Anda di halaman 1dari 24

AE4060 KELAIKAN UDARA

MAJOR ASSIGNMENT
SEAT CUSHION

DOSEN : Dr. Ir. RAIS ZAIN

DISUSUN OLEH :
IRIENE ELOK PRATIWI

13611034

FRANSISCA TIUR B

13611039

YASMIN DIYA

13611045

PROGRAM STUDI AERONOTKA DAN ASTRONOTIKA


FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014

DAFTAR ISI
BAB I LATAR BELAKANG ............................................................................................................................... 2
BAB II DESKRIPSI KOMPONEN DAN PRODUSEN ......................................................................................... 3
2.1 Deskripsi Seat Cushion ........................................................................................................................ 3
2.2 Produsen Seat Cushion di Luar Negeri ................................................................................................ 4
2.2 Produsen Seat Cushion di Dalam Negeri............................................................................................. 6
BAB III REGULASI CASR DAN NON-CASR ................................................................................................... 10
3.1

CASR 25.853 Flammability Requirements for Aircraft Seat Cushions......................................... 11

3.2

CASR 25.562 Emergency Landing Dynamic Conditions .............................................................. 12

3.3
CASR 25.561 Upwards 3G, Forward 9G, Sideward 3G and 4G on seats and downward 6G and
Rearward 1.5G ........................................................................................................................................ 13
3.4

CASR 21.303 Replacement and Modification parts .................................................................... 13

BAB IV DAFTAR PENGUJIAN ....................................................................................................................... 14


4.1. Flammability Test ............................................................................................................................. 14
4.2. Dynamic Condition Test ................................................................................................................... 15
4.3. Tempat Pelaksanaan Pengujian ....................................................................................................... 17
BAB V MASTER PLAN .................................................................................................................................. 18
5.1

Asumsi Yang Digunakan: ............................................................................................................. 18

5.2

Deskripsi Kegiatan ....................................................................................................................... 18

5.3

Perencanaan dan Lini Waktu Kerja ............................................................................................. 21

BAB VI KESIMPULAN .................................................................................................................................. 22


DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................... 23

BAB I LATAR BELAKANG


Saat terjadi kecelakaan pada penerbangan, kombinasi dari kecepatan tinggi dan jarak
berhenti yang pendek dapat menghasilkan beban deselerasi (perlambatan) yang tinggi pada
pesawat dan penumpang. Penumpang yang duduk pada kursi pesawat dapat merasakan beban
yang sangat besar dan tidak jarang ia tidak sanggup menerima beban tersebut. Seat cushion
merupakan salah satu bagian pada kursi penumpang di pesawat, yang berfungsi sebagai
peredam dari beban ini. Komponen ini terletak di antara penumpang dan struktur kursi. Seat
cushion atau bantalan kursi dianggap sebagai komponen utama dalam sistem kursi di pesawat,
maka segala bentuk pengujian untuk mendapatkan sertifikasi pada sistem kursi pesawat harus
mengikutsertakan komponen tersebut.
Pemilihan bahan dari bantalan kursi yang tidak tepat akan memperbesar beban yang
diterima oleh manusia selama terjadinya beban impak. Kursi penumpang beserta dengan
bantalan kursinya harus dirancang sedemikian hingga membatasi beban yang dapat diteruskan
kepada penumpang. Beban ini dibatasi oleh berbagai mekanisme pada sistem kursi yang
memungkinkan terjadinya guncangan akibat impak pada batas yang dapat diterima oleh
manusia. Keberhasilan dalam penerapan desain kursi dan bantalan kursi ini dapat
meningkatkan keselamatan penumpang. Untuk itu, pembuatan bantalan kursi pada pesawat
harus mengacu pada regulasi dan harus dilakukan pengujian yang dapat memastikan
keselamatan bagi penumpang.
Melalui laporan ini diharapkan pembaca mengetahui dan mengerti regulasi terkait
bantalan kursi pada kursi pesawat, bentuk pengujian apa sajakah yang perlu dilakukan dalam
merancang dan memproduksi komponen tersebut, serta pabrik di luar maupun dalam negeri
yang telah memproduksi komponen tersebut untuk kursi pesawat. Pada laporan ini juga
disertakan rancangan dari proses sertifikasi komponen tersebut sesuai dengan regulasi yang
berlaku.

BAB II DESKRIPSI KOMPONEN DAN PRODUSEN


2.1 Deskripsi Seat Cushion
Seat cushion atau bantalan kursi pada pesawat merupakan salah satu bagian dari kursi
pesawat berupa bantalan vertikal maupun horizontal yang digunakan untuk meningkatkan
kenyamanan penumpang saat pesawat terbang dan keselamatan penumpang saat pesawat
terbang mengalami kecelakaan.
Menurut laporan edaran yang dikeluarkan Federal Aviation Administration (FAA) yang
berisi persyaratan ketahanan api untuk bantalan kursi pesawat (lampiran 1), komponen
tersebut dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
a. Spesimen bantalan belakang, merupakan bagian komponen yang memiliki orientasi
vertikal sehingga disebut juga spesimen vertikal.
b. Spesimen bantalan bawah, merupakan bagian komponen yang memiliki orientasi
horizontal sehingga disebut juga spesimen horizontal.
c. Sejenis kain penutup, merupakan bagian pembungkus komponen bantalan kursi secara
keseluruhan. Bagian ini menjadi sangat penting terkait dengan fungsinya sebagai lapisan
penahan api untuk memperlambat perambatan api ke dalam busa (fireblocking layer).
Oleh karena itulah persyaratan tertentu diberlakukan untuk bagian ini (lihat lampiran 1).
Untuk memudahkan dalam pemahaman mengenai bantalan kursi, berikut ilustrasi yang
diambil dari lampiran 1 :
Dress Covering
Back Cushion
Bottom Cushion

Specimen Set

2.2 Produsen Seat Cushion di Luar Negeri


Pabrik pembuat seat cushion di luar negeri sudah banyak ditemukan, baik untuk pesawat
sekelas Boeing dan Airbus maupun pesawat kecil lainnya. Keseluruhan pabrik tersebut telah
memiliki sertifikasi minimum kelas 3 sebagai produsen produk untuk pesawat terbang yang
telah disetujui oleh otoritas setempat. Dalam perkuliahan AE4060 Kelaikan Udara telah
dijelaskan bahwa untuk pabrik kelas 3, hanya diperbolehkan untuk memproduksi bagian
apapun pada komponen pesawat terbang diluar tanggung jawab pabrik kelas 1 dan 2. Berikut
nama-nama pabrik luar negeri yang memproduksi kursi pesawat termasuk bantalan kursinya :
1. RECARO Aircraft Seating, Germany
Perusahaan ini bergerak secara global dan termasuk dalam 3 perusahaan ternama
sebagai produsen kursi pesawat di dunia. Oleh karena itu produk yang dihasilkan juga
berkualitas dan terpercaya. Untuk kursi pesawat dibedakan menjadi 2 kategori, sebagai
berikut :

2. HAECO Americas, US

Perusahaan ini memiliki Divisi Cabin Solution yang memiliki banyak komponen PMA
(Part Manufacturer Approved) dan menyediakan berbagai komponen bagi cabin
pesawat terbang serta layanan pengembangan bagian komponen interior sesuai PMA.
Beberapa komponen PMA-nya bahkan memimpin sebagai OEM (Original Equipment
Manufacturer). Produk yang dihasilkan :
3040 FeatherWeight Premium Economy
3050 FeatherWeight Premium Economy
3500 FeatherWeight Economy
3200 FeatherWeight Economy
4

3. ZODIAC Seats, UK
Perusahaan ini menyediakan lebih banyak layanan dan produk yang dikategorikan,
sebagai berikut : Aerosafety, Aircraft Systems, Cabin & Structures, Galley & Equipment,
dan Seats. Pada kategori Seats dibagi menjadi 2, yaitu Passenger Seats dan Crew Seats.
Pada passanger seats, produk yang dihasilkan sebagai berikut :

4. KOITO Industries, Japan


Perusahaan ini memiliki banyak client, antara lain : Airbus A320, A330, A380, Boeing
737, 767, 777, 787 Dreamliner untuk produk passenger seating-nya.
5. Spectra Interior Products, US
Perusahaan ini menawarkan berbagai macam produk dan jasa untuk industri
penerbangan. Produknya yang terbaik mencakup jok, karpet, kulit, kain, permadani,
sekat dan bantalan kursi untuk meningkatkan daya tarik estetika dan kenyamanan
pesawat. Selain itu, perusahaan ini juga menyediakan produk jadi seperti sarung jok,

karpet kit, tirai dan penyangga kepala yang siap untuk diinstal. Semua memenuhi
standar FAA untuk ketahanan terhadap api.

