Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan ( menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Sedangkan psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji perilaku
individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perilaku yang dimaksud adalah,
perilaku motorik yaitu perilaku dalam bentuk gerakan. Perilaku kognitif ialah
perilaku dalam bentuk bagaimana individu mengenal alam disekitarnya. Perilaku
konatif ialah perilaku yang berupa dorongan dari dalam individu. Perilaku afektif
ialah perilaku dalam bentuk perasaan atau emosi.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki perilaku yang berbeda antara masing-
masing individu. Perilaku manusia dipelajari dalam ilmu psikologi, Pendekatan
perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas stimulus yang datang. Ini
berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali. Perilaku
seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku
aneh, dan perilaku menyimpang.
Perilaku tidak boleh disalah artikan sebagai perilaku sosial, yang merupakan
suatu tindakan dengan tingkat lebih tinggi, karena perilaku sosial adalah perilaku
yang secara khusus ditujukan kepada orang lain. Penerimaan terhadap perilaku
seseorang diukur relatif terhadap norma sosial dan diatur oleh berbagai kontrol
sosial. Maka dari itu dinamika perilaku dalam perspektif psikologi pendidikan dapat
dilihat dari perspektif biologis, behaviorisme, kognitif, psikoanalisis, dan
fenomenologi.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dinamika perilaku manusia dalam perspektif psikologi
2. Implikasi dinamika perilaku manusia dalam perspektif psikologi dalam
pendidikan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari dinamika manusia dalam perspektif psikologi
2. Untuk mengetahui bagaimana implikasi perspektif psikologi dalam pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
3. Perspektif Kognitif
Dalam perspektif kognitif sebagian kembali pada akar kognitif dari
psikologi, yakni persepsi, daya ingat, penalaran, dan pemutusan pilihan. Sebagian
lagi sebagai reaksi terhadap behaviorisme. Perspektif ini didasarkan pada
penelitian tentang kognisi modern yang didasarkan pada asumsi berikut.
a. Hanya dengan mempelajari proses mental kita dapat sepenuhnya memahami
apa yang dilakukan oleh suatu organisme.
b. Kita dapat mempelajari proses mental secara objektif dengan memfokuskan
pada perilaku spesifik, sama seperti yang dilakukan oleh ahli perilaku, tetapi
menginterpretasikannya dalam kaitan proses mental dasar.
4. Perspektif Psikoanalisis
Tokoh utama perspektif ini adalah Sigmund Freud. Salah satu pengikutnya
adalah Gustav Jung. Asumsi dasar teori Freud adalah bahwa sebagian besar
perilaku manusia berasal dari proses bawah sadar (unconscious).
Meski Jung merupakan murid dan pengikut Freud, tetapi dalam konsep ini
Jung berpendapat bahwa perilaku manusia pada prinsipnya merupakan collective
unconscious (ketidaksadaran kolektif). Menurut Freud sifat manusia pada
dasarnya negatif; ia yakin bahwa manusia berperilaku didorong oleh insting dasar
yang sama seperti hewan (terutama seks dan agresi).
Dinamika perilaku ditentukan oleh id, ego, dan super ego. Id merupakan
insting atau naluri. Oleh sebab itu jika manusia berkembang hanya instingnya saja
tidak ada bedanya dengan hewan. Oleh sebab itu id sering disebut dorongan
hewani. Id tidak mengenal benar dan salah dan senantiasa bergerak berdasarkan
prinsip pleasure, yaitu kenikmatan atau kesenangan. Sementara itu, ego
merupakan unsur kepribadian yang berpegang teguh pada prinsip kebenaran
berdasarkan logika. Sedangkan super ego merupakan unsur kepribadian yang
bekerja berdasarkan moral.
Jika perkembangan manusia didominasi oleh perkembangan egonya saja ia
akan seperti binatang tetapi jika yang berkembang pada manusia hanya sisi super
egonya saja ia akan seperti malaikat. Menurut perspektif ini perkembangan yang
ideal adalah perkembangan yang seimbang antara id, ego, dan super ego.
5. Perspektif Fenomenologi
Perspektif fenomenologi sering disebut sebagai psikologi humanistik.
Perspektif ini menekankan kualitas yang membedakan manusia dari hewan,
terutama dilihat dari sisi potensi.Perspektif ini memandang kekuatan motif utama
individual adalah kecenderungan ke arah pertumbuhan dan aktualisasi diri.
Manusia memiliki potensi dan memiliki kebutuhan dasar untuk mengembangkan
potensinya sampai penuh (aktualisasi diri). Dinamika perilaku sangat ditentukan
oleh proses dinamika motivasi yang sehat, yakni dinamika motivasi yang ditandai
dengan pencapaian tujuan (goal).
Dinamika motiovasi seseorang yang efektif adalah yang ditandai dengan
pencapaian tujuan. Keberhasilan mencapai tujuan saat ini cendeung membuat
manusia bergerak untuk menempuh tujuan berikutnya. Ketidakpuasan manusia
dalam pencapaian tujuan dipandang positif sebagai dasar pencapaian aktualisasi
diri. Sementara itu manusia yang gagal mencapai tujuan dalam dinamika
perilakunya ia akan frustrasi, yang biasanya ditunjukkan dengan berbagai perilaku
maladjustment seperti konvensasi, sublimasi, rasionalisasi, proyeksi, regresi,
represi, agresi, fiksasi, dan sebagainya.
B. Implikasi dinamika perilaku manusia dalam perspektif psikologi dalam
pendidikan