Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. TUJUAN PERCOBAAN


1. Menganalisa kadar Fe dalam Air
2. Mengetahui Perbedaan Fe2+ dan Fe3+
3. Memahami Metode analisa Kadar Fe dalam Air Secara Kualitatif 

1.2. PEMERIKSAAN KADAR BESI (Fe) DALAM AIR SUMUR,AIR


PDAM,DAN AIR INSTALASI MIGAS DI DESA KAMPUNG BARU
CEPU SECARA SPEKTROFOTOMETRI
1. Abstrak

Air merupakan kebutuhan terpenting dalam kehidupan manusia,


air yang dikonsumsi setiap hari harus memenuhi syarat syarat antara lain
tidak boleh mengandung zat zat kimia yang dapat menggangu kesehatan
tubuh. Penelitian ini menggunakan tiga jenis sampel yaitu Air PDAM, air
Sumur, Air Instalasi migas. Ketiga jenis air tersebut ditetapkan kadar
besinya. Metode yang digunakan adalah spektrofotometri dengan
menggunakan larutan 1,10 phenantrolin. Larutan ini akan mengubah
semua zat besi menjadi Fe2+ yang terlarut. Tiga molekul phenontrolin
yang bergabung dengan satu molekul Fe 2+ membentuk ion kompleks
berwarna orange merah.Standar dari Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002,
yaitu kadar maksimum yang
diperolehkan dalam air minum adalah 0,3 ppm. Sedangkan pada
percobaan 1 Kadar besi Air Sumur = 6,93 ppm, Kadar Besi air PDAM =
3,56 ppm, Kadar Besi Air Instalasi Migas = 0,71 ppm. Pada percobaan 2
Kadar Besi Air Sumur = 087 ppm, Kadar Besi Air PDAM = 0,71 ppm,
dan kadar Besi Air Instalasi Migas = 0,15 ppm.

Kata kunci : Air Minum, Cepu, Besi, Spektrofotometri


2. Pendahuluan

Air merupakan kebutuhan terpenting dalam kehidupan manusia,


sehingga persyaratan mutu air merupakan hal yang penting untuk kita
ketahui. Air yang kita konsumsi setiap hari harus memenuhi syarat
kualitas air minum, seperti mengandung zat besi maksimal nya 0,3 ppm
(Kep.menkes RI 2002)

Besi adalah elemen kimia yang dapat ditemukan hampir disetiap


tempat di bumi ini pada setiap lapisan lapisan geologis dan badan air.
Besi dalam air tanah dapat berbentuk Fe (II) dan Fe (III) terlarut.Fe (II)
terlarut dapat tergabung dengan zat organik membentuk suatu senyawa
kompleks. pada kadar 1-2 ppm besi apar menyebabkan air menjadi
berwarna kuning,terasa pahit, meninggalkan noda pada pakaian dan
porselin. keracunan besi dapat menyebabkan permeabilitas pada dinding
pembuluh darah kapiler meningkat sehingga plasma darah merembes
keluar. Akibatnya volume darah menurun dan hipoksia jaringan
menyebabkan asidosis darah.

Didesa Kampung Baru RT 01/03 cepu masyarakat kesulitan


untuk mendapatkan air bersih. Air yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat setempat terdiri dari tiga jenis air yaitu Air
PDAM, air Sumur dan air Instalasi Migas. Air PDAM berwarna kuning
dan meninggalkan noda pada pakaian. Hal ini juga terjadi pada air sumur
yang digunakan oleh masyarakat setempat. Air Instalsi Migas tidak
berwarna kuning tetapi beras pahit. Hal ini dimungkinkan karena
terdapat nya besi yang melebihi baku mutu. Oleh sebab itu perlu
dilakukan penelitian tentang kadar besi dalam tiga jenis air didaerah cepu
tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar besi dalam air


sumur, Air PDAM, dan Air Instalasi Migas didesa tersebut, Apakah
kadar besi yang terdapat sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan
Republik 
Indonesia nomor 907/Menkes/SK/VII/2002. Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarkat setempat.

3. Tinjauan Pustaka

Air merupakan bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Air yang


kita konsumsi setiap hari harus memenuhi kualitas syarat air minum dan
air bersih.

Besi adalah unsur dalam susunan berkala yang mempunyai simbol Fe


dan nomor atom 26 dengan berat atom 55,845, terletak pada periode 4
dan termasuk golongan logam. Memiliki konfigurasi elektron (Ar) 3d 6
4s2. Besi dapat ditemui pada hampir setiap tempat dibumi, pada semua
lapisan geologis dan semua badan air. pada umumnya besi yang ada dalam
air dapat bersifat :

a. Terlarut sebagai Fe2+ (ferro) atau Fe3+ (ferri).


b. Tersuspensi sebagai butir koloidal (diameter < 1 um) atau lebih
besar, seperti Fe2O3, FeO, Fe(OH)2 dan sebagainya.
c. Tergabung dengan zat organik zat padat yang anorganik, seperti
tanah liat.

Pada air permukaan jarang ditemui kadar besi lebih besar dari 1
ppm, tetapi dalam air tanah kadar besi dapat jauh lebih tinggi.
Konsentrasi besi yang tinggi dapat dirasakan dan dapat menodai kain
dan pekakas dapur. Hal itu juga dapat ditemui pada air permukaan yang
mengandung besi lebih banyak. Kadar besi dalam air tersebut juga dapat
disebakan karena adanya pipa pipa saluran air yang berkarat.

Tempat pertama dalam tubuh yang mengontrol pemasukan besi


adalah didalam usus halus. Bagian usus ini berfungsi untuk absorpsi dan
sekaligus juga sebagai ekskresi besi yang tidak diserap dalam usus halus
diabsopsi dalam bentuk feritin,dimana bentuk fero lebih mudah
diabsorpsi
daripada bentuk ferri. Feritin masuk kedalam darah dan dirubah menjadi
senyawa transferin. Dalam darah tersebut besi mempunyai status sebagai
besi trivalent yang kemudian ditransfer ke hati atau limfa yang
kemudian disimpan dalam organ tersebut dalam bentuk feritin dan
hemosiderin. Toksisitas terjadi bila terdapat kelebihan besi dalam ikatan
tersebut.

Didalam asam dan hidrosilamin serta penggabungannya dengan


1,10 fenantrolin akan mengubah semua zat besi menjadi Fe2+ yang
2+
terlarut. Tiga molekul penontrolin bergabung dengan satu molekul Fe
akan membentuk ion kompleks berwarna orange merah. Warna
kompleks tersebut tidak dipengaruhi oleh pH larutanya bila nilai pH
antara 3 dan 9. konsentrasi besi dapat diketahui dengan membandingkan
nya dengan 5 larutan standar referensi yang mengandung kadar besi
yang telah diketahui dan yang meliputi skala absorpsi spektrofotometer.

4. Metodologi Penelitian

Alat yang digunakan adalah : Spektrofotometer UV-Vis SHIMADZU


 –  1201, labu takar 1 liter, labu takar 25 ml, beker gelas 100 ml, pipet

volume 25 ml, pipet volume 1 ml, pemanas spiritus, penyangga, kasa


asbes dan bola hisap.

Bahan yang digunakan adalah : HCl pekat, larutan hidrosilamin 20


%, buffer amonium asetat (pH 4), larutan fenantrolin 0,1 %, larutan
induk Fe 27,706 ppm, larutan kalium feri sianida 2 N.

Cara kerja

a. Pengambilan sampel masing masing air sebanyak tiga kali percobaan


b. Pengawetan secara kimia dengan mengasamkan sampel pada pH < 2.
c. Melakukan Analisa kualitatif pada sampel
d. Menetukan operating time
e. Menentukan panjang gelombang maksimum
f. Membuat larutan baku 1,1 ; 2,2 ; 3,3 ; 4,4 ; 5,5 ppm
1. Memipet 2, 4, 6, 8 dan 10 ml larutan induk Fe yang sudah dibuat,
dimasukan kedalam beker gelas ditambahkan 4 ml HCl pekat dan
2 ml larutan hidrosilamin 20 % dan 5 ml aquades.
2. Menambahkan batu didih dan dipanaskan hingga volume larutan
setengah dari volume awal
3. Mendingankan larutan tersebut kemudian memindahkan kedalam
labu takar 50 ml, tambahkan 10 ml buffer asetat dan 2 ml larutan
fenantrolin 0,1 %.
4. Menambahkan aquades hingga tanda garis
5. Membanca absorbansi larutan pada operating time-nya pada
panjang gelombang 510 nm
g. Menetapkan kadar Fe
1. Memipet 50 ml sampel air dimasukan dalam beker gelas,
tambahkan 4 ml HCl pekat dan 2 ml larutan hidrosilamin 20 %
dan 5 ml aquades
2. Menambahkan batu didih dan memanaskan sampai volume
tersisa 10 ml
3. Mendinginkan larutan tersebut kemudian memindahkan kedalam
labu takar 25 ml, kemudian tambahkan 10 ml larutan buffer
asetat pH 4 dan 2 ml fenantrolin 0,1 %
4. Menambahkan aquades hingga tanda garis
5. Membaca absorbansi larutan pada panjang gelombang 510 nm
5. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Percobaan
a. Uji kwalitatif 
Tabel 1.Identifikasi kualitatif Percobaan 1

No Jenis sampel Prosedur Hasil


1 Air sumur 5 tetes sampel + 3 tetes Merah darah
KCNS 2N
2 Air PDAM 5 tetes sampel + 3 tetes Merah darah
KCNS 2N
3 Air instalasi migas 5 tetes sampel + 3 tetes Merah darah
KCNS 2N

Tabel 2.Identifikasi kualitatif Percobaan 2


No Jenis sampel Prosedur Hasil
1 Air sumur 5 tetes sampel + 3 tetes Merah darah
KCNS 2N
2 Air PDAM 5 tetes sampel + 3 tetes Merah darah
KCNS 2N
3 Air instalasi migas 5 tetes sampel + 3 tetes Merah darah
KCNS 2N

b. Uji kwantitatif 
Tabel 3.Hasil penetapan Kadar Besi pada Percobaan 1
No Sampel Absorbansi Konsentrasi (ppm)

1 Air sumur 0,633 6,93

2 Air PDAM 0,347 3,56

3 Air instalasi migas 0,192 1,73


BAB IV

DATA PENGAMATAN

Pemakaian Bahan

Sampel = Aqua, Clean-q, Amos, Alham, Club


Volume larutan stock Fe 10 ppm = 0,1 ml ; 0,2 ml ; 0,4 ml ; 0,6 ml ; 0,8 ml
Volume masing masing sampel = 10 ml
Larutan HCl 1 : 1 = 1 ml
HONH2HCl 10 % = 1 ml
Ortho-Phenotrolin = 5 ml
Buffer Asetat = 5 ml

1. Larutan stock Fe
Larutan stock Fe + HCl larutan bening
Larutan bening + HONH2HCl larutan bening
Larutan bening + orthophenontrolin larutan
bening
Larutan bening + larutan buffer asetat larutan merah muda

2. Aqua
Aqua + HCl larutan bening
Larutan bening + HONH2HCl larutan bening
Larutan bening + orthophenontrolin larutan
bening
Larutan bening + larutan buffer asetat larutan merah muda

3. Clean-Q
Clean-Q + HCl larutan bening
Larutan bening + HONH2HCl larutan bening
Larutan bening + orthophenontrolin larutan
bening
Larutan bening + larutan buffer asetat larutan merah muda
4. Alham
Alham + HCl larutan bening
Larutan bening + HONH2HCl larutan bening
Larutan bening + orthophenontrolin larutan
bening
Larutan bening + larutan buffer asetat larutan merah muda

5. Club
Club + HCl larutan bening
Larutan bening + HONH2HCl larutan bening
Larutan bening + orthophenontrolin larutan
bening
Larutan bening + larutan buffer asetat larutan merah muda

6. Amos
Amos + HCl larutan bening
Larutan bening + HONH2HCl larutan bening
Larutan bening + orthophenontrolin larutan
bening
Larutan bening + larutan buffer asetat larutan merah muda
BAB V
PENGOLAHAN DATA

5.1. Perhitungan Kadar Fe dalam Air


Pada percobaan penentuan kadar Fe dalam air kemasan,sampel
merk Clean-q yang warnanya mendekati larutan stok Fe 0,1 ml.

5.1.1. Clean-Q
Diketahui : - volume sampel = 10 ml
- konsentrasi Fe = 10 ppm

Penyelesaian :

2+      
Fe mg/l =  

= 0,1 ppm

5.2. Tabulasi Data


Tabel 6.Tabulasi Data Percobaan
+
Sampel Volume Sampel µg Fe Kadar Fe
(ml) (µg) (mg/l)

Clean-q 10 0,1 0,1

Aqua 10 < 0,1 < 0,1

Amos 10 < 0,1 < 0,1

Club 10 < 0,1 < 0,1

Alham 10 < 0,1 < 0,1


5.3. Reaksi

Fe2+ + 2HCl FeCl2 + 2 H+

(ferro) + (asam klorida) (besi (II) klorin) + ( hidroksi)

FeCl2 + 2H+ + HONH2HCl FeCl3 + NH4OH + H2O

(Besi(II) klorin) (Besi (III) klorin) + (Amonium Hidroksida) + (Air)

FeCl3 + NH4OH + C12H8N2H2O


(Besi (III) klorin) (Amonium Hidroksida) ( O.Penontrolin)

FeCl2 + NH4Cl + C12H8N2H2O OH

(Besi (II) klorin) (Amonia klorida) ( O.Penontrolin Hidroksida)

FeCl2 + 2CH3COONH4 Fe(CH3COO)2 + 2NH4Cl

(Besi (II) klorin) (ammonium asetat) (besi (II) asetat) (ammonium

Klorida)
penggunaan seperti kereta, badan kapal bagi kapal besar, dan komponen
struktur bagi bangunan.

b. Ferro (Fe2+)
Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak, yang kukuih dan
liat. Ia melebur pada 15350C. Jarang terdapat besi komersial yang murni;
biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida, dan
sulfide dari besi, serta seedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan
peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Besi dapat dimagnitkan.
Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi,
pada mana menghasilkan garam-garam besi (II) dan gas hydrogen.

c. Ferri (Fe3+)

Besi(III) klorida, atau feri klorida, adalah suatu senyawa kimia


yang merupakan komoditas skala industri, dengan rumus kimia FeCl3.
Senyawa ini umum digunakan dalam pengolahan limbah, produksi air
minum maupun sebagai katalis, baik di industri maupun di laboratorium.
Warna dari kristal besi (III) klorida tergantung pada sudut pandangnya:
dari cahaya pantulan ia berwarna hijau tua, tapi dari cahaya pancaran ia
berwarna ungu- merah.
Besi (III) klorida bersifat deliquescent , berbuih di udara lembap,
karena munculnya HCl, yang terhidrasi membentuk kabut. Bila dilarutkan
dalam air, besi (III) klorida mengalami hidrolisis yang merupakan reaksi
eksotermis (menghasilkan panas). Hidrolisis ini menghasilkan larutan yang
coklat, asam, dan korosif, yang digunakan sebagai koagulan pada
pengolahan limbah dan produksi air minum. Larutan ini juga digunakan
sebagai pengetsa untuk logam berbasis-tembaga pada papan sirkuit
cetak (PCB). Anhidrat dari besi (III) klorida adalah asam Lewis yang
cukup kuat, dan digunakan sebagai katalis dalam sintesis organik.

Anda mungkin juga menyukai