Anda di halaman 1dari 18

Prof. Dr.

Endi Setiadi Kartamihardja MSc


E-mail: esetiadik2014@gmail.com

Rapat Koordinasi Pembahasan Daya Dukung Lingkungan


Budidaya KJA di Waduk Kaskade Sungai Citarum
Bandung, 9 Juli 2019
RUMUSAN LOKAKARYA
KEBIJAKAN PENATAAN KJA DI TIGA WADUK KASKADE S. CITARUM
MENKO KEMARITIMAN - BANDUNG, 25 MEI 2019
GOAL
KJA harus diterapkan di perairan umum daratan/PUD dan dilindungi secara hukum
karena merupakan bagian dari program kedaulatan pangan, serta aktivitasnya mesti
dalam koridor keamanan pangan/food safety (mengacu pd UU Perikanan, UU
Pangan, UU Perlindungan Konsumen, Code of Conduct for Responsible
Fisheries/CCRF dan Best Practices of Aquaculture).

Alternatif Aksi
1. Prioritas utama: melakukan edukasi dan pendampingan secara
berkelanjutan kepada masyarakat.
2. Prioritas kedua: pemerintah mengendalikan limbah yang masuk
waduk, terutama limbah B3, dan memberi sanksi hukum kepada
sumber pencemar
3. Prioritas ketiga: penertiban KJA berbasis kesepakatan bersama
DEFINISI DAYA DUKUNG

• Daya dukung (Carrying capacity): Banyaknya ikan


(biomassa ikan) yang dapat dipelihara/ diproduksi di
suatu badan air tanpa mengubah tingkat trofik badan
air tersebut.
• PERMEN NEG LH No. 28 Tahun 2009: Daya Dukung =
Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau dan
atau Waduk
• DD dihitung berbasis kandungan Fosfor, bukan
jumlah KJA atau luasan perairan.
• DD bersifat dinamis, dapat berubah sewaktu-waktu
EMPAT TIPE DAYA DUKUNG BADAN AIR
Physical carrying capacity (Daya Dukung Fisik): Daya dukung
1 yang didasarkan pada kelayakan fisik/area perairan untuk
budidaya ikan KJA (potensi kawasan budidaya)

Production carrying capacity (Daya Dukung Produksi): jumlah


2 maksimum produksi budidaya ikan KJA di badan air tanpa
mengubah tingkat trofiknya
Ecological carrying capacity (Daya Dukung Ekologi): besaran
produksi budidaya yang dapat didukung tanpa mengubah secara
3 nyata terhadap perubahan proses ekologi, jasa-jasa ekologi,
species, populasi atau komunitas di lingkungan tsb.
Social carrying capacity (Daya Dukung Sosial): jumlah budidaya
4 yang dapat dikembangkan tanpa memberikan dampak negatif
sosial/masyarakat.
DINAMIKA DAYA DUKUNG
PENGURANGAN
CEMARAN?
BEBAN “CITARUM HARUM” DD
CEMARAN NAIK
EKSTERNAL
(NON KJA)
DAS & SUNGAI
WADUK DD
KASKADE TETAP
BEBAN
CEMARAN
INTERNAL DD
(BDI KJA) TURUN
LAJU
PURIFIKASI
industri

DTA + SUNGAI
Eutrofikasi

DIMAKAN

DEBU TAK
FAESES EKSRESI
DIMAKAN

P-terlarut P-terlarut P-terlarut P-terlarut

P-patikulat P-patikulat P-partikulat SEDIMEN


DEPLESI IKAN MATI
OKSIGEN

BIOFOULING SIRKULASI
KJA OKSIGEN

PERTUMBUHAN
EUTROFIKASI ENDAPAN IRITASI IKAN DAN
TERSUSPENSI INSANG PRODUKTIVITAS

TURBIDITAS IKAN KUNTET


TINGGI

BLOOMING TOKSIN THD


ALGA METABOLISME
Limbah berbagai kegiatan yang
masuk Sungai Citarum
(Wardhani, 2010, BP2KSI, 2015)

RUMAH TANGGA DAN


PERKOTAAN (63%)

PETERNAKAN INDUSTRI
(6%) (23%)

PERTANIAN (8%)
SITU CISANTI INDUSTRI: 280 Ton/hari

W. SAGULING: 1.359 Ton•N/th


214 Ton•P/th
W. CIRATA : 6.612 Ton•N/th
1.042 Ton•P/th
KOTORAN SAPI W. JATILUHUR: 659 Ton•N/th
82,4 Ton/hari 104 Ton•P/th

