METODE PENELITIAN
organisasi yang ditandai adanya penerimaan terhadap tujuan dan nilai-nilai dalam
organisasi serta terwujud dalam beberapa perilaku, antara lain: adanya kesamaan antara
tujuan dan nilai pribadi dengan tujuan dan nilai organisasi, dan adanya kebanggan
dengan skala komitmen afektif terhadap organisasi yang terdiri dari aspek-aspek sebagai
tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi pula komitmen afektif terhadap
hasil penelitian (Azwar, 2004, h. 77). Hadi (2002, h. 70) mengatakan bahwa dalam
suatu penelitian, segala hal yang perlu diperhatikan adalah menentukan terlebih dahulu
luas dan sifat-sifat populasi, memberikan batasan yang tegas, baru kemudian
menetapkan sampelnya. Populasi penelitian ini adalah semua guru SMU Negeri di
Sampel adalah sebagian dari populasi, karena itu harus memiliki ciri-ciri yang
dimiliki oleh populasinya (Azwar, 1998, h. 79). Sampel dalam penelitian ini adalah
sampling. Populasi dalam teknik sampling ini terdiri dari beberapa kelompok (cluster),
yang kemudian beberapa cluster dipilih sebagai sampel. Berdasarkan data guru yang ada
orang.
Menurut Hadi (2000, h.89), proporsi sampel yang representatif tergantung pada
homogenitas populasi. Menurut (Azwar, 1998, h. 82) aturan pengambilan sampel adalah
10% dari jumlah populasi. Namun dikarenakan 10% dari jumlah populasi adalah 10%
dari 16 SMA (cluster) adalah 2 SMA, dan subyek dalam cluster ini masih terlalu sedikit
maka untuk mempermudah menentukan sampel digunakan bantuan tabel Kretjie dengan
kesalahan 5 % sehingga dari jumlah populasi sebesar 661 orang sampel yang ditetapkan
adalah 234. Setelah ditetapkan jumlah sampel, maka dilakukan pengacakan pada
sekolah-sekolah untuk mendapatkan jumlah guru yang sesuai dengan jumlah sampel
yang ditetapkan. Untuk memenuhi jumlah subyek 234 orang ditentukan 5 SMA (cluster)
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
skala psikologis. Menurut Azwar (2002, h.4) alat ukur skala psikologis memiliki
karakteristik khusus yang membedakannya dari berbagai bentuk alat pengumpulan data
yang lain seperti angket, daftar isian, inventori, dan lain-lainnya. Azwar (2003, h.97)
sedangkan kesimpulan akhir sebagai suatu diagnosis baru dapat dicapai bila semua
aitem direspon.
Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-
sungguh, hanya saja, jawaban yang berbeda akan diinterpretasikan berbeda pula.
Adapun alasan yang mendasari penggunaan metode skala ini adalah Azwar (2003,
h.5) :
1. Data yang diungkap oleh skala psikologi berupa konstrak atau konsep psikologi
2. Pertanyaan atau pernyataan yang terdapat dalam skala, merupakan suatu stimulus
dan penerimaan terhadap tujuan dan nilai-nilai dalam organisasi, kemauan untuk bekerja
keanggotaan dalam organisasi. Skala Komitmen Afektif terhadap organisasi terdiri dari
Total aitem 30 30 60
aspek-aspek persepsi yang meliputi aspek-aspek kognisi dan afeksi ynag dikaitkan
Kepemimpinan
transformasional Fav Unfav Fav Unfav
Atributed Charisma 3 3 3 3 12
(kharisma yang disertai
visi, keahlian dan tindakan
mendahulukan
kepentingan bersama)
Idealized Influence 3 3 3 3 12
(kemampuan
mempengaruhi disertai
penekanan nilai dan
moral)
Inspirational Motivation 3 3 3 3 12
(kemampuan memotivasi
dan menginspirasi)
Intelectual Stimulation 3 3 3 3 12
(kemampuan mengasah
kreatifitas bawahan)
Individualized Consideration 3 3 3 3 12
(kemampuan menghargai
dan memperhatikan)
Jumlah 15 15 15 15 60
Bentuk dari kedua skala tersebut mengacu pada adaptasi skala Likert. Modifikasi
skala Likert dengan meniadakan kategori jawaban tengah sehingga hanya menggunakan
empat kategori jawaban yang terdiri atas Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai
(TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Aitem-aitem yang favorable (mendukung),
