Pembimbing II,
(Adi Nugroho)
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat-Nya, sehingga Laporan Kerja
Praktek ini berhasil diselesaikan. Laporan Kerja Praktek ini berjudul “Pengawasan
Produk Akhir Bakso Daging Sapi di PT Santosa Agrindo” yang telah
dilaksanakan selama satu bulan terhitung sejak tanggal 1 Oktober 2018 sampai
tanggal 31 Oktober 2018.
Halaman
PRAKATA ..................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................v
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
I. PENGANTAR ..........................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaat ............................................................................2
1. Tujuan umum ...............................................................................2
2. Tujuan khusus ..............................................................................2
C. Waktu dan Tempat ..............................................................................3
D. Metode ................................................................................................3
V. SANITASI ...............................................................................................43
A. Kondisi Bangunan .............................................................................43
B. Kondisi Mesin dan Peralatan ............................................................44
C. Sanitasi Mesin dan Peralatan ............................................................44
D. Higiene Pekerja .................................................................................44
E. Penyediaan Air Bersih ......................................................................46
F. Penanganan Limbah ..........................................................................46
1. Penanganan limbah padat ..........................................................46
2. Penanganan limbah cair .............................................................47
Tabel Halaman
Gambar Halaman
Lampiran Halaman
A. Latar Belakang
mahasiswa Strata 1 (S1) pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Institut
kerja dan pengetahuan praktis di lapangan mulai dari penerimaan bahan baku,
proses pengolahan bahan menjadi produk, hingga pada proses pengolahan limbah
kepada mahasiswa mengenai proses pengolahan daging sapi. Selain itu mahasiswa
juga dapat mengaplikasikan teori yang didapat selama masa perkuliahan. Aplikasi
dari teori yang telah diterima mahasiswa dalam masa studinya hanya dapat dilihat
secara langsung di dalam perusahaan. Oleh karena itu kerja praktek ini sangatlah
1. Tujuan umum
latihan kerja dan aplikasi ilmu yang telah diperoleh sesuai dengan bidang
keahliannya.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari pelaksanaan kegiatan Kerja Praktek ini adalah
waktu pelaksanaan selama 1 bulan dimulai dari tanggal 1 Oktober 2018 dan
D. Metode
dengan cara melihat langsung ke lokasi yaitu dengan melihat langsung alur dari
dengan proses produksi. Selain itu dilakukan wawancara kepada narasumber yang
tepat, dilanjutkan dengan diskusi bersama pihak terkait jika masih belum paham
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku
pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan,
Pangan olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau
metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan. Cara Produksi Pangan Olahan
yang Baik yang selanjutnya disingkat CPPOB adalah pedoman yang menjelaskan
bagaimana memproduksi Pangan Olahan agar aman, bermutu, dan layak untuk
B. Sejarah Perusahaan
adalah salah satu perusahaan yang berada dibawah naungan JAPFA and Related
Entities.
Santosa Agrindo membuka usahanya di atas tanah seluas sembilan Hektar (9 Ha)
dengan luas bangunan sebesar 3149.5 m2 dan sarana prasarana sebesar 5850.5 m2.
yakni Lampung dengan nama PT Feedlot yang memasok sapi yang berlokasi
2. Unit usaha pemotongan hewan dan pengolahan daging sapi yang berlokasi di
Serang.
b. Varian produk olahan daging, antara lain : bakso, sosis, dan steik marinasi.
distributor tunggal yaitu PT So Good Food Fresh dengan segmen terbesar yaitu
produk, yaitu :
(1) Sertifikat ISO 22000:2005 (Food Safety Management System) dari badan
(2) Sertifikat halal dari LPPOM MUI untuk Rumah Potong Hewan (RPH)
(3) Sertifikat halal dari LPPOM MUI untuk produk olahan hewan pada tahun
2014.
(4) Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV) dari Provinsi Banten untuk
Rumah Potong Hewan (RPH) dan Tempat Pengolahan Daging (TPD) pada
tahun 2015.
olahan berprotein tinggi hewani yang “ASUH” (Aman, Sehat, Utuh dan
Halal).
