SKRIPSI
Oleh:
Asfari
15.0305.0135
A. Latar Belakang
Bahasa jawa merupakan salah satu bagian dari kurikulum muatan lokal
pelajaran bahasa jawa dipelajari pada semua kelas di Sekolah Dasar, termasuk
juga di kelas IV. Dalam mata pelajaran tersebut terdapat beragam materi, salah
Pandudewanata dan, Dewi Kunti, serta Dewi Madrim. Tokoh wayang pandawa
terdiri dari Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Konsep wayang
pandawa yang dipelajari pada pembelajaran bahasa jawa kelas IV tidak hanya
yang meliputi cerita dan tokoh-tokoh yang terdapat pada cerita wayang
dilihat dari evaluasi yang diadakan setelah pembelajaran selesai atau saat ujian.
Siswa dapat dikatakan menguasai konsep wayang pandawa jika siswa telah
1
2
paham dan mampu menjawab pertanyaan evaluasi yang diadakan oleh guru
menjawab soal evaluasi dari guru maka siswa belum dikatakan menguasai
pandawa akan berpengaruh pada hasil belajar. Seperti halnya yang dialami oleh
pandawa, hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar bahasa jawa yang rendah
dengan nilai bahasa jawa rata-rata 57,6 perkelasnya,. Hal tersebut disebabkan
oleh siswa merasa kesulitan dalam memahami materi wayang pandawa. Selain
itu siswa kesulitan dalam memahami konsep wayang pandawa disebabkan oleh
belum adanya media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan
guru serta jam pelajaran yang terbatas, yaitu 2 jam pertemuan (90 menit) dalam
satu minggu.
pembelajarannya.
Selama ini media yang tersedia hanya gambar pada buku paket. Upaya
yang pernah dilakukan oleh sekolah dan guru adalah dengan menyediakan
media pembelajaran berupa gambar dalam wujud poster, selain itu upaya yang
pernah dilakukan pihak sekolah dan guru mata pelajaran bahasa jawa adalah
dengan mengadakan wayang pandawa yang terbuat dari kulit. Namun usaha
yang pernah dilakukan oleh pihak sekolah dan guru mata pelajaran belum
optimal. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil belajar yang masih rendah.
Semua ini tidak terlepas dari pendukung pembelajaran yaitu berupa media
siswa dapat menemukan cara memahami materi dengan cara yang berbeda.
lancar dengan menggunakan alat bantu. Begitu juga dengan pembelajaran yang
aktivitas belajar dan motivasi siswa dalam belajar. Sehingga dengan bantuan
Syaodih, 2007: 23). Dengan adanya pengadaan media pembelajaran yang sesuai
denga kebutuhan siswaa dan guru dapat memberikan dampak kebutuhan dari
peserta didik dapat terpenuhi dan pembelajaranpun bisa berjalan dengan baik.
dengan cara kolaborasi dari dua permainan yaitu damdaman dan puzzle yang
permainan ini perlu untuk dikembangkan untuk menunjang belajar siswa agar
Keutamaan dari research and development media pembelajaran ini selain untuk
Wayang Pandawa pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. (Penelitian pada Siswa
siswa, maka untuk menguji media pembelajaran yang dihasilkan adalah dengan
B. Identifikasi Masalah
Pandawa yang inovatif dan sesuai dengan perkembangan peserta didik kelas
3. Jam pertemuan pembelajaran yang masih rendah yaitu 90 menit dalam satu
minggu.
wayang Pandawa.
6
C. Pembatasan Masalah
membatasi pada masalah belum terdapat media pembelajaran bahasa jawa pada
materi wayang Pandawa yang inovatif dan sesuai dengan perkembangan peserta
D. Rumusan Masalah
dipadukan dengan model pembelajaran TPS (Think Pair and Share) terhadap
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Pandawa yang telah dikembangkan. Selain itu juga dapat sebagai bahan
2. Manfaat Prakatis
karakternya sendiri.
d. Bagi sekolah, yaitu hasil dari penelitian dan pengembangan ini dapat
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medὁë adalah
Hasnida (2015: 35) media pembelajaran adalah sarana pembawa pesan atau
wahana dari pesan yang mengundang minat anak untuk belajar yang berasal
dari sumber pesan (guru) dan diteruskan kepada penerima pesan (siswa)
ditetapkan bisa tercapai. Suatu benda sudah dapat dikatakan sebagai media
pembelajaran jika terdapat unsur alat atau perangkat keras dan unsur pesan
yang dibawa.
orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang
perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Media
tanpa media komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai
9
10
untuk menyampaikan isi atau pesan dari pembelajaran dengan tujuan untuk
serta dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan motivasi belajar. Posisi
e. Media asli merupakan media pembelajaran yang berasal dari benda yang
menjadi lima jenis yaitu, media visual tanpa proyeksi, media visual dengan
proyeksi, media audio, media audio visual, dan media asli. Media visual
audio atau suara. Media audio visual adalah media pembelajaran yang dapat
menyampaikan isi pembelajaran melalui suara dan gambar. Media asli adalah
pembelajaran:
12
materi atau pesan dari materi yang dsampaikan oleh guru, serta
langsung.
disediakan guru.
media pembelajaran:
waktu.
lingkungan.
dari beberapa tokoh, maka dapat diambil kesimpulan manfaat dari media
daya indera. Guru dapat memberikan pesan atau isi dari pembelajaran
sehingga siswa dapat memahami dengan mudah. Selain itu dengan adanya
materi.
yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atai menyertai teks
materi pelajaran.
b. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
dalam gambar.
yang lemah atau lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang
fungsi untuk (1) menarik perhatian siswa kepada guru saat pembelajaran
siswa untuk memahami materi, karena penjelasan lisan dan penjelasan buku
pembelajaran.
c. Guru hendaknya memahami tingkat heirarki (sequence) dari jenis alat dan
Pendapat yang lain berasal dari Sujdana dan Rifai (2007: 4-5)
pembelajaran.
memahaminya.
waktu mengajar.
penggunaannya oleh guru pada saat terjadi interaksi belajar dengan siswa
dan lingkungannya.
dipahami oleh siswa. Media pembelajaran yang tidak sesuai dengan taraf
dengan tujuan dan materi pembelajaran menjadi hal yang penting, karena
tujuan pembelajaran.
19
dan sudah siap, maka guru harus bisa menggunakannya, sehingga pesan
pembelajaran yang tidak sesuai dengan kondisi anak maka anak akan
membuat siswa berpikir keras untuk memahami media, oleh karena itu,
tersebut.
atau mudah dimengerti oleh peserta didik, eksploratif dan mengundang rasa
ingin tahu, kontekstual, aman untuk digunakan, dan yang terakhir adalah
bersifat edukatif.
yang menyusun suatu gambar atau yang telah dipecah dengan beberapa
jawa. Cara memainkannya adalah seperti permainan tic tac toe, yaitu
pemain berupa garis horizontal, vertical, dan miring. Dam daman juga
bergambarkan salah satu tokoh wayang serta papan itu bisa dibuat menjadi
Dayang:
wayang.
puzzle.
masing.
24
lawan.
yang di makannya.
Putra Dayang.
Pembelajaran.
ini diterapkan dengan model pembelajaran TPS atau Think Pair and
pembelajaran. sesuai dengan makna kata dari Think Pair and Share
25
guru dan siswa dalam pembelajaran ini dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
26
Tabel 1
Langkah pembelajaran TPS dengan media pembelajaran
PUTRA DAYANG
diggunakan oleh siswa, karena terdiri dari dua permainan yang sudah
siswa.
untuk didapatkan.
28
Dayang dapat menarik perhatian siswa dan motivasi serta minta belajar
menyenangkan.
lebih mudah.
berkelompok.
Penguasaan konsep berasal dari dua kata yaitu penguasan dan konsep.
pengertian umum yang disusun dengan kata, simbol, dan tanda (Thobroni,
2016:. 23). Pendapat yang lain berasal dari Dahar (2016: 62) konsep
merupakan sesuatu yang diterima dalam pikiran atau suatu ide yang umum
dan abstrak. Konsep juga dapat diartikan suatu abstraksi mental yang
Pendapat yang lain berasal dari Sagala (2014: 71) yang menyatakan
diartikan sebagai ide atau pengertian yang berasal dari pemikiran seseorang
atau kelompok yang diabstrakkan dari satu kelas objek atau peristiwa
konkret.
terhadap abstraksi yang memiliki satu kelas objek, kejadian, dan kegiatan
30
hasil belajar siswa. Fungsi dari evaluasi pembelajaran salah satunya adalah
siswa (Dimyati & Mudjiono, 2013: 200). Pendapat serupa juga berasal dari
2. Perolehan Konsep
contoh.
dengan proses deduktif, belajar sajian, dan belajar konsep sebagai aturan
atau contoh.
31
terdapat du acara perolehan konsep pada diri anak, yaitu formasi konsep dan
abstrak.
benda secara konkret dan dapat membedakan dengan benda lain jika
b. Tingkat Identitas, pada tingkat ini anak akan mengenal suatu objek
sesudah selang suatu waktu, anak dapat mengenali benda apabila berada
c. Tingkat Klasifikasi, pada tingkat ini siswa mengenal persamaan dari dua
benda atau lebih yang berasal dari kelas yang sama. Anak dapat
d. Tingkat Formal, untuk pencapaian pada tingkat ini, anak harus bisa
dikatakan mencapai tingkat ini apabila ia dapat memberi nama konsep itu,
benda dan dapat membedakan dengan benda lain. Anak dapat dikatakan
dengan sesudah selang waktu, ditempat yang berbeda serta dapat mengenali
dengan indera yang berbeda. Tingkat klasifikasi, pada tingkat ini anak bisa
mengenal persamaan benda, dan yang terakhir adalah tingkat formal, anak
bisa dikatakan mencapai hal itu apabila anak mampu memberikan definisi,
hal-hal yang berhubungan, hal-hal yang membatasi dan contoh dari konsep.
a. Raw input, merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa berupa
besar bagi kualitas pencapaian output atau hasil, dikarenakan faktor ini
pada sekolah.
penguasaan konsep:
kurikulum atau bahan ajar, guru atau pengajar, sarana dan fasilitas, serta
b. Faktor Internal, foktor ini berasal dari dalam diri siswa yang meliputi
fisik dan kondisi panca indera siswa. Sedangkan faktor psikologis adalah
kemampuan kognitif.
berkut:
dalam belajar serta memberikan perlakuan yang sesuai maka akan dapat
a. Faktor dalam diri siswa, faktor ini terdiri dari dua faktor yaitu psikologi
sebagai faktor eksternal. Faktor ini berasal dari luar diri siswa yang
sebutan bagi kelima saudara keturunan Pandu Dewanata, Raja negara astina
Sadewa). Hal serupa juga dikemukakan oleh Lisbidjanto (2013: 32) Wayang
Pandawa:
a. Yudhistira
seumur hidup. Ia memiliki moral yang sangat tinggi, suka memaafkan dan
Yudhistira memiliki sifat adil, jujur, sabar, penuh percaya diri, dan berani
robyong mustika warih, dan tunggul naga. Berikut adalah gambar dari
Yudhistira.
Gambar 1
Yudhistira
b. Bima
memiliki badan yang besar, kuat, lengannya panjang, dan berwajah seram.
Kendati demikian bima memiliki sifat baik. Ia adalah tokoh yang tidak
suka basa-basi dan tidak pernah menjilat ludahnya sendiri. Bima adalah
38
yaitu Dewi Nagani, Dew Arimbi, dan Dewi Urangayu. Bima tinggak di
Gambar 2
Bima
c. Arjuna
Arjuna adalah anak ketiga dari Pandu dengan Kunthi. Nama Arjuna
dari Arjuna adalah panah pasopati. Arjuna seorang satria yang gemar
berkelana, bertapa dan berguru menuntut ilmu. Selain menjadi murid Resi
Gambar 3
Arjuna
d. Nakula
Karena kedua orang tuanya meninggal, maka Nakula diasuh oleh Dewi
Kunti. Nakula disebut pula dengan nama Pinten, yaitu nama tumbuhan
yang daunnya dapat digunakan sebagai obat. Nakula juga mahir dalam
Nakula memiliki kelebihan tidaka akan bisa melupakan apa yang ia lihat
kasih, tahu membalas guna, dan dapat menyimpan rahasia. Berikut adalah
gambar dari wayang Nakula. Berikut adalah gambar dari tokoh wayang
pandawa Nakula.
