NIM :1490120050R
NAMA :SUMIATI BULU
NERS B
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit hepatitis kini menjadi masalah besar di Indonesia mengingat jumlah penduduk
Indonesia yang juga besar, jumlah penduduk yang besar ini membawa konsekuensi yang
besar pula. Penduduk dengan golongan sosial, ekonomi dan pendidikan rendah dihadapkan
pada masalah kesehatan terkait gizi, penyakit menular serta kebersihan sanitasi yang buruk.
Sedangkan penduduk dengan golongan sosial, ekonomi dan pendidikan tinggi memiliki
masalah kesehatan terkait gaya hidup dan pola makan. Tak mengherankan jika saat ini
penyakit hepatitis menjadi salah satu penyakit yang mendapat perhatian serius di Indonesia.
Kasus hepatitis di Indonesia cukup banyak dan menjadi perhatian khusus pemerintah.
Sekitar 11 juta penduduk Indonesia diperkirakan mengidap penyakit hepatitis B, ada sebuah
asumsi bahwa 1 dari 20 orang di Jakarta menderita hepatitis B. Demikian pula dengan
hepatitis C yang merupakan satu dari 10 besar penyebab kematian di Dunia. Angka kasus
hepatitis C berkisar 0,5% hingga 4% dari jumlah penduduk. Jika jumlah pendudik Indonesia
saat ini adalah 220 juta maka angka asumsi penderita hepatitis C menjadi 1,1 hingga 8,8 juta
penderita. Jumlah ini dapat bertambah setiap tahunnya mereka yang terinfeksi biasanya tidak
mengalami gejala-gejala spesifik sehingga tidak diketahui oleh masyarakat dan tidak
terdiagnosis oleh dokter. Carrier/pembawa virus hepatitis B dan C berpotensi sebagai
sumber penyebaran penyakit hepatitis B dan C.
B. Tujuan
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi
pada sel sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta selular
yang khas. ( Smeltzer dan Bare, 2002)
Hepatitis adalah proses terjadinya inflamasi dan atau nekrosis jaringan hati yang
dapat disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, toksin, gangguan metabolik, maupun
kelainan autoimun. ( Sjamsul Arief )
Hepatitis virus merupakan infeksi hati yang seriing terjadi yang mengakibatkan
destruksi, nekrosis, serta autolisi sel hati. (penerbit buku kedokteran)
2. Klasifikasi
Tipe A (hepatitis infeksiosis atau hepatitis dengan masa inkubasi singkat) paling
sering ditemukan pada diantara pada homoseksual pria dan penderita infeksi HIV.
Umumnya hepatitis A menyebar melalui jalur fekal-oral dengan mengonsumsi
makanan yang terkontaminasi feses penderita hepatitis A.
4. Patofisiologi
Kerusakan hati yang terjadi biasanya serupa pada semua tipe hepatitis virus. Cedera
dan nekrosis sel hati ditemukan dengan berbagai derajat. Ketika memasuki tubuh, virus
hepatitis meyebabkan cedera dan kematian hepatosit yang bisa dengan cara membunuh
langsung sel hati atau dengan cara mengaktifkan reaksi imun serta inflamasi. Reaksi
imun serta inflamasi ini selanjutnya akan mencederai atau menghancurkan hepatosit
dengan menimbulkan lisis pada sel-sel yang terinfeksi atau yang berada diekitarnya.
Kemudian, serangan antibodi langsung pada antigen virus menyebabkan destruksi lebih
lanjut sel-sel hati yang terinfeksi. Edema dan pembengkakan interstisium menimbulkan
kolaps kapiler serta penurunan aliran darah, hipoksia jaringan, dan pembentukan parut
serta fibrosis.
5. Manifestasi Klinis
Stadium prodromal :
Keluhan mudah lelah dan tidak enak badan yang menyeluruh akibat efek sistemik
inflamasi hati.
Anoreksia dan sedikit penurunan berat badan akibat efek sistemik inflamasi hati.
Atralgia dan mialgia akibat efek sistemik inflamasi hati.
Mual dan muntah akibat efek inflamasi hati pada GI
Perubahan pada indera pengecap dan pembau yang berhubungan dengan inflamasi hati
Demam yang terjadi sekunder karena proses inflamasi
Nyeri pada abdomen kuadran kanan atas akibat inflamasi hati dan iritasi serabut saraf
didaerah tersebut.
Urine berwarna gelap akibat urobilinogen
Feses berwarna seperti dempul akibat penurunan sekresi empedu kedalam traktus GI
Stadium klinis :
Semua gejala pada stadium prodromal yang semakin parah
Keluhan gatal-gatal akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah
Nyeri abdomen atau nyeri tekan pada abdomen akibat inflamasi hati yang
berlanjut
Gejala ikterus akibat kenaikan kadar bilirubin didalam darah.
Stadium pemulihan : keluhan dan gejala yang dalami pasien mereda dan selera
makannya kembali pulih.
