4
4
Pendahuluan
Kromatografi :
Proses pemisahan
karena adanya
interaksi antara suatu
zat (sampel)
terhadap dua fasa
yang disebut sebagai
fasa mobile (gerak)
dengan fasa
stationary (diam)
5
Jenis Kromatografi :
1. Berdasarkan jenis fasa gerak dan fasa diamnya
kromatografi dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
Fasa gerak Gas Cair
Fasa diam Cair Padat Cair Padat
Nama Gas Liquid Gas Solid Liquid Liquid Liquid Solid
Chromato- Chromato- Chromato- Chromato-
graphy graphy graphy graphy
(GLC) (GSC) (LLC) (LSC)
Mekanisme
partisi adsorpsi partisi adsorpsi
pemisahan
6
Jenis Kromatografi :
2. Berdasarkan mekanisme pemisahannya
kromatografi dapat dibedakan sebagai berikut :
No Mekanisme Pemisahan Contoh :
1 Kromatografi adsorpsi GSC, LSC dan Kromatografi Lapis
Tipis (TLC).
2 Kromatografi partisi LLC, GLC dan Kromatografi Kertas
3 Pertukaran ion Resin Penukar Ion (ion-exchange)
4 Penyaringan/ penapis Molekuler Sieve, GPC (Gel
molekul (size exclusion) Permeation Chromatografi)
5 Perbedaan muatan Elektro Chromatography,
listrik Kromatografi Plasma
6 Perbedaan afinitas LLC
7
Jenis Kromatografi :
3. Berdasarkan teknik pengerjaannya
kromatografi dapat dibedakan :
1) Kromatografi kolom
2) Kromatografi lapis tipis (KLT)/ Thin
Layer Chromatography (TLC)
3) Kromatografi kertas
4) Kromatografi Gel
5) Elektro Chromatography
Didalam praktek penyebutan nama tersebut rancu
(campur aduk) sehingga dapat membingungkan.
8
Mekanisme pemisahan
Komponen sampel dibawa oleh fasa mobil masuk
kedalam fasa diam.
Masing-masing spesi akan ditahan oleh fasa diam
dengan bermacam interaksi :
Mekanisme Fasa diam
Adsorpsi oleh permukaan Padat (GC dan LC)
Kelarutan relatif /Partisi Cair (GC dan LC)
Pertukaran ion / Ion exchange anion atau kation yang berikatan
kovalen pada resin (LC)
Penyaringan molekul/ Gel/padat (GC dan LC)
Molekul Size
Afinitas zat aktif yang melekat pada zat
padat pendukung (LC)
9
Kromatografi Adsorpsi
Menggunakan fasa mobil cair atau gas yang teradsorpsi ke
permukaan fasa diam padat.
Terjadi kesetimbangan sejumlah analit diantara fasa gerak
dan fasa diam.
Analit yang teradsorpsi kuat akan berada didalam kolom
lebih lama, sedangkan yang teradsorpsi lemah akan cepat
keluar dari kolom terbawa aliran fasa gerak.
Kromatografi Adsorpsi
Kromatografi Partisi
Fase diam cair membentuk lapisan tipis di permukaan zat
padat pendukung.
Terjadi kesetimbangan analit diantara fasa diam cair dan
fasa gerak.
Analit yang terlarut kuat dalam fasa diam akan tertahan
lama di dalam kolom, sedangkan analit yang kurang larut
akan terbawa keluar dari kolom lebih cepat oleh fasa gerak.
Kromatografi Partisi
Kromatografi Pertukaran Ion
Fasa diam berupa resin yang mempunyai gugusan aktif
berupa anion atau kation.
Larutan ion yang bermuatan berlawanan dalam fase gerak
cair tertarik dengan resin oleh gaya elektrostatik.
Kromatografi Eksklusi
Dikenal juga sebagai permeasi gel atau filtrasi gel
Tidak ada Interaksi antara analit, fasa diam dan fara gerak
Fase cair atau gas melewati gel berpori yang memisahkan
molekul berdasarkan ukurannya. Pemisahan terjadi karena
adanya perbedaan ukuran molekul.
Pori-pori biasanya kecil, molekul zat terlarut yang lebih
besar tidak dapat melewatinya, tetapi molekul yang lebih
kecil dapat memasuki pori-pori gel, menyebabkan mereka
terpisah.
Hal ini menyebabkan molekul yang lebih besar dapat
melewati kolom lebih cepat daripada yang kecil.
Kromatografi Eksklusi
Kromatografi Afinitas
Jenis kromatografi yang pemisahannya paling
selektif.
Memanfaatkan interaksi spesifik antara satu jenis
molekul zat terlarut dan molekul yang terikat pada
fasa diam.
Sebagai contoh, molekul amobil yang merupakan
antibodi terhadap beberapa protein spesifik.
Ketika larutan sampel yang mengandung campuran
protein tersebut melewati molekul ini, hanya protein
spesifik yang bereaksi terhadap antibodi ini yang
terikat ke fasa diam.
