Anda di halaman 1dari 33

TUGAS TERSTRUKTUR KMB

MAKALAH HEPATITIS BESERTA ASUHAN KEPERAWATAN

NIM :1490120050R
NAMA :SUMIATI BULU
NERS B

TAHUN AJARAN 2020/2021


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
STIKES NUSANTARA KUPANG
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
 Penyakit hepatitis kini menjadi masalah besar di Indonesia mengingat jumlah penduduk
Indonesia yang juga besar, jumlah penduduk yang besar ini membawa konsekuensi yang
besar pula. Penduduk dengan golongan sosial, ekonomi dan pendidikan rendah dihadapkan
pada masalah kesehatan terkait gizi, penyakit menular serta kebersihan sanitasi yang buruk.
Sedangkan penduduk dengan golongan sosial, ekonomi dan pendidikan tinggi memiliki
masalah kesehatan terkait gaya hidup dan pola makan. Tak mengherankan jika saat ini
penyakit hepatitis menjadi salah satu penyakit yang mendapat perhatian serius di Indonesia.
 Kasus hepatitis di Indonesia cukup banyak dan menjadi perhatian khusus pemerintah.
Sekitar 11 juta penduduk Indonesia diperkirakan mengidap penyakit hepatitis B, ada sebuah
asumsi bahwa 1 dari 20 orang di Jakarta menderita hepatitis B. Demikian pula dengan
hepatitis C yang merupakan satu dari 10 besar penyebab kematian di Dunia. Angka kasus
hepatitis C berkisar 0,5% hingga 4% dari jumlah penduduk. Jika jumlah pendudik Indonesia
saat ini adalah 220 juta maka angka asumsi penderita hepatitis C menjadi 1,1 hingga 8,8 juta
penderita. Jumlah ini dapat bertambah setiap tahunnya mereka yang terinfeksi biasanya tidak
mengalami gejala-gejala spesifik sehingga tidak diketahui oleh masyarakat dan tidak
terdiagnosis oleh dokter. Carrier/pembawa virus hepatitis B dan C berpotensi sebagai
sumber penyebaran penyakit hepatitis B dan C.

B.  Tujuan

     1.   Untuk mengetahui pengertian penyakit hepatitis B

     2.   Untuk mengetahui gejala klinis penyakit hepatitis B

     3.   Untuk mengetahui transmisi penularan penyakit hepatitis B

     4.   Untuk mengetahui pencegahan pada penyakit hepatitis B   


BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Pengertian

Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi
pada sel sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta selular
yang khas. ( Smeltzer dan Bare, 2002)

Hepatitis adalah proses terjadinya inflamasi dan atau nekrosis jaringan hati yang
dapat disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, toksin, gangguan metabolik, maupun
kelainan autoimun. ( Sjamsul Arief )

Hepatitis virus merupakan infeksi hati yang seriing terjadi yang mengakibatkan
destruksi, nekrosis, serta autolisi sel hati. (penerbit buku kedokteran)

2. Klasifikasi

Ada lima bentuk utama hepatitis yang kini dikenal :

 Tipe A (hepatitis infeksiosis atau hepatitis dengan masa inkubasi singkat) paling
sering ditemukan pada diantara pada homoseksual pria dan penderita infeksi HIV.
Umumnya hepatitis A menyebar melalui jalur fekal-oral dengan mengonsumsi
makanan yang terkontaminasi feses penderita hepatitis A.

 b) Tipe B (heoatitis serum atau hepatitis dengan masa inkubasi yang


panjang) paling sering ditumukan pada orang-orang dengan hasil tes HIV yang posistif.
 c) Tipe C ditemukan pada sekitar 20% dari semua kasus hepatitis virus
dan pada sebagian besar kasus pasca transfusi.
 d) Tipe D ( hepatitis delta) menyebabkan sekitar 50% dari semua kasus
hepatitis fulminan yang memiliki angka mortalitas tinggi.
 e) Tipe E ( yang dahulunya dikelompokan ke dalam tipe D dan E dengan
nama hepatitis non-A, non-B) infeksi ini lebih sering ditemukan diantara para dewasa
muda dan pada ibu hamil.
3. Etiologi

 Agen penyebab hepatitis dengan transmisi secara enterik.