2. Berperan secara optimal sebagai industri hilir terhadap Bisnis Inti (Core
Pangan ISO 22000:2005 dan Sistem Jaminan Halal (SJH) 23000 serta sesuai
prima, hygiene, dan sesuai dengan asa ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal)
D. Pengelolaan Perusahaan
sesuai dengan uraian tugas yang telah ditetapkan dalam deskripsi pekerjaan
masing-masing. Adapun tugas dan tanggung jawab tiap jabatan adalah sebagai
berikut:
a. Head of Operation
mengarahkan secara teknis dan administrasi semua pelaksanaan tugas para kepala
Departement Head, serta menjaga kualitas produk bersama Quality Assurance &
rencana produksi dan turut membantu pelaksanaan proses produksi sesuai Good
penyimpanan logistik dan menjaga semangat kerja yang tinggi di bagian produksi,
Tugas dan tanggung jawab Processing Section Head adalah mengatur agar
produk yang dibuat sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan serta sesuai
jadwal, mengatur tugas operator secara efektif dan efisien, mengevaluasi atas
Head dalam usaha perbaikan biaya produksi dan bertanggung jawab atas catatan
Tugas dan tanggung jawab Slaughtering & Boning Section Head adalah
kelainan pada sapi hidup, produk yang dibuat sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan serta sesuai jadwal, mengatur tugas operator secara efektif dan efisien,
tahunan setelah mendapat data-data rencana pemasaran dalam satu tahun, dan
berjalan sesuai dengan jadwal dan bahan yang digunakan dikeluarkan dengan
dari barang yang masuk dan keluar gudang meliputi penyimpanan dan keamanan
adalah menyusun rencana audit tahunan, mengatur proses perizinan produk yang
berjalan maupun produk baru, memastikan produk yang diproduksi aman dan
sesuai regulasi, turut serta dalam mencari penyebab dan solusi bersama tim jika
Tugas dan tanggung jawab Quality Assurance & Quality Control Section
Head adalah mengendalikan kualitas dari bahan baku, bahan pendukung maupun
kualitas hasil akhir dari produksi dengan kesesuaian standar yang dimiliki.
Tugas dan tanggung jawab Riset & Development Departement Head adalah
melalui riset yang terencana, melakukan efisiensi formulasi produk baru yang
13
pendingin, generator, boiler dan pompa air. Bertanggung jawab terhadap semua
kelancaran peralatan dan mesin produksi agar selalu dalam keadaan baik dan bisa
digunakan. Bertanggung jawab atas ketersediaan bahan bakar atau solar, air
2. Kesejahteraan karyawan
WIB dengan durasi ISHOMA (istirahat, sholat dan makan) pukul 12.00-13.00
WIB. Kecuali pada operator produksi, gudang dan QC line khusus dihari sabtu
Upah Minimum Regional (UMR) dan juga ada tambahan tunjangan transportasi
Selain itu, PT Santosa Agrindo juga memberikan tunjangan bagi karyawan berupa
asuransi BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan ( yaitu jaminan hari tua dan
pensiun).
Karyawan yang telah bekerja selama minimal 1 tahun memperoleh hak cuti
tahunan sebanyak 12 hari kerja per tahun dengan masa berlaku cuti selama 2
tahun dan dapat diakumulasi dengan cuti tahun berikutnya. Ijin meninggalkan
14
pekerjaan diberikan kepada karyawan dengan memotong hak cuti tahunan. Selain
itu untuk karyawan yang akan melahirkan maka diberikan hak cuti melahirkan
selama 3 bulan.
kerja yang baik berupa kenaikan upah di atas rata-rata pada tahun berikutnya.
disediakan mes untuk karyawan laki-laki dan perempuan, bus jemputan karyawan
regulasi yang sesuai dengan terdapat bagian kantor, produksi, gudang, pengolahan
limbah, serta saran dan prasarana pendukung. Adapun gambaran tata letak
Agrindo.
15
masa simpan daging dengan penambahan bahan tambahan pangan dan bumbu –
memastikan bahwa semua produk diproses dan ditangani dengan tetap menjaga
keamanan pangan dan kehalalan produk akhir, sehingga segala hal yang
A. Deskripsi Produk
1. Sosis
dari campuran daging halus (mengandung daging tidak kurang dari 75%) dengan
tepung atau pati dengan atau tanpa penambahan bumbu-bumbu dan bahan
tambahan makanan lain yang diizinkan dan dimasukan ke dalam selongsong sosis.
Bahan utama dalam pembuatan sosis adalah jaringan hewan. Selain daging
lean (tanpa lemak), daging berlemak juga ditambahkan untuk memberi rasa lezat.