6. Komplikasi
Komplikasi hepatitis yang paling sering adalah sirosis. Dalam keadaan normal (sehat), sel
hati yang mengalami kerusakan akan digantikan oleh sel-sel sehat yang baru. Pada sirosis,
kerusakan sel hati diganti oleh jaringan parut (sikatrik). Semakin parah kerusakan, semakin
besar jaringan parut yang terbentuk dan semakin berkurang jumlah sel hati yang sehat.
Pengurangan ini akan berdampak pada penurunan sejumlah fungsi hati sehingga
menimbulkan sejumlah gangguan pada fungsi tubuh secara keseluruhan.
Tidak semua pasien dengan hepatitis virus akan mengalami perjalanan penyakit yang
lengkap. Sejumlah kecil pasien (kurang dari 1 %) memperlihatkan kemunduran klinis yang
cepat setelah awitan ikterus akibat hepatitis fulminan dan nekrosis hati massif.
Hepatitis fulminan, Dicirikan oleh tanda dan gejala gagal hati akut, penciukan hati,
kadar bilirubin serum meningkat cepat, pemajangan waktu protrombin yang sangat nyata
dan koma hepatic.
Hepatitis kronik persisten, Komplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai
di mana perjalanan penyakit memanjang hingga 4 – 8 bulan, namun pasien akan sembuh
kembali.
Hepatitis virus akut, Pasien mengalami kekambuhan setelah serangan awal yang
biasanya dihubungkan dengan minum alkohol atau aktivitas fisik yang berlebihan.
Hepatitis agresif atau kronik aktif, Di mana terjadi kerusakan hati seperti digerogoti
(piecemeal) dan perkembangan sirosis.
Karsinoma hepatoseluler, Merupakan komplikasi lanjut hepatitis yang cukup
bermakna yang disebabkan oleh dia faktor yang berkaitan dengan patogenesisnya yaitu
infeksi HBV kronik dan sinosis terkait.
7. Pemeriksaan Diagnosis
8. Penatalaksanaan
Tidak ada pengobatan spesifik untuk penyakit hepatitis virus. Pengobatan terutama
Beristirahat- Pasien yang sangat keletihan membutuhkan sering istirahat dan membuat
interval sering istirahat.
Nutrisi yang adekuat (prioritas utama)- Anjurkan diit karbohidrat tinggi untuk
mensuplai kalori yang cukup. Pemberian makanan melalui IV hanya diperlukan apabila
pemasukan bersifat suportif dan termasuk:peroral terbatas karena mual dan muntah.
Mencegah terjadinya stress lebih lanjut pada hepar dengan menghindari bahan-bahan
dan obat-obat hepatotoksik.
Hepatitis toksik ditangani terutama dengan menghindari penyebabnya.
Setelah terpajan terhadap virus hepatitis A, imunisasi pasif dapat dicapai melalui
penggunaan serum globulin imun yang mengandung anti HAV dengan jumlah yang
adekuat.
Pemajanan hepatitis B seperti pada tertusuk jarum, imunoprofilaksis pasif dapat dicapai
dengan menggunakan titer tinggi anti HBS globulin imun hepatitis B (HBIG). (Tindakan ini
hanya dianjurkan pada pasien beresiko tinggi pasca pemajanan inokulasi.
9. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian Data
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
Nama : Tn.A
Umur : 67 tahun
Pendidikan : sd
Agama : islam
Pekerjaan :wiraswasta
Alamat :ds.sindang wangi
Tanggal pengkajian :25-juli-2011
Dx medic :hepatitis B
Klien pernah mengalami penyakit tipoid -/+ 2 tahun yang lalu, dan sekarang sudah
sembuh.
Klien pernah di operasi dengan keluhan batu ginjal -/+ 8 tahun yang lalu di rawat di RSUD
Majalengka selama 4 (empat) hari.
b. Riwayat masuk RS
- Klien datang melalui UGD pada jam 09.30 WIB tanggal 23-07-2011 dengan keluhan
nyeri tekan kuadran kanan atas abdomen dengan skala 3,klien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk, di sertai mual sehingga tidak nafsu makan, lemas, nyeri bertambah bila posisi
duduk dan berkurang bila klien berbaring tidur. Klien merasa nyeri sejak 3 hari yang lalu
c. Keluhan utama
Klien merasa nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen, dengan skala 3.
Klien dan keluarga menyatakan tidak ada yang mempunyai penyakit menular (hepatitis) dan
tidk ada yang mempunyai penyakit turunan.
4. Data biologis
4 - 6 gelas
5 – 6 gelas
~Minum
Air putih, susu bubuk
Air putih
~Jenis
Susu kental
Susu kental
~ Pantangan
Mual, tidak nafsu
Tidak ada keluhan
~ keluhan makan
2 Eliminasi
Kebiasaan BAB
Konsistensi
5 Pola kebersihan
5. Pemeriksaan fisik
T=120/80 mmhg
P=92x/mt
R=20/mt
S=36,7ºC
b. Kepala
Leher : simetris tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran vena
jugolaris, reflek menelan baik.
d. Telinga : pendengaran baik, simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen.
f. Dada
g. Abdomen
Klien mengatakan tidak ada kelainan pada daerah genetalia dan rectum
i. Ekstermitas Atas: Kekuatan otot kurang di tandai dengan klien lemah dalam aktifitas.
Bawah: Kekuatan otot kurang,di tandai dengan klien lemah dalam melakukan aktifitas
6. Data psikologis
a) Status emosi : Stabil terbukti klien waktu dikaji bersikap sabar dan tenang
b) Konsep diri
Peran :Di keluarga klien berperan sebagai ayah dan sebagai
kepala keluarga
Identitas diri : Klien menyadari dirinya laki- laki dan bernama
A
Gambaran diri : Klien menyukai semua tubuhnya
Harga diri : Klien menyatakan dirinya senang bergaul.
c) Gaya komunikasi : Verbal klien dapat bicara dengan lancer.
Non verbal, terbukti dengan klien sering meringis bisa ditekan
bagian oedema.
e) Pola untuk mengatasi masalah : Dalam mengatasi masalah klien dibantu oleh
keluarganya.
7. Data sosial
Pendidikan : SD
Hubungan sosial : Baik, terbukti dengan adanya pihak keluarga yang
menjenguk dan menjaganya dengan saabar dan cukup banyak orang
yang menjenguknya
Gaya hidup : Sederhana, klien dalam kesehariannya bisa makan –
yang sederhana, tidak terbiasa dengan makanan panas, apa merokok
dan alcohol.
8. Data spiritual
9. Data penunjang
a. Kimia darah
Ureum 38, 3 10 – 50 mg %
b. Hematologi
4. Enterkolitis,
sariawan,
kerusakan perenkim
5. Neurosanbe 500 Intra Vena 1 amp /
hati, anoreksia.
kolf
5. Pencegahan dan
pengobatan
kekurangan vitamin
D12, B1, B6.
6. D 5% Intra Vena
500 mg
Parental
-
ANALISA DATA
No Data Penyebab Masalah
1. DS: -klien mengeluh nyeri bila di Infasi virus Gangguan rasa
tekan bagian kuadran kanan atas nyaman nyeri
↓
abdomen
Hepar
-klien mengatakan nyerinya
seperti ditusuk-tusuk ↓
Nyeri
2. Fungsi hepar terganggu Nutrisi kurang
dari kebutuhan
DS: -klien mengeluh kurang ↓
nafsu makan
Fungsi metabolic
-terasa mual bila makan
-karbohidrat
DO: -klien menghabiskan ¼ porsi
-protein
makan
-lemak
-BB 44kg terganggu
-TB 153cm ↓
-SGPT 40u/L
3 DS: klien mengeluh lemas tidak Fungsi untuk merubah Intoleran aktivitas
bisa melakukan aktivitas seperti glukosa dan monosakarida
biasanya. terganggu
Kelemahan
Diagnosa keperawatan
tik berfokus
pada nyeri
6.
mengurangi
intabilitas
traktur
gastrointestit
al dan nyeri
serta
gangguan
rasa nyaman
pada
abdomen
5.
6. anjurkan menghilangk
tegak dapat
meningkatka
n nafsu
makan
7. berikan 6.
pemasukan yg menurunkan
mengandung rasa penuh
kalori tinggi dan pada
karbohidrat abdomen dan
dapat
meningkatka
n pemasukan
8. kolaborasi
dengan ahli diet
7. untuk
dalam memenuhi
mmenuhi
kebutuhan pasien
kebutuhan
tubuh
9. kolaborasi
dengan doktek
8. berguna
dalam pemberian
membuat
vitamin anti
program diet
ametik
untuk
memenuhi
kebutuhan
klien
9.
mengurangi
mual dan
memenuhi
kebutuhan
serta
membantu
dalam proses
pemyembuha
n
3 25-07- Intoleransi Setelah di 1. kaji aktifitas 1.
11 aktifitas b.d lakukan klien Mengetahui
penurunan energi tindakan kebutuhan
11.00
ditandai dengan: selama 3x24 aktififitas
jam,aktifitas klien
ds : klien
terpenuhi
mengeluh lemas, 2. untuk
dengan
tidak bisa 2. bantu aktifitas pemenuhan
kriteria:-
melakukan klien aktifitas klien
klien bisa
akivitas seperti
melakukan 3.
biasa
aktifitas meningkatka
do:- klien terlihat walaupun n istirahat
lemas 3. tingkatkan tirah dan
ada
baring/duduk ketenangan
-klien terlihat pengawasan
dari untuk
di bantu keluarga
keluarga dan menyediakan
dalam melakukan
perawat energi dan
aktivitas
melancarkan
peredaran
darah.
4.
menghindari
resiko
kerusakan
jaringan
sekali akan
menurunkan
kemampuan
5. berikan latihan
tentang gerak
sendi pasip
IMPLEMENTASi
R1 :
P: 92x/mnt
R: 20x/mnt
S: 86,7ºC
T2: mengkaji sifat dan skala nyeri
R2:
10.20
T6: kolaborasi dgn dokter untuk pemberian obat anti
nyeri dan anti biotic
R1:
R5:
13.30 ada
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami sajikan mengenai materi tentang pneumokoniosis dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang berhubungan dengan judul
makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demisempurnanya makalah ini dan penulisanmakalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis khususnya dan juga bagi para pembaca
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA