A. Pendahuluan
Islam memandang bahwa bumi dan segala isinya merupakan “amanah” dari Allah
kepada manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini, untuk dipergunakan sebesar-besarnya
bagi kesejahteraan umat manusia. Untuk mencapai tujuan yang suci ini Allah memberi
petunjuk melalui para Rasulnya. Dalam petunjuk ini diberikanNya segala sesuatu yang
dibutuhkan manusia.
Jadi Islam adalah suatu agama yang sempurna, yang menuntun manusia dalam
meraih kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat, untuk itu al-Quran menentukan
peraturan perilaku yang sangat terinci bagi setiap orang yang beriman yaitu garis pedoman
macam hal termasuk : warisan, penyelengaraan bisnis, pergaulan antara pria dan wanita,
bahkan tentang hal makan dan minum. Dengan demikan Islam adalah agama yang
kebajikan. Bisnis adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapat
keuntungan tanpa ada yang dirugikan dan dilakukan dengan sukarela tanpa ada paksaan.
Jadi bisnis yang dilakukan antara kedua belah pihak tidak ada yang teraniaya.
kemasyarakatan, yaitu hukum Allah SWT. Hukum yang lain tidak akan syah bila
berlawanan dengan kehendak Allah yang telah ditetapkan dalam al-Quran dan Sunnah.
kebahagiaan diakhirat, dianggap sebagai hasil dari kebudayaan Islam. Corak kebudayaan
yang demikian terdiri dari usaha ummah untuk mengasuh dan membentuk semua sifat yang
diinginkan oleh setiap individu Islam dan pada saat yang sama menghapuskan semua corak
Islam menganggap bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab untuk memelihara
kehidupannya dari bahaya kelaparan, dahaga, kesejukan, kepanasan, dan lain-lain. Hukum
Islam juga menganggap bahwa nyawa manusia sebagai hak Allah, dan dengan demikian
nyawa manusia hendaklah dijaga dengan sebaik-baiknya sebagai hak Nya dan hanya Allah
Term bisnis ( Tijarah ) adalah suatu perniagaan yang dilakukan sesuai Syariah Islam
dimana sebagai pedomannya al-Quran dan Hadis. Tijarah disini menguraikan perniagaan
jadi dalam unsur perniagaan terdapat kegiatan perdagangan dalam hal ini Rasul bersabda:
“Pedagang yang jujur dan terpercaya, akan bersama-sama para Nabi, orang-orang yang
Bila dilihat dari pengertian (makna) Tijarah adalah jual-beli dan menurut terminologi
a) Menukar barang dengan barang atau barang dengan uang dengan jalan melepaskan
hak milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling merelakan.
b) Pemilikan harta benda dengan jalan tukar menukar yang sesuai dengan aturan
Syara.
c) Saling tukar harta, saling menerima, dapat dikelolah (tasharruf) dengan ijab dan
d) Tukar menukar benda dengan benda lain dengan cara yang khusus (dibolehkan).
e) Penukaran benda dengan benda lain dengan jalan saling merelakan atau
memindahkan hak milik dengan adanya penggantinya dengan cara yang dibolehkan.
f) Aqad yang tegak atas dasar penukaran harta dengan harta, maka jadilah penukaran
Dari beberapa definisi diatas dapat dipahami bahwa inti jual-beli adalah suatu
perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela diantara
kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain yang menerimahnya
sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan Syara dan disepakati.
Dari uraian diatas dapat kita lihat dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat: 275
Untuk melihat bahwa bisnis atau melakukan usaha, bekerja untuk kesejahteraan
manusia dan keturunannya dalam al-Quran adalah surat al-Nisa ayat : 9 ( berbahasa Arab
kesejahteraan anak-anak mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada
Kekayaan alam ini tersedia bagi manusia karena manusia khalifah dimuka bumi ini,
tetapi untuk menikmatinya manusia harus menggunakan akal (pikiran) dan tenaganya,
sehingga bahan-bahan yang disediakan Allah itu dapat mencapai tingkat kesempurnaan
1
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah Membahas Ekonomi Islam, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002) h. 68
2
dan dapat dipakai untuk dinikmati oleh manusia. Bila dilihat dalam al-Quran surat
“ Apakah kamu tidak melihat bahwa Allah menyediakan bagi keperluan kamu apa
yang ada di langit dan di bumi dan mengaruniakan kepadamu nikmatNya, baik yang
Dalam melakukan transaksi bisnis yang menguntungkan itu dambaan semua orang,
tetapi harus berpedoman dalam al-Quran dan Hadis. Bila kita berbicara bisnis tentu kita
membicarakan segi Ekonomi Islam, karena bisnis dalam al-Quran tidak terlepas dari sisi
Ekonomi Islam dan dalam prinsip ekonomi konvensional adalah suatu usaha yang
dilakukan untuk mencari hasil yang optimal dengan menekan pengorbanan seminimum
mungkin. Sedangkan dalam Ekonomi Islam melakukannya dengan empat sendi utama
(prinsip) yaitu :
Ekonomi yang bercirikan ketuhanan adalah ekonomi yang dilakukan bertitik tolak
dari Allah, bertujuan akhir kepada Allah, dan menggunakan sarana yang tidak lepas dari
syariat Allah.
2
Sjafruddin Prawiranegara, Ekonomi dan Keuangan makna Ekonomi Islam ,(Jakarta: Haji Masagung, 1988)
h.363
3
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta : Gema Insani Press, 1997) h. 30
Ekonomi yang berlandaskan etika adalah ekonomi yang dilakukan tidak pernah
memisahkan dengan etika, sebagaimana tidak pernah memisahkan ilmu dengan akhlak,
politik dengan etika, perang dengan etika, dan kerabat sedarah sedaging dengan kehidupan
Islam.
Jadi melakukan bisnis (usaha) yang menguntungkan itu tujuan yang ingin dicapai
tentunya yang sesuai dengan sendi utama Ekonomi Islam. Dan kita dapat melihat dalam
al-Quran surat al-Baqarah ayat : 168 (berbahasa Arab dihalaman lampiran) yang berarti:
“ Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat
dibumi …..”
Jadi bisnis yang menguntungkan bila dilakukan dengan mencari keuntungan itu
dengan cara yang halal dan diridhoi oleh Allah S.W.T. Jadi Islam disini menuntun manusia
agar mencari nafkah untuk kesejateraan keluarga dan keturunannya itu dibenarkan dan
Melakukan usaha atau bisnis terkadang menderita kerugian, hal ini terjadi biasanya
karena sifat manusia yang memiliki keterbatasan, kelemahan untuk itu al-Quran
menuntunnya agar bisa menyikapinya bila mendapat sesuatu yang tidak diinginkan atau
menderita kerugian. Al-Quran menuntun hal ini dapat dilihat dalam Surat al-Baqarah
waktu yang tidak ditentukan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya
dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah
mengimlakkan apa yang ditulis itu, dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya,
dan janganlah ia mengurangi sedikitpun dari pada hutangnya. Jika yang berhutang itu
orang yang lemah akal atau lemah keadaannya atau dia sendiri tidak mampu
dengan dua orang saksi dari orang laki-laki diantara kamu. Jika tidak ada dua orang laki-
laki maka bolehlah seorang laki-laki dan dua orang perempuan dari saksi yang kamu
ridoi, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi itu
enggan memberi keterangan apabila mereka dipanggil, dan janganlah kamu jemu
menuliskan hutang itu, baik kecil maupun besar sampai waktu membayarnya. Yang
demikian itu, lebih adil disisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak menimbulkan keraguan. (Tulislah muamalah itu) kecuali jika muamalahmu
itu perdagangan tunai yang kamu jalankan diantara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu
jika kamu tidak menuliskannya. Dan persaksikanlah apa bila kamu ber jual- beli, dan
janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan yang demikian itu
maka sesungguhnya hal itu adalah sesuatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah
kepada Allah. Allah mengajarmu dan Allah maha mengetahui segala sesuatu.” Jadi
al-Quran menuntun manusia dalam melakukan bisnis atau jual-beli agar tidak menderita
kerugian ini kita lihat dalam surat al-Baqarah ayat 282 bila kita lihat intinya adalah :
Dalam al-Quran surat al-Baqarah kita melihat bahwa tekanan Islam dalam
Bila kita lihat bisnis yang merugi ini ada yang dilarang Allah yaitu bisnis yang
mendapat keuntungan tetapi cara yang digunakan dalam melakukan bisnis itu dilarang
Allah yaitu bisnis atau jual-beli minuman keras, jual-beli daging babi,daging anjing dan
ganjah serta narkoba,walaupun memperoleh keuntungan tapi dilarang Allah jadi bisnis
demikian termasuk bisnis yang merugi. Dalam al-Quran surat Fathir ayat 29 (berbahasa
Jadi jual-beli yang dilarang Allah itu ada bila cara melakukannya tidak sesuai dalam al-
a) Barang yang dihukumkan najis oleh agama yaitu jual-beli berhala, bangkai, babi,
4
Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam,(Jakarta : Bumi Aksara,2001) h.142
e) Jual-beli buah-buahan yang belum pantas dipanen.
g) Jual-beli yang samar sehingga kemungkinan ada penipuan, jual-beli ikan masih
didalam kolam.5
E. Investasi
Dalam ekonomi yang konvensional Investasi adalah penanaman modal yang dilakukan
oleh seseorang atau badan kepada pihak lain dengan tujuan mendapatkan laba atau deviden.
Bila dilihat dari pengertian itu maka terjadi hubungan kerjasama antara pihak yang satu
dengan pihak lainnya dan kerjasama ini diharapkan kedua belah pihak mendapat
keuntungan. Dan selain kerja sama juga terdapat penanaman modal ini bisa diartikan akad
antara dua pihak atau orang saling menanggung, salah satu pihak menyerahkan hartanya
kepada pihak lain untuk diperdagangkan dengan bagian yang telah ditentukan dari
Jadi Investasi ini bila dalam ekonomi Islam bisa dimaknakan dengan Mudharabah
yang berserikat dalam keuntungan (laba), karena harta diserahkan kepada yang
5
Opcit, h.81
c) Imam Hanabilah, mudharabah adalah ibarat pemilik harta menyerahkan
hartanya dengan ukuran tertentu kepada orang yang berdagang dengan bagian
Dengan demikian bila dilihat dari definisi itu maka bisa kita samakan makna
F. Keputusan Investasi
Bila investasi dalam ekonomi konvensional dilakakukan tentunya hasil dari keputusan
seorang investor maka dalam ekonomi Islam mudharabah dilakukan tentunya hasil
keputusan mudharib yaitu sebagian dari orang-orang yang melakukan dharb (perjalanan)
untuk mencari karunia Allah SWT, dari keuntungan investasinya. Dapat dilihat dalam al-
Quran surat al-Muzammil ayat 20 (berbahasa Arab dihalaman lapiran) yang artinya :
“Dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karuniah Allah”.
Jadi keputusan berinvestasi itu dibolehkan dalam al-Quran bahkan sangat disarankan
ini dapat dilihat pada surat yang lain yang kesemua itu dilakukan sesuai yang diperintahkan
Allah dan hal ini terdapat dalam surat As-Shad 24 (berbahasa Arab dihalaman lampiran)
yang artinya :
“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berkongsi (kerja sama) itu
sebagian mereka berbuat dzalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman
6
Opcit, h.137
Dan terdapat juga pada surat An-Nisa ayat 29 (berbahasa Arab dihalaman lampiran)
yang artinya :
“ Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu makan hak sesamamu dengan
jalan yang bathil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka
diantara kamu”.
selagi tidak ada yang didzalimin dan mendapatkan laba didapat dengan suka sama suka
sesuai al-Quran dan hadis maka keputusan itu mendapat ridho Allah SWT.
Manusia mempunyai kebutuhan dalam hidupnya untuk itu melakukan investasi dengan
tujuan mendapat keuntungan itu hal yang wajar atau bersifat manusiawi, dari tujuan laba itu
digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yaitu anak, istri dan sebagainya. Kalau
semua usaha (investasi) untuk mendapatkan harta benda memiliki tujuan tersendiri, maka
usaha dalam memenuhi tanggungan keluarga yang demikian juga dianggap sebagai jihad
Tujuan aktivitas ekonomi yang sempurna menurut Islam dapat diringkas sebagai
berikut :
digunakan ke jalan Allah terutama memberi bantuan dan sumbangan sosial, dan dapat
dilihat dalam al-Quran surat al-Ma’arij ayat 24-25 (berbahasa Arab dihalaman lampiran)
yang artinya :
“Di dalam harta kekayaan mereka (kaum hartawan) ada bagian tertentu yang
Dalam melakukan investasi yang benar tentunya dilakukan sesuai dengan tujuan
yang sempurna secara Islam yaitu sesuai dengan al-Quran dan hadis dalam hal ini tentu
untuk dianggap sabagai usaha menuju kejalan Allah. Melakukan bisnis,berinvestasi dan
H. Penutup
Dengan demikian dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa al-Quran menuntun
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup dan menuntun cara mencari kesejateraan hidup
Keputusan berinvestasi dan bisnis itu suatu tindakan yang diperbolehkan dan
terdapat dalam al-Quran, bila dilakukan untuk mencari keuntungan untuk kesejahteraan
keluarga dan keturunannya dengan cara yang diridhoi Allah, jadi tidak untuk menimbun
kekayaan.
Investasi sama maknanya dalam ekonomi Islam mudharabah sehingga ummat Islam
diperbolehkan melakukan investasi dengan tujuan sesuai aktivitas ekonomi Islam. Bisnis
atau tijarah, mudharabah, dan investasi ini termasuk dalam aktivitas ekonomi Islam.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Al-Quran Dan Terjemahan, Departemen Agama Republik Indonesia. Semarang : Toha
Putra, 1989
Ali, M.Daud. Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf. Jakarta : Universitas Indonesia
Perwata atmaja, Karnaen & Antonio, M. Syafi’i. Apa & Bagaimana Bank
Prawiranegara, Sjafruddin. Ekonomi dan Keuangan Makna Ekonomi Islam. Jakarta : Haji
Masagung, 1988
Shihab, M.Quraish. Sejarah & Ulum Al-Quran. Jakarta : Pustaka Firdaus, 2000
Siddiqi, M. Nejatullah. Kegiatan Ekonomi Dalam Islam. Jakarta : Bumi Aksara, 1991
Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah Membahas Ekonomi Islam. Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2002
Qardhawi, Yusuf. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta : Gema Insani Press,1997
Wilson, Rodney. Bisnis Menurut Islam Teori Dan Praktek, Jakarta : Intermasa, 1988
LAMPIRAN