Anda di halaman 1dari 4

D.

2 Indeks keseragaman (E)


 
E = H’/Hmax
 
Indeks Keseragaman berkisar antara 0-1. Apabila nilai mendekati 1 sebaran individu antar jenis
merata. Nilai E mendekati 0 apabila sebaran individu antar jenis tidak merata atau ada jenis
tertentu yang dominan.
D.3 Indeks dominansi (D)
 
D = ni2
X 100%
         N2
Keterangan :
D = Indeks Dominansi
ni = jumlah individu jenis ke-i
N = Jumlah total individu

D mendekati 0 tidak ada jenis yang mendominansi dan D mendekati 1 terdapat jenis yang
mendominansi.
 
D.4 Kelimpahan Plankton dan Tumbuhan air
Pengukuran kelimpahan plankton menggunakan rumus Sachlan dan Effendi (1972), sebagai berikut:
A C 1000
F = —— x ——- x ——- x N
BDE
 
Keterangan :
F = Jumlah individu per liter
A = Luas cover glass
B = Luas lapang pandang
C = Volume sampel yang disaring
D = Volume sampel yang diambil
E = Volume sampel yang diteliti
N = Jumlah organisme yang didapat

HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode sampling plankton dalam praktikum ini menggunakan metode kualitatif, yaitu dimaksudkan
untuk mengetahui jenis–jenis plankton dan metode kuantitatif, yaitu untuk mengetahui kelimpahan
plankton yang berkaitan dengan distribusi waktu dan tempat.

A. Plankton
Tabel.1 Data hasil pengamatan jumlah dan jenis plankton

No. Jenis Plankton Jumlah


Plankton
(sel/ml) Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4
Sampel 1
1 Aequorea vitrina 1 0 0 0
2 Amphora 2 0 0 0
3 Basilaria paradoxa 7 0 0 0
4 Brachionus sp 1
5 C.Granii 4 0 0 0
6 C.Radiatus 3 1 0 89
7 Calanus 0 0 0 5
8 Eutima gracilis 0 6 0 0
9 Fragillaria oceanika 0 2 0 0
10 Gyrodinium glaucum 3 15 0 0
11 Halosphaera viridis 3 26 0 0
12 Leptocylindricus danicus 4 0 0 0
13 Navicula 4 3 0 0
14 Nitzschia closterium 6 0 0 5
15 Oscillatoria 3 0 0 0
16 Pleurosigma.Micans 0 0 0 6
17 Phalocroma sp 1 1 0 0
18 Pinnularia 3 0 5 0
19 Podon leucarii 1 0 0 0
20 Rhizosolenia 0 13 2 0
21 Rhizosolenia seligera 22 0 5 7
22 Skeletonema 3 0 0 0
23 Tintinopsis sp 3 3 3 0
24 Thalassiothrix 1 0 0 0
nitzschloides

Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa lebih banyak fitoplankton yang teramati yaitu 16 genus
daripada zooplankton 8 genus. Jenis fitoplankton yang teramati dari Bacillariophyta
adalah Chaetocheros sp., Thalassiontrix  sp., Nitzschia sp., Pleurosigma sp., Coscinodiscus sp., Rhizosol
enia sp.., Thalossionema  sp., dan Navicula sp. Dari Cyanophyta adalah Oscillatoria sp. Untuk
Chlorophyta terdapat 1 genus yaitu Spirogyra sp.
Keberadaan Bacillariophyta dari hasil pengamatan cukup banyak. Hal ini diduga disebabkan oleh
salinitas yang relatif tinggi di perairan pulau tegal, yaitu berkisar antara 29-31‰. Menurut
Sachlan (1972), fitoplankton yang hidup pada kisaran salinitas diatas 20‰ sebagian besar
merupakan plankton dari kelompok Bacillariophyta. Keadaan demikian menurut Riley (1967), diduga
berkaitan dengan kondisi perairan yang mendukung terutama keadaan salinitas dan ketersediaan
unsur hara. Yudilasmono (1996) dalam Arsil (1999), menyatakan bahwa Bacillariophyta atau
Bacillariophyceae lebih mudah beradaptasi dengan lingkungannya dan merupakan kelompok
fitoplankton yang disenangi oleh ikan dan larva udang.