40
Gambar 4
Nakula
e. Sadewa
dewi Madrim dengan Pandu, ia juga penjemaan dea Aswin. Sadewa ahli
dalam ilmu astronomi. Ia merupakan pria yang bijaksana. Sifat dari Sadea
dimasa yang akan datang. Berikut adalah gambar dari tokoh wayang
pandawa Sadewa.
41
Gambar 5
Sadewa
harus di kuasai. Berikut adalah silabus mata pelajaran Bahasa Jawa kelas IV
Tabel 2
Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jawa Materi Wayang Pandawa
Kompetensi
Indikator
Dasar
3.2 Memahami Kognitif
cerita 3.2.1 Menjawab pertanyaan tentang pokok-pokok isi
wayang teks
tentang 3.2.2 Mengungkapkkan nilai-nilai kejujuran dan
tokoh kesabaran dari tokoh-tokoh yang terdapat dalam
Yudhistira cerita Yudhistira secara lisan dalam ragam krama
3.2.3 Mampu menyebutkan dan membedakan tokoh-
tokoh pada cerita tentang yudhistira
Afektif
3.2.4 Mampu menampilkan sikap jujur dan sabar dalam
mengikuti pembelajaran
Psikomotorik
3.2.5 Menceritakan kembali isi cerita wayang
Yudhistira dalam ragam karma
yang dilakukan oleh Nur Iswanti Hasani (2013) dengan judul Pengembangan
rerata 4,34 dari ahli materi, 4,23 dari ahli media, dan 4,7 dari siswa. Selain itu
nilai rerata pretest sebesar 48,1667, sedangkan nilai rerata posttest sebesar
90,5000. Dari selisih rerata tersebut dapat diketahui kenaikan presentase sebesar
46,7%. Berdasarkan nilai rerata validasi dan selisih posttest dan pretest maka
meningkatkan pemahaman bentuk soal cerita BAB Pecahan pada siswa kelas V
SDN Ngembung. Hasil dari penelitian tersebut adalah media komik matematika
dapat meningkatkan pemahaman bentuk soal cerita BAB Pecahan pada siswa
kelas V SDN Ngembung. Pada uji coba perorangan memiliki aspek daya tarik
sebesar 91,6%, materi 93,7%, dan cerita 95,8%. Pada uji coba kelompok kecil
memiliki aspek daya tarik dengan persentase 86,2%, materi 85,4%, dan cerita
86,1%. Pada uji coba kelompok besar memiliki aspek daya tarik 96,5%, materi
lebih besar dari t table yaitu 5,56 > 2, 04. hal ini menunjukkan bahwa hasil
penelitian di atas terletak pada beberapa hal, diantaranya variabel penelitian dan
Sedangkan populasi pada penelitian pertama di atas adalah siswa kelas III SD
E. Kerangka Berpikir
Penelitian ini terdapat dua variabel, sesuai dengan masalah dan judul
variabel bebas} dan penguasaan konsep wayang pandawa {(Y) variabel terikat}.
Penelitian ini berangkat dari tidak terdapatnya media pembelajaran bahasa jawa
pada materi wayang pandawa. Hal tersebut mempengaruhi hasil belajar siswa.
pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan karakteristik siswa. penelitian ini
46
Dayang untuk pembelajaran bahasa jawa materi wayang pandawa kelas IV.
kevalidan
Produk Hasil
Karakteristik pengembangan media
produk pembelajaran Putra Dayang
(Variabel X)
Pretest Pretest
Gambar 6
Kerangka berpikir
F. Hipotesis Penelitian
sementara terhadap rumusan masalah peneli tian biasanya disusun dalam bentuk
48
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada data-
berikut:
dipadukan dengan model pemmbelajaran TPS (Think Pair and Share) efektif
A. Desain Penelitian
perancanaan dan pelaksnaan penelitian (Nazir, 2005: 84). Tujuan dari penelitian
jawa meteri wayang Pandawa pada kelas IV Sekolah Dasar, kemudian menguji
kevalidan dan keefektifan dari produk yang dikembangkan. Oleh karena itu
and Gall dalam (Sugiyono, 2017: 28) Research and Develoment adalah proses
adalah Research and Development level 4, dimana pada penelitian ini kegiatan
intinya adalah meneliti, menguji dalam menciptakan produk baru berupa media
Sekolah Dasar. Hal tersebut didasarkan pada pendapat Sugiyono (2017: 133)
dan instrument. Aktivitas uji coba, analisis dan revisi dapat dilakukan lebih dari
satu kali sampai menghasilkan prototype final dari media pembelajaran yang
49
50
equivalent control control group desingn, dimana subjek ada yang diberi
perlakuan dan ada yang tidak, tujuan dari desain ini adalah untuk mengetahui
Tabel 3
Desain Penelitian Non-Equivalent Control Group Desingn
B. Prosedur Penelitian
information collecting; (2) Planing; (3) Develop preliminary from product; (4)
Preliminary field testing; (5) Main revision product; (6) main field testing; (7)
operasional produck revision, (8) operational field testing; (9) final revision
keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki oleh peneliti, maka prosedur
atas dasar pernyataan dari Borg and Gall (Emzir, 2010: 271) yaitu dalam
Studi Pendahuluan
Tahap Pengujian
Studi Penelitian
Literatur lapangan Uji Coba Oprasional
(Implementasi penggunaan
PUTRA DAYANG)
Tahap Pengembangan
Media
Pretest Pretest
Produk Awal Media Pembelajaran
PUTRA DAYANG
Kelas Kelas
Validasi Eksperimen Kontrol
Gambar 7
Prosedur Penelitian R n D level 4
52
pengembangan:
1. Tahap Pendahuluan
menganalisis media pembelajaran yang sudah ada atau tersedia. Setelah itu
b. Studi Literatur
dengan penelitian dari buku, jurnal ilmiah dan hasil penelitian yang terkait
pandawa yang relevan. Tujuan dari studi literature ini adalah untuk
penelitian ini.