Terdiri dari virus hepatitis A (HAV) dan virus hepatitis E (HEV) :

 Virus tanpa selubung

 Tahan terhadap cairan empedu


 Ditemukan ditinja
 Tidak dihubungkan dengan penyakit hati kronik
 Tidak terjadi viremiayang berkepanjangan atau kondisi karier intestinal

2. Agen penyebab hepatitis dengan transmisi melalui darah

Terdiri atas virus hepatitis B (HBV), hepatitis C (HCV), hepatitis D (HDV) :

 Virus dengan selubung


 Rusak bila terpajan cairan empedu/deterjen
 Tidak terdapat dalam tinja
 Dihubungkan dengan penyakit kronik
 Dihubungkan dengan viremia persisten
 Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis yaitu ; virus mumps, virus
rubella, virus cytomegalovirus dan virus herpes.
 Hepatitis dapat juga disebabkan karena alkohol, obat-obatan, penyakit aotuimun
dan penyakit metabolik.

4. Patofisiologi

Kerusakan hati yang terjadi biasanya serupa pada semua tipe hepatitis virus. Cedera
dan nekrosis sel hati ditemukan dengan berbagai derajat. Ketika memasuki tubuh, virus
hepatitis meyebabkan cedera dan kematian hepatosit yang bisa dengan cara membunuh
langsung sel hati atau dengan cara mengaktifkan reaksi imun serta inflamasi. Reaksi
imun serta inflamasi ini selanjutnya akan mencederai atau menghancurkan hepatosit
dengan menimbulkan lisis pada sel-sel yang terinfeksi atau yang berada diekitarnya.
Kemudian, serangan antibodi langsung pada antigen virus menyebabkan destruksi lebih
lanjut sel-sel hati yang terinfeksi. Edema dan pembengkakan interstisium menimbulkan
kolaps kapiler serta penurunan aliran darah, hipoksia jaringan, dan pembentukan parut
serta fibrosis.

5. Manifestasi Klinis

 Stadium prodromal :
 Keluhan mudah lelah dan tidak enak badan yang menyeluruh akibat efek sistemik
inflamasi hati.
 Anoreksia dan sedikit penurunan berat badan akibat efek sistemik inflamasi hati.
 Atralgia dan mialgia akibat efek sistemik inflamasi hati.
 Mual dan muntah akibat efek inflamasi hati pada GI
 Perubahan pada indera pengecap dan pembau yang berhubungan dengan inflamasi hati
 Demam yang terjadi sekunder karena proses inflamasi
 Nyeri pada abdomen kuadran kanan atas akibat inflamasi hati dan iritasi serabut saraf
didaerah tersebut.
 Urine berwarna gelap akibat urobilinogen
 Feses berwarna seperti dempul akibat penurunan sekresi empedu kedalam traktus GI

 Stadium klinis :
 Semua gejala pada stadium prodromal yang semakin parah
 Keluhan gatal-gatal akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah
 Nyeri abdomen atau nyeri tekan pada abdomen akibat inflamasi hati yang
berlanjut
 Gejala ikterus akibat kenaikan kadar bilirubin didalam darah.
 Stadium pemulihan : keluhan dan gejala yang dalami pasien mereda dan selera
makannya kembali pulih.
6. Komplikasi

Komplikasi hepatitis yang paling sering adalah sirosis. Dalam keadaan normal (sehat), sel
hati yang mengalami kerusakan akan digantikan oleh sel-sel sehat yang baru. Pada sirosis,
kerusakan sel hati diganti oleh jaringan parut (sikatrik). Semakin parah kerusakan, semakin
besar jaringan parut yang terbentuk dan semakin berkurang jumlah sel hati yang sehat.
Pengurangan ini akan berdampak pada penurunan sejumlah fungsi hati sehingga
menimbulkan sejumlah gangguan pada fungsi tubuh secara keseluruhan.

Tidak semua pasien dengan hepatitis virus akan mengalami perjalanan penyakit yang
lengkap. Sejumlah kecil pasien (kurang dari 1 %) memperlihatkan kemunduran klinis yang
cepat setelah awitan ikterus akibat hepatitis fulminan dan nekrosis hati massif.

