budaya Disbudpar 2018 Tamu Belitung Trip Sembuluk
Belitong
47 Atraksi Seni Rumah 24 November Penyambutan Sanggar Serai
dan Budaya Keong 2018 Tamu Travel Wangi
Belitong Gantung
48 Atraksi Seni Kantor 28 November Penyambutan Sanggar
dan Budaya Disbudpar 2018 Tamu Travel Pinang
Belitong Gading
49 Atraksi Seni Rumah 2 Desember Penyambutan Sanggar
dan Budaya Keong 2018 Tamu Travel Genayun
Belitong Gantung Merah
50 Atraksi Seni Kantor 5 Desember Penyambutan Sanggar
dan Budaya Disbudpar 2018 Tamu Travel Anggrek
Belitong

Adapun jumlah event seni dan budaya Kabupaten Belitung Timur tahun
2018 yang dilaksanakan sebanyak 3 kegiatan, pencapaian kinerja pada sasaran
ini untuk tahun 2018 tercapai 30% dari 10 kegiatan yang ditargetkan, hal ini
terjadi karena taget capaian tidak diubah sedangkan SOTK Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Belitung Timur mengalami perubahan sebagaimana
Peraturan Bupati Belitung Timur nomor 45 Tahun 2016 tentang Susunan
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
166
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Organisasi Tugas Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Belitung
Timur, adapun jenis dan jumlah event yang dilaksanakan dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Kegiatan Seleksi dan Pengiriman Panduan Suara Gita Bahana Nusantara ke
Tingkat Provinsi dan Tingkat Nasional
Kegiatan ini dilaksakan pada tanggal 4 s.d. 5 april 2018 bertempat di Rumah
Makan Vega Desa Baru Kecamatan Manggar, peserta kegiatan ini berasal
dari SMP dan SMA se-Kabupaten Belitung Timur yang diikuti sebanyak 90
peserta. Kegiatan dilaksanakan 2 hari dengan perincian sebagai berikut:
hari pertama tanggal 4 april 2018 melaksakanan pengambilan nada
peserta; hari kedua tangal 5 april 2018 seleksi peserta dengan lagu
pilihannya sesuai dengan kategori suara masing-masing peserta, setelah
selesai seleksi tersebut didapat 12 kategori peserta untuk kemudian dikirim
ke provinsi hanya 8 peserta dengan kategori Alto, Tenor, Sopran dan Bass.
2. Kegiatan Penyelenggaraan Atraksi Seni dan Budaya.
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka melestarikan seni dan budaya
di Kabupaten Belitung Timur sekaligus sebagai ajang pagelaran dan
pertunjukan seni dari pelaku seni dan budaya terutama di beberapa objek
wisata dan pada momen tertentu. Pada tahun 2018 kegiatan ini
dilaksanakan sepanjang tahun selama hampir 11 bulan dengan perincian
kegiatan dilaksakanan pada weekday atau pada hari sabtu dan minggu.
3. Kegiatan Festival Seni dan Budaya Belitong
Festival Seni dan Budaya Belitong diselenggarakan sebagai ajang pagelaran
seni dan budaya bagi pelaku seni, sekaligus sebagai ajang kompetisi
sanggar seni/ pelaku seni di Kabupaten Belitung Timur. Kegiatan ini
diselenggarakan pada tanggal 28 s.d. 30 Juli 2018 di objek wisata pantai
Nyiur Melambai Desa Lalang Kecamatan Manggar. Dalam kegiatan ini
ditampilkan 11 (sebelas) kategori kesenian yang diikuti oleh sekitar 20
sanggar atau kelompok seni. Dari kompetisi tersebut dihasilkan beberapa
peserta dengan penampilan terbaik. Selain mendapat penghargaan peserta
terbaik tersebut selanjutnya diikutsertakan dalam ajang Festival Seni dan
Budaya tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan beberapa event
pertunjukan di tingkat Nasional.
c. Solusi
Hal yang perlu dilakukan dan ditingkatkan adalah pelaksanaan event
yang pada saat ini hanya beskala lokal dapat ditingkakan menjadi event
dengan skala yang lebih besar baik menjadi event berskala provinsi ataupun
menjadi event dengan skala nasional, namun disesuaikan dengan
kemampuan daerah yang utama adalah mendorong masyarakat
melestariakan seni dan budaya agar mampu membuat event-event secara
mandiri.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


167
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Analisis Pencapaian Sasaran 3.5.4 Meningkatnya pemuda berprestasi melalui


peran serta aktif kepemudaan dan olahraga

Tabel 3.2.26

Tahun 2017 Tahun 2018


Capaian
Capaian
No Indikator Satuan Kinerja
Realis Kinerja Reali
Target Target Tahun
asi Tahun sasi
2018
2017 (%)
(%)
1. Jumlah Pemuda
Orang 350 256 73,14 430 332 77,21
pelopor
2. Persentase atlet
berprestasi 85 96,21 113,19
% 80 90 112,5
dalam bidang
olahraga
3. Persentase
nomor cabang
olahraga yang % 100 100 100 100 83.33 83.33
meraih medali
dalam kompetisi
Rata-rata capaian kinerja 59,10 95,2

1. Jumlah Pemuda pelopor


a. Penjelasan
Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting
pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30
(tiga puluh) tahun. Pemuda Pelopor adalah Pemuda yang memiliki integritas
Kepribadian, kemampuan diri serta kemampuan social yang kuat, sehingga
mampu merintis dan mengahasilkan karya rintisan Nyata yang kreatif dan
dapat meimbulkan dampak positif dalam menjawab solusi pembangunan.
Pemuda pelopor mencakup lima bidang kepeloporan pemuda, yakni bidang
pendidikan, bidang Sosial Budaya, pariwisata dan bela Negara, bidang
pengelolaan Sumber daya alam dan Lingkungan, Bidang Pangan, dan Bidang
Tekhnologi Tepat guna, Komunikasi dan Informasi