6. Aviointeriors, Italy
Sebuah perusahaan dengan pengalaman 40 tahun dalam memproduksi dan melakukan
inovasi terhadap kursi pesawat. Perusahaan ini memiliki pengetahuan yang diwariskan
dan pengalaman terkait produk unggulannya tersebut.

2.2 Produsen Seat Cushion di Dalam Negeri


Belum ada pabrik di Indonesia yang memproduksi seat cushion untuk kursi pesawat.
Namun beberapa pabrik dalam negeri telah berhasil memproduksi bantalan kursi untuk mobil,
bis, dan kereta api serta mendapatkan sertifikasi yang dibutuhkan produknya. Dalam
prakteknya, beberapa pabrik bahkan telah menguasai pasar dan berhasil dalam
mengembangkan produknya. Oleh karena itulah, salah satu tujuan dibuat laporan ini adalah
mendorong pabrik-pabrik dalam negeri untuk memproduksi kursi pesawat terbang. Namun
pada laporan ini hanya dibatasi pada bantalan kursinya saja.
1. PT Armada Johnson Controls Indonesia, Purwakarta
Perusahaan ini merupakan perusahaan gabungan antara perusahaan lokal APM Armada
Autoparts (AAA) dan Johnson Controls Inc. (JCI) dari USA. Semua pabrik di AJC sudah
memiliki sertifikasi TS yang mencakup ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001 dan saat ini

AJC sedang dalam proses untuk mendapatkan sertifikasi ISO 14000 sebagai bentuk
kepedulian terhadap lingkungan. Produk yang dihasilkan berupa :
Metal, misalnya pembuatan kerangka jok untuk sistem jok otomotif pada mobil.
Busa & Pelapis, misalnya busa untuk jok dibuat dari campuran ISOCYANATE dan
POLYOL dengan berbagai zat katalisator.
Perakitan, produk yang dihasilkan dirakit sedemikian rupa membentuk sistem jok
yang teruji.

2. PT Aneka Busa, Tangerang Indonesia

Perusahaan ini didirikan pada tahun 2006. Perusahaan ini bekerja sama dengan pabrikpabrik busa berkualitas dan terpercaya untuk menyediakan jenis-jenis busa mentah,
seperti busa general, busa blok, busa mold, busa roll, busa rebonded, busa anti api, dan
busa spon / eva spon / busa ati. Kemudian berkembang untuk memproduksi busa kursi
kantor, busa jok motor, dan jok mobil. Berikut beberapa contoh produknya :

3. PT Sutindo Chemical Indonesia, Surabaya


Perusahaan ini didirikan pada pertengahan tahun 2006. Pabrik sistem poliuretan ini
mengacu pada sistem manajemen mutu SCI yang dirumuskan berdasarkan beberapa
persyaratan standar. Pabrik ini juga memasok bahan baku dari pemasok terkemuka
skala internasional. Dan menguji semua bahan baku berdasarkan COA (Certificate of
Analysis) dari pemasok. Mesin yang digunakan dikontrol sepenuhnya secara otomatis
dengan sistem SAP yang tidak akan membiarkan proses kimia melampaui toleransi
tertentu. Untuk menjaga akurasi pengukuran, semua mesin dan peralatan secara teratur
dikalibrasi. Perusahaan ini juga memiliki beberapa laboratorium pengujian sendiri untuk
memastikan kualitas sampel dan produk tetap terpercaya dan terjaga. Produk yang
dihasilkan dibagi menjadi 3 yaitu :

Rigid Foam

High Resilience Foam

Integral Skin Foam

Dari beberapa hasil produknya tersebut, bantalan kursi termasuk dalam kategori high
resilience foam. Untuk produk tersebut perusahaan ini melakukan beberapa pengujian,
sebagai berikut :

1 Indentification Load Deflection

2 Tensile Strength Test

Test

3 Tear Strength Test

4 Compression Set Test

BAB III REGULASI CASR DAN NON-CASR


Berikut merupakan ringkasan regulasi-regulasi yang harus dipenuhi untuk memproduksi
bantalan kursi untuk pesawat. Regulasi yang tercantum pada bab ini telah disesuaikan dengan
regulasi CASR (Civil Aviation Safety Regulation) maupun TSO (Technical Standard Orders) yang
ada.
Regulasi

Section

Note

CASR

25.853

Flammability Requirements

25.562

Emergency Landing

25.561

Upwards 3G, Forward 9G,


Sideward 3G and 4G on seats
and downward 6G and
Rearward 1.5G

21.303

Replacement and
Modification parts

SAE

AS 8049A

Performance Standards for


Seats in Civil Rotorcraft and
Transport Airplane

Advisory Circular

20-137

Dynamic Evaluation of Seat


Restraint Systems &
Occupant Restraint for
Rotorcraft (Normal &
Transport)

23.562-1

Dynamic Testing of Part 23


Airplane Restraint/Systems
and Occupant Protection

25.562-1A

Dynamic Evaluation of Seat


Restraint Systems &
Occupant Protection on
Transport Airplanes

10

Adapun isi TSO adalah sebagai berikut :


1. TSO C39B
TSO C39b berisi mengenai pengaplikasian standar performance minimum untuk
seat cushion yang digunakan pada pesawat transport, akrobatik dan rotorcraft.
Semua produk yang telah mendapatkan TSO authorization harus mematuhi aturan
yang tercantum didalam National Aircraft Standards Speciification 809. Selain itu,
produk juga harus memenuhi FAR 25.853 mengenai fire protection. Bentuk
pengujian telah diatur dalam Appendix F part II FAR 25.
2. TSO C127a
TSO ini berisikan mengenai minimum performance standard yang harus dipenuhi
oleh seating system. Adapun seating system yang dimaksud terdiri dari : rangka
kursi, safety belt, cover, dan seat cushion. Pada TSO ini diharuskan bahwa semua
produk seating system harus memenuhi regulasi yang tertulis pada Society of
Automotive Engineers, Inc. (SAE), Aerospace Standard (AS), Document No. AS
8049A, Performance Standards for Seats in Civil Rotorcraft and Transport
Airplanes,. Selain itu, produk juga harus memenuhi dynamic testing yang tertulis
pada Advisory Circular (AC) 20-137, Dynamic Evaluation of Seat Restraint Systems
& Occupant Restraint for Rotorcraft (Normal & Transport), AC 23.562-1, Dynamic
Testing of Part 23 Airplane Restraint/Systems and Occupant Protection, and AC
25.562-1A, Dynamic Evaluation of Seat Restraint Systems & Occupant Protection
on Transport Airplanes. Khusus untuk seat cushion, pada TSO ini tertulis bahwa
setiap produk seat cushion harus memenuhi 14 CFR 25.853(c) effective February 2,
1995, or 14 CFR 29.853(b) effective October 26, 1984.
Regulasi selengkapnya terdapat pada lampiran 2 laporan ini.

3.1

CASR 25.853 Flammability Requirements for Aircraft Seat Cushions


Pasal ini menuliskan persyaratan tes flammability di laboratorium menggunakan prototype

ukuran sebenarnya. Seat cushion merupakan komponen yang menjadi salah satu penyebab
11

utama kebakaran pada kabin. Aturan ini bertujuan membatasi kemungkinan menyebarnya api
akibat seat cushion.
Pada pasal 25.853 dituliskan klasifikasi seat cushion; yaitu back cushion, bottom cushion
dan dress covering specimen. Regulasi juga mengatur syarat-syarat kualifikasi komponen tes di
laboratorium. Peralatan laboratorium yang diatur oleh FAA adalah burner, bahan bakar dan
thermocouples. Cara pembuatan prototype, jenis foam, ukuran seat cushion dan penambahan
aksesoris juga diatur dalam pelaksanaan tes.
Tes dinyatakan memenuhi kriteria jika memenuhi :

Parameter berat dan dimensi cushion yang terbakar

Kondisi peralatan tes tidak menurun

Seluruh proses tes didokumentasikan

Peralatan tes selalu dikalibrasi dan dijamin kebersihannya

Seat cushion yang telah memenuhi FAR part 25 appendix F part II tidak memerlukan
pengajuan STC. Penjelasan singkat mengenai pengawasan dan persetujuan terhadap modifikasi
tertulis pula pada pasal ini.
3.2

CASR 25.562 Emergency Landing Dynamic Conditions


Pasal ini mengatur batasan-batasan desain seat cushion untuk keselamatan penumpang

pada kondisi emergency landing. Komponen yang diatur pada pasal ini termasuk juga safety
belt dan rangka kursi.
Tes dinamik harus dilakukan sesuai dengan macam-macam kondisi emergency landing,
dengan menggunakan anthropomorphic dummy. Lingkup tes dinamik antara lain :

Beban kompresi yang dikenakan pada dummy di bagian pelvis, upper torso,
safety belt area, kepala, dan kaki.

Struktur kursi harus tetap pada lokasi awal setelah dikenakan beban dinamik
12

3.3

CASR 25.561 Upwards 3G, Forward 9G, Sideward 3G and 4G on seats and downward

6G and Rearward 1.5G


Seluruh komponen pesawat harus didesain untuk melindungi penumpang bahkan dalam
kondisi emergency landing. Keselamatan penumpang diperhatikan melaluai batasan
penggunaan dan desain kursi, sabuk pengaman dan segala peralatan yang didesain untuk
mendukung keselamatan penerbangan.
3.4

CASR 21.303 Replacement and Modification parts


Pasal 21.303 menjelaskan aturan tentang penggantian atau modifikasi part. Bahwa

penggantian atau modifikasi hanya dapat dilakukan oleh pihak pemegang Parts Manufacturer
Approval. PMA didapatkan dengan mengajukan aplikasi berdasarkan :

Identitas produk yang diajukan

Alamat lokasi pembuatan produk

Desain gambar dan informasi ukuran, material dan proses pembuatan.

Laporan hasil uji yang menunjukkan produk memenuhi persyaratan kelaikan


udara

13

BAB IV DAFTAR PENGUJIAN


4.1. Flammability Test
Peralatan:

Frame besi dan kawat untuk menumpu seat cushion pada posisi

Burner. Sering dipakai jenis Park Model DPL 3400, Lennox Model OB-32, or Carlin Model
200 CRD.

Nozzel untuk mengatur tekanan akibat aliran bahan bakar sebesar 0.126 lt/mins.

anthropomorphic dummy

Burner cone

Fuel pressure regulator

Anemometer

Calorimeter

Thermocouples

Instrumentasi

Timbangan

Stopwatch

Bahan:

3 Cushion prototype, masing-masing terdiri dari horizontal cushion, vertical cushion, dan
covering

Bahan bakar

Prosedur:
1. Menyiapkan specimen pada kondisi sesuai pada suhu 21 degree C minimal 24 jam
sebelum tes.
2. Memastikan calorimeter alignment
14

3. Menyalakan ventilasi ruang tes


4. Mengatur kecepatan aliran bahan bakar
5. Ruang bakar harus sepenuhnya kedap udara
6. Kalibrasi calorimeter dengan uji pembakaran
7. Dokumentasi data berat awal specimen
8. Memastikan specimen dan seluruh komponen uji berada pada posisi yang benar pada
ruang bakar
9. Melakukan tes flammability dengan menghitung waktu
10. Membuat laporan sesuai dengan kriteria
Kriteria:
1. Panjang area terbakar tidak boleh melebihi 43.2 cm dari 2/3 prototype yang diuji.
2. Rata-rata berat yang berkurang tidak lebih dari 10%.
3. Pengurangan berat dari minimum 2/3 prototype secara total tidak melebihi 10%.
Keterangan lebih lengkap mengenai flammability test terdapat pada lampiran 3 laporan ini.
4.2. Dynamic Condition Test
Alat dan bahan:

anthropomorphic dummy

seat cushion specimen

foam specimen

Alat-alat tes seperti dibawah ini:

15

Prosedur:
1. Melakukan Load relaxation Test , yaitu mengklarifikasi kepekaan busa.
2. Mendeteksi properti busa cushion yang belum diketahui
3. Force & Displacement test, yaitu memberikan tekanan pada seat cushion specimen.
Gaya dan perubahan tebal seat cushion diukur sesuai syarat sertifikasi.
4. Dynamic full scale sled testing. Anthropomorphic dummy didudukkan pada 4 macam
tes, dua tanpa seat cushion dan dua dengan seat cushion. Variasi G force diberikan pada
setiap tes, dengan kemiringan 60o.
5. Mendokumentasikan hasil lumbar load dan rise time dari keempat tes.

