Anda di halaman 1dari 1

Menurut Diagnosis and Planning in the Management of Musculoskeletal Tumors:

Surgical Perspective, pemeriksaan skreeninh lab darah tidak terlalu membantu untuk
diagnosis tumor muskuloskeletal. Pada pemeriksaan ini, hal yang umum terlihat saat terjadi
tumor muskuloskeletal adalah peningkatan dari kadar alkalin fosfatase. Untuk menegakkan
diagnosa tumor muskuloskeletal biasanya dilakukan pemeriksaan penunjang berupa
pemeriksaan radiologi. Analisis radiografi foto polos bisa digunakan untuk melihat terjadinya
reaksi periosteal, persimpangan tumor dengan inang tulang, gangguan kortikal, matriks
tumor, dan jumlah tumor, apakah bertambah atau tidak. Setelah evaluasi radiografi awal,
analisis lebih lanjut dapat dilakukan dengan computed tomography (CT) scan atau magnetic
resonance imaging (MRI), gunanya adalah untuk menggambarkan luasnya tumor di dalam
tulang dan juga ekstensi apapun ke dalam jaringan lunak. MRI sangat membantu dalam
mendefinisikan ukuran, isi, dan hubungan tumor dengan neurovaskular yang berdekatan, dan
dapat juga berguna untuk keperluan perencanaan biopsi tumor. Selanjutnya, dapat dilakukan
pemeriksaan biopsi. Jenis biopsi ada dua, yaitu neddle biopsi dan open biopsi. Open biopsi
masih menjadi gold standart untuk pemeriksaan tumor, namun saat ini tengah berkembang
percutanious biopsi yang dinilai lebih less infasiv, tidak membutuhkan banyak anastesi,
pendarahan minimal, minimal kontaminasi dan lebih hemat biaya.

Anda mungkin juga menyukai