Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI SALE PISANG

(Studi Kasus Pada Seorang Pengusaha Jamur Tiram di Desa Singajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmaya)

ANALYSIS OF COSTS, INCOME AND R / C OF BANANA SALE AGROINDUSTRY


(A Case Study of an Oyster Mushroom Entrepreneur in Singajaya Village, Cibalong District, Tasikmaya Regency)

IRSAN FEBRI NUGRAHA 1*, AGUS YUNIAWAN ISYANTO 2, DINI ROCHDIANI 1


Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Galuh Ciamis
Jl. R. E. Martadinata No. 150 Ciamis, 46274 Jawa Barat. info@unigal.ac.id ; info.feunigal@gmail.
*
E-mail : irsanfebri76@gmail.com

ABSTRAK
Kegiatan agroindustri pembuatan sale pisang bisa dijadikan peluang usaha untuk dikembangkan di Desa
Singajaya karena ketersediaan bahan baku yang cukup melimpah. Usaha pembuatan sale pisang mempunyai
prospek pasar yang cukup baik karena mempunyai nilai jual yang cukup tinggi dan banyak diminati oleh
masyarakat sehingga resiko kegagalan cukup kecil. Penelitian ini: 1) Berapa besarnya rata-rata biaya dan
penerimaan, 2) Berapa besarnya rata-rata pendapatan., 3) berapa besarnya rata-rata R/C pada agroindustri sale
pisang di Desa Singajaya. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan
mengambil kasus di Desa Singajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.Penelitian dilakukan dengan
metode studi kasus. Teknik penarikan sampel penelitian Desa Singajaya diambil secara sengaja (Purposive
sampling) dengan pertimbangan besarnya perhitungan semua komponen biaya produksi, keuntungan dan
kelayakan Agroindustri sale pisang di Desa Singajaya ada 1 yang dijadikan sebagai responden penelitian dengan
cara sensus. Hasil penelitian 1) Biaya produksi yang dikeluarkan oleh agroindustri sale pisang Siam sebesar Rp
2.595.168,87., 2) Penerimaan yang diperoleh perajin agroindustri sale pisang Siam sebesar Rp 3.825.000., 3)
Rata-rata pendapatan yang diperoleh perajin agroindustri sale pisang Siam adalah Rp 1.229.831,13, 4) R/C
sebesar 1,47 menunjukkan bahwa agroindustri sale pisang Siam layak untuk diusahakan

Kata kunci: Agroindustri, Biaya, Penerimaan, Pendapatan, R/C.

ABSTRACT
The agro-industrial activity of making banana sale can be used as a business opportunity to be developed in
Singajaya Village because of the abundant availability of raw materials. The business of making sale bananas
has a fairly good market prospect because it has a high enough selling value and is in great demand by the
community so that the risk of failure is quite small. The purpose of this study is to find out: 1) What is the
average cost and revenue of the banana sale agro-industry in Singajaya Village, 2) How much is the average
income for sale banana agro-industry in Sinagajaya Village., 3) How much is the average R / C for sale banana
agro-industry in Singajaya Village. This type of research is descriptive qualitative research by taking cases in
Singajaya Village, Cibalong District, Tasikmalaya Regency. The research was carried out using a case study
method on sale banana agro-industry in Singajaya Village, Cibalong District, Tasikmalaya Regency. The
sampling technique for the Singajaya Village research was taken deliberately (purposive sampling) by
considering the size of the calculation of all components of the production cost, profit and feasibility of the
banana sale agro-industry in Singajaya Village, one of which was used as a research respondent by means of a
census. The results of the study 1) The production costs incurred by the sale of Siam banana agro-industry is Rp
2,595,168.87. 2) The income obtained by the sale of Siam banana agro-industry craftsmen is Rp. 3,825,000., 3)
The average income obtained by the sale agro-industry craftsmen Siam banana is IDR 1,229,831.13, 4) R / C of
1.47 shows that the sale of Siam banana agro-industry in Singajaya Village, Cibalong District, Tasikmalaya
Regency is feasible to be cultivated.

Keywords: Agroindustry, Cost, Revenue, Income, R /C.

PENDAHULUAN dikonsumsi dan barang atau bahan hasil produksi


Agroindustri merupakan suatu subsistem yang seperti traktor, pupuk, pestisida, mesin dan lain-lain).
memproses dan mentransformasikan bahan-bahan Oleh karena itu, peran perusahaan-perusahaan
hasil pertanian (bahan makanan, kayu, serat menjadi pengolahan pangan sangat penting bagi meningkatnya
barang-barang setengah jadi yang langsung dapat nilai komoditi pertanian. Industri pengolahan tersebut
berupa industri besar dan menengah, industri kecil

1
maupun industri skala rumah tangga (Darmawan et.al., pisang antara lain karena tersedianya bahan baku yaitu
2004). dengan pisang raja siam yang harganya murah,
Produksi yang cukup melimpah dengan harga keinginan untuk menambah penghasilan, dan usaha ini
yang sangat murahmenjadikan masyarakat (petani) dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
berusaha untuk menghasilkan level produk yang lebih Kegiatan agroindustri pembuatan sale pisang
tinggi dari sekedar komoditas. Kenyataan tersebut bisa dijadikan peluang usaha untuk dikembangkan di
dengan lebih tinggi produksi pisang di Indonesia tahun Desa Singajaya karena ketersediaan bahan baku yang
2015-2019, Provinsi Jawa Barat merupakan penghasil cukup melimpah. Usaha pembuatan sale pisang
produksi pisang terbesar ke tiga setelah Provinsi mempunyai prospek pasar yang cukup baik karena
Lampung dan Provinsi Jawa Timur. Pada Tahun 2015 mempunyai nilai jual yang cukup tinggi dan banyak
produksi pisang di Provinsi Jawa Barat mencapai diminati oleh masyarakat sehingga resiko kegagalan
1.306.287 ton, akan tetapi produksi pisang dari tahun cukup kecil.
ke tahun trus mengalami penurunan dan penurunan Namun karena keterbatasan pengetahuan dan
terbesar terjadi di Tahun 2018 mencapai 1.125.899 ton keterampilan masyarakat dalam usaha pembuatan sale
produksi pisang. Kemudian Pada Tahun 2019 pisang khususnya dalam analisa finansialnya, masih
produksi pisang mulai mengalami peningkatan yang banyak pengrajin pembuat sale pisang yang
cukup besar menjadi 1.220.174 ton dengan kontribusi menjalankan usaha tersebut secara tidak serius, hanya
8,37 persen terhadap produksi pisang Provinsi Jawa sebagai usaha sampingan atau tambahan terutama
Barat yang dilakukan oleh masyarakat Desa Singajaya.
Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu Untuk itulah maka perlu adanya bimbingan tentang
sentra produksi pisang terbesar di Jawa Barat analisis finansial biaya pembuatan sale pisang
setelah Kabupaten Garut. Berdasarkan data BPS tersebut.
Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 produksi pisang di Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka
Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 9.021,6 ton. masalah yang dapat diidentifikasi adalah:
Untuk lebih jelasnya wilayah sentra produksi 1. Berapa besarnya rata-rata biaya dan penerimaan
pisang di Provinsi Jawa Barat pada agroindustri sale pisang di Desa Singajaya?
Pisang merupakan salah satu komoditas 2. Berapa besarnya rata-rata pendapatan pada
pertanian yang mudah rusak, sehingga perlu adanya agroindustri sale pisang di Desa Sinagajaya?
suatu penanganan pasca panen yang mampu 3. Berapa besarnya rata-rata R/C pada agroindustri
memberikan nilai tambah baik harga ataupun kualitas sale pisang di Desa Singajaya?
yang lebih baik dari pada komoditas mentahnya. Salah Sesuai dengan masalah yang sudah
satu industri rumah tangga tersebut adalah diidentifikasikan, maka tujuan penelitian ini adalah
agroindustri sale pisang. Pengolahan buah pisang untuk mengetahui :
menjadi sale pisang, banyak dilakukan oleh 1. Untuk mengetahui berapa besarnya rata-rata biaya
masyarakat (petani) di Kabupaten Tasikmalaya, dan penerimaan pada agroindustri sale pisang di
khususnya di Desa Singajaya Kecamatan Cibalong. Desa Singajaya
Sebagian besar usaha mereka merupakan usaha 2. Untuk mengetahui berapa besarnya rata-rata
sambilan di luar usahatani. Faktor-faktor yang pendapatan pada agroindustri sale pisang di Desa
mendorong masyarakat di Desa Singajaya Kecamatan Sinagajaya
Cibalong untuk mengolah buah pisang menjadi sale