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


168
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Pembangunan kepemudaan dilaksanakan dalam bentuk pelayanan


kepemudaan, yang berfungsi sebagai pelaksanaan penyadaran,
pemberdayaan, dan pengembangan potensi kepemimpinan, kewirausahaan,
serta kepeloporan pemuda dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Pelayanan kepemudaan dilaksanakan sesuai
dengan karakteristik pemuda, yaitu memiliki semangat kejuangan,
kesukarelaan, tanggungjawab, dan ksatria, serta memiliki sifat kritis, idealis,
inovatif, progresif, dinamis, reformis, dan futuristik.
b. Analisis Kinerja
Berdasarkan evaluasi pengukuran capaian kinerja terhadap indikator sasaran
Jumlah Pemuda Pelopor di Kabupaten Belitung Timur pada Tahun 2018
hanya mencapai 77.20%, dimana pada tahun 2018 jumlah pemuda pelopor
yang ditargetkan sebesar 430 namun terealisasi hanya 332 orang.
c. Solusi
Agar Pemuda pelopor di Belitung Timur dapat terus berkembang, diperlukan
adanya pembinaan dan pengembangan manajemen kepeloporan pemuda,
untuk memberikan dorongan bagi pemuda akan pentingnya peran pemuda
sebagai pelopor dalam pembangunan daerah, dan mampu berkomitmen
untuk menjadi pemuda yang berkarakter, cerdas dalam menyikapi berbagai
informasi yang ada.
Serta melakukan pemberdayaan kader pemuda yang dilaksanakan secara
terencana, sistematis dan berkelanjutan untuk menigkatkan karakter
pemuda yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, demokratis,
bertanggungjawab, dan meningkatkan kapasitas pemuda yang sehat sehat,
cerdas kreatif, inovatif dan mandiri, berjiwa kepemimpinan, kewirausahaan,
kepeloporan dan kebangsaan, dan berdaya saing, dengan melibatkan
partisipasi Pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan stakeholder lainnya.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


169
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

2. Persentase pemuda berprestasi dalam bidang olahraga

Capaian Capaian
Tahun 2017 Kinerja Tahun 2018 Kinerja
No Indikator Sasaran Satuan
Tahun Tahun
Target Realisasi 2017 (%) Target Realisasi 2018 (%)

Persentase Atlet 90 % 96,21 %


2 berprestasi dalam Persen 80 % 112.5 85 % 113.19
bidang olahraga (54/60) (127/ 132)

a. Penjelasan
Pembangunan olahraga mencakup olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan
olahraga prestasi. Ketiga ruanglingkup olahraga ini dilakukan melalui pembinaan
dan pengembangan olahraga secara terencana, sistematik, berjenjang, dan
berkelanjutan, yang dimulai dari pembudayaan dengan pengenalan gerak pada
usia dini, pemassalan dengan menjadikan olahraga sebagai gaya hidup,
pembibitan dengan penelusuran bakat dan pemberdayaan sentra-sentra
keolahragaan, serta peningkatan prestasi dengan pembinaan olahraga unggulan
daerah sehingga olahragawan andalan dapat meraih puncak pencapaian prestasi.
Terdapat sembilan pilar yang menjadi faktor kesuksesan kebijakan olahraga: (1)
dukungan finansial; (2) pemerintah, organisasi, dan struktur; (3) partisipasi dalam
olahraga; (4) identifikasi talenta dan pengembangannya; (5) karier atlet dan
setelah pensiun dari atlet; (6) fasilitas latihan; (7) ketersediaan pelatih dan
pengembangannya; (8) kompetisi nasional dan internasional; dan (9) riset sains
dan inovasi.
Peningkatan prestasi olahraga yang antara lain ditunjukkan oleh perolehan
medali emas, Perak maupun perunggu di beberapa cabang olahraga di tingkat
Daerah maupun tingkat nasional seperti perbaikan peringkat Belitung Timur pada
POPDA, PORPROP dan event olahraga lainnya.
Persentase capaian kinerja sasaran Persentase Pemuda berprestasi dalam bidang
olahraga diukur dengan menggunakan rumus :
Jumlah Atlet Berprestasi dalam bidang 127
olahraga X 100 % = X 100 % 96.21 %
Jumlah Atlet yang ikut Perlombaan 132
Olahraga

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


170
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Persentase capaian Atlet berprestasi dalam bidang Olahraga pada tahun 2018
mengalami peningkatan sebesar 54.69% dari tahun 2017, dimana persentase
capaian pada Tahun 2017 hanya berkisar sebesar 54% dari target sedangkan pada
Tahun 2018 sebesar 113.19% dari target sebesar 85%,
Jumlah tersebut didapatkan berdasarkan jumlah atlet olahraga yang
dikursertakan pada event kejuaraan olahraga pada tahun 2018, dari 132 orang
yang ikut serta, sebanyak 127 orang atlet mendapatkan medali / prestasi.
b. Analisis Kinerja
Analisis peningkatan/penurunan kinerja pada indicator yang diukur, pada tahun
2018 pemuda yang berprestasi dalam olahraga mengalami peningkatan dari
capaian yang diperoleh pada tahun 2017, namun yang pasti pembinaan dan
pelatihan tetap harus dilakukan, terutama pada bidang olah raga prestasi.
c. Solusi
Untuk lebih meningkatkan capaian kinerja pada indicator tersebut, diharapkan
kegiatan olahraga yang diselenggarakan dan diperlombakan agar lebih kompetitif
lagi dalam pembinaan hingga tercapai target prestasi yang optimal.

3. Persentase Nomor Cabang Olahraga yang meraih medali dalam kompetisi

Capaian Capaian
Tahun 2017 Kinerja Tahun 2018 Kinerja
No Indikator Sasaran Satuan Tahun Tahun
2017 2018
Target Realisasi Target Realisasi
(%) (%)

Persentase Nomor Cabang Olahraga


3 Persen 100 100 100 100 83.33 83.33
yang meraih medali dalam kompetisi

a. Penjelasan
Pembangunan olahraga merupakan salah satu pilar untuk memelihara kesehatan
dan kebugaran tubuh yang dapat mendukung produktivitas sumber daya
manusia, Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional mengamanatkan bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
keolahragaan merupakan upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
secara jasmaniah, rohaniah dan sosial dalam mewujudkan masyarakat yang maju,