16

Kriteria:

Memenuhi CASR 25.561 dan 25.562.

4.3. Tempat Pelaksanaan Pengujian


Pengujian dapat dilakukan di dalam negeri untuk memudahkan proses produksi, mobilisasi,
dan dapat menghemat biaya. Selain itu, dapat juga mendorong perindustrian di Indonesia
untuk berkembang. Berikut laboratorium di Indonesia yang bisa digunakan untuk melakukan
pengujian yang telah disebutkan sebelumnya :
1. Flammability Test bisa dilakukan di Laboratorium Ketahanan Api, Puskim (Pusat
Penelitian dan Pengembangan Permukiman), Cileunyi, Jawa Barat.

2. Dynamic Condition Test bisa dilakukan di PT Sutindo Chemical Indonesia, Surabaya, Jawa
Timur.

Alasan pemilihan kedua laboratorium tersebut adalah karena keduanya memiliki kualifikasi
dan sertifikasi yang cukup menunjang kemampuan laboratorium untuk melakukan pengujian
yang diperlukan dalam pembuatan bantalan kursi tersebut.

17

BAB V MASTER PLAN


5.1

Asumsi Yang Digunakan:

Laboratorium pengujian dapat digunakan sepanjang tahun

Biaya belum diikutsertakan dalam pertimbangan master plan

Terdapat lebih dari satu prototype seat cushion

Perusahaan dan fasilitas uji telah memenuhi syarat sah yang tertulis dalam regulasi. Jika
belum, maka diperlukan proses sertifikasi terlebih dahulu.

5.2

Deskripsi Kegiatan
i.

Perancangan model seat cushion


Perancangan dimulai dengan spesifikasi yang dibutuhkan, dan model seat cushion
referensi yang sudah ada di pasaran sebagai pembanding. Setelah desain melalui
tahap awal dan rancangan detil, dihasilkan gambar desain dalam bentuk drawing
draft baik dicetak maupun dokumen digital. Selama proses desain, analisa cara
pemasangan seat cushion dan metode perawatannya disusun, dengan mengacu
pada spesifikasi dan referensi di pasaran.
Selanjutnya, sistem pemasangan dan perawatan akan disesuaikan dengan desain
yang telah dibuat, sehingga penyusunan operating manual dan maintenance manual
memakan waktu lama.

ii.

Pengujian specimen
Desain yang telah jadi dibuat menjadi paling tidak tiga set spesimen untuk uji bakar
dan minimum satu specimen untuk uji beban dinamik. Kedua tes dapat dilaksanakan
secara paralel, karena:

dilakukan di dua lokasi uji yang berbeda

hasil dari kedua uji tidak saling mempengaruhi

ukuran specimen yang digunakan pada kedua uji berbeda


18

Uji bakar dilakukan di Surabaya, persiapan dan proses transportasi tiga set specimen
ke Surabaya dipertimbangkan memakan watu dua hari kerja. Seluruh fasilitas uji
dipersiapkan sebelum specimen sampai, sehingga setibanya specimen di lokasi
langsung dapat dilakukan proses pengondisian specimen pada temperatur yang
diinginkan selama 24 jam. Uji bakar dilakukan dengan menghitung waktu laju
pembakaran specimen, uji ini dapat diselesaikan dalam kurun waktu dua hari.
Flammability test bertujuan untuk memastikan bahwa specimen memenuhi batas
kecepatan perambatan api yang diizinkan pada interior kabin
Uji beban dinamik dilakukan di Bandung, proses persiapan dan

transportasi

specimen dapat dilakukan dalam waktu dua hari. Uji beban dapat diselesaikan dalam
waktu satu hari kerja, dengan seluruh fasilitas uji telah dipersiapkan sebelum
kedatangan specimen ke lokasi.
Proses uji dilaksanakan dibawah pengawasan DKUPPU, sebagai dalah satu tahap
untuk membuktikan conformity seluruh proses pengembangan dan produksi produk.
iii.