 Hepatitis fulminan, Dicirikan oleh tanda dan gejala gagal hati akut, penciukan hati,
kadar bilirubin serum meningkat cepat, pemajangan waktu protrombin yang sangat nyata
dan koma hepatic.
 Hepatitis kronik persisten, Komplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai
di mana perjalanan penyakit memanjang hingga 4 – 8 bulan, namun pasien akan sembuh
kembali.
 Hepatitis virus akut, Pasien mengalami kekambuhan setelah serangan awal yang
biasanya dihubungkan dengan minum alkohol atau aktivitas fisik yang berlebihan.
 Hepatitis agresif atau kronik aktif, Di mana terjadi kerusakan hati seperti digerogoti
(piecemeal) dan perkembangan sirosis.
 Karsinoma hepatoseluler, Merupakan komplikasi lanjut hepatitis yang cukup
bermakna yang disebabkan oleh dia faktor yang berkaitan dengan patogenesisnya yaitu
infeksi HBV kronik dan sinosis terkait.

7. Pemeriksaan Diagnosis

 Pemeriksaan profil hepatitis mengindentifikasikan antibodi yang spesifik untuk


virus penyebab sehingga tipe hepatitis dapat ditemukan.
 Kadar SGPT dan SGOT (AST dan ALT) meningkat pada stadium prodromal.
 Kadar alkali fosfatase serum sedikit meningkat.
 Kadar bilirubin serum dapat tetap tinggi hingga memsuki stadium lanjut,
khususnya pada kasus-kasus hepatitis berat.
 Jumlah sel darah putih menunjukan neutropenia dan limfopenia sepintas yang
diikutin oleh limfositosis.
 Hasil biosi hati memastikan kecurigaan akan hepatitis kronis.
 Waktu protrombin akan memanjang (waktu protrombin yang melebihi tiga detik
lebih lama dari pada nilai normal menunjukan kerusakan hati yang berat)

8. Penatalaksanaan

 Pengobatan pada hepatitis virus lebih ditekankan pada tindakan pencegahan.


 Rawat jalan, kecuali pasien dengan mual atau anoreksia berat yang akan
menyebabkan dehidrasi.
 Aktivitas fisik yang berlebihan dan berkepanjangan harus dihindari.
 Pembatasan aktivitas sehari-hari tergantung dari derajat kelelahan dan malaise.
 Pemberian interferon-alfa pada hepatitis C akut dapat menurunkan resiko kejadian
infeksi kronik.
 Obat-obatan tidak penting harus dihentikan.

Tidak ada pengobatan spesifik untuk penyakit hepatitis virus. Pengobatan terutama

 Beristirahat- Pasien yang sangat keletihan membutuhkan sering istirahat dan membuat
interval sering istirahat.
 Nutrisi yang adekuat (prioritas utama)- Anjurkan diit karbohidrat tinggi untuk
mensuplai kalori yang cukup. Pemberian makanan melalui IV hanya diperlukan apabila
pemasukan bersifat suportif dan termasuk:peroral terbatas karena mual dan muntah.
 Mencegah terjadinya stress lebih lanjut pada hepar dengan menghindari bahan-bahan
dan obat-obat hepatotoksik.
 Hepatitis toksik ditangani terutama dengan menghindari penyebabnya.
 Setelah terpajan terhadap virus hepatitis A, imunisasi pasif dapat dicapai melalui
penggunaan serum globulin imun yang mengandung anti HAV dengan jumlah yang
adekuat.
Pemajanan hepatitis B seperti pada tertusuk jarum, imunoprofilaksis pasif dapat dicapai
dengan menggunakan titer tinggi anti HBS globulin imun hepatitis B (HBIG). (Tindakan ini
hanya dianjurkan pada pasien beresiko tinggi pasca pemajanan inokulasi.

9. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian Data

 Aktivitas/istirahat: klien mengalami kelemahan, kelelahan, malaise umum.