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


171
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

adil makmur sejahtera, disamping itu olahraga dapat pula membangun karakter
dan jati diri melalui nilai-nilai sportivitas, disiplin, dinamis dan etos kerja
Peningkatan Prestasi Olahraga yang antara lain ditunjukan dengan perolehan
medali emas dibeberapa cabang olahraga ditingkat Daerah. Prestasi Olahraga
dapat mengangkat harkat, martabat dan kehormatan daerah di mata daerah lain,
mempererat persatuan dan kesatuan bangsa dan memperkokoh ketahanan
nasional. Perolehan Medali merupakan puncak akhir dari sebuah perburuan
dalam sebuah kompetisi atas Standarisasi program penyelenggaraan kompetisi
olahraga yang meliputi kualitas pelatih, sumber daya atlit, sarana dan tempat
latihan dan proses latihan
b. Analisis Kinerja
Perolehan medali percabang olahraga pada Tahun 2018 mengalami penurunan
prestasi, dimana pada tahun 2017 seluruh cabang yang diikutsertakan pada event
olahraga kontingen Belitung Timur mendapatkan medali, sedangkan pada tahun
2018 tidak seluruh cabang mendapatkan medali, terutama pada Event Olahraga 4
Tahunan PORPROV
Pada event olahraga 4 Tahunan Tingkat Provinsi [PORPROV] Tahun 2018 yang
dilaksanakan di Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Belitung Timur hanya
berada diperingkat ke 5 dengan 23 Cabang olanhraga yang dipertandingkan,
Kabupaten Belitung Timur hanya mendapatkan Medali Emas sebanyak 35 Medali,
perak sebanyak 39 medali, dan Perunggu sebanyak 46 medali, jumlah tersebut
jauh menurun dibandingkan Event Porprov sebelumnya pada saat Belitung Timur
menjadi tuan rumah event olahraga tersebut pada tahun 2014 tersebut, dimana
kabupaten Belitung Timur berada di peringkat ke 2, dari 23 cabang olahraga yang
diikuti Kabupaten Belitung Timur pada event tersebut, 9 cabang olahraga belum
memperoleh medali.
c. Solusi
Memberikan pembinaan dan pelatihan secara intensif, terhadap cabang – cabang
olahraga yang masih rendah dalam perolehan medali. Serta meningkatkan
koordinasi dan kemitraan terhadap organisasi olahraga dalam mengembangkan
potensi atlet – atlet berprestasi.

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


172
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

3.2. AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG


TIMUR
Penyerapan anggaran belanja langsung di tahun 2018 pada sasaran RPJMD
sebesar 98,69 dari yang dianggarkan sebesar Rp 168.969.693.900,00 dengan
realisasi sebesar Rp 166.749.214.016,37 .
Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran
terbesar pada program/kegiatan di sasaran ‘Terjaminnya perlindungan perempuan
dan anak’ (99,1%). Sedangkan penyerapan terkecil pada program/kegiatan di
sasaran ‘Berkembangnya tata kelola pemerintahan berbasis e-government’
(32,4%), yang disebabkan adanya salah satu pengadaan fisik pada kegiatan dalam
program pendukung sasaran tersebut tidak terselesaikan.
Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2018 yang dialokasikan
untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran pembangunan
disajikan pada tabel berikut:

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


173
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Tabel 3.3-1
Pencapaian Kinerja Sasaran dan Anggaran Tahun 2018

Kinerja Anggaran

Capaian Capaian
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Capaian Capaian
Kinerja Kinerja
Kinerja Kinerja
Satuan Target Realisasi Target Realisasi Anggaran Anggaran
Indikator Sasaran
per per
2018 (%) 2018 (%)
Indikator Sasaran
1 Terwujudnya Jumlah kerjasama
kerja
sistem daerah dibidang Rp Rp
1 sama 10 3 33,33 93,6%
kelembagaan dan teknologi 48.100.000,00 45.003.598,00
daerah
ketatalaksanaan informasi
pemerintahan Rp Rp
Nilai evaluasi AKIP
yang efektif dan 2 Nilai 57,7 63,47 110,00 200.000.000,0 154.749.518,0 77,4%
Kabupaten
efisien 0 0
Persentase
penempatan PNS Rp Rp
82,71 79,0%
3 yang sesuai % 100 100 100 574.145.000,0 431.406.211,0 75,1%
dengan peta 0 0
jabatan
Persentase OPD
Pelayanan Publik
Rp
langsung kepada Rp
4 % 100 87,5 87,5 130.000.000,0 69,8%
masyarakat yang 90.706.603,00
0
menetapkan SOP-
AP

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


36
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

2 Meningkatnya Angka partisipasi


pengetahuan dan Rp Rp
masyarakat
kesadaran 5 % 80 72 88 991.274.500,0 856.736.500,0 86,4%
dalam kegiatan
masyarakat akan 0 0
demokrasi
wawasan
kebangsaan,
93,7 52,3%
toleransi
beragama, Menurunnya
Rp Rp
pemantapan 6 Penyakit % 38,89 38,64 99,35 18,1%
62.850.000,00 11.373.000,00
ideologi negara, Masyarakat
politik dan
demokrasi
3 Terciptanya Opini BPK
pengelolaan 7 terhadap Laporan Opini WDP WDP 100
keuangan daerah Keuangan
yang akuntabel Persentase %
temuan
8 pemeriksaan BPK 50 51,01 102,02
Rp Rp
yang telah
1.705.937.000, 1.233.616.575 72,3%
ditindaklanjuti
00 ,00
Persentase % 97,3 77,0%
temuan
pemeriksaan
9 50 48,69 97,38
Inspektorat yang
telah
ditindaklanjuti
Persentase % Rp Rp
10 serapan belanja 100 89,8 89,8 1.760.690.000, 1.436.644.600 81,6%
daerah 00 ,00
4 Meningkatnya
Presentase OPD Rp
pelayanan publik Rp
11 pelayanan publik % 100 90,47 100 100 100.000.000,0 82,1% 82,10%
82.103.166,00
dengan IKM baik 0

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


37
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

5 Meningkatnya
penataan,
pembinaan dan
penegakan
hukum serta
demokrasi yang
Penurunan Rp Rp
adil dan
12 pelanggaran % 38,89 36,84 143,43 143,43 624.000.000,0 615.136.996,0 98,6% 98,6%
bermartabat
Perda 0 0
dengan kepastian
hukum seluruh
peraturan
perundang-
undangan dilevel
daerah
6 Meningkatnya
Persentase usulan
perencanaan,
masyarakat yang
pelaksanaan dan
13 diakomodir dalam % >60 68,14 100
pengawasan
perencanaan
pembangunan
pembangunan
dengan
memberikan Persentase
Rp Rp
ruang untuk kehadiran
100 2.990.653.900, 2.216.512.020 74,1% 74,1%
partisipasi kelompok
14 % 100 100 100 00 ,00
masyarakat dan masyarakat
swasta dalam proses
perencanaan
Jumlah
stakeholders yang
15 jumlah 9 9 100
menyampaikan
usulan
7 Berkembangnya Jumlah OPD yang
tata kelola 16 menerapkan e- OPD 32 32 100 Rp Rp
pemerintahan gov 100 6.722.000.000, 2.180.078.854 32,4% 32,4%
berbasis e- Jumlah aplikasi 00 ,00
government 17 Aplikasi 2 2 100
yang terintegrasi
BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja
38
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

