++++-
TUGAS AKHIR
Oleh:
20191334002
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri maritime dan
perkapalan adalah PT PAL Indonesia (Persero). PT PAL Indonesia merupakan salah
satu BUMN Perkapal terbesar di indonesai yang memiliki kualitas paling baik dalam
perbaikan dan pembuatan kapal baru dari beberapa galangan kapal yang ada di
Indonesia, produk dari perusahaan ini sudah banyak diminati baik dalam negeri
maupun luar negeri sehingga kualitas pembangunannnya tidak diragukan lagi.
1
Sinungan (dalam Nurhadi, 2015) menyatakan bahwa produktivitas adalah ukuran
efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran (output) dengan masukan
(input). Produktivitas kerja pada umumnya bersifat dinamis yang artinya tidak selalu
tetap. Hal tersebut dikarenakan berbagai macam kondisi lapangan kerja dan beberapa
faktor yang mempengaruhi produktivitas. Sehingga dalam penelitian ini variabel yang
digunakan untuk mengetahui produktivitas kerja adalah volume blok dan durasi waktu
normal penyelesaian tiap kegiatan dalam suatu proyek.
2
3. Manfaat Bagi Perusahaan
Sebagai saran dan bahan pertimbangan perusahaan dalam
melakukan perhitungan kebutuhan tenaga kerja.
3
• BAB III METODOLOGI
Pada bab ini menjelaskan tentang proses pengerjaan skripsi dan secara
terperinci mulai dari studi pustaka, analisa permasalahan, pengumpulan data,
perhitungan, serta hasil.
• BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan tentang hasil dari perhitungan stabilitas kapal
pelayaran rakyat dan analisa biaya modifikasi kapal pelayaran rakyat.
• BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penerapan serta saran yang
mungkin dilakukan untuk menyempurnakan skripsi ini.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
a. Kapal adalah suatu alat sebagai kendaraan pengangkut penumpang dan barang
dilaut. Sedangkan dalam undang-undang tentang pelayaran, kapal didefinisikan
kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakan dengan tenaga
angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan
yang berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah pernukaan air, serta alat
apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.
5
b. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakan
dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda,
termasuk kendaraan berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah permukaan
air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.
c. Kapal adalah suatu kendaraan yang kompleks dimana dia dituntut untuk tetap
beroperasi dan bertahan dengan daya tahan yang tinggi dalam waktu yang
relatif lama serta dalam lingkungan yang cepat berubah dan menghidupi anak
buah kapal maupun penumpang yang ada dikapal.
Menurut logika, kapal adalah kendaraan yang digunakan untuk mengangkut orang
atau barang dengan bentuk dan jenis apapun yang digerakkan dengan tenaga mekanik
ataupun tunda. Berikut beberapa jenis kapal dan fungsinya.
1. Kapal Container
Kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas yang standar.
Memiliki rongga (cells) untuk menyimpan peti kemas ukuran standar. Peti kemas
diangkat ke atas kapal di terminal peti kemas dengan menggunakan crane khusus
yang dapat dilakukan dengan cepat. Baik crane yang ada di dermaga maupun crane
pada kapal itu sendiri.
2. Kapal Tanker
Kapal yang dirancang untuk mengangkut minyak atau produk turunannya. Jenis
kapal tanker termasuk tanker minyak, tanker kimia, dan pengangkut LNG. Diantara
berbagai jenis kapal tanker, super tanker dirancang untuk mengangkut minyak
sekitar Afrika dan Timur Tenggah.
3. Kapal Pesiar
Kapal penumpang yang dipakai untuk pelayaran pesiar. Kapal ini dilengkapi
dengan fasilitas penginapan dan perlengkapan bagaikan hotel berbintang. Sebagian
kapal pesiar memiliki rute pelayaran yang selalu kembali ke pelabuhan asal
keberangkatan. Lama pelayaran kapal pesiar berbeda-beda, mulai dari beberapa
hari sampai sekitar tiga bulan tidak kembali ke pelabuhan asal keberangkatan.
Kapal pesiar berbeda dengan kapal samudra (ocean liner) yang melakukan rute
pelayaran reguler dilaut terbuka, kadang antar benua, dan mengantarkan
penumpang dari satu titik ke titik tujuan lain. Kapal yang lebih kecil dan sarat air,
kapal yang lebih rendah digunakan sebagai kapal pesiar sungai.
6
Kapal yang membawa barang-barang dan muatan dari suatu pelabuhan ke
pelabuhan lainnya. Ribuan kapal jenis ini menyusuri lautan dan samudra dunia
setiap tahunnya - memuat barang-barang perdagangan internasional. Kapal barang
pada umumnya didesain khusus untuk tugasnya, dilengkapi dengan crane dan
mekanisme lainnya untuk bongkar muat, serta dibuat dalam beberapa ukuran.
Kapal ini dibuat untuk kebutuhan transportasi sungai dan kanal dengan muatan
seperti batu bara dan kayu. Beberapa model tongkang tidak memiliki mesin
(propelled) sehingga harus ditarik kapal tunda atau didorong tow boats. Selain itu
ada jenis Hopper Tongkang yaitu kapal yang tidak bisa bergerak sendiri. Kapal ini
umumnya dipakai saat reklamasi yang digunakan untuk mengangkut pasir, tanah,
batu, dan sampah.
Kapal yang bisa memuat kendaraan yang berjalan masuk ke dalam kapal
dengan penggeraknya sendiri dan bisa keluar dengan sendiri juga, sehingga disebut
sebagai kapal roll on - roll off atau disingkat Ro-Ro. Oleh karena itu, kapal ini
dilengkapi dengan pintu rampa yang dihubungkan dengan moveable bridge atau
dermaga apung ke dermaga. Kapal Ro-Ro memiliki desain yang landai sehingga
memungkinkan muatan secara efisien keluar-masuk kapal saat di pelabuhan. Kapal
Ro-Ro biasanya memiliki pintu/rampa/ramp di haluan dan buritan kapal.
Kapal Ferry juga digunakan untuk angkutan barang (truk atau kontainer
pengiriman unpowered). Kapal Ferry biasanya beroperasi dengan rute antar pulau
dalam jarak yang dekat.
7
Fasilitas terapung berbentuk kapal yang dioperasikan disuatu ladang minyak
dan gas bumi lepas pantai. Unit tersebut melalkukan proses produksi, menyimpan,
dan diturunkan ke kapal tanker melalui pipa.
Kapal yang dirancang untuk memindahkan bebean yang sangat besar. Tipe ini
mampu mengangkat kapal lain keluar dari air dan mengangkutnya untuk
menambah fasilitas bongkar di pelabuhan.
Kapal khusus dalam mengangkat bebean berat, kapal ini sering digunakan
untuk konstruksi lepas pantai. Kapal derek berbeda dengan sheerleg karena crane
dapat berputar.
Kapal yang dirancang khusus untuk memasok platform minyak lepas pantai.
Kapal ini memiliki panjang antara 65-350 meter dengan fungsi utama sebagai
transportasi barang dan personil dari dan ke platform/ bangunan lepas pantai dan
struktur lepas pantai lainnya.
Kapal yang digunakan untuk kegiatan penggalian biasanya dilaut dangkal atau
daerah air tawar dengan tujuan mengumpulkan sedimen dasar. Pengerukan dapat
menghasilkan bahan utama reklamasi atau tujuan lain (biasanya terkait dengan
konstruksi dan proses mengeluarkan kapal dari graving dock)
8
kapal selam, dan kapal pendukung yang digunakan Angkatan Laut seperti kapal
tanker dan kapal tander. Di beberapa negara yang memiliki lautan yang membeku
pada musin tertentu seperti Rusia dan Finlandia misalnya, kapal pemecah es juga
digunakan.
Kapal yang bergerak dibawah permukaan air, digunakan untuk tujuan dan
kepentingan militer. Sebagian besar Angkatan Laut memiliki dan mengoperasikan
kapal selam sekalipum jumlah dan populasinya masing-masing negara berbeda.
Selain digunakan untuk kepentingan militer, kapal selam juga digunakan untuk
ilmu pengetahuan laut dan air tawar dan untuk bertugas di kedalaman yang tidak
sesuai untuk penyelaman manusia.
Kapal yang bergerak dengan menggunakan layar yang memanfaatkan tenaga angin
sebagai pendorongnya. Kontruksi kapal ini umumnya terbuat dari kayu dan cukup
lama digunakan sebagai tulang punggung pelayaran baik bersifat sipil maupun
militer sampai penemuan mesin uap dan kapal besi/baja pada abad ke 19 seiring
dengan ramainya revolusi industri yang dipelopori oleh Inggris melalui penemuan
mesin uap.
9
Dasar proses pembangunan kapal dalam berbagai industri maritim seperti kapal
(ship), struktur bangunan lepas pantai (offshore structure), Bangunan apung
(floating plants) untuk pemesanan atau pemilik kapal secara pribadi, perusahaan,
pemerintah dan lain-lain disebut industri kapal (shipbuilding). Maka prosedur
seperti ini berlaku secara sah apabila kapal dibuat seri/ sejenis sehingga dapat
memenuhi kebutuhan konsumen secara optimal.
Proses pembuatan kapal terdiri dari dua cara yaitu cara pertama berdasarkan
sistem, cara kedua berdasarkan tempat. Proses pembuatan kapal berdasarkan sistem
terbagi menjadi tiga macam yaitu sistem seksi, sistem blok seksi, sistem blok.
10
3. Desain Kontrak (Contract design), yaitu berisi tentang informasi yang harus
detail yang memperlihatkan etimasi biaya dan waktu pembangunan sebuah
kapal dibuat oleh galangan. Pada tahapan ini dapat dilakukan oleh staf
pemilik, konsultan desain, atau staf galangan.
4. Apabila informasi yang dibutuhkan dalam desain kontrak telah rampung
maka dilanjutkan ke tahapan berikutnya.Penawaran atau Penandatanganan
kontrak (Bidding/Contracting), yaitu proses negosiasi sebagai dasar untuk
melakukan kesepakatan. Dimana pada tahapan ini menyertakan rancangan
kontrak dan spesifikasi teknis. Biasanya proses ini sangat lama dan rumit
karena secara umum membahas banyak faktor seperti biaya, tanggal
penyerahan dan standar standar yang akan digunakan serta persyaratan -
persyaratan performa kapal. Jika tahapan ini gagal, maka kembali lagi ke
tahapan sebelumnya dan bernegosiasi kembali. Namun jika tahapan ini
sukses maka lanjut ke tahap selanjutnya.
5. Perencanaan dan Desain Detail (Detail design and planning), yaitu meliputi
pengadaan jutaan ton bahan baku dan komponen, fabrikasi jutaan bagian
dari bahan baku, dan perakitan jutaan bagian komponen. Menentukan
komponen, bagian, perakitan dan sistem apa yang dibutuhkan dalam
pembangunan merupakan pertanyaan pertama dakan tahap ini. Dimana dan
bagaimana fasilitas yang akan digunakan, termasuk menentukan lokasi
galangan serta teknik dan peralatan yang akan digunakan serta menentukan
urutan operasi mencakup pembelian dan perakitan serta informasi waktu
yang dibutuhkan dalam proses desain, perencanaan. Dan bagaimana
keterkaitan antara utilisasi galangan dan tenaga kerja harus tergambarkan
dalam penjadwalan.
6. Fabrikasi dan Perakitan (construction) merupakan pengerjaan atau merakit
kapal secara ril. Yang terdiri dari 4 level atau tingkatan manufaktur.
Pertama adalah manufaktur komponen atau bagian yang biasa disebut
fabrikasi yang menghasilkan komponen-komponen dari bahan baku
(seperti pelat, baja, pipa, kabel, dan lain-lain). Kedua adalah penggabungan
atau penyambungan bagian atau komponen untuk membentuk unit-unit atau
sub-assembly. Ketiga adalah bagian-bagian kecil disatukan, membentuk
blok lambung. Blok lambung umumnya merupakan seksi yang sangat besar
dari pembangunan sebuah kapal yang akan dibawa kelandasan
pembangunan. Keempat erection atau penegakan blok merupakan level
paling akhir, mencakup penyambungan dan peletakan blok dilandasan
pembangunan (seperti landasan peluncuran, dok kolam atau dok kering)
11
1. Tahap Produksi
1. Tahap persiapan produksi
Merupakan tahap awal yang harus dilakukan sebelum
melakukan proses produksi. Tujuan dari tahap ini adalah untuk
mengatur keadaan-keadaan sehingga pada waktu yang ditentukan
pekerjaan pembangunan kapal dapat dilaksanakan dan ditetapkan.
2. Tahap Mould LoftMould loft
Adalah menggambar bentuk badan kapal maupun dalam skala
1:1 pada lantai gambar, meliputi gambar seluruh gading gading kapal
dan perletakan senta, serta gambar bentangan dari pelat kapal.
3. Tahap Fabrikasi
Merupakan pengejakan atau merakit kapal secara ril. Yang
terdiri dari 4 level atau tingkatan manufkatur yaitu manufaktur
komponen atau bagian yang biasa disebut fabrikasi, penggabungan
atau penyambungan bagian atau komponen untuk membentuk unit -
unit atau sub-assembly, bagian - bagian kecil disatukan, membentuk
blok lambung dan yang terakhir erection atau penegakan blok
merupakan level paling akhir, mencakup penyambungan dan
peletakan blok di landasan pembangunan.
a. Penandaan (Marking)
Penandaan (Marking) adalah proses penandaan
komponen berdasarkan data dari bengkel Mould Loft, sebelum
melakukan pemotongan (cutting) terhadap komponen.
b. Pemotongan (Cutting)
Pemotongan (Cutting) merupakan tahapan fabrikasi
setelah penandaan di mana pemotongan dilakukan mengikuti
kontur garis marking dengan toleransi sebagaimana yang
ditetapkan di dalam rencana pemotongan pelat (cutting plan).
Pemotongan dengan oxygen cutting dengan memperhatikan jarak
dari nozzle ke pelat agar menghasilkan pemotongan yang efektif
dan lose material yang kecil.
c. Pembentukan Roll, Press dan Bending (Forming)
Roll, press dan bending (forming) merupakan kelanjutan
proses fabrikasi dari marking dan cutting. Roll adalah proses
pembentukan pelat dimana pelat akan berubah bentuk secara
radial dengan tekanan dan gerakan antara dua die (round bar).
Press adalah proses penekanan pelat untuk pelurusan dan
perataan permukaan pelat yang mengalami waving. Bending
adalah proses pembentukan pelat atau profil hingga membentuk
seksi tiga dimensi (frame/profil) sesuai yang dibutuhkan
d. Perakitan (assembly / sub asembly)
12
Sub assembly merupakan proses penggabungan
komponen – komponen dari bengkel fabrikasi menjadi blok –
blok kecil (part assembly), sedangkan assembly merupakan
tahapan proses dilakukannya pemasangan frame pada kulit
lambung.
e. Penyambungan Blok (Erection)
Penyambungan (Erection) adalah proses penyambungan
blok- blok/seksi konstruksi yang telah dirakit, pada building
berth dengan posisi tegak, dengan menggunakan crane.
f. Instalasi Perlengkapan (Outfitting)
Instalasi perlengkapan (Outfitting) merupakan proses
pemasangan komponen kapal yang meliputi hull outffiting,
pemasangan pipa, akomodasi, sistem propulsi dan machinery
outfitting.
g. Pengecatan (Painting)
Pengecatan (Painting) merupakan tahapan yang dilakukannya
pekerjaan pengecatan. Semua permukaan pelat lambung dan
geladak terbuka harus di-shot blast/ dibersihkan sebelum
pelaksanaan pengecatan. Cat yang digunakan adalah dengan
mutu yang baik jenis marine spesifikasi teknis cat maupun teknis
pelaksanaan pengecatan harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat cat yang digunakan dengan menggunakan alat
spray atau alat lain yang sesuai.
h. Pengujian (Test)
Pengujian (Test) merupakan sample dari runtutan kerja dari
Departemen Quality Control yang dibuat untuk sebuah kapal
Dalam pelaksanaannya ITP dikenal dengan Inspection Test Plan
dibuat dan disetujui oleh Badan Klasifikasi beserta owner pada
saat acara Keel Laying.
i. Percobaan Dok (Dock Trial)
Percobaan Dok (Dock Trial) merupakan percobaan yang
dilakukan untuk mesin induk atau mesin bantu, percobaan
pompa dan kamar mesin, kemudi dan mesin kemudi dan test
beban batang muat.
j. Sea Trial
Sea Trial merupakan proses untuk mengetahui kecepatan kapal
pada beberapa kondisi kekuatan mesin.
2.3.3 Hull Constructuion (HC)
Hull Construction (HC) Merupakan badan dari perahu atau
kapal (kontruksi lambung kapal). Pada tahapan bertujuan untuk
mengatahu stabilitas kapal, kecepatan kapal, konsumsi bahan bakar
yang dibutuhkan, draft atau kedalaman alur pelayaran yang akan dilalui
dalam perjalanan kapal.
2.3.4 Hull Outfitting (HO)
Hull Outfitting (HO) merupakan proses dilakukannya
13
pemasangan komponen kapal pada lambung kapal yang meliputi
loading atau unloading (pemasangan pipa), pemasangan ventilasi
(venting) dan sekat tengki (PV valve system) maupun pengukuran
volume tengki (sounding system).
14
da waktu yang paling mungkin (m). Waktu yang paling (m) menggunakan
durasi pekerjaan dari jumlah tenaga kerja aktual di lapangan karena dengan
jumlah tenaga kerja aktual yang ada maka durasi yang didapat adalah durasi
yang paling mungkin terjadi. Sedangkan waktu optimis (a) dan waktu pesimis
(b) didapatkan dari wawancara dengan pembimbing lapangan.
• Waktu Optimis adalah waktu yang paling singkat bagi penyelesaian
aktivitas
• Waktu Perkiraan Paling Mungkin adalah waktu penyelesaian yang
memiliki probabilitas tinggi (berbeda dengan waktu yang diharapkan)
• Waktu Pesimis adalah waktu terpanjang yang mungkin diperlukan
untuk suatu kegiatan
Ketiga waktu ini memiliki rumus yaitu:
𝑎 𝑥 1+𝑚 𝑥 4+𝑏 𝑥 1
𝑡𝑒 = 6 (2.1)
Keterangan:
te : Waktu yang diharapkan
a : Waktu Optimistik
m : Waktu efektif realisasi pembangunan
b : Waktu pesimistik
Setelah mendapatkan expected time (te) dari setiap pekerjaan, maka
dari expected time (te) tersebut dapat ditentukan waktu yang diharapkan
dari tiap - tiap pekerjaan. Durasi rencana ini akan digunakan pada
pembuatan diagram network pada proses berikutnya.
Setelah perhitungan waktu yang diharapkan dilakukan, selanjutnya
adalah menghitung varian yang dirincikan sebagai berikut :
𝑏−𝑎 2
𝑆2 = ( 6
) (2.2)
15
kedalam distribusi normal seperti berikut ini :
𝑇−𝑡𝑠
𝑧= 𝑆
(2.3)
2. Mengurangi gangguan
16
8. Apa kegiatan non-kritis : kegiatan yang boleh dikerjakan terlambat.
9. Mengetahui probalilitas proyek selesai pada waktu tertentu
10. Mengetahui jumlah uang yang dibelanjakan sesuai rencana sesuai dengan
proyek tersebut.
11. Efisiensi jumlah sumber daya yang dapat menyelesaikan
Kekurangan metode PERT adalah:
1. Kegiatan proyek harus didefinisikan dengan jelas.
2. Hubungan antar kegiatan harus ditunjukkan dan dikaitkan.
3. Perkiraan waktu cenderung subyektif oleh perancang PERT.
4. Terlalu focus pada jalur kritis, jalur yang terlama dan tanpa hambatan
2.6 Meetode CPM
Menurut Soepranto (dalam Firmansyah, 2017) CPM (Critical
Path Method) adalah teknik menajemen proyek yang menggunakan hanya satu
faktor waktu per kegiatan. Merupakan jalur tercepat untuk mengerjakan suatu
proyek, dimana setiap proyek yang termasuk pada jalur ini tidak diberikan
waktu jeda/istirahat untuk pengerjaannya. Dengan asumsi bahwa estimasi
waktu tahapan kegiatan proyek dan ketergantungannya secara logis sudah
benar. Jalur kritis berkonsentrasi pada timbal balik waktu dan biaya. Jalur
kritis merupakan jalur yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang bila terlambat
akan mengakibatkan keterlambatan penyelesaian proyek (Soepranto, 2001).
Dalam metode CPM juga akan mendapatkan lintasan kritis yang
menghubungkan kegiatan kritis yaitu kegiatan yang tidak boleh terhambat
pelaksanaannya.
Menurut Krajewski (dalam Caesaron, 2015) a key advantage
of network planning methods is the creation of schedule of project activities
that will help manager achieve the objectives of the project. Manager can (1)
estimate the completion the of a project by finding the critical path, (2) identify
the start and finish time for each activity for a project schedule, and (3)
calculate the amount of slack time for each activity. Artinya bahwa dengan
menggunakan metode perencanaan jaringan dapat membantu kita atau
manajer proyek untuk mencapai tujuan proyek seperti memperkirakan waktu
penyelesaian proyek dengan mencari jalur kritis, mengidentifikasi awal dan
akhir waktu setiap kegiatan untuk mencari jadwal proyek, dan menghitung
jumlah waktu slack untuk setiap kegiatan. Berikut adalah komponen yang
terdapat dalam metode Jalur Kritis:
1. ES (earliest activity start time)
Waktu paling awal untuk memulai suatu pekerjaan.
2. EF (earliest activity finish time)
Waktu selesai paling awal dari suatu pekerjaan, EF kegiatan terdahulu =
ES kegiatan berikutnya.
3. LS (latest activity start time)
17
Waktu paling lambat untuk diperbolehkan memulai suatu pekerjaan.
4. LF (latest activity finish time)
Waktu paling lambat untuk menyelesaikan suatu kegiatan tanpa
memperlambat penyelesaian proyek.
5. T (activity duration time)
Adalah kurun waktu yang diperlukan untuk suatu kegiatan (hari, minggu,
bulan).
6. S (activity slack)
Adalah waktu tenggang untuk memulai suatu pekerjaan atau waktu
tenggang untuk menyelesaikan pekerjaan. Kegiatan yang memiliki slack
bernilai enol (0), maka kegiatan tersebut dikategorkan sebagai kegiatan
yang memiliki lintasan kritis (berada dalam jalur kritis).
Pada realisasi metode jalur kritis, terdapat teknik dalam
penggunaanya, menurut Arifudin dalam Jurnalnya menyebutkan
bahwa perhitungan jalur kritis mencakup dua tahap. Tahap pertama
disebut perhitungan maju (forward pass), dimana perhitungan
dimulai dari node “awal” dan bergerak ke node “akhir”. Disetiap
node, sebuah angka dihitung yang mewakili waktu yang tercepat untuk
suatu kejadian yang bersangkutan. Tahap kedua yang disebut perhitungan
mundur (backward pass), memulai perhitungan dari node “akhir” dan
bergerak ke node “awal”. Berikut adalah teknik menghitung metode
jalur kritis.
1. Hitungan Maju (forward pass)
Hitungan maju dimulai pada titik mulai (Start) dan selesai
pada titik akhir (Finish), dan memiliki komponen ES (waktu tercepat
memulai suatu kegiatan) dan EF (waktu tercepat untuk menyelesaikan
suatu kegiatan). Berikut adalah aturan dalam hitungan maju :
- Kegiatan awal dimulai pada saat kegiatan terdahulu telah selesai
(kecuali kegiatan paling awal)
- Waktu selesai paling awal sama dengan waktu mulai paling awal
setelah di tambah lamanya kegiatan terdahulu
- Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan terdahulu yang
bergabung, maka waktu mulai paling awal (ES) kegitan tersebut
adalah sama dengan waktu selesai paling awal (EF) yang terbesar
dari kegiatan terdahulu.
2. Hitungan Mundur (backward pas)
Hitungan mundur dimulai pada titik akhir (Finish) menuju titik
awal (Start) yang berguna mengidentifikasi waktu paling lambat suatu
pekerjaan, dan memiliki komponen berupa LF (waktu paling lambat
selesainya kegiatan dan LS (waktu paling lambat untuk memulai
pekerjaan). Berikut adalah aturan dalam menghitung waktu mundur :
- Waktu mulai paling akhir sama dengan waktu selesai paling akhir
dikurangi durasi kegiatan tersebut.
- Bila suatu kegiatan terpecah menjadi dua kegiatan atau lebih, maka
waktu paling akhir (LF) kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai
18
paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang paling terkecil Setelah
mendapatkan kedua hitunga diatas, maka akan didapat nilai Slack
dan Float yang merupakan sejumlah kelonggaran waktu pada
sebuah jaringan kerja.
Menurut Heizer dan Render (dalam Dannyanti, 2010) menjelaskan bahwa
dalam dalam melakukan analisis jalur kritis, digunakan dua proses two-pass,
terdiri atas forward pass dan backward pass. ES dan EF ditentukan selama
forward pass, LS dan LF ditentukan selama backward pass. ES (earliest start)
adalah waktu terdahulu suatu kegiatan dapat dimulai, dengan asumsi semua
pendahulu sudah selesai. EF (earliest finish) merupakan waktu terdahulu suatu
kegiatan dapat selesai. LS (latest start) adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat
dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek. LF
(latest finish) adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat selesai sehingga tidak
menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek.
ES= Max {EF semua pendahulu langsung} (2.4)
EF= ES + Waktu Kegiatan (2.5)
LF-= Min { LS dari seluruh kegiatan yang langsung mengikutinya (2.6)
LS= LF – Waktu kegiatan (2.7)
Setelah waktu terdahulu dan waktu terakhir dari semua kegiatan dihitung,
kemudian jumlah waktu slack (slack time) dapat ditemukan. Slack adalah waktu
yang dimiliki oleh sebuah kegiatan untuk bisa diundur tanpa menyebabkan
keterlambatan proyek keseluruhan.
Slack = LS – ES (2.8)
Atau
Slack = LF – EF (2.9)
Dalam metode CPM (Critical Path Method - Metode Jalur Kritis) dikenal
dengan adanya jalur kritis, yaitu jalur yang memiliki rangkaian komponen-
komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama.
Jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama
sampai pada kegiatan terakhir proyek. Lintasan kritis (Critical Path) melalui
aktivitas-aktivitas yang jumlah waktu pelaksanaannya paling lama. Jadi, lintasan
kritis adalah lintasan yang paling menentukan waktu penyelesaian proyek secara
keseluruhan, digambar dengan anak panah tebal (Dannyanti, 2010).
Tujuan dari metode CPM adalah:
1. Mengidentifikasi hubungan yang harus didahulukan diantara kegiatan
2. Menunjukan hubungan tiap-tiap kegiatan terhadap keseluruhan proyek
3. Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya
dengan cara mencermati hal-hal kritis pada proyek
19
Kelebihan metode CPM adalah:
1. Menentukan slack dan float
2. Banyak digunakan dalam industri
3. Untuk penjadwalan, pemantauan dan pengendalian proyek
4. Menentukan durasi proyek
5. Dapat menentukan beberapa jalur yang penting
Kekurangan dari metode CPM adalah:
1. Tidak menangani penjadwalan personil atau alokasi sumber
2. Dapat menjadi rumit dan meningkatkan kompleksitas untuk proyek
3. Jalur kritis tidak selalu jelas dan perlu dihitung cermat memperkirakan
penyelesaian kegiatan bisa sulit.
20
yang merupakan saat paling awal peristiwa yang bersangkutan. Ruangan
sebelah kanan bawah merupakan tempat bilangan yang menyatakan saat
paling lambat peristiwa yang bersangkutan boleh terjadi. Selisih waktu dari
kedua saat tersebut adalah tenggang waktu peristiwa (Slack) berharga
positif. Ada kemungkinan tenggang waktu tersebut berharga nol, maka
peristiwa yang bersangkutan merupakan peristiwa yang kritis, jika berharga
begatif peristiwa tersebut adalah peristiwa super kritis dan berarti proyek
tidak akan selesai pada waktu yang telah ditetapkan.
21
Gambar 2.4 Kegiatan A pendahulu kegiatan B
b. Jika kegiatan A dan B harus selesai sebelum kegiatan C dapat dimulai, maka
dilihat pada gambar 2.5
d. Jika kegiatan A dan B harus selesai sebelum kegiatan C dapat dimulai, tetapi D
dapat dimulai jika kegiatan B sudah selesai, maka dapat dilihat pada gambar
2.7
22
Gambar 2.8 Kegiatan A, B dan C mulai dan selesai pada kejadian yang sama
2.8 Produktivitas Kerja
Menurut Sinungan (dalam Nurhadi, 2015) menyatakan bahwa produktivitas
adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaram dan
masuk atau output : input. Secara garis besar produktivitas dapat digambarkan
pada rumus 2.10.
𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
Produktifitas = 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
(2.10)
Produktivitas tenaga kerja pada umumnya bersifat dinamis yang artinya tidak
selalu tetap. Hal ini dikarenakan berbagai macam kondisi lapangan kerja dan
beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas. Pada penelitian ini untuk
menghitung produktivitas kerja variabel yang digunakan adalah volume blok
sebagai output dan durasi waktu normal sebagai input.
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑘𝑔)
Produktifitas Harian = 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 (𝑗𝑎𝑚) (2.11)
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
23
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
24
3.2 Langkah-Langkah Pelaksanaan Tugas Akhir
1. Mulai
Pelaksanaan atau pengerjaan tugas akhir ini di mulai ketika saya sebagai
mahasiswa Teknik Perkapal UM Surabaya memiliki ide untuk mengoptimalisasi
waktu pembangunan kapal untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.
2. Observasi
Tahap observasi dilakukan untuk mendapatkan data teknis yang menjadi
referensi obyek dari tugas akhir. Data teknis dapat diperoleh dengan cara kita studi
literature ke perusahaan PT PAL Indonesia, wawancara dengan pihak lapangan
mengenai proses pembangunan kapal dan kendala apa saja yang dihadapi pada saat
pembangunan. Dari kami menemukan ide untuk meningkatkan produktivitas
galangan tersebut dengan mngomtimalisasi waktu pembangunannya.
3. Studi Literatur
Studi Literatur adalah tahapan untuk memperoleh landasan teoritis dari
penelitian yang dilakukan. Hal ini Bertujuan untuk memahami teori dalam
menentukan optimalisasi waktu dan prouktivitas kerja yang diperoleh dari landasan
data yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan serta agar lebih dalam
menunjang pemahaman penulis terhadap obyek penelitian, maka penulis juga
mencari materi, referensi dan jurnal dari berbagai sumber internet yang berkaitan
dan cocok dengan obyek penelitian untuk mngungkapkan berbagai teori yang
relevan dengan permasalahan yang dihadapi atau diteliti yaitu optimalisasi waktu
dalam pembangunan blok SS1A pada Kapal Cepat Rudal sebagai bahan rujukan
dalam pembahasan hasil penilitian.
4. Indentifikasi Masalah