Jaringan hewan yang berbeda dalam hal rasio kadar protein-air, rasio lemak
rnerupakan bahan terbanyak dalam sosis, yaitu sekitar 85-90% atau bahkan lebih,
16
ditambahkan dan macam daging yang digunakan. Fungsi air adalah untuk
meningkatkan keempukan dan jus daging, menggantikan sebagian air yang hilang
selama proses pembuatan, melarutkan protein yang mudah larut dalam air,
membentuk larutan garam yang diperlukan untuk melarutkan protein larut garam,
berperan sebagai fase kontinu dari emulsi daging, menjaga temperatur produk
(Kramlich, 1971).
Lemak berperan sebagai fase diskontinu pada emulsi sosis. Kadar lemak
berpengaruh pada keempukan dan juice (sari minyak) daging. Emulsi dari lemak
sapi cenderung lebih stabil karena lemak sapi mengandung lebih banyak asam
lemak Jenuh. Sosis rnasak harus mengandung lemak tidak lebih dari 30%
(Kramlich, 1971).
mengurangi biaya formulasi. Bahan pengikat adalah material bukan daging yang
dapat meningkatkan daya mengikat air daging dan emulsifikasi lemak. Bahan
pengisi adalah bahan yang mampu mengikat sejumlah air tetapi mempunyai
pengaruh kecil terhadap emulsifikasi. Perbedaan utama antara bahan pengikat dan
17
2. Steik marinasi
adalah proses perendaman daging dalam bahan marinade, sebelum diolah lebih
daging, biasanya digunakan untuk meningkatkan cita rasa, kesan jus dan
terjadi transpor pasif dari bahan marinade ke dalam daging secara osmosis
dapat digunakan untuk memperbaiki citarasa dan keempukan daging adalah bahan
perasa, seperti garam dapur, kecap (saus kedelai), asam-asam organik (asam
asetat/cuka, lemon), enzim (papain, bromilin, fisin) dan jahe. Dengan demikian
keempukan, kesan jus), memperbaiki sifat fisik daging (meningkatkan daya ikat
pengertian bakso daging adalah produk olahan daging yang dibuat dari daging
hewan ternak yang dicampur pati dan bumbu-bumbu, dengan atau tanpa
18
penambahan bahan pangan lainnya, dan atau bahan tambahan pangan yang
diizinkan, yang berbentuk bulat atau bentuk lainnya dan dimatangkan. Prinsip
pembuatan bakso daging sapi terdiri atas empat tahap : penghancuran daging,
Mutu adalah segala sesuatu yang ada pada komoditas yang langsung
mempengaruhi niai pemuas atau nilai manfaat pada komoditas (SNI, 1995). PT
Santosa Agrindo memiliki spesifikasi untuk produk bakso daging sapi seperti
Parameter Pengamatan
Aroma Aroma khas daging rebus & bawang putih kuat
Rasa daging kuat, sedikit gurih dan rasa bawang
Rasa
putih kuat, agak asin
Warna Abu -abu muda
Kenyal elastis, gigitan pertama 'kres', tidak
Tekstur
lembek, alur serat nyata
pangan nomor 8.3.1 (bakso daging sapi), logam berat sesuai dengan SNI
7387:2009 kategori pangan nomor 8.0 (daging dan produk daging), boraks dan
formalin.
19
kondisi vakum atau kedap udara. Bahan pengemas primer yang digunakan adalah
plastik vakum PE bening terbuat dari resin sebagai bahan primary wrap, kemasan
sekunder plastik PE bening terbuat dari bahan polyethylene dan kemasan tersier
yang digunakan adalah karton. Produk bakso daging sapi yang di pasarkan oleh
(1) Plastik vakum polos dengan stiker Santori berukuran 1 kg/pak berisi 18 kg
(2) Plastik vakum polos dengan isi 70 butir/pak berisi 12 pak dalam satu karton
didistribusikan ke restoran.
(3) Plastik vakum polos berukuran 350 gram/pak dalam kemasan consumer
secara online.
1. Bahan baku
a. Daging sapi
Bahan baku utama di PT Santosa Agrindo adalah daging sapi yang dipasok
dari internal dan eksternal. Komponen daging yang menentukan saat pembuatan
bakso adalah protein miofibril. Ekstrasi protein saat penggilingan dan pembentukan
20
adonan merupakan faktor utama dalam pembentukan produk olahan daging (Zayas,
1997).
2. Bahan pendukung
a. Es batu
ice maker. Penggunaan es sangat penting dalam pembentukan tekstur bakso dan
dengan baik, serta berfungsi menambahkan air ke adonan sehingga adonan tidak
daging,
(4) mempertahankan suhu adonan tetap rendah akibat pemanasan selama proses
b. Bahan pengisi
Bahan pengikat adalah bahan bukan daging yang dapat meningkatkan daya
mengikat air dan daya mengemulsikan lemak (Triyantini dkk, 1987). Tepung
sebagai bahan pengisi dapat digunakan untuk meningkatkan daya mengikat air
dalam pembuatan bakso. Perbedaan antara bahan pengikat dan bahan pengisi
terletak pada kemampuan mengemulsi lemak. Proses pemanasan antara suhu 70–
21
71oC adonan daging akan membentuk gel (firm starch), setelah didinginkan akan
Sebagai bahan pengikat, pati mampu menyerap atau mengikat kelebihan air
(Schut, 1976 didalam Widiastuti, 1990). Dengan terikatnya molekul air oleh pati
tersebut terjadi karena air yang sebelumnya berada di luar granula pati dan bebas
dalam butir-butir pati dan tidak dapat bergerak bebas karena terikat oleh gugus
dan bersifat irreversibel. Proses gelatinisasi ini yang menyebabkan tekstur pada
c. Bumbu
untuk memperbaiki cita rasa produk. Tujuan utama penambahan bumbu adalah
untuk meningkatkan cita rasa produk yang dihasilkan sebagai bahan pengawet
Aroma pada bawang putih berasal dari minyak Volatile yang mengandung
pasti. Hal ini banyak tergantung pada faktor-faktor luar, dalam, lingkungan, pH,
dan suhu. Garam menjadi efektif pada suhu rendah dan kondisi yang lebih asam
Rasa merica yang pedas disebabkan adanya zat Pirevin dan Piperanin
dengan alkaloida (Rismunandar, 1993). Piperin ditemukan sebagai bahan aktif dan
merupakan alkaloid yang bertanggung jawab terhadap rasa pedas serta bau
merica.
d. Bahan pengenyal
seperti sodium tripolifosfat (STPP). Adanya STPP yang ditambahkan dalam bakso
akan bereaksi dengan pati membentuk struktur yang kompak membentuk matriks
pati- STPP yang kokoh sehingga tekstur bakso yang terbentuk menjadi kenyal
e. Bahan pengawet
C. Proses Pengolahan
berikut:
mengenai kualitas sesuai spesifikasi bahan baku dan dokumen pendukung seperti
sertifikat halal, CoA, spesifikasi produk dan MSDS. Pemeriksaan kualitas yang
dilakukan yaitu benda asing, aroma, warna, kemasan, tekstur. Jika kedatangan
bahan berupa daging maka diperiksa suhu dan tes CL (Chemical Lean). Tes
Kemudian bahan baku disimpan di gudang sesuai ketentuan dan sifat bahan.
Pada bahan bumbu disimpan dalam kondisi ruangan kering dengan suhu 25oC.
Penyimpanan daging sapi kondisi segar atau chill pada suhu (-2)-4oC.
Penyimpanan daging sapi kondisi beku atau frozen pada suhu maksimal -15oC.
2. Preparasi
dimasukkan dalam plastik bumbu dan diberi kode urutan penggunaan bumbu.
flacker. Kemudian daging sapi yang sudah di cacah dan daging sapi dalam kondisi
lemak daging. Jika belum sesuai maka lakukan penyesuaian dengan penambahan
dilakukan lagi penggilingan kedua agar granula daging cincang sesuai standar.
suhu daging agar tetap rendah selama penggilingan daging dan pembuatan adonan
merata menjadi pasta. Suhu pasta maksimal 20oC sebelum dicetak dan jika suhu
suhu daging yang lebih dari 15–20oC dapat menyebabkan kerusakan emulsi.
Apabila dalam proses penggilingan daging, kenaikan suhu lebih dari 20oC, dapat
menyebabkan denaturasi protein dan sebagian emulsi akan pecah (Pearson dan
untuk meningkatkan jumlah protein larut garam dalam emulsi atau adonan bakso
sehingga dapat memperbaiki sifit fisik bakso yang dihasilkan (Indrarmono, 1987).
25
3. Pencetakan
former dengan gramasi per butir disesuaikan dengan standar yang ditetapkan.
Pemasakan adonan bakso dengan suhu air 60-70oC untuk membuat lapisan
kulit bakso dan dapat diamati jika sudah terbentuk lapisan kulit dengan perubahan
warna dari merah muda menjadi abu abu pucat. Suhu internal bakso sebesar 50-
60oC. Perebusan bakso dengan suhu air 85-90oC untuk pematangan bakso. Bakso
yang sudah matang dapat dilihat dari warna produk abu-abu pucat dan tekstur
5. Pendinginan
Bakso yang sudah matang ditampung dalam tray stainless dan disusun
dalam rak bakso untuk ditiriskan terlebih dahulu sebelum disimpan keruang
suhu internal bakso maksimal 15oC atau ditandai dengan sudah tidaknya uap pada
bakso. Secara lengkap alur proses pengolahan produk bakso daging sapi dapat
digambarkan pada diagram alir yang terdapat pada Gambar 2. Alur Proses Alur
proses mengubah produk ruahan menjadi produk jadi. Fungsi kemasan adalah
matahari, dan lain-lain. Selain itu kemasan juga dapat meningkatkan tampilan
1. Pengemasan vakum
Produk bakso yang sudah mencapai suhu internal bakso maksimal 15oC
menggunakan mesin vakum dengan tujuan agar kedap udara. Jika ditemukan
bakso.
kebocoran kemasan. Lalu disortir menggunakan alat metal detektor untuk proses
metal yang didetekasi adalah metal besi dan stainless steel 304 (SuS). Standar
yang digunakan dalam pemeriksaan metal dengan ukuran 1.5mm; 2mm; 2.5mm;
dan 3mm.
2. Penyimpanan beku
memiliki identitas gramasi dalam satu krat. Dan pelabelan untuk memberikan
identitas nama produk, tanggal produksi, kode produk, kategori produk, jenis
pengemas, berat kotor, berat bersih, nomor urut produksi, jumlah produk, dan
tanggal kadaluarsa.
suhu ruang maksimal -35oC. Hal ini agar proses ketahanan bakso lebih lama dan
28
sudah dalam kondisi suhu seragam sebelum akhirnya disimpan dalam karton dan
didistribusikan ke konsumen.
4. Penyimpanan
freezer dengan suhu ruang maksimal -15oC. Produk dapat disimpan selama 10
bulan jika dalam kondisi beku. Secara lengkap alur pengemasan dan penyimpanan
produk bakso daging sapi dapat digambarkan pada diagram alir yang terdapat
Daging Sapi.
Mesin yang digunakan dalam proses produksi bakso daging sapi terdiri dari
mesin flacker, mesin grinder, mesin chopper, mesin browning & cooking, dan
1. Timbangan
mempunyai bagian jumlah yang kecil dari seluruh jumlah komposisi bahan.
Timbangan digital 2 digit digunakan untuk menimbang bahan baku daging sapi.
2. Mesin flacker
dengan kondisi beku hingga diperoleh tingkat kehalusan tertentu. Mesin flacker
3. Mesin grinder
dengan kondisi chill hingga diperoleh tingkat kehalusan tertentu. Mesin grinder
4. Mesin chopper
Mesin chopper untuk proses penghancuran hasil pencampuran bahan baku dan
bumbu sampai diperoleh adonan pasta bakso yang homogen dengan tingkat
kekalisan adonan yang diinginkan. Mesin ini dapat dilihat pada Gambar 8. Mesin
Chopper.
5. Mesin former
Mesin former digunakan proses pencetakan adonan bakso dengan ukuran sesuai
Former.
Mesin browning dan cooking digunakan untuk proses perebusan adonan bakso
7. Mesin vakum
Mesin vakum digunakan untuk proses pengemasan agar kedap udara dan
terkemas rapat. Mesin vakum dapat dilihat pada Gambar 11. Mesin vakum.
Bahan baku yang digunakan adalah daging sapi. Bahan tambahan yang
digunakan adalah bumbu. Bahan-bahan yang digunakan sesuai dengan mutu yang
direncanakan. Hal ini perlu diamati sejak rencana pembelian bahan, penerimaan
bahan di gudang, penyimpanan bahan di gudang, sampai saat bahan tersebut akan
digunakan. Mutu bahan baku dan bahan tambahan sangat mempengaruhi hasil
akhir dari produk yang dibuat. Bahan baku dan bahan tambahan yang baik akan
menghasilkan produk yang baik dan sebaliknya jika mutu bahan baku buruk akan
gudang. Pemeriksaan secara fisik untuk daging sapi saat pengambilan sampel
disesuaikan kondisi daging sapi. Pengecekan daging sapi dalam kondisi chill dan
a. Produk Chill : Pack on Date (POD), suhu (0- 4oC), tes CL, pemeriksaan
dengan daftar yang disetujui oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Certificate of
Analyst (CoA), spesifikasi produk dan Material Safety Data Sheets (MSDS).
manufacture, negara asal produsen, nama produk, dan logo halal (jika sertifikat
halal bahan mempersyaratkan biasanya produk ekspor) sesuai dengan daftar yang
gudang. QC gudang melakukan pemeriksaan secara fisik untuk bumbu pada saat
fast moving maksimal 3 bulan dan minimal 6 bulan sedangkan produk slow
Proses pengambilan sampel pada saat kedatangan bahan baku & bahan
tambahan sebesar 20% mewakili tipe dan POD. Jika terdapat ketidaksesuaian
spesifikasi maka dilakukan pengambilan sampel ulang sebesar 10%. Jika masih
penggantian bahan.
bahan kemas sekunder, dan bahan kemas tersier. Jenis bahan kemas primer yang
digunakan adalah plastik vakum polos. Jenis bahan kemas sekunder yang
digunakan adalah plastik PE bening. Jenis bahan kemas tersier yang digunakan
adalah karton.
36
kemasan. Bahan kemasan yang diterima harus memenuhi standar yang berlaku
dan sesuai dengan spesifikasi kemasan dari pemasok. Jika kemasan yang
digunakan tidak sesuai dengan standar maka dapat terjadi kemungkinan hal-hal
Pemeriksaan pada bahan kemas primer dan sekunder yang berupa lembaran
meliputi pemeriksaan kualitas plastik dan berat per-box. Pemeriksaan pada bahan
kemas tersier berupa karton dilakukan pemeriksaan terhadap warna tinta printing,
Bahan baku tidak diperbolehkan ke tahap selanjutnya jika hasil belum memenuhi
memastikan bahwa persentase daging sapi dengan lemak sesuai dengan tipe
produk bakso yang akan diproduksi. Jika persentase CL belum sesuai maka
Parameter uji untuk unit proses pencampuran (chopping) antara bumbu dan
daging sapi menjadi pasta adalah fisik bumbu. Pemeriksaan ini bisa dilakukan saat
proses penyiapan bumbu atau saat proses produksi sedang berlangsung (bumbu
yang sudah disiapkan dari gudang material). Parameter pemeriksaan meliputi tipe
bumbu, berat bumbu, warna dan aroma. Pemeriksaan adonan pasta bakso
dilakukan pemeriksaan suhu pasta. Suhu yang sesuai sebelum proses pencetakan
adalah maksimal 20oC. Jika suhu terlalu panas maka disimpan dalam ruang
pendingin sampai suhu pasta sesuai. Jika suhu terlalu rendah maka disimpan
gramasi butiran bakso dan bentuk bakso. Pemeriksaan ini untuk memastikan
bahwa produk yang dicetak sesuai dengan spesifikasi warna, bentuk dan ukuran.
Parameter uji saat perebusan bakso yaitu suhu air dan suhu internal bakso.
membentuk lapisan kulit bakso dengan suhu air 60-70oC dan suhu internal bakso
65oC. Pemeriksaan suhu saat unit proses perebusan (cooking) bertujuan untuk
pematangan bakso dengan suhu air 85-90oC dan suhu internal bakso minimal
80oC.
38
Selain itu, pengendalian mutu selama proses pengolahan juga dapat dikontrol dari
Rata-rata Hasil
Pengecekkan Standar
Pengecekkan
Suhu Raw Meat 5.1 ⁰C ( - 2 < °C < 7 )
Suhu Pasta 15 ⁰C ≤ 20 °C
Gramasi Adonan 15 gram 14 - 15 gram
Suhu Air Browning 70 ⁰C 60-70 ⁰C
Suhu Produk Cooking 85 ⁰C Minimal 80 ⁰C
Gramasi Produk Jadi 14 gram 14 - 15 gram
Sumber : PT Santosa Agrindo, Oktober 2018
Produk jadi adalah suatu produk yang telah melalui seluruh tahapan proses
pembuatan dan siap dipasarkan. Produk jadi tidak boleh diserahkan ke gudang
dibagi menjadi dua yaitu untuk analisa mikrobiologi dan sampel retain.
