Farmasi
TUGAS 2 (KELOMPOK 1)
Anggota Kelompok
Kromatografi pasangan ion (Ion Pair). Kromatograf ini digunakan untuk memberikan pereaksi terhadap
c. senyawa tertentu yang bersifat ionik diubah menjadi non ionik yang didasarkan pada pembentukan suatu
pasangan ion antara sampel dan fase gerak maupun fase diamnya. Alasan pemakaian kromatogram ini
didasarkan adanya pemisahan sampel-sampel yang mudah terdisosiasi dalam larutan air.
d.
Kromatografi penukar ion (Ion Exchange). Kromatograf ini digunakan untuk memberikan pereaksi terhadap
senyawa tertentu yang bersifat ionik diubah menjadi non ionik yang didasarkan pada pembentukan suatu
pasangan ion antara sampel dan fase gerak maupun fase diamnya. Alasan pemakaian kromatograf ini
didasarkan adanya pada pemisahan sampel-sampel yang mudah terdisosiasi dalam larutan air.
Kromatografi afinitas. Pemurnian ini dilakukan berdasarkan afinitas enzim atau protein terhadap
biomolekul lain (ligan), misalnya enzim terhadap inhibitor, substrat atau produknya, afinitas antibodi f.
terhadap antigennya, atau afinitas hormon terhadap reseptornya. Prinsip kromatografi afinitas
adalah pengikatan spesifik ligan dengan reseptor. Jadi, dalam kromatografi afinitas minimum harus
ada dua senyawa yang berikatan spesifikasi
(Kemendikbud,2018).
3. Sebut dan jelaskan jenis pembagian kromatografi
berdasarkan jenis fase diam dan
fase geraknya
Penjelasan
1 2 3
Waktu Retensi (Tr) Faktor kapasitas (K`)
Retensi
Faktor kapasitas merupakan ciri khas
Retensi adalah proses Selang waktu yang suatu analit pada kondisi tertentu, yaitu
analit masuk ke diperlukan oleh analit pada komposisi fase gerak, suhu dan jenis
kolom sampai mulai saat injeksi kolom (panjang kolom, diameter kolom
ditangkap oleh sampai keluar dari dan ketebalan lapisan film) tertentu, yang
detektor pada KCKT kolom dan sinyalnya dapat memberikan gambaran dimana
(Rubiyanto, 2017) secara maksimal puncak-puncak analit terelusi secara
ditangkap oleh relatif terhadap puncak fase geraknya.
detektor (Susanti dan Faktor kapasitas (k’) merepresentasikan
Dachriyanus, 2014). perbandingan distribusi jumlah analit
pada fase diam dan fasa gerak. Nilai k’
yang baik antara 1-10 (Aman dkk, 2019)
4 5 6
Peak Gaussian Resolusi (Rs) Tailing Factor (Tf)
Resolusi (Rs) didefinisikan sebagai Tf adalah terjadinya pengekoran pada
Peak Gaussian adalah
kemampuan sistem kromatografi kromatografi sehingga bentuk
output riil dari
untuk memisahkan komponen kromatogram menjadi tidak simetris.
kromatografi berupa
analit. Kemurnian komponen yang Kromatogram yang mempunyai nilai TF
pita atau puncak yang
dipisahkan mencapai 100% pada = 1 menunjukkan bahwa kromatogram
melebar dan sering juga
resolusi bernilai lebih dari 1,5. tersebut bersifat setangkup atau
membentuk profil yang
Resolusi rendah (kurang dari 1,5) simetris. Sedangkan nilai TF > 1
asimetrik karena solut-
menyebabkan sebagian analit menunjukkan bahwa kromatogram
solut melanjutkan
terelusi secara bersamaan, mengalami pengekoran (tailing).
migrasinya ke fase diam
sehingga menghasilkan puncak Semakin besar nilai TF maka kolom yang
(Rohman, 2007)
kromatogram yang saling tumpang dipakai semakin kurang efisien (Kurnia
tindih (overlapping) (Raeni dkk, 2019).
dkk,2018)
7 8
Asymmetry Factor Efficiency Column (N)
Faktor asimetri adalah ukuran dari tailing Efisiensi Kolom Kromatografi berhubungan
puncak. Didefinisikan sebagai jarak dari dengan melebarnya puncak pada waktu
garis tengah puncak ke tepi belakang komponen bergerak sepanjang kolom, semakin
dibagi jarak dari garis tengah puncak ke efisien suatu kolom kromatografi semakin sempit
tepi depan, dengan semua pengukuran puncak yang dihasilkan. Pada umumnya efisiensi
dilakukan pada 10% dari ketinggian kolom KCKT meningkat dengan semakin kecilnya
puncak maksimum. Faktor asimetri ukuran partikel yang ada di dalam kolom. Ada
sebuah puncak biasanya akan serupa dua teori yang berhubungan dengan efisiensi
dengan faktor tailing untuk puncak yang kolom yaitu teori jarak pelat dan teori setara
sama, tetapi kedua nilai tersebut tidak pelat, dimana kedua teori ini membicarakan
dapat langsung dikonversi (Silicycle, 2021). parameter-parameter yang menentukan efisiensi
kolom. (Susanti dan Dachriyanus, 2014)
9
HETP
HETP (high equivalent of theoritical plate) adalah panjang
kolom kromatografi (mm) yang diperlukan sampai
terjadinya satu kali keseimbangan distribusi dinamis
molekul analit dalam fase gerak dan fase diam. Harga H
berkaitan dengan jumlah pelat teori menurut persamaan :
HETP = L/N. Dengan L = panjang kolom (mm), N = jumlah
plat teori. nilai HETP yang semakin kecil yang
menunjukkan efisiensi kolom yang tinggi (Gandjar dan
Rohman, 2010).
5. Bagaimanakah rumus untuk menghitung
Resolusi
(𝑡𝑅2 𝑡𝑅1)
R=
0,5 (𝑊2+𝑊1)
Tf
𝑏𝑐 As
TF = 𝑡𝑚 −𝑡𝑜
𝑎𝑐
X = 𝜇1 −𝑡0
Ket: tm = Lokasi puncak maksimum, 𝜇1
= momen pertama (rata-rata) dari
puncak, t0 = hold-up time (waktu
penahan).
(Papai an pap, 2002)
N
𝑡𝑅 𝑡𝑅
N = 16( 𝑊 )2 atau N = 5,54 (( 𝑊1 )2
2
Ket: tR = Waktu retensi analit, W = Lebar pada dasar puncak,
W ½ = Lebar paa setengah tinggi puncak.
(Susanti dan Dachriyanus, 2014).
6. Sebut dan jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi
pelebaran puncak
d. Volume Injeksi
Injeksi sampel untuk dianalisis dengan metoda KCKT merupakan tahap yang penting, karena
meskipun kolom telah memadai hasil kromatogram yang ditampilkan tidak akan memadai kalau
injeksi sampel tidak dilakukan dengan tepat. Keadaan ini akan menjadi suatu keharusan jika yang
dituju adalah analisis kuantitatif dengan KCKT
(Susanti dan Dachriyanus, 2013)
Daftar Pustaka:
Panggabean, A.S., Tika, W., dan Noor, H., 2019. Validasi Metode Penentuan Benzena, Toluena dan Xilena pada
Sampel Udara dan Tanah Menggunakan Kromatografi Gas. Jurnal Penelitian kimia. 15(2)
Hage,D, S., 2018. Chromatography : Principles and Applications of Clinical Mass Spectrometry. Pp, 1-32
Gandjar, I. G. dan A. Rohman., 2010. Kimia Farmasi Analisis. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Raeni, S.F., Unsaina, H., Ani, M., dan Akhmad, S., 2018. Evaluasi Pemisahan Alkilbenzena Menggunakan Kolom
Monolith Berbasis Polimer Organik secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Jurnal Penelitian Kimia. 14(1).
Kementerian pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan., 2018.
Melaksanakan Analisis Secara Kromatografi Konvensional Mengikuti Prosedur. Jakarta.
Kurnia, D., Eny, T.P., dan Indro, P., 2019. Pengembangan Metode Penetapan Kadar Metil Prednisolon Dalam
Sediaan Dry Injection Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Analit: Analytical and Environmental
Chemistry. 4(1)
Papai, Z., & Pap, T. L. (2002). Analysis of peak asymmetry in chromatography. Journal of Chromatography, 953 (1-
2), 31–38.
Rubiyanto, Dwiarso. 2017. Metode Kromatografi: Prinsip Dasar, Praktikum dan Pendekatan Pembelajaran
Kromatografi. Yogyakarta: Deepublish Publisher. 45.
Silicycle., 2021. Column Efficiency, Peak Asymmetry Factor, Tailing Factor and Resolution Calculated,
https://www.silicycle.com/faq/hplc/how-are-column-efficiency-peak-asymmetry-factor-tailing-factor-and-
resolution-calculated , diakses tanggal 26 Maret 2021.
Susanti, M dan Dachriyanus., 2014. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Padang: Andalas University Press.
Snyder, L. R., & Dolan, J. W., 2017. Liquid-solid chromatography. In Liquid Chromatography (pp. 191-203).
Elsevier.
DeStefano, J. J., Johnson, W. L., Schuster, S. A., & Kirkland, J. J. (2013). Methods for Changing Peak Resolution in
HPLC: Advantages and Limitations.
thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik