Anda di halaman 1dari 2

A.

1. B. taklifi
2. D. nasi’ah
3. A. harus dilakukan
4. A. salat
5. A. dua
6. E. nabd
7. A. lizatih
8. A. al-Isra : 78 dan an-Nisa : 6
9. A. objek
10. B. larangan/penghalang
11. B. tahrim
12. A. at-Taubah : 103
13. B. tuntutan untuk ditinggalkan
14. A. ijab
15. E. ibahah
C.
1. Apa yang kamu ketahui tentang 'mahkum fi h dan mahkum 'alaih?
Jawab : Mahkum fih adalah objek hukum,yakni perbuatan seorang mukalaf yang terkait
dengan perintah syar'i (Allah dan RasuI-Nya), baik yang bersifat tuntutan mengerjakan,
tuntutan meninggalkan, dan tuntutan memilih suatu pekerjaan serta yang bersifat syarat,
sebab, halangan, azimah, rukhsah, sah, atau batal.

Mahkum ‘alaih adalah seseorang yang perbuatannya dikenai khitab Allah yang‘disebut
mukalaf. Mukalaf adalah orang yang dibebani hukum. Seorang disebut mukalaf karena
telah mampu bertindak hukum, baik yang berhubungan dengan perintah Allah Swt.
maupun dengan larangannya. Semua perbuatan mukalaf akan dimintai
pertanggungjawaban secara hukum oleh Allah Swt. baik di dunia maupun di akhirat.

2. Sebutkan syarat sahnya memberi beban (taklifi) kepada mukalaf!


Jawaban :
1) Mukalaf mengetahui perbuatan yang akan dilakukan sehingga tujuannya dapat
ditangkap dengan jelas dan dapat dilaksanakan
2) Mukalaf harus mengetahui sumber taklif
3) Perbuatan itu adalah perbuatan yang mungkin dapat dilaksanakan atau boleh
ditinggalkan oleh Mukalaf
3. Hukum taklifi terbagi menjadi lima macam. Sebutkan kelima macam hukum taklifi
tersebut! Jelaskan salah satu ' hukum taklifi tersebut secara singkat!
Jawab: Macam-macam hukum taklifi yaitu
1) Ijab (Wajib)
2) Nabd (Sunah)
3) Ibahah (Mubah)
4) Karahah (Makruh)
5) Tahrim
Ijab merupakan tuntutan syar’I yang bersifat untuk melaksanakan sesuatu atau tidak
boleh ditinggalkan. Bagi orang-orang yang meninggalkannya akan dikenai sanksi
hukuman yang berat dari Allah SWT.

4. Jelaskan perbedaan antara hukum taklifi dan hukum wad‘ i ditinjau dari segi tujuan!
Jawab : hukum taklifi adalah hukum yang berkaitan dengan perbuatan orang mukallaf
baik bersifat tuntutan (wajib, haram, sunnah, makruh, dan khilaful aula) atau bersifat
pilihan (mubah).
contoh: sholat bagi orang mukallaf hukumnya wajib
hukum wad'i: hukum yg diposisikan oleh syara sebagai sebab, syarat, mani, shohih dan
fasid. contoh: dirikanlah sholat sesudah tergelincirnya matahari

5. Jelaskan perbedaan antara hukum taklifi dan hukum wad‘ i ditinjau dari segi
hubungannya dengan kesanggupan orang mukalaf !
Jawab : Dilihat dari sudut kemampuan mukallaf untuk memikulnya, hukum taklifi selalu
dalam kesanggupan mukallaf, baik dalam mengerjakan atau meninggalkannya.
Sedangkan hukum waḍ’i kadang-kadang dapat dikerjakan (disanggupi) oleh mukallaf
dan kadang-kadang tidak

Anda mungkin juga menyukai