Pengambilan sampel untuk mikrobiologi diambil secara acak dalam satu kantong
berisi 5 butir dari 5 batch produksi. Dan untuk sampel retain dalam satu kantong
berisi 3 butir dari 1 batch digunakan sebagai kontrol agar dapat mengamati dan
pelanggan ketika produk sudah berada di pasaran. Selain itu dilakukan analisa
mikrobiologi pada produk jadi. Pengendalian mutu terhadap produk jadi meliputi:
produk).
selanjutnya dirangkum menjadi laporan hasil pemeriksaan produk jadi pada Tabel
3. Laporan Hasil Pemeriksaan Sensori Produk Bakso Daging Sapi dan Tabel 4.
Rata-rata Hasil
Pengecekkan Standar
Pengecekkan
Aroma Sesuai Aroma khas daging rebus & bawang
putih kuat
Rasa Sesuai Rasa daging kuat, sedikit gurih dan
rasa bawang putih kuat, agak asin
Warna Sesuai Abu -abu muda
Tekstur Sesuai Kenyal elastis, gigitan pertama 'kres',
tidak lembek, alur serat nyata
Sumber : PT Santosa Agrindo, Oktober 2018
Rata-rata Hasil
Pengecekkan Standar
Pengecekkan
Total Plate Count 0.9 x 10 2 col/g 1 x 10 5 col/g
Coliform 0 1 x 10 2 col/g
E. Coli 0 1 x 10 col/g
Sumber : PT Santosa Agrindo, Oktober 2018
41
D. Manajemen Mutu
dan Sistem Jaminan Halal (SJH) 23000. Semua unsur yang terlibat dalam
spesifikasi mutu.
Quality control merupakan bagian yang bertugas menjamin mutu dari segi
mutu yang telah ditentukan serta membuat Standar Operasional Prosedur (SOP)
mencakup pengendalian mutu pada bagian quality control dan bagian research
and development.
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Pada bagian ini hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah :
produk diantaranya pada bahan baku, alur proses, produk akhir dan
penyimpanan di gudang
bahan, peralatan dan pekerja dengan tujuan untuk mencegah pencemaran pada
konsumen serta mengusahakan lingkungan kerja yang bersih, aman dan nyaman.
A. Kondisi Bangunan
terdiri dari beberapa bagian yaitu gudang kemasan, gudang bumbu, gudang
QA & QC, laboratoriun, R&D, kantor, musholla, pos satpam, toilet dan parkiran.
Pekerja yang kontak langsung dengan produk diberikan fasilitas lain yang
memadai seperti toilet, kamar mandi, loker pekerja, rak sepatu, bak cuci tangan,
sama dengan pihak luar untuk pemberian perangkap tikus, perangkap lalat, lampu
perangkap lalat disetiap area ruang produksi, kantor dan area luar bangunan
pabrik. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi adanya hama. Proses fogging
dilakukan rutin setidaknya satu kali dalam sebulan dihari libur produksi.
44
Kondisi mesin dan peralatan harus aman bagi bahan yang diolah dan bagi
Sanitasi mesin dan peralatan adalah usaha yang dilakukan karena kebersihan
pelaksanaan sanitasi dilakukan sebelum dan sesudah proses produksi untuk setiap
pergantian shift-nya. Setidaknya satu kali dalam seminggu dilakukan sanitasi total
untuk seluruh peralatan dan mesin produksi, ruang proses, dinding dan gudang
penyimpanan.
proses produksi dengan cara tes swab untuk peralatan kontak langsung, peralatan
D. Higiene Pekerja
karyawan bagian QA & QC. Para karyawan yang akan memasuki area produksi
harus memakai seragam yang telah ditentukan oleh perusahaan karena karyawan
bagian produksi dilengkapi dengan baju produksi berwarna putih dan Alat
Perlindung Diri (APD) seperti hairnet, masker, celemek, sarung tangan, sepatu
Pakaian biasa dari luar tidak boleh dibawa ke dalam area produksi. Setiap
kali masuk atau keluar area produksi wajib mencuci kaki, tangan, dan berganti
pakaian sesuai ketentuan pakaian yang telah diatur perusahaan. Pakaian kerja
Sebelum memasuki ruang produksi, pekerja melewati foot deep berisi air
dengan sabun antiseptik dan dikeringkan menggunakan hand dryer. Setiap satu
minggu sekali dilakukan swab tangan, peralatan pekerja, baju dan sepatu boots
pekerja untuk mengetahui efektifitas sanitasi pekerja apakah sudah efektif atau
belum.
46
Ketersediaan air bersih merupakan unsur yang sangat penting pada proses
Santosa Agrindo berasal dari air tanah. Air tanah digunakan pada kegiatan
ruang produksi terbagi menjadi 3 macam yaitu air bersih, air mengandung klorin,
dan air panas. Untuk pemeriksaan kualitas dan konsentrasi ppm klorin dilakukan
setiap hari dan setiap shift. Penggunaan klorin pada air diruang produksi dengan
seminggu sekali untuk sumber air dari tangki utama dan air disetiap ruang
produksi.