jawaban SS, S, TS dan STS masing-masing diberi skor 4, 3, 2, 1 dan 0. Aitem yang
jawaban TS diberi skor 3 dan STS diberi skor 4. Tidak adanya kategori jawaban tengah
didasarkan oleh beberapa alasan yaitu: pertama, kategori undecided (netral) mempunyai
arti ganda sehingga tidak bisa diartikan sebagai sesuai atau tidak sesuai. Kedua,
jawaban di tengah (central tendency effect) bagi subyek yang ragu-ragu. Ketiga, agar
dapat melihat kecenderungan subyek ke arah salah satu kutub (De Vellis, 1991, h.69)
Persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu alat pengumpul data yang baik adalah
memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Validitas merupakan ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1997, h. 5). Suatu alat
ukur dikatakan memiliki validitas tinggi jika alat ukur tersebut mampu memberikan hasil
pengukuran yang tepat dan akurat sesuai dengan tujuan pengukuran dan dapat memberikan
gambaran yang cermat mengenai perbedaan-perbedaan kecil diantara subjek yang satu
dengan yang lain. Skala Komitmen Afektif terhadap Organisasi dan Skala Persepsi
Perbedaan antar subjek pada aspek yang diukur oleh skala yang bersangkutan dapat
diketahui melalui pengujian yang dilakukan dengan mengkorelasikan skor aitem dengan
skor skala sehingga menghasilkan koefisien korelasi aitem total (r ix). Teknik korelasi antara
skor aitem dan skor skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi
product moment Pearson, karena aitem pada skala penelitiannya diberi skor pada level
interval (Azwar, 2002, h. 59). Adapun rumusan korelasi product moment Pearson adalah
∑ iX − (∑ i )(∑ X )
rix = 2 (∑ i ) n
2(∑ X )
2 2
i − X −
∑ n ∑ n
Keterangan:
rix = koefisien korelasi aitem-total
i = skor aitem
X = skor total skala
iX = jumlah hasil perkalian skor i dengan kor Y
Reliabilitas adalah adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana alat ukur dapat
dipercaya dan dapat diandalkan. Pada prinsipnya suatu alat ukur dikatakan reliabel jika alat
ukur tersebut mampu menunjukkan sejauhmana pengukurannya memberi hasil yang relatif
sama bila dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang sama (Azwar, 1999, h.4).
Uji reliabilitas menggunakan metode konsistensi internal dengan menggunakan
formulasi alpha karena datanya didapat melalui penyajian skala yang dikenakan hanya
sekali pada kelompok subjek atau disebut single-trial administration (Azwar, 2002, h. 87).
Uji reliabilitas dilakukan dengan membelah skala menjadi beberapa bagian dengan masing-
masing belahan berisi aitem yang jumlahnya sama banyak dan perhitungannya
menggunakan program SPSS versi 12.0. Rumusan koefisien alpha adalah (Azwar, 1997, h.
78):
α =
k
1−
∑ sj
2
k−1 sx
keterangan:
α : koefisien reliabilitas
alpha k : Banyaknya belahan tes
s j : Varians skor belahan
s x : Varians skor skala
pada guru SMU Negeri Semarang, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data.
Data yang ada belum dapat diartikan, untuk dapat dipahami harus diolah sehingga dapat
dibuat kesimpulan. Kesimpulan tersebut untuk mencari data ada atau tidaknya hubungan
regresi (anareg) sederhana dengan program analisis statistik komputer SPSS versi 12,0.
Tujuan penggunaan analisis regresi ini menurut Winarsunu (2004, h.183) adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui arah hubungan antara komitmen afektif terhadap organisasi dengan persepsi
Asumsi yang harus dipenuhi untuk melakukan analisis data dengan teknik analisis
1. Uji normalitas, dipakai untuk menguji apakah data subyek penelitian mengikuti suatu
distribusi normal statistik. Uji normalitas diuji dengan menggunakan teknik statistik uji
2. Uji linearitas, merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk mengetahui status linear
Y = a + bX
Keterangan:
Y = variabel kriterium
X= variabel prediktor
a= nilai konstanta
b= koefisien arah regresi