53
c. Pengumpulan Informasi
d. Penyusunan Instrumen
divalidasi oleh validator. Setiap instrumen terdiri dari dua bagian yaitu
akan digunakan:
54
Tabel 4
Instrumen Penelitian
revisi, sampai dengan uji coba. Berikut adalah rincian dari tahap
Kegiatan Siswa), materi ajar, penilaian LKS, dan tes hasil belajar.
b. Validasi
2 dosen dan 1 guru bahasa jawa. Peran dari validator adalah memberikan
apakah prototype produk yang dihasilkan layak, dan tepat untuk digunakan
c. Revisi I
sempurna.
yang telah dikembangkan. Pada saat uji terbatas dilakukan terhadap empat
dan evaluasi secara kualitatif terhadap produk yang awal yang telah
dikembangkan.
e. Revisi II
dan masukan saat uji terbatas yang telah didapat akan dijadikan dasar
wayang pandawa. Uji coba ini dilakukan oleh 12 siswa. Pada uji coba ini
56
g. Revisi III
produk akan direvisi. Tujuan dari revisi ini adalah untuk menghasilkan
3. Tahap Pengujian
Putra Dayang. Pada tahap ini media pembelajaran Putra Dayang diujikan
Putra Dayang yang dilakukan di dua kelas yaitu kelas 4 C (sebagai kelas
dengan jumlah 20 siswa. Pada tahap ini siswa diberikan pretest dan posttest
Putra Dayang.
57
C. Subjek Penelitian
2. Subjek validasi ahli adalah subjek validasi ahli (expert judgement) ditetapkan
dengan ahli materi dan ahli media dengan kualifikasi minimal pendidikan
3. Subjek uji coba terbatas adalah tiga guru mata pelajaran bahasa jawa.
2017: 144).
Tabel 5
Instrumen Teknik Pengambilan Data
Teknik Instrumen
Tahapan
No Jenis Data Pengumpulan Pengumpulan
Penelitian
Data Data
Analisis kebutuhan Lembar
1 Pendahuluan Angket
siswa dan guru angket
Validasi media Angket Lembar
Pengembangan Putra Dayang validasi validasi
2
Produk Validasi perangkat Angket Lembar
pembelajaran validasi validasi
Penggunaan media Lembar
Observasi
Putra Dayang pengamatan
Tanggapan siswa Lembar
Angket
terhadap produk angket
3 Uji Coba
Hasil belajar
pembelajaran Lembar soal
Tes
dengan media tes
Putra Dayang
terdiri dari lembar angket, lembar validasi, dan soal tes. Berikut adalah uraian
a. Lembar Angket
angket kebutuhan siswa dan guru. Lembar angket tersebut berfungsi untuk
perlu dilaksanakan atau tidak. Selain itu juga terdapat angket tanggapan
Tabel 6
Kisi-kisi Instrumen Angket Kebutuhan Guru
Jumlah
Aspek Nomor Butir
Butir
Pembelajaran bahasa jawa 9 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,
Keberadaan media
18 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,
pembelajaran
24, 25, 26, 27
Tabel 7
Kisi-kisi Instrumen Angket Kebutuhan Siswa
Jumlah
Aspek Nomor Butir
Butir
Pemahaman terhadap
5 1, 2, 3, 4, 5
wayang pandawa
Pembelajaran bahasa
3 6, 7, 8
jawa
keberadaan media 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
18
pembelajaran 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26
Terdapat tiga aspek yang dinilai pada angket uji coba terbatas
Adapun kisi-kisi angket uji coba terbatas oleh guru dapat dilihat pada
tabel 8 di bawah ini. Berikut adalah kisi-kisi instrumen angket uji coba
Tabel 8
Kisi-kisi Instrumen Angket Uji Coba Terbatas oleh Guru
Jumlah
Aspek Nomor Butir
Butir
Tampilan media pembelajaran 3 1, 2, 3, 4
Kesesuaian media dengan
3 5, 6, 7
kompetensi
Kualitas Fisik dan aksesibilitas 2 8, 9, 10
terbatas oleh guru dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini. Berikut
Tabel 9
Kisi-kisi Instrumen Angket Penilaian Siswa terhadap Media
b. Lembar Validasi
valid untuk digunakan atau tidak. Selain itu lembar validasi berfungsi
pembelajaran
63
Tabel 10
Kisi-kisi Instrumen Penilaian Validasi Media Pembelajaran
Jumlah
Aspek Nomor Butir
Butir
Penyusunan media pembelajaran 8 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
Materi 3 9, 10, 11
Ilustrasi 2 12, 13
Kualitas dan tampilan media 2 14, 15
Daya Tarik 2 16, 17
Tabel 11
Kisi-kisi Instrumen Validasi RPP
Jumlah
Aspek Nomor Butir
Butir
Kejelasan dan kesesuaian isi RPP 9 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Sistematika 1 10
Bahasa 3 11. 12, 13
Waktu 2 14, 15
validasi LKS:
Tabel 12
Kisi-kisi Instrumen Validasi LKS
Jumlah Nomor
Aspek
Butir Butir
Sistematika LKS 1 1
Isi LKS 2 2, 3
Kesesuian LKS dengan langkah
1 4
pembelajaran
Tampilan LKS 2 5, 6
Bahasa 5 7, 8, 9, 10, 11
Tabel 13
Kisi-kisi Instrumen Validasi Materi Ajar
validasi penilaian LKS dapat dilihat pada tabel 14 di bawah ini. Berikut
Tabel 14
Kisi-kisi Instrumen Penilaian Validasi Penilaian LKS
Terdapat tiga aspek yang dinilai pada validasi tes hasil belajar,
yaitu syarat substansi, syarat kontruksi, dan syarat bahas. Adapun kisi-
kisi instrumen validasi tes hasil belajar dapat dilihat pada tabel 15 di
Tabel 15
Kisi-kisi Instrumen Penilaian Validasi THB
c. Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar.
Teknik tes yang digubakan pada penelitian ini adalah pretest dan posttest.
Tabel 16
Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kognitif
Aspek Jumlah Butir Nomor Butir
Siswa dapat menjawab pertanyaan
5, 6, 9, 11, 12,
pokok-pokok isi teks dengan tepat dan 7
13, 15
benar (C2)
Siswa dapat mengungkapkkan nilai-
nilai kejujuran dan kesabaran dari 5 2, 3, 7, 8, 18
tokoh Yudhistira dengan benar (C2)
Siswa dapat menyebutkan dan
membedakan tokoh-tokoh wayang 1, 4, 10, 14,
6
pada cerita yudhistira dengan benar 16, 17
dan tepat (C4)
metode angket, angket validasi, dan tes. Berikut adalah rincian dari teknik
pengumpulan data:
a. Metode Angket
digunakan untuk mengambil data uji coba terbatas oleh guru dan
pembelajaran yang harus diisi oleh validator dengan cara memberi tanda
c. Metode Tes
ini yaitu menhasilkan media pembelajaran Putra Dayang yang valid dan efektif
untuk digunakan pada pembelajaran bahasa jawa materi wayang pandawa pada
kelas IV sekolah dasar, maka analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
final. Metode analisis data pada penelitian ini terdiri dari analisis kebutuhan
siswa dan guru, analisis validasi, analisis prasyarat analisis data, analisis
keefektifan
1. Analisis kebutuhan
media pembelajaran. Data analisis ini diambil dari angket kebutuhan siswa
kebutuhan guru dan siswa dapat dilihat pada tabel 17 dibawah ini.
68
Tabel 17
Klasifikasi Kebutuhan Guru Dan Siswa
Skor
Tingkat Kebutuhan
Guru siswa
Sangat membutuhkan 89-108 86-104
Membutuhkan 69-88 66-85
Kurang membutuhkan 48-68 46-65
Tidak membutuhkan 27-47 26-45
2. Analisis Kevalidan
dengan mengguanakan skala empat sesuai dengan rubrik yang telah dibuat
𝑓
P= x 100 %
N
Keterangan:
Tabel 18
Tingkat Rating Kevalidan
Kriteria Persentasi
Tidak baik, media pembelajaran atau perangkat
pembelajaran belum dapat digunakan dan masih 25% ≤ x < 43%
memerlukan revisi
Kurang baik, media pembelajaran atau perangkat
43% ≤ x < 62%
pembelajaran dapat digunakan dengan banyak revisi
Baik, media pembelajaran atau perangkat
62% ≤ x < 81%
pembelajaran dapat digunakan dengan beberapa revisi
Sangat baik, media pembelajaran atau perangkat
81% ≤ x < 100%
pembelajaran dapat digunakan
Analisis uji coba terbagi menjadi dua yaitu, coba terbatas dan analisis
uji coba luas. Berikut adalah rincian dari kedua analisis uji coba:
Teknik analisis yang digunakan pada analisis data hasil uji coba
Hasil dari uji tersebut adalah data hasil angket tanggapan mengenai produk
dan komentar.
Tabel 19
Kriteria Penilaian Produk Uji Coba Terbatas
Nilai Kriteria
32 – 40 Sangat baik
26 – 31 Baik
18 – 25 Cukup
10 -17 Tidak baik
70
Teknik analisis yang digunakan pada analisis data hasil uji coba
dari uji tersebut adalah data hasil angket tanggapan mengenai produk dan
analisis data uji coba soal tes. Berikut adalah rincian dari kedua analisis
tersebut:
Tabel 20
Kriteria Penilaian Produk Uji Coba Lebih Luas
Nilai Kriteria
32 – 40 Sangat baik
26 – 31 Baik
18 – 25 Cukup
10 -17 Tidak baik
M 𝑝 − M𝑡 𝑝
𝑟𝑝𝑏𝑖𝑠 = √
S𝑡 𝑞
Keterangan:
validitas.
Tabel 21
Kriteria Koefisien Korelasi Validitas
𝑛 𝑆 2 − ∑𝑝𝑞
𝑟11 = ( )( )
𝑛−1 𝑆2
Keterangan:
n : banyaknya item
di bawah ini.
Tabel 22
Kriteria Interval
Kriteria Interval
Reliabilitas sangat tinggi 0,90 < r11 ≤ 1,00
Reliabilitas tinggi 0,70 < r11 ≤ 0,90
Reliabilitas sedang 0,40 < r11 ≤ 0,70
Reliabilitas rendah 0,20 < r11 ≤ 0,40
Reliabilitas sangat rendah 0,90 < r11 ≤ 0,20
c) Daya beda, analisis ini digunakan untuk mengetahui soal yang akan
BA BB
D= − = PA − PB
JA JB
Keterangan:
Tabel 23
Kriteria Dari Indeks Diskrimanisi
seberapa besar tingkat kesulitan dari soal tes. Berikut adalah cara
∑B
p=
N
keterangan:
p : tingkat kesukaran
Tabel 24
Kriteria Tingkat Kesulitan Soal
a. Uji Normalitas
2
(𝑓0 − 𝑓𝑒 )2
𝑥 = ∑
𝑓𝑒
Keterangan:
x2 : chi-kuadrat
banyaknya kelas interval. Jika x2hitung < x2tabel, maka data dapat dikatakan
b. Uji Homogenitas
diperoleh berasal dari populasi dari varian yang sama. Uji homogenitas
dikenakan pada data hasil posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol.
dari Ruseffendi.
Sb2
F=
Sk2
75
Keterangan:
hitung lebih besar dari F tabel maka memiliki varian yang homogen. Akan
tetapi apabila F hitung lebih besar dari F tabel, maka varian tidak homogen.
dgunakan dalam uji t ini adalah data hasil pretest dan posttest dari kelas
belajar maka digunakan rumus uji t dengan taraf signifikan 0,05 sebagai
berikut.
