Anda di halaman 1dari 30

MEKANISME BRACH

Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal

Dosen Pengampu Mata Kuliah

Ida Prijatni, S.Pd., M.Kes

Disusun Oleh : Kelompok 5

1. Ana Ulfatun Ni’mah NIM. P17331181015


2. Liana Oktaviani NIM. P17331181017
3. Arini Ning Rosita NIM. P17331181018
4. Nabilah Eka Nanda NIM. P17331183036
5. Maretha Rizky NIM. P17331183043
6. Isnaini Zain R. NIM. P17331183050

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN JEMBER

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga
kelompok dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Mekanisme Brach ”. Makalah ini kami
selesaikan untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata kuliah Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal dalam rangka pembelajaraan pada Program Studi
Sarjana Kebidanan Jember Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.

Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik berkat dukungan dari berbagai pihak, untuk itu
pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Ida Prijatni, S.Pd., M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal
2. Teman teman yang mendukung dengan memberikan dorongan dan semangat agar
makalah ini segera terselesaikan.

Kelompok menyadari bahwa adanya ketidaksempurnaan makalah ini, maka kami


mengharapakan masukan, saran, dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca serta menjadi
referensi yang dapat dijadikan dasar pengetahuan khususnya bagi kami.

Jember, 23 Februari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER...........................................................................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Persalinan Sungsang..........................................................................................3
2.2 Etiologi Persalinan Sungsang...............................................................................................5
2.3 Patofisiologi Persalinan Sungsang.......................................................................................6
2.4 Prognosis dan Diagnose Persalinan Sungsang.....................................................................6
2.5 Pemeriksaan Penunjang Persalinan Sungsang.....................................................................8
2.6 Mekanisme Persalinan Sungsang.........................................................................................8
2.7 Penatalaksanaan Persalinan Sungsang.................................................................................9
2.8 Teknik Pertolongan Dengan Cara Bracht .........................................................................10
2.9 Contoh Asuhan Kebidanan Dalam Persalinan Sungsang .................................................12
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................27

3.2 Saran....................................................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................28
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan sungsang adalah suatu persalinan dimana kepala janin berada di fundus uteri
sedangkan bagian terbawah jani adalah bokong. Presentase persalinan sungsang sekitar 3-4%
dari seluruh persalinan pada kehamilan aterm. Persalinan sungsang memiliki resiko yang
tinggi terhadap janin yang dikandungnya dibandingkan dengan persalinan normal pada
umumnya.

Sebanyak 99% 214 kasus dari total 3347 persalinan yaitu kematian ibu akibat masalah
persalinan terjadi di negara berkembang. Rasio kematian ibu merupakan yang tertinggi
dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Indonesia merupakan negara dengan
AKI (angka kematian ibu) paling tinggi di ASIA. Pada penduduk Indonesia 2011 tercatat
AKI dengan jumlah 228/100000 kelahiran hidup, dan kematian bayi(AKB) usia 0-11 bulan
adalah 34/100000 kelahiran hidup. WHO (Desember & Suparman, 2016)

Etiologi persalinan sungsang sampai saat ini belum bisa dipastikan, adapun faktor resiko
dari persalinan sungsang yaitu persalinan premature, tungkai ekstensi, kehamilan kembar,
polihidramnion, hidrosefalus, abnormalitas uterus, plasenta previa, panggul sempit, dll (Ii et
al., 2010)

Dampak dari persalinan sungsang adalah dapat merobek jalan lahir dan berisiko
terjadinya perdarahan, asfiksia perinatal yang menyebabkan kekurangan oksigen, cedera
saraf tulang, infeksi yang menyebabkan kematian selama proses persalinan, perdarahan
postpartum yang menyebabkan kematian pada ibu melahirkan.
Adapun pertolongan persalinan yang dapat dilakukan oleh bidan adalah dengan
menggunakan beberapa teknik seperti mekanisme brach, mekanisme muller, mekanisme
lovset, mekanisme mauriceau, ekstrasi kaki bila kala II tidak maju dan terdapat gejala
kegawatan ibu dan bayi, teknik ekstrasi bokong, dan teknik cunam piper.
Pada kesempatan ini penulis ingin memaparkan mengenai persalinan sungsang dan
penanganannya denga menggunakan mekanisme bracht.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian dari mekanisme brach ?

1.2.2 Apa etiologi dari persalinan sungsang ?

1.2.3 Bagaimana patofisiologi dari persalinan sungsang ?

1.2.4 Bagaimana prognosis dan diagnose dari persalinan sungsang ?

1.2.5 Bagaimana pemeriksaan penunjang dari persalinan sungsang ?

1.2.6 Bagaimana mekanisme dari persalinan sungsang ?

1.2.7 Bagaimana penatalaksanaan persalinan sungsang ?

1.2.8 Bagaimana teknik pertolongan dengan cara spontan brach ?

1.2.9 Bagaimana contoh asuhan kebidanan dalam persalinan sungsang ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari mekanisme brach

1.3.2 Untuk mengetahui etiologi dari persalinan sungsang.

1.3.3 Untuk mengetahui patofisiologi dari persalinan sungsang

1.3.4 Untuk mengetahui prognosis dan diagnose dari persalinan sungsang

1.3.5 Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari persalinan sungsang.

1.3.6 Untuk mengetahui mekanisme dari persalinan sungsang.

1.3.7 Untuk mengetahui penatalaksanaan persalinan sungsang.


1.3.8 Untuk mengetahui teknik pertolongan dengan cara spontan brach.

1.3.9 Untuk mengetahui contoh asuhan kebidanan dari persalinan sungsang.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mekanisme Brach

Mekanisme brach merupakan persalinan sungsang dengan presentasi bokong


dimana letak bayi sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri
sedangkan bokong merupakan bagian terbawah atau di daerah pintu atas panggul atau
simfisis (Sarwono, 2006 ; h.520)

Persalinan sungsang dengan presentasi bokong adalah jika letak bayi memanjang
dengan bokong sebagai bagian yang terendah (Sulaiman dkk, 2005; h.132)

Persalinan sungsang dengan presentasi bokong adalah dimana letak janin


memanjang dengan kelainan dalam polaritas. Panggul janin merupakan kutub bawa,
penunjuknya adalah sacrum (Harry & William, 2010 ; h.195)

Jadi persalinan sungsang dengan presentasi bokong adalah persalinan dengan


letak atau posisi bayi dimana bokong berada dibagian bawah didaerah pintu atas panggul
sedangkan kepala berada pada fundus uteri

Klasifikasi letak sungsang menurut Sulaiman, Djamhoer, dan Firman (2005 ;h.132) :
1) Letak bokong murni (Frank breech) : bokong saja yang menjadi bagian depan
sedangkan kedua tungkai lurus ke atas
2) Letak bokong bayi (Complete breech) : presentasi bokong kaki disamping bokong
teraba kaki. Disebut letak bokong kaki sempurna atau tidak sempurna jika disamping
bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja

3) Letak lutut presentasi lutut

4) Letak kaki presentasi kaki (Incomplete breech presentasion)


2.2 Etiologi Persalinan Sungsang

Menurut myles (2009) letak sungsang bisa diakibatkan dari kondisi tertentu
diantaranya adalah :
a. Persalinan premature
Presentasi bokong relative sering terjadi sebelum usia gestasi 34 minggu sehingga
presentasi bokong lebih sering terjadi pada persalinan premature
b. Tungkai ekstensi
Versi sefalik spontan dapat terhambat jika tungkai janin mengalami ekstensi dan
membelit panggul
c. Kehamilan kembar
Kehamilan kembar membatasi ruang yang tersedia untuk perputaran janin sehingga
dapat menyebabkan salah satu janin atau lebih memiliki presentasi bokong
d. Polihidramnion
Distensi rongga uterus oleh cairan amnion yang berlebuhan dapat menyebabkan
presentasi bokong
e. Hidrosefalus
Peningkatan ukuran kepala janin cenderung terakomodasi di dalam fundus
f. Abnormalitas uterus
Distorsi ruang uterus oleh septum atau jaringan fibroid dapat menyebabkan
presentasi bokong
g. Plasenta previa
Plasenta yang menutupi jalan lahir dapat mengurangi luas ruang dalam Rahim
h. Panggul sempit, sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya
menjadi sungsang
i. Multipara, pernah melahirkan anak sebelumnya sehingga Rahim elastis dan
membuat janin berpeluang untuk berputar
j. Bobot janin relative rendah. Hal ini mengakibatkan janin bebas bergerak
k. Rahim yang sangat elastis. Hal ini biasanya terjadi karena ibu telah melahirkan
anak sebelumnya, sehingga Rahim sangat elastis dan membuat janin berpeluang
besar untuk berputar hingga minggu ke 37 dan seterusnya

2.3 Patofisiologi Dari Persalinan Sungsang

Menurut sarwono (2007; h.611) letak janin dalam uterus bergantung pada proses
adaptasi janin terhadap ruangan di dalam uterus. Pada kehamilan kurang lebih 32
minggu, jumlah air ketuban relative lebih banyak, sehingga memungkinkan janin
bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam
presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang. Pada kehamilan triwulan terakhir
janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relative berkurang. Karena bokong
dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar pada kepala, maka bokong dipaksa untuk
menepati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada dalam ruangan
yang lebih kecil di segmen bawah uterus.