2
3. Untuk mengetahui berapa besarnya rata-rata R/C Menurut Mulyadi (2007), biaya adalah
pada agroindustri sale pisang di Desa Singajaya pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam
satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan
akan terjadi untuk tujuan tertentu.
TINJAUAN PUSTAKA
Kuswadi (2005) menggolongkan biaya
Morfologi Tanaman Pisang
berdasarkan pola perilaku biaya, yaitu:
Tanaman pisang termasuk dalam golongan
1. Biaya tetap (fixed cost)
monokotil tahunan, pohon yang tersusun atas batang
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap
semu. Batang semu ini merupakan tumpukan
atau tidak berubah dalam rentang waktutertentu,
pelepahdaun yangtersusun secara rapat teratur. Pisang
berapapun besarnya penjualan atau produksi
dikembangbiakan dengan cara vegetatif. Percabangan
perusahaan. Contohnya antara lain biaya penyusutan,
tanaman bertipe simpodial dengan meristem ujung
biaya sewa dan biaya asuransi.
memanjang dan membentuk bunga lalu buah. Bagian
2. Biaya variabel (variable cost)
bawah batang pisang menggembung berupa umbi
Biaya variabel adalah biaya yang dalam rentang
yang disebut bonggol. Pucuk lateral (sucker) muncul
waktu dan sampai batas-batas tertentu jumlahnya
dari kuncup pada bonggol yang selanjutnya tumbuh
berubah-rubah secara proporsional. Contohnya antara
menjadi tanaman pisang. Buah pisang umumnya tidak
lain biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya
berbiji atau bersifat partenokarpi. Variasi dalam
overhead.
kultivar pisang, diantaranya dari warna buah, warna
3. Biaya semi variabel
batang, bentuk daun, bentuk buah dan masih banyak
Biaya semi variabel adalah biaya yang sulit
lagi karakter yang membedakan diantara kultivar
digolongkan ke dalam jenis biaya tetap ataupun biaya
pisang (Candra, 2003).
variabel. Alasan pengklasifikasian biaya ke dalam
Konsep Agroindustri
biaya semi variabel antara lain karena adanya
Agroindustri adalah industri yang berbahan baku
pengaturan minimum yang diperlukan untuk
utama dari produk pertanian. Studi agroindustri pada
memelihara kesiapan operasi perusahaan atau
konteks ini adalah menekankan pada food processing
berdasarkan objek pengeluaran dikelompokkan ke
management dalam suatu perusahaan produk olahan
biaya tetap dan variabel secara bersama-sama.
yang berbahan baku utamanya adalah produk
pertanian. Suatu industri yang menggunakan bahan Konsep Penerimaan
baku dari pertanian dengan jumlah minimal 20% dari Menurut Rahim dan Hastuti (2007) penerimaan
jumlah bahan baku yang digunakan adalah disebut adalah perkalian antara produksi yang diperoleh
agroindustri. Arti yang kedua adalah agroindustri dengan harga jual. Soekartawi, dkk (2011) penerimaan
diartikan sebagai suatu tahapan pembangunan sebagai didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari
kelanjutan dari pembangunan pertanian, tetapi penjualan produk tidak mencakup pinjaman uang
sebelum tahapan pembangunan tersebut mencapai untuk keperluan, dan mencakup yang berbentuk
tahapan pembangunan industri (Soekartawi, 2000). benda. Jadi, nilai produk yang dikonsumsi tidak
dihitung sebagai penerimaan tunai.
Aspek Agroindustri Sale Pisang
Konsep Pendapatan
Konsep Biaya
Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan
total dan biaya-biaya. Penerimaan total merupakan

