NIM : 18036060
MATA KULIAH : KIMIA ORGANIK
TUGAS : KUIS KROMATOGRAFI KOLOM
Jawab:
a. Waktu retensi
Pada saat awal, komponen-komponen yang akan dipisahkan dalam kromatografi akan
berdiam diri di dalam kolom. Komponen-komponen tersebut akan bergerak apabila dialirkan
fasa gerak. Pada saat fasa gerak mengalir membawa komponen-komponen sepanjang fasa
diam maka akan terjadi kesetimbangan dinamis antara komponen komponen yang tetap
berada dalam fasa diam dan komponen yang terlarut dalam fasa gerak. Apabila interaksi
komponen dengan fasa diam lebih kuat maka populasi komponen dalam fasa diam lebih besar
daripada dalam fasa gerak, artinya komponen-komponen tersebut lebih lama tertahan dalam
fasa diam. Sehingga memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai detektor
dibandingkan komponen yang lebih lemah interaksinya dengan fasa diam. Selain ditentukan
oleh interaksi dengan fasa diam, laju komponen bersama fasa gerak juga ditentukan oleh laju
alir fasa gerak serta perbandingan jumlah fasa diam dan fasa gerak. Dengan kata lain,
efektifitas proses kromatografi dalam memisahkan komponen-komponen tergantung pada laju
migrasinya.
b. Faktor selektifitas
c. Efisiensi kolom
d. Resolusi
Salah satu tujuan utama pada metode analisis secara kromatografi adalah memisahkan
komponen-komponen dalam suatu sampel. Kemampuan suatu kolom untuk dapat
memisahkan disebut Resolusi (R).
3. Kenapa fasa diam dan fasa gerak penting dalam kromatografi kolom?
Jawab:
Dalam kromatografi terdapat istilah fase diam dan fase gerak. Ditinjau dari pengertian
keduanya dimana fase diam (Stationary phase) merupakan salah satu komponen yang penting
dalam proses pemisahan dengan kromatografi karena dengan adanya interaksi dengan fase
diamlah terjadi perbedaan waktu retensi (tR) dan terpisahnya komponen suatu senyawa analit.
Fase diam dapat berupa bahan padat atau porous (berpori) dalam bentuk molekul kecil atau
cairan yang umumnya dilapiskan pada padatan pendukung.
Sedangkan fase gerak (Mobile phase) merupakan pembawa analit, dapat bersifat inert
maupun berinteraksi dengan analit tersebut. Fase gerak dapat berupa bahan cair dan dapat
juga berupa gas inert yang umumnya dapat dipakai sebagai carrier gas senyawa yang mudah
menguap (volatile).
Pada kromatografi kolom, kolomnya (tabung gelas) diisi dengan bahan seperti pati
yang dicampur dengan adsorben, dan pastanya diisikan kedalam kolom. Larutan sampel
kemudian diisikan kedalam kolom dari atas sehingga sampel diasorbsi oleh adsorben.
Kemudian pelarut (fase gerak) ditambahkan tetes demi tetes dari atas kolom. Partisi zat
terlarut berlangsung di pelarut yang turun ke bawah (fasa gerak) dan pelarut yang teradsorbsi
oleh adsorben (fase diam). Berdasarkan uraian diatas maka dapat kita simpulkan bahwa fase
gerak dalam kromatografi kolom merupakan pelarut sedangkan fase diamnya adalah
adsorben.
Untuk kromatografi jenis ini dasarnya adalah senyawa yang memiliki kemiripan sifat
fisika kimia dengan fase diam akan tertambat lebih lama pada fase diam –> tR lebih besar.
Sebagai contoh jika kita ingin memisahkan kafein dan parasetamol pada sampel obat flu
dengan fase diam ODS (Oktadesil silika) yang nonpolar, maka parasetamol akan lebih dulu
keluar dari kolom atau tR lebih kecil daripada kafein. karena Kafein sifatnya nonpolar dan
lebih terlarut pada fase diam, sedangkan parasetamol bisa terlarut sedikit tapi hanya sebentar
saja.
4. Buatlah grafik elusi berdasarkan artikel masing-masing, dimana pada grafik sumbu x
nomor fraksi dan sumbu y berat serta lampirkan artikel.
Jawab:
Eni Hayani1
Pemisahan komponen secara kromatografi kolom di- lakukan dalam suatu kolom
yang diisi dengan fase stasioner dan cairan (pereaksi) sebagai fase mobil untuk
mengetahui banyaknya komponen contoh yang keluar melalui kolom (Adnan 1997).
Pengisian kolom dilakukan dengan memasuk- kan adsorben dalam bentuk larutan (slurry),
dan partikelnya dibiarkan mengendap. Pemisahan komponen rimpang temu kunci secara
kromatografi kolom bertujuan untukmengetahuikomponen-komponen senyawa kimia yang
dapat terpisah dan kandungan senyawa aktifnya.
