Anda di halaman 1dari 42

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN

BUDIDAYA TAMBAK UDANG

Muhammad Hery Riyadi Alauddin

PELATIHAN MANAJEMEN BUDIDAYA UDANG

POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN


2022
Teknologi Budidaya

Produktivitas

Pengembangan Tambak
Berkelanjutan

Daya Dukung Aspek


Lingkungan Sosial Terkait
Lingkungan Lingkungan
Biofisik Pesisir Masyarakat Pesisir

Sumber : Hampel dan Winter 1997)


SEMI INTENSIF

• Padat Tebar : 50 – 79 ekor / M2


• Konstruksi : Tanah, Beton, LDPE,
HDPE
• Kincir
• Produksi : 4 – 8 Ton/Siklus/Ha atau
8 – 16 Ton /ha/Th
• Dampak : Tinggi
• Pakan Formula Lengkap

INTENSIF

• Padat Tebar : 80 – 150 ekor / M2


• Konstruksi : Tanah, Beton, LDPE,
HDPE
• Kincir
• Produksi : 10 – 15 Ton/Siklus/Ha atau
20 – 30 Ton /ha/Th
• Dampak : Sangat Tinggi
• Pakan Formula Lengkap
SUPER INTENSIF

• Padat Tebar : 250 – 300 ekor / M2


• Konstruksi : Beton, LDPE, HDPE
• UV dan Kincir
• Produksi : 100 – 150 Ton/Siklus/Ha
atau 200 – 300 Ton /ha/Th
• Dampak : Sangat Tinggi
• Pakan Formula Lengkap

MSF

• Padat Tebar : 150 – 250 ekor / M2


• Konstruksi : Tambak Bulat
• Kincir
• Produksi : 36 – 45 Ton/Siklus/Ha atau
72 – 90 Ton /ha/Th
• Dampak : Sangat Tinggi
• Pakan Formula Lengkap
RENCANA
KAWASAN PESISIR PENGEMBANGAN
TAMBAK UDANG
Eksisting

PENGEMBANGAN
PERIKANAN BUDIDAYA
UNTUK PENINGKATAN
TAMBAK UDANG
EKSPOR (PROGRAM
PRIORITAS/TEROBOSAN KKP)
LIMBAH
(INTERNAL LOADING)
• BIAYA TINGGI
• DEGRADASI LINGKUNGAN
ASPEK • PRODUKSI RENDAH
EKONOMI • KEGAGALAN BUDIDAYA
LIMBAH NON TAMBAK
(EXTERNAL LOADING)

ASPEK KELAYAKAN BIOGEOFISIK


SOSIAL DAN
LAHAN BIOTEKNIS

ALOKASI TAMBAK DAYA


BIOFISIK
UDANG DUKUNG
PERAIRAN
LINGKUNGAN
BERKELANJUTAN
FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN

Volume total air laut yang tersedia di perairan


pesisir  Kuantifikasi
Limbah yang berasal dari kegiatan budidaya
tambak udang (internal loading) 
Kuantifikasi
Limbah yang bersumber dari kegiatan lain
selain tambak udang/antropogenik (external
loading)  Kuantifikasi
KUANTIFIKASI VOLUME TOTAL AIR LAUT YANG
TERSEDIA DI PERAIRAN PESISIR (Vtot)

• Kemampuan perairan pesisir dalam mengasimilasi


beban limbah tambak udang didasarkan pada volume
perairan laut yang memasuki perairan pesisir pada
saat pasang.
• Jumlah air penerima limbah sangat menentukan
berapa banyak limbah yang dapat diasimilasi oleh
badan air suatu perairan sehingga kualitas perairan
tersebut masih layak untuk digunakan sebagai media
budidaya tambak udang.
TAMBAK Y

x Air Pasang
θ V0 h
MSL

Air Surut
Vs
Kedalaman
Penentuan Volume Perairan Pantai Water Intake
untuk Pengenceran Limbah

Sumber : Widigdo dan Pariwono (2003)


Volume Air Tersedia di Perairan Pesisir (Vtot)

 h 
V0  0.5.h. y 2 x  
 tg 

V0 s  0.5.h. y 4 x 
3h  1 
 

Vs  0.5.h. y 2 x 
2h  1   tg 
 tg 

Vtot  f .Vos
Vos = volume air laut yang memasuki perairan pesisir satu siklus pasang surut (m3)
Vtot = volume total air tersedia di perairan pesisir (m3/hari)
f = frekuensi pasang surut
h = kisaran pasang surut (tidal range) setempat (m)
y = panjang garis pantai (m)
x = jarak dari garis pantai (pada waktu pasang) hingga ke
lokasi pengambilan air laut (sea water intake) untuk keperluan tambak (m)
θ = kemiringan dasar laut

Sumber : Widigdo dan Pariwono (2003)


KUANTIFIKASI LIMBAH TAMBAK UDANG
(INTERNAL LOADING)

48 % Ekskresi (metabolisme,
kelebihan nutrien)
Ecdysis (moulting)
Pemeliharaan (energi)
FLOW PAKAN TAMBAK
UDANG INTENSIF
UDANG Dipanen (17 %)

