Disusun oleh :
DIMAS EKO HARIANTO 160421100181
3
DAFTAR ISI
(PERSERO)..................................................... i
BANDUNG.............................................................................................................. i
viii BAB
1...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................... 18
2.2 Layout.......................................................................................................... 21
BAB III.................................................................................................................. 23
BAB IV ................................................................................................................. 33
BAB V................................................................................................................... 38
PROJECT PROPOSAL ........................................................................................ 38
BAB VI ................................................................................................................. 44
KESIMPULAN ..................................................................................................... 44
Tabel 1.1 Deskripsi pekerjaan pada Departemen Spirit Aero System ................... 12
Tabel 1.2 Deskripsi pekerjaan pada Departemen Quality Control ....................... 12
Tabel 3.3 Jumlah produksi Drive Rib 4 Inboard tahun 2015-2018 ...................... 29
Tabel 4.4 Jumlah kecacatan Drive Rib 4 Inboard ................................................. 34
Tabel 5.5 Kriteria penilaian severity ..................................................................... 41
Tabel 5.6 Kriteria penilaian occurancy ................................................................. 42
Tabel 5.7 Kriteria penilaian severity ..................................................................... 42
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Dirgantara Indonesia mengawali produksinya dari fase perakitan yang
ditindaklanjuti dengan manufacturing single parts pesawat terbang jenis C212-
CASA Spanyol, B0105-Jerman, Bell 417-Amerika, Puma SA330, dan
Superpuma SA332-Perancis. Salah satu unit usaha yang ada di PT. Dirgantara
Indonesia adalah satuan usaha Aerostructure. Satuan usaha Aerostructure
merupakan satuan usaha di PT. Dirgantara Indonesia yang bergerak di bidang
perancangan, pembuatan komponen, dan perakitan sub-assembly kerangka
pesawat terbang yang memiliki kualitas yang tinggi dan harga yang dapat
bersaing.
Dalam satuan usaha Aerostructure sekarang terdapat salah satu program
yaitu program Spirit Aerosystem (SAS) yang menjalankan proses produksi
untuk beberapa part dari pesawat terbang. Terdapat tiga proyek yang dijalankan
pada program SAS yaitu, Proyek Inboard Outer Fixed Leading Edge (IOFLE)
untuk pembuatan bagian-bagian sayap dari pesawat A380, Proyek Single Aisle
untuk pembuatan bagian-bagian dari pesawat A320/A321, dan proyek Root End
Fillet Fairing (REFF) untuk pembuatan bagian-bagian dari pesawat A350.
1.4 Organisasi
Struktur organisasi yang ada pada PT. Dirgantara Indonesia secara
keseluruhan adalah sebagai berikut.
Gambar 1.9 Struktur organisasi PT. Dirgantara Indonesia
Gambar 9 merupakan struktur organisasi PT. Dirgantara Indonesia. Bagan
struktur organisasi ini akan memberikan informasi susunan pengurus dan bagian-
bagian yang beranggung jawab dalam perusahaan.
1. Direktur Utama
Direktur utama PTDI bernama Elfien Goentoro yang bertugas memimpin
perusahaan agar menjadi lebih mandiri secara bisnis sefrta mampu bersaing
dipasar internasional serta dapat pengusaan teknologi kedirgantaraan serta
pengembangan untuk mengurangi ketergantungan dari luar.
2. Sekretaris Perusahan
Sekretaris perusahan di sini memiliki tugas membantu direktur utama dalam
melakukan tugas-tugas harian baik yang rutin maupun khusus.
3. Satuan Pengawasan Intern
Satuan pengawasan intern melaksanakan pengamanan perusahaan secara fisik
ataupun non fisik terhadap segala kemungkinan bahaya sehingga pelaksanaannya
dapat menjamin untuk mewujudkan rasa situasi damai, aman, dan tertib dalam
rangka menunjang visi, misi dan tujuan perusahaan.
