Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sulfawati

Nim : 1922078

Reguler 3

A. Proposisi
Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan
predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk
subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Kaliimat Tanya,kalimat
perintah, kalimat harapan , dan kalimat inversi tidak dapa disebut proposisi . Hanya
kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu
dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.
 Jenis-Jenis Proposisi
Proposisi dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :
1. Berdasarkan bentuk
2. Berdasarkan sifat
3. Berdasarkan kualitas
4. Berdasarkan kuantitas
 Berdasarkan bentuk, proposisi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat atau
hanya mengandung satu pernyataan.
2. Majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih dari
satu predikat.
 Berdasarkan sifat, proporsis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak
membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
2. Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam
hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis,
yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.
 Berdasarkan kualitas, proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Positif(afirmatif) adalah proposisi yang membenarkan adanya persesuaian
hubungan antar subjek dan predikat.
2. Negatif adalah proposisi yang menyatakan bahawa antara subjek dan predikat
tidak mempunyai hubungan.
 Berdasarkan kuantitas., proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Umum adalah predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.
2. Khusus adalah predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian
subjeknya.

A. Term
Term adalah suatu kata atau suatu kumpulan kata yang merupakan ekspressi verbal
dari suatu pengertian.
 Bagian dari proposisi yang berfungsi sebagai subyek atau predikat, serta dapat
berfungsi sebagai penghubung antara dua proposisi yang disebut premis dalam
sebuah silogisme.
 Tidak semua kata atau kumpulan kata adalah term, meskipun setiap term itu adalah
kata atau kumpulan kata. Alasannya: tidak semua kata atau kumpulan kata pada
dirinya sendiri merupakan ekspressi verbal dari pengertian, dan bahwa tidak semua
kata pada dirinya sendiri berfungsi sebagai subyek atau predikat dalam suatu
proposisi.
 Term adalah kata atau sejumlah kata yang dapat berdiri sendiri. Jenis kata seperti itu
disebut kata kategorimatis. Misalnya. : bunga, burung, pohon (term tunggal), orang
tua asuh, pencinta lingkungan hidup (term majemuk).
 Ada jenis kata yang tidak bisa berdiri sendiri, baik sebagai subyek maupun predikat.
Ini disebut kata sinkategorimatis. Misalnya : tetapi, beberapa, karena, dengan
cepat. Pada dirinya sendiri kata-kata ini tidak merupakan ekspressi verbal dari
pengertian, dan karena itu tidak merupakan term.
 Kata-kata sinkategorimatis itu selalu tergantung pada kata-kata kategorimatis untuk
membentuk sebuah term. Ump.: kata “berjalan” (kategorimatis, term), “dengan
cepat” (sinkategorimatis, bukan term). Tapi “berjalan dengan cepat”
mengungkapkan suatu pengertian baru, dan karena itu dapat berfungsi sebagai term
dalam sebuah proposisi.
B. Penalaran
Pengertian Penalaran secara umum : Penalaran adalah proses berpikir yang
bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah
konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk
proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

 Penalaran Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal
yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya
yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan
arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media
hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan
penanda status sosial.

Anda mungkin juga menyukai