Anda di halaman 1dari 5

BIOREMEDIASI SECARA INSITU AIR SUNGAI BARITO DI KECAMATAN

PAMINGGIR, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


(ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIO-EKONOMI)
Kelompok 5

Athaya Zahra Fadhila 1906382076


Ayu Andani 1906302075
M. Fahmi 1906302200
Nafabillah Safira 1906357591
Shelly 1906302213
Khalafi Xenon Abdullah 1906357553

A. Aspek Lingkungan
Proyek bioremediasi secara insitu Air Sungai Barito di Kecamatan Paminggir, Provinsi
Kalimantan Selatan, memiliki banyak kebermanfaatan. Manfaat yang dimiliki salah satunya
adalah pada aspek lingkungan, yaitu meningkatnya kualitas perairan sungai yang memberikan
manfaat terhadap kebutuhan domestik, pariwisata, dan irigasi Kecamatan Paminggir serta
terwujudnya sanitasi lingkungan secara keseluruhan yang terjaga. Selain itu, aliran air sungai
bersih dapat memeberikan manfaat terhadap biota sungai seperti ikan dan tumbuhan sekitar.
Teknik bioremediasi terbukti efektif, aman, dan berkelanjutan tanpa mengganggu aktivitas
masyarakat setempat.

1. Kondisi Terkini Lingkungan DAS Barito di Kecamatan Paminggir


Untuk saat ini belum ada fasilitas pembersihan sungai pada Sungai Barito secara
langsung meskipun Sungai Barito dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku air minum PDAM
Kabupaten Hulu Sungai Utara. Berbagai kegiatan manusia seperti domestik dan bisnis di
perkotaan, industri, pertanian, peternakan dan pertambangan mengeluarkan limbah dalam
jumlah yang tidak mampu lagi diasimilasi oleh alam, sehingga mencemari Sungai Barito.
Pemanfaatan DAS Barito seperti sebagai sarana bongkar muat batubara dan penambangan
emas illegal menjadikan Sungai Barito tercemar oleh berbagai logam berat. Aktivitas
pencucian kayu dari pabrik kayu juga menyebabkan Sungai Barito tercemar sejumlah besar
logam berat seperti Hg.
Selain pencemaran dari pihak eksternal, penduduk sekitar DAS Barito pun masih
menggunakan air sungai sebagai sumber utama aktivitas mandi, cuci, dan kakus mereka
(MCK). Semua kegiatan ini membuat tercemarnya Air Sungai Barito dengan meningkatnya
kadar logam. Peningkatan kadar logam berat di sungai menyebabkan kematian oorganisme,
terutama logam berat yang termasuk limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3). Pada studi
analisis pengujian logam berat pada badan air, biota dan sedimen di perairan muara das barito
yang dilakukan oleh Universitas Lambung Makurat menunjukan adanya kadar tinggi limbah
B3 yaitu Hg, Pb, Cu, As, Cr dan Cd dengan konsentrasi tertinggi merupakan Merkuri (Hg)
sepanjang DAS Barito.

2. Analisis Aspek Lingkungan Bioremediasi Insitu Air Sungai Barito di Kecamatan


Paminggir
Mengetahui kondisi lingkungan terkini DAS Barito di Kecamatan Paminggir, dapat
diprediksi hasil dari pelaksanaan proyek ini dibutuhkan dilihat dari aspek lingkungan. Telah
banyak penelitian yang membuktikan keberhasilan bioremediasi in situ dalam mengurangi
berbagai polutan seperti pewarna, logam berat, dan hidrokarbon terklorinasi pada situs yang
tercemar (Folch et al. 2013). Kesuksesan bioremediasi in situ dipengaruhi kondisi lingkungan
seperti status akseptor elektron, kelembaban, ketersediaan nutrisi, pH dan temperatur. Tabel 1
menunjukkan persentase penurunan logam berat Timbal (Pb) sebagai contoh logam berat yang
ada di dalam Air Sungai Barito.

Tabel 1. Persentase Penurunan Logam Pb Setelah Bioremediasi

Awal Akhir Penurunan


Isolat
(mg.L-1) (mg.L-1) logam (%)
Basil/Diplobasil 0.132 a 35.294
Basil/Streptobasil 0.204 0.063 a 69.120
Basil/Monobasil 0.080 a 60.784

