PELINGKUPAN STUDI
Tahap Prakonstruksi
Tahap Konstruksi
Tahap Operasi
1. Penerimaan Tenaga Kerja Operasional
2. Operasional dan Pemeliharaan Irigasi
3. Pembentukan P3A dan Komisi Irigassi
4. Penyusunan Rencana Tata Tanam dan Penelusuran Jaringan
Studi AMDAL ini dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan studi kelayakan
teknis dan ekonomis, sehingga tingkat kedalaman kajian analisis dampak lingkungan yang
akan ditelaah akan disesuaikan dengan ketersediaan data yang ada saat ini.
2.1.2 Rencana Kegiatan Penyebab Dampak Sesuai dengan Jenis Kegiatan yang
akan Dibangun
Gambar 2.1. Mawar Angin di wilayah studi (Sumber : Stasiun Meteorologi Maritim
Panjang, 2013 (Data dianalisis)).
5.1.1.4 Kependudukan
Penentuan dampak penting hipotetik (DPH) diawali dengan identifikasi dampak potensial.
Identifikasi dampak potensial dilakukan terhadap seluruh dampak lingkungan hidup
(primer maupun sekunder) yang secara potensial akan timbul akibat adanya rencana
Kegiatan Pembangunan Daerah Irigasi Rawa Andalas Cermin Kabupaten Tulang Bawang
Provinsi lampung. Pada tahap ini dilakukan penyusunan daftar segenap dampak potensial
yang mungkin timbul tanpa memperhatikan penting tidaknya dampak.
Identifikasi dampak potensial dilakukan melalui konsultasi publik dan diskusi antar
anggota Tim Studi AMDAL dan dengan pakar, pemrakarsa, instansi pemerintah, maupun
masyarakat yang berkepentingan. Hasil konsultasi dan diskusi tersebut kemudian
didiskusikan oleh Tim Studi AMDAL untuk menentukan dampak potensial. Identifikasi
dampak potensial juga dilengkapi dengan hasil pengamatan pendahuluan (observasi) di
lokasi rencana kegiatan dan sekitarnya.
Metode yang dikembangkan dalam mengindentifikasi dampak adalah metode Delphy yang
dilanjutkan dengan Diskusi Fokus Grup (Focus Gorup Discussion = FGD). Dalam hal ini,
setiap anggota tim studi memberikan penilaian tentang komponen-komponen lingkungan
yang potensial terkena dampak. Setelah hasil penilaian terkumpul, maka dilakukan
rekapitulasi untuk memperoleh daftar hasil identifikasi dampak potensial dari parameter
lingkungan yang akan terkena dampak. Setelah itu dilakukan FGD diantara tim studi untuk
memutuskan dampak potensial masing-masing kegiatan. Hasil identifikasi dampak
potensial disusun dalam matrik yang menggambarkan hubungan antara komponen
lingkungan yang akan terkena dampak dan rencana kegiatan sebagai sumber dampak,
baik pada tahap prakonstruksi, konstruksi dan operasi (tabel berikut). Untuk melihat
tingkatan dampak (primer, sekunder dan seterusnya), hasil identifikasi dampak potensial
pada masing-masing tahap kegiatan disajikan dalam bentuk bagan alir seperti dapat
dilihat pada Gambar 2.15, Gambar 2.16, Gambar 2.17, dan Gambar 2.18.
Jenis Kegiatan
Pembebasan lahan
Penelulusuran Jaringan
Penerimaan Tenaga Kerja
Koordinasi & Perizinan
Mobilisasi Peralatan
Pembersihan Lahan
Sosialisasi Kegiatan
Demobilitasi Alat
A. Fisik – Kimia
a. Tata ruang √
b. Tutupan lahan √ √
c. Kualitas udara √ √ √ √
d. Kebisingan √ √ √ √
e. Getaran √ √ √ √
f. Kualitas Tanah untuk
√
Pertanian
g. Kedalaman dan
Ketebalan Lapisan Tanah √
Gambut
h. Kualitas Air untuk
√
Pertanian
i. Hidrodinamika Air √
j. Ketersediaan Air untuk
√
Irigasi
B. Biologi
a. Flora darat √
b. Fauna darat √
c. Flora dan fauna perairan
(plankton, benthos dan √
nekton)
C. Sosekbud
a. Kesempatan kerja √ √
b. Kesempatan berusaha √ √
c. Pendapatan √ √ √
d. Keresahan √ √
e. Persepsi dan sikap
√ √ √ √ √
masyarakat
D. Kesehatan
a. Kesehatan masyarakat
Keterangan:
√ : Terdapat Dampak Potensial
Gambar 2.2. Bagan alir identifikasi dampak pada tahap prakonstruksi.