 Sirkulasi: klien mengalami bradikardi (hiperbilrubinemia berat), ikterik pada sklera,
kulit, dan membran mukosa.
 Eliminasi: urin gelap, diare/konstipasi; feses warna tanah liat, adanya/berulang
hemodialisis.
 Makanan/cairan: klien mengalami hilang nafsu makan (anoreksia), penurunan berat
badan atau meningkat (edema), mual/muntah dan ansites.
 Neurosensosri: klien peka rangsang, cendrung tidur, letergis.
 Nyeri/kenyamanan: klien mengeluh kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan
atas, mialgia, atralgia, sakit kepala, gatal (pruritus), otot tegang dan gelisah.
 Keamanan: adanya transfusi darah, demam, urtikaria, , lesi makulopapular,eritema tak
beraturan, eksaserbasi jerawat, angioma jaring-jaring, eritema palmar, ginekomastia
(kadang-kadang ada pada hepatitis alkoholik), splenomegali, pembesaran nodus
servikal posterior.
 Seksualitas: pola hidup/prilaku meningkat resiko terpajan.

 Penyuluhan/pembelajaran; riwyat diketahui/ mungkin terpajan oleh virus, bakteri atau


toksin, adanya prosedur bedah, terpajan pada kimia toksik, obat resep. Obat jalanan
(IV) atau penggunaan alkohol. Diabetes, GJK, atau penyakit ginjal adanya infeksi
pernapasan atas.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN AKIBAT HEPATITIS B DIRUANG X RSUD GUNUNG JATI
CIREBON

A.      PENGKAJIAN

1.       Biodata

Nama                           : Tn.A

Umur                            : 67 tahun

Pendidikan                 : sd

Agama                          : islam

Pekerjaan                   :wiraswasta

Alamat                          :ds.sindang wangi
Tanggal pengkajian :25-juli-2011

Dx medic                     :hepatitis B

2.       Riwayat kesehatan masa lalu.

a.       Kesehatan masa lalu

Klien pernah mengalami penyakit tipoid -/+ 2 tahun yang lalu, dan sekarang sudah
sembuh.

Klien pernah di operasi dengan keluhan batu ginjal -/+ 8 tahun yang lalu di rawat di RSUD
Majalengka selama 4 (empat) hari.

b.      Riwayat masuk RS

-          Klien datang melalui UGD pada jam 09.30 WIB tanggal 23-07-2011 dengan keluhan
nyeri tekan kuadran kanan atas abdomen dengan skala 3,klien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk, di sertai mual sehingga tidak nafsu makan, lemas, nyeri bertambah bila posisi
duduk dan berkurang bila klien berbaring tidur. Klien merasa nyeri sejak 3 hari yang lalu     

c.       Keluhan utama

      Klien merasa nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen, dengan skala 3.

3.       Riwayat kesehatan keluarga

Klien dan keluarga menyatakan tidak ada yang mempunyai penyakit menular (hepatitis) dan
tidk ada yang mempunyai penyakit turunan.

4.       Data biologis

N Aspek yang dinilai Di rumah Di rumah sakit


O
1 Pola makan dan minum

~ Makan 3x sehari 3x sehari

~ Jenis Nasi, sayur, lauk, Nasi, sayur, lauk,


buah – buahan buah-buahan

Pedas, asam, manis Pedas, asam, manis


~Pantangan
Baik Menghabiskan ¼
~Nafsu makan
porsi

4 - 6 gelas
5 – 6 gelas
~Minum
Air putih, susu bubuk
Air putih
~Jenis
Susu kental
Susu kental
~ Pantangan
Mual, tidak nafsu
Tidak ada keluhan
~ keluhan makan

2 Eliminasi

          Kebiasaan BAB

          Konsistensi

          Warna 1x sehari 1x sehari

           Bau Lembek Lembek

          Kebiasaan BAK Kuning Kuning kadang


seperti teh
          Warna
Khas feaces
          Bau Khas feaces
4 – 6 x sehari
            4 – 6 x sehari
Kuning kadang spt
Kuning
teh
Khas amoniak Khas amoniak

3 Pola aktifitas sehari – hari Dapat melakukan Klien hanya terbaring


aktifitas sebagai di tempat tidur
petani aktifitas dibantu
keluarga

4 Pola istirahat tidur

~ Tidur siang Kadang – kadang +/_  ( 13.00 – 14.30


WIB )

+/_ ( 7 – 8 jam/ 21.00 –


~ Tidur malam ( 7 – 8 jam/ 21.00 –
+/_ 
04.00 WIB )
04.00 WIB ).
Kadang nyeri ulu hati,
Tidak ada
~ Gangguan kembung.