B. Aspek Sosio-ekonomi
1. Alasan Sosio-ekonomi dalam Pemilihan Metode
Bioremediasi secara in-situ dilakukan karena salah satu kelebihannya yaitu murah,
sederhana, dan memiliki efisiensi tinggi terhadap penghilangan kontaminan target (Kao et al,.
2020). Hal yang membuat metode bioremediasi ini sederhana dan murah adalah tidak
memerlukan pembangunan infrastruktur penunjang dan lahan tambahan (Sharma, 2020).
Secara spesifik, metode bioagmentasi yang dilakukan membutuhkan tenaga kerja yang lebih
sedikit sehingga dapat mengurangi biaya proyek. Selain itu, dengan metode bioaugmentasi ini
tidak mengganggu aktivitas warga yang sebagian besar bergantung pada sungai. Hal tersebut
dikarenakan, metode bioaugmentasi hanya menambahkan kultur bakter ke dalam sungai tidak
membangun suatu unggun (floating bed) yang menghalangi jalur transportasi sungai.
2. Analisis Sosio-ekonomi
Proyek bioremediasi pada anak Sungai Barito di wilayah Paminggir, Kalimantan
Selatan diharapkan dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat secara sosial maupun
ekonomi. Dengan dilakukannya bioremediasi sungai dapat menyehatkan sungai kembali atau
membersihkan sungai dari berbagai polutan. Oleh karena itu, dengan meningkatnya kualitas
air sungai dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar.
Pelaksanaan proyek ini juga didasarkan oleh salah satu Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia yaitu PP RI No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, tujuan dari proyek ini sesuai
dengan pasal 4 ayat 1 dan 2 yang menjelaskan pengelolaan air dan pengendalian pencemaran
air untuk menjamin kualitas air agar sesuai peruntukanya dan upaya untuk pemulihan kualitas
air. Dengan tujuan tersebut diharapkan, kualitas air Sungai Barito dapat digunakan untuk
keperluan domestik dan non-domestik masyarakat Kecamatan Paminggir.
Meningkatnya kualitas air sungai di wilayah Paminggir, Kalimantan Selatan dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar. Hal tersebut dikarenakan air sungai yang bebas
dari polutan dapat digunakan untuk keperluan domestik dan agroindustri. Dengan kualitas air
sungai yang baik dapat meningkatkan pendapatan masyarakat melalui bidang agroindustri
karena dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produk. Selain itu, kegiatan ekonomi
masyarakat sekitar juga akan meningkat melalui kegiatan pariwisata. Dengan meningkatnya
keekonomian masyarakat sekitar secara tidak langsung meningkatkan juga pengembangan
sosial masyarakat. Adapun, dalam menganalisis dampak sosio-ekonomi dari pelaksanaan
proyek ini diperlukan perhitungan biaya investasi atau biaya pengembangan dan proyeksi
peningkatkan pendapatan masyarakat. Di mana, biaya investasi harus lebih kecil dari manfaat
sosio-ekonomi yang dihasilkan, artinya dengan biaya investasi yang kecil dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat dari tingkat pendapatan sebelumnya atau umum dikenal sebagai
Social-cost-benefits. Dengan demikian, social-cost-benefits berfungsi sebagai tolak ukur
apakah suatu proyek dapat dijalankan atau tidak berdasarkan manfaat yang dapat dihasilkan.

Tabel 2. Data Harga Setiap Alat

Alat Jumlah Kapasitas Harga


Stirred Tank Bioreactor
1 600 L Rp76.186.000*
(STBR)
Pipa Hdpe 2 inch (63 mm 2 - Rp3.567.000
) 100m
PG10000 Pompa Celup 1 10000 L/h Rp1.685.000
Sea Lion Water Pump
Modular clean room set 1 4x4m Rp. 30,885,600
Cell culture kit 1 - Rp 3,088,560
*Data 2022: US$1 sama dengan IDR 15.237,20

Berdasarkan Tabel 2. menunjukkan harga-harga alat yang akan digunakan dalam


proyek bioremediasi Sungai Barito di Kecamatan Paminggir. Total dari keseluruhan biaya
alat adalah Rp115.412.160. Apabila tolak ukur biaya investasi hanya pada biaya alat saja,
maka manfaat yang dihasilkan harus lebih besar dari biaya alat. Akan tetapi, dalam
melakukan social-cost-benefits analysis diperlukan data seperti pendapatan masyarakat
untuk mengukur manfaat yang dihasilkan dari proyek yang dijalankan. Namun, karena
kurangnya data mengenai data pendapatan masyarakat Kecamatan Paminggir dan estimasi
peningkatan ekonomi akibat bioremediasi, maka analisis dilakukan secara teoritis. Di mana,
berdasarkan Surkatini dan Saleh (2016) menjelaskan bahwa salah satu pengaruh air bersih
pada aspek ekonomi adalah produktivitas dan pendapatan. Berdasarkan penjelasan tersebut,
maka semakin baik kualitas air maka tingkat produktivitas dan pendapatan juga akan
meningkat.

Referensi

Anam M., Evi K., Bambang S. 2013. Penurunan kandungan logam Pb dan cr leachate melalui
fitoremediasi bamboo air (Equisetum hyemale) dan zeolite. Jurnal Keteknikan
Pertanian Tropis Biosistem 1(2), 43-59.

Folch A, Vilaplana M, Amado L, Vicent R, Caminal G. 2013. Fungalmpermeable reactive


barrier to remediate groundwater in an artificial aquifer. J Hazard Mater 262:554–560.
doi:10.1016/j. jhazmat.2013.09.004

Kao, C.-M., Sheu, Y.-T., Ou, J.-H. and Lin, W.-H. (2020). Chapter 7 - Application of slow-
release materials for in situ and passive remediation of contaminated groundwater.
[online] ScienceDirect. Available at:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780128179826000070 [Accessed
30 Sep. 2022].

Priadie B. 2012. Teknik bioremediasi sebagai alternatife dalam upaya pengendalian


pencemaran air. Jurnal Ilmu Lingkungan 10(1), 38-48.

Sharma, I. (2020). Bioremediation Techniques for Polluted Environment: Concept,


Advantages, Limitations, and Prospects. [online] www.intechopen.com. IntechOpen.
Available at: https://www.intechopen.com/chapters/70661.

Sukartini, N. and Saleh, S. (2016). Akses Air Bersih di Indonesia [Ni Made Sukartini. [online]
Available at: https://media.neliti.com/media/publications/228355-none-0be30b67.pdf.

Anda mungkin juga menyukai