Protein ini kemudian diekstraksi dengan mengubah
Kromatografi Afinitas
Kromatografi Afinitas
Teknik ini mempunyai banyak variasi,
berlaku untuk pemisahan molekul besar
(misalnya protein) juga molekul kecil
(misalnya asam amino) juga molekul yang
bersifat polar maupun non polar.
Dapat memisahkan enantiomer atau bahkan
isotop. Pada dasarnya, teknik ini tergantung
pada interaksi selektif molekul.
Teori Kromatografi
Ada 2 teori yang menjelaskan proses
pemisahan dalam kromatografi
Teori pelat – diajukan oleh Martin dan
Synge (1941). Didasarkan pada analogi
dengan destilasi dan ekstraksi ”counter
current”
Teori laju – diajukan oleh J.J. van Deemter
(1956). Dalam teori ini lebih banyak
membahas dinamika pemisahan.
20
Teori pelat
Dalam teori pelat dianggap :
Didalam kolom kromatografi terjadi kesetimbangan statis
sampel diantara fasa diam dan fasa mobil.
Koefisien partisi (K) didefinisikan sebagai :
21
Teori pelat
Pada proses pemisahan diasumsikan :
Panjang kolom tetap
Laju alir fasa mobil konstan
Volume retensi (VR) : Volume dari fasa mobil yang
diperlukan untuk melarutkan sampel secara
maksimum dari dalam kolom.
Waktu retensi (tR) : waktu yang diperlukan untuk
melarutkan sampel secara maksimum dari dalam
kolom pada laju alir konstan.
L
tr Vr t r x F dimana F : kecepatan laju alir
2222 x
Teori pelat
2323
Mekanisme pamisahan sampel
Volume fasa mobil sebanding dengan panjang
kolom, jika kolom semakin panjang maka retensi
juga bertambah besar.
Sampel yang melewati kolom akan mengalami
retensi sepanjang kolom yang dilalui sehingga
semakin lama sampel akan mengalami pelebaran
(penyebaran).
Kita tidak dapat memperpanjang kolom semaunya
jika ingin mendapatkan hasil pemisahan yang baik.
24
Jumlah Pelat Teoritis (N)
Didalam ekstraksi pelarut pelat ditunjukkan
dengan batas antar muka dimana terjadi
kesetimbangan antar fasa.
Didalam kromatografi kolom, kita tidak dapat
melihat wujud yang sesungguhnya dari pelat
teoritis ini.
Jumlah pelat teoritis di dalam kolom kromatografi
dapat diprakirakan dengan mengukur waktu retensi
dan lebar puncak kromatogram, dimana kedua
faktor ini sangat penting untuk menunjukkan
kinerja kolom.
25
Jumlah pelat teoritis / N
Jumlah pelat
teoritis (N) di dalam
kolom dapat
diprakirakan
dengan mengukur
waktu retensi dan
lebar puncak
kromatogram
2
tr
N 16
W
26
26
Jumlah pelat teoritis / N
27
Jumlah pelat teoritis / N
Jika puncak tidak
simetris maka
pengukuran jumlah N
dapat dilakukan
dengan menggunakan
tinggi dan lebar pada
setengah tinggi
puncak.
2
tr
N 5,54
28
W1/ 2
28
Resolusi (pemisahan)
Nilai N dan Hight Equivalent of a Theoretical
Plate (HETP) adalah ukuran kemampuan suatu
kolom yang hanya diukur dari satu puncak
kromatogram.
Pada keadaan yang sesungguhnya kromatografi
digunakan untuk memisahkan 2 komponen
campuran atau lebih, maka ukuran kemampuan
suatu kolom lebih sesuai jika diukur dengan
resolusi.
Yaitu ukuran kemampuan suatu kolom 2 untuk
memisahkan dua puncak L W secara
L kromatogram
h HETP
29
29
sempurna. N 16 t
r
Resolusi (Pemisahan)
2d 2(tr2 tr1 )
Rs
W1 W2 W1 W2
30
30
Resolusi (Pemisahan)
31
Teori laju
Pada teori pelat diasumsikan bahwa kolom
tersusun dari pelat-pelat yang ekivalen
secara matematis.
Sampel mengalami kesetimbangan didalam
pelat yang merupakan batas antar muka
antara fasa mobil dan fasa diam.
Teori pelat dapat digunakan untuk
memprediksi beberapa aspek performa
kromatografi
Teori pelat mengabaikan difusi sampel dan
32 arah aliran.
Teori laju
Teori laju menggunakan prinsip difusi
sampel dan arah aliran sehingga dapat
digunakan untuk memprediksi faktor
performa kolom misalnya :
Sifat-sifat fasa, difusi sampel, koefisien
partisi, arah aliran, ketebalan lapisan,
ukuran partikel pendukung, porositas dan
laju aliran.
33
Teori laju
Menurut persamaan deferensial parsial yang
disusun oleh van Deemter didapatkan bahwa
daerah sepanjang aliran fasa mobil
merupakan fungsi konsentrasi sampel.
Hal ini mirip dengan distribusi Gaussian
pada teori pelat sehingga dapat digunakan
untuk menghitung dinamika proses
pemisahan.
34
Persamaan van Deemter
2
2 γDg 8 kd
H 2 d P
f
u
u (1 k ) Dl
2 2
36
36
Persamaan van Deemter
Bentuk lain dari persamaan van Deemter sering
ditulis :
H=A + B/u + Cu
A – difusi eddy
B – difusi molekular
C – hambatan transfer massa
A,B dan C adalah konstanta tetapi B dan C
dipengaruhi oleh percepatan fasa mobile
37
Persamaan van Deemter
Faktor difusi Eddy, ketika sampel melewati kolom ada
yang menempuh lintasan panjang dan adapula yang
pendek sehingga terbetuk kurva Gaussian
38
Faktor Difusi Eddy
39
Persamaan van Deemter
Pelebaran pita karena difusi Eddy dapat
dikurangi dengan hal berikut (untuk kolom
paket)
menyeragamkan ukuran partikel
memperkecil diameter kolom
mengurangi rongga kosong didalam
kolom
40
Persamaan van Deemter
Difusi molekular
Pelebaran pita karena difusi
molekul sampel ke dalam
fasa mobil
Molekul sampel ada yang
bergerak searah dengan
aliran fasa mobil dan ada
yang berlawanan arah
Dapat dikurangi dengan
menambah kecepatan aliran
fasa mobil
41
Persamaan van Deemter
Hambatan transfer massa, terjadi karena
sampel mengalami kesetimbangan diantara
fasa mobil dan fasa diam.
Pengaruh ini dapat dikurangi dengan
mengurangi ketebalan atau kekentalan
lapisan fasa diam
42
Persamaan van Deemter
Dari persamaan : H = A + B/u + Cu . Jika dibuat
kurva didapatkan nilai H yang minimum terdapat laju
aliran yang optimum (kurva untuk GC kolom paket)
43
Preparasi sampel
Sampel sering merupakan campuran dari banyak
komponen dalam matriks yang kompleks.
46
Tahap1 : Ekstraksi
Setelah sampel diukur berat atau volumenya lalu
dilakukan ekstraksi.
48
Ekstraksi Cair-Cair
Ekstraksi cair-cair menggunakan dua pelarut yang tidak
saling melarutkan, untuk memisahkan analit dari satu
pelarut ke pelarut yang lain.
49
Ekstraksi Cair-Cair
Jika sampel berbentuk padatan biasanya perlu dilarutkan
dulu atau dihaluskan.
50
Ekstraksi Cair-Cair
52
Ekstraksi Cair-Cair
53
Soxhlet
Dalam metode ini, sampel ditempatkan dalam
kantong kertas saring.
Kantong ditempatkan di ruang ekstraksi (2), yang
ditempatkan di atas tabung yang berisi pelarut (1)
dan di bawah kondensor (3).
Labu ini dipanaskan, pelarut menguap dan bergerak
naik ke kondensor.
Uap diubah menjadi cairan yang menetes ke ruang
ekstraksi yang berisi sampel.
Ruang ekstraksi dirancang sedemikian rupa sehingga
ketika pelarut sekitar sampel melebihi tingkat
tertentu akan melimpah dan mengalir kembali ke
dalam labu didih.
54
Proses ekstraksi dapat berlangsung beberapa jam.
Soxhlet
55
Ekstraksi fluida Superkritis
Teknik ini relatif baru sebagai metode ekstraksi
58
Ekstraksi fluida Superkritis
Ekstraksi ini memanfaatkan sifat khas dari CO dimana gas ini
2
bersifat nonpolar dan mudah mencair dengan memberikan
tekanan.
59
Ekstraksi fluida Superkritis
Keutungan cara ekstraksi fluida super kritis :
Ekstraksi hanya memerlukan waktu yang sangat singkat antara 30
menit sampai 2 jam.Dapat menghasilkan persen ekstraksi yang
mendekati 100 % sehingga seluruh zat dapat terekstrak seluruhnya
dari matriknya.
60
Ekstraksi fluida Superkritis
Zat yang diekstraksi Waktu ekstraksi
Soxhlet Fluida Super Kritis
Poli Hidrokarbon aromatik/ 24 jam 15 menit
PAH
Lilin (Wax) 16 jam 45 menit
Lemak 7 jam 10 menit
Alkana 48 jam 15 menit
dioksin 20 jam 2 jam
61
Ekstraksi fluida Superkritis
65
Ekstraksi Fasa Padat/SPE
Cartridge SPE
67
Ekstraksi Fasa Padat/SPE
69
Ekstraksi Fasa Padat/SPE
72
Analisis Kualitatif
73
Analisis Kualitatif
74
Analisis Kualitatif
75
Analisis Kuantitatif
Penilaian kuantitatif, konsentrasi relatif dari komponen
diperoleh dari perbandingan luas puncak terhadap
senyawa standar yang kadarnya diketahui.
76
77
Normalisasi luas puncak
Suntikkan campuran dengan jumlah yang sama dari
semua komponen
79
External Standard
Injeksikan standar sebelum dan / atau setelah
menganalisis sampel
81
Internal Standard
Menghilangkan kesalahan yang disebabkan
penyuntikan yang tidak akurat
82
Standar Addisi
Sampel dianalisis
83
Standar Addisi
84
Standar Addisi
85
Terimakasih