1.4.1 Divisi Program Manajemen dan Perencanaan
Struktur organisasi dari Divisi Program Manajemen dan Perencanaan pada
PT. Dirgantara Indonesia adalah sebagai berikut.
Divisi Program
Manajemen
Planning Budgeting C 295 CN 235 C 212 N 219 SAS ADS Airbus BHTI Bell
Airplane Airplane Airplane Airplane Component Airbus Helicopter Helicopter
DISTRIBUSI
SPIRIT AEROSYSTEM
(DSV)
SUPPLAY MATERIAL
(ALL METAL SERVICE) BY AIR
Tugas dari Departemen Spirit Aero System yaitu membuat perencanan, pengelolaan, dan
pengendalian produksi agar dapat memenuhi permintaan konsumen dan dapat melakukan
pengiriman sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan. Selain itu, Departemen Spirit
Aero System juga mengkoordinasi dan mengawasi jalannya proses produksi untuk
mengontrol semua aktifitas yang ada didalamnya.
Tugas dari Departemen Quality Control yaitu mengontrol kualitas dari produk yang sudah
dihasilkan. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan harapan. Selain
itu, menjamin mutu dan memastikan bahwa produk yang dihasilkan siap untuk
dipasarkan.
Tugas dari lulusan Teknik Industri pada Departemen Quality Control adalah mengontrol
dan mengevaluasi dari produk yang dihasilkan. Menemukan solusi jika terdapat
permasalahan dalam kualitas produk.
1.5 Pekerjaan Teknik Industri
Informasi mengenai pengaplikasian seorang lulusan Teknik industri di PT.
Dirgantara Indonesia diperoleh melalui pengamatan dan juga tanya jawab kepada
lulusan Teknik industri mengenai pekerjaannya secara langsung.
1.5.1 Pengamatan Harian
Pengamatan harian dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai
pekerjaan serta tugas dari seorang lulusan Teknik industri dan juga mengamati
pengaplikasian teori perkuliahan pada dunia kerja. Beberapa pekerjaan lulusan
Teknik industri sebagai berikut:
1. Bidang Manajemen Program dan Perencanaan
Dalam bidang ini dilakukan pengamatan pekerja atau karyawan lulusan
Teknik industri kepada ibu Ir. Sarmaini Fridawaty (Bu Frida) yang berada pada
departemen Spirit Aerosytems bagian manajemen program dan perencanaan
yang bertugas mengatur program kerja dan rencana produksi mulai dari input,
proses, output hingga sampai pengiriman ke konsumen. Selain itu beliau juga
langsung berhubungan denga vendor dari luar negeri (UK) sehingga dibutuhkan
kemampuan berkomunikasi yang baik berbahasa inggris.
1.5.2 Interviews
Interviews dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengetahui
posisi atau pekerjaan seorang lulusan Teknik industry serta ketrampilan apa saja
yang dibutuhkan.
A. Interview 1
Nama : Ir. Sarmaini Fridawaty
No. HP : 081394818202
1. Bisakah Bapak/Ibu ceritakan tentang pendidikan Bapak/Ibu?
Dari
Universitas mana? Berapakah tahun/se mester Bapak/Ibu
Kuliah?
Jawab : Pendidikan S1 saya Teknik kimia di Universitas Sumatera Utara
(USU), perkuliahan saya tempuh selama 5 tahun 10 semester untuk
memperoleh gelar insinyur dengan 160 sks, saya mulai masuk kuliah S1 pada
tahun 1986 – 1991, kemudian saya melanjutkan study saya S2 di Institut
Teknologi Bandung (ITB) di jurusan Teknik Industri tahun 2016.
2. Bisakah Bapak/Ibu ceritakan tentang karir Bapak/Ibu? Di posisi mana,
di perusahaan mana dan kapan Bapak/Ibu bekerja sebelumnya?
Manakah dari perusahaan itu yang memberikan keterampilan dan latar
belakang yang membantu memenuhi tanggung jawab Bapak/Ibu di
posisi sekarang? Jawab : awal saya mulai masuk dan bekerja di PT. DI
ini dari tahun 1993 ditempatkan di bagian MRP (material requirement
planning) dan kemudian ditempatkan di SPIRIT ini.
8. Mata Kuliah apa yang akan Bapak/Ibu ambil jika Bapak/Ibu bisa
kembali ke universitas?
Jawab : Pemodelan Sistem, Pengendalian Kualitas dan juga OR. Mengapa
saya katakana demikian karena pada dasarnya jika dalam pekerjaannya
terdapat berbagai permasalahan harus dapat membuat suatu pemodelan
penyelesaian sehingga dapat membantu menyelesaikannya.
B. Interview 2
Nama : Andhika Firmandiny
No. HP : 085721012307
1. Bisakah Bapak/Ibu ceritakan tentang pendidikan Bapak/Ibu?
Dari
Universitas mana? Berapakah tahun/se mester Bapak/Ibu
Kuliah?
Jawab : Saya lulusan Teknik Industri UNJANI (Universitas Jendral Achmad
Yani) tahun
2009, saya kuliah selama 4 tahun / 8
semester
2. Bisakah Bapak/Ibu ceritakan tentang karir Bapak/Ibu? Di posisi mana,
di perusahaan mana dan kapan Bapak/Ibu bekerja sebelumnya?
Manakah dari perusahaan itu yang memberikan keterampilan dan latar
belakang yang membantu memenuhi tanggung jawab Bapak/Ibu di
posisi sekarang? Jawab : Saya masuk PT. Dirgantara Indonesia dan
ditempatkan di bagian Production Engineering.
Pada bagian ini membahas mengenai ruang lingkup perusahaan meliputi input,
output, layout dan decision support systems.
2.1 Input/Output Analysis
PT. Dirgantara Indonesia merupakan perusahaan manufaktur yang
memproduksi berbagai jenis pesawat terbang dan juga komponen
-komponen bagian dari pesawat terbang. Pada program Spirit Aerosystems
memproduksi bagian dari sayap pesawat, IOFLE (Inboard Outer Fixed Leading
Edge), dalam sebuah sebuah produksi tentunya terdapat input meliputi bahan
baku, tenaga kerja, dan mesin-mesin yang digunakan serta diproses sedemikan
rupa sehingga menghasilakan output berupa finished good komponen tersebut.
2.2 Layout
Layout atau tata letak fasilitas/pabrik PT. Dirgantara Indonesia adalah sebagai
berikut.
3.1 Material
PT. Dirgantara Indonesia khususnya pada departemen SPIRIT Aerosystems
dalam memproduksi komponen pesawat bagain sayap menggunakan material
yang supplay dari All Metal Service (AMS) dari UK. Material yang digunakan
adalah material metal yang berbahan dasar allumunium alloy. Material
allumunium alloy memiliki sifat yang kuat, ringan, dan tidak mudah korosi
sehingga mampu menopang badan pesawat dengan kuat terhadap berbagai
perubahan cuaca di udara.
Level 1
1 1 1
Skin Pylon D-Nose
Level 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 27 4
Top Top Top Top Top Front Slant Hinge Drive Drive Hinge Inter Hinge Drive Drive Hinge Sub Metallic D-Nose D-Nose D-Nose
Panel 1 Riblet
Panel 2 Panel 3 Panel 4 Panel 5 Spar Rib Rib 1 Rib 1 Rib 2 Rib 2 mediate Rib 3 Rib 3 Rib 4 Rib 4 Spar D-Nose Spar Rib Skin
24
Gambar 20 merupakan gambar Bill Of Material Inboard Outer Fixed Leading
Edge. Dapat diketahui pada level 1 terdapat penyusunan skin, pylon, dan D-nose.
Pada level 2 yaitu penyusunan skin yang terdiri dari top panel 1, tp panel 2, top
panel 3, top panel 4, dan top panel 5,pada bagian d-nose terdiri dari metallic d-
nose, d-nose spar, d-nose rib dan d-nose skin, di bagian pylon terdiri dari Front
Spar, Slant Rib, Riblet, Hinge Rib 1, Drive Rib 1, Drive Rib 2, Hinge Rib 2,
Intermediate, Hinge Rib 3, Drive Rib 3, Drive Rib 4, Hinge Rib 4, dan Sub Spar.
