Article Information :
Submission:Des 6, 2019; Revised:Des 7, 2019; Accepted:Des 25, 2019; Available online: Des 31, 2019
ABSTRAK
Beberapa tahun belakangan ini banyak dilakukan penelitian untuk menemukan antioksidan
dan antibakteri alami yang bersumber dari tanaman. Khususnya tanaman asli Indonesia. Salah
satu tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional adalah daun petai cina (Leucaena
leucocephala folium ) dan lidah buaya (Aloe vera L.). Pengembangan obat tradisional dikatakan
rasional, yakni ditemukannya bahan alami (terutama tumbuhan) yang terbukti secara ilmiah dapat
memberikan manfaat klinik dalam pencegahan atau pengobatan penyakit dan tidak
menyebabkan efek samping serius dalam arti aman untuk pemakaian obat pada manusia .
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan daya hambat ekstrak etanol daun petai cina
(Leucaena leucocephala folium) dan lidah buaya (Aloe vera L.) terhadap bakteri Staphylococcus
aureus Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian Ekperimental laboratory
secara In vitro dengan metode Kirby Bauer. Sampel yang digunakan adalah tanaman petai cina
dan lidah buaya dengan strain murni Staphylococus aureus dan Anova digunakan untuk
membandingkan perbedaan daya hambat daunpetaicina dan lidah buaya terhadap pertumbuhan
bakteri Staphylococus aureus. Hasil penelitian uji kombinasi ektrsak etanol petai cina dan lidah
buaya menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada konsentrasi 25 gr/ml, 50 gr/ml, 75
gr/ml dan 100 gr/ml. Menunjukkan(p<0,05) yang berarti ekstrak etanol daun petai cina dan lidah
buaya dapat menghambat pertumbuhan Staphylococus aureus. Dari hasil penelitian ini
didapatkan adanya interaksi pada kombinasi ekstrak etanol daun petai cina dan lidah buaya
menghambat pertumbuhan Staphylococus aureus dengan konsentrasi yang paling efektif adalah
konsentrasi 100 gr/ml.
ABSTRACT
Chinese petai plants (Leucaena leucocephala folium) and aloe vera (Aloe vera L.) are one of
the plants that are efficacious as medicinal plants. Parts of Chinese petai plants that can be
utilized are the leaves and aloe vera which are used, namely the gel which contains saponin
compounds, flavonoids and tannins. The purpose of this study was to determine the magnitude of
the inhibition zone produced by ethanol extract of Chinese petai leaves (Leucaena leucocephala
folium) and aloe vera (Aloe vera L.) on the growth of Escherichia coli. . This research method was
carried out by using an in vitro Experimental laboratory design with the Kirby Bauer method. The
185
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 6 (2) 2019: 186-192
sample used was Chinese petai and aloe vera plants with pure strain of Staphylococus
aureusand One Way Anova Test was used to compare the differences in inhibition of Chinese
petai leaves and aloe vera against the growth of Staphylococus aureusbacteria. The results of a
study of the combination test of ethanol extract from Chinese petai and aloe vera showed
significant differences at concentrations of 25 gr / ml, 50 gr / ml, 75 gr / ml and 100 gr / ml. Shows
(p <0.05) which means the ethanol extract of Chinese petai leaves and aloe vera can inhibit the
growth of Staphylococus aureus.From the results of this study it was found that there was an
interaction on the combination of ethanol extract of Chinese petai leaves and aloe vera inhibiting
the most effective growth of Escherichia coli with a concentration of 100 gr / ml.The benefits for
researchers in this study can be to know the benefits of Chinese petai leaves and aloe vera, for
people to know the benefits and efficacy of Chinese petai and aloe leaves in medicine.
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 6 (2) 2019: 186-192
buaya (Aloe vera L.) terhadap bakteri positif. Media kultur yang digunakan adalah
Staphylococcus aureus. Sehingga dapat MHA (Muller Hilton Agar), NB (Nutrient Broth),
dimanfaatkan dan implementasikan kedalam Endo Agar, Nutrient Agar, dan Larutan Mc
pengobatan khususnya infeksi yang Farland
disebabkan oleh bakteri Staphylococcus
aureus. Penyiapan Simplisia Daun Patai Cina
Simplisia adalah bahan alam atau
METODE PENELITIAN tumbuhan yang telah dengan suhu
pengeringan simplisia tidak lebih dari 60°C
Penelitian ini menggunakan metode (Santoso, 2011). Tumbuhan petai cina
didapatkan dari Lubuk Minturun Padang.
Eksperimental Laboratory.Variabel bebas
Bagian tumbuhan yang dipakai Petai cina
dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol daun (Leucaena leucocephala folium) adalah daun.
petai cina dan lidah buaya dan variabel terikat Pengambilan sampel tumbuhan dilakukan
adalah diameter zona hambat pertumbuhan denganmenggunakanparangdan dipilih
bakteri Staphylococcus aureus Tempat dan tumbuhan yang segar dan masih dalam
waktu penelitian ini akan dilakukan keadaan baik. Tumbuhan Petai cina
dilaboratorium mikrobiologi STIFI Perintis (Leucaena leucocephalafolium) yang telah
dipilih disortasi basah (dicuci dengan air
Padang. Penelitian ini sudah dilaksanakan
mengalir) dan dikering anginkan (tidak terkena
pada bulan Februari 2019 - Juni 2019. paparan matahari langsung) sampai batang
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode daun dan daun mengering hingga mudah
Ekperimental laboratory dengan rancangan untuk dipisahkan. Daun Petai cina (Leucaena
penelitian menggunakan Rancangan Acak leucocephala folium) timbang berat bersih
Lengkap (RAL). Metode penelitian meliputi daunnya, setelah itu, dihaluskan dengan
pembuatan ekstrak etanol dari simplisisa blender untuk mendapatkan serbuk simplisia.
Serbuk simplisia tersebut disimpan diwadah
secara maserasi menggunakan pelarut etanol
tertutup dan terhindar dari sinar matahari.
96%, yaitu meneliti tentang kombinasi ekstrak Sedangkan untuk pembuatan gel lidah buaya
etanol daun petai cina danbunga lidah buaya tumbuhan lidah buaya juga didapatkan dari
terhadap daya hambat staphylococcus aureus Lubuk Minturun Padang. Bagian tumbuhan
secara In Vitro, dengan pengukuran daya yang dipakai Lidah Buaya (Aloe vera L.)
hambat dengan metode difusi menurut Kirby adalah daging daun. Pengambilan sampel
Bauer. tumbuhan dilakukan dengan golok dan dipilih
tumbuhan yang segar dan masih dalam
keadaan baik. Kemudian Lidah Buaya (Aloe
Alat dan Bahan. vera L.) disortasi basah dan dikupas kulit
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian daunya, kemudian ditimbang dan selanjutnya
ini adalah : cawan petri, kapas tisu, tabung diteruskan dengan metode maserasi ekstraksi.
reaksi, kawat ose, spuit, korek api, lampu
spritus, timbangan analitik, jangka sorong, Pembuatan Ekstraksi Daun Petai Cina
mikroskop, kapas lidi steril, erlenmeyer, beaker (Leucaena leucocephala folium)
glass, kertas perkamen, pinset, oven, Daun petai cina yang sudah menjadi
inkubator, kertas label, pipet ukur, penangas serbuk simplisia ditambahkan pelarut etanol
air, pencadang kertas, rotary evaporator. 70% sampai terendam. Maserat dituang dan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini diperas. Ampas dimaserasi lagi dengan cairan
adalah:strain murni bakteri Staphylococcus pelarut yang baru sampai terendam.
aureus dengan kode ATCC 25923 , ekstrak Remaserasi dilakukan sebanyak 3 kali
etanol daun petai cina dan lidah buaya, NaCl maserasi, lalu hasil maserat di evaporasi pada
fisiologis steril (dalam kemasan), disk kosong rotary evaporator hingga terbentuk esktrak
steril, aquades sebagai kontrol negatif, kental.
antibiotik chloramfenicol sebagai kontrol
187
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 6 (2) 2019: 186-192
188
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 6 (2) 2019: 186-192
lidah buaya yang telah ditentukan pada suhu 37°C kemudian diamati zona
konsentrasinya, letakkan diatas permukaan hambatnya.
media Muller Hilton Agar Plate dengan sedikit
ditekan, kemudian disk aquadest sebagai Analisis Data
kontrol negatif dan disk chloramfenicol sebagai Data hasil penelitian dilaporkan dalam
kontrol positif sebagai pembanding dan bentuk narasi dan tabulasi dan dilakukan uji
letakkan diatas permukaan media Muller statistik menggunakan uji Hipotesis dengan uji
Hinton Agar Plate, setelah itu inkubasi dalam Anova, hubungan konsentrasi ekstrakdaun
inkubator selama 1 x 24 jam pada suhu 37ºC petai cina dan lidah buaya dengan
(Sari et al., 2017) . staphylococcus aureus dan beda daya hambat
bakteri staphylococcus aureus.
Pembacaan Daya Hambat
Amati zona hambatan yang terjadi HASIL DAN PEMBAHASAN
disekeliling disk dan ukur besar diameternya
dengan jangka sorong. Jika terdapat daya Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol
hambatan disekeliling disk, berarti ekstrak
daun petai cina dan lidah buaya memiliki daun patai cina terhadap Staphylococcus
kandungan zat aktif sebagai antibakteri aureus
terhadap pertumbuhan Staphylococcus Berdasarkan hasil pengamatan
aureus. didapatkan uji daya hambat ekstrak daun petai
cina terhadap bakteri Staphylococcus aureus
Uji Aktivitas Bakteri Terhadap Antibiotik (mm) dengan konsentrasi yaitu 25, 50, 75,
Bakteri diambil dari suspensi yang telah mg/ml dan 50 mg/ml terbentuknya zona
disetarakan dengan standar McFarland 0,5 x hambat, konsentrasi paling rendah 25 mg/ml
108 CFU/ml sebanyak 300 µL. Bakteri tersebut menghasilkan zona hambat 7,7 ± 0,51 mm,
diletakkan pada media MH padat kemudian dan konsentrasi paling tinggi100mg/ml dengan
diratakan dengan spreader glass, setelah itu zona hambat 10,36 ± 0,06 mm Hasil
dibiarkan sampai permukaan kering. pengolahan data didapatkan P signifikan 0,00
Kombinasi dengan volume pengambilan yang ≤ 0,05 yang bermakna ha Diterima yang
telah ditentukan dan kontrol yang digunakan berarti adanya hubungan antara daun petai
diteteskan pada disk kosong kemudian cina terhadap bakteri Staphylococcus
ditunggu selama 5 menit. Disk yang telah aureusHal ini dikarnakan kandungan senyawa
berisi kombinasi ekstrak serta kontrol tersebut yang ada pada petai cina sehingga dapat
diletakkan di atas media yang telah disemai menghambat pertumbuhan bakteri (tabel 1).
bakteri. Media diinkubasi selama18-24 jam
Tabel 1. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun patai cina terhadap
taphylococcus aureus
Pengulangan
Konsentrasi (mg/ml) X̅ SD P. Sig
1 2 3
25 8,00 7,10 8,00 7,70 ± 0,51
50 10,00 9,12 9,24 9,45 ± 0,47
0,00
75 10,10 10,22 10,24 10,19 ± 0,07
100 10,30 10,42 10,36 10,36 ± 0,06
Kontrol (+) Chloramphenicol 30,23 29,23 31,05 30,21 ± 0,91
189
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 6 (2) 2019: 186-192
Penelitian ini sejalan dengan penelitian protein. Tanin dapat mengerutkan dinding sel
yang dilakukan oleh (Sari et al., 2017). Uji atau membran sel sehingga menggaanggu
daya hambat daun petai cina terhadap bakteri permeabilitas, sel tidak dapat melakukan
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli aktifitas hidup sehingga pertumbuhannya
memiliki konsentrasi efektif terhadap terhambat atau bahkan mati (Hariana, 2006)
pertumbuhan bakteri pada konsentrasi 80%
dan 100 %. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol
Hal ini sejalan juga dengan penelitian Sartinah, daun lidah buaya terhadap Staphylococcus
2010 bahwa zat aktif yang terkandung dalam aureus
daun petai cina yang bersifat antibakteri Berdasarkan hasil pengamatan
adalah alkaloid, flavonoid, dan tanin yang didapatkan uji daya hambat ekstrak daun petai
memiliki kemampuan antibakteri (Sartinah, cina terhadap bakteri Staphylococcus aureus
Astuti, & Wahyuono, 2010). Alkaloid memiliki (mm) dengan konsentrasi yaitu paling rendah
kemampuan sebagai antibakteri, Mekanisme 25 mg/ml menghasilkan zona hambat 9,76 ±
yang diduga adalah dengan cara mengganggu 0. 59 mm dan konsentrasi paling tinggi
komponen penyusun peptidoglikan pada sel 100mg/ml dengan zona hambat 12,03 ± 0,52
bakteri , sehingga lapisan dinding sel tidak mm. Kontrol positif menggunakan antibiotik
terbentuk secara utuh dan menyebabkan Chloramphenicol diperoleh zona hambat yang
kematian sel tersebut. Flavonoid berfungsi paling besar dibanding konsentrasi yang lain
sebagai antibakteri dengan cara membentuk yaitu 27,87 ± 6,55 mm. Hasil pengolahan
senyawa kompleks terhadap protein SPSS didapatkan P signifikan 0,00 ≤ 0,05
ekstraseluler yang mengganggu integritas yang bermakna Ha Diterima yang berarti
membran sel bakteri. Flavonoid merupakan adanya hubungan antara lidah buaya terhadap
senyawa fenol dapat bersifat koagulator bakteri. Staphylococcus aureus (Tabel 2).
Tabel 2 Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun lidah buaya terhadap
Staphylococcus aureus
Pengulangan
Konsentrasi (mg/ml) X̅ SD P. Sig
1 2 3
25 9,09 10,00 10,20 9,76 ± 0,59
50 10,23 10,12 10,44 10,25 ± 0,16
0,02
75 11,10 11,22 10,24 10,85 ± 0,53
100 12,30 11,42 12,36 12,03 ± 0,52
Kontrol (+) Chloramphenicol 32,23 30,34 31,05 27,87 ± 6,55
Hal ini sejalan dengan penelitian yang Slisilat. Lidah buaya (Aloe Vera L.) Senyawa
dilakukan oleh Puteri dan Milanda., (2016), Antrakuinon dan kuinon yang dapat
menunjukan bahwa ekstrak etanol daun lidah menghambat pertumbuhan bakteri
buaya dengan pertumbuhan bakteri (Furnawanthi I, 2007).
Staphylococcus aureus.dapat menghambat
pertumbuhan pada konsentrasi 100 % dengan Hasil uji aktivitas antibakteri kombinasi
daya hambat 11,58 mm .Daun Lidah buaya ekstrak etanol daun patai cina dan lidah
mempunyai senyawa aktif berupa senyawa buaya terhadap bakteri Staphylococcus
Lignin, Saponin, Anthraguinone, Acemannan, aureus
Enzim bradykinase, Karbiksipeptidase, Berdasarkan pengamatan hasil uji
Glukomannan. Mukopoyisakarida, Aloctin A, kombinasi daya hambat ekstrak daun petai
190
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 6 (2) 2019: 186-192
cina dan lidah buaya terhadap bakteri Chloramphenicol yang mana antibiotik ini
Staphylococcus aureus (mm) didapatkan memiliki spekrum yang luas untuk bakteri gram
konsentrasi yaitu paling rendah 25 mg/ml positif dan negatife . pada control positif
menghasilkan zona hambat 6,50 ± 0,62 diperoleh zona hambat yang paling besar
mm,dan konsentrasi paling tinggi 100mg/ml dibanding konsentrasi yang lain yaitu 27,90 ±
dengan zona hambat 9,88 ± 0,36 mm. Kontrol 6,39 mm (tabel 3)
positif menggunakan antibiotik
Pengulangan P.
Konsentrasi (mg/ml) X̅ SD
1 2 3 Sig
25 6,09 7,22 6,20 6,50 ± 0,62
50 8,20 8,15 9,34 8,56 ± 0,67
0,00
75 9,10 9,00 9,05 9,08 ± 0,05
100 10,05 10,12 9,46 9,88 ± 0,36
Kontrol (+) Chloramphenicol 31,13 30,54 32,05 27,90 ± 6,39
Menurut davis stout dalam A’lana (2017), bersifat lebih polar. Flavonoid menyebabkan
didapatkan kriteria kekuatan pada kombinasi terganggunya fungsi dinding sel. Hal ini
daun petai cina dan lidah buaya konsentrasi menyebabkan lisis pada sel (Hemaiswarya,
25 mg/ml dan 50 mg/ml dikategorikan sedang, Kruthiventi, & Doble, 2008).
pada konsentrasi 75 mg/ml dan 100mg/ml Menurut Rijayanti (2014) mekanisme
dikategorikan kuat. penghambatan bakteri pada senyawa tanin
Metabolit sekunder pada ekstrak etanol adalah dengan memprepitasi protein, yaitu
daun patai cina dan lidah buaya senyawa yang melalui reaksi dengan membran sel, inaktivasi
bertanggung jawab sebagai antibakteri pada enzim dan inaktivasi fungsi materi genetik,
Staphylococcus aureus adalah alkaloid, selain itu dengan menghambat enzim reverse
flavonoid, barbolin, aloin, saponin, dan tanin. transkriptase dan DNA topoisomerase
Mekanisme kerja alkaloid sebagai antibakteri sehingga sel bakteri tidak dapat terbentuk.
diprediksi melalui penghambatan sintesis Golongan saponin yang dapat memberikan
dinding sel yang akan menyebabkan lisis pada aktivitas antibakteri adalah avenacin. Senyawa
sel sehingga sel akan mati (Davydova et al., saponin akan merusak membran sitoplasma
2016) (Lamothe, dkk., 2009). Menurut dan membunuh sel (Hariana, 2006).
Cushnie dan Lamb (2005), Menurut Esimone, et al., (2006), hasil
Flavonoid sangat efektif untuk kombinasi biasanya bersifat sinergis atau aditif
menghambat pertumbuhan bakteri Gram apabila antara antibiotik dan ekstrak memiliki
positif karena flavonoid bersifat polar sehingga mekanisme aksi yang berbeda. Ada
lebih mudah menembus lapisan peptidoglikan perbedaan mekanisme aksi antara senyawa
yang juga bersifat polar pada bakteri Gram alkaloid, steroid, saponin dan siprofloksasin,
positif daripada lapisan. lipid yang nonpolar. sehingga kombinasi menghasilkan efek
Disamping itu pada dinding sel Gram positif sinergis.Berdasarkan uraian tersebut maka
mengandung polisakarida (asam teikoat) kombinasi ekstrak etanol daun patai cina dan
merupakan polimer yang larut dalam air, yang lidah buaya memberikan efek yang kurang
berfungsi sebagai transpor ion positif untuk sinergis terhadap Staphylococcus aureus
keluar masuk. Sifat larut inilah yang (Esimone, Iroha, Ibezim, Okeh, & Okpana,
menunjukkan bahwa dinding sel Gram positif 2006).
191
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 6 (2) 2019: 186-192
192
© Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Jornal)-ISSN : 2622-4135. All rights reserved