̅𝟏 − 𝑿
𝑿 ̅𝟐
𝒕=
𝟐 𝟐
√(𝒏𝟏 − 𝒏𝟐 )𝒔𝟏 + (𝒏𝟐 − 𝟏)𝒔𝟐 ( 𝟏 + 𝟏 )
𝒏𝟏 + 𝒏𝟐 − 𝟐 𝒏𝟏 𝒏𝟐
Keterangan:
t : uji t
d. Uji N gain
Adapun kriteria dari hasil skor N-gain dapat dilihat pada tabel 23.
Tabel 25
Kriteria Nilai N-gain
Nilai Kriteria
g > 0,7 Tinggi
0,3 < g ≤ 0,7 Sedang
g ≤ 0,3 Rendah
Untuk mengetahui keefektifan antara dua kelas yaitu kelas eksperimen dan
Adapun kriteria dari efektifitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
77
Tabel 26
Kriteria Efektivitas
Langkah yang selanjutnya adalah uji normalistas dan uji homogenitas dan
yang terakhir adalah uji t, namun jika data tidak berdistribusi normal maka
menggunakan uji U mann whitney. Berikut adalah rincian dari uji normalitas,
Sirojuddin Mungkid pada semester II tahun ajaran 2017/2018. Pada bab IV akan
diuraikan mengenai data hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 30 April
– 11 Juni 2018. Pada bab ini juga terdapat pembahasan dari penilitian ini. Berikut
A. Hasil Penelitian
yaitu Putra Dayang pada mata pelajaran bahasa jawa materi wayang pandawa
78
79
b. Penelitian Lapangan
media pembelajaran. Adapun hasil dari analisis kebutuhan guru dan siswa
Tabel 27
Hasil Analisis Kebutuhan Guru
Jumlah Res
No Aspek Butir pon Skor Kategori
Pertanyaan den
Pembelajaran
1. 9 1 27 Membutuhkan
bahasa jawa
Keberadaan media Sangat
2. 18 1 62
pembelajaran membutuhkan
Media Jawaban
3. pembelajaran yang 1 1 Benda konkret dan
dibutuhkan yang menarik
Tabel 28
Hasil Analisis Kebutuhan Siswa
Jumlah Res
N
Aspek Butir pon Skor Kategori
o
Pertanyaan den
Pemahaman
1. 5 20 343 Membutuhkan
wayang pandawa
Pembelajaran
2. 3 20 183 Membutuhkan
bahasa jawa
Keberadaan
3. media 18 20 1355 Membutuhkan
pembelajaran
Jawaban
Media
17 Media berupa permainan
4. pembelajaran 1
Media pembelajaran
yang dibutuhkan 3
bergambar
2. Hasil Pengembangan
Data yang dihasilkan pada tahap ini adalah produk awal berupa
dan tes hasil belajar siswa. Adapun draf awal produk yang dikembangkan
PUTRA DAYANG tampak depan Putra Dayang PUTRA DAYANG tampak belakang
(sisi satu) (sisi dua)
Pengganti pion
(batu) pada
damdaman
(terdapat banyak
varian tokoh
wayang)
Bagian bawah
pengganti
prajurit (batu)
Werk
udara
pada damdaman,
nama sesuai
dengan tokohnya
Gambar 8
Desain Produk Awal Putra Dayang
82
Gambar 9
Produk Awal Putra Dayang
b. Hasil Validasi
Proses validasi dilakukan selama dau minggu dan dilakukan oleh validator
Tabel 29
Daftar Validator
data kualitatif berupa saran dari validator. Berikut adalah hasil validasi
pendukungnya.
Tabel 30
Rekapitulasi Hasil Validasi Media Pembelajaran Putra Dayang
N Validator Rata-
Aspek Kategori
o 1 2 3 4 rata
1 Sistematika
83,12 Sangat
penyusunan media 90 82,5 77,5 82,5
5 valid
pembelajaran
2 Kesesuaian media Sangat
86 80 86 80 83
dengan materi valid
3 Ilustrasi 80 70 80 70 75 Valid
4 Kualitas media dan Sangat
93 86 80 80 84,75
tampilan valid
5 Sangat
Daya Tarik 100 96 80 86 90,5
valid
83,27 Sangat
Kesimpulan
5 valid
di atas, Putra Dayang sangat valid dan layak untuk digunakan dalam
Tabel 31
Saran dan Masukkan
kualitatif berupa saran dari validator. Berikut adalah data hasil validasi
perangkat pembelajaran.
Tabel 32
Rekapitulasi Hasil Validasi Media Pembelajaran Putra Dayang
Validator Rata-
No Aspek Kategori
1 2 3 4 rata
1 RPP 85,2 77,2 81,2 88 82,9 Sangat valid
Materi
2 86,2 87,5 83,6 82,4 84,9 Sangat valid
pembelajaran
3 LKS 81,8 85 80 94,4 85,3 Sangat valid
4 THB 84,4 71 80 93,2 82,15 Sangat valid
Jumlah 83.8 Sangat valid
85
skor 83.8. Artinya sudah sangat valid atau layak untuk digunakan
Tabel 33
Saran dan Masukkan
c. Hasil Revisi I
Skor validasi dan masukkan dari validator digunakan sebagai dasar untuk
detail sesuai dengan sintaks model pembelajaran thinks pair and share.
Selain itu RPP direvisi menjadi 1 untuk 3 kali pertemuan (hari). Adapun
Gambar 10
Revisi bagian Puzzle
yang lebih tipis dan menggunakan stiker sebagai penutupnya, selain itu
pada revisi ini sudah terdapat tempat yang khusus buat puzzle, sehingga
puzzle tersebut tidak mudah lepas atapun tercecer jika sudah terpasang.
Adapun revisi pada bagian damdaman dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.
Gambar 11
Revisi bagian Damdaman
Werk
udara
Gambar 12
Revisi bagian Pion Damdaman
Dayang.
empat guru sekolah dasar khususnya guru mata pelajaran bahasa jawa.