Dan di level 3 terdiri dari semua part drive rib yang masing-masing tersusun oleh
sisi inboard dan outboard. Semua komponen part dikerjakan sendiri pada proses
manufaktur.
25
4. Group Technology Layout : tata letak mesin dan fasilitas produksi yang
dikelompokkan ke suatu tempat dalam sebuah manufacturing cell dan produk
dikelompokkan ke dalam family product berdasarkan kesamaaan desain dan
urutan proses.
3.6 Productivity
Volume produksi pada departemen SPIRIT Aerosystems (SAS) di program
A380 dalam memenuhi permintaan komponen Drive Rib 4 Inboard di tahun
2015-2018 adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3 Jumlah produksi Drive Rib 4 Inboard tahun 2015-2018
Tahun
No Bulan
2015 2016 2017 2018
1 JANUARI 1 5 5 0
2 FEBRUARI 1 4 1 0
3 MARET 4 3 0 0
4 APRIL 7 6 2 1
5 MEI 3 5 1 3
6 JUNI 3 5 0 0
7 JULI 7 4 0 0
8 AGUSTUS 3 7 1 1
9 SEPTEMBER 6 6 0 3
10 OKTOBER 10 3 0 5
11 NOVEMBER 2 0 2 0
12 DESEMBER 2 2 2 0
JUMLAH 49 50 14 13
3.8 Inventory
Jenis material yang digunakan PT. Dirgantara Indonesia untuk memproduksi
pesawat ada 2 macam yaitu material jenis logam dan non logam. Material tersebut
disimpan dalam gudang yang berbeda. Ada 2 gudang material yang digunakan
untuk penyimpanan bahan baku. Diantaranya adalah gudang untuk jenis material
logam dan gudang untuk jenis material non logam. Material tersebut di supply
dari AMS (All Metal Service).
Gudang material logam digunakan untuk menyimpan material seperti
alumunium alloy, steel, stainless steel, pipa stainlees, titanium, dan kuningan.
Material tersebut disimpan dalam rak yang ukurannya besar dan dikelompokkan
sesuai dengan program dan jenis material yang digunakan oleh PT. Dirgantara
Indonesia. Salah satu contohnya adalah program yang dikerjakan oleh
Departemen Spirit Aero System, yaitu program A380, A320, dan A350. Pada
program tersebut diberikan rak tersendiri atau space sesuai dengan jenis
materialnya agar memudahkan proses perpindahan material ke proses
selanjutnya. Proses penyimpanan material jenis logam ini membutuhkan
perawatan khusus, yaitu
material yang disimpan akan dilapisi dengan minyak untuk mencegah terjadinya
korosi atau karat pada material. Selain itu, suhu ruangan juga harus tetap terjaga,
yaitu antara 25°C - 30°C. Karena hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas bahan
baku sehingga dapat menyebabkan terjadinya scrap pada proses produksi.
Gudang material jenis non logam dikelompokkan menjadi 4 ruangan.
Diantaranya adalah ruang penyimpanan bahan plastik atau polimer, ruang
penyimpanan bahan cair, ruang penyimpanan karet, dan ruang penyimpanan
bahan campuran. Dalam gudang material terdapat kontrol terhadap material untuk
mengetahui apakah material tersebut sudah kadaluarsa atau belum sehingga dapat
diketahui material tersebut masih bisa digunakan atau tidak. Selain itu, suhu
ruangan juga harus tetap terjaga, yaitu kurang lebih 4°C.
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa pada tahun 2013, 2014, 2015, dan
2017 terdapat beberapa produk dari Drive Rib 4 Inboard yang tidak sesuai
dengan spesifikasi. Terdapat 12 produk Drive Rib 4 Inboard yang tidak sesuai
dengan spesifikasi. Salah satunya yaitu karena adanya Mislocated hole (salah
pelubangan). Sebanyak 3 produk terjadi mislocated hole, sehingga perusahaan
harus mengganti produk tersebut untuk memenuhi harapan konsumen.
c. Detection
Merupakan alat kontrol yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
mendeteksi seberapa sering penyebab-penyebab permasalahan itu terjadi.
Berikut merupakan tabel kriteria detection.
Tabel 5.7 Kriteria penilaian severity
Failure Mode Effe ct Analysis
De te ksi Ranking
(FMEA) Krite ria De te ction
Tidak pasti Gangguan tidak dapat terdeteksi 10
Sangat jarang Gangguan sangat jarang terdeteksi 9
Jarang Gangguan jarang terdeteksi 8
Kemampuan sumberdaya dan alat untuk
Sangat rendah 7
mendeteksi sangat rendah
Kemampuan sumberdaya dan alat untuk
Rendah 6
mendeteksi rendah
Kemampuan sumberdaya dan alat untuk
Cukup 5
mendeteksi cukup
Kemampuan sumberdaya dan alat untuk
Cukup tinggi 4
mendeteksi cukup tinggi
Kemampuan sumberdaya dan alat untuk
Tinggi 3
mendeteksi tinggi
Kemampuan sumberdaya dan alat untuk
Sangat tinggi 2
mendeteksi sangat tinggi
Kemampuan absolute dari sumberdaya
Hampir pasti 1
dan alat untuk mendeteksi
Berdasarkan pendekatan yang digunakan penulis dalam menyelesaikan
permasalahan, data yang digunakan adalah data jumlah sampel, data
output produksi, data jumlah produk yang cacat, dan jenis kecacatannya. Data
tersebut yang nantinya akan dianalisa menggunakan seven tools dan
diidentifikasi menggunakan FMEA.
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
1. Kerja praktek dilakukan di PT. Dirgantara Indonesia Departemen Program
Spirit Aero System selama kurang lebih lima minggu. Departemen Program
Spirit Aero System memproduksi komponen part sayap pesawat yaitu
IOFLE (Inboard Outer Fixed Leading Edge) yang terdiri dari program A380,
A350, dan A320. Pengamatan yang dilakukan fokus pada Program A380 yaitu
pada komponen Drive Rib 4 Inboard di bagian quality control. Tugas dari
Divisi Quality Control yaitu bertanggung jawab terhadap kualitas produk,
mulai dari input, proses, sampai menjadi produk jadi (output) agar sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Pengendalian kualitas dilakukan
untuk meminimasi kecacatan produk yang sudah diproduksi. Peran teknik
industri dalam perusahaan yaitu sebagai pengontrol dan bertanggung jawab
terhadap perencanaan produksi serta mengontrol kualitas produk agar
perusahaan dapat menjalankan proses produksi sesuai dengan yang diharapkan,
produk yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan, dan tidak terjadi
pemborosan biaya akibat mundurnya jadwal produksi dan banyaknya produk
yang cacat.
2. Kerja Praktek yang sudah dilakukan di PT. Dirgantara Indonesia memberikan
gambaran kepada penulis mengenai tugas dan tanggung jawab lulusan Teknik
Industri didalam perusahaan. Penulis mendapatkan wawasan baru tentang
aplikasi dari teori yang ada di perkuliahan dengan keadaan yang terjadi di
perusahaan. Dari pengamatan yang sudah dilakukan, penulis menemukan
wawasan baru mengenai bagaimana proses produksi yang ada di perusahaan,
bagaimana merencanakan penjadwalan produksi, bagaimana kerja sama dalam
tim yang dilakukan di perusahaan.
3. PT. Dirgantara Indonesia merupakan perusahaan manufaktur yang sangat besar
dan satu-satunya industri pesawat terbang yang ada di Indonesia. Pastinya
perusahaan memiliki benefit yang tinggi dan peluang mengembangkan
perusahaannya sangat besar.
a. Jika penulis diberikan kesempatan, penulis ingin bekerja di PT. Dirgantara
Indonesia. Selain karena merupakan satu-satunya industri pesawat terbang,
PT. Dirgantara Indonesia berpotensi untuk mengembangkan perusahaannya
lebih maju lagi. Karena sampai saat ini, PT. Dirgantara Indonesia sudah
memproduksi beberapa jenis tipe pesawat seperti pesawat NC212, NC219,
dan lain sebagainya. Selain itu, PT. Dirgantara Indonesia juga sudah
melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan besar di luar negeri.
Seperti perusahaan Airbus di UK. Sistem dalam perusahaan juga sudah
sangat baik, apalagi orang-orang didalamnya yang memiliki attitude dan
rasa kekeluargaan yang sangat baik. Sehingga hal ini yang menjadikan
semangat bekerja dalam perusahaan.
b. Jika terdapat perusahaan yang sejenis dengan PT. Dirgantara Indonesia,
penulis ingin bekerja diperusahaan tersebut. Karena industri pesawat terbang
memiliki potensi untuk lebih berkembang lagi. Baik dalam segi inovasi
produk, maupun teknologi manufaktur yang digunakan.
4. Lulusan Teknik Industri dapat ditempatkan di posisi manapun. Karena dalam
perkuliahan hampir seluruh ilmu atau aspek industri diajarkan. Mulai dari
proses awal bahan baku datang, hingga menjadi produk jadi dan bisa dinikmati
oleh konsumen. Tetapi berdasarkan Kerja Pratek yang sudah dilakukan
penulis, Departemen yang paling cocok dengan ketrampilan Teknik
Industri adalah Departemen PMO (Project Management Office). Karena pada
Departemen PMO dituntut untuk dapat menentukan dan mengambil keputusan
mengenai proyek yang sedang dikerjakan.
5. Departemen PMO (Project Management Office). Karena penulis ingin
mengetahui bagaimana seorang PMO dapat mengambil keputusan dalam
perusahaan. Selain itu, untuk mengetahui bagaimana proses perencanaan agar
proyek yang dikerjakan bisa sesuai dengan yang diharapkan.
6. Sebaiknya dari pihak Prodi memberikan list kepada mahasiswa mengenai
perusahaan yang sesuai spesifikasi untuk dijadikan sebagai tempat Kerja
Praktek. Agar mahasiswa tidak merasa bingung mengenai perusahaan yang
akan digunakan sebagai tempat Kerja Praktek dan mahasiswa bisa
mempersiapkan dari jauh-jauh hari. Dalam menyelesaikan suatu permasalahan,
seorang lulusan
Teknik Industri akan melihat secara luas permasalahan tersebut. Lulusan
Teknik Industri akan mempertimbangkan dan mengidentifikasi faktor-faktor
apa saja yang mungkin terlibat. Sedangkan disiplin teknik yang lain cenderung
akan menyelesaikan permasalahan tersebut tanpa memperhatikan faktor-faktor
yang lain.
7. Aktifitas seorang Teknik Industri dalam manajemen puncak perusahaan yaitu
mengontrol dan mengevaluasi setiap aktifitas produksi. Melakukan monitoring
apakah dalam proses produksi terdapat permasalahan yang bisa menghambat
jalannya produksi. Karena hal tersebut akan berdampak pada kerugian
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
McDermott., E, Robin. 2009. The Basic of FMEA. Edisi 2. USA : CRC Press.
Rusmiati, Emi. 2014. Penerapan Fuzzy Failure Mode And Effect Analysis (Fuzzy
FMEA) Dalam Mengidentifikasi Kegagalan Pada Proses Produksi Di PT.
Daesol Indonesia. Program Studi Teknik dan Manajemen Industri, Sekolah
Tinggi Manajemen Industri.
Tjiptono dkk. 2003, Total Quality Management, Edisi revisi. Yogyakarta: Andi
Offset.
Lampiran 1
48
49
50
51
52
53
54
55