Dibuang melalui
Dimakan 85 % faeces 20 %
Pakan 100 %
Sumber : Primavera dan Apud (1994)
Larut dalam air 15 %
Limbah Organik TSS (Total Suspended Solid)
Konsentrasi TSS dalam tambak sebelum
Pakan (P) : TAMBAK UDANG penambahan air (pengenceran) :
 Padat tebar Pakan hari ke 1 (kg) (Volume total air tambak [ (35 % . P1) . 1000 ]
(ekor) udang (m3)) Ca1 = --------------------------- ppm
 Masa Vtb
pemeliharaan
(hari) 35 % dari pakan
menjadi limbah TSS Hari kedua dilakukan pergantian air
(Primavera, 1994) (air tambak dibuang) sebesar Q %
(P1 x 35 %) =…..kg
(TSS)
Jumlah air tambak (Vt2) yang Vt(2)
dibuang ke perairan pesisir : TLp = -------- x Cb(2) = A kg TSS
Penambahan air
Sisa volume air tambak (m3) Vt2 = ( Q % .Vtb) m3 1.000
tambak sebesar Q %
Konsentrasi TSS air buangan :
Cb2 = Ca1 ppm
Volume air tambak normal (m3) Pemberian pakan hari ke-n (2) sebesar P2

menurunkan konsentrasi TSS dalam tambak dari meningkatkan konsentrasi TSS dalam
Ca1 menjadi Ce2 sebesar : tambak menjadi :
Ce2 = (Ca1 . % sisa Vtb) ppm [(Ce2 . Vtb ) + ( 35 % . P2 . 1000)]
Ca2 = ---------------------------------------------
Vtb
Jumlah air tambak (Vt2) yang
Vt(3) dibuang ke perairan pesisir :
TLp = -------- x Cb(3) = A kg TSS Vt3 = ( Q % . Vtb) m3 Hari ketiga dilakukan pergantian air
1.000 konsentrasi TSS air buangan : (air tambak dibuang) sebesar Q %
Cb3 = Ca2 ppm
FLOW PAKAN DAN LIMBAH TAMBAK UDANG (N dan P)

Pakan 1.5 kg
(Protein 35 %)

1.2 % P 5.6 % N

1.5 kg x 0.012 =18 g P 1.5 kg x 0.056 = 84 gr N

15 gr P= 83 % 3 gr P = 7 % 56.5 gr N = 27.5 g N =
limbah retensi 67.27 % 2.73 % retensi
limbah
Sumber : Boyd (1994)
KUANTIFIKASI LIMBAH SELAIN TAMBAK UDANG
(EXTERNAL LOADING)
Limbah N
Kegiatan selain Koefisien limbah Pustaka Level kegiatan Total N DIN
tambak udang (KL) (LK) (kg/h) (mol/th)
(LK x KL)
Rumah tangga
a. Limbah padat 1.86 kg N/th 1 35 390 org 7) ………… ……….
b. Sampah 4 kg N/th 2 35 390 org 7) ………… ……….
Peternakan
a. Sapi/kerbau/kuda 43.8 kg N/ekor/th 3 3345 ekor 7) …………. ………
b. Kambing 4 kg N/ekor/th 3 5329 ekor 7) …………. ………
c. Ayam 0.3 kg N/ekor/th 4 199 772 ekor 7) …………. ………
Akuakultur
Hatchery 2.21 kg N/jt ekor/th 5 52 juta ekor 7) ................ ...........
Pertanian
Erosi lahan 1.68 kg N/ton 6 1 397 952.39 8) ................ ............
pertanian
Total N ................ ............
Sumber : 1) Sogreah (1974); 2) World Bank (1993); WHO (1993); 4)Valiela et al.(1997); 5) Rachmansyah (2003);
6) Padilla et al. (1997) ; 7) Data di lokasi Wilayah Pesisir (Dalam Angka) ; 8) Kesaulija (1998).
Limbah P
Kegiatan selain Koefisien limbah Pustaka Level kegiatan Total P DIP
tambak udang (KL) (LK) (kg/h) (mol/th)
(LK x KL)
Rumah tangga
a. Limbah padat 0.37 kg p/th 1 35 390 org 7) ………… ……….
b. Sampah 1 kg P/th 2 35 390 org 7) ………… ……….
c. Deterjen 1 kg P/th 2 35 390 org 7) ………… ……….
Peternakan
a. Sapi/kerbau/kuda 11.3 kg P/ekor/th 3 3 345 ekor 7) …………. ………
b. Kambing 21.5 kg P/ekor/th 3 5 329 ekor 7) …………. ………
c. Ayam 0.7 kg P/ekor/th 4 199 772 ekor 7) …………. ………
Akuakultur
Hatchery 0.05 kg P/jt ekor/th 5 52 juta ekor 7) ................ ...........
Pertanian
Erosi lahan 0.04 kg P/ton 6 1 397 952.39 8) ................ ............
pertanian
Total P ................ ............
Sumber : 1) Sogreah (1974); 2) World Bank (1993); WHO (1993); 4)Valiela et al.(1997); 5) Rachmansyah (2003);
6) Padilla et al. (1997); 7) Data Lokasi di Wilayah Pesisir (Dalam Angka) ; 8) Kesaulija (1998).
METODE PENDUGAAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN

 Pendugaan daya dukung lingkungan berdasarkan volume


total air laut penerima limbah (Vtot) dan laju penurunan
limbah organik tambak udang

 Pendugaan daya dukung lingkungan berdasarkan


kapasitas ketersediaan oksigen terlarut dalam kolom air
untuk menguraikan limbah organik

 Pendugaan daya dukung lingkungan berdasarkan


kapasitas asimilasi perairan terhadap limbah nitrogen (TN)
dan phosfor (TP).
METODE PENDEKATAN I
 Pendugaan daya dukung lingkungan berdasarkan volume total air laut penerima limbah
(Vtot) dan laju penurunan limbah organik tambak udang
 Pada metode ini, jumlah limbah yang dapat ditampung oleh perairan pesisir ditentukan
oleh volume total air laut penerima limbah dan laju penurunan limbah organik tambak
udang
 Jika penurunan limbah organik tambak udang sebesar Y (mg/l/hari) = Y.10-6
(ton/m3/hari), maka jumlah limbah maksimum yang dapat ditampung oleh perairan
pesisir tanpa melampaui batas Daya Dukung Lingkungan Perairan :
JL = Jumlah limbah maksimum yang dapat ditampung perairan pesisir
(ton/hari); Vtot = Volume total air yang tersedia di perairan pesisir (m3); Y =
nilai laju penurunan limbah organik tambak udang (mg/l) atau Y.10-6
(ton/m3/hari)

Jika diketahui jumlah limbah limbah organik per ton udang = A, maka kapasitas produksi
budidaya udang sesuai dengan daya dukung lingkungan :
JL = Jumlah limbah maksimum yang dapat ditampung perairan pesisir (ton/hari); B =
produksi budidaya udang sesuai dengan daya dukung lingkungan (ton)
METODE PENDEKATAN II
 Pendugaan daya dukung lingkungan berdasarkan kapasitas ketersediaan
oksigen terlarut dalam kolom air untuk menguraikan limbah organik.
 Pada metode ini, jumlah limbah yang dapat ditampung oleh perairan
pesisir didasarkan pada ketersediaan oksigen terlarut dalam kolom air
dengan menggunakan modifikasi formula (Willioghby 1968, diacu
dalam Meade 1989) dan Boyd (1990), dimana pergantian pasang surut
akan menyediakan atau memasok oksigen di perairan pesisir.
 Oksigen terlarut sangat dibutuhkan untuk mendekomposisi limbah
organik tambak udang yang masuk dan berada di lingkungan perairan
pesisir sehingga akan menentukan kemampuan perairan pesisir dalam
menerima beban limbah organik tanpa melampaui daya dukung
lingkungan.
 Ketersedian oksigen terlarut dalam kolom air perairan pesisir ditentukan yaitu
selisih antara konsentrasi O2 terlarut di dalam kolom air perairan pesisir
(Okolom air) dan konsentrasi O2 terlarut minimal yang dikehendaki dalam
sistem budidaya (Obudidaya).

 Jika diketahui volume total air yang tersedia di perairan pesisir sebesar Vtot
m3, maka total oksigen terlarut (O2) yang tersedia di perairan pesisir selama
periode 24 jam (1.440 menit/hari) adalah :

Vtot = volume total air perairan pesisir tersedia (m3 /min)


Oka = kandungan oksigen terlarut dalam kolom air perairan pesisir (mg/l)
Oaq = kadar oksigen minimal yang dibutuhkan organisme (mg/l)
440. = jumlah menit dalam satu hari (24 jam)
C = jumlah oksigen terlarut yang tersedia diperairan pesisir (kgO2/hari)
 Oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk menguraikan beban limbah limbah
organik yang masuk dan berada di perairan pesisir adalah 0.2 kg O2 / kg
limbah organik (Willioghby, 1968 diacu dalam Meade 1989).
 Berdasarkan hal ini, maka jumlah limbah organik yang dapat ditampung
oleh perairan pesisir tanpa melampui daya dukung lingkungan :

Jika diketahui jumlah limbah organik per kg organisme = E, maka kapasitas prouksi
budidaya udang sesuai dengan daya dukung lingkungan :

D = jumlah limbah organik yang dapat ditampung oleh perairan pesisir (kg/hari);
F= produksi udang sesuai dengan daya dukung lingkungan (kg)
METODE PENDEKATAN III
 Pendugaan daya dukung lingkungan berdasarkan kapasitas asimilasi
perairan terhadap limbah nitrogen dan phosfor.
 Metode ini didasarkan pada kemampuan perairan pesisir untuk menerima
beban limbah tanpa menyebabkan perairan pesisir tersebut
tercemar.Parameter limbah yang digunakan sebagai acuan dalam penentuan
daya dukung ini adalah nitrogen dan phosfor.
 Kriteria kelayakan kualitas air yang diperkenankan atau diperbolehkan
untuk kegiatan budidaya untuk limbah nitrogen 1.0 mg/l dan phosfor 0.5
mg/l (Meade 1989; Poernomo 1992; Wedmeyer 1996; Boyd 1998; Widigdo
2002).
 Total limbah nitrogen (TN) dan phosfor (TP) yang berasal dari kegiatan budidaya
tambak udang dan kegiatan selain budidaya tambak udang/antropogenik yang
masuk ke lingkungan perairan pesisir :

TN = Total nitrogen (ton); TP = Total phosfor (ton); TNa = total nitrogen ambien (ton); TPa = total
phosfor ambien (ton); TNtu = total nitrogen tambak udang; TP tu = total phosfor tambak udang
(ton); TNst = total nitrogen selain tambak udang/antropogenik (ton); TPst = total phosphor selain
tambak udang/antropogenik (ton).
 Total limbah limbah nitrogen ambien (TNa) dan phosphor ambien (TPa) :

TNa = total limbah nitrogen ambien di perairan (ton); TP a = total limbah phosfor
ambien di perairan (ton); Nhp = konsentrasi total nitrogen hasil pengukuran(mg/l); P hp =
konsentrasi total phosfor hasil pengukuran(mg/l); V tot = Volume total air perairan
pesisir (m3)
 Jika diketahui setiap ton produksi udang menghasilkan beban limbah (kg N) dan
beban limbah (kg P) :

