Anda di halaman 1dari 41

Oleh :

DR. SANDRA HERMANTO, M.Si.

Pertemuan ke-3 Kimia Analisis Instrumen


BEBERAPA TEKNIK PEMISAHAN

 Distilasi
 Kristalisasi
 Filtrasi
 Sentrifugasi
 Ekstraksi
 Kromatografi
 Elektroforesis
EKSTRAKSI
EKSTRAKSI CAIR-CAIR
EKSTRAKSI CAIR-PADAT
EKSTRAKSI PADAT-CAIR
SOLID PHASE MICROEXTRACTION
KROMATOGRAFI
SEJARAH KROMATOGRAFI
Mikhail Semyonovich Tswett 1906, A Rusian
Botanist who used columns of calcium
carbonate for separating plant pigments
during the first decade of the 20th century
during his research of chlorophyll.
Classification of Chromatography
• Column Chromatography – the stationary
phase is held in a narrow tube through which
the mobile phase is forced under pressure
or by gravity.

• Planar Chromatography – the stationary


phase is supported on a flat plate or the
interstices of a paper and the mobile phase
moves through the stationary phase by
capillary action or by gravity.
KROMATOGRAFI KOLOM VS PLANAR

Kromatografi Lapis Tipis


Kromatografi kolom
KROMATOGRAFI KERTAS & LAPIS TIPIS

d2

d1

Rf = jarak yang ditempuh oleh senyawa (d1) Chromatogram of 10 essential oils coloured with vanillin reagent.
jarak yang ditempuh oleh pelarut (d2)
APLIKASI KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

• Penentuan kemurnian senyawa


• Penentuan komposisi suatu zat/ campuran.
• Deteksi pestisida dan insektisida dalam makanan.
• Analisa zat pewarna dalam beberapa kasus
forensik.
• Analisis zat antioksidan.
JENIS DAN TIPE
KROMATOGRAFI KOLOM
KROMATOGRAFI AFINITAS
• Interaksi spesifik ligan-
non ligan
• Protein-ligan interaction
• IMAC (Immobilized
Metal Affinity
Chromatography)

(e)
BEBERAPA ISTILAH UMUM DALAM
KROMATOGRAFI
• Analit : substansi zat (ion/molekul/senyawa) yang akan dipisahkan/
dianalisa dengan kromatografi.
• Fase diam (stasionary phase): suatu zat/material padat atau zat cair
yang terimobilisasi dalam suatu matrik kolom dan memiliki sifat fisik
tertentu (daya absortivitas, polaritas, porositas dan afinitas). Misalnya
silika gel, alumina.
• Kromatogram : output visual yang dihasilkan dari suatu proses
kromatografi. Biasanya muncul sebagai spot (planar chromatography)
atau puncak-puncak (peaks) yang terpisahkan satu sama lain (column
chromatography) berdasarkan perbedaan sifat fisikokimia dari masing-
masing analit (polaritas, volatilitas, distribusi massa, densitas, dll.)
• Fase gerak (mobile phase) : material (zat cair atau campuran zat cair)
atau gas yang bergerak dengan jarak dan arah tertentu dalam suatu
matrik kolom atau lapisan fase diam selama proses kromatografi.
• effluent : fase gerak yang meninggalkan kolom.
Tipe kromatogram (a) peak (b) spot
BESARAN DALAM KROMATOGRAFI
• Waktu retensi (tR) : waktu yang dibutuhkan oleh suatu analit untuk melewati suatu
sistem kromatografi hingga terdeteksi oleh detektor dalam suatu kondisi tertentu.
• Retention factor (Rf) : Perbandingan jarak yang ditempuh oleh suatu analit dari
titik awal dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut/fase gerak dalam kromatografi
planar.
• Faktor selektifitas () : faktor pemisahan yang merupakan rasio waktu retensi atau
rasio k’ dari kedua puncak kromatogram yang nilainya dipengaruhi oleh jenis fase
diam dan luas permukaan bahan pengisi kolom.
• Resolusi (Rs) : ukuran efektifitas pemisahan yang diperoleh dari perbandingan
jarak kedua puncak kromatogram.
• Jumlah plat teoritis (N) : ukuran meluasnya pita kromatogram atau melebarnya
puncak karena dipengaruhi jenis peralatan yang ada (panjang dan ukuran diameter
kolom, luas permukaan dan keseragaman bentuk fase diam serta kecepatan alir
fase gerak)
• HETP (H) : High Equivalent to Teoritical Plate, ukuran yang menunjukkan efisiensi
kolom dalam proses pemisahan. H = L/N, dimana L = panjang kolom.
BESARAN DALAM KROMATOGRAFI
BESARAN DALAM KROMATOGRAFI
TEORI DASAR KROMATOGRAFI
• Kecepatan migrasi komponen adalah fungsi dari
konstanta distribusi (KD),
• Komponen yang lebih menyukai berada dalam
fase diam atau dengan nilai k lebih besar pada
fase diam akan bermigrasi lebih lambat dari
komponen yang memiliki nilai k lebih besar pada
fase gerak.
• Perbedaan kemampuan berinteraksi dengan fase
diam dan fase gerak tersebut menyebabkan
terjadi perbedaan kecepatan migrasi.
Pelat teoritis (Plate Theory)
• Pelat teoritis adalah pelat imajiner dalam kolom yang
tebalnya sedemikian rupa, sehingga komponen dalam
fase gerak yang keluar daripadanya mempunyai
komposisi yang sama dengan andaikata benar-benar
telah terjadi kesetimbangan partisi antara fase gerak
dengan fase diam ditengah-tengah lapisan tersebut.
• Pelat teoritis dapat dianggap analog dengan satu
tabung dari alat ekstraksi countercurrent Craig. Tebal
dari pelat imajiner tersebut dikenal sebagai High
Equivalent of Theoritical Plate (HETP) atau tinggi
ekivalen pelat teoritis.
HETP = L/N dan N = 16(tR/ω)2
Teori Kecepatan (Rate Theory)
HETP = A + B/μ + Cμ dimana μ = kecepatan linier fase gerak
• A = suku difusi Eddy yang mencerminkan reka-alur dari isi
kolom. Fase gerak dan komponen dapat bergerak melalui
banyak jalur diantara butiran-butiran isi kolom.
Pengaruh difusi Eddy dapat dikurangi dengan menggunakan isi kolom
dengan butiran yang berbentuk sama, berukuran kecil dan disusun rapat
serta rata di dalam kolom.
• B/μ = difusi longitudinal merupakan gaya-gaya difusi
molekul yang menyebabkan molekul-molekul bergerak atau
berdifusi dari bagian tengah pita ke kedua tepi pita.
• Cμ = suku pemindahan massa merupakan cerminan dari
partisi komponen antara fase diam dan fase gerak.
Hubungan HETP dengan kecepatan
linier fase gerak

Kondisi kromatografi yang memberikan nilai HETP kecil, apabila Nilai A


biasanya kecil (kolom dipak dengan baik). Bila μ besar maka suku B/μ
semakin kecil tetapi suku Cμ semakin besar. Pada μ optimum
pengaruh ketiga suku setimbang satu sama lainnya dan nilai HETP
menjadi minimum.

Anda mungkin juga menyukai