2.4 Prognosis dan Diagnose Dari Persalinan Sungsang

A. Prognosis
1) Bagi ibu : perdarahan, robekan jalan lahir dan infeksi, jika ketuban
pecah dini dapat terjadi partus lama dan infeksi
2) Bagi bayi : dapat menimbulkan asfiksia karena adanya gangguan
peredaran darah plasenta setelah bokong dan perut lahir dimana tali pusat terjepit
antar kepala dan panggul, trauma persalinan dan infeksi
B. Diagnose

a) Data subjektif
Menurut Sulaiman, Djamhoer, Firman (2005:132-133) mengatakan
bahwa pergerakan anak teraba oleh si ibu di bagian perut bawah, di bawah
pusat, dan ibu sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga. Ibu
juga mengeluh rasa nyeri oleh karena janin menyepak-nyepak rectum
(Oxorn,2010:195).Apabila ibu pernah hamil sebelumnya maka kehamilannya
dengan letak sungsang akan terasa lain dari pada kehamilan yang terdahulu,
karena terasa penuh di bagian atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian
bawah (Sarwono, 2007; h. 609).

b) Data objektif
1) Pemeriksaan palpasi Leopold :
- Leopold I : untuk mengetahui bagian yang berada pada bagian atas
fundus. Pada presentasi bokong akan teraba kepala janin yang keras,
bulat
- Leopold II : Untuk mengetahui letak janin bagian kanan atau kiri
fundus. Bagian kanan dan kiri teraba punggung dan bagian-bagian kecil
janin.
- Leopold III : untuk mengetahui bagian bawah janin. Pada presentasi
bokong akan teraba bokong, agak bulat, tidak melenting.

- Leopold IV : setelah terjadi engagement, menunjukkan posisi bokong


yang mapan di bawah simfisis. (Cunningham, 2006; 561-562)

2) Pemeriksaan auskultasi
Pada pemeriksaan ini punktum maksimum/letak DJJ biasanya
terdengar paling keras pada daerah sedikit di atas umbilikus, sedangkan
bila telah terjadi engagement kepala janin, suara jantung terdengar paling
keras di bawah umbilikus.
3) Pemeriksaan USG
Untuk memastikan perkiraan klinis presentasi bokong dan bila
mungkin untuk mengidentifikasi adanya anomali janin.

4) Pemeriksaan dalam
Pada presentasi bokong murni, teraba sacrum, anus, kedua
tuberositas iskiadika, dan setelah terjadi penurunan lebih lanjut, genitalia
eksterna dapat dikenali (Cunningham, 2006; h. 562). Perlu diperhatikan
perbedaan dengan presentasi muka. Cara membedakannya dengan
melakukan pemeriksaan dalam dan hasilnya sebagai berikut :
a. Apabila menemukan lubang kecil tanpa tulang, tidak ada hisapan,
terdapat mekonium, kesimpulannya adalah anus.
b. Apabila menemukan lubang, menghisap, lidah prosesus zigomatikus,
maka kesimpulan tersebut adalah mulut.
c. Apabila menemukan tumit, sudut 90° dengan jari-jari rata, maka
kesimpulan hal tersebut adalah kaki.
d. Apabila menemukan jari-jari panjang tidak rata dan tidak terdapat
sudut maka disimpulkan hal tersebut adalah tangan.
e. Apabila teraba patella dan poplitea maka kesimpulannya adalah
lutut. (Sumarah, Yani dan Nining, 2009; h. 124).

2.5 Pemeriksaan Penunjang Persalinan Sungsang


- Pemeriksaan USG : Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk
memastikan perkiraan klinis presentasi bokong dan bila mungkin untuk
mengidentifikasi adanya anomali janin (Cunningham, 2006; h. 562).
- Pemeriksaan sinar X : Pemeriksaan ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis
maupun memperkirakan ukuran dan konfigurasi panggul ibu (Oxorn, 2010; h. 198)

2.6 Mekanisme Persalinan Sungsang


Menurut Wiknjosastro (2005; h. 104-105) prosedur pertolongan persalinan
spontan pada presentasi bokong dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu:
1) Tahap pertama : Fase lambat, yaitu mulai lahirnya bokong sampai pusar (skapula
depan). Disebut fase lambat karena fase ini hanya untuk melahirkan bokong, yaitu
bagian janin yang tidak berbahaya.
2) Tahap kedua : Fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusar sampai lahirnya mulut.
Disebut fase cepat karena pada fase ini kepala janin mulai masuk pintu atas
panggul, sehingga kemungkinan tali pusat terjepit. Oleh karena itu fase ini harus
segera diselesaikan dan tali pusat segera dilonggarkan. Bila mulut sudah lahir,
janin dapat bernafas lewat mulut.
3) Tahap ketiga : Fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala
lahir. Fase ini disebut fase lambat karena tahapan ini tidak boleh dilakukan secara
tergesa-gesa untuk menghidari dekompresi kepala yang terlampau cepat yang dapat
menyebabkan perdarahan intracranial

2.7 Penatalaksanaan Persalinan Sungsang


1) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.
a. Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dari
arah depan ke belakang
b. Buang kapas/kasa pembersih (yang terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia
c. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi), lepaskan dan rendam
dalam larutan klorin 0.5%
2) Melakukan pemeriksaan dalam, pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput
ketuban belum pecah maka lakukan amniotomi.
3) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0.5%, kemudian lepaskan dan
rendam keadaan terbalik selama 10 menit, kemudian cuci tangan
4) Periksa denyut jantung (DJJ) setelah kontraksi untuk memastikan bahwa DJJ dalam
batas normal (120 -160 x /menit)
a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
b) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dan semua hasil penilaian
serta asuhan lainnya pada partograf
5) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Yang perlu
dilakukan selanjutnya adalah :
a) Mengatur ibu dengan posisi litotomi
b) meminta ibu untuk meneran saat ada his
c) Lanjutkan pemantauan kondisi kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman
panatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang ada
d) Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk
membantu proses persalinan
6) Laksanakan bimbingan meneran saat ibu merasa ada dorongan yang kuat untuk
meneran :
a) Mendukung usaha ibu untuk meneran
b) Memberi ibu kesempatan istirahat disaat tidak ada his (diantara his)
c) Memberi ibu kesempatan minum saat istirahat
d) Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
e) Berikan cukup asupan cairan peroral (minum)
f) Menilai DJJ setiap kontraksi selesai
g) Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2
jam) meneran (primigravida ) atau 60’ (1 jam) meneran (multigravida)
7) Saat bokong janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm :
a) Memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu
b) Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkan dibawah bokong
ibu c. Membuka tutup partus set
c) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

2.8 Teknik Pertolongan Dengan Cara Spontan Brach


1. Saat bokong sudah membuka pintu (krowning) dan perineum menipis :
a) Menyuntikkan oksitosin/sintosinon 5 unit secara IM dengan tujuan bahwa
dengan 1 – 2 his berikutnya fase cepat dalam persalinan sungsang spontan
pervaginam akan terselesaikan
b) Dilanjutkan dengan episiotomi (bila perlu)
2. Sifat penolong adalah pasif, hanya menolong membuka vulva, saat bokong dan
kaki lahir kedua tangan memegang bokong secara Bracht yaitu kedua ibu jari
sejajar sumbu panjang paha janin sedangkan jari-jari yang lain memegang pada
pelvis (bila perlu gunakan duk DTT untuk memegang bokong bayi).
3. Saat ujung scapula anterior terlihat dibawah sympisis penolong melakukan
gerakan hiperlordosis yaitu punggung janin didekatkan ke perut ibu, bersamaan
dengan gerakan hiperlordosis asisten melakukan kristeler sampai dagu mulut lahir
(memperhatikan posisi tangan janin).

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


a. Pertolongan persalinan bahu dan lengan, pada saat hiperlordosis penolong
melihat kedua tangan bayi bersilang di depan dada/kedua tangan bayi sudah
sudah lahir maka lanjutkan dengan persalinan spontan bracht. Bersamaan
dengan gerakan hyperlordosis asisten melakukan klisteller sampai dagu
mulut lahir.

b. Bila saat hiperlordosis terjadi hambatan


(satu tangan atau kedua tangan bayi
menjungkit) segera lakukan pertolongan
dengan cara manual aid ada 3 tahapan :
 Bokong sampai umbilikus lahir secara
spontan (pada frank breech)
 Persalinan bahu dan lengan dibantu oleh penolong
 Persalinan kepala dibantu oleh penolong
c. Jika dengan cara brach bahu dan tangan tidak bisa lahir maka bahu dan
tangan dilahirkan secara klasik

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PATOLOGI PADA NY “E” GIIPIA0 DENGAN


PERSALINAN SUNGSANG DI RS PELITA HATI

Tanggal Pengkajian/ Waktu : 24 Februari 2021/ pukul 03.00

Pengkaji : Bidan Ana

Tempat Pengkajian : RS. Pelita Hati

A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. E Nama Suami : Tn. S
Umur : 37 tahun Umur : 37 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Makassar Suku : Makassar
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : Kampili Alamat : Kampili

2. Keluhan Utama
Ibu merasakan kenceng-kenceng dimulai pada pukul 02.00 WIB, ibu mengatakan
sakit yang dirasakan semakin kuat, ibu mengatakan ingin BAB dan adanya tekanan
pada anus, ibu mengatakan adanya keinginan untuk mengeran, ibu mengatakan
sakitnya bertambah kuat dan tembus ke belakang. Ibu mengatakan sudah keluar lendir
darah.
3. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga
Ibu mengatakan ibu dan keluarga tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit
menurun (DM, hepatitis, asma) menular (TBC, hepatitis, HIV/AIDS) menahun
(jantung, ginjal).

4. Riwayat Menstruasi
Menarch : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Flour albus :-
Lama : 5-7 hari
Disminorhea :-
5. Riwayat Pernikahan
Status pernikahan : Sah
Lama Menikah : 4 tahun
Pernikahan ke : Satu
Usia Menikah : 20 tahun

6. Riwayat kehamilan dan persalinan lalu

Kehamilan Persalinan Anak Nifas Lakt.

Ke UK K Jeni Pnl Tm K L/P H/ T/ BB/ U La K La Ko


o s g p o M G PB m o m mp
m m a m a
p p p

1. 38 - spn bdn Pus - L H T 2,8 42 - 6bl -


Th 2018 kes kg/ hr
mas 46
cm

H A M I L I N I
7. Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 3 bulan

8. Riwayat kehamilan sekarang

TM I TM II TM III

ANC 2 kali 2 kali 2 kali

Tempat Puskesmas Puskesmas Puskesmas

Masih merasa
Sering
sedikit mual
Mual muntah di kencing dan
tetapi tidak
Keluhan pagi hari, nafsu nyeri perut
muntah dan
makan berkurang bagian
nafsu makan
bawah
bertambah

B6(60)1x1, as Fe(90)1x1, vit


Terapi Kalk(90)1x1
folat(90)1x1 c(90) 1x1

R. Imunisasi - T4 -

Senam
Makanan
hamil,
pengganti nasi Tanda bahaya
KIE istirahat,
dan makan kehamilan
tanda-tanda
sedikit tapi sering
kehamilan

Hb : 12,5 gr %

Lab - -
9. Riwayat pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a) Pola nutrisi
Makan : 3 x sehari (pagi siang sore) porsi sedang
Jenis : nasi, sayur, lauk
Minum : 6-8 gelas per hari
Jenis : air putih
b) Pola eliminasi
BAK : 5-6 kali sehari
Warna : Kuning
Konsistensi : jernih, bau amoniak
BAB : 1 x sehari
Warna : kuning kecoklatan
Konsistensi : Padat
c) Personal hygiene
Mandi : 2x sehari (pagi dan sore)
Sikat gigi : 2 x sehari (setelah sarapan dan sebelum tidur malam )
Keramas : 3x seminggu
Ganti pakain : 2 x sehari
Ganti pakaian dalam : 2 x sehari dan pada saat lembab ibu akan berganti celana
dalam
d) Pola tidur dan istirahat
Tidur malam : 6-8 jam per hari
Tidur siang : tidak teratur

10. Riwayat Psikologi


- Ibu, suami, dan keluarga senang dengan kehamilan ini dan merupakan kehamilan
yang diinginkan
- Ibu mendapatkan dukungan dari suami dan keluarga
- Tidak ada pantangan selama hamil
- Pengambil keputusan adalah suami

B. DATA OBJEKTIF
1 Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 120/70 mmHg
b. Nadi : 86x/menit
c. Suhu : 37°C
d. Pernapasan : 20 x/menit
BB sebelum hamil : 48kg
BB saat hamil :58kg
TB : 150 cm
IMT :48/(1,5x1,5)=21,3
Lila : 33 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bersih, rambut tidak rontok, tidak berketombe
Muka : Tidak pucat, tidak oedem
Mata : Simetris, sclera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : Simetris, tidak ada secret, tidak ada polip
Gigi Mulut : Bibir lembab, tidak anemis, tidak caries gigi,stomatitis dan tidak
gingivitis
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada pembesaran
vena jugularis dan tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
Dada : Simetris, pernapasan normal, denyut jantung teratur, ronchi (-),
wheezing (-)
Payudara : Simetris, hyperpigmentasi areola dan papilla mamae +/+, papilla
menonjol +/+, massa pada payudara -/-, colostrums +/+

Abdomen

Inspeksi : Pembesaran sesuai UK, luka bekas operasi tidak ada, linea nigra
(+), striae albican (+), pusat menonjol (+)
Palpasi :
Lepold 1 : TFU pertengahan px dengan pusat, teraba keras, bulat, melenting
(kepala)
Leopold 2 : Teraba panjang, keras, datar, ada tahanan, samping kanan (puka)
Leopold 3 : Teraba lunak, kurang bulat, kurang melenting (bokong)
Leopold 4 : Divergen

Genetalia :
1. Perineum tampak menonjol
2. Vulva dan anus terbuka
3. Hasil pemeriksaan dalam (VT) Pertama, pukul : 03.15 WIB
a. Vulva/vagina tidak ada kelainan
b. Portio lunak
c. Ketuban utuh
d. Pembukaan 4 cm
e. Eff 50%
f. Presentase bokong
g. Molase tidak ada
h. Penumbungan tidak ada
i. Penurunan kepala Hodge II
j. Pelepasan lendir, darah dan air jernih
4. Hasil pemeriksaan dalam (VT) Kedua, pukul : 07.00 WIB
a. Vulva/vagina tidak ada kelainan
b. Portio lunak
c. Ketuban pecah, jernih
d. Pembukaan 10 cm
e. Eff 100%
f. Presentase bokong
g. Molase tidak ada
h. Penumbungan tidak ada
i. Penurunan kepala Hodge IV
j. Pelepasan lendir,darah dan air jernih

Pemantauan Djj, Nadi & His

Jam Djj x Nadi His


(WIB (Menit) (X
) menit)
03.00 138x/ 80x/ 3Xdalam
menit menit 10” (35”-
40”)
03.30 138x/ 80x/ 3Xdalam
menit menit 10” (35”-
40”)
04.00 138x/ 82x/ 4Xdalam
menit menit 10” (40”-
45”)
04.30 140x/meni 82x/ 4Xdalam
t menit 10” (40”-
45”)
05.00 140x/meni 82x/ 5Xdalam
t menit 10” (50”-
55”)
05.30 140x/ 82x/ 5Xdalam
menit menit 10” (50”-
55”)
C. ANALISA
NY “E” usia 24 tahun GIIPIA0 UK 39 minggu inpartu kala II

D. PENATALAKSANAAN

Tanggal/ Penatalaksanaan Paraf


Waktu
24 Februari Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
2021/
pukul
05.30
Mengobservasi tanda-tanda vital setiap 4 jam (kecuali nadi
setiap 30 menit), denyut jantung janin (DJJ) dan his tiap 30
menit pada fase aktif
Hasil : pemantaun DJJ terakhir didapat hasil DJJ normal
yaitu 140x/ menit

Mengobservasi vagina toucher (VT) atau pemeriksaan


dalam untuk mengontrol kemajuan persalinan
Hasil :
1. Vulva vagina : membuka
2. Portio : lunak
3. Pembukaan : 10 cm
4. Eff 100%
5. Ketuban : jernih
6. Presentasi : bokong murni
7. Penurunan : Hodge IV
8. Tidak ada molase dan tidak ada bagian kecil yang
menunmbung
9. Pelepasan : lender, darah dan air ketuban

Menganjurkan teknik relaksasi kepada ibu yaitu menarik


napas melalui hidung dan menghembuskan lewat mulut
Menganjurkan pada ibu untuk mengosongkan kandung
kemih sesering mungkin
Berkolaborasi dengan dokter obgyn untuk penatalaksanaan
pemberian oksigen dalam jumlah 6-8/menit,
Memberikan asupan oral seperti makan dan minum apabila
tidak ada HIS
Menganjurkan kepada ibu untuk senantiasa berdoa untuk
kelancaran persalinannya dan untuk kesehatan ibu dan
bayinya nanti.
Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang
diperlukan untuk menolong persalinan serta tempat
penerangan dan lingkungan BBL, meliputi:
a. Alat Perlindingan Diri (APD) : Penutup
kepala, masker, kacamata, celemek, sepatu
tertutup (sepatu boot)
b. Partus Set : Handscoon steril, 2 buah klem
kocher, ½ kocher, 1 buah gunting
episiotomy, 1 buah gunting tali pusat, 1 buah
kateter nelaton, Kassa steril, pengisap lender,
penjepit tali pusat
c. On steril :2 buah handuk kering dan bersih,
pakaian bersih ibu dan bayi meliputi baju,
pembalut, sarung, celana dalam, pakaian
bayi, popok, topi/tutup kepala, sarung
tangan/kaki, kain selimut untuk membedong.
d. Heacting set : 1 buah pinset sirurgik, 1 buah
pinset antomi, nal puder, 2 buah jarum (1
jarum circle dan 1 jarum V1 circle), gunting
benang, benang cromic, 2 pasang sarung
tangan steril.
e. Obat-obatan esensial : Lidocain 1 ampul,
oksytosin 10 IU 1 ampul.
f. Peralatan lain : Larutan Clorin 0,5 o/o, air
DTT, kantong plastic, tempat sampah kering
dan basah, safety box, bengkok, was lap, dan
tempat plasenta.