Gambar 2.5. Bagan alir identifikasi dampak potensial pada tahap pascaoperasi
7 Evaluasi Dampak Potensial
Evaluasi dampak potensial bertujuan untuk mereduksi jumlah komponen lingkungan yang
diprakirakan akan terkena dampak penting hipotetik (DPH). Penentuan dampak potensial
sebagai DPH didasarkan pada 7 (tujuh) kriteria dampak penting menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 sebagai berikut:
1) Jumlah manusia yang terkena dampak;
2) Luas wilayah persebaran dampak;
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;
5) Sifat kumulatif dampak;
6) Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak; dan/atau
7) Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tabel 2.1. Evaluasi Dampak Potensial Rencana Kegiatan Pembangunan Daerah Irigasi Rawa Andalas Cermin Kabupaten Tulang
Bawang, Provinsi Lampung.
Dampak Penting
Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial
Hipotetik
I. Prakonstruksi
1) Tata Ruang Rencana Kegiatan Pembangunan Daerah Irigasi Rawa Andalas Cermin di -
a. Koordinasi dan Perizinan Kecamatan Rawapitu tidak boleh menyalahi Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Tulang Bawang, Sehingga kordinasi dengan Pemerintah
daerah Kabupaten Tulang Bawang perlu dilakukan dalam hal ini dengan
Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda).
2) Tutupan Lahan Dalam Kegiatan Pembangunan Daerah Irigasi Rawa Andalas Cermin di -
a. Sosialisasi Kegiatan Kecamatan Rawapitu akan dibuka lahan menjadi lahan irigasi/ pertanian
sehingga akan ada kegiatan pembukaan lahan. Hal ini perlu disosialisasikan
dengan warga pemilik lahan yang lahannya termasuk areal lahan irigasi yang
akan dibuka.
Sosialisasi dilakukan juga terkait dengan lahan yang akan digunakan sebagai
prasarana tanggul penangkis, saluran drainase dan lahan untuk bangunan
pelengkap, karena dalam hal ini tidak dilaksanakan ganti rugi lahan dan
tanaman tumbuh. Dengan prinsip bahwa pembangunan ini untuk
kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pendapatan melalui usaha
pertanian yang akan dikelola. Adapun lahan masyarakat yang terkena
dampak prasarana tanggul penagkis dan saluran drainase akan dibagi secara
bersama oleh warga dengan menggeser batas.
3) Kedalaman dan Ketebalan Apabila dalam perencanan teknis ditemukan adanya lapisan tanah gambut, -
lapisan tanah gambut maka perlu diidentifikasi kedalaman dan ketebalan gambut yang ada serta
a. Koordinasi dan Perizinan kelayakannya untuk dijadikan sebagai daerah irigasi/ lahan pertanian.
Perlu juga dilakukan kordinasi dengan Dinas Perkebunan dan Kehutanan
terkait dengan pembuakaan lahan pertanian pada lahan yang mengandung
gambut.
Dampak Penting
Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial
Hipotetik
4) Keresahan Dalam Kegiatan Pembangunan Daerah Irigasi Rawa Andalas Cermin di -
a. Pembebasan Lahan Kecamatan Rawapitu ini perlu dilakukan sosialisasi tentang pembebasan
lahan. Dalam hal ini tidak dilaksanakan ganti rugi lahan dan tanaman
tumbuh terkait dengan lahan yang akan digunakan sebagai prasarana
tanggul penangkis, saluran drainase dan lahan untuk bangunan pelengkap.
Dengan prinsip bahwa pembangunan ini untuk kesejahteraan masyarakat
dengan meningkatkan pendapatan melalui usaha pertanian yang akan
dikelola. Adapun lahan masyarakat yang terkena dampak prasarana tanggul
penagkis dan saluran drainase akan dibagi secara bersama oleh warga
dengan menggeser batas.
5) Persepsi dan Sikap Dalam Kegiatan Pembangunan Daerah Irigasi Rawa Andalas Cermin di -
Masyarakat Kecamatan Rawapitu tidak dilaksanakan ganti rugi lahan dan tanaman
a. Pembebasan Lahan tumbuh terkait dengan lahan yang akan digunakan sebagai prasarana
tanggul penangkis, saluran drainase dan lahan untuk bangunan pelengkap.
16). Persepsi dan Sikap Pada saat kegiatan selesai, maka akan dilaksanakan pelepasan tenaga
Masyarakat kerja. Hal ini akan memberkan sedikit efek pada masyarakat yang
a. Pelepasan Tenaga Kerja sebelumnya bekerja pada proyek ini, tetapi efek ini diperkirakan tidak
akan memberikan dampak yang signifikan yang menyebabkan -
keresahan masyarakat. Dampak positif karena di daerah tersebut
telah dibangun daerah pertanian beririgasi akan lebih dominan
menutupi efek negative dari pelepasan tenaga kerja.
1). Kualitas Tanah untuk Masyarakat mengharapkan dengan dibangunnya lahan pertanian Nilai manfaat dari
Dampak Penting
Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial
Hipotetik
Pertanian beririgasi, mereka akan menanami sawahnya dan akan mendapatkan
a. Penyusunan Tata Tanam hasil yang memadai. Hal ini harus menjadi catatan pada saat
dan Penelusuran Jaringan perencanaan teknis atau penyusunan DED, bahwa uji tanah
laboratorium untuk pertanian memang memenuhi syarat. Sebab bila
kegiatan
tidak memenuhi syarat, rencana kegiatan ini bisa dimungkinkan untuk
dibatalkan terkait tidak tepatnya sasaran atau manfaat dalam
pengalokasian anggaran. Oleh karenanya pengujian kualitas tanah
untuk pertanian merupakan Dampak Penting Hipotetik
2). Kualitas Air untuk Pertanian Masyarakat mengharapkan dengan dibangunnya lahan pertanian
a. Penyusunan Tata Tanam beririgasi, mereka akan menanami sawahnya dan akan mendapatkan
dan Penelusuran Jaringan hasil yang memadai. Hal ini harus menjadi catatan pada saat
perencanaan teknis atau penyusunan DED, bahwa uji kualitas air
Nilai manfaat dari
untuk pertanian memang memenuhi syarat. Sebab bila tidak kegiatan
memenuhi syarat, rencana kegiatan ini bisa dimungkinkan untuk
dibatalkan terkait tidak tepatnya sasaran atau manfaat dalam
pengalokasian anggaran. Oleh karenanya pengujian kualitas air untuk
pertanian merupakan Dampak Penting Hipotetik
3). Hidrodinamika Air Hidrodinamika air yang perlu diperhitungkan adalah terkait dengan Nilai manfaat dari
a. Penyusunan Tata Tanam perilaku air yang ada setelah dibangunnya prasarana jaringan irigasi kegiatan
dan Penelusuran Jaringan yang meliputi pembangunan tanggul penangkis, saluran drainase dan
bangunan pelengkap lainnya. Tingginya luapan air dan arah aliran
genangan pada saat debit banjir harus diperhitungkan dengan cermat.
Hal ini akan mempengaruhi desain tinggi tanggul dan luas genangan
yang tersedia, karena pada saat debit banjir terjadi operasi pintu –
pintu air dalam kondisi tertutup untuk melindungi system yang ada
dalam tanggul/ polder. Oleh karenanya perhitungan hidrodinamika
Dampak Penting
Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial
Hipotetik
air merupakan Dampak Penting Hipotetik
4). Ketersediaan Air untuk Masyarakat mengharapkan dengan dibangunnya lahan pertanian
Irigasi beririgasi, mereka akan menanami sawahnya dan akan mendapatkan
a. Penyusunan Tata Tanam hasil yang memadai. Hal ini harus menjadi catatan pada saat
dan Penelusuran Jaringan perencanaan teknis atau penyusunan DED, bahwa ketersedian air atau
debit andalan yang tersedia harus memenuhi kebutuhan luas lahan Nilai manfaat dari
pertanian yang direncanakan. Sebab bila tidak memenuhi syarat, kegiatan
rencana kegiatan ini bisa dimungkinkan untuk dibatalkan terkait tidak
tepatnya sasaran atau manfaat dalam pengalokasian anggaran. Oleh
karenanya pengujian ketersedian air untuk irigasi merupakan
Dampak Penting Hipotetik
5). Kesempatan Kerja Setelah kegiatan pembangunan irigasi selesai, pengelolaan irigasi
a. Penerimaan tenaga kerja tidak terlepas dari kegiatan operasi dan pemeliharaan. Kegiatan ini
operasi merupakan upaya untuk memanfaatkan secara optimal system yang
telah dibangun, Sekaligus juga upaya untuk tetap menjaga agar system
irigasi bertahan lebih lama melalui kegiatan pemeliharaan. Sehingga
-
dalam pengelolaan system irigasi akan diperlukan tenaga kerja
operasi dan pemeliharaan. Biasanya untuk tenaga operasi pintu –
pintu merupakan tenaga tetap, sedangkan untuk tenaga pemeliharaan
seperti pembabatan dan pengangkatan sedimen/ lumpur merupakan
tenaga lepas.
6). Kesempatan Berusaha Pengelolaan dan pemanfaatan jaringan irigasi tidak terlepas dari
a. Penyusunan Tata Tanam peran masyarakat yang tergabung dalam wadah P3A (Perkumpulan
dan Penelusuran Jaringan Petani Pemakai Air) bersama sama dengan Komisi Irigasi yang juga -
merupakan wadah P3A dalam merencanakan tata tanam dan
penelusuran jaringan untuk kegiatan pemeliharaan.
Dampak Penting
Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial
Hipotetik
7). Pendapatan Setelah kegiatan pembangunan irigasi selesai, pengelolaan irigasi
a. Penerimaan tenaga kerja
tidak terlepas dari kegiatan operasi dan pemeliharaan. Kegiatan ini
operasi merupakan upaya untuk memanfaatkan secara optimal system yang
telah dibangun, Sekaligus juga upaya untuk tetap menjaga agar system
irigasi bertahan lebih lama melalui kegiatan pemeliharaan. Sehingga
-
dalam pengelolaan system irigasi akan diperlukan tenaga kerja
operasi dan pemeliharaan. Biasanya untuk tenaga operasi pintu –
pintu merupakan tenaga tetap, sedangkan untuk tenaga pemeliharaan
seperti pembabatan dan pengangkatan sedimen/ lumpur merupakan
tenaga lepas. Hal ini juga akan menambah pendapatan masyarakat.
b. Penyusunan Tata Tanam Dari rencana tata tanam yang disusun dan disepakati oleh para
dan Penelusuran Jaringan anggota P3A bersama dengan Komisi Irigasi, akan dibuat rencana luas
tanam yang ada. Dari luas tanam ini diharapkan juga akan didapatkan -
luas panen yang sama dan produktivitas yang baik dari usaha
pertanian.
8). Persepsi dan Sikap Persepsi dan sikap masyarakat diharapkan akan baik dengan adanya
Masyarakat penerimaan tenaga operasi. -
a. Penerimaan tenaga kerja
operasi
b. Pembentukan P3A dan Persepsi dan sikap masyarakat diharapkan akan baik kerena
Komisi Irigasi -
pengelolaan irigasi melibatkan peran serta masyarakat
c. Penyusunan Tata Tanam Persepsi dan sikap masyarakat diharapkan akan baik kerena
dan Penelusuran Jaringan -
pengelolaan irigasi melibatkan peran serta masyarakat
8 Dampak Penting Hipotetik
Jenis Kegiatan
Pembebasan lahan
Penelulusuran Jaringan
Penerimaan Tenaga Kerja
Koordinasi & Perizinan
Mobilisasi Peralatan
Pembersihan Lahan
Sosialisasi Kegiatan
Demobilitasi Alat
A. Fisik – Kimia
k. Tata ruang
l. Tutupan lahan
m. Kualitas udara
n. Kebisingan
o. Getaran
p. Kualitas Tanah untuk
P
Pertanian
q. Kedalaman dan
Ketebalan Lapisan Tanah
Gambut
r. Kualitas Air untuk
P
Pertanian
s. Hidrodinamika Air P
t. Ketersediaan Air untuk
P
Irigasi
B. Biologi
d. Flora darat
e. Fauna darat
f. Flora dan fauna perairan
(plankton, benthos dan
nekton)
C. Sosekbud
f. Kesempatan kerja
g. Kesempatan berusaha
h. Pendapatan
i. Keresahan
j. Persepsi dan sikap
masyarakat
D. Kesehatan
b. Kesehatan masyarakat
Keterangan:
P : Dampak Penting Hipotetik (DPH)
Gambar 2.6. Bagan alir proses pelingkupan studi AMDAL Pembangunan PLTMG Sewa 100 MW PT. PLN (Persero) di Kecamatan
Bandar Sribhawono, Kabupaten Lampung Timur.
Tabel 2.3. Ringkasan hasil pelingkupan studi AMDAL kegiatan Pembangunan PLTMG Sewa 100 MW PT. PLN (PERSERO) di
Kecamatan Bandar Sribhawono, Lampung Timur
Prakonstruksi
1 Pembebasan Melakukan Pendapatan Peningkatan Rencana Kegiatan Pembangunan PLTMG Disimpulkan sebagai Desa
Lahan dan Tanam pembelian lahan pendapatan Sewa 100 MW di Desa Sripendowo, DPH karena Sripendowo
Tumbuh penduduk Kecamatan Bandar Sribhawono, pembebasan lahan dan Kecamatan
berdasarkan hasil Kabupaten Lampung Timur, tanam tumbuh akan Bandar
musyawarah dan membutuhkan lahan seluas ± 40.000 m2. memberikan Sribhawono.
mufakat diantara Lahan tersebut diperoleh dengan kontribusi pada
kedua belah pihak membeli dari masyarakat setempat . peningkatan
serta pembelian Dengan demikian, pendapatan pemilik pendapatan pemilik
langsung tanpa lahan akan meningkat dari hasil lahan yang dilakukan
melalui perantara. penjualan tanah. secara musyawarah
dan mufakat.
II. Tahap Konstuksi
III. Tahap operasi