Anda di halaman 1dari 3

1.

Sangat diperlukan dimana sampel yang akan dianalisis biasanya mengandung analit
dan juga matiks sampel yang mungkin sebagai spesies pengganggu. Oleh karena itu
dilakukan pemisahan analit dari matriks sampel baik menggunakan ekstraksi adan juga
kromatografi. Sampel merupakan campuran dari banyak komponen dalam matriks
kompleks. Oleh karena itu, komponen-komponennya harus terpisah dari yang lainnya
sehingga setiap komponen individu dapat diidentifikasi dengan metode analitiknya.
Campuran dapat dipisahkan menggunakan perbedaan fisik atau sifat kimia komponen
individu. Setelah dilakukan pemisahan baru dapat digunakan untuk mengidentifikasi
dan mengukur masing-masing komponennya tersebut.
2. - senyawa individu mampu untuk berpartisipasi bersama interaksi antar molekul
dalam dua fase → konstanta kesetimbangan → termodinamika kimia .
KD = Fase diam C / Fase gerak C
- Interaksi: terutama fisik atau melibatkan ikatan kimia yang lemah , sebagai contoh
dipol-dipol, pembentukan ikatan hidrogen, transfer muatan, dll, dan reversibel →
Senyawa menghabiskan beberapa waktu di kedua fase. •
- Komponen dipisahkan karena perbedaannya dalam KD•
- Semakin banyak N equilibrium, semakin baik pemisahannya → N keseimbangan
harus setinggi mungkin.
3. – Kromatografi memeiliki dua fase yaitu fase diam dan fase gerak yang memungkinkan
pemisahan kedua fase secara langsung
- Hasil pemisahannya adalah bentuk penyerapann dan pengeluaran selama sampel
bergerak kerah fase gerak
- Memiliki permukaan antar fase yang lebih besar
- Memiliki selektivitas yang tinggi jika dibandingkan dengan ekstraksi biasa
- Panjangnya kolom juga dapat membantu pemisahan lebih efisien.
Atau kromatografi adalah suatu proses yang berkesinambungan. Yaitu semakin
banyak ekstraksi dilakukan maka pemisahannya juga semakin baik. Teori plat
diartikan bahwa sepanjang kolom terjadi proses ekstraksi senyak N kali. Yaitu
semakin besar nilai N semakin baik pula pemisahannya. Tingkat efisiensi pemisahan
kromatografi juga tercermin dalam peak-peak kromatogram yang dihasilkan. Yaitu
semakin lebar peak kromatogram maka pemisahannya semakin kurang
efisien.Secara kuantitatifnya efisiensi dapat dijelaskan dengan dengan teori plat
(N). Yaitu dalam proses krmatografi terjadi kesetimbangan distribusi antara fase
gerak dan fase diam ketika solutenya bergerak melalui kolom.
4. Ukuran efisiensi kolom dalam memisahkan komponen campuran adalah jumlah
kesetimbangan yang terjadi di kolom ( N kesetimbangan ). Jadi, efisiensi kolom
meningkat dengan meningkatnya N. Semakin banyak keseimbangan terjadi dalam
kolom maka semakin baik juga pemisahannya. Sehingga ketika efisiensi kolom ( N )
rendah maka kinerja kolom dalam pemisahan juga menjadi rendah.
5. - Partikel berdiameter kecil
- Distribusi ukuran partikel sempit
- Kepadatan pengepakan yang tinggi dan homogen
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai resolusi kolom adalah :
 Faktor kapasitas kolom
Resolusi yang dihasilakn kromatografi kolom adalah fungsi rasio antara
molekul solute didalam kolom yang tertahan degan solute dalam fase gerak.
Rasio ini disebut dengan faktor kapasitas yang dirumuskan dengan :
k '= (t R - t M) / t M.
Keterangan :
tR : waktu retensi dari solute yang tertahan difase diam
tM : waktu retensi dari solute yang terbawa fase gerak
K ' adalah nilai yang menunjukan seberapa kuat komponen-komponen dalam
sampel yang terbawa oleh fase gerak berinteraksi dengan kolom fase diam kolom.
Nilai K ' kecil jika molekul solute yang tertahan dalam kolom sedikit. Sedangkan
nilai K ' besar artinya adalah bahwa jumlah molekul yang tertahan dalam kolom
besar dan solute bermigrasi dengan lambat. Nilai K ' kurang dari 1 menyebabkan
resolusi kurang baik, karena akan terjadi tumpang tindih senyawa dengan matriks
yang biasanya menumpuk didekat t0. Nilai K ' optimalnya berkisar pada 2-6.
 Selektivitas kolom
faktor selektivitas, adalah rasio kapasitas faktor untuk dua zat terlarut
yang oleh konvensi selalu dinyatakan dengan faktor retensi yang lebih
besar dalam pembilang.
= k’B/k’A
keterangan :
Selektivitas
k’A : faktor kapasitas senyawa pertama
k’B : faktor kapasitas senyawa kedua
faktor selektivitas menyatakan kemudahan sistem kromatografi dapat
memisahkan dua senyawa , dan secara langsung berkaitan dengan perbedaan
energi bebas untuk interaksi kedua senyawa dalam sistem kromatografi
 Efisiensi kolom
Yaitu jumlah plat teoritis (N) merefleksikan jumlah waktu senyawa berpartisi
antara dua fase selama melalui kolom dan menggambarkan efisiensi kolom.
Efisiensi kolom dapat diukur dengan memeriksa puncak krimatografi setelah
elusi. Dapat dirumuskan dengan :
N= 16 ( tR/W )²
Keterangan :
N : jumlah plat teoritis
tR : waktu retensi zzat terlarut
W : Besarnya basis dari segitiga ( dalam satuan waktu )

Anda mungkin juga menyukai