Modifikasi
Rentang waktu perancangan dan uji ulang dipersiapkan, karena lazimnya suatu
desain memerlukan proses iterasi untuk mencapai suatu standar sayng ditentukan
regulasi, sehingga sering tidak lolos di uji yang pertama. Diulang atau tidaknya suatu
proses uji, dapat diputuskan oleh pihak DKUPPU. Sesuai dengan hasil pengamatan
pihak DKUPPU selama proses uji yang pertama.

iv.

Persiapan dokumen sertifikasi


Pada tahap ini, dokumen operating & maintenance manual sudah pada tahap akhir
dan tidak ada aspek yang harus diuji lagi. Dokumen lain yang harus disempurnakan
adalah laporan hasil kedua tes yang berhasil, beserta drawing dan data spesifikasi
material.

19

v.

Pengajuan TSO ke DKUPPU


Perusahaan mengajukan permohonan TSO dengan menyerahkan pernyataan
conformity dan dokumen terkait kepada pihak DKUPPU. Pihak DKUPPU akan
menentukan sistem pengawasan conformity yang akan dijalankan sesuai dengan
karakteristik manufaktur part tersebut, dengan berdiskusi dengan pihak perusahaan.

vi.

Conformity Inspection & TSO Authorization


Pada tahap ini, pihak DKUPPU melaksanakan sistem inspeksi conformity yang telah
disepakati. Selanjutnya, TSOA akan diberikan kepada perusahaan atas seat cushion
tersebut setelah inspeksi conformity menunjukkan bahwa part tersebut memenuhi
standar.

20

5.3

Perencanaan dan Lini Waktu Kerja

21

BAB VI KESIMPULAN
Seat cushion atau bantalan kursi dibagi menjadi tiga, yaitu bagian vertikal, horizontal dan kain
penutup. Sampai saat ini, belum ada pabrik di Indonesia yang memproduksi bantalan kursi
untuk kursi pesawat. Namun, beberapa pabrik memiliki potensi untuk mengajukan TSO
pembuatan komponen tersebut untuk pesawat. Untuk mendapatkan TSO, pabrik perlu
memenuhi regulasi yang tertulis pada CASR 25.583, 25.561, 25.562 dan 21.605. Selanjutnya,
beberapa pengujian harus dilakukan untuk membuktikan produknya memiliki tingkat keamanan
sesuai yang tertulis di regulasi. Hal yang harus dilakukan untuk pengujian adalah
mempersiapkan alat uji yang sesuai standar dan material komponen yang diuji. Laporan hasil
pengujian disertakan pada dokumen pengajuan TSO ke DKUPPU bersamaan dengan pernyataan
konfirmasi dan deskripsi sistem pengawasan kualitas. Selanjutnya pihak DKUPPU berwenang
melakukan inspeksi terhadap pengajuan TSO dan memutuskan pihak pabrik layak mendapatkan
TSO atau tidak.

22

DAFTAR PUSTAKA

http://concordebattery.com/batterytsoexplained.php
https://www.faa.gov/aircraft/air_cert/design_approvals/tso/
https://www.faa.gov/aircraft/air_cert/design_approvals/tso/tso_design_app/
http://rgl.faa.gov/Regulatory_and_Guidance_Library/rgTSO.nsf/0/0331D5F8DDD1695286256D
AC0068F384?OpenDocument
http://www.recaro.com/en/business-areas/aircraft-seating.html
http://www.haeco.aero/content/about-haeco-americas.html
http://www.zodiacaerospace.com/en/zodiac-seats-us
http://www.koito-ind.co.jp/english/
http://www.spectra-ip.com/
http://www.aviointeriors.it/
http://id.ajc.co.id/organization/
http://www.anekabusa.co.id/
http://www.sutindochem.com/
http://puskim.pu.go.id/en/services/laboratory-services

23

Anda mungkin juga menyukai