Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN ANALISIS KASUS JURNAL

Di SusunOleh :
Agus Mujahidin 1914901210091

Aulia Fitriani 1914901210100

Diana Aprina 1914901210101

Ermina 1914901210105

Ersa Fahriza 1914901210107

Hirlianti 1914901210086

Yulinda Purwanti 1914901210163

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2020

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan keadaan fisisologis dapat diikuti proses patologis yang dapat
mengancam keadaan ibu dan janin (Prawirohardjo dalam Pratiwi 2015). Sekitar 15%
menderita komplikasi berat, dengan sepertiganya merupakan preeklampsia. Preeklampsia
merupakan salah satu penyebab angka kematian ibu dan dan janin, dengan angka kejadian
cukup tinggi (Prawirohardjo dalam Pratiwi 2015).
Preeklamsi merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas ibu dan janin,
menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 angka kematian ibu sangat
tinggi sekitar 830 wanita meninggal setiap hari di seluruh dunia akibat komplikasi terkait
kehamilan dan persalinan. Pada tahun 2015 sekitar 303.000 wanita meninggal selama dan
setelah kehamilan dan persalinan. Penyebab kematian ibu selama kehamilan adalah
perdarahan hebat, infeksi, tekanan darah tinggi selama kehamilan (preeklamsi dna eklamsi),
komplikasi dari persalinan, aborsi tidak aman selebihnya dikarenakan penyakit malaria dan
aids (World Health Organization (WHO), 2016).
Preeklamsia dapat menimbulkan komplikasi pada ibu berupa eklamsia, solusio
placenta, pendarahan subkapsula, kelainan pembekuan darah (DIC), sindrom HELP
(hemovilisis, elevated liver enzymes and low platelet count), ablasio retina, gagal jantung,
hingga syok dan kematian (Padila, 2015). Preeklamsi atau yang biasa disebut kehamilan
dengan hipertensi, tidak seperti hipertensi pada umumnya, tetapi mempunyai kaitan erat
dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi baik pada janin maupun ibu (Sabattani,
Supriyono, & Machmudah, 2016)
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi. Tahun 2012 AKI di
Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup (KH) dan mengalami kenaikan AKI tahun
2015 yaitu 305 per 100.000 KH. Hal ini masih jauh dari targetSustainable Development
Goals (SDGs) yaitu pada tahun 2030 mengurangi AKI hingga dibawah 70 per 100.000
kelahiran hidup. Berdasarkan Data Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2013
penyebab terbesar kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan 42%, eklamsia/preeklamsi
13%, abortus 11 %, infeksi 10%, partus lama 9% dan penyebab yang lain ada 15%
(Kemenkes, 2015).
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian Preeklampsia
Salah satu penyebab kematian ibu adalah preeklamsia, preeklamsia itu sendiri
adalah komplikasi kehamilan sindrom kehamilan yang terdiri dari tingginya tekanan
darah tinggi (hipertensi kehamilan), tingginya kadar protein dalam urin (hemaproteuria)
dan banyaknya cairan yang ditahan oleh tubuh (Sinsin dalam Fety Liszayanti &Sri
Rejeki, 2019)
Preeklampsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan
dalam masa nifas yang terdiri dari trias: hipertensi, proteinuri, edema, yang kadang-
kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu tersebut tidak menunjukkan tanda tanda
kelainan-kelainan vascular atau hipertensi sebelumnya. (Widi Sagita, 2020)
Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin
dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan
tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya
muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih(Nurarif & Hardhi 2015)
2. Etiologi Preeklampsia
Apayang menjadi penyebab preeklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum
diketahui .tetapi preeklampsia dan eklampsia hampir secara ekslusif merupakan penyakit
pada kehamilan pertama (Nulllipara). Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan
umur ekstrim, yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari
35 tahun (Nurarif & Hardhi 2015). namun terdapat beberapa teori yang menerangkan
penyebab terjadinya preeklampsia yaitu:
a. Implantasi plasenta disertai invasi trofoblastik abnormal pada pembuluh darah uterus.
Pada implantasi normal, arteriola spiralis uteri mengalami remodeling ekstensif
karena invasi oleh trofoblas endovaskular. Sel-sel ini menggantikan lapisan otot dan
endotel untuk memperlebar diameter pembuluh darah. Vena-vena hanya diinvasi
secara superfisial. Namun pada preeklampsia, mungkin terjadi invasi trofoblastik
inkomplit. Plasentasi yang kurang baik ini mengakibatkan stres oksidatif pada
plasenta sehingga terjadi retriksi pertumbuhan janin dan pelepasan faktor-faktor
plasental ke sistemik yang mencetuskan respons inflamasi serta aktivasi endotel
sistemik dan menimbulkan sindrom preeklampsia. (Cunningham& Gary, 2012).
Gambar 1:. Invasi trofoblastik abnormal (Cunningham & Gary. 2012)
b. Faktor imunologis dimana terjadi toleransi imunologis yang bersifat maladaptif di
antara jaringan maternal, paternal (plasental), dan fetal. Pada preeklampsia trofoblas
ekstravilus mengekspresikan antigen leukosit manusia G (HLA-G) yang bersifat
imunosupresif dalam jumlah yang kurang sehingga berpengaruh pada kecacatan
vaskularisasi plasenta. Faktor-faktor yang berperan terhadap reaksi radang yang
dipacu secara imunologis ini dirangsang oleh mikropartikel plasenta dan adiposit
(Cunningham& Gary. 2012).
c. Maladaptasi maternal terhadap perubahan kardiovaskular atau inflamatorik yang
terjadi pada kehamilan normal. Perubahan inflamatorik diduga merupakan kelanjutan
dari plasentasi yang abnormal. Iskemik yang diakibatkan karena karena kecacatan
dalam plasentasi mencetuskan respon dilepaskannya faktor-faktor plasenta yang
menyebabkan timbulnya sindrom preeklampsia (Cunningham& Gary. 2012).
3. Klasifikasi
Klasifikasi preeklampsidibagi 2 yaitusebagaiberikut :
a. Pre eklampsiaringan
Pre eklampsia ringan ditandai dengan :
1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring
terlentang, kenaikan diastolic 15 mmHg atau lebih dari tensi baseline (tensi
sebelum kehamilan 20 minggu), dan kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara
pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1
jam, atau berada dalam interval 4-6 jam.
2) Edama umum, kaki, jari tangan, danmuka, kenaikan berat badan 1 kg atau lebih
dalam seminggu.
3) Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kuantitatif 1+ atau 2+ pada urin
kateter atau mid stream (aliran tengah).
b. Pre eklampsiaberat
Pre eklampsia berat ditandai dengan :
1) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
2) Protein uria 5 gr ataulebih per liter
3) Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.
4) Adanya gangguan serebral atau kesadaran, gangguan visus atau penglihatan, dan
rasa nyeri pada epigastrium.
4. Patofisiologi Preeklampsia
Menurut Bobak, L, J. (2012) adaptasi fisiologi normal pada kehamilan meliputi
peningkatan volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vaskular sistemik
(systemic vascular resistance [SVR]), peningkatan curah jantung dan penurunan tekanan
osmotik koloid. Pada preeklampsia, volume plasma yang beredar menurun, sehingga
hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal. Perubahan ini membuat perfusi
organ maternal menurun, termasuk perfusi ke unit janin uteroplasenta. Vasospasme siklik
lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel – sel darh merah,
sehingga kapasitas oksigen maternal menurun. Vasopasme merupakan sebagian
mekanisme dasar tanda dan gejala yang menyertai pre eklamsia. Vasopasme merupakan
akibat peningkatan sensitivitas terhadap tekanan peredaran darah, seperti angiotensin II
dan kemungkinan suatu ketidak seimbangan abtara prostasiklin prostaglandin dan
tromboksan A2. Selain kerusakan endotelil vasospasme arterial turut menyebabkan
peningkatan permeabilitas kapiler. Keadaan ini meningkatkan edema dan lebih lanjut
menurunkan volume intra vaskular, mempredisposisi pasien yang mengalami pre
eklamsia mudah menderita edema paru.
Menurut Yeyeh &Rukiyah (2010) Vaskonstriksi merupakan dasar patogenesis PE-
E. Vasokonstriksi menimbulkan peningkatan total perifer resisten dan menimbulkan
hipertensi. adanya vasokonstriksi juga akan menimbulkan hipoksia pada endotel
setempat, sehingga terjadi kerusakan endotel setempat, sehingga terjadi kerusakan
endotel, kebocoran arteriol disertai perdarahan mikro pada tempat endotel. Selain itu
Hubel 1989 yang dikutip oleh Yeyeh & Rukiyah (2010) mengatakan bahwa adanya
vasokonstriksi arteri spiralis akan menyebabkan terjadinya penurunan perfusi utero
plasenta yang selanjutnya akan menimbulkan maladaptasi plasenta. Hipoksi/anoksia
jaringan merupakan sumber reaksi hiperoksidase lemak, sedangkan prose hiperoksidase
itu sendiri memerlukan peningkatan konsumsi oksigen, sehingga dengan demikian akan
menggangu metabolisme di dalam sel peroksidase lemak adalah hasil proses oksidase
lemak tak jenuh yang menghasilkan hiperoksidase lemak jenuh. Peroksidase lemak
merupakan radikal bebas. Apabila keseimbangan antara peroksidase terganggu diman
peroksidase dan oksidan lebih dominan maka akan timbul keadaan yang disebut stress
oksidatif. Pada PE-E serum anti oksidan kadarnya menurun dan plasenta menjadi sumber
terjadinya peroksidase lemak. Sedangkan pada wanita hamil normal serumnya
mengandung transferin, ion tembaga dan sulfhidril yang berperan sebagai antioksidan
yang cukup kuat. Peroksidase lemak beredar dalam aliran darh melalui ikatan lipoprotein.
Peroksidase lemak ini akan sampai kesemua komponen sel yang dilewati termasuk sel-sel
endotel tersebut. Rusaknya sel-sel endotel tersebut. Rusaknya sel – sel endotel akan
mengakibatkan antara lain: adhesi dan agresi trombosit, gangguan permeabilitas lapisan
endotel terhadap plasma, terlepasnya enzim lisosom, tromboksan dan serotinin sebagai
akibat rusaknya trombosit, produksi prostasiklin dan tromboksan, terjadi hipoksia
plasenta akibat konsumsi oksigen oleh peroksidase lemak.

5. Pathway
Gambar 2:Skema Patofisiologi Preeklampsia (Cunningham& Gary, 2012)
6. Manifestasi Klinis
Menurut Yuli (2017) diagnosis preeklamsia ditegakkan berdasarkan adanya gejala-
gejalan sebagai berikut
a. Penambahan berat badan yang berlebihan, terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa
kali.
b. Edema terjadi peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.
c. Hipertensi (di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit)
1) TD > 160/110 mmHg atau
2) Tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg
3) Diastolik>15 mmHg
4) Tekanan diastolic pada trimester ke II yang >85 mmHg patut di curigai sebagai
preeklamsi
d. Proteinuria
1) Proteinurea sebanyak 5 g dalam urin 24 jam atau pemeriksaan kualitatif +3 / +4.
2) Keluhan serebral,gangguan penglihatan atau nyeri epigastrium
3) Edema paru dan sianosis
4) Oliguria: Jumlah produksi urine 500 cc/24 jam atau <20 cc/jam yang disertai
kenaikan kreatinin darah
5) Keluhan cerebral, gangguan penglihatan atau nyeri daerah epigastrium.
6) Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) atau keterlambatan pertumbuhan janin
dalam kandungan.
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan menurut Nurarif& Hardhi 2015 yaitu:
a. Darah lengkap
b. Serum elektrolit
c. Sumber lain mengatakan Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur,
diukur 2 kali dengan interval 6 jam.Laboratorium : protein uri dengan kateter atau
midstream ( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala
kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini
meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml( Suyono, 2002).
d. Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/mingguTingkat kesadaran ; penurunan
GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak
e. USG;untuk mengetahui keadaan janin
f. NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin.
8. Penatalaksanaan
a. Preeklampsia ringan
Istirahat ditempat tidur merupakan terapi utama dalam penanganan preeklampsia
ringan. Istirahat dengan berbaring pada satu sisi tubuh menyebabkan aliran darah ke
plasenta dan aliran darah keginjal meningkat, tekanan vena pada ekstremitas bawah
menurun dan reabsorpsi cairan bertambah, selain itu dengan istirahat ditempat tidur
mengurangi kebutuhan volume darah yang beredar dan juga dapat menurunkan
teknan darah. Apabila preeklampsia tersebut tidak membaik dengan penanganan
konservatif, dalam hal ini kehamilan harus diterminasi jika mengancam nyawa
maternal.
b. Preeklampsia berat
Pada pasien preeklampsia berat segar harus diberi obat sedatif kuat untuk mencegah
timbulnya kejang. Apabila sudah 12-24 jam bahaya akut teratasi, tindakan terbaik
adalah menghentikan kehamilan sebagai pengobatan mencegah timbulnya kejang,
dapat diberikan larutan magnesium sulfat (MgSO4) 20% dengan dosis 4 gram secara
intravena loading dose dalam 4-5 menit. Kemudian lanjutkan dengan MgSO4 40%
sebanyak 12 gram dalam 500 cc Ringel laktat (RL) atau sekitar 14 tetes/ menit.
Tambahan magnesium sulfat hanya dapat diberikan jika diuresis pasien baik, refleks
patella positif dan frekuensi pernafasan lebih darai 16 x/ menit. Obat ini memiliki
efek menenangkan, menurunkan tekanan darah dan meningkatkan diuresis. Selain
magnesium sulfat, pasien dengan preeklampsia dapat juga diberikan klorpromazin
dengan dosis 50 mg secara intramuskular ataupun diazepam 20 mg secar
intramuskular.
B. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Data Subyektif
1) Umur biasanya sering terjadi pada primigravida, < 20 tahun atau> 35 tahun.
2) Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tekanan darah, adanya
edema, pusing, nyeri epigastrium, mual, muntah, penglihatan kabur, pertambahan
berat badan yang berlebihan yaitu naik> 1 kg/minggu, pembengkakan ditungkai,
muka, dan bagian tubuh lainnya, dan urin keruh dan atau sedikit (pada pre
eklamsia berat< 400 ml/24 jam).
3) Riwayat kesehatan ibu sebelumnya :penyakit ginjal, anemia, vaskuleresensial,
hipertensi kronik, dan DM.
4) Riwayat kehamilan: riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta
riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya.
5) Pola nutrisi: jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun
selingan.
6) Psikososial spiritual: emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh
karenanya perlu kesiapan moril untuk mengahadapi resikonya.
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam.
b) Palpasi :untuk mengetahui TFU. Letak janin, dan lokasi edema.
c) Perkusi :untuk mengetahui refles patella sebagai syarat pemberian SM jika
refles positif.
d) Auskultasi :mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress. Selain
itu, untuk pre eklam siaringan tekanan darah pasien> 140/90 mmHg atau
peningkatan sistolik> 30 mmHg dan diastolic > 15 mmHg dari tekanan biasa
(base line level / tekanan darah sebelumnya usia kehamilan 20 minggu).
Sedangkanuntuk pre eklamsia berat tekanan darah sistolik> 160 mmHg, atau
tekanan darah> 110 mmHg.
2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada Persalinan post term (Nanda-I. 2018)
adalah:
a. Nyeri akut (00132)
1) Definisi
Pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual maupun potensial, atau yang digambarkan sebagai
kerusakan, awitannya tiba-tiba atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat,
dengan berakhirnya dapat diantisipasi atau dipresiksi, dan dengan durasi kurang
dari 3 bulan:
2) Batasan karakteristik
● Perubahan selera makan
● Perubahan pada parameter fisiologis
● Perilaku distraksi
● Ekspresi wajah nyeri
● Sikap tubuh melindungi
● Sikap melindungi daerah nyeri
3) Faktor yang berhubungan
Agen cedera biologis (spasme korteks cerebri)
b. Ketidakefektifan pola nafas (00032)
1) Definisi
Inspirasi dan ekspirasi yang tidak member pentilasi adekuat
2) Batasan karakteristik
● Pola napas abnormal
● Pernapasan bibir
● Takipnea
● Penurunan ventilasi semenit
● Penururnan kapasitas vital
● Fase ekspirasi memanjang
3) Faktor yang berhubungan
● Keletihan
● Ansietas
● Nyeri
● Obesitas
● Keletihan otot pernafasan
c. Ansietas ( 00146)
1) Definisi
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon otonom:
perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
2) Batasan karakteristik
● Perilaku
● Afektif
● Fisiologis
● Simpatis
● Parasimpatis
● Kognitif
3) Faktor yang berhubungan
● Ancaman pada kematian
● Stressor
● Hubungan interpersonal
● Penularan interpersonal
d. Resiko cedera (00035)
1) Definisi
Rentan mengalami cedera fisik akibat kondisi lingkungan yang berinteraksi
dengan sumber adaftasi dan sumber defensife individu, yang dapat menganggu
kesehatan
2) Faktor resiko
● Kurang sumber nutrisi
● Pajanan pada pathogen
● Hambatan fisik
3) Kondisi terkait
Edema ektremitas
3. Perencanaan
Diagnosa
No No. Dx NOC NIC
keperawatan
1 00132 Nyeri akut a. Pain Level, a. Lakukan pengkajian nyeri secara k
b. Pain control b. Observasi reaksi nonverbal dari ke
c. Comfort level
c. Gunakan teknik komunikasi
mengetahui pengalaman nyeri klie

d. Kaji kultur yang mempengaruhi re

e. Evaluasi pengalaman nyeri masa l

f. Evaluasi bersama klien dan tim k


ketidakefektifan kontrol nyeri mas

g. Bantu klien dan keluarga u


menemukan dukungan

h. Kontrol lingkungan yang dapat


seperti suhu ruangan, pencahayaan

2 00032 Ketidakefektifan a. Respiratory status: a. Monitor respirasi dan status oksig


pola nafas ventilation
b. Manajemen jalan napas
b. Respiratory status: airway
c. Pemantauan tanda vital
patency
d. Pantau pola pernapasan ,
c. Vital sign status
e. auskultasi suara napas
f. Ajarkan teknik relaksasi
g. Posisikan pasien untuk memaksim

3 00146 Ansietas a. Anxiety control, a. Gunakan pendekatan yang menena


b. Coping, b. Nyatakan dengan jelas harapan ter
c. Impulse control
c. Jelaskan semua prosedur dan apa y
prosedur

d. Pahami prespektif klien terhdap si

e. Temani klien untuk memberi


mengurangi takut

f. Berikan informasi faktual mengen


prognosis

4 00035 Resiko cedera a. Immune status 1. Kaji adanya masalah SSP (mis, sa
b. Knowledge :infection penglihatan).
control 2. Tekankan pentingnya pasien melapo
c. Risk control gejala yang berhubungandengan SSP
3. Perhatikan perubahan pada tingkat k
4. Kaji tanda-tanda eklamsia yang dati
sampai 4+) dari reflek tendon dalam
kaki, penurunan nadi dan pernafas
dan oliguria (kurangdari 50ml/jam).
5. Implementasitindakanpencegahanke
BAB 3
TINJAUAN KASUS

Tanggal masuk : 02 Agustus 2020 Jam masuk :15.15 WITA


Ruang/Kelas :Paviliun Ibnu Sina Kamar No : II A
Tanggalpengkajian : 02 Agustus 2020 Jam :15.20WITA

1. Identitas
1.1 Nama klien :Ny. N Nama suami : Tn.H
1.2 Umur : 38 tahun Umur : 38 tahun
1.3 Suku/Bangsa : Banjar Suku/Bangsa : Banjar
1.4 Agama : Islam Agama : Islam
1.5 Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
1.6 Pekerjaan : IRT Pekerjaan : swasta
1.7 Alamat :Jl.AKTDRT 14 NO 31 Alamat :Jl.AKTDRT14NO 31
1.8 Status perkawinan : kawin Lama perkawinan : 3 tahun

2. RiwayatKesehatan
2.1 Keluhan utama
Klien mengeluh sesak nafas, terjadi pembengkakan pada kedua tungkai kakinya,
pandangan kabur dan merasa pusing hilang timbul.
2.2 Riwayat kesehatan saat ini
Klien mengeluh merasa sesak nafas dan klien mengatakan sangat sulit saat bernafas.
Klien mengatakan terjadipembengkakan dikedua tungkai kakinya. Klien juga
mengatakan ia kadang merasa pusing hilang timbul dan klien mengatakan pandangan
terasa kabur. Klien mengatakan keluhan ini sudah dirasakan sejak 1 bulan yang lalu.
Tanda-TandaVital
TD : 190/100 mmHg
N : 86 x/ m
RR : 28 x /m
T : 360C
Spo2 : 94% (sebelum diberikan Terapi O2)
2.3 Riwayat sebelum MRS:
Klien mengatakan mengalami tekanan darah tinggi selama kehamilan dan mengalami
kenaikan berat badan yang cukup banyak selama hamil. Klien juga mengatakan bahwa
kakinya mengalami pembengkakan sehingga ia dan suami memutuskan membawa ke
rumah sakit.
2.4 Riwayat kesehatan lalu:
Klien mengatakan mengatakan pernah mengalami keguguran anak pertama saat janin
berumur 10 minggu karena aktivitas yang berat. Klien mengatakan bahwa ia tidak pernah
memiliki riwayat hipertensi sebelumnya. Klien juga mengatakan ia tidak memiliki
riwayat penyakit menular sebelumnya.
2.5 Riwayat kesehatan keluarga :
Klien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat hipertensi, dan
penyakit menular lainnya
3. Riwayat obstetrik
3.1 Riwayat menstruasi
Menarche usia : 14 tahun
Siklus : teratur (√)
Lamanya : 5 hari
Keluhan selama haid : tidak ada, hanya nyeri biasa
3.2 Riwayat konstrasepsi
Kontrasepsi : Tidak ada
Lama Penggunaan :-
Keluhan :-
3.3 Riwayat kehamilan dan persalinan lalu

No Tahun Tempat Penolong Persalinan UK J BBL H/M


K
1. 2018 - -- abortus 10 minggu - - M

3.4 Riwayat kehamilan saat ini


Status obstetrik :G2P0A1
HPHT : 1 februari 2020
HPL : 8 November 2020
BB sebelum hamil : 55 Kg TD sebelum hamil:110/80
ImunisasiTT : Ya , berapa kali: 2 kali
4. Pemeriksaan Fisik dan pengkajian Gordon
4.1 Persepsi terhadap kehamilan dan manajemen kesehatan selama hamil:
Klien mengetahui bahwa kesehatan kehamilannya sangat penting sehingga klien kontrol
kehamilannya rutin sesuai jadwal di KIA.
4.2 Kognitif dan perceptual
Klien mengatakan menerima kehamilannya saat ini
4.3 Persepsi diri dan konsep diri
Klien menerima dengan segala kondisi yang terjadi terhadap dirinya dan klien
mengatakan bersabar atas penyakitnya dan mempercayakan kesehatannya kepada tim
kesehatan yang merawatnya.
4.4 Peran dan hubungan :
Peran klien bertambah yaitu menjadi calon ibu bagi bayinya, hubungan klien dengan
keluarga, teman dan lingkungannya tidak ada masalah.
4.5 Seksualitas dan reproduksi :
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan seksualitas dan reproduksi.
4.6 Koping dan mekanisme stress :
Klien mengatakan ia selalu mendiskusikan segala hal yang terjadi dengan dirinya kepada
suami nya.
4.7 Nilai dan kepercayaan terhadap kehamilan :
Klien mengatakan melaksanakan shalat wajib 5 waktu, klien percaya bahwa jika ia
berdoa maka akan diberi kemudahan dan kelancaran dalam proses kehamilannya.
Kliendan keluarganyadapatberdoa agar janin yang ia kandung tetap sehat dan agar
segera cepat pulang kerumah.Klien juga mengatakan bahwa apapun yang terjadi
padanya semua adalah kehandak Allah SWT. Klien mengatakan tidak ada pengobatan
atau tindakan keperawatan yang bertentangan dengan kepercayaannya.
4.8 Penerimaan terhadap kehamilan :
Klien mengatakan sangat bersyukur akan kehamilan nya sekarang karena ini adalah hal
yang sangat dinanti-nantikan ia dan suaminya selama ini. Klien mengatakan semoga
kehamilannya ini selalu sehat.
4.9 Kepala dan leher
4.9.1 Kepala
Inspeksi :Rambutwarna hitam, rambut panjang, penyebaran rambut
berdistribusi dengan norma, tidak berketombe, tidak mudah rontok,
bentuk kepala normal
Palpasi : tidak ada benjolan pada kepala, tidak ada nyeri tekan, dan tekstur
rambut halus.
4.9.2 Mata
Inspeksi : Mata tampak simetris kiri dan kanan, Konjungtiva anemis, sclera
tidak ikterik, Pelpebra tidak edama dan tidak ada radang, tidak ada
tanda-tanda kelainan pada mata, fungsi penglihatan baik, klien tidak
menggunakan alat bantu melihat, pupil isokor dan Refleks pupil
terhadap cahaya normal membesar ketika berada di tempat gelap,
atau mengecil ketika terkena cahaya.
4.9.3 Hidung
Inspeksi : bentuk hidung normal, tidak ada secret atau cairan yang keluar dari
hidung klien, ada terdapat pernapasan cuping hidung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
4.9.4 Mulut
Inspeksi :mulut klien bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi atau radang pada
mulut, gigi klien lengkap, mulut tidak berbau, lidah klien tidak
kotor, bibir klien tampak pucat dan klien tidak ada keluhan pada
bagian mulut.
4.9.5 Telinga
Inspeksi : Struktur telinga simetris antara kiri dan kanan, posisi telinga normal,
kebersihan telinga cukup bersih, fungsi pendengaran baik dan klien
tidak menggunakan alat bantu dengar
4.9.6 Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak terdapatt benjolan pada
leher dan Tidak terdapat pembesaran vena jugularis
Palpasi : kelenjar tyroid tidak teraba, tidak ada kaku kuduk dan pembesaran
kelenjar limfe
4.10 Dada
4.10.1 Jantung
Inspeksi :tidak ada pulsasi dan ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada dada dan ictus cordis tidak teraba
Perkusi : pekak pada bagian jantung
Auskultasi : s1 dan s2 tunggal tidak ada bunyi jantung tambahan.
4.10.2 Paru-Paru
Inspeksi : bentuk dada simetris, irama pernafasan cepat dan dangkal, terlihat
bernafas menggunakan otot bantu pernafasan, adanya pernafasan
cuping hidung, penggunaan pernafasan perut, dan terdapat retraksi
dinding dada
Palpasi : vocal fremitus dada dan kiri sama, tidak teraba massa pada dada dan
tidak ada nyeri tekan pada dada.
Pekusi : Redup sebelah kanan dan kiri
Auskultasi : suara nafas vasikuler dan terdengar suara napas tambahan
4.10.3 Payudara
Inspeksi :ukuran payudara tampak simetris, tidak tampak adanya benjolan
pada payudara, areola hiperpigmetasi, putting susu menonjol
Palpasi : tidak terdapat benjolan pada ke dua payudara

4.11Abdomen
Inspeksi : Tampak abdomen tidak ada luka, terdapat pigmentasi, terdapat linea
nigra, terdapat striae
Auskultasi : Bising usus terdengar 12 kali per menit
DJJ : 136x menit
Palpasi :
Kontraksi : Tidak
Leopod I : TFU 27 cm diatas simpisis, bagian atas teraba kepala
Leopod II : punggung janin teraba disebalah kanan
Leopod III : bagian bawah teraba bokong janin
: penurunan kepala :Belum
Leopod IV : bagian masuk PAP tidak ada
Perkusi : pada saat diperkusi terdengar tympani
4.12Nutrisi dan Cairan
Nafsu makan : Baik
Antropometri : BB 75 Kg TB 158 cm
Laporan asupan makan selama 2 – 3 hari Klien mengatakan makan 3x sehari dan habis
1 porsi. Dan minum 7gelas(1750 cc) per harinya. Klien tidak mual muntah.
4.13Istirahat dan kenyamanan
Pola tidur : Sebelum tidur klien membaca doa , lama tidur7 jam
Pola tidu rsaat ini : klien mengatakan biasa tidur siang 1 jam, dan tidur malam
selama 6 jam
Gangguantidur : klien mengatakan tidur dengan nyeyak

4.14Mobilisasi dan Latihan


Tingkat mobilisasi :klien mengatakan lemah, ketika dirumah aktivitas klien seperti
biasa, akan tetapi lebih membatasi aktivitas yang berat-berat.
Latihan/senam : klien mengatakan tidak pernah senam.
4.15Ekstremitas
Varieses : Tidak
Edema : Tungkai kaki klien tampak bengkak, pitiing edema 2+ ( menghilang
dalam 10-15 detik)
Reflek patella : +++
4.16Perineum dan Genital
Inspeksi : tidak ada varises, vagina tampak bersih , tidak ada keputihan, tidak ada
tanda-tanda infeksi, tidak ada cairan keluar dari vagina, tidak ada bekas
luka episiotomi pada perineum,
4.17Eliminasi
Urin /hari : Volume :750cc
BAB : konstipasi :Tidak Konsistensi : lembek : 1/hari

5. Hasil Pemeriksaan Penunjang USG/Rontgen


Pemeriksaan Laboratorium :
Protein uria : +2
6. Terapi
terapi Dosis Rasional
Oksigen 2 lpm Memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan
cara melancarkan saluran masuknya oksigen sehingga
konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh

7. Analisa data
No. Data Etiologi Problem
1. DS : Penimbunan cairan pada Ketidakefekt
paru (Edem Paru) ifan pola nafas
- Klien mengeluh merasa sesak nafas
(00032)
- klien mengatakan sangat sulit saat
bernafas

DO : (Diagnosis
Keperawatan Nanda
− Klien tampak sesak
Internasional 2018-
− Klien tampak menggunakan otot
2020. Hal 228)
bantu pernafsan
− Irama pernafasan cepat dan dangkal
− adanya pernafasan cuping hidung
− penggunaan pernafasan perut
− terdapat retraksi dinding dada
− Perkusi :Redup sebelah kanan dan
kiri
− Tanda-Tanda Vital

TD : 190/100 mmHg

N : 86 x/ m

RR : 28 x /m

T : 360C

Spo2 : 94%(sebelum diberikan


Terapi O2)

- Terpasang o2 : 2 lpm

2. DS : Terjadinya vasospasme Ketidakefektifan


arterional perfusi jaringan
- klien mengeluh pusing
cerebral (00204)
- Klien mengeluh pandangannya
kabur.
- Klien mengatakan mengalami
(Diagnosis
tekanan darah tinggi selama
Keperawatan Nanda
kehamilan dan mengalami kenaikan
Internasional 2018-
berat badan yang cukup banyak
selama hamil 2020. Hal 236)

DO :

- Klien tampak pucat


- Crt lebihdari 2 detik
- Akral dingin
- Nadi teraba lemah
- Klien mengatakan mata kabur
- bibir klien tampak pucat
- Konjungtivaanemis
- Tanda-Tanda Vital
TD : 190/100 mmHg

N : 86 x/ m

RR : 28 x /m

T : 360C

Spo2 : 94%(sebelum
diberikan Terapi O2)

3. DS : Kerusakan fungsi Kelebihan volume


glumerolus sekunder
- klien mengatakan kedua tungkai cairan (00026)
terhadap penurunan
kaki bengkak
cardiac output
- Klien mengatakan mengalami
tekanan darah tinggi selama (Diagnosis
kehamilan dan mengalami kenaikan Keperawatan Nanda
berat badan yang cukup banyak Internasional 2018-
selama hamil
- Klien juga mengatakan bahwa
2020. Hal 183)
kakinya mengalami
pembengkakan sehingga ia dan
suami memutuskan membawa ke
rumah sakit.
-

DO :

- Tungkai kaki klien tampak bengkak


- BB klien sebelum hamil 55 KG , BB
selama hamil 75 KG
- Protein uria : +2
- Pitiing edeme 2+ (menghilang
dalam 10-15 detik)
- Urin /hari : Volume :750cc
- Tanda-Tanda Vital

TD : 190/100 mmHg

N : 86 x/ m

RR : 28 x /m

T : 360C

Spo2 : 94%(sebelum diberikan


Terapi O2)

8. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifanpolanafas b/d Penimbunan cairan pada paru (Edem Paru)
b. Ketidakefektifanperfusijaringanperiferb/d Terjadinya vasospasme arterional
c. Kelebihan volume cairan b/d Kerusakan fungsi glumerolus sekunder terhadap penurunan
cardiac output
9. Perencanaan
N No Diagnosa
Diagnosa Nursing Outcome Nursing Intervention
O Keperawatan
1 (00032) Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Auskultasi suara nafas, catat 1. Mengeta
pola nafas b/d asuhan keperawatan 1 adanya suara tambahan tambaha
penimbunan x 30 menit nafas un
cairan pada paru ketidakefektifan pola
(edema paru) nafas dapat teratasi 2. Mengeta
dengan kriteria hasil : 2. Monitor status respirasi klien dan k
apakah
● Frekuensi, irama
atau tida
kedalaman
pernafasan dalam
3. Perubaha
batas normal
mengind
● Tidak ada 3. Monitor vital sign
perubaha
menggunakan otot
yang ber
bantu pernafasan
kesehata
(seperti : cuping
hidung)
4. Memaksi
● Respiran dalam
dan meng
rentang normal
( 16-20x menit)
5. Memban
● Spo2 dalam 4. Posisi klien posisi semi fowler
pernafasa
rentang normal
dan me
(98%)
klien.

5. Kolaborasi dengan tim medis


lainnya dalam pembian terapi
oksigen (O2)
2 (00204) Ketidakefektifan setelah dilakukan 1. Awasi tanda vital kaji pengisian 1. Member
perfusi jaringan asuhan keperawatan 1 x kapiler, warna kulit/membrane derajat/k
perifer b/d 30 menit diharapkan mukosa, dasar kuku. jaringan
terjadinya Ketidakefektifan menetuk
vasospasme perfusi jaringan perifer interven
arterional teratasi dengan kriteria
hasil : 2. Observasi adanya pucat,sianosis 2. Vasontr
dan catat kekuatan nadi perifer penerun
● Menunjukkan
dibuktik
perfusi adekuat
perfusi
● Tekanana darah
nadi
dalam rentang
normal (120/80
3. Kaji tanda eritema dan edema 3. Indikato
mmHg)
vena
● CRT < 2 detik
4. Melanca
● Konjungtiva tidak
4. Lakukan Massage di bagian kaki didalam
anemis
sakit yan
● Bibir tidak pucat

5. Memaks
5. Kolaborasi dengan tim medis oksigen
lainnya dalam pemberian terapi
oksigen tambahan sesuai
indikasi.

6. Kolaborasi dengan tim medis


6. Memban
lainnya dalam pemberian obat
penuruan
anti hipertensi.
3 (00026) Kelebihan Setelahdilakukantindak 1. Monitor status cairan, 1. Pengkaji
volume cairan ankeperawatanselama timbangberatbadanharian, lanjutanu
b/d Kerusakan 1x 60 menit kelebihan keseimbangan input dan output, andanme
fungsi volume turgor kulitdanadanya edema,
glumerolus cairantidakterjadidenga tekanandarah,
sekunder nkriteriahasil : denyutdaniramanadi 2. Pemanta
terhadap ● keseimbangan putcairan
penurunan intake dan output 2. Monitor danhitung intake danout penentua
cardiac output cairan putcairanselama 24 jam sien.
● tidak ada pitting
edema 3. Hiperten
● tanda-tanda vital menunju
normal.
● mempertahankan 4. Membata
urin output sesuai terapi un
usia (50cc perjam) 3. Monitor ttvterutama TD volume c
memban
4. Batasi masukan cairan klien penuruna
selama perawatan dan pengobatan cairan
berlangsung 5. Mempela
dan me
pembeng

6. Diuretic
bertujuan
5. Posisikan klien dengan posisi
volume
trendelenburg
danmenu
ngansegi
erjadinya

6. Kolaborasi dengan tim medis


lainnya dalam
pemberianmedikasiseperti
diuretic
BAB 4
ANALISIS JURNAL

1. Pendahuluan
a. Definisi Pre Eklampsia
Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan sindrom kehamilan yang terdiri dari
tingginya tekanan darah tinggi (hipertensi kehamilan), tingginya kadar protein dalam
urin (hemaproteuria) dan banyaknya cairan yang ditahan oleh tubuh. Tekanan darah
tinggi (hipertensi) akibat kehamilan itu sendiri adalah tekanan darah yang lebih tinggi
dari 140/90 mmHg yang berpotensi menyebabkan masalah serius pada kehamilan
(Simkin & Dkk, 2008).
b. Terapi Rendam Kaki Dengan Air Hangat dan Serai
Secara ilmiah rendam kaki khususnya dengan air hangat mempunyai banyak manfaat
bagi tubuh, khususnya dalam memperlancar peredaran darah. Merendam kaki ke dalam
air hangat dapat meningkatakan sirkulasi, mengurangi edema, meningkatkan relaksasi
otot. Terapi rendam kaki (hidroterapi kaki) ini juga mampu meningkatkan sirkulasi darah
dengan memperlebaar pembuluh darah sehingga lebih banyak oksifgen ke jaringan yang
mengalami pembengkakan. Banyak metode yang dapat diterapkan dengan merendam
kaki dalam air hangat dan serai. serai juga dapat melancarkan peredaran darah dan untuk
relaksai otot dan sendi (Wulandari, Arifianto, & Sekarningrum, 2016).
c. Massage Aromatheraphy Lavender
Pijat aromatherapy lavender merupakan pilihan terapi lain selain relaksasi nafas dalam,
dimana terapi ini menggunakan minyak esensial dengan aroma lavender yang mampu
menembus kulit danterserap ke dalam tubuh, sehingga memberikan pengaruh
penyembuhan dan menguntungkan pada berbagai jaringan dan organ internal
(Koensoermardiyah, 2013). Secara fisiologis, pijatan dengan aromatherapy lavender
merangsang dan mengatur tubuh, memperbaiki aliran darah dan kelenjer getah bening,
sehingga oksigen, zat makanan, dan sisa makanan dibawa secara efektif dari jaringan
tubuh dan plasenta. Dengan pijat aromatherapy lavender bisa menurunkan emosi,
merelaksasi dan menenangkan saraf, serta membantu menurunkan tekanan darah.

2. Kasus dan skenario klinis


Ny. N umur 38 tahun dg G2 P0 A1 dirawat d ruang paviliun ibnu sina RS islam bjm. Klien
mengeluh merasa sesak nafas dan terjadi pembengkakan dikedua tungkai kakinya. Klien
juga mengatakan ia kadang merasa pusing hilang timbul, pandangannya terasa kabur dan
Klien mengatakan keluhan ini sudah dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Klien mengatakan
mengalami tekanan darah tinggi selama kehamilan dan mengalami kenaikan berat badan
yang cukup banyak selama hamil dan kakinya mengalami pembengkakan sehingga ia dan
suami memutuskan membawa ke rumah sakit.Dari hasil pengkajian didapatkan usia gestasi
28 minggu

Klien mengatakan pernah keguguran anak pertama saat janin berumur 10 minggu krn
aktivitas yg berat dan sebelumnya tidak pernah menderita Hipertensi.

Tanda-Tanda Vital : TD : 190/100 mmHg, N : 86 x/ m, RR : 28 x /m, T : 36 0C, Spo2:94%,


BB sblm hamil 55kg, BB saat hamil 75kg, protein uria +2, Klien terpasang 02 2 lpm,
Tampak edema dikedua tungkai bawah

3. Rumusan Masalah
Pertanyaan Klinik :
1. Mana yang lebih efektif antara terapi rendam kaki dengan air hangat dan serai dengan
massage aromatherapy lavender
Patient : Ibu Hamil
(Patient,
Population or Population : Seluruh ibu hamil dengan pre eklampsi
problem)
Problem :Pre Eklampsi

(Interven
TerapiRendam Kaki Dengan Air Hangat dan Serai
tion)

(Comparasion
or Massage Aromatheraphy Lavender
Intervention)

(Outco
Perubahan Tekanan Darah Ibu Hamil Preeklampsi
me)

Keyword:
Pre eklampsia, terapirendam kaki dengan air hangat dan serai, Massage
Aromatheraphy Lavender
4. Metode /startegi penelurusan bukti
a. Pengaruh Terapi Rendam Kaki Dengan Air Hangat dan Serai Terhadap Tekanan Darah
Ibu Hamil Penderita Pre Eklamsi. Alamat jurnal: Jurnal Prosiding Mahasiswa Seminar
Nasional Unimus (Volume 2),WaktuPenelitian: Maret-April 2019
b. Pengaruh Massage Aromatheraphy Lavender Terhadap Perubahan Tekanan
Darah Pada Ibu Hamil Dengan Pre Eklampsi Di PBM. Lilis Suryawati Desa
Sambong Dukuh Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. Alamat Jurnal:
https://www.researchgate.net/Waktu Penelitian : 2018

5. Hasil penelusuran bukti/telaah jurnal

No Jurnal Validity Important Applicable


1. Pengaruh Terapi a. Desain Penelitian Dari hasil analisa a. Hasil penelitian ini
Rendam Kaki dapat diketahui
Penelitian ini dapat di terapkan,
Dengan Air perubahan nilai
Hangat dan Serai merupakan Diastolik sebelum karena tindakannya
Terhadap Tekanan perlakuan dan sesudah
kuantitatif dengan yang sederhana dan
Darah Ibu Hamil perlakuan dari 15
Penderita Pre desain penelitian responden dengan mudah
Eklamsi menggunakan Uji
Quasy Eksperiment b. Rendam kaki air
Paired t-test dapat
dengan rancangan dilihat bahwa terjadi hangat dan serai
penurunan yang
penelitian yang dapat menurunkan
signifikan pada
digunakan One tekanan darah tekanan darah,
Diastolik. Penurunan
Group Pretest and dengan kata lain
terjadi pada semua
Posttest Design responden. Rata-rata terapi ini efektif
(Mean) penurunan
Without Control. terhadap penurunan
tekanan darah
b. Populasi dan Diastolik sebesar tekanan darah pada
4.607 mmHg, dengan
sampel ibu hamil penderita
penurunan tekanan
Populasi dalam darah diastolik preeklamsia. Hal ini
terendah (Lower)
penelitian ini adalah karena Salah satu
sebesar 3.571 mmHg
Populasi adalah ibu dan penurunan khasiat serai adalah
tekanan darah
hamil preeklampsia menurunkan tekanan
Diastolik tertinggi
yang memeriksakan sebesar 5.642 mmHg. darah, penelitian telah
Uji ini menghasilkan
kandungannya di dilakukan pada
nilai P values 0.000.
poli kandungan potensi ekstrak serai
Puskesmas sebagai sumber zat
Gayamsari, hipolipidemik yang
c. Besar sampel dapat menurunkan
Jumlah sampel resiko hipertensi.
untuk penelitian ini Efek hipolipidemik
sebanyak 15 tercatat dengan
d. Pengumpulan pengurangan nyata
sampel dalam tingkat
Teknik pengambilan kepadatan lipid yang
sampel rendah dalam aliran
menggunakan darah. Senyawa anti
purposive hipertensi flabonoid
samplingresponden. dan alkaloid yang
e. Pengukurannya : terkandung di dalam
ekstrak serai karena
Instrumen yang
mengandung minyak
digunakan untuk
intervensi penelitian
adalah lembar esensial.
obeservasi,
thermometer air dan
tensimeter
2. Pengaruh a. Desain penelitian : Dari hasil a. Hasil penelitian
Massage Desain penelitian menunjukkan ini lebih mudah
Aromatheraphy ini adalah pada tekanan dalam
Lavender penelitian darah sistolik mengaplikasikan-
Terhadap eksperimen semu kedua kelompok
nya,dapat
Perubahan atau quasy nilai p-value
dilakukan dirumah
Tekanan Darah experiment dengan 0,003 dan nilai
oleh ibu, resiko
Pada Ibu rancangan control Z -4,007.
yang terjadi dlam
Hamil Dengan time series design Sedangkan
penerpannya
Pre Eklampsi dimana dalam tekanan darah
rendah
Di PBM. Lilis penelitian ini diastolic pada
Suryawati menggunakan dua kedua kelompok b. Pada pemijatan

Desa Sambong kelompok yang p-value 0,000 aromatherapy

Dukuh terbagi dalam dan nilai Z lavender peneliti

Kecamatan kelompok eksperimen -5,559. Maka memposisikan ibu


Jombang dan kelompok terdapat adanya hamil dengan
Kabupaten kontrol perbedaan berbaring miring kiri,
Jombang b. Populasi dan sampel signifikan perut diganjal bantal
: antara tekanan kecil dan antar kaki
Populasi ibu hamil darah kelompok diganjal bantal. Posisi
dengan pre eklampsi eksperimen yang ini memberikan efek
yang periksa mendapat maksimal pada
kesehatan di BPM perlakuan dan penurunan tekanan
Lilis Suryawati. kelompok darah. Hal ini sesuai
Sampel sebesar 50 kontrol yang dengan penjelasan
responden, dimana tidak mendapat bahwa pada posisi
25 responden perlakuan berbaring tekanan
menjadi kelompok karena nilai p- darah seseorang akan
kontrol dan 25 value ≤ 0,05. lebih rendah, dengan
menjadi kelompok tidur miring ke kiri
eksperimen memberikan
c. Besar sampel : keuntungan untuk ibu
Besar sampel yaitu dan bayi akan
50 dengan 25 sampel mendapatkan aliran
di setiap kelompok. darah dan nutrisi
d. Pengumpulan maksimal ke plasenta
sampel : karena vena besar
- Di jurnal tidak dibelakang sebelah
disebutkan kanan spina
kriteria inklusi mengembalikan
dan eklusi aliran darah tubuh
- Teknik sampling bagian bawah ke
accidental jantung
sampling
e. Pengukurannya
Pemeriksaan Tekanan
Darah dengan
sfigmomanometer
yang terkalibrasi

6. Diskusi :
Perbandingan antara Pengaruh Terapi Rendam Kaki Dengan Air Hangat dan Serai Terhadap
Tekanan Darah Ibu Hamil Penderita Pre Eklamsi. Kelebihan dari terapi rendam kaki dengan
air hangat antra lain hemat biaya, memberikan manfaat yang banyak karena salah satu
khasiat serai adalah menurunkan tekanan darah, penelitian telah dilakukan pada potensi
ekstrak serai sebagai sumber zat hipolipidemik yang dapat menurunkan resiko hipertensi.
Efek hipolipidemik tercatat dengan pengurangan nyata dalam tingkat kepadatan lipid yang
rendah dalam aliran darah. Senyawa anti hipertensi flabonoid dan alkaloid yang terkandung
di dalam ekstrak serai karena mengandung minyak esensial, serta lebih mudah dalam
mengaplikasikannya. Namun terapi rendam kaki dengan air hangat memiliki beberapak
kekurangan seperti tidak bisa dilakukan oleh orang yang terluka kakinya . Sedangkan untuk
Pijat aromatherapy lavender pada ibu hamil memberikan pengaruh yang positif terhadap
penurunan tekanan darah ibu hamil dengan preeklampsia. Pijat aromatherapy lavender
merupakan metode stimulasi pijat yang mempunyai dampak untuk melebarkan pembuluh
darah dan memperbaiki peredaran darah didalam jaringan tersebut, sehingga mempermudah
proses distribusi oksigen dan zat sari makanan ke dalam sesmua sistem tubuh. Stimulus pada
pemijatan dengan aromatherapy lavender mengakibatkan peningkatan aktifitas sel sehingga
akan memperlancar proses pertukaran oksigen di dalam tubuh. Pijat aromatherapy lavender
memberikan efek penurunan tekanan darah melalui tahapan relaksasi, penurunan aktifitas
kardiovaskular, peningkatan vasodilatasi, peningkatan VEGf, menurunkan SFlt-1 pada
plasma dan menurunkan tekanan darah. Tetapi dari segala kelemahan tersebut,
apakah ibu hamil pre eklampsi yang toleran dengan bau lavender atau tidak,
karena tidak semua ibu hamil menyukai aroma lavender, apabila ibu hamil
dengan pre eklampsi tetapi ibu tersebut tidak menyukai aroma lavender dan
tetapi dimasukan sebagai responden penelitian, maka hasilnya penelitian
tidak akurat, apabila ibu hamil dengan pre eklampsi dan ibu tersebut
menyukai aroma lavender maka aka nada hasil yang signifikan dari pemberian
pijat aromatherapy lavender karena metode stimulasi pijat yang mempunyai
dampak untuk melebarkan pembuluh darah dan memperbaiki peredaran darah
didalam jaringan tersebut, sehingga mempermudah proses distribusi oksigen
dan zat sari makanan ke dalam sesmua sistem tubuh.kurang begitu efektif.
Selain itu dari bahan yang digunakan aromatherapy lavender yang mungkin
sulit untuk didapatkan oleh ibu sehingga dapat menyusahkan untuk
dipraktikan dirumah, dari pijatnya juga tidak dijelaskan bagaimana
pemijatannya, gerakannya seperti apa sehingga dapat menyusahkan ibu untuk
dilakukan secara mandiri dirumah.

7. Kesimpulan
Lebih efektif terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil dengan pre
eklampsi yaitu dengan rendam kaki dengan air hangat karena dari segi bahan
yang di pakai juga mudah ditemukan, yaitu hanya menggunakan air hangat,
dan ibu hamil dengan pre eklampsi juga dapat melakukan tindakan tersebut
secara mandiri dirumah, sehingga dapat menurunkan tekanan darah pada ibu
hamil. Merendam kaki dengan air hangat pada jaringan akan terjadi
metabolisme seiring dengan peningkatan antara zat kimia tubuh dengan
cairan tubuh. Efek biologis hangat dapat menyebabkan dilatasi pembuluh
darah mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah sehingga secara fisiologis
respon tubuh terhadap panas yaitu menyebabkan pelebaran pembuluh darah,
menurunkan kekentalan darah, menurunkan ketegangan otot, dan meningkatkan
metabolism jaringan serta meningkatkan permeabilitas kaplier. Walaupun
sebenarnya kedua intervensi tersebut sama-sama dapat menurunkan tekanan darah pada ibu
hamil penderita pre eklampsia yang mana hal ini dapat dijadikan sebagai acuan perawat
profesional dalam memberikan intervensi keperawatan.

BAB 5
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Lebih efektif terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil dengan pre
eklampsi yaitu dengan rendam kaki dengan air hangat karena dari segi
bahan yang di pakai juga mudah ditemukan, yaitu hanya menggunakan air
hangat, dan ibu hamil dengan pre eklampsi juga dapat melakukan tindakan
tersebut secara mandiri dirumah, sehingga dapat menurunkan tekanan darah
pada ibu hamil. Merendam kaki dengan air hangat pada jaringan akan
terjadi metabolisme seiring dengan peningkatan antara zat kimia tubuh
dengan cairan tubuh. Efek biologis hangat dapat menyebabkan dilatasi
pembuluh darah mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah sehingga secara
fisiologis respon tubuh terhadap panas yaitu menyebabkan pelebaran
pembuluh darah, menurunkan kekentalan darah, menurunkan ketegangan otot,
dan meningkatkan metabolism jaringan serta meningkatkan permeabilitas
kaplier. Walaupun sebenarnya kedua intervensi tersebut sama-sama dapat menurunkan
tekanan darah pada ibu hamil penderita pre eklampsia yang mana hal ini dapat dijadikan
sebagai acuan perawat profesional dalam memberikan intervensi keperawatan.

B. SARAN
Diharapkan ibu hamil yang mengalami preeklamsi mampu menerapkan terapi non
farmakologi secara mandiri di rumah dengan menggunakan rendam kaki air
hangat dan serai.Peneliti selaanjutnya diharapkan untuk mengembangkan
pengobatan non farmakologi yang telah dilakukan oleh peneliti dengan cara
memodifikasi dan melakukan studi lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Ai Yeyen, Rukiyah dkk et al (2010). Asuhan kebidanan 1. Jakarta : Trans Info Medika
Bobak, Lowdermilk, Jense. 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Cunningham& F. Gary, (2012). Obstertri Williams. Jakarta: Buku kedokteran EGC.
Isro’aini, Any (2018). Pengaruh Massage Aromatheraphy Lavender Terhadap Perubahan
Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Dengan Preeklampsia Di Pbm. Lilis Suryawati Desa
Sambong Dukuh Kecamatan Jombang Kabupaten
Jombang.https://journal.stikespemkabjombang.ac.id/index.php/jikeb/article/view/329
Liszayanti fety &Sri Rejeki, (2019). Pengaruh Terapi Rendam Kaki Dengan Air Hangat dan
Serai Terhadap Tekanan Darah Ibu Hamil Penderita Pre Eklamsi. ISSN: 2654-766X,
Vol:2
Kemenkes, R. I. (2015). Profil kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta: Kemenkes RI.
NANDA-I. 2018. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta : EGC.
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC. Jogjakarta: MediAction
Padila. (2015). Asuhan Keperawatan Maternitas II (1st ed.). Yogyakarta: Nuha Medika.
3511351(24).
Pratiwi, I (2015). Hubungan paritas dengan preeklampsia. Stikes Aisyiyah Yogyakarta. Hal 14
Sabattani, C. F., Supriyono, M., & Machmudah. (2016). Efektivitas Rendam Kaki Dengan Air
Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Penderitas Preeklamsia Di
Puskesmas Ngaliyan Semarang.
Sagita Widi (2020), Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu
Hamil Di RSUD C Tahun 2014. jurnal Ilmiah Kesehatan Delima Vol.4 No.1 – Januari –
Juni 2020 p-ISSN : 2337-8158 e-ISSN : 2580-295X
Simkin, & Dkk. (2008). Panduan Lengkap Kehamilan (1st ed.). Jakarta: Terbitan Arcan
Wulandari, Arifianto, & Sekarningrum, D. (2016). Pengaruh Rendam Kaki Menggunakan Air
Hangat dengan Campuran Garam dan Serai Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi Di Wilayah Podorejo RW 8 Ngaliyan, 7(2009), 43–47.
World Health Organization (WHO). (2016). National, regional, and worldwide estimates of
stillbirth rates in 2015, with trends from 2000: a systematic analysis. The Lancet Global
Health, 4(2), e98–e108. https://doi.org/10.1016/S2214-109X(15)00275-2
Yuli. A, Reny. 2017. Buju Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas, Aplikasi NANDA, NIC NOC.
Jakarta: TIM

Anda mungkin juga menyukai