5 Pola kebersihan

~ Mandi 2x sehari 2x sehari

~ Sikat gigi 2x sehari 1x sehari

~ Keramas 2x sehari Tidak pernah


~ Gunting kuku 1x seminggu Tidak pernah

5.       Pemeriksaan fisik

a.       Keadaan umum                                : lemas

Kesadaran                           : compos metis

T=120/80 mmhg

P=92x/mt       

R=20/mt

S=36,7ºC

Berat badan                       : 44kg  TB=53cm

b.      Kepala

Bentuk                                 :  simetris tidak da benjolan.tidak ada nyeri tekan.

Rambut                                                :  hitam keputih putihan, agak kusut, kulit bersih, tidak


tampak adanya lesi (luka) dan benjolan.

Leher                                    : simetris tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran vena
                                              jugolaris, reflek menelan baik.

c.       Mata                                     : mata kanan dan kiri tampak simetris,

Penglihatan                        : normal, tidak ada diplopia, tidak ada ptosis, pupil


                                              isokhor, sclera ikterik, konjungtiva an anemis, klien bisa
membaca papan nama perawat pada jarak +/- 30 cm

d.      Telinga                                  : pendengaran baik, simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen.

e.      Mulut dan fharing

Bentuk mulut                    : simetris, mukosa bibir kering.

Stomatitis                            : tidak ada


Gigi                                        : gigi taring sudah tidak ada

Lidah                                     : kotor agak kekuning-kuningan

palatum                               : lunak tidak ada pembesaran

Tonsil                                    : tidak ada pembesaran

Getah bening                    : tidak ada pembesaran

Tiroid                                     : tidak ada pembesaran

f.        Dada

Thorax                                  : bentuk simetris, pergerakan simetris, tidak ada nyeri.

Pernafasan                         : frekuensi nafas 20x/mnt, bunyi vasikuler

Jantung                                                : bunyi normal (refular), frekuensi 92x/mnt

g.       Abdomen

Bentuk                                 : pembesaran kuadran kanan atas

                                              Nyeri tekan pada kuadran kanan atas  (skala 3) 0,1,2,3,4,5

Bising usus                          : 9x/mnt

Turgor kulit                         : keriput

Pembesaran hepar teraba 3 jari(hepatomegali)

Limfa tidak teraba           

Klien kelihatan meringis kesakitan bila bagian hepar di tekan

h.      Genetalia dan Rektum

Klien mengatakan tidak ada kelainan pada daerah genetalia dan rectum

i.         Ekstermitas Atas: Kekuatan otot kurang di tandai dengan klien lemah dalam  aktifitas.

Bawah: Kekuatan otot kurang,di tandai dengan klien lemah dalam melakukan aktifitas
6.       Data psikologis

a) Status emosi   : Stabil terbukti klien waktu dikaji bersikap sabar dan tenang
b)  Konsep diri                        
 Peran             :Di keluarga klien berperan sebagai ayah dan sebagai
kepala keluarga
 Identitas diri    : Klien menyadari dirinya laki- laki dan bernama
A
 Gambaran diri    : Klien menyukai semua tubuhnya
 Harga diri         : Klien menyatakan dirinya senang bergaul.
c) Gaya komunikasi   : Verbal klien dapat bicara dengan lancer.
Non verbal, terbukti  dengan klien sering meringis bisa ditekan
bagian oedema.

d)     Pola interaksi  : Di rumah klien berinteraksi dengan keluarga dan tetangga


                                              sekitar rumahnya, selama di rumah sakit klien berinta dgn
                                             baik.

e) Pola untuk mengatasi masalah    : Dalam mengatasi masalah klien dibantu oleh
keluarganya.

7.       Data sosial

 Pendidikan           : SD
 Hubungan sosial   : Baik, terbukti dengan adanya pihak keluarga yang
menjenguk  dan menjaganya dengan saabar dan cukup banyak orang
yang menjenguknya
 Gaya hidup     : Sederhana, klien dalam kesehariannya bisa makan –
yang sederhana, tidak terbiasa dengan makanan panas, apa merokok
dan alcohol.

8.       Data spiritual

Keyakinan Agama                    : beragama islam


Kebiasaan beribadah              : Dirumah klien selalu melakukan shlat lima waktu di
rumah   sakit klien tidak ketinggalan mengerjakan sholat lima waktu

  dan selalu berdoa

9.       Data penunjang

Hasil laboratorium tanggal 24 – 07 – 20011

a.       Kimia darah

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Gukosa normal 115 mg% 70 – 120 mg %

Glukosa 2 jam PP 120 mg %

Kneatinin 0, 84 mg 0,5 – 1,1 mg %

Ureum 38, 3 10 – 50 mg %

SGOT 120 u/I < 22 u/I

SGPT 40 u/I < 21 u/I

HBSAg (+) (-)

Billirubin Serum 2,9 mg / ml 2,5 mg / ml

b.      Hematologi

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


WBC 9,6 103 / nm3 < 4,0 – 10,0 >

HGB 12,7 9 / dl < 12,0 – 16, 0 >

PLT 182 103 / mm < 150 – 450 >


c.       Pengobatan

No Nama obat Pemberian Dosis Indikasi

1. Acran Intra Vena 2x1 1. Pencegahan dan


pengobatan tukak
lambung
2. Amoxan 500 mg Intra Vena 2x1
2. Infeksi saluran
pencernaan, saluran
pernafasan,
perkemihan.
3. Clast Oral 3x1
3. Peptik, gastro
duodenitis, mual
4. Becombion Oral 2x1 dan muntah

4. Enterkolitis,
sariawan,
kerusakan perenkim
5. Neurosanbe 500 Intra Vena 1 amp /
hati, anoreksia.
kolf
5. Pencegahan dan
pengobatan
kekurangan vitamin
D12, B1, B6.
6. D 5% Intra Vena
500 mg
Parental
-

ANALISA DATA
No Data Penyebab Masalah
1. DS: -klien mengeluh nyeri bila di Infasi virus Gangguan rasa
tekan bagian kuadran kanan atas nyaman nyeri

abdomen
Hepar
-klien mengatakan nyerinya
seperti ditusuk-tusuk ↓

Hati mengadakan perlawanan

DO: klien meringis bila di tekan ↓

bagian kuadran kanan atas Hipertopi


abdomen.

-ada pembesaran pada kuSadran
Pembuluh darah dan saraf-
kanan atas
saraf tertekan
-skala nyeri 3

TTV:
Suplai oksigen menurun
T=120/80 mmhg

P=92x/mt                                       
Metabolisme anaerob
R=20/mt

S=36,7ºC
Pengeluaran asam laktat

Nyeri
2. Fungsi hepar terganggu Nutrisi kurang
dari kebutuhan
DS: -klien mengeluh kurang ↓
nafsu makan
Fungsi metabolic
-terasa mual bila makan
-karbohidrat
DO: -klien menghabiskan ¼ porsi
-protein
makan
-lemak
-BB 44kg terganggu

-TB 153cm ↓

-Dx Hepatitis B Gangguan system pencernan

-SGOT 120u/L (mual, lemah/lesu)

-SGPT 40u/L
3 DS: klien mengeluh lemas tidak Fungsi untuk merubah Intoleran aktivitas
bisa melakukan aktivitas seperti glukosa dan monosakarida
biasanya. terganggu

DO:klien terlihat lemas Karbohidrat

-klien terlihat dibantu oleh ↓


keluarga dalam melakukan
Energi
aktivitas

Kelemahan

Diagnosa keperawatan

1.       Gangguan rasa nyaman nyeri b.d hepatomegali


2.       Nutrisi kurang dari kebetuhan, b.d mual
3.       Intoleran aktivitas b.d penurunan energi
INTERVENSI

N Tgl/ja Dx Tujuan intervensi Rasional Para


o m f
1 25-07- Gangguan rasa Setelah di 1. Observasi TTV 1. untuk
11 nyaman nyeri b.d lakukan stiap 6jam mengetahui
Hipertropi tindakan keadaan
11.00
hepar(Hepatomega keperawatan umum pasien
li) di tandai selama 3x24 2. Kaji sifat dan
2. untuk
dengan : jam,rasa skala nyeri
mengtahui
nyeri teratasi
DS: - klien keadaan
dgn kriteria:
mengeluh nyeri 3. Latih klien nyeri yg di
bila ditekan pada -klien melakukan teknik rasakan
bagian kuadran merasa sdkit Relaksasi dgn 3. teknik
kanan atas nyaman
-klien mengatakan -skala nyeri nafas dalam relaksasi dgn
nyerinya seperti berkurang nafas dalam
4. atur posisi
ditusuk-tusuk menjadi 2 dapat
klien senyaman
mengurang
DO: klien mungkin dan
relaksasi
meringis bila di prtahankan tirah
nyeri
tekan bagian baring ktika
kuadran atas pasien mengalami 4.
abdomen. Gangguan rasa mengurangi
nyaman pda tegangan
 -ada pembesaran
abdomen. otot,mnguran
pada kuadran
gi kbutuhan
kanan atas
metabolic
abdomen.
dan
melindungi
hati.
-skala nyeri 3 5. alihkan
perhatian klien
terhadap nyeri
dgn ngobrol, baca
Koran 5. Dengan

6. kolaborasi dgn mengalihkan

dokter utk perhatian

pemberian analge klien tidak

tik berfokus
pada nyeri

6.
mengurangi
intabilitas
traktur
gastrointestit
al dan nyeri
serta
gangguan
rasa nyaman
pada
abdomen

dx  25- Gangguan  Setelah 1. kaji setatus 1. untuk


2 07-11 pemenuhan dilakukan nutrisi klien mengetahui
kebutuhan nutrisi tindakan keadaan klien
b.d mual ditandai keperawatan
2. untuk
11.00 dgn : selama 3x24 2. timbang berat
memantau
jam nutrisi badan tiap hari
Ds: berat badan
terpenuhi 3. awasi
Klien mengeluh dgn kriteria: 3. untk
pemasukan
kurang nafsu mengetahui
-klien tdk jumlah kalori
makan banyak
mengeluh
sedikitnya
mual
4. berikan makanan
Do: -nafsu yamg masuk
makanan sedikit
-klien makan dalam frekuensi 4. untuk
menghabiskan ¼ meningkat sering menghindari
porsi makan -klien mual dan
5. berikan
-BB 44kg menghabisk keperawatan refluk
an 1 porsi mulut sebelum lambung
-Tb 153 cm
makanan makan

5.

6. anjurkan menghilangk

makan pada an rasa tak

posisi duduk enak, dan

tegak dapat
meningkatka
n nafsu
makan
7. berikan 6.
pemasukan yg menurunkan
mengandung rasa penuh
kalori tinggi dan pada
karbohidrat abdomen dan
dapat
meningkatka
n pemasukan
8. kolaborasi
dengan ahli diet
7. untuk
dalam memenuhi
mmenuhi
kebutuhan pasien
kebutuhan
tubuh

9. kolaborasi
dengan doktek
8. berguna
dalam pemberian
membuat
vitamin anti
program diet
ametik 
untuk
memenuhi
kebutuhan
klien

9.
mengurangi
mual dan
memenuhi
kebutuhan
serta
membantu
dalam proses
pemyembuha
n
3 25-07- Intoleransi Setelah di 1. kaji aktifitas 1.
11 aktifitas b.d lakukan klien Mengetahui
penurunan energi tindakan kebutuhan
11.00
ditandai dengan: selama 3x24 aktififitas
jam,aktifitas klien
ds : klien
terpenuhi
mengeluh lemas, 2. untuk
dengan
tidak bisa 2. bantu aktifitas pemenuhan
kriteria:-
melakukan klien aktifitas klien
klien bisa
akivitas seperti
melakukan 3.
biasa
aktifitas meningkatka
do:- klien terlihat walaupun n istirahat
lemas 3. tingkatkan tirah dan
ada
baring/duduk ketenangan
      -klien terlihat pengawasan
dari untuk
di bantu keluarga
keluarga dan menyediakan
dalam melakukan
perawat energi dan
aktivitas
melancarkan
peredaran
darah.

4.
menghindari
resiko
kerusakan
jaringan

4. ubah posisi 5. tirah

klien tiap 2jam baring lama

sekali akan
menurunkan
kemampuan
5. berikan latihan
tentang gerak
sendi pasip

IMPLEMENTASi

No Tgl/jam Implementasi Paraf


Dx 1 25-07-03 T1 : mengobservasi TTV

R1 :

10.00 T: 120/80 mmHg

P: 92x/mnt

R: 20x/mnt

S: 86,7ºC          
T2: mengkaji sifat dan skala nyeri

R2:

 -sifat nyeri tekan seperti ditusuk

-skala nyeri 3 (nyeri mengganggu)

T3: mengatur posisi klien dgn posisi yang nyaman.

R3:klien tidur dgn satu bantal.

Klien mengatakan sedikit nyaman

T4: melatih klien untuk melakukan teknik relaksasi dgn


nafas dalam

R4: klien mengerti dan mau melakukan relaksasi dgn


nafas dalam

T5: menganjurkan kepada klien untuk mengalihkan


perhatian dgn cara banyak ngobrol dgn keluarga
ataupun dgn penunggu pasien yang lainnya, supaya tdk
terfokus pada nyeri.

R5: klien mengatakan mau melakukan sambil


tersenyum

10.20
T6: kolaborasi dgn dokter untuk pemberian obat anti
nyeri dan anti biotic

-memberikan obat acran 1 amp dan amoxan melalui IV

R6: klien mau diberikan obat lewat selang infuse

-tidak da efek samping yang disarankan misalnya


alergi, mengantuk dan pusing

Dx2 25-07-03 T1: mendiskusikan jenis makanan yang disukai

R1:

10.30 -klien menyukai nasi, sayur dan kupat tahu

-klien kurang suka terhadap makanan yang disajikan


RS

T2: Menganjurkan pd klien untuk duduk pada saat


makan dan minum

R2: klien mengerti sambil menganggukan kepala dan


mau melaksananakan nya

T3: menganjurkan pada klien untuk makan sedikit tapi


sering

11.00 R3: klien mengerti dan mau melakukan nya


T4: kolaborasi dgn dokter untuk pemberian obat mual.

-memberikan obat clast melalui oral setengah jam


sebelum makan.
11.20
R4: Klien mau diberikan obat

T5: menyajikan makanan yang hangat dan menarik

R5:

-klien mau makan makanan yang disajikan


12.40
-klien hanya menghabiskan ¼ porsi makanan yang
disajikan.

T6: mengkaji apakah klien masih mual, berkurang atau


bertambah, dan apakah masih ada kembung

R6: klien mengtakan masih mual, namun kembung tidak

13.30 ada

T7: mengganti cairan infuse D 5%, 20 tetes/mnt, di


oplos dgn neurosambe 5000 satu amp/kolf.

R7: cairan infuse terpasang 20 tetes/mnt dgn


neurosambe 5000 satu amp/kolf

 Dx 25-07-11 T1 : menganjurkan untuk lebih banyak beraktifitas


3 R1 : klien tampak tidur

10.30 T2 :  menganjurkan kepada keluarga pantau dan awasi


WIB klien serta bantu klien dalam melakukan aktifitas

R2 :  keluara klien mau melakukannya

12.40WI  T3 : menganjurkan beraktifitas sesuai dengan


B kemampuan

 R3 : klien mampu beraktifitas dengan melakukan


berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi sambil di
bantu keluarga dan perawat

BAB III

PENUTUP

Demikian yang dapat kami sajikan mengenai materi tentang pneumokoniosis dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang berhubungan dengan judul
makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demisempurnanya makalah ini dan penulisanmakalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya.

Semoga makalah ini berguna bagi penulis khususnya dan juga bagi para pembaca
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Gastrointestinal.Perpustakaan Nasional. Katalog Dalam Terbitan(KDT)

Mohammad juffrie, dkk.2011.Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi.Perpustakaan


Nasional: Katalog Dalam Terbitan(KDT)

2011.Patofisiologi.Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan(KDT)

Suratun dan Lusianah.2010.Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem

Anda mungkin juga menyukai