Disusun oleh :
Nama : Dita Rahmayanti
Nim : A1C419024
Kelas : 005/Reguler C
Dosen pembimbing
1. Dra. Harlis M.Si
2. Retni sulistyoning B. S.Pd, M.Si
Asisten dosen
1. Dhawi
2. Syifa fuadiah
Hasil
Autoklaf
Hasil
IV. Hasil dan pembahasan
4.1. hasil
Berdasarkan praktikum diperoleh hasil
No Keterangan Gambar
1. NA pada labu erlenmeyer
4.2. pembahasan
Media merupakan sarana pertumbuhan untuk mikroorganisme yang
didalamnya mengandung nutrisi untuk menyokong pertumbuhannya. Dalam
petumbuhannya mikroorganisme membutuhkan unsur logam seperti natrium,
kalium, kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga, fosfor, cobalt,
hidrogen, oksigen serta sulfur. Media yang baik adalah media yang
mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme. Media yang biasa
digunakan sebagai pertumbuhan bakteri adalah media NA
Menurut thohari (2019: 726) media nutrien agar atau NA merupakan
media yang berbentuk serbuk berbarna putih kekuningan dan apabila
digunakan akan berbentuk padat karena pada media tersebut mengandung zat
pemadat berupa agar. Komposisi yang penting dalam media ini adalah
karbohidrat dan protein yang terdapat pada ekstrak daging dan pepton sesuai
dengan kebutuhan sebagian besar bakteri. Nutrient agar merupakan suatu
medium yang berbentuk padat yang merupakan perpaduan antara bahan
alamiah dan senyawa-senyawa kimia. Bahan alamiah berupa ekstrak daging
dan senyawa kimia berupa pepton. Agar digunakan sebagai bahan pemadat
karena sifatnya mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa
galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme .
Menurut saputri (2019: 41) PDA atau potato dextrose agar merupakan
media yang baik untuk digunakan pada pertumbuhan jamur dan kapang.
Media PDA merupakan media alami berbentuk padat yang mengadung cukup
banyak karboidrat karena bahan-bahan penyusunya terdiri dari kentang 20%.
Dan glukosa 2% sehingga dapat mempercepat proses pigmentasi dan sporulasi
pada jamur. Sehingga mikro jamur tumbuh lebih baik dibandingnkan dengan
media NA.
Media PDA mampu menumbuhkan jamur karena memiliki kandungan
karbohidat dan keasaman yang rendah yaitu memilki pH 4.5-5,6 sehingga
dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Jamur akan tumbuh optimal apabila
pada media memiliki sumber karbohidrat dan nitrogen yang tinggi. dengn
begitu sumber nutrien tersebut dapat digunakan bakteri sebagai sumber energi,
bahan pembangun sel, dan aseptoe elektron, sumber mineral, serta faktor
pertumbuhan (basarang, 2018 : 121-123).
Pada media pertumbuhan NA menggunakan ekstrak daging sebagai
komposisinya. Daging merupakan media yang subur bagi pertumbuhan
bakteri dan jamur. Komposisi kimia dan kelembaban daging sangat ideal
untuk berlangsungnya proses kehidupan bakteri dan jamur. Daging
mengandung sekitar 75% air, atau berkisar antara 65-85%. Di dalam air
banyak senyawa kimia yang terlarut maupun yang tersuspensi. Air merupakan
medium transportasi diantara serat daging sehingga kadar air berperan peting
pada kehidupan mikroorganisme. daging juga mengandung bahan-bahan
anorganik yang berperan sebagai kation dan anion. Kation dan anion sangat
membantu proses metabolisme pada setiap organisme. Ketersediaan nutrisi
yang lengkap pada daging merupakan tempat yang ideal bagi kehidupan
bakteri dan jamur. Lemak pada daging adalah lemak-lemak netral dan
fosfolipid yang pada kondisi cair sangat disukai oleh mikroorganisme
(prihharsanti, 2009: 67).
Fungi atau jamur (cendawa) adalah organisme heterotrofik mereka
memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda
organik mati yang terlarut, mereka disebut saprofit . Sangat bergantung kepada
nutrisi yang diserapnya. Media PDA memiliki formulasi nutrisi yang
sederhana. Komponen- komponen yang sederhana didalam medium membuat
cendawan mudah menyerap nutrisi. Karbohidrat pada media PDA dimiliki
oleh kentang. Maka dari itu kentang memiliki peranan yang sangat penting
dalam menyuplai nutrisi bagi fungi.
fase pertumbuhan bakteri dan jamur secara berturut-turut adalah sebagai
berikut: Fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan logaritmik,
fase pertumbuhan lambat, fase statis dan fase kematian. Proses pertumbuhan
mikroba baik pada media PDA dan NA diawali dengan masuknya nutrisi dasar
kedalam sel, nutrisi tersebut selanjutnya akan diubah menjadi energi dan
pembentukan bagian vital sel. Lalu dilanjutkan dengan replikasi kromosom
pada kromosim yang melekat pada membran sel. Setelah itu terjadilah
peningkatan jumlah dan ukuran selseperti memanjangnya membran dan
dinding sel, dan ukuran berkembang menjadi dua kali lebih besar. Kemudian
terbentuknya sekat yang dilanjutkan dengan pertumbuhan dinding sel yang
melintang. Pembelahan sel akan membentuk dua sel anakan yang memiliki
sifat yang sama
Suhu yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri bergantung pada jenis
bakteri tersebut. Bakteri dapat tumbuh dan memperbanyak diri dengan suhu
yang rendah ataupun tinggi, namun pertumbuhan itu dapat berjalan lebih cepat
apabila dalam keadaan suhu yang optimal. Berdasarkan rentang suhu dimana
dapat terjadi pertumbuhan, bakteri dikelompokkan menjadi tiga yaitu
Psikrofilik, Mesofilik, dan Termofilik. bakteri termofilik mampu
memperbanyak diri pada suhu optimal lebih dari 45°C dan kisaran umum
pertumbuhan antara 45°Csampai 80°C. akteri ini memilikikemampuan
bertahan pada suhu tinggi karena adanya enzim termostabil serta protein
bakteri termofilik lebih stabil dan tahan panas dibandingkan dengan mesofil
karena protein yang terdapat pada sel bakteri termofilik memiliki ikatan
hidrofobik dan ikatan ionik yang sangat kuat
Sterilisasi adalah kegiatan membebaskan mikroorganisme pada suatu
media. Sterilisasi yang banyak digunakan untuk mensterilkan peralatan dan
bahan bahan adalah sterilisasi fisika . dimana sterilisai ini dapat dilakukan
secara pemijaran dan penyinaran. Autoklaf merupakan alat sterilisasi fisika
menggunakan uap panas bertekanan tinggi yaitu sekitar 121° . alat ini
digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan yang mudah terbakar. Hal ini
sesuai dengan istini (2020:45 ) autoklaf merupakan alat sterilisasi dengan
metode pemanasan dengan uap panas pada suhu 121°C dengan tekanan 1 atm
selama 15 menit.), metode terilisasi dengan autoklaf adalah metode
pemanasan basah.Metode sterilisasi ini sering dipakai karena lebih efisien,
cepat, dan aman. Tujuan sterilisasi adalah menjaga kebersihan supaya
peralatan terbebas dari mikroorgaisme berbahaya sehingga terhindar dari
kontaminasi. Sreilisasi juga sebagai jaminan bahwa suatu produk sudah bersih,
steril, dan aman digunakan oleh konsumen. Sterilisasi menggunakan cara
pemanasan basah dapat membunuh mikroorganisme karena pemanasan basah
dapat menyebabkan denaturasiprotein, termasuk enzim-enzim didalam sel .
Autoklaf yang lebih canggih dilengkapi dengan sumber energi dari listrik,
timer dan thermostat. Kelebihan autoklaf sebagai alat sterilisasi adalah
penggunaannya yang sederhana menggunakan sumber uap dari pemanasan air
selain itu autoklaf sederhana relatif lebih murah dibandngkan autoklaf mahal.
