Anda di halaman 1dari 14

DUKUNGAN KEMENTERIAN PUPR DALAM

OPTIMALISASI PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN


SUMBER DAYA AIR OLEH PJT II YANG
DISELARASKAN DENGAN UNDANG -UNDANG
SUMBER DAYA AIR NOMOR 17 TAHUN 2019
oleh
IR. WIDIARTO, SP.1
INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PUPR
(SELAKU PLT. DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA AIR)
Purwakarta, 3 Maret 2020
KILAS BALIK
PERUSAHAAN JASA TIRTA II(PJT II)
LATAR BELAKANG PJT II [1-2]

Tanggal 24 Juli 1967 dibentuk Badan Pengelola


dan Pembina Danau Jatiluhur dengan nama
Perusahaan Negara (PN) Jatiluhur berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1967.
Setelah selesainya proyek pembangunan
waduk jatilluhur, maka diresmikan oleh
Presiden RI Kedua Jenderal Soeharto pada
tanggal 26 Agustus 1967. Untuk mengenang jasa Ir. H. R.
Djoeanda Kartawidjaja dalam
memperjuangkan pembiayaan
pembangunan Bendungan
Jatiluhur, bendungan ini
dinamakan secara resmi
Bendungan Ir. H. Djuanda
LATAR BELAKANG PJT II [2-2]

PERATURAN PEMERINTAH

PP 8 Tahun 1967 PP 42 Tahun 1990 PP 7 Tahun 2010


tentang Pembentukan tentang Perum tentang PJT II
Perusahaan Negara Otorita Jatiluhur Wilayah Kerja:
Jatiluhur Penambahan sebagian WS
yang berkedudukan di tanggung jawab POJ Cidanau, Ciliman,
Jatiluhur, Purwakarta Ciujung, Ciliwung,
(24 Juli 1967). Cisadane, dan
Tujuan: Citarum
menyelenggarakan
pengusahaan Waduk
Jatiluhur termasuk
Pembangkit Listrik
Tenaga Air Jatiluhur
dan Gardu Induknya
DASAR HUKUM
PENUGASAN PJT II
PENUGASAN PENGELOLA SDA

UU NO 17 TAHUN 2019
TENTANG SUMBER DAYA AIR
PASAL 19

Ayat Ayat Ayat Ayat


(1) (1) (2) (5)

Pemerintah dapat Penugasan


Penugasan
memberi tugas Penugasan kepada BUMN
melalui Peraturan
kepada Pengelola meliputi satu WS Bidang
Pemerintah
SDA Pengelolaan SDA
WUJUD PENUGASAN DALAM PENGELOLAAN SDA

TINGKAT TINGKAT TINGKAT

Domestik/industri/
perkantoran

Penyediaan/perizinan/alokasi
Perkantoran/fas.
Kota, dll

TRANSPORTASI AIR MASY/INDUSTRI

PERIKANAN Nelayan/petani

DLL DLL

Pasal 19 Pasal 49 & 50


Penugasan kepada Penggunaan SDA melalui Berlangganan,
BUMN Bidang PSDA IZIN Dilakukan a.l oleh membeli tiket/
melalui PP BUMN/BUMD, BU Swasta*) produk, dll

*) terdapat norma pengecualian


DIREKTORAT JENDERAL
SUMBER DAYA AIR

Hasil Coffee Morning Plt Dirjen SDA


dengan PJT I & PJT II (21 Feb 2020)
Tujuan pertemuan  Menyamakan pemahaman terkait
Pengelolaan SDA, khususnya mengenai Peran PJT sebagai
Lembaga Operator dalam Pengelolaan SDA ke depannya.
• Latar belakang dan tujuan awal pembentukan PJT yaitu
sebagai Operator yang melakukan Kegiatan OP.
• Terbitnya UU 19/2003 tentang BUMN  Pembinaan PJT
berpindah ke Kementerian BUMN.
• Perpindahan pembinaan tersebut merubah orientasi PJT
yang semula bersifat “Pelayanan” menjadi “Profit
Oriented”.
• Terbitnya UU 17/2019 tentang SDA  PJT ke depan akan
dikembalikan ke Tujuan Pembentukan Awal.

8
DIREKTORAT JENDERAL
SUMBER DAYA AIR

Hasil Coffee Morning Plt Dirjen SDA


dengan PJT I & PJT II (21 Feb 2020)
• Perlunya penentuan Derajat Pengelolaan SDA yang akan
dicapai pada masing-masing WS, yang selanjutnya
ditindaklanjuti dengan Role Sharing antar pengelola SDA (baik
PJT atau BWS/BBWS), termasuk rencana pembiayaannya.
• Derajat Pengelolaan SDA yang akan dicapai, harus
dimasukkan dalam RKAP PJT, sebagai “kontrak kerja” dengan
Kementerian PUPR.
• Perlunya Sinkronisasi antara Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
Kementerian PUPR dengan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP) PJT.
• Perlunya perumusan terkait Pengusahaan SDA yang dapat
dilakukan PJT, yang sesuai dengan norma pengaturan di
dalam UU SDA dan turunannya.
9
DIREKTORAT JENDERAL
SUMBER DAYA AIR

Kesepakatan Coffee Morning Plt Dirjen SDA dengan


Plt Deputi Bid. Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan
Pariwisata Kement BUMN (20 Feb 2020)

• Tugas dan fungsi PJT akan dikembalikan seperti tujuan awal


pembentukannya, namun dengan tetap memperhatikan
pengaturan BUMN.
• Perlakuan terhadap PJT sebagai BUMN, ke depan akan
dibedakan dengan BUMN lainnya.
• Perlunya penyesuaian terhadap organisasi PJT  terutama
kaitannya dengan adanya perluasan wilayah kerja.
• Pembinaan PJT akan dilakukan secara bersama antara
kementerian PUPR dan Kementerian BUMN
• PP Penugasan PJT harus juga menginduk ke UU SDA, karena
terkait dengan penugasan utamanya yaitu Pengelolaan SDA.
10
DIREKTORAT JENDERAL
SUMBER DAYA AIR

Langkah-langkah Selanjutnya

• Segera dilakukan koordinasi antara Kementerian PUPR dengan


Kementerian BUMN dalam rangka pembentukan Project
Management Office (PMO)  SK Bersama
• Segera dilakukan koordinasi lanjutan antara Ditjen SDA (termasuk
BBWS/BWS) dengan PJT, guna membahas isu-isu strategis pada
masing-masing WS dan langkah-langkah penanganannya.
• Penentuan derajat Pengelolaan SDA yang akan dicapai pada
masing-masing WS, role sharing antar pengelola SDA, termasuk
rencana pembiayaannya.
• Sinkronisasi RKP Kementerian PUPR dan RKAP PJT -> selesai Maret
2020
• Terkait RPP PJT II, diharapkan penugasan dalam PP tidak kaku, jika
dimungkinkan pengaturan lebih lanjut terhadap detil penugasan
diatur dalam Permen PUPR
11
KEBIJAKAN PENUGASAN
POKOK KEBIJAKAN PENUGASAN

TUGAS:
Operator, OP prasarana, Pelayanan Umum SDA

KELEMBAGAAN:
Bentuk Lembaga, Struktur
Organisasi/Managerial vs Pengelolaan WS
secara utuh

PENYELENGGARAAN TUGAS PSDA:


RKAP, kontrak level of service, pembinaan
T E R I M A
K A S I H

Anda mungkin juga menyukai