8 Memperlancar
akses dari dan ke
kecamatan
terjauh dari
ibukota Persentase
Rp Rp
kabupaten serta panjang jalan
18 % 86,26 70,1 81,27 46.239.904.35 45.552.358.21 98,5%
mendorong kabupaten dalam
8,00 5,79
percepatan dan kondisi baik 90,635 95,5%
peningkatan
kualitas layanan
di kawasan
perdesaan
Persentase Rp Rp
19 jumlah jembatan % 100 100 100 528.317.000,0 488.569.545,0 92,5%
kondisi baik 0 0
9 Pemenuhan % Rp Rp
Akses sanitasi
kebutuhan dasar 20 80 81,02 100 2.867.427.000, 2.857.654.800 99,7%
masyarakat
masyarakat 00 ,00
Rp Rp
Pengurangan
21 Ha 20 26,12 100 2.424.835.000, 2.347.548.187 96,8%
kawasan kumuh
00 ,94
94,55 Rp Rp 89,0%
Akses air bersih
22 % 93,66 83,89 89,57 1.459.111.908, 1.454.161.908 99,7%
masyarakat
00 ,00
Presentase
Rp Rp
penduduk
23 % 83 73,57 88,64 14.661.969.00 8.784.347.884 59,9%
berakses air
0,00 ,83
minum
10 Pembangunan Kawasan strategis
Rp Rp
infrastruktur kelautan dan
24 % 88,89 66,67 75 81,25 20.923.331.74 19.839.525.73 94,8% 94,8%
kawasan strategis perikanan dengan
4,00 6,95
infrastruktur baik

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


39
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Kawasan strategis
pariwisata
25 % 88,89 77,78 87,5
dengan
infrastruktur baik
11 Meningkatkan Persentase Ruang Rp Rp
kualitas 26 Terbuka Hijau % 20 9,49 47,45 1.290.950.000, 1.270.180.000 98,4%
lingkungan hidup (RTH) 00 ,00
Presentase luas
Rp Rp
permukiman yang
27 % 98,85 99,12 100 82,48 6.226.662.850, 5.944.295.477 95,5% 95,2%
tertata dengan
00 ,85
baik
Presentase Rp Rp
28 penanganan % 52 56,82 100 4.485.983.000, 4.115.155.450 91,7%
sampah 00 ,00
12 Terwujudnya Rasio panjang
sistem 29 jalan per jumlah Km/unit 0,00811 0,0076 93,71
transportasi baik kendaraan
darat maupun jumlah angkutan Rp Rp
laut dalam rangka 30 penumpang laik unit 4 1 25 72,90 417.349.000,0 404.295.992,0 96,9% 96,9%
pelayanan laut 0 0
distribusi barang Jumlah angkutan
dan penumpang 31 unit 2200 2428 100
barang laik laut
13 Pengendalian dan
Rp Rp
pemanfaatan Ketaatan Tata
32 % 100 65 65 65 535.410.000,0 298.997.238,9 55,8% 55,8%
ruang yang sesuai Ruang
0 9
dengan RTRW
14 Meningkatnya ton Rp Rp
produksi 33 Produksi Padi 7.465 7.031,50 94,19 3.539.102.000, 3.044.238.624 86,0%
pertanian,dan 00 ,00
95,665 94,3%
perikanan ton Rp Rp
Produksi
34 44.159 42.896,67 97,14 5.407.427.500, 5.547.744.400 102,6%
perikanan
00 ,00
15 Meningkatnya Jumlah kunjungan orang Rp Rp
kunjungan 35 180.000 344.996 100 100 88,7% 88,7%
wisata 1.712.412.500, 1.518.134.115

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


40
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

wisatawan baik 00 ,00


wisatawan
Rata-rata lama
domestik 36 hari 1 1 100
tinggal wisatawan
maupun manca
negara
16 Meningkatnya Lama proses hari
37 <5 <5 100
nilai investasi perizinan Rp Rp
daerah Nilai investasi 62,185 607.520.000,0 552.021.900,0 90,9% 90,9%
619.219.5 150.898.690
38 berskala nasional Rupiah 24,37 0 0
61.226 .033
(PMDN/PMA)
17 Meningkatkan Angka
10.750.00
pendapatan 39 pengeluaran Rupiah 10.720.000 99,72 99,72 - - - -
0
masyarakat perkapita
18 Meningkatnya Rp Rp
Persentase
daya saing 40 % 92 57,41 62,4 203.290.500,0 192.779.500,0 94,8%
koperasi aktif
koperasi dan 0 0
56,2 91,6%
UKM masyarakat Rp Rp
Jumlah produk
lokal 41 produk 4 2 50,00 478.117.000,0 422.782.664,0 88,4%
unggulan daerah
0 0
19 Berkurangnya Persentase
jumlah penduduk penyandang
miskin dan masalah
kesenjangan kesejahteraan
sosial sosial yang
Rp Rp
mengikuti
42 % 20 36,84 100 210.905.000,0 191.174.050,0 90,6%
program
0 0
pemberdayaan 97,665 89,0%
masyarakat
melalui Kelompok
Usaha Bersama
(KUBE)
% Rp Rp
Tingkat
43 6,73 7,06 95,33 1.058.050.000, 924.772.690,0 87,4%
kemiskinan
00 0

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


41
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

20 Menurunnya Tingkat Rp Rp
angka 44 pengangguran % 1,83 1,5 118,03 118,03 974.261.000,0 941.649.572,0 96,7% 96,7%
Pengangguran terbuka 0 0
21 Meningkatnya Angka rata-rata
pelayanan 45 tahun 9 8 88,89
lama sekolah
pendidikan
Angka partisipasi %
46 murni sekolah 93,5 102,67 109,81
SD/MI
Angka partisipasi %
47 murni sekolah 84,5 89,19 105,55
SMP/MTs
Angka partisipasi % Rp Rp
48 59,5 45,17 75,92 79,55 32.659.032.24 26.313.631.59 80,6% 80,6%
murni PAUD
0,00 0,00
Angka putus
49 sekolah % 0,175 1,35 -5,71
pendidikan dasar
Persentase
sekolah yang
terakreditasi
50 % 96,5 99,23 102,83
minimal B pada
semua jenjang
pendidikan
22 Meningkatnya Rp Rp
Angka usia
derajat kesehatan 51 tahun 71,52 71,52 100,00 5.568.007.500, 3.203.979.745 57,5%
harapan hidup
masyarakat 00 ,00
Rp Rp
Persentase angka
52 % 0,1 0,1 100 173.200.000,0 163.801.500,0 94,6%
gizi buruk
96,67 0 0 70,7%
Persentase
masyarakat Rp Rp
53 mendapat % 100 90 90 2.289.941.000, 944.898.328,0 41,3%
pelayanan 00 0
kesehatan