RUMAH TANGGA PERTANIAN


DAN PERKOTAAN 33.350 Ton N dan
(20.462 Ton/hari) 4.370 Ton P per hari
LIMBAH INDUSTRI YANG MASUK SUNGAI CITARUM
(GREENPEACE ASIA TENGGARA, WALHI INDONESIA, 2012)

KEASAMAN (pH)

DILUAR
ISU KONTAMINAN ORGANIK AMBANG
LIMBAH (BOD, COD, SURFAKTAN) BATAS
BAKU
MUTU
LOGAM BERAT
(Cr6+, Cu, Zn, Pb, Hg, Mn, Fe)

PP. No. 82 th 2001


TANTANGAN PROGRAM CITARUM HARUM

Hanya 10% yang punya IPAL


Waduk Ir. Djuanda DD BDI KJA : 5.679 Ton Ikan/tahun
Kelebihan DD: 46.426 Ton Ikan atau
Setara 89,1% dari 21.700 Unit KJA
Luas (ha) : 7.780 ha
Volume Air : 2.556 juta m3
Luas DAS : 4.500 km2
Waduk Cirata DD BDI KJA : 4.509 Ton Ikan/tahun
Kelebihan DD: 29.392 Ton Ikan atau
Setara 86,7% dari 53.031 Unit KJA
Luas (ha) : 6.200 ha
Volume Air : 2.165 juta m3
Luas DAS : 4.119 km2
Waduk Saguling DD BDI KJA : 3.070 Ton Ikan/tahun
Kelebihan DD: 2.845 Ton Ikan atau
Setara 48,1% dari 6.980 Unit KJA
Luas (ha) : 4.869 ha
Volume Air : 875 juta m3
Luas DAS : 2.283 km2
Contoh: Beban Masukan Total Fosfor (TP)
Dari BDI KJA dan Sungai Yang Masuk Danau Toba

TP BDI KJA
(25.334 ton/th)

AGUSTUS 17 DESEMBER 17 MARET 18


(96.804 ton ikan) (64.023 ton ikan) (64.023 ton ikan)

Beban Masukan TP dari BDI KJA Menurun: 1.836 Ton  941 Ton
Beban Masukan TP dari Sungai Meningkat: 9.667 Ton  25.334 Ton
KESIMPULAN

 Daya dukung budidaya ikan KJA di waduk kaskade Citarum


rendah karena limbah fosfor yang berasal dari kegiatan non
perikanan yang masuk waduk sangat tinggi.
 Daya dukung budidaya ikan KJA sangat dinamis dan dipengaruhi
oleh besarnya cemaran yang masuk waduk.
 Keberhasilan Program Citarum Harum diperkirakan akan
meningkatkan daya dukung budidaya ikan KJA.
 Pemulihan daya dukung budidaya ikan KJA akan berlangsung
relatif cepat karena laju pembilasan (flushing rate, water retention
time) perairan waduk kaskade kurang dari 1,5 tahun.
 Cemaran yang masuk waduk terutama bahan beracun berbahaya
seperti logam berat yang berasal dari kegiatan non perikanan
telah mengancam kesehatan ikan, kelestarian budidaya ikan dan
ketahanan pangan
RENCANA TINDAK LANJUT
1. Kajian komprehensif tentang sumber pencemar dari berbagai pemanfaat perlu
dilakukan
2. Rasionalisasi penetapan daya dukung untuk budidaya KJA dengan daya dukung
pemanfaat non perikanan dalam konteks “daya dukung lingkungan” (Ecological
carrying capacity)
3. Penatataan KJA perlu dilakukan sesuai daya dukung perairan dan sesuai kriteria
zonasinya
4. Penerapan CBIB dan pengelolaan budidaya dengan pendekatan ekosistem
(Ecosystem Aapproach to Aquaculture) perlu dilakukan dan disosialisasikan
5. Penerapan teknologi penanggulangan dan perbaikan pencemaran yang bersumber
dari BDI KJA menuju “ZERO WASTE” (Misal: Penebaran ikan planktivora, i,e:
Bandeng, Nilem, Tambakan) perlu dilakukan
6. Pengendalian gulma (eceng gondok) secara biologis (ikan herbivora)
7. Kajian dampak BDI KJA terhadap sosial, ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
8. Promosi Teknologi BDI KJA ramah lingkungan dan berkelanjutan, => KJA SMART
9. BDI KJA adalah kegiatan yang harmonis (compatible) dengan kegiatan pariwisata
karena kedua kegiatan memerlukan kualitas air yang baik sehingga perlu
dikembangkan.
KJA SMART
KEBIJAKAN KEBIJAKAN
ZERO KJA ZERO WASTE

NO YES

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai