Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga
kelompok dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Mekanisme Brach ”. Makalah ini kami
selesaikan untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata kuliah Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal dalam rangka pembelajaraan pada Program Studi
Sarjana Kebidanan Jember Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik berkat dukungan dari berbagai pihak, untuk itu
pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Ida Prijatni, S.Pd., M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal
2. Teman teman yang mendukung dengan memberikan dorongan dan semangat agar
makalah ini segera terselesaikan.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER...........................................................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Persalinan Sungsang..........................................................................................3
2.2 Etiologi Persalinan Sungsang...............................................................................................5
2.3 Patofisiologi Persalinan Sungsang.......................................................................................6
2.4 Prognosis dan Diagnose Persalinan Sungsang.....................................................................6
2.5 Pemeriksaan Penunjang Persalinan Sungsang.....................................................................8
2.6 Mekanisme Persalinan Sungsang.........................................................................................8
2.7 Penatalaksanaan Persalinan Sungsang.................................................................................9
2.8 Teknik Pertolongan Dengan Cara Bracht .........................................................................10
2.9 Contoh Asuhan Kebidanan Dalam Persalinan Sungsang .................................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................27
3.2 Saran....................................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
Persalinan sungsang adalah suatu persalinan dimana kepala janin berada di fundus uteri
sedangkan bagian terbawah jani adalah bokong. Presentase persalinan sungsang sekitar 3-4%
dari seluruh persalinan pada kehamilan aterm. Persalinan sungsang memiliki resiko yang
tinggi terhadap janin yang dikandungnya dibandingkan dengan persalinan normal pada
umumnya.
Sebanyak 99% 214 kasus dari total 3347 persalinan yaitu kematian ibu akibat masalah
persalinan terjadi di negara berkembang. Rasio kematian ibu merupakan yang tertinggi
dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Indonesia merupakan negara dengan
AKI (angka kematian ibu) paling tinggi di ASIA. Pada penduduk Indonesia 2011 tercatat
AKI dengan jumlah 228/100000 kelahiran hidup, dan kematian bayi(AKB) usia 0-11 bulan
adalah 34/100000 kelahiran hidup. WHO (Desember & Suparman, 2016)
Etiologi persalinan sungsang sampai saat ini belum bisa dipastikan, adapun faktor resiko
dari persalinan sungsang yaitu persalinan premature, tungkai ekstensi, kehamilan kembar,
polihidramnion, hidrosefalus, abnormalitas uterus, plasenta previa, panggul sempit, dll (Ii et
al., 2010)
Dampak dari persalinan sungsang adalah dapat merobek jalan lahir dan berisiko
terjadinya perdarahan, asfiksia perinatal yang menyebabkan kekurangan oksigen, cedera
saraf tulang, infeksi yang menyebabkan kematian selama proses persalinan, perdarahan
postpartum yang menyebabkan kematian pada ibu melahirkan.
Adapun pertolongan persalinan yang dapat dilakukan oleh bidan adalah dengan
menggunakan beberapa teknik seperti mekanisme brach, mekanisme muller, mekanisme
lovset, mekanisme mauriceau, ekstrasi kaki bila kala II tidak maju dan terdapat gejala
kegawatan ibu dan bayi, teknik ekstrasi bokong, dan teknik cunam piper.
Pada kesempatan ini penulis ingin memaparkan mengenai persalinan sungsang dan
penanganannya denga menggunakan mekanisme bracht.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Persalinan sungsang dengan presentasi bokong adalah jika letak bayi memanjang
dengan bokong sebagai bagian yang terendah (Sulaiman dkk, 2005; h.132)
Klasifikasi letak sungsang menurut Sulaiman, Djamhoer, dan Firman (2005 ;h.132) :
1) Letak bokong murni (Frank breech) : bokong saja yang menjadi bagian depan
sedangkan kedua tungkai lurus ke atas
2) Letak bokong bayi (Complete breech) : presentasi bokong kaki disamping bokong
teraba kaki. Disebut letak bokong kaki sempurna atau tidak sempurna jika disamping
bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja
Menurut myles (2009) letak sungsang bisa diakibatkan dari kondisi tertentu
diantaranya adalah :
a. Persalinan premature
Presentasi bokong relative sering terjadi sebelum usia gestasi 34 minggu sehingga
presentasi bokong lebih sering terjadi pada persalinan premature
b. Tungkai ekstensi
Versi sefalik spontan dapat terhambat jika tungkai janin mengalami ekstensi dan
membelit panggul
c. Kehamilan kembar
Kehamilan kembar membatasi ruang yang tersedia untuk perputaran janin sehingga
dapat menyebabkan salah satu janin atau lebih memiliki presentasi bokong
d. Polihidramnion
Distensi rongga uterus oleh cairan amnion yang berlebuhan dapat menyebabkan
presentasi bokong
e. Hidrosefalus
Peningkatan ukuran kepala janin cenderung terakomodasi di dalam fundus
f. Abnormalitas uterus
Distorsi ruang uterus oleh septum atau jaringan fibroid dapat menyebabkan
presentasi bokong
g. Plasenta previa
Plasenta yang menutupi jalan lahir dapat mengurangi luas ruang dalam Rahim
h. Panggul sempit, sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya
menjadi sungsang
i. Multipara, pernah melahirkan anak sebelumnya sehingga Rahim elastis dan
membuat janin berpeluang untuk berputar
j. Bobot janin relative rendah. Hal ini mengakibatkan janin bebas bergerak
k. Rahim yang sangat elastis. Hal ini biasanya terjadi karena ibu telah melahirkan
anak sebelumnya, sehingga Rahim sangat elastis dan membuat janin berpeluang
besar untuk berputar hingga minggu ke 37 dan seterusnya
Menurut sarwono (2007; h.611) letak janin dalam uterus bergantung pada proses
adaptasi janin terhadap ruangan di dalam uterus. Pada kehamilan kurang lebih 32
minggu, jumlah air ketuban relative lebih banyak, sehingga memungkinkan janin
bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam
presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang. Pada kehamilan triwulan terakhir
janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relative berkurang. Karena bokong
dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar pada kepala, maka bokong dipaksa untuk
menepati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada dalam ruangan
yang lebih kecil di segmen bawah uterus.
A. Prognosis
1) Bagi ibu : perdarahan, robekan jalan lahir dan infeksi, jika ketuban
pecah dini dapat terjadi partus lama dan infeksi
2) Bagi bayi : dapat menimbulkan asfiksia karena adanya gangguan
peredaran darah plasenta setelah bokong dan perut lahir dimana tali pusat terjepit
antar kepala dan panggul, trauma persalinan dan infeksi
B. Diagnose
a) Data subjektif
Menurut Sulaiman, Djamhoer, Firman (2005:132-133) mengatakan
bahwa pergerakan anak teraba oleh si ibu di bagian perut bawah, di bawah
pusat, dan ibu sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga. Ibu
juga mengeluh rasa nyeri oleh karena janin menyepak-nyepak rectum
(Oxorn,2010:195).Apabila ibu pernah hamil sebelumnya maka kehamilannya
dengan letak sungsang akan terasa lain dari pada kehamilan yang terdahulu,
karena terasa penuh di bagian atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian
bawah (Sarwono, 2007; h. 609).
b) Data objektif
1) Pemeriksaan palpasi Leopold :
- Leopold I : untuk mengetahui bagian yang berada pada bagian atas
fundus. Pada presentasi bokong akan teraba kepala janin yang keras,
bulat
- Leopold II : Untuk mengetahui letak janin bagian kanan atau kiri
fundus. Bagian kanan dan kiri teraba punggung dan bagian-bagian kecil
janin.
- Leopold III : untuk mengetahui bagian bawah janin. Pada presentasi
bokong akan teraba bokong, agak bulat, tidak melenting.
2) Pemeriksaan auskultasi
Pada pemeriksaan ini punktum maksimum/letak DJJ biasanya
terdengar paling keras pada daerah sedikit di atas umbilikus, sedangkan
bila telah terjadi engagement kepala janin, suara jantung terdengar paling
keras di bawah umbilikus.
3) Pemeriksaan USG
Untuk memastikan perkiraan klinis presentasi bokong dan bila
mungkin untuk mengidentifikasi adanya anomali janin.
4) Pemeriksaan dalam
Pada presentasi bokong murni, teraba sacrum, anus, kedua
tuberositas iskiadika, dan setelah terjadi penurunan lebih lanjut, genitalia
eksterna dapat dikenali (Cunningham, 2006; h. 562). Perlu diperhatikan
perbedaan dengan presentasi muka. Cara membedakannya dengan
melakukan pemeriksaan dalam dan hasilnya sebagai berikut :
a. Apabila menemukan lubang kecil tanpa tulang, tidak ada hisapan,
terdapat mekonium, kesimpulannya adalah anus.
b. Apabila menemukan lubang, menghisap, lidah prosesus zigomatikus,
maka kesimpulan tersebut adalah mulut.
c. Apabila menemukan tumit, sudut 90° dengan jari-jari rata, maka
kesimpulan hal tersebut adalah kaki.
d. Apabila menemukan jari-jari panjang tidak rata dan tidak terdapat
sudut maka disimpulkan hal tersebut adalah tangan.
e. Apabila teraba patella dan poplitea maka kesimpulannya adalah
lutut. (Sumarah, Yani dan Nining, 2009; h. 124).
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. E Nama Suami : Tn. S
Umur : 37 tahun Umur : 37 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Makassar Suku : Makassar
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : Kampili Alamat : Kampili
2. Keluhan Utama
Ibu merasakan kenceng-kenceng dimulai pada pukul 02.00 WIB, ibu mengatakan
sakit yang dirasakan semakin kuat, ibu mengatakan ingin BAB dan adanya tekanan
pada anus, ibu mengatakan adanya keinginan untuk mengeran, ibu mengatakan
sakitnya bertambah kuat dan tembus ke belakang. Ibu mengatakan sudah keluar lendir
darah.
3. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga
Ibu mengatakan ibu dan keluarga tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit
menurun (DM, hepatitis, asma) menular (TBC, hepatitis, HIV/AIDS) menahun
(jantung, ginjal).
4. Riwayat Menstruasi
Menarch : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Flour albus :-
Lama : 5-7 hari
Disminorhea :-
5. Riwayat Pernikahan
Status pernikahan : Sah
Lama Menikah : 4 tahun
Pernikahan ke : Satu
Usia Menikah : 20 tahun
H A M I L I N I
7. Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 3 bulan
TM I TM II TM III
Masih merasa
Sering
sedikit mual
Mual muntah di kencing dan
tetapi tidak
Keluhan pagi hari, nafsu nyeri perut
muntah dan
makan berkurang bagian
nafsu makan
bawah
bertambah
R. Imunisasi - T4 -
Senam
Makanan
hamil,
pengganti nasi Tanda bahaya
KIE istirahat,
dan makan kehamilan
tanda-tanda
sedikit tapi sering
kehamilan
Hb : 12,5 gr %
Lab - -
9. Riwayat pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a) Pola nutrisi
Makan : 3 x sehari (pagi siang sore) porsi sedang
Jenis : nasi, sayur, lauk
Minum : 6-8 gelas per hari
Jenis : air putih
b) Pola eliminasi
BAK : 5-6 kali sehari
Warna : Kuning
Konsistensi : jernih, bau amoniak
BAB : 1 x sehari
Warna : kuning kecoklatan
Konsistensi : Padat
c) Personal hygiene
Mandi : 2x sehari (pagi dan sore)
Sikat gigi : 2 x sehari (setelah sarapan dan sebelum tidur malam )
Keramas : 3x seminggu
Ganti pakain : 2 x sehari
Ganti pakaian dalam : 2 x sehari dan pada saat lembab ibu akan berganti celana
dalam
d) Pola tidur dan istirahat
Tidur malam : 6-8 jam per hari
Tidur siang : tidak teratur
B. DATA OBJEKTIF
1 Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 120/70 mmHg
b. Nadi : 86x/menit
c. Suhu : 37°C
d. Pernapasan : 20 x/menit
BB sebelum hamil : 48kg
BB saat hamil :58kg
TB : 150 cm
IMT :48/(1,5x1,5)=21,3
Lila : 33 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bersih, rambut tidak rontok, tidak berketombe
Muka : Tidak pucat, tidak oedem
Mata : Simetris, sclera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : Simetris, tidak ada secret, tidak ada polip
Gigi Mulut : Bibir lembab, tidak anemis, tidak caries gigi,stomatitis dan tidak
gingivitis
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada pembesaran
vena jugularis dan tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
Dada : Simetris, pernapasan normal, denyut jantung teratur, ronchi (-),
wheezing (-)
Payudara : Simetris, hyperpigmentasi areola dan papilla mamae +/+, papilla
menonjol +/+, massa pada payudara -/-, colostrums +/+
Abdomen
Inspeksi : Pembesaran sesuai UK, luka bekas operasi tidak ada, linea nigra
(+), striae albican (+), pusat menonjol (+)
Palpasi :
Lepold 1 : TFU pertengahan px dengan pusat, teraba keras, bulat, melenting
(kepala)
Leopold 2 : Teraba panjang, keras, datar, ada tahanan, samping kanan (puka)
Leopold 3 : Teraba lunak, kurang bulat, kurang melenting (bokong)
Leopold 4 : Divergen
Genetalia :
1. Perineum tampak menonjol
2. Vulva dan anus terbuka
3. Hasil pemeriksaan dalam (VT) Pertama, pukul : 03.15 WIB
a. Vulva/vagina tidak ada kelainan
b. Portio lunak
c. Ketuban utuh
d. Pembukaan 4 cm
e. Eff 50%
f. Presentase bokong
g. Molase tidak ada
h. Penumbungan tidak ada
i. Penurunan kepala Hodge II
j. Pelepasan lendir, darah dan air jernih
4. Hasil pemeriksaan dalam (VT) Kedua, pukul : 07.00 WIB
a. Vulva/vagina tidak ada kelainan
b. Portio lunak
c. Ketuban pecah, jernih
d. Pembukaan 10 cm
e. Eff 100%
f. Presentase bokong
g. Molase tidak ada
h. Penumbungan tidak ada
i. Penurunan kepala Hodge IV
j. Pelepasan lendir,darah dan air jernih
D. PENATALAKSANAAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mekanisme prosedur pertolongan persalinan sungsang ada tiga tahap yaitu tahap pertama
disebut fase lambat dimulai dari bokong sampai pusar, fase kedua disebut fase cepat dimulai
dari pusar sampai mulut, dan tahap yang ketiga disebut fase lambat mulai dari mulut sampai
seluruh kepala lahir. Penatalaksanaan pertolongan persalinan sungsang yaitu dari
membersihkan vulva dan perineum, melakukan pemeriksaan dalam, dekontaminasi sarung
tangan, pemeriksaan DJJ, memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap setela itu
melaksanakan bimbingan meneran, saat bokong janin terlihat didepan vulva 5-6 cm lakukan
teknik pertolongan persalinan dengan cara spontan bracht.
3.2 Saran
Sebaiknya seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan teradap ibu maupun bayi
harus sesuai dengan prosedur, sehingga dapat menghindari terjadinya hal – hal yang tidak di
inginkan pada ibu dan bayi selama kelahiran dan persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Desember, J., & Suparman, E. (2016). Karakteristik Persalinan Letak Sungsang di RSUP
Prof. Dr. R.D. Kandou. 4, 363 – 368.
Li, B. A. B., Medis, A. T., & Sungsang, D. P. (2010). Asuhan Kebidanan Pada..., Nur
Solakha Zulfiana, Kebidanan DIII UMP, 2011.