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


42
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Cakupan
kepesertaan Rp Rp
54 Jaminan % 100 90.07 90.07 19.198.380.00 17.200.694.08 89,6%
Kesehatan 0,00 3,00
Nasional (JKN)
23 Pengendalian laju
Laju
pertumbuhan Rp146.519.000 Rp137.521.85
55 pertumbuhan % 2 1,35 82 82 93,86%
penduduk ,00 0,00
penduduk
93,86%
24 Terjaminnya
Rp Rp
perlindungan
56 Rasio KDRT % 0,3 0,028 120,67 120,67 137.730.000,0 136.527.175,0 99,1% 99,1%
perempuan dan
0 0
anak
25 Terwujudnya Jumlah kelompok
pelestarian seni 57 kesenian % 91 91 100 Rp1.203.462.5
Rp1.017.472.
dan budaya tradisional aktif 00,00
66,5 103,00 84,5% 84,5%
Jumlah event seni
58 event 10 3 33
dan budaya
26 Meningkatnya Rp Rp
Jumlah Pemuda
pemuda 59 pemuda 430 332 77,21 1.806.103.000, 1.463.294.900 81,0%
Pelopor
berprestasi 00 ,00
melalui peran
Persentase atlet
serta aktif
60 berprestasi dalam % 85 96,21 113,19
kepemudaan dan
bidang olahraga 91,24 85,3%
olahraga. Rp Rp
Persentase 2.112.625.000, 1.891.703.400 89,5%
nomor cabang 00 ,00
61 olahraga yang % 100 83.33 83,33
meraih medali
dalam kompetisi

BAB 3 – Akuntabilitas Kinerja


43
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

BAB 4

PENUTUP

Laporan kinerja (LK) Kabupaten Belitung Timur bertujuan untuk memberikan


gambaran tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan instansi pemerintah sebagai
jawaban dari visi, misi dan tujuan strategis instansi pemerintah yang mengindikasikan
tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan- kegiatan sesuai dengan
program dan kebijakan yang ditetapkan.
Berdasarkan Laporan Kinerja (LK) Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018 ini, dapat
disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kabupaten Belitung Timur telah
memperlihatkan pencapaian kinerja yang BAIK dan signifikan atas sasaran-sasaran
strategis yang telah ditetapkan.
Sasaran strategis Tahun 2016 sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bupati
Belitung Timur Nomor 28 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati
Belitung Timur Nomor 50 Tahun 2016 tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah
Daerah Tahun 2016-2021 di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
berjumlah berjumlah 26 (dua puluh enam) sasaran dengan 61 (empat puluh satu)
indikator sasaran.

BAB 4 - Penutup
182
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

Berdasarkan hasil analisis pengukuran kinerja terhadap 26 (dua puluh enam)


sasaran dan 61 (enam puluh satu) indikator yang diperjanjikan di tahun 2018 yang
mendukung pencapaian sasaran-sasaran tersebut, maka dapat disimpulkan:
a) 39 indikator sasaran dengan kinerja pencapaian Sangat Tinggi
b) 12indikator sasaran dengan kinerja pencapaian Tinggi
c) 1 indikator sasaran dengan kinerja pencapaian Sedang
d) 2 indikator sasaran dengan kinerja pencapaian Rendah
e) 7 indikator sasaran dengan kinerja pencapaian Sangat Rendah
Tabel berikut menyajikan data capaian kinerja sasaran di tahun 2018 :
Tabel 3.3-2
Capaian Kinerja Sasaran tahun 2018
No Sasaran Capaian kinerja
2018 (%)
1 Terwujudnya sistem kelembagaan dan
ketatalaksanaan pemerintahan yang efektif 82,71
dan efisien
2 Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat akan wawasan kebangsaan,
toleransi beragama, pemantapan ideologi 93,7
negara, politik dan demokrasi
3 Terciptanya pengelolaan keuangan daerah 97,3
yang akuntabel
4 Meningkatnya pelayanan publik 90,47
5 Meningkatnya penataan, pembinaan dan
penegakan hukum serta demokrasi yang adil
100
dan bermartabat dengan kepastian hukum
seluruh peraturan perundang- undangan
dilevel daerah
6 Meningkatnya perencanaan, pelaksanaan 100
dan pengawasan pembangunan dengan
memberikan ruang untuk partisipasi
masyarakat dan swasta

7 Berkembangnya tata kelola pemerintahan


berbasis e-government 100

8 Memperlancar akses dari dan ke kecamatan


terjauh dari ibukota kabupaten serta 90,635
mendorong percepatan dan peningkatan
kualitas layanan di kawasan perdesaan

9 Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat 94,55

BAB 4 - Penutup
183
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

10 Pembangunan infrastruktur kawasan


81,25
strategis

11 Meningkatkan kualitas lingkungan hidup 82,48

12 Terwujudnya sistem transportasi baik darat 72,90


maupun laut dalam rangka pelayanan
distribusi barang dan penumpang

13 Pengendalian dan pemanfaatan ruang yang


sesuai dengan RTRW 65

14 Meningkatnya produksi pertanian,dan


95,66
perikanan

15 Meningkatnya kunjungan wisatawan baik 100


wisatawan domestik maupun manca negara

16 Meningkatnya nilai investasi daerah 62,18

17 Meningkatkan pendapatan masyarakat


99,72
18 Meningkatnya daya saing koperasi dan UKM 56,2
masyarakat lokal
19 Berkurangnya jumlah penduduk miskin dan 97,665
kesenjangan sosial

20 Menurunnya angka Pengangguran


100
21 Meningkatnya pelayanan pendidikan
79,55

22 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat


96,67

23 Pengendalian laju pertumbuhan penduduk


82
24 Terjaminnya perlindungan perempuan dan
anak 100

25 Terwujudnya pelestarian seni dan budaya 66,5

26 Meningkatnya pemuda berprestasi melalui 91,24


peran serta aktif kepemudaan dan olahraga.

Dari tabel diatas dapat dilihat sejumlah 15(lima belas) sasaran dengan capaian
Sangat Tinggi, atau baru 57,69% dari total jumlahsasaran yang ada.Namun
BAB 4 - Penutup
184
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018

demikianmasih terdapat 2 (dua)sasarandengan capaian kategori Rendah di tahun


2018, seperti tercantum dalam tabel berikut :

No Sasaran CapaianKinerjaThn
2018

1 Meningkatnya nilai investasi


62,18
daerah

2 Meningkatnya daya saing


56,2
koperasi dan UKM masyarakat
lokal

Hal ini perlu mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Belitung
Timur, agar dapat dirumuskan strategi tindaklanjut untuk meningkatkan capaian
kinerja sasaran-sasaran tersebut.