0,5 : 4 : 1, (3) dikhlorometan : etil asetat : khloroform + asam format 3 tetes = 1 : 4 : 1, (4)
khloroform : etanol : asamasetat
=4:0,5:1,5,dan(5)heksan:etilasetat=8,5:1,5.Bilatelah diperoleh ekstrak dan pereaksi yang
memberikan jumlah komponen terbanyak dan pemisahan yang jelas, maka ekstrak dan
pereaksi tersebut digunakan untuk kromatografikolom.
Untuk pengisian kolom, sebagai bahan pengisi bagian bawah kolom dimasukkan sedikit
kapas, wol kaca dan pasir laut kemudian dimasukkan bubur silica gel 70-230 mesh sambil
diaduk agar tidak terdapat rongga udara di tengah- tengah kolom. Timbunan bubur silica gel
dalam kolom men- capai tiga perempat tinggi kolom. Gambar 1 memperlihatkan
kromatografi kolom untuk pemisahan komponen rimpang temu kunci.
Untuk pemisahan komponen dengan menggunakan kromatografi kolom, mula-mula
ke dalam kromatografikolom dialirkan ekstrak rimpang temu kunci, kemudian kran
kromatografi kolom dibuka. Ekstrak akan meresap ke silica gel dalam kolom sampai
batas atas silicagel. Setelah itu dimasukkan pereaksi terus-menerus sambil kran kolom
dibuka. Fraksi yang terpisah ditampung dalam tabung reaksi sebanyak 3 ml sampai
seluruh ekstrak terpisahkan. Setiap fraksi dianalisis dengan KLT. Fraksi yang memiliki
spot yang sama disatukan dan dianalisis kembali denganKLT.
Isian kolom
(fase stasioner)
Tabel 1. Hasil analisis mutu simplisia temu kunci, laboratorium Balittro, Bogor, 2004
Parameter pengujian Kadar(%)
Kadarair 11,11
Kadar minyak atsiri 1,00
Kadar sari larutdalamair 4,35
Kadar sari larutdalamalkohol 2,24
Kadarabu 5,08
Kadar abu taklarutasam 0,41
Tabel 3. Jumlah komponen dari setiap fraksi hasil pemisahan secara kromatografi kolom, laboratorium Balittro, Bogor, 2004
Banyaknya
Fraksi Warnalarutan
komponen
Fraksi 1 2 Kuning kecoklatan
Fraksi 2 4 Kuning kemerahan
Fraksi 3 5 Kuning tua
Fraksi 4 4 Kuning coklat
Fraksi 5 3 Kuning coklat
Fraksi 6 4 Kuning kecoklatan
Fraksi 7 4 Kuning coklat
Fraksi 8 4 Kuning tua
Fraksi 9 3 Kuning
Fraksi 10 3 Kuning muda
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gambar 2. Jumlah komponen setiap fraksi hasil pemisahan kromato- grafi kolom, laboratorium Balittro, Bogor, 2004
Pemisahan komponen ekstrak etil asetat rimpang temu kunci secara kromatografi kolom
menggunakan larutan pereaksi heksan dan etil asetat dengan perbandingan 8,5 : 1,5 mem-
peroleh 10 fraksi yang mempunyai komponen terbanyak dan tinggi spot yang sama.
Komponen terbanyak dan pemisahan komponen yang jelas diperoleh pada fraksi nomor 3.
Untuk mengetahui komponen aktif dari setiap fraksi percobaan dapat dilanjutkan dengan
menggunakan alat gas chromatography mass spectrophotometer.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, M. 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan. Andi, Yogyakarta. hlm. 27-58.
Aldi,Y.,N.C.Sugiarto,S.AndreanusA.,danA.S.Ranti.1996.Ujiefek antihis tonninergik dari tanaman Andrographis
paniculata Ness. Warta Tanaman Obat Indonesia 3(1):17-19.
Chairul, M. Harapini, dan Shinta. 1996. Analisis komponen kimia dari temu putri dan temu kunci. Prosiding Simposium
Penelitian Bahan Obat Alami. VIII. Perhimpunan Penelitian Bahan Obat Alami, Bogor. hlm. 628-634.
Hartono, A. 1999. Terapi nutrisi dan herbal untuk kan
ker. Intisari 435 (36): 44-53.
Heyne, K.1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Vol I. Badan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan, Yayasan
Sarana Wanajaya, Jakarta. hlm. 593-594.
Nugraheni, W.P. 2001. Kunci Pepet. Sidowayah 34(9): 15-18.
Sukara, E. 2002. Sumber daya alam hayati dan pencarian bahan baku obat (Bioprospekting). Prosiding Simposium
Nasional II Tumbuhan Obat dan Aromatik. Pusat Penelitian dan Pe- ngembangan Biologi LIPI, Bogor. hl