Hasil data yang diperoleh berupa data kuantitatif berupa penilaian dan data
kualitatif berupa masukkan dan saran dari empat guru tersebut. Adapun
rekapitulasi hasil uji coba terbatas dapat dilihat pada tabel 34 sebagai
berikut:
88
Tabel 34
Rekapitulasi Hasil Penilaian Produk oleh Guru
Nama Aspek
No Guru Kejelasan Kualitas Jumlah Kategori
Tampilan
(Inisial) materi fisik
1 SS 16 12 12 40 Sangat baik
2 BBP 10 9 7 26 Baik
3 AR 10 11 9 30 Baik
Tabel 35
Saran dan Masukkan
e. Hasil Revisi II
Masukkan dan saran dari uji coba terbatas dijadikan bahan untuk
Gambar 13
Revisi Cover
Sebelum direvisi II media pembelajaran Putra Dayang belum ada
sampul atau cover media, namun setelah direvisi II menjadi ada cover atau
terdapat identitas media, sedangkan pada bagian sisi kanan terdapat cover
cover depan (gambar sisi kiri) atau belakang (gambar sisi kanan) bisa
Gambar 14
Cara membuka Putra Dayang
bagian dari media tersebut tidak mdah hilang, karena tersimpan didalam
Gambar 15
Bagian dalam Putra Dayang
91
hal tersebut media pembelajaran Putra Dayang akan lebih mudah untuk
samping kiri diberi alat untuk mengunci. Berikut adalah gambar bagian
Gambar 16
Bagian samping Putra Dayang
serta tidak mudah hilang. Untuk bagian pion tidak mengalami revisi.
pembelajaran Putra Dayang. Hasil dari uji coba lebih luas berupa data
kuantitatif yaitu data hasil tes dan data tanggapan terhadap media. Hasil
Tabel 36
Rekapitulasi Hasil Penilaian Produk oleh Siswa
Nama Aspek
No Siswa Kejelasan Kualitas Jumlah Kategori
Tampilan
(Inisial) materi fisik
1 ARA 16 12 12 40 Sangat baik
2 ASW 14 12 9 35 Sangat baik
3 AFM 13 11 9 33 Sangat baik
4 AAI 15 10 9 34 Sangat baik
5 AHAM 16 11 10 37 Sangat baik
6 DK 12 9 10 31 Baik
7 COD 12 9 11 32 Baik
8 DMM 14 10 9 33 Sangat baik
9 DAH 15 10 9 34 Sangat baik
10 FAK 15 9 10 34 Sangat baik
11 HNRS 16 10 11 37 Sangat baik
12 NAP 16 10 10 36 Sangat baik
karena itu pada tahap ini tidak dilakukan revisi. Adapun hasil dari uji
Tabel 37
Rekapitulasi Hasil Validasi Soal
Berdasarkan rekapitulasi hasil uji validitas soal tes, terdapat 18 soal tes
valid dan 12 soal tes tidak valid. Soal tes yang valid akan digunakan
sebaliknya, soal yang tidak valid tidak akan diguanakan sebagai bahan
dibawah ini.
Tabel 38
Hasil Reliabilitas Soal Tes
SPSS 21. Berdasarkan hasil perhitungan dari 24 soal yang valid diperoleh
nilai reliabel 0,827. Selanjutnya nilai tersebut diukur dengan tabel dan
hasilnya sangat tinggi. Jadi dari uji Reliabilitas menunjukkan bahwa soal
tes pada penelitaian ini dinyatakan reliabel dengan kategori sangat tinggi.
Selanjutnya dilakukan uji daya beda. Adapun hasil uji daya beda dapat
Tabel 39
Rekapitulasi Hasil Uji Daya Beda
soal tes memiliki daya beda yang sangat baik. 12 soal tes memiliki daya
beda yang baik. Sedangkan 2 soal tes memiliki daya beda yang sedang.
rekaoitukasi hasil uji tingkat kesulitan dapat dilihat pada tabel 40 di bawah
ini.
95
Tabel 40
Rekapitulasi Hasil Uji Tingkat Kesulitan
Berdasarkan rekapitulasi hasil uji coba daya beda di atas dalam soal tes
terdapat 1 soal tes memiliki indeks kesulitas dengan kategori sulit, 17 soal
tes dengan kategori sedang, dan 2 soal soal tes dengan kategori mudah.
g. Hasil Revisi III, hasil uji coba skala luas pada media pembelajaran Putra
dalam pembelajaran.
3. Hasil Pengujian
pada tanggal 12 Juni – 18 Juni 2018. Pengujian dilakukan di dua kelas yaitu
pembelajaran selesai. Data yang didapat pada pangujian produk ini adalah
hasil pretest dan posttest. Adapun rekapitulasi rata-rata hasil pretest dan
96
posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 41
Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Frekuensi
Rentang Kategori
Pretest Posttest
81-100 Sangat baik 1 11
61-80 Baik 6 7
41-60 Cukup 7 1
19-40 Tidak baik 6 1
Nilai < 19 Sangat tidak baik - -
Nilai terendah 22 28
Nilai tertinggi 83 94
Rata-rata 51,21 77,65
Tuntas 4 13
nilai terendah 22, nilai tertinggi 83 dan rata-ratanya 51,21. Sedangkan pada
nilai terendah 28, nilai tertinggi adalah 94, dan rata-ratanya adalah 77,65
pandawa. Adapun hasil dari pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 38 di
bawah ini. Berikut adalah rekapitulasi hasil pretest dan posttest kelas kontrol.
97
Tabel 42
Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Frekuensi
Rentang Kategori
Pretest Posttest
81-100 Sangat baik - 3
61-80 Baik 5 4
41-60 Cukup 7 5
19-40 Tidak baik 8 6
Nilai < 19 Sangat tidak baik - 1
Nilai terendah 22 17
Nilai tertinggi 72 94
Rata-rata 45,55 53,85
Tuntas - 4
yang menunjukkan bahwa kelas tersebut pada hasil pretest memiliki nilai
terendah 22, nilai tertinggi 72, dan nilai rata-ratanya adalah 45,55. Sedangkan
pada hasil posttest menunjukkan bahwa hasil tersebut memiliki nilai terendah
17, nilai tertinggi 94, dan nilai rata-rata adalah 53,85, serta 4 siswa dinyatakan
tuntas. Data yang diperoleh dari pretest dan posttest selanjutnya diuji
Kemudian diuji independen sample test dan n gain. Berikut adalah rincian uji
a. Uji Prasyarat
1) Uji Normalitas
normal jika hasil perhitungan diperoleh nilai taraf signifikasn > 0,05
mengetahui apakah data yang akan di uji t-test berdstribusi normal atau
98
tidak. Jika data berdistribusi normal uji t-test dapat dilakukan. Namun
hasil uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol nilai signifikan
rincian hasil dari uji tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 43
Hasil Uji Normalitas
2) Uji Homogenitas
Adapun hasil dari uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 44 di bawah
ini.
Tabel 44
Hasil Uji Homogenitas
varian kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari varian yang
homogen.
adalah uji t berupa independent test. Uji independent test pada hasil belajar
apakah terdapat pengaruh yang berarti pada kemampuan awal siswa kelas
Tabel 45
Hasil Uji Independent Test
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, yang artinya terdapat perbedaan yang
pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pretest Posttest
Kontrol Eksperimen
Grafik 17
Rata-rata Hasil Pretest dan Postes dari Kelas Eksperiman dan Kelas
Kontrol
antara prestest control dan eksperimen dan perbedaan antara posttest kelas
Untuk melihat lebih jelas dan pastinya efektivitas dari penggunaan media
Adapun hasil perhitungan N Gain dapat dilihat pada tabel 46 dibawah ini.
Tabel 46
N Gain Kelas Kontrol
kontrol adalah 0,18 dengan kategori rendah. Adapun hasil dari n gain kelas
Tabel 47
N Gain Kelas Eksperimen
sebagai berikut:
B. Pembahasan
pemahaman siswa. Begitu juga pada pembelajaran bahasa jawa materi wayang
keterbatasan atau belum tersedianya media yang sesuai dengan kebutuhan siswa
dan guru. Media pembelajaran yang sudah tersedia hanya berupa gambar dan
itu belum sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru. Hal tersebut memberikan
pembelajaran.
Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah untuk menghasilkan media
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru, dan untuk
I, uji coba terbatas, revisi II, uji coba lebih luas, dan revisi III. Tahap yang
terakhir adalah tahap pengujian. Tahap tersebut terdiri dari uji coba oprasional,
temuan masalah dari hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran bahasa jawa
adanya analisis kebutuhan siswa dan analisis kebutuhan guru. Analisis tersebut
menunjukkan hasil bahwa siswa dan guru membutuhkan adanya penelitian dan
kemudin divalidasi, direvisi dan, di uji cobakan. Hasil dari validasi media
tersebut sangat valid untuk digunakan pada pembelajaran bahasa jawa materi
adalah 83.8. Validator ahli berasal dari guru mata pelajaran bahasa jawa dan
direvisi agar menjadi lebih lagi ketika diterapkan dalam pembelajaran. Produk
pendukungnya. Produk yang sudah direvisi kemudian diuji cobakan (uji coba
terbatas) terhadap empat guru bahasa jawa dari sekolah dasar yang berbeda.
Hasil dari tahap tersebut adalah berupa saran dan tanggapan mengenai produk.
yang didapatkan dari langkah tersebut adalah validitas, Reliabilitas, daya beda,
dan tingkat kesulitan dari soal pretest dan posttest. Hal yang didapat selanjutnya
bahwa media tersebut sangat baik untuk digunakan pada pembelajaran bahasa
bahasa jawa materi wayang pandawa. Hasil dari tahap pengujian ini adalah
pandawa. Hal tersbut dibuktikan dengan hasil uji independent test diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan ada perbedaan
rata-rata antara hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Maka dapat
dipaudukan dengan model pembelajaran TPS (Think Pair and Share) untuk
Selain itu juga dapat dilihat dari uji N gain. Berdasarkan perhitungan
N gain hasil nilai efekktivitas adalah 3 > 1 yang artinya penggunaan media
(Think Pair and Share) efektif untuk digunakan pada pembelajaran bahasa jawa
Sehingga produk hasil pengembangan tersebut baik untuk digunakan pada mata
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
menghasilkan produk berupa media pembelajaran yang valid dan efektif untuk
pengujian. Intrumen yang digunakan untuk mengambil data adalah angket dan
konsep wayang pandawa sebelum diberi tindakan dan sesudah diberi tindakan
pendukungnya pun sangat valid untuk digunakan dengan nilai 82,9% untuk
RPP, 84,9% untuk materi wayang pandawa, 85,3% untuk LKS, dan 83,8%
puzzle dan damdaman yang menyatu menjadi satu; (c) puzzle bergambarkan
salah satu tokoh wayang pandawa disertai karakteristik dari tokoh tersebut
kartun; (e) terdapat dua macam pion pada damdaman yaitu, berwarna merah
dan hitam; (f) pion pada damdaman berbentuk tokoh wayang dan pada
bagian bawahnya terdapat nama dari tokoh wayang tersebut; (g) terdapat alat
pengunci; dan (h) terdapat panduan pemakaian Putra Dayang pada bagian
cover belakang.
bahasa jawa materi wayang, hal ini dibuktikan dengan hasil uji independent
test diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat
dan kelas kontrol. Selain itu juga dapat dilihat dari uji N gain. Berdasarkan
model pembelajaran TPS (Think Pair and Share) efektif untuk digunakan
B. Saran
pengembangan media Putra Dayang yang dapat digunakan pada siswa dari
pelajaran lain. Serta tidak hanya samapi tahap uji, namun juga sampai tahap
diseminasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hasnida. (2015). Media Pembelajaran Kreatif. Jakarta Timur: PT. Luxima Metro
Media.
Kamus Bahasa Indonesia. (2008). Kamus Besar Bahasa /Indonesia. Jakarta: Pusat
Bahasa.
109
Prastika, M. R., Purnama, E., & Sukadi. (2013). Pembuatan Game Damdaman
Menggunakan Java. Indonesian Journal on Computer Science - Speed - FTI
UNSA.
Sadiman, A. S., Raharjo, Haryono, A., & Raharjito. (2012). Media Pendidikan.
Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Sudjana, N., & Rivai, A. (2007). Media Pengajaran. Bandung: SInar Baru
Algensindo Offset.
110