-o00o-

BAB 4 - Penutup
185
BUPATIBELITUNGTIMUR
PROVINSIKEPULAUANBANGKABELITUNG
PERATURANBUPATIBELITUNGTIMUR
NOMOR 26TAHUN2017
TENTANG
PERUBAHANATASPERATURANBUPATIBELITUNGTIMUR
NOMOR50 TAHUN2016 TENTANGINDIKATORKINERJAUTAMA
PEMERINTAHKABUPATENBELITUNGTIMURTAHUN2016-2021
DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA

BUPATIBELITUNGTIMUR,

a. bahwa untuk mencapai sasaran Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Daerah Kabupaten Belitung Timur Tahun
2016-2021 maka perlu dilakukan perubahan atas Indikator
Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Belitung Timur Tahun
2016-2021 sebagai dasar pengukuran keberhasilan pencapaian
suatu tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati
Belitung Timur Nomor 50 Tahun 2016 tentang Indikator Kinerja
Utama Pemerintah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-
2021;
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 ten tang Pembentukan
Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah,
Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur di
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4268);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 ten tang Pedoman
Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,


Tata Cara Penyusunan, Pembangunan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 ten tang Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 114, Tambaban Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5887);
8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor : PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum
Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi
Pemerintah;
9. Peraturan Daerah Nomor 10 Tabun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Belitung Timur
(Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016
Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 43);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor 11 Tabun
2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-2021
(Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Timur Tabun 2016
Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Belitung
Timur Nomor 44);
11. Peraturan Bupati Belitung Timur Nomor 60 Tahun 2016
tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2016-2021 (Berita Daerah Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2016 Nomor 60);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan PERATURANBUPATI TENTANGPERUBAHANATAS PERATURAN


BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG
INDlKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN
BELITUNGTIMURTAHUN2016-2021.

Pasal I

Merubah ketentuan dalam Lampiran I Peraturan Bupati Nomor 50


Tahun 2016 tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-2021 (Berita Daerah
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016 Nomor 60) sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan ini.
Pasal II

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Belitung Timur.

Ditetapkan di Manggar
pada stus 2017

Diundangkan di Manggar
pada tanggal 7 Agustus 2017
~S&i$TARIS DAERAH

BERITADAERAHKABUPATENBELlTUNGTIMURTAHUN2017 NOMOR 28
a..
"iii
m
4=
a..
E o
.e
"~

(/)
c
m
~
"~ 0-
(5 S
Q)
c C
~ Q)
~ E_
en 0>0
"r;; cO
m m"-
...
.0
Q)
>-)(
~~
.0
s: ~~
~ ~
e!
Q)
a.. a..
m c c
"'0 m m
m m>-»m
E Q)Q)
m 0-0-
en 00
m a.. a..
";::-
~
Q) 00
s: ..c s:
m m m
E EE
...,~
---
~ .~
...., ~
"iii "iii
~
m ~
m
~ ~ ~
c w w
...
CD "iii 'iii
Jl m m
E I I
:::s c c c
t/)
~ ~ ~
o o
0-
o
0-
0-
m
....J
m
....J .s
.t: ..c
e
CD
~
Q)
ca m
-
C
.=
Q
c

C
Q)
"iii
q:;

o
1il
";::
S o
a..
e
CD
Q) ~
a..
~
Q.
~ ~ m
~ ~-------4----~----------+-----------~
..c
j
c
!
ca
fI) c
ca m
(/) s: c
S Q)
c "iii
·c ij::
Q) Q)
E mc
Q)
0- "'0
o
z
.....
~
~
CD
0.
V)
O>C
c-
t'O c
>-t'O
C
t'O
0> ~~
c .9 ';::
t'O ~ Q)
:::J Q) E
0.Q)
~ V) 0.
C .E c
~ C t'O
o t'O :::J
c..
.!'!! m
~2
E
0. ';::s:
t'O
"0 ~.!'!!
t'O
s: Q) E
.... 0.,2,
c_
~ t'O.,
~ :::J :::J
0..
CO E 'c
c 2 '"
.s=.~
~
8.
t'O
e-g
t'O
s
o
:::JE ..-
~ :;::1"0 X
V)
~
t'O ~
'iii
..!
CD
0..
V) c: CO
Q ~ 0 ,- 0
Q)-o .s 0..
! "0£ o.~ "iii c
£ O..J
E c 'iii C C
t'O '"t'O
s:
:::J Q) ~ c: CD CD c: .fJ
en E~ ~ E E ~ ';::
:::J 0 o :::J :::J
~ ~ o Q)
~ E 0. c.. E
o Q)
00
t'O
..J
o 0
00
t'O
..J s
.c ~
c
..
t!
CD
rn
V)

cE
t'O"O
:::JQ..
C
i ~
t'O
"0
CJ)
c .... t'O
I,/)
t! .- .9
c 0>
C
CD 0.. t'O t'O
D. o..~ CO
..
c
(I)

0>
C
t'O
'C'
2
;:)
:::J
C
CD
..
0)
c
0.
'iii t'O
0>>-
"iii .z~§
c
zo
s:
co
E
-
.2,
to
I'-
A
~
~
c:
CO
0)
c:
(I)
"0
~O
::00
:J"-
0.)(
c: ~
~~
CO :J
Qio.
o.c:
O~
o.._!!!
o
s: (I)
CO a.
EO
:Jo..
-,0
CO
.1::'
c:
$I ~
!! co co.s:::.
at .~ c: ~
o
... .:.:. ~
c: co
(I)
(1)0
.! .ii)
co O::.s:::.
E
::s
..t::. C:S
(I) C
C
en ~
E .;:;
:J (I)
o
a. ~o (I)E
co
-l 00..
.c
I!
CD
o
- cO
at ~ CO
C
~ :1!! .~ "O.~
.:
Q
OJ
o
00..
n, 0) co
c:c:"O
E C:o..
~
CO 0)
.:.:. c:
c 0.. co 0 co CO 0
I! ~ -.aEE
n, co co (I)
.c E
CD 0..
D.. co 0..(1)0..0.. ~~
c
c: co
co-
O)CO co
c
c:':':'
:J ~ ~
c:
"0 co
c: >- !!?
=
.... I/)
co (I)
~E 0..
... c
i;; c
co.s:::.
c e!
co co
C
2
0)
0)
.5 o.~ :J c: co
~ (I) c:J!!"E
(I)
1/)"0
co (I) (I) (I)
0..0..0..
o
z
::..
9>
<I>
C
J2a. 0>
C
ro
e:!
Q)
>-
c c
Q) to
0>
E C
::l
0>
C
~
0>
to
>- ~
o C
a. to
o "0
to
s: fI)
ro Q)
E
::l
"0
C
-, to
0>
C
~
C)
to C
>- to
o "E'
a. ro
o a.c
~ ::l
s:
to to g>
E E to
.0
::l
-, ~'O
c
~
8.
to
....I
..c
e
Q) c C
C
to
-
as Cc ro c c to ro
o C to to 0> C ro to 0>
as m§"O
C 0> C
C
~
to
to
C o>C
§"O
.0
C
to jc
Q) to
.¥ to C to a. "0
It» o to;; E~ rl C .~ E~
to~ E
C
t!
Q)

C .0 -
~ E :g
Q) Q) Q)

Q)
0>
C
Q)

to
.....
Q)
to to Q)
sc c~E :g
.0 -
Q)

~~
Q)

fI)
c Q) to C
Q) to C to

f/)
to
.s E
::l
CL a. a. a. 0..0 ala. a. a.. 0..0 "0 O::::l
C
to
to
C
to
o
C
~
Q)
a..
0>
C
~ch E C
C to
~to
~ ~
to
a.
Q)

*
'iii ~ C
to
"0
ro
E
::l
c
Q)
fI)
Q)
., E "0
to
o ch
~ fI)
'iii
~ to
~.o
to
».0
iD
c c
0> to C
~ c~
~ ~ ro
ro~
C
.;:: a. c
0>
Q) Q)
E e 'c
Q) Q)
2i a. a.
o
Z
c
-m
.0
m .s::.
E 'j!!
.~ Q) .s::.
.L: .0 m
m .... E
E 'roU) 0~ ::J
:.::::'
--~
.~
'ro
Q)g
~..-
m x
E
::J
c:
..0
'iii ~~
'e
'0
c
'eQ) 2~
~ E ::J
0>.0
E c m
J!! m~
>-0)
m
"0 ~ III
::J~
c "0 ::J
~ ::J"O
m
.0
"0-6
C c
E Q) 0)
.~ 0.0.
.L: .s::..L:
m J!! m
Eo E-E
::J
::JO
-, ..- 3~
c C
m ~
!! iii m
..
ftI
C
.! 'iii c
m m

'0,
~
'iii
m m

'0,
Q)
~
C
E .L: m m
.L:
:::s
en c ffi c
~ U)
ffi
~ U)
o~ o~
o.J!! o.J!!
m 0) m 0)
_j 0. -' a.
.c
l!
CD c 0>
ffi~
ftI m
m
C
m
C .;::"' ::J .~~
0) c I:r: ~ c
~ ~ m Q) m
C)
c
cf."O 0.."0
E
U) E II)
e
CD
m
.!:
::J
E
m
c
::J
E
D. 0::::1 0::::1
C
c m C
m E~
.s::.
m :.s2 m
O>E ::JEE
C ::J
m ....
::J Q)
.... ....
0) Q)
::J
0:::0... 0...0..
C
0>
C ~
m
~ ..0
C Q) E~
m C ~
O>::J-
.~~
§o>ffi .s::.
~
m
o>mC ....
U)
E
~®cf. ...,::J
C
m
.L:
C ::J
m "5
U)
..0
~
~ C
'0
C m
s m
.L:
::J
m U)
C Q)
C
0) ....
m"E E m
Q) U)
>-Q)
J!!o. o..~ N
N
c:
o m
::J
Z '5'
I-
o
o
a> X
E I::
-
J2::J
::J
g
--
I::
aJ

I::
::J
'-
a>
a.
0)
I::
.!9
:.c
0)
I:: :0
m
~
-- a.
~~
0.0
E~
--
I::
ttl
~
I-
~
::J
"0
m ,.-...
X ~
0::
'ii)
e
a.
(I)..c. 0)
I:: aJ s:
E ttl ttl .~ ttl
::J a.
'c 10 E
_g U)
~ ttl
a,
(I)
c::: ....,::J
I:: I:: I::
.!9 ttl
...... S
S
as ttl .~ .~
..
Q
CD
.c 'ii) I::

'0,
(I)
..lie:: ~
'ii) I::

0)
"ii) I::

0)
~
m m ttl m ttl ttl
E s: m ..c m s: ttl
::s I:: I:: I:: I::
en fij m
'- U)
o..lie::
fij
'- U)
o..lie::
ttl ttl
'-..lie::
m
0.J!! 0.J!! g_J!!
ttl a> ttl a> m a>
...J a. ...J a. ...J a.
.c I::
l'!
CD
ttl
0)
as
-
I:: I:: C
Q ::J
..lie:: aJ ttl
0) 0) 0)
I:: C
~ I::
::J ::J
Q :.:::i .0 .0
C U) a. U) ::J U) ::J
~ m
I:: "0
::J mf: ~-E
CD
D.. 0:1:
(I)
a.. o~
a.
E ::J E
:::J :2 :::J
E I:: :::r:: I:: c C E
ttl m ttl
::>
1::-
m I::
m
I::
m
0)
I::
0)
c
0)
C
::>
c
ttl
m I::m s: 0)
I::
::J
.0
::J
.0
::J
..0 c
ttl_ m
"t::' a> E ttl ::J ::J ::J ::J 0)
a> a.. ..lie::
-E ..c ..c
.... c
..lie:: I:: 2~
(I) ttl
0)
I:: a>
'-
a> m
a> ttl a.. n, ~ n,
a.. "0 a.. 0:: :.:J
0)
I::
~
ttl
.0
U)
~
c 10
~ ::J a.
..lie:: ::J
as 1::"0
=
en ~
m:i:
ttl ttl
..lie:: 0)
I::
0)1::
.£ ::J
I::..lie::
(1)0)
~§ ......
C")
c
o N ~ .....
z N 'S' .....
N .1- M
~
ro
0)
Q) c:
c:
"iii ~
~ ~ 0.
c: jg
ro
-
Q)
E a. Q)
c: c: ~o '0
ro :E;i .s:::. 0)
-0
....
:J c:
~ c: :J
ro
ro >-
~Q) m Q)
m .s:::.
2 ~
E :J .s:::.
co Cl)
o 0)
c: ro
-0
ro
Q)
c.
E "0
c:
.:
,:!,
mm
c:
"~