 
Zooplankton yang teramati dari Protozoa 4 genus
adalah Tintinopsis sp.,Prorosentrum sp., Triseratium sp. dan Ceratium sp.  Rotifera ada 1
genus Brachionus sp., sedangkan Crustacea ada 3 genus yaitu Acartia sp., Daphnia sp.
dan Calanus sp.
Dari hasil penghitungan Indeks Keanekaragaman (Diversity Index) terhadap jenis-jenis plankton
yang teramati di tiap stasiun penelitian secara umum berada dibawah kisaran nilai indeks
keanekaragaman H’ < 2,3026 menurut klasifikasi Wilhm dan Dorris (1968) dalam Mason (1981),
yaitu pada kisaran nilai 0,8824-2,2889. Kisaran ini menunjukkan keanekaragaman di perairan
pulau tegal kecil dan kestabilan komunitas rendah.
Dari hasil penghitungan Indeks Keseragaman (Equitability Index) dengan skor 0 sampai 1
didapatkan bahwa pada 4 kali pengambilan contoh sampel plankton didapatkan bahwa nilai indeks
antara 0,818 sampai dengan 0,968. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai indeks
(mendekati nilai 1), semakin besar pula keseragaman populasi yang berarti penyebaran jumlah
individu sama dan tidak ada kecenderungan terjadi dominansi oleh satu spesies.
Nilai indeks dominansi di perairan pulau tegal berkisar antara 0,1045-0,4811. Nilai ini menunjukkan
bahwa relatif tidak ada jenis plankton yang mendominansi, dengan demikian tidak ada jenis-jenis yang
mengendalikan perairan ini. Hilangnya jenis-jenis yang dominan, menurut Odum (1971), akan
menimbulkan perubahan-perubahan penting tidak hanya pada komunitas biotiknya sendiri tetapi
juga dalam lingkungan fisiknya.
Indeks Keanekaragaman (Diversity Index), Indeks Keseragaman (Equitability Index) dan indeks
dominansi merupakan indeks yang digunakan untuk menilai kestabilan komunitas biota perairan
terutama dalam hubungannya dengan kondisi suatu perairan. Dengan mengacu pada nilai indeks,
terlihat bahwa perairan ini cenderung tidak stabil karena relatif tidak ada jenis plankton tertentu
yang mendominasi dan rendahnya keanekaragaman. Dimana menurut Clark (1974) dan Krebs
(1972) dalam  Arsil (1999), tingginya keanekaragaman menunjukkan suatu ekosistem yang seimbang
dan memberikan peranan yang besar untuk menjaga keseimbangan terhadap kejadian yang merusak
ekosistem dan spesies yang dominan dalam suatu komunitas memperlihatkan kekuatan spesies itu
dibandingkan spesies lain. Ekosistem yang tidak seimbang akan mempengaruhi pakan alami sehingga
jika pakan alami tidak tersedia maka kelangsungan hidup larva organisme akan terancam.

1. Tumbuhan Air
    B.1 Lokasi 1
No.  Jenis Tumbuhan  Jumlah 
Ulangan Ulangan 2  Ulangan 3 

1.  Enhalus  25 %  5 %  2 % 
2.  Padina  10 %  10 %  2 % 

    

B.2 Lokasi 2
No.  Jenis Tumbuhan  Jumlah 
Ulangan 1  Ulangan 2  Ulangan 3 
1.  Enhalus  80 %  10 %  5 % 
2.  Halimeda  20 %  90 %  30 % 
 
    
B.3Lokasi 3
No.  Jenis Tumbuhan  Jumlah 
Ulangan 1  Ulangan 2  Ulangan 3 
1.  Enhalus  90 %  100 %  30 % 
2.  Halimeda  5 %  0 %  10 % 
 
    B.4 Lokasi 4
No.  Jenis Tumbuhan  Jumlah 
Ulangan Ulangan 2  Ulangan 3 

1.  Enhalus  5 %  0 %  0 % 
 
Pada lokasi pengambilan sampel 1 merupakan lokasi yang jauh dari aktivitas, didapatkan tumbuhan
air dengan variasi nilai keragaman 25%, 5% ,5 %. Hal ini berarti indeks keragamannya tergolong
sedang, Pada perhitungan indeks keseragaman hasil yang didapat yaitu 0,866 artinya
keseragamannya tinggi. Selanjutnya Indeks dominasi yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan
menunjukkan angka 0,214. hal ini berarti indeks dominasinya tergolong rendah karena nilai tersebut
lebih mendekati nol.
Sedangkan pada lokasi 2 dan 3 didapatkan indeks keseragaman yang tinggi dan indeks
keanekaragaman yang rendah. Akan tetapi kondisi tersebut berbeda pada lokasi 4, dimana indeks
keseragaman dan keanekaragaman yang rendah sekali. Hal tersebut kemungkinan erat kaitannya
dengan banyaknya aktifitas di lokasi tersebut yang mengakibatkan tingkat pencemaran tinggi
sehingga mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan air yang berada dilokasi tersebut.

 Kesimpulan

Perairan pada pulau tegal memiliki 24 jenis plankton, dari hasil analisis indeks keanekaragaman,
indeks keseragaman dan indeks dominansi menunjukkan bahwa perairan ini memiliki keanekaragaman
yang rendah dan tidak ada spesies plankton yang mendominasi, sehingga perairan ini cenderung tidak
stabil. Ketidakstabilan perairan erat kaitannya dengan ketersediaan pakan alami bagi larva
organisme.

Anda mungkin juga menyukai