Mendokumentasikan hasil pemantauan Kala 1 dalam


partograf
24 Februari KALA II
2021/
pukul
06.30
Melihat adanya tanda dan gejala kala II (dorongan untuk
meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva
membuka)
Menyiapkan alat dan bahan persalinan
Memakai celemek
Memastikan tangan tidak memakai perhiasan, cuci tangan
dengan sabun dan air mengalir
Memakai handscoon
Menghisap oksitosin 1 ampul 10 IU dengan satu tangan
Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT
Melakukan pemeriksaan dalam (VT) jam 07.00 WIB
Hasil: pembukaan sudah lengkap
Mencelupkan handscoon secara terbalik ke dalam larutan
clorin 0,5 %
Memantau DJJ apabila tidak ada kontraksi
Memberitahu kepada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap
dan keadaan janin baik
Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu
yang baik untuk meneran
Melakukan pimpinan meneran jika ada kontraks
Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman
Memasang handuk bersih di atas perut ibu jika terlihat
kepala janin membuka vulva 5-6 cm
Meletakkan underpad di bawah bokong ibu
Membuka bak partus
Memakai handscoon steril pada kedua tangan
Memimpin persalinan dengan melakukan teknik bracht
untuk melahirkan bokong murni .
Oksitosin
Mencengkram bokong dengan kedua tangan ibu jari berada
sejajar dengan panjang paha, kemudian jari yang lain
memegang daerah panggul bayi. Jangan melakukan
intervensi apapun ikuti terus proses lahirnya bayi
Setelah perut dan sebagian dada lahir maka longgarkan tali
pusat
Saat angulus scapula inferior berada dibawa simpisis
lakukan hiperlordosis kearah perut ibu dengan demikian
lahirlah dagu,mulut,hidung,mata,dahi,dan seluruh bagian
janin. Hasil : bayi lahir spontan, segera menangis pada
tanggal 24 Februari 2021, pukul 07.30 WIB dengan JK :
laki-laki, BB : 2900 gram, PB : 46 cm, Apgar Score : 8/10
Meletakkan bayi di atas perut ibu lalu lakukan penilaian
sepintas
Hasil : Bayi menangis kuat, tubuh kemerahan eksremitas
biru,dan ada fleksi pada eksremitas.
Mengeringkan seluruh badan bayi dengan kain bersih dan
kering, mengganti kain dengan kain bersih kemudian
dipakaikan topi dan ditaruh di dada ibu untuk IMD
Memeriksa fundus uteri
Meminta izin pada ibu untuk disuntik oksitosin
Menyuntikkan oksitosin 10 IU
Menjepit tali pusat
Memotong tali pusat
Memeriksa robekan jalan lahir
Memberi topi pada bayi dan diselimuti kain hangat.
24 Februari KALA III
2021/
pukul
07.30 WIB
Memindahkan klem tali pusat hingga 5-6 cm dari depan
vulva jika tali pusat bertambah panjang serta meletakkan
tangan kiri di atas sympisis menahan bagian uterus dan
tangan kanan memegang klem
Rasional: proses peregangan tali pusat terkendali
Meletakkan tangan kiri di atas sympisis menahan bagian
uterus dan tangan kanan memegang klem
Rasional: proses peregangan tali pusat terkendali
Meregangkan tali pusat saat uterus berkontraksi dengan
tangan kanan dan tangan kiri mendorong uterus kearah
dorso cranial. Rasional: untuk memudahkan plasenta
terlepas dari tempat implantasinya
Meregangkan tali pusat ke arah atas dan ke bawah Rasional:
memudahkan plasenta keluar sesuai kurva jalan lahir hingga
tampak di vulva
Menjemput plasenta dengan kedua tangan, jika plasenta
sudah tampak di depan vulva lahirkan plasenta dengan
searah jarum jam Rasional: agar plasenta dan selaputnya
lahir lengkap
Melahirkan plasenta dengan memutar searah jarum jam
Rasional: agar plasenta dan selaputnya lahir lengkap
Memeriksa apakah plasenta dan selaput ketuban lahir
lengkap Rasional: adanya sisa plasenta dan selaput ketuban
akan menyebabkan perdarahan
Memeriksa adanya robekan jalan lahir Rasional: untuk
mencegah terjadinya perdarahan aktif
24 Februari KALA IV
2021/
pukul
07.50 WIB
Memeriksa kontraksi uterus dan robekan jalan lahir
Membiarkan bayi tetap melakukan IMD selama 1 jam
Melakukan penimbangan dan pengukuran pada bayi baru
lahir, berikan salep mata dan vitamin K
Hasil :
a) BB : 2900 gram
b) PB : 46 cm
c) Salep mata dan vit.K telah diberikan
Memberikan imunisasi hepatitis B 1 jam setelah pemberian
vitamin K
Mengajarkan kepada ibu dan keluarga cara melakukan
masase dan menilai Kontraksi
Melakukan pemantauan kontraksi uterus dan kandung
kemih setiap 15 menit pertama kemudian 1 jam kedua 30
menit
Melakukan pemantauan tinggi fundus uteri dan jumlah
perdarahan setiap 15 menit
Mengajarkan kepada ibu dan keluarga cara melakukan
masase uterus dan menilai kontraksi
Melakukan follow up luka robekan jalan lahir dan melihat
apakah ada tanda-tanda infeksi
Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bayi dalam
keadaan baik
Menilai pernapasan dan suhu tubuh bayi
Hasil : bayi bernapas dengan baik, yaitu 48 x/menit, serta
suhu 36,3 0C
Merendam alat dalam larutan clorin 0,5 % selama 10 menit
dan Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi
Membersihkan badan ibu dari sisa darah, lendir, air ketuban
dengan air DTT
Memastikan ibu merasa nyaman serta memberitahu
keluarga untuk memberikan makan dan minum kepada ibu
Mendekontaminasi tempat tidur dengan larutan clorin 0,5 %
Membersihkan handscoon dengan larutan clorin 0,5 %
secara terbalik
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Melengkapi partograf