m
Q)
II)
--
'+-
~
ro
:;
0)
ro c: E
0.
ro
0)
c:
c: ro 'iii :J
ro
~ro ~
0)
";::
c:
:J
";::-
Q)
~
Q)
:J
Q) "c ~ 0.
"0
E
~o
0. ';::
"iii ~:J ro a.
~ .s:::. .s:::. .c: .s:::.
:J ro ro ro ro
-0
E E E E E
a. ...,
:J
~ ...,
:J ...,
:J
c:
jg
!
c
ro
'a'
... Q)
~
! 'iii c:
co ro
E
:s
.c: ro
c:
en ffi ro
.... m
o~
o..!!!
ro Q)
...J a.
.s:::.
~
Q)
ro
o
.s:::.
ro
0)
c:
Q)
c:
Cl)
~
c co
ca .s:::.
en ro
m
2 c:
ro
c:
ro :::>
:::l c:
OJ
ro E E
c: ro ro
~ro
C
ftI C:n; C:n;
"C ';:: ro-o ro-o
c: 0 c: 0
iii Q)
a. ~~ ~:::?!
c:
ro
c:
3<:
II)
"e
~
c:
ro ro
~0) m
jg
«c: c:
Q)
0)
c:
Q)
c: a.
jg c:
ro co
0. "0
ro c:
-0 co
c: 0)
Q)
c. c:
c:
ro
"S
=ro_
ro~ ro
~0) ro
0)
0)
c:
m
....
c:
,~ ~ Q)
c: II)
Q) co
a.
:E E
o
z
..c:
'#.
o
o
x
lU
E
.2.
-c:
::J
s:
..... lU ~
'L:" It)
CJ)
..¥:
.....
I
c: eo
..-
!l
lU
~0)
c:
lU
..c:
tV
E
::J
0)
-
-,
c:
~

c:
'm
lU
>-
::J lU
0)
0) "E
c:
lU ~
0)
c: c:
CJ) lU
0. "'0
t/)
..c:
~~ :m
E0
::Jo
ro
-,0
_..- ~I-
CJ)
.a
0)
c
~
.~
c
en c: c:
c: ~ ~
~ :.0 :g
'iii :.0 "'0
c:
tV c:
CJ) CJ)
~0) a. a.
c:
CJ)
E
..¥:
::J
I·· 'E
.c
e
Q)
'iii fij
::J
10
c:
~
c:
lU
c:
~lU
c:
~
c:
~lU
as ~ ..¥:
C lUlU"'O
0)1-- ~ :.0 :.0 :.0 :.0 :0
tV CJ) ,- :.0 :.0 :.0 :0 :0
..c: ~t/) c:
!
at
c: 0.
Q)O~
I-~
0
lU
0) lU
c:
CJ)
a..
c:
~
c:
CJ)
a..
c:
Q)
o,
CJ)
a..
c: o t/)af~ ~ E t/) t/) t/) t/) t/)
l! -.:t
,-~ 'L:" lU c: c: lU lU
c:
lU
c:
lU
c:
lU
c:
a.. !l c:
Q)
Q. m O~::>
CJ) t/) Q)
~ lU is o is is is
~------~----------------------~----+---------~~ .~
CJ)
~
10
.~ c:
Q) ~lU
"'0 :0
ro
'iii ~Q) :0
c:
o t/)
CJ)
o,
en c:
~
:2 'iii
"0 lU
c: c: o...c:
CJ) 'iii
~ lU
::J 0.
:eo
a:s~
0)
0) i!
::J 0.CJ)
c: lU t/)
lU~ E lU ,_
~0)1-c:
O)::J c:
c:.a
CJ) I- lU c: ::J
Q.~ "'0
t/)
«~
lU
:=
:.0 c:
'iii lU
CJ)
c:
~ lU
>-
lU lU lU
~0) c: Q)
c: lU a.
lU c: ;s
lU ~ ~
>- ::J ~ .5 c:
c: 0) 0)
lU lU
c: 0) c: ..¥: ~
::J
I-
c:
lU
'c 0) ,-
c::2"0
::J 0) ,-
c: c: ~ c: c:
CJ) CJ) CJ) CJ)
~o. -.:t ::Eo.
('1').
c:
lU
o ::J
z a:J
I-
L:.
ro x
E ~
:::s
....,:::s "0
c :::s
ro "0
c c
o ro Q)
o a.
..- >0
ro L:.
Q) ro
0.-
E ,-...
-
_0
roO
a. ..-
.:!, c:'1~
..._,
ro x
"O~ z
~
.s
c :::s
Q)"O
...., ......
><
, .....
E :::s
~
0)"0 Q) 11
c c j....
ro Q) If)
Q)
>00.
a.
~.c ~
:::s ro :::s
"OE "0
:::s :::s :::s
"0 ...... "0
c_ c
Q) c Q)
o.ro a.
L:.
ro -ro s:
- L:. ro
E Q) Eo
-~
:::s If)
...., Q) :::so
:=;I ..-
...
CD
.a
E
:::s c c c
en ~ ~ ~
o o o
a. a. a.
ro ro ro
....J
....J ....J
.c
I! c
CD ~ro
..
Q
ca
..:
m

'0
:0
c
CI)
CI..
c
e
CD
If)
ro
c
Q. o
c c
c c .~ ~
aJ
~ S m~
"0 :::s
aJ c"O
:0 .c Q) :::s
:0 Q) 0) "0
c If)
c: c:
CI) Q) Q)
CI.. ~ a.. a..
c
ro
... c:
L:.
:::s
.0
i
;;
c C
aJ aJ C aJ
c- aJ
ro aJ o.lf)~

aJ
c:ai
E
:::S~
-e :::s
Q)"O
.E >oL:. o.:::s
:::s Q) .-
ro Q) ~
-
Q)
a. ~
If)
CI)
a. E
ro Q)
(.)~....,
ro
:::s"O
.(ij'
....J
s
a.
~
:::s
"0
:::s
:::s-g
:§'~
c c
.~ aJ
- L:.
ro :::s
"0.0
lii
Cl:::S
E
c-e
Q) Q)
10 a.. a.
M
c:
aJ
o :::s
z .5' a.ri
r- C')
z
o

::0
I:\)
C/)
cr
A
o
::0
-I

Q~ OJ
I:\)"C a:
::Teo I»
iil 3 :s
<0 c: cc
I:\) 0. c:
I:\)
I:\)
:::J i
0. I»
I:\) :s
::l

0.0
I:\) s·
:::J I:\)
OC/)
iii"~
::T(1)
iil-g
~ 3
c:
0.
I:\)
I:\)
::l

en
c
3
i
..
c
&

0. c.... c· c:: c.... c....


c: c:
"i. 3 I:\)
~3 _
3 3
iii" 0; 0;
a ::TW ::T ::r
(j)::T "O::T "C (1)
::T3 (1)"0 (1) <
(1) 3 (1) (1)
0. c: 3 3
c: a
~ a.c: 0.
I:\) 0. I:\)
(1) l£
'< I:\)
3 -g ~.
I:\) ~g 0.
!II <0 ...,
_. "0 0- I:\)
:::J
"C "8...,
(1) Ero 0-
t:
a ~bT Q.
(1)
.., _. C/) W
" '<
I:\)
~
::l ~~
iii"
i g3
W
2
::l
::l g:
<0 o 0.
<0 iii"~
c: ::Teo
...,
'<
I:\) W 0
::l <giii"
eo _::T
x iil
.....<0
01:\)
0-
*'

Anda mungkin juga menyukai