3
hasil kali produksi total dengan harga jual. Biaya yang satu kali pembelian bahan baku yaitu satu minggu,
dimaksud dalam pengertian ini adalah biaya dimulai dari pembelian babanggi sale pisang.
keseluruhan, baik itu biaya tetap (misalnya, sewa 2. Biaya total yaitu biaya yang dikeluarkan
tanah, pembelian alat-alat) maupun biaya tidak tetap. selama berlangsungnya proses produksi dinilai
Masing-masing input produksi tersebut dikalikan dalam satuan rupiah (Rp). Biaya total meliputi:
dengan harga jual. Pendapatan tidak selamanya harus a. Biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya yang
dinyatakan dengan rupiah atau dalam bentuk uang, besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar
sub sistem lebih mementingkan keuntungan dalam kecilnya produksi atau penjualan yang
bentuk maksimisasi produk (Hanafie, 2010). dihasilkan, meliputi :
Analisis R/C (Revenue Cost Ratio) 1) Pajak bumi dan bangunan, diukur dalam
Menurut Rahim dan Hastuti (2007), analisis R/C 2
satuan meter persegi (m ) dan dinilai
(Revenue Cost Ratio) merupakan perbandingan antara
dalam satuan rupiah (Rp) per satu kali
penerimaan (revenue) dan biaya (cost). Selanjutnya
pembelian bahan baku.
menurut Soekartawi (1995) dalam Abas, 2012). R/C
2) Penyusutan alat, dinilai dalam satuan
(Revenue Cost Ratio) dikenal sebagai perbandingan
rupiah (Rp) per satu kali pembelian bahan
antara penerimaan dan biaya. Analisis ini digunakan
baku.dengan rumus sebagai berikut
untuk mengetahui apakah usaha itu menguntungkan
Suratiyah (2009) :
atau tidak untuk dikembangkan. Jika hasil R/C
Nilai Pembelian−Nilai Sisa
(Revenue Cost Ratio) lebih dari satu maka Penyusutan Alat=
Umur Ekonomis
menguntungkan, sedangkan jika hasil R/C (Revenue
Nilai sisa merupakan nilai pada waktu alat
Cost Ratio) sama dengan satu maka dikatakan impas
itu sudah tidak bisa digunakan lagi atau
atau tidak mengalami untung dan rugi dan apabila
dianggap nol.
hasil R/C (Revenue Cost Ratio) kurang dari satu maka
3) Bunga modal adalah nilai bunga modal
mengalami kerugian dan tidak layak untuk
dari biaya yang dikeluarkan dihitung
dikembangkan.
berdasarkan bunga bank (bunga pinjaman)
yang berlaku pada saat penelitian, dinilai
METODE PENELITIAN
satuan rupiah (Rp) per satu kali proses
Jenis Penelitian
produksi
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian
b. Biaya variabel (variable cost), yaitu
kualitatif deskriptif dengan mengambil kasus di Desa
biayayang besar kecilnya dipengaruhi oleh
Singajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten
besar kecilnya produksi atau penjualan yang
Tasikmalaya.Penelitian dilakukan dengan metode
dihasilkan, meliputi :
studi kasus pada agroindustri sale pisang di Desa
1) Bahan baku atau babangi sale pisang
Singajaya Kecamatan Cibalong Kabupaten
adalah bahan utama yang digunakan
Tasikmalaya.
untuk membuat sale pisang goreng, dinilai
Operasionalisasi Variabel
dalam satuan rupiah per Kilogram (Rp/Kg),
Variabel-variabel yang akan digunakan dalam
2) Bahan tambahan yang digunakan dalam
penelitian ini dioperasionalisasikan sebagai berikut :
membuat sale pisang goreng yaitu tepung
1. Satu kali proses pembuatan sale pisang goreng
terigu, tepung beras, minyak goreng, gula
dalam penelitian ini diambil dalam kurun waktu
pasir, margarin, wijen dan air dinilai dalam

4
satuan rupiah per Kilogram (Rp/Kg), diwawancarai Penyuluh Pertanian Lapangan sebagai
3) Kemasan adalah bungkus pelindung yang informan
digunakan untuk membungkus sale pisang
goring dinilai dalam satuan rupiah (Rp), Teknik Penarikan Sampel
4) Label adalah nama dalam kemasan yang Desa Singajaya diambil secara sengaja
digunakan sebagai ciri suatu produk dinilai (Purposive sampling) dengan pertimbangan besarnya
dalam satuan rupiah (Rp), perhitungan semua komponen biaya produksi,
5) Total Tenaga kerja adalah tenaga kerja keuntungan dan kelayakan Agroindustri sale pisang di
keluarga ditambah tenaga kerja luar Desa Singajaya ada 1 yang dijadikan sebagai
keluarga dengan satuan hari kerja orang responden penelitian dengan cara sensus.
(HKO) dinilai dalam satuan rupiah (Rp), Menurut Sugiyono (2012), sampel jenuh (sampel
6) Biaya transportasi adalah biaya yang sensus) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
dikeluarkan untuk melakukan distribusi yang dimiliki oleh populasi tersebut sampel yang
produk dinilai dalam satuan rupiah (Rp), diambil dari populasi tersebut harus betul-betul
c. Penerimaan (revenue), yaitu hasil perkalian representative (mewakili). Ukuran sampel merupakan
antara produksi total dengan harga satuan banyaknya sampel yang akan diambil dari suatu
produk (harga jual), dinilai dalam satuan populasi.
rupiah (Rp) per satu kali proses produksi.
Rancangan Analisis Data
Hasil produksi dalam satuan kilogram dan
Data yang diperoleh dianalisis dengan
harga jual dinilai dalam satuan rupiah per
menggunakan metode deksriftif kuantitaif. Untuk
kilogram (Rp/Kg).
mengetahui biaya produksi, penerimaan, pendapatan,
d. Pendapatan atau keuntungan (profit) yaitu
dan R/C dianalisis menggunakan rumus sebagai
hasil pengurangan antara penerimaan total
berikut :
dengan biaya total selama satu kali proses
a. Analisis Biaya
produksi, dinilai dalam satuan rupiah (Rp) per
Menurut Soekartawi (2016), untuk menghitung
satu kali proses produksi.
besarnya biaya total (total cost) diperoleh dengan
e. R/C adalah singkatan dari Return Cost, atau
cara menjumlahkan biaya tetap (Fixed cost)
dikenal sebagai perbandingan (nisbah)
dengan biaya variabel (variable cost):
antara penerimaan dan biaya.
b. Analisis Penerimaan
Teknik Pengumpulan Data Menurut Soekartawi (2016), secara umum
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini perhitungan penerimaan total (Total Revenue/TR)
adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah perkalian antara jumlah produksi (Y)
diperoleh dari hasil wawancara dengan petani yang dengan harga jual (Hy)
ditetapkan sebagai responden dengan menggunakan c. Analisis Pendapatan
instrumen penelitian berupa kuesioner dan hasil Menurut Soekartawi (2016), pendapatan adalah
pengamatan langsung di lapangan. Data sekunder selisih antara penerimaan (TR) dan semua biaya
diperoleh dari berbagai instansi seperti : Dinas total (TC)
Pertanian, BPS, Kecamatan, Desa, hasil penelitian d. Analisis imbangan penerimaan dengan biaya (R/C)

terdahulu dan lain-lain. Selain petani responden, juga Menurut Soekartawi (2016), R/C adalah singkatan
dari revenue cost ratio, atau dikenal sebagai

5
perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan 1. Penulisan usulan penelitian, dilaksanakan bulan
biaya secara matematik. Perbandingan antara Oktober 2020.
penerimaan dengan biaya, 2. Kegiatan di lapangan untuk mengumpulkan data,
Dengan ketentuan sebagai berikut: dilaksanakan pada bulan Nopember 2020.
a. R/C > 1, maka usaha tersebut untung, sehingga 3. Pengolahan data dan pembuatan laporan hasil
layak untuk diusahakan. penelitian, dilaksanakan pada bulan Nopember
b. R/C = 1, maka usaha tersebut tidak untung dan sampai dengan selesai.
tidak rugi (impas), sehingga tidak layak untuk
diusahakan. HASIL DAN PEMBAHASAN

c. R/C < 1, maka usaha tersebut rugi, sehingga Analisis Biaya Agroindustri Sale Pisang Siam
tidak layak untuk diusahakan. Biaya produksi adalah penjumlahan dari baiaya
yang dikeluarkan untuk setiap kali produksi, yang
Lokasi dan Waktu Penelitian terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Singajaya meliputi biaya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya. penyusutan alat serta bunga modal tetap. Sedangkan
Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja Biaya variabel yang dikeluarkan oleh agroindustri sale
(purpossive) dengan pertimbangan bahwa di Desa pisang terdiri sarana produksi yang meliputi pisang
Singajaya hanya ada 1 yang menjalankan agroindustri siam, tepung beras, tepung tapioka, minyak goreng,
sale pisang berada di Kecamatan Cibalong Kabupaten kayu bakar, plastik kemasan, gula kristal, steples, isi
Tasikmalaya. Penelitian ini akan dilaksanakan melalui steples, karbit, solar, serbuk gergaji, kemudian biaya
beberapa tahap kegiatan sebagai berikut: tenaga kerja dan bunga modal variabel.Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Biaya Tetap dan Biaya Variabel Agroindustri Sale Pisang per Satu Kali Produksi (Bulan) di Desa
Singajaya
Besarnya Persenta
Biaya Tetap Biaya Tetap se
(Rp) (%)
Pajak Bumi dan 4.167 1,37
Bangunan 297.083 97,88
Penyusutan Alat dan 2.259,37 0,75
Bangunan
Bunga Modal
JUMLAH 303.509,37 100,00
Besarnya Persenta
Biaya Variabel
Biaya (Rp) se (%)
Sarana Produksi 1.899.600 82,89
Tenaga Kerja 375.000 16,36
Biaya Bunga Variabel 17.059,5 0,75
JUMLAH 2.291.659,5 100,00

Tabel 1 menunjukkan bahwajumlah biaya tetap penggunaan biaya tetap lainnya yaitu pajak bumi dan
total agroindustri sale pisang per satu kali proses bangunan Rp. 4.167 atau 1,37 persen dan bunga atas
produksi dalam satu bulan adalah Rp. 303.509,37. modal tetap yang dikeluarkan Rp. 17.059,5 atau 0,75
Biaya tetap yang paling besar adalah penyusutan alat persen. Daftar rincian terlampir.
dan bangunan yaitu Rp. 297.083 atau 97,88 persen Sedangkan jumlah biaya variabel total agroindustri
dari biaya total yang dikeluarkan agroindustri. Adapun sale pisang per satu kali proses produksi dalam satu

6
bulan adalah Rp. 2.291.659,5. Biaya variabel yang tenaga kerja Rp. 375.000 atau 16,36 persen dan biaya
paling besar adalah biaya sarana produksi yaitu Rp. bunga modal variabel yang dikeluarkan Rp. 17.059,5
1.899.600 atau 82,89 persen dari biaya total yang atau 0,75 persen
dikeluarkan agroindustri. Adapun penggunaan biaya
Tabel 2. Biaya Total Agroindustri Sale Pisang dalam Satu Kali Produksi (bulan) di Desa Singajaya
Biaya Jumlah (Rp) Perse
ntase
(%)
Biaya Tetap 303.509,37 11,70
Biaya Variabel 2.291.659,5 88,30
Biaya Total 2.595.168,87 100,00

Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah biaya tetap dihasilkan dikalikan dengan harga yang berlaku pada
persatu kali proses produksi dalam satu bulan yang saat dilakukan penelitian. Rata-rata biaya produksi
dikeluarkan agroindustri sale pisang adalah Rp. yang dikeluarkan tiap satu kali produksi sale pisang
303.509,37 atau 11,70 persen dan biaya variabel yaitu dalam satu bulan sebesar Rp. 2.595.168,87 yaitu dari
Rp. 2.291.659,5 atau 88,30 persen, sehingga biaya biaya tetap dan biaya variabel. Sedangkan dalam satu
total Rp. 2.595.168,87 kali produksi per bulan rata-rata mendapat penerimaan
sebesar Rp. 3.825.000 dengan demikian rata-rata
Analisis Penerimaan dan Pendapatan agroindustri memperoleh pendapatan sebesar Rp.
Dalam menentukkan berhasil atau tidaknya 1.229.831,13 yaitu dari jumlah penerimaan dikurangi
usaha dapat diukur dari besar kecilnya penerimaan dan oleh biaya total produksi sale pisang. Untuk lebih
pendapatan yang diperoleh. Besarnya penerimaan itu jelasnya biaya produksi, penerimaan dan pendapatan
sendiri dipengaruhi oleh harga jual dengan jumlah agroindustrisale pisang di Desa Singajaya dapat dilihat
produksi yang dihasilkan. Penerimaan yang diperoleh pada Tabel 3.
agroindustri sale pisang adalah jumlah produksi yang
Tabel 3. Biaya Total, Penerimaan dan Pendapatan Agroindustri Sale Pisang dalam Satu Kali Produksi
(bulan) di Desa Singajaya
No Uraian Jumlah (Rp)
1 Penerimaan 3.825.000
2 Biaya Total 2.595.168,87
3 Pendapatan 1.229.831,13

Analisis R/C Singajaya memiliki nilai rata-rata R/C sebesar 1,47,


R/C adalah perbandingan antara penerimaan total hal ini menunjukkan bahwa dari setiap satu rupiah
dengan biaya produksi total. Rata-rata R/C biaya yang dikeluarkan, pemilik agroindustri sale
agroindustri sale pisang goreng di Desa Singajaya pisang goreng akan memperoleh penerimaan sebesar
dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut : Rp. 1,47 dan pendapatan atau keuntungan sebesar 0,47

rata−rata penerimaan total rupiah, sehingga dapat dikatakan bahwa agroindustri


R/C=
rata−rata biaya total sale pisang goreng yang dijalankan adalah

3.825.000 menguntungkan dan layak untuk diusahakan karena


¿
2.595.168,87 R/C nya lebih dari Rp. 1.

¿ 1,47
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa
agroindustri sale pisang goreng yang ada di Desa KESIMPULAN DAN SARAN

7
Kesimpulan Rozyandra, C. 2004. Analisis Keanekaragaman
Pisang (Musaspp.) Asal lampung. Skripsi.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Depertemen Budidaya Pertanian Fakultas
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Pertanian Institut Pertanian Bogor
1. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh agroindustri Rukmana. 2016. Tanaman Obat Unggulan.
sale pisang Siam sebesar Rp 2.595.168,87. Yogyakarta : Farm Bigbook
2. Penerimaan yang diperoleh perajin agroindustri Satiadiredja, Soeparma. 2010. Holtikultura
sale pisang Siam sebesar Rp 3.825.000. Pekarangan dan Buah-Buahan. CV Yasaguna
3. Rata-rata pendapatan yang diperoleh perajin Soekartawi. 2001. Pengantar Agroindustri. Jakarta:
agroindustri sale pisang Siam adalah Rp PT Raja Grafindo Persada
1.229.831,13. Soekartawi. 2016. Analisis Usahatani. Jakarta : UI-
4. R/C sebesar 1,47 menunjukkan bahwa agroindustri Press
sale pisang Siam di layak untuk diusahakan. Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif”.
Saran Bandung : ALFABETA.

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka Suprapto.2008.Teknik Bertanam Kedelai. Penebar


diajukan saran, yaitu: Swadaya. Jakarta.

1. Perusahaan hendaknya tetap melakukan produksi Supriyono. 2011. Akuntansi Biaya Pengumpulan
sale pisang Siam karena usaha tersebut Biaya dan Penentuan Harga Pokok,Buku 1
Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.
memberikan keuntungan bagi perusahaan.
2. Perlu peningkatan skala produksi sehingga akan Suratiyah. 2006. Ilmu Usahatani. Jakarta : Penebar
Swadaya
terjadi peningkatan pendapatan bagi pengelola
agroindustri. Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Taksonomi
Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, B. 2002. Pisang Usaha Tani dan
Penanganan Pascapanen. Yogyakarta:
Kanisius.

Candra, I. 2003. Pengaruh Jenis Pisang dan Jenis


Gula Terhadap Mutu Madu Buah Pisang.
Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor. Bogor

Darmawan. 2004. Pentingnya Nilai Tambah Produk


Pangan. Dalam Buku Pertanian Mandiri.
Penyunting Masroh, Antuji H. Penebar
Swadaya, Jakarta.

Kariyanto. 2017. Analisa Laporan Keuangan.


Universitas Brawijaya Press. Malang

Kuswandi. 2005.Pengapuran Tanah Pertania.


Kanisius. Yogyakarta

Mulyadi. 2007.Sistem Akuntansi. Jakarta : Selemba


Empat.

Robinson.2014. Buku Ajar Visual Nursing Jilid Satu.


Tangerang Selatan: Bina rupa Aksara
Publisher.

Anda mungkin juga menyukai