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Mekanisme brach merupakan persalinan sungsang dengan presentasi bokong dimana


letak bayi sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong
merupakan bagian terbawah atau di daerah pintu atas panggul atau simfisis. Letak sungsang
diklasifikasikan menjadi 4 yaitu letak bokong murni, letak bokong bayi, letak lutut presentasi
lutut, dan letak kaki presentasi kaki. Etiologi letak sungsang bisa diakibatkan dari kondisi
tertentu seperti persalinan prematur, tungkai ekstensi, kehamilan kembar, polihidramnion,
hidrosefalus, abnormalitas uterus, plasenta previa, panggul sempit, multipara, bobot janin
relatif rendah, dan rahim yang sangat elastis. Patofisiologi letak sungsang yaitu bergantung
pada adaptasi terhadap ruangan di dalam uterus, pada kehamilan usia lebih dari 32 mgg,
jumlah air ketuban relatif lebih banyak sehingga memungkinkan janin bergerak dengan
leluasa.

Mekanisme prosedur pertolongan persalinan sungsang ada tiga tahap yaitu tahap pertama
disebut fase lambat dimulai dari bokong sampai pusar, fase kedua disebut fase cepat dimulai
dari pusar sampai mulut, dan tahap yang ketiga disebut fase lambat mulai dari mulut sampai
seluruh kepala lahir. Penatalaksanaan pertolongan persalinan sungsang yaitu dari
membersihkan vulva dan perineum, melakukan pemeriksaan dalam, dekontaminasi sarung
tangan, pemeriksaan DJJ, memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap setela itu
melaksanakan bimbingan meneran, saat bokong janin terlihat didepan vulva 5-6 cm lakukan
teknik pertolongan persalinan dengan cara spontan bracht.

3.2 Saran

Sebaiknya seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan teradap ibu maupun bayi
harus sesuai dengan prosedur, sehingga dapat menghindari terjadinya hal – hal yang tidak di
inginkan pada ibu dan bayi selama kelahiran dan persalinan.

DAFTAR PUSTAKA
Desember, J., & Suparman, E. (2016). Karakteristik Persalinan Letak Sungsang di RSUP
Prof. Dr. R.D. Kandou. 4, 363 – 368.

Li, B. A. B., Medis, A. T., & Sungsang, D. P. (2010). Asuhan Kebidanan Pada..., Nur
Solakha Zulfiana, Kebidanan DIII UMP, 2011.

Zulfiana, N S. (2011). Asuhan kebidanan ibu bersalin dengan letak sungsang.


http://repository.ump.ac.id/1951/3/Nur%20Solakha%20Zulfiana%20BAB%20II.pdf
(diakses pada tanggal 22 Februari 2021, Pukul 11.15 )

Setyani D I., Suprapti. (2016). Pratikum asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal


neonatal. Kebayoran baru Jakarta Selatan : Pusdik SDM Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai