2008020183
1. Korelasi penyakit dengan tanda gejala, faktor resiko, dan patofisiologi pasien
Tanda dan gejala
- Demam berulang tanpa sebab yang jelas
- Lesu
- Nafas berbunyi mengi
- Batuk jarang
- Muntah 5x/24 jm
- Kejang 2x selama 1 menit
- Malnutrisi
2. Data laboratorium klinik yang abnormal
Urin keruh Urin yang keruh merupakan tanda adanya urat, fosfat
atau sel darah putih (pyuria), polymorphonuclear
(PMNs), bakteriuria, obat kontras radiografi (Kemenkes
RI, 2011)
Jumlah eritrosit dalam urin Jumlah eritrosit melebihi nilai rujukan dalam urin dapat
meningkat menunjukan terjadi pendarahan di saluran kemih bagian
bawah. Diagnosis hematuria mikroskopik ditegakkan
apabila didapatkan lebih dari 5 eritrosit /LPB (Noer,
M.S., 2005)
1. Rifampisin
- Kelengkapan data: ada diagnosa (KDT-OAT), ada data keterangan infeksi (hasil
radiologi dan terdapat leukositosis), ada keterangan dosis, interval, cara pemberian,
dan lama pemberian (Rifampisin 75 mg 1 x 2 tablet)
- Penggunaan sesuai indikasi
- Tidak ada pilihan antibitotik lain yang lebih efektif
- Tidak ada pilihan antibiotik lain yang kurang toksik
- Tidak ada pilihan antibiotik lain yang lebih murah
- Tidak ada pilihan antibiotik lain yang lebih sempit spektrumnya
- Durasi pemberian tidak terlalu lama
- Durasi pemberian tidak terlalu singkat
- Tepat dosis
- Tepat rute pemberian
- Tepat waktu
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pemberian rifampisin pada pasien tepat (kategori
0)
2. Cefotaxime
- Kelengkapan data: ada diagnosa(HAP), ada data keterangan infeksi (hasil radiologi
dan terdapat leukositosis), ada keterangan dosis, interval, cara pemberian, dan lama
pemberian (Cefotaxim 500 mg/6 jam)
- Penggunaan sesuai indikasi (Cefotaxim merupakan sefalosporin generasi ketiga dan
merupakan salah satu antibiotik yang direkomendasikan sebagai terapi antibiotik
awal secara empirik untuk HAP ) (PDPI, 2003).
Untuk step selanjutnya tidak dapat dilanjutkan karena tidak ada data laboratorium
klinik tes kultur bakteri.
- Tidak ada pilihan antibitotik lain yang lebih efektif
- Tidak ada pilihan antibiotik lain yang kurang toksik
- Tidak ada pilihan antibiotik lain yang lebih murah
- Tidak ada pilihan antibiotik lain yang lebih sempit spektrumnya
- Durasi pemberian tidak terlalu lama
- Durasi pemberian tidak terlalu singkat
- Tepat dosis
- Tepat rute pemberian
- Tepat waktu
Gyssens IC. Antibiotic Policy. International Journal of Antimicrobial Agents 38S 2011 11– 20.
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia
Kemenkes RI. 2016. Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak. Jakarta.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Noer, M.S. 2005. Long Version Standard Intrial Steroid theraphy for Children witg Idiopathic
Nephrotic syndrome. Falio Medica Indonesia