F. Penanganan Limbah
pabrik dapat berupa pencemaran udara, kebisingan, limbah padat dan limbah cair.
Untuk itu diperlukan suatu penanganan khusus agar tidak mencemari lingkungan
sekitarnya.
a. Kertas, karton, plastik yang berasal dari sisa/bekas kemasan serta sampah
b. Produk yang jatuh kelantai, lemak lemak dari sisa proses produksi.
masih relatif baik yang berasal dari sisa/bekas kemasan produksi dijual kepada
Limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan
Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang didasarkan pada jenis limbah yang
limbah dari seluruh prosess produksi, domestik, dan aktivitas sanitasi ditampung
untuk dilakukan aerasi, hasil dari proses aerasi adalah padatan halus yang
kedalam bak clarifier. Bak clarifier berisi cairan kimia yang berfungsi sebagai
pemisah padatan. Air hasil clarifier ditampung dalam kolam penampungan yang
kemudian di saring atau purifier. Hasil penyaringan ditampung dalam dua kolam
yaitu untuk air bersih dimasukkan dalam kolam penampungan air bersih. Dan
hasil padatan lumpur ditampung dalam kolam penampungan lumpur. Hasil akhir
48
air bersih yang sudah sesuai standar maka dapat dibuang kelingkungan. Secara
lengkap alur proses pengolahan limbah cair dapat digambarkan pada diagram alir
yang terdapat pada Gambar 14. Alur Proses Pengolahan Limbah Cair
Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS), minyak dan
A. Penutup
Acuan lainnya meliputi Halal Assurance System 23000 sehingga produk yang
dihasilkan memiliki mutu yang baik dan ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal).
Pengawasan mutu produk bakso daging sapi dimulai dari penerimaan raw
material dan packaging material, proses produksi sampai produk jadi. Parameter
yang diuji adalah secara mikrobiologi, fisik (warna, penampakan, rasa, tekstur,
dengan regulasi yang berlaku. Dimulai dari kondisi bangunan, kondisi mesin dan
peralatan, sanitasi mesin dan peralatan, higiene pekerja, penyediaan air bersih,
hingga penanganan limbah sudah mengikuti aturan yang berlaku. Limbah yang
dihasilkan juga sudah dimanfaatkan dan diolah sedemikian rupa sehingga tidak
mencemari lingkungan. Limbah padat yang dihasilkan, jika masih bernilai jual
maka dijual ke konsumen yang membutuhkan dan yang tidak menghasilkan nilai
jual dimusnahkan dengan cara dibakar. Kemudian untuk limbah cair diolah dalam
sudah dalam kondisi air bersih dan sesuai standar yang berlaku.
50
Manfaat yang dapat diperoleh dari kerja praktek ini adalah dapat
menerapkan ilmu mata kuliah Pengendalian Mutu yang sesuai dengan penerapan
dalam pabrik.
B. Saran
harus diperhatikan adalah pada saat proses produksi bakso daging sapi harus
kematangan bakso dari suhu produk maupun sensori tes untuk memastikan
dengan kualitas dari perlatan dan mesin untuk mengasilkan produk akhir
Aulawi, T., Retty, N. 2009. Sifat fisik bakso daging sapi dengan bahan pengenyal
dan lama penyimpanan yang berbeda. Jurnal Peternakan 6(2):44-52.
Farel, K. T. 1990. Spices, Condiments & Seasonings. 2nd Ed. Van Nostrand
Reinhold, New York.
Ockerman, H. W. 1978. Source Book of Food Scienctist. The Avi Publ. Co. Inc.
Westport. Connecticut.
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2017. Pendaftaran Pangan Olahan
Nomor 27. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jakarta
Rahmatina. 2010. Sifat fisik dan organoleptik bakso pada berbagai rasio antara
daging sapi dan daging ayam [skripsi]. Program Sajarna, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Standar Nasional Indonesia. 2014. SNI 3818-2014. Bakso Daging. Dewan Standar
Nasional Indonesia. Jakarta
Standar Nasional Indonesia. 2009. SNI 01-7387-2009. Batas Maksimum Cemaran
Logam dalam Pangan. Dewan Standar Nasional Indonesia. Jakarta
Soeparno. 1994. Ilmu dan teknologi daging. Universitas Gajah Mada Press.
Yogyakarta
Sudrajat, G. 2007. Sifat fisik dan organoleptik bakso daging sapi dan daging
kerbau dengan penambahan karagenan dan khitosan [skripsi]. Program
Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.