Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Media tanam merupakan salah satu syarat apabila kita ini bercocok tanam.
Kondisi media tanam yang meliputi sifat fisik, kimia dan biologi yang sangat
mempengaruhi hasil bercocok tanam baik kualitas. Media tanam yang akan digunakan
harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin dibudidayakan, karena menentukan
media tanam yang tepat untuk jenis tanaman yang berbeda habitatnya merupakan hal
yang sulit. Dalam hal ini media tanam yang digunakan seperti tanah, pasir, dan kompos.
kondisi tanah yang ideal untuk penanaman terung yaitu tanah yang remah, lempung
berpasir, dan cukup bahan organik. Dengan kondisi tersebut, bisanya areasi dan
draenasinya baik, dan tidak mudah tergenang air. Sebenarnya terung bisa ditanam
disegala jenis tanah, asal cukup bahan organik. Menurut Widyawati (2012) media tanam
dalam pot merupakan pengganti tanah, berfungsi tidak hanya sebagai tempat berdirinya
tanaman melainkan juga sebagai penyedia oksigen, air, unsur hara, dan energi panas yang
diperlukan dalam proses metabolisme tanaman. Selanjutnya oleh Risyad dan Ainun
(2015) menyatakan bahwa berbagai bahan dapat digunakan sebagai media tumbuh
tanaman. Bahan tersebut dapat berupa bahan tanah atau bukan tanah. Bahan bukan tanah
dapat merupakan bahan organik dan bahan anorganik. Bahan organik yang umum dipakai
untuk media tumbuh antara lain: sekam padi, serbuk sabut kelapa, serbuk gergaji dan
arang. Sedangkan bahan anorganik antar lain : pasir dan batu bata (Daniel, 2008).

PEMBAHASAN
Dari pengamatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa selama satu bulan lebih
didapat data tentang pengaruh laju penyiraman dan pengaruh komosisi media tanaman
seperti table diatas. Hasil pengamatan tabel diatas menunjukkan bahwa laju penyiraman
menggunakan air sebanyak 300 ml dapat berlaku efektif pada P1 karena pada setiap hasil
rata-rata dari jumlah benih tumbuh, tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun dan lebar
daun menunjukkan nilai rata-rata yang tinggi pada perlakuaan atau pengulangan
penyiraman setiap hari atau P1. Tanaman pada p1 ini mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang stabil dibandingkan pada perlakuan yang lain.
Pada pengamatan pengaruh komposisi media tanam dapat dilihat pada tabel diatas
bahwa tanaman yang mendapat perlakuan M-T-P-pk (1:1:1) jumlah benih yang tumbuh
memiliki nilai rata-rata yang tinggi daripada perlakuan lain, sedangkan nilai rata-rata
untuk tinggi tanaman pada perlakuan MP mendapatkan hasil yang baik dibandingkan
yang lain. Nilai rata-rata pada jumlah daun memiliki nilai tinggi pada perlakuan M-T-P-
pk (1:1:1) , pada nilai rata-rata untuk lebar dan panjang daun memiliki nilai yang berbeda
sehingga pada perlakuan MT-pk (1:1) panjang daun lebih baik pada perlakuan yang lain,
dan lebar daun pada perlakuan MP hasil yang didapat lebih tinggi dibandingkan
perlaukan yang lain.
Pertumbuhan tanaman yang berdeda-beda ini diakibatkan beberapa faktor saat
penentuaan media tanam misalnya tanah pada daerah satu dengan daerah lain sudah
berbeda sehingga menimbulkan pertumbuh yang berbeda, dan dalam hal penyiraman juga
jumlah air yang diberikan melebihi dari kadar yang seharusnya salah satu faktor hujan.

Anda mungkin juga menyukai