Suhu tinggi pada autoklaf memungkinkan bakteri endospora yang menempel
pada bahan yang mudah terbakar dapat dimusnahkan tanpa merusak alat
tersebut. Kelemahannya sterilisasi menggunakan autoklaf apabila salah satu
pengatur tidak bekerja, maka pekerjaan persiapan media menjadi sia-sia dan
kemungkinan menyebabkan kerusakan total pada autoklaf. Pada autoklaf
sederhana diperlukan beberapa proses validasi yang bisa menjamin kelayakan
autoklaf sehingga alat dan bahan benar-benar steril. Sterilisasi media yang
terlalu lama menyebabkan penguraian gula, degradasi vitamin dan asam-asam
amino, inaktifasi sitokinin zeatin riboside dan perubahan pH yang
berakibatkan depolimerisasi agar (syah, 2009: 66-67)
Tujuan sterilisasi yaitu menjaga kebersihan alat-alat yang akan dipakai
agar kotoran yang terdapat pada alat atau bahan tidak mempengaruhi hasil
penelitian, selain itu agar peneliti tida terkontaminasi mikroba yang terdapat
pada alat atau bahan tersebut. Salah satu alasan dilakukannya sterilisasi untuk
mencegah suatu peralatan cepat rusak, karena alat-alat yang telah digunakan
mengandung bahan kimia dapat mempercepat proses karat pada alat tersebut.
Mencegah adanya infeksi terhadap bakteri berbahaya. Sebagai jaminan suatu
produk sudah steril dan aman digunakan sehingga tidak berbahaya dan
menimbulkan efek tertentu setelah digunakan
V. PENUTUP
5.1 . kesimpulan
Media pertumbuhan mikroorganisme merupakan suatu bahan yang
terdiri dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan
mikroorganisme untuk melakukan pertumbuhan. Media yang baik
untuk pertumbuhan bakteri adalah media NA sedangkan media yang
baik untuk pertumbuhan jamur adalah media PDA
Sterilisasi dapat didefinisikan sebagai proses yang secara efektif
membunuh atau menghilangkan mikroorganisme yang dapat berpindah
(seperti jamur, bakteri, virus) dari permukaan peralatan atau wadah.
Sterilisasi bertujuan agar alat dan bahan yang dipakai dalam keadaan
bersih dan tidak terkontaminasi bakteri
5.2. saran
Kegiatan praktikum sudah berjalan dengan baik. alangkah lebih
bagusnya jika media pertumbuhan yang didemontrasikan terdapat
media-media terbaru agar pengetahuan semakin berkembang
DAFTAR PUSTAKA
Priharsanti, A.H.T. 2009. Populasi Bakteri dan Jamur pada Daging Sapi dengan
Penyimpanan Suhu Rendah. Sains Peternakan. 7(2) : 67
Putri, M,H, sukini, yodong. 2017. Mikrobiologi. Jakarta : kementrian kesehatan
Sakinah A.A.A, Mauboy R.S, Refli. 2019. Penggunaan media tepung limbah ikan
cakalang untuk pertumbuhan bakteri. Jurnal biotropikal sains. 16(3) : 37
Saputri, R. Syauqi, A. Santoso, H. 2019. Penambahan Nutrisi Pottato Dextrose
Agar pada Pembuatan Starter Mikroorganisme Jamur dengan Bahan Baku
Tepung Beras. Jurnal Ilmiah BIOSAINTROPIS 4(2): 41
Sumapow, oksfriani jufri. 2019. Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta : deepublish
Syah. I.S.K. 2009. Penentuan Tingkatan Jaminan Sterilitas pada autoklaf Dengan
Indikator Biologi Spore Strip. Jurnal Farmaka. 14 (1) : 66-67
Thohari, N.M. prestariati, istanto W. 2019. PEMANFAATAN TEPUNG
KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF
NA (Nutrient Agar) UNTUK PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia
coli. Jurnal analis kesehatan sains. 8(2): 726