 Maka kapasitas produksi berdasarkan beban limbah nitrogen dan phosfor :

 Kapasitas produksi berdasarkan beban limbah nitrogen :


 Kapasitas produksi berdasarkan beban limbah phosfor

TN = total nitrogen (ton); TP = total phosfor (ton); b = limbah nitrogen (kg/ton udang/ha); c =
limbah phosfor (kg/ton udang/ha); KN = kapasitas produksi setelah ada masukan limbah nitrogen
(ton); KP = kapasitas produksi setelah ada masukan limbah phosfor (ton); LN = limbah nitrogen
tambak udang (kg); LP = limbah phosfor tambak udang (kg); a = produksi udang (ton/ha)

 Volume perairan pesisir diketahui sebesar Vtot, maka konsentrasi total limbah nitrogen
dan phosfor di perairan pesisir  Konsentrasi total limbah nitrogen :

Konsentrasi total limbah phosphor

TN = Total limbah nitrogen (ton); TP = Total limbah phosfor (ton); Vtot = volume
total air perairan pesisir (m3); CTN = konsentrasi total limbah nitrogen (mg/l) ; CTP =
konsentrasi total limbah phosfor (mg/l).
 Kapasitas asimilasi perairan terhadap beban limbah nitrogen berdasarkan nilai
kelayakan kualitas air untuk budidaya :

 kapasitas asimilasi perairan terhadap beban limbah phosfor berdasarkan nilai


kelayakan kualitas air untuk budidaya :

CNkkb = konsentrasi nitrogen berdasarkan nilai kelayakan kualitas air N untuk budidaya
(mg/l); CPkkb = Konsentrasi phosfor berdasarkan nilai kelayakan kualitas air P untuk
budidaya (mg/l) ; Vtot = volume total air perairan pesisir (m3); TNkkb = total limbah
nitrogen yang mampu diasimilasi oleh perairan berdasarkan nilai kelayakan kualitas air
N untuk budidaya (ton); TPkkb = total limbah phosfor yang mampu diasimilasi oleh
perairan berdasarkan nilai kelayakan kualitas air P untuk budidaya (ton); kkb = nilai
kelayakan kualitas air yang diperkenankan atau diperbolehkan untuk budidaya untuk N
(TN) sebesar 1.0 mg/l dan P (TP) sebesar 0.5 mg/l.
 Kapasitas produksi berdasarkan kemampuan asimilasi perairan terhadap beban
limbah N berdasarkan nilai kelayakan kualitas air untuk budidaya :

TNa= total limbah nitrogen ambien (ton); TPa = total limbah phosfor ambien (ton); KNkkb = kapasitas
produksi udang sesuai dengan kemampuan asimilasi perairan terhadap nitrogen berdasarkan nilai kelayakan
kualitas air N untuk budidaya (ton); KPkkb= kapasitas produksi udang sesuai dengan kemampuan asimilasi
perairan terhadap phosfor berdasarkan nilai kelayakan kualitas air P untuk budidaya (ton); Y = limbah
nitrogen (kg/ton udang/ha); Z = limbah phosfor (kg/ton udang/ha)

 Konsentrasi nitrogen yang masih dapat di tolerir atau masih diperkenankan


berdasarkan kemampuan asimilasi perairan :

 Konsentrasi phosfor yang masih dapat ditolerir atau diperkenankan berdasarkan


kemampuan asimilasi perairan CN = konsentrasi nitrogen yang masih ditolerir atau masih diperkenankan
d
(mg/l); CNkkb = konsentrasi nitrogen berdasarkan nilai kelayakan
kualitas air N untuk budidaya (mg/l); CPkkb = konsentrasi phosfor
berdasarkan nilai kelayakan kualitas air P untuk budidaya (mg/l); CTN =
konsentrasi total limbah nitrogen (mg/l); CTP = konsentrasi total limbah
phosfor (mg/l)
 Kapasitas produksi yang masih diperkenankan berdasarkan kemampuan asimiliasi
perairan terhadap beban limbah nitrogen (TN) :

 Kapasitas produksi yang masih diperkenankan berdasarkan kemampuan asimilasi


perairan terhadap beban limbah phosfor (TP) :

KNkkb = kapasitas produksi berdasarkan nilai kelayakan kualitas air N untuk budidaya (ton);
KN = kapasitas produksi setelah ada masukan limbah nitrogen (ton); KPN=kapasitas
produksi yang masih diperkenankan berdasarkan kemampuan asimilasi perairan terhadap
nitrogen ( ton); KPkkb = kapasitas produksi berdasarkan nilai kelayakan kualitas air P untuk
budidaya (ton); KP = kapasitas produksi setelah ada masukan limbah phosfor (ton); KPP =
kapasitas produksi yang masih diperkenankan berdasarkan kemampuan asimilasi perairan
terhadap phosfor (ton).
Contoh Kasus Penghitungan DDL Pengembangan Tambak
Udang di Wilayah Pesisir X (METODE I)
Data Pasang
Surut

Tidal Formula *) Tunggang Pasang


Level
HAT 2 (AM2 + AS2 + AK1 + AO1)-Z0 81.73
MHHWS 2 (AK1+AO1) + AS2+AM2 - Z0 49.91 Spring
MHHWN 2 AK1+AS2+AM2 – Z0 13.95 Neap tide tide
MSL - 0 27.91 cm 99.83 cm
MLLWN 2 AO1 + AS2 + AM2 – Z0 -13.95
MLLWS AS2 + AM2 – Z0 -49.91
Chart MSL – Z0 -81.73
datum
Z0 = (AK1 + AO1+AM2+AS2)
High Average Tide (HAT) ; Mean High Higher Water Spring (MHHWS); Mean High
Higher Water Neap (MHHWN); Mean Sea Level (MSL); Mean Low Lower Water Neap
(MLLWN); Mean Low Lower Water Spring (MLLWS); Chart Datum = Muka Surutan Peta
Contoh Kasus Penghitungan DDL Pengembangan Tambak
Udang di Wilayah Pesisir X (METODE I)

Posisi pengukuran (UTM) Derajat (o) tg θ


X Y
768117 9385750 20 0.364
770926 9380624 5 0.087
770769 9380707 6 0.105
775150 9381886 8 0.141
Rata – rata 9.75 0.174
Contoh Kasus Penghitungan DDL Pengembangan Tambak
Udang di Wilayah Pesisir X (METODE I)

No. Parameter Nilai Pengamatan


1. Panjang garis pantai 38 km (38 000 m)
2. Rata- rata kemiringan dasar perairan pesisir 0.174
3. Jarak pengambilan air untuk keperluan tambak 854 m
4. Kisaran pasang surut 0.9983 m
5. Pola pasang surut 2 kali pasang dan 2 kali
surut
• Volume air yang tersedia diperairan pesisir X untuk
mengencerkan limbah dalam satu siklus pasang surut
sebesar 64 576 199.61 m3.
• Frekuensi pasang surut perairan pesisir X = 2 kali/hari,
sehingga volume total air yang tersedia diperairan
pesisir (Vtot) X untuk mengencerkan limbah menjadi
sebesar 2 x 64 576 199.61 m3= 129 152 399.22 m3 .
• Waktu tinggal (retention time) volume massa air di
perairan pesisir per siklus pasang surut yaitu 2.0 jam.
• Frekuensi pasang surut di wilayah pesisir X = 2
kali/hari, waktu tinggal volume massa air menjadi 2 x
2.0 jam = 4.0 jam.
Contoh Kasus Penghitungan DDL Pengembangan Tambak
Udang di Wilayah Pesisir X (METODE I)
Tingkat teknologi Budidaya Limbah organik dalam bentuk TSS
Tambak Udang (kg/ha/MT)
Intensif 1 9228.519 kg TSS/ha/MT
Intensif 2 2387.462 kg TSS/ha/MT
Semi Intensif 1 1155.287 kg TSS/ha/MT
Semi Intensif 2 487.90 kg TSS/ha/MT

Tekonologi Jumlah Daya Luas tambak Daya dukung


Budidaya buangan tampung udang sesuai produksi
Tambak limbah limbah dengan daya (ton)*)
Udang organik organik dukung
(ton/ha) perairan lingkungan
pesisir (ha)*)
(ton/hari)
Intensif 1 9.228519 1084.23 117.49 2148.25
Intensif 2 2.387462 1084.23 454.13 2673.34
Semi 1.15529 1084.23 938.50 3000.02
intensif 1
Semi 0.48790 1084.23 2222.25 1730.64
intensif 2
Contoh Kasus Penghitungan DDL Pengembangan Tambak Udang di
Wilayah Pesisir X (METODE II)
Waktu Stasiun Pengukuran
Pengukuran D1 D2 D3 D4 D5 Rata-rata
(jam) (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l)
16.00 WITA 6.93 7.34 6.33 6.44 6.56 6.72
17.00 WITA 6.49 8.02 6.32 6.47 6.46 6.75
18.00 WITA 5.55 7.74 5.74 5.50 6.34 6.17
19.00 WITA 5.36 7.25 6.26 5.43 6.19 6.10
20.00 WITA 5.20 7.85 5.85 5.48 6.10 6.10
21.00 WITA 5.36 8.34 5.47 5.49 6.27 6.19
22.00 WITA 5.12 6.74 5.74 5.47 6.38 5.89
23.00 WITA 5.14 6.39 5.39 5.46 5.41 5.56
00.00 WITA 5.66 6.51 5.51 5.42 5.43 5.71
01.00 WITA 5.19 6.04 6.14 5.36 5.47 5.64
02.00 WITA 5.24 6.34 6.34 5.45 5.53 5.78
03.00 WITA 5.32 5.94 5.94 6.42 5.62 5.85
04.00 WITA 5.29 5.65 5.85 5.81 5.63 5.65
05.00 WITA 5.32 5.09 6.09 5.90 5.94 5.67
06.00 WITA 5.39 5.31 6.31 6.75 6.65 6.08
07.00 WITA 5.78 6.73 6.71 6.31 6.66 6.44
08.00 WITA 6.15 6.75 6.75 7.01 6.67 6.67
09.00 WITA 6.24 7.19 7.06 7.68 6.98 7.03
10.00 WITA 6.95 7.06 7.35 7.52 7.66 7.31
11.00 WITA 7.39 8.01 8.01 7.73 7.84 7.80
12.00 WITA 8.61 9.10 8.20 8.20 8.87 8.60
13.00 WITA 9.06 8.13 8.05 9.15 9.18 8.71
14.00 WITA 7.16 7.50 7.70 7.53 7.76 7.53
15.00 WITA 6.72 7.25 7.25 7.45 7.69 7.27
16.00 WITA 6.61 6.37 7.37 7.42 6.63 6.88
Rataan 6.13 6.99 6.55 6.51 6.64 6.56
Maks 9.06 9.10 8.20 9.15 9.18 8.28
Min 5.12 5.09 5.39 5.36 5.41 5.56
Stdv 1.09 0.99 0.85 1.08 1.03 0.90
Contoh Kasus Penghitungan DDL Pengembangan Tambak Udang di
Wilayah Pesisir X (METODE II)

Teknologi Jumlah Daya tampung Luas tambak Daya dukung


budidaya buangan limbah udang sesuai produksi
tambak limbah organik daya dukung (ton/MT)
udang organik perairan lingkungan(ha) *)
(kg/ha/MT) pesisir *)
(kg/hari)
Intensif 1 9228.519 826 947.02 89.61 1638.47
Intensif 2 2387.462 826 947.02 346.37 2038.98
Semi 1155.287 826 947.02 715.79 2288.24
intensif 1
Semi 487.90 826 947.02 1694.91 1319.96
intensif 2
Contoh Kasus Penghitungan DDL Pengembangan Tambak
Udang di Wilayah Pesisir X (METODE III)
L A ST TU Total Vtot CTN
(Ton) (Ton) (Ton) Limbah (m3) dan CTP
(Ton) (mg/l)
(1) (2) (3) (4) (5 = 2 + 3 + 4) (6) (7=
5/6*106)
N 16.87 5.77 36.33 58.77 129 152 399.22 0.46
P 6.61 0.50 9.63 16.74 129 152 399.22 0.13
L = Limbah; A = Ambien; ST = Selain tambak udang; TU = Tambak udang;CTN = Konsentrasi total
limbah N; CTP = Konsentrasi total limbah P; Vtot = Volome total perairan pesisir

L CNkkb TNkkb KNkkb dan TL Kapasitas KPN dan


dan dan KPkkb (ton) produksi (KPP)
CPkkb TPkkb (ton) tambak udang (ton)
(mg/l) (ton) setelah ada
beban limbah
N dan P (ton)
N 1.0 129.15 2114.20 *) 58.77 962.07 1152.13
P 0.5 64.58 3880.58 *) 16.74 1005.90 2874.68
Konsentrasi limbah diperkenankan : Beban limbah masih ditolerir :
Kosentrasi N (CNd) = KNkkb – CTN LNd = 129.15 ton – 58.77 ton
= 1.0 mg/l – 0.46 mg/l = 70.38 ton N
= 0.54 mg/l

Konsentrasi P (CPd) = KPkkb – CTP LPd = 64.58 ton – 16.74 ton


= 0.5 mg/l – 0.13 mg/l = 47.84 ton P
= 0.37 mg/l
Contoh Penghitungan Beban Limbah Organik (TSS) Pakan
Umur Dosis Pakan Limbah (TSS) (%) TSS (kg) Vtb C dalam tambak Air buangan Total limbah (kg)
3
(kg/hari) Ca Ce Vol (m ) Cb (ppm)

1 4,80 0,35 1,68 3750 0,448


2 6,60 0,35 2,31 3750 1,051 0,435 112,5 0,448 0,050
3 8,50 0,35 2,98 3750 1,812 1,019 112,5 1,051 0,118
4 10,40 0,35 3,64 3750 2,729 1,758 112,5 1,812 0,204
5 12,30 0,35 4,31 3750 3,795 2,647 112,5 2,729 0,307
6 14,20 0,35 4,97 3750 5,006 3,681 112,5 3,795 0,427
7 16,10 0,35 5,64 3750 6,359 4,856 112,5 5,006 0,563
8 18,00 0,35 6,30 3750 7,848 6,168 112,5 6,359 0,715
9 19,80 0,35 6,93 3750 9,461 7,613 112,5 7,848 0,883
10 21,70 0,35 7,60 3750 11,202 9,177 112,5 9,461 1,064
11 23,60 0,35 8,26 3750 13,069 10,866 112,5 11,202 1,260
12 25,50 0,35 8,93 3750 15,057 12,677 112,5 13,069 1,470
13 27,40 0,35 9,59 3750 17,162 14,605 112,5 15,057 1,694
14 29,30 0,35 10,26 3750 19,382 16,647 112,5 17,162 1,931
15 31,20 0,35 10,92 3750 21,713 18,801 112,5 19,382 2,180
16 33,00 0,35 11,55 3750 24,141 21,061 112,5 21,713 2,443
17 34,90 0,35 12,22 3750 26,674 23,417 112,5 24,141 2,716
18 36,80 0,35 12,88 3750 29,309 25,874 112,5 26,674 3,001
19 38,70 0,35 13,55 3750 32,041 28,429 112,5 29,309 3,297
20 40,60 0,35 14,21 3750 34,870 31,080 112,5 32,041 3,605
21 42,50 0,35 14,88 3750 37,790 33,823 112,5 34,870 3,923
22 44,40 0,35 15,54 3750 40,800 36,656 112,5 37,790 4,251
23 46,30 0,35 16,21 3750 43,898 39,576 112,5 40,800 4,590
24 48,10 0,35 16,84 3750 47,070 42,581 112,5 43,898 4,939
25 50,00 0,35 17,50 3750 50,325 45,658 112,5 47,070 5,295
26 51,90 0,35 18,17 3750 53,659 48,815 112,5 50,325 5,662
27 53,80 0,35 18,83 3750 57,071 52,049 112,5 53,659 6,037
28 55,70 0,35 19,50 3750 60,557 55,358 112,5 57,071 6,420
29 57,60 0,35 20,16 3750 64,116 58,740 112,5 60,557 6,813
30 61,30 0,35 21,46 3750 67,914 62,193 112,5 64,116 7,213
31 63,40 0,35 22,19 3750 71,794 65,877 112,5 67,914 7,640
32 65,40 0,35 22,89 3750 75,744 69,640 112,5 71,794 8,077
33 67,30 0,35 23,56 3750 79,753 73,472 112,5 75,744 8,521
34 69,20 0,35 24,22 3750 83,819 77,361 112,5 79,753 8,972
35 70,90 0,35 24,82 3750 87,922 81,305 112,5 83,819 9,430
36 72,60 0,35 25,41 3750 92,060 85,284 112,5 87,922 9,891
Contoh Penghitungan Beban Limbah Organik (TSS) Pakan

37 74,20 0,35 25,97 3750 96,224 89,299 112,5 92,060 10,357


38 75,80 0,35 26,53 3750 100,412 93,337 112,5 96,224 10,825
39 77,30 0,35 27,06 3750 104,614 97,400 112,5 100,412 11,296
40 78,70 0,35 27,55 3750 108,821 101,476 112,5 104,614 11,769
41 80,10 0,35 28,04 3750 113,033 105,557 112,5 108,821 12,242
42 81,40 0,35 28,49 3750 117,239 109,642 112,5 113,033 12,716
43 82,70 0,35 28,95 3750 121,440 113,722 112,5 117,239 13,189
44 83,90 0,35 29,37 3750 125,628 117,797 112,5 121,440 13,662
45 85,10 0,35 29,79 3750 129,802 121,859 112,5 125,628 14,133
46 86,20 0,35 30,17 3750 133,953 125,908 112,5 129,802 14,603
47 87,30 0,35 30,56 3750 138,082 129,934 112,5 133,953 15,070
48 88,40 0,35 30,94 3750 142,191 133,940 112,5 138,082 15,534
49 89,40 0,35 31,29 3750 146,269 137,925 112,5 142,191 15,996
50 90,40 0,35 31,64 3750 150,318 141,881 112,5 146,269 16,455
51 91,40 0,35 31,99 3750 154,339 145,809 112,5 150,318 16,911
52 92,30 0,35 32,31 3750 158,324 149,709 112,5 154,339 17,363
53 93,20 0,35 32,62 3750 162,273 153,574 112,5 158,324 17,811
54 94,10 0,35 32,94 3750 166,187 157,404 112,5 162,273 18,256
55 95,00 0,35 33,25 3750 170,068 161,202 112,5 166,187 18,696
56 95,90 0,35 33,57 3750 173,917 164,966 112,5 170,068 19,133
57 96,70 0,35 33,85 3750 177,725 168,699 112,5 173,917 19,566
58 97,60 0,35 34,16 3750 181,502 172,393 112,5 177,725 19,994
59 98,40 0,35 34,44 3750 185,241 176,057 112,5 181,502 20,419
60 99,00 0,35 34,65 3750 188,924 179,684 112,5 185,241 20,840
61 99,20 0,35 34,72 3750 179,290 170,032 375 188,924 70,846
62 100,50 0,35 35,17 3750 170,741 161,361 375 179,290 67,234
63 101,86 0,35 35,65 3750 163,173 153,667 375 170,741 64,028
64 103,07 0,35 36,07 3750 156,476 146,856 375 163,173 61,190
65 104,46 0,35 36,56 3750 150,578 140,828 375 156,476 58,678
66 109,28 0,35 38,25 3750 145,719 135,520 375 150,578 56,467
67 106,80 0,35 37,38 3750 141,115 131,147 375 145,720 54,645
68 108,08 0,35 37,83 3750 137,091 127,004 375 141,115 52,918
69 109,22 0,35 38,23 3750 133,576 123,382 375 137,092 51,409
70 110,19 0,35 38,57 3750 130,503 120,218 375 133,576 50,091
71 111,37 0,35 38,98 3750 127,847 117,452 375 130,503 48,939
72 112,40 0,35 39,34 3750 125,553 115,063 375 127,847 47,943
73 113,26 0,35 39,64 3750 123,568 112,998 375 125,553 47,082
74 114,34 0,35 40,02 3750 121,883 111,212 375 123,568 46,338
75 115,25 0,35 40,34 3750 120,452 109,695 375 121,883 45,706
76 116,00 0,35 40,60 3750 119,233 108,407 375 120,452 45,169
77 116,98 0,35 40,94 3750 118,228 107,310 375 119,233 44,712
Contoh Penghitungan Beban Limbah Organik (TSS) Pakan

78 117,79 0,35 41,23 3750 117,399 106,405 375 118,228 44,336


79 118,43 0,35 41,45 3750 116,713 105,659 375 117,399 44,025
80 120,02 0,35 42,01 3750 116,244 105,041 375 116,713 43,767
81 121,61 0,35 42,56 3750 115,969 104,619 375 116,244 43,591
82 123,18 0,35 43,11 3750 115,869 104,372 375 115,969 43,488
83 124,74 0,35 43,66 3750 115,924 104,282 375 115,869 43,451
84 126,28 0,35 44,20 3750 116,118 104,331 375 115,924 43,471
85 127,82 0,35 44,74 3750 116,436 104,506 375 116,118 43,544
86 129,35 0,35 45,27 3750 116,865 104,793 375 116,436 43,664
87 130,86 0,35 45,80 3750 117,392 105,178 375 116,865 43,824
88 132,36 0,35 46,33 3750 118,006 105,653 375 117,392 44,022
89 133,85 0,35 46,85 3750 118,698 106,206 375 118,006 44,252
90 135,33 0,35 47,37 3750 119,459 106,829 375 118,698 44,512
91 136,80 0,35 47,88 3750 114,308 101,541 562,5 119,459 67,196
92 138,78 0,35 48,57 3750 110,115 97,162 562,5 114,308 64,298
93 140,27 0,35 49,10 3750 106,690 93,598 562,5 110,115 61,940
94 142,14 0,35 49,75 3750 103,952 90,686 562,5 106,690 60,013
95 143,99 0,35 50,40 3750 101,799 88,360 562,5 103,952 58,473
96 145,78 0,35 51,02 3750 100,135 86,529 562,5 101,799 57,262
97 147,62 0,35 51,67 3750 98,892 85,115 562,5 100,135 56,326
98 149,40 0,35 52,29 3750 98,002 84,059 562,5 98,892 55,627
99 151,22 0,35 52,93 3750 97,416 83,302 562,5 98,002 55,126
100 152,98 0,35 53,54 3750 97,082 82,804 562,5 97,416 54,796
101 154,80 0,35 54,18 3750 96,967 82,520 562,5 97,082 54,609
102 156,54 0,35 54,79 3750 97,033 82,422 562,5 96,967 54,544
103 158,34 0,35 55,42 3750 97,256 82,478 562,5 97,033 54,581
104 160,13 0,35 56,05 3750 97,614 82,668 562,5 97,256 54,707
105 161,86 0,35 56,65 3750 98,078 82,972 562,5 97,614 54,908
106 163,64 0,35 57,27 3750 98,639 83,366 562,5 98,078 55,169
107 165,34 0,35 57,87 3750 99,275 83,843 562,5 98,639 55,484
108 167,11 0,35 58,49 3750 99,981 84,384 562,5 99,275 55,842
109 168,80 0,35 59,08 3750 100,738 84,984 562,5 99,981 56,239
110 170,55 0,35 59,69 3750 101,546 85,628 3750 100,738 377,769
10.058,25 TSS per MT 3082,925
Total TSS per MT+ 3460,695
digelontorkan
Total TSS/ha 9228,519
180 200

160 Pakan (kg) 180


Jumlah pakan dan limbah (kg)

Koncentrasi limbah (mg/l)


140 160
140
120
TSS (mg/l)
120
100
100
80
TSS (kg) 80
60
60
40 40
20 20
0 0
1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73 79 85 91 97 103 109
Lama pemeliharaan (hari)
Contoh Pendugaan Limbah N dan P dari kegiatan budidaya tambak udang Intensif
1.Memproduksi 6848.13 kg udang, jumlah pakan yang digunakan sebanyak 10 058.25 kg
pakan (kadar air pakan 7.32 – 8.83 %) :
N (6.16 %) = 10 058.25 kg pakan x 0.0616 = 619.59 kg
P ( 1.59 %) = 10 058.25 kg pakan x 0.0159 = 159.93 kg

2.Dari 100 % total pakan yang diberikan, sebanyak 85 % pakan termakan oleh udang dan 15
% pakan tidak termakan oleh udang (larut dalam air) (Primavera dan Apud 1994).
Berdasarkan hal ini, maka total pakan tidak termakan oleh udang = 10 058.25 x 0.15 =
1508.74 kg pakan, dengan kandungan N dan P pakan :
N (6.16 %) = 1508.74 kg pakan x 0.0616 = 92.94 kg
P (1.59 %) = 1508.74 kg pakan x 0.0159 = 23.99 kg

3.Total pakan yang termakan oleh udang sebesar 85 % (total pakan yang diberikan – total
pakan yang tidak termakan) = 10 058.25 kg – 1508.74 kg = 8549.51 kg pakan (Primavera
dan Apud 1994). Dari total pakan tersebut sebesar 28 % digunakan untuk energi
(hilang)(Soewardi 2007) yaitu 8549.51 kg x 0.28 = 2393.86 kg. Sehingga total pakan yang
termakan menjadi 8549.51 kg–2393.86 kg = 6155.65 kg, dengan kandungan N dan
P pakan :
N (6.16 %) = 6155.65 kg pakan x 0.0616 = 379.19 kg
P (1.59 %) = 6155.65 kg pakan x 0.0159 = 97.87 kg
4. Kecernaan N dan P pakan, dari N dan P pakan yang dimakan yaitu :
N (37.25 %) = 379.19 kg x 0.3725 = 141.25 kg
P (18.15 %) = 97.87 kg x 0.1815 = 17.76 kg

5. Kandungan N dan P dalam feses ( N dan P pakan dimakan – kecernaan N dan P), yaitu :
N = 379.19 kg – 141.25 kg = 237.94 kg
P = 97.87 kg – 17.76 kg = 80.11 kg

6. Kecernaan N dan P pakan akan tersimpan dalam daging udang (retensi), yaitu :
N (7.77 %) = 141.25 kg x 0.077 = 10.88 kg
P (1.54 %) = 17.76 kg x 0.0154 = 0.27 kg

7. N dan P yang akan terbuang sebagai eksresi (terlarut) berasal dari kecernaan N dan P
pakan – retensi N dan P dalam daging :
N = 141.25 kg – 10.88 kg = 130.37 kg
P = 17.76 kg – 0.27 kg = 17.49 kg

Total limbah N dan P yang akan masuk kedalam perairan N dan P dari sisa pakan, feses dan
eksresi, yaitu :
N = 92.94 kg + 237.94 kg + 130.37 kg = 461.25 kg N/0.375 ha/MT atau 1231.54 kg N/ha/MT
P = 23.99 kg + 80.11 kg + 17.49 kg = 121.59 kg P/0.375 ha/MT atau 324.65 kg P/ha/MT

Anda mungkin juga menyukai