telekomunikasi seluluer saat ini telah mencapai generasi ke- A. Perkembangan Teknologi 5G
lima. Dalam teknologi telekomunikasi seluler, teknologi 5G
Teknologi 5G ini diprediksi memiliki kecepaatan data sam- bukan merupakan satandar yang merevolusi teknologi generasi
pai dengan 10Gbit/s, beripat dari generasi sebelumnya. Dalam sebelumnya. Standar-standar terkait teknologi 5G yang akan
setiap perkembangan teknologi memerlukan persiapan dalam muncul nantinya akan engubah beberapa regulasi telekomu-
implementasi baik dalam persiapan regulasi, kesiapan industri nikasi karena regulasi tersebut akan menjadi obsolete. Upaya
dan lain-ain.[1] untuk mengantisipasi hal tersebut, ada beberapa hal yang harus
Perkembangan teknologi seluler di Indonesia saat ini telah dirumuskan untuk mempersiapkan datangnya standar yang
memasuki era 4G yang mana jaringan pita lebar 4G LTE selalu dikaitkan dengan ”The Disruptive Standard”. Beberapa
”tahap pertama” di Indonesia telah diterapkan pita frekuensi teknologi yang searah dengan teknologi 5G.[1]
900Mhz di akhir tahun 2014 dan nakan dilanjutkan pada 5G akakn jauh lebih dari sekadar teknologi radio baru. 5G
”tahap kedua” pada pita frekuensi 1800MHz di kuartal per- akan menggabungkan Radio Access Technology (RAT yang
tama tahun 2015 berdasarkan keterangna Menteri komunikasi ada, baik di band berlisensi maupun yang tidak berlisensi,
dan Informatika.[1] dan akan menambah RAT baru yang sudah dioptimasi untuk
Lebar pita frekuensi menjadi sangat langka dnegna spesifikasi band deployment, skenario, dan use case tertentu.
banyaknya operator telekomunikasi khususnya di Indonesia. 5G juga secara radikal akan menerapkan arsitektur jaringan
Keterbatasan pita spektrum frekuensi yang tersedi untuk baru berdasarkan teknologi SDN dan NFV. Kemampuan pro-
kebutuhan komunikasi nirkabel seluler (2G, 3G, dan 4G) gram akan menjadi hal krusal yang dibutuhkan operator teleko-
menjadi faktor pendorong dalam penentuan dalam mencari munikasi untuk mnecapai hyper-flexibility guna mendukung
pita fekuensi yang baru unutk komunikasi nirkabel 5G.[2] tuntutan baru komunikasi dari beragam oengguna mesin, pe-
Teknologi era 5G ini melebihi standar komunikasi era 4G. rusahaan dari berbgai industri, dan organisasi lainnya. Jaringan
Penggunaan frekuensi pembawa (carrier) pada domain 5G haru sbersifat programmable, software driven dan dapat
tinggi unutk penerapan teknologi 5G dapat dilihat dari berba- dikelola secara holistik unutk memungkinkan beragam layanan
gai model penerapan dan karakteristik frekuensinya. Beber- dan jangkauan yang beragam.[4]
apa penelirian membahas frekuensi mmWave dilihat dari sisi
karakteristik propagasi. Model karakteristik propagasi dapat
dibagi menjadi dua kategori yaitu empiric dan determinic- B. Visi Teknologi 5G
stic models. Simulasi yang dilakukna oleh, penelirian terse- Sampai saat ini teknologi generasi kelima dalam bidang
but mensimulasikan deteministik models unutk karakteristik telekomunikasi masih belum ditetapkan standar yang berlaku
propagasi indoor mmWave oada frekuensi 60GHz.[2] di dunia, meskipun bergitu para pelaku telekomuikasi di
2
D. Regulasi Teknologi
Teknologi device-to-device communication (D2D) meru-
pakan sebuah fitur standar dari teknologi 5G yang mengijinkan
terjadinya komunikasi langsung antar perangkat. Teknologi ini
diadakan untuk mengurangi beban eNode B sebagai penyedia
akses jaringan. Sayangnya, fitur dasar yang ada pada teknologi
5G ini berdampak pada:
1) Hilangnya call record sehingga dapat mengacaukan
proses ICT forensic;
2) Sistem komunikasi D2D akan berpengaruh terhadap
sistem billing dan hal ini perlu diatur secara regulasi.
Permasalahan privasi terutama kepada perangkat prib-
adi yang difungsikan sebagai AdHoc. Regulasi yang
menigjinkan menggunakan perangkat lain sebagai relay,
selain itu penggunaan perangkat lain sebagai relay akan
menyebabkan pemborosan baterai/energi.
Teknologi Heterogenous Network (HetNet) digunakan unutk
meningkatkan kapasitas atau dense network dengna beberapa
resource yang ada. Efek dari perpindahan (offload) seamless
dari pira licensed ke pita unlicensed dapat mengurangi jaminan
QoS yang diterima pelanggan. Oleh karena itu, pihak operator
wajib menyediakan QoS yang dipersyaratkan sesuai dengan
peraturan yang berlaku pada saat pihak operator menerima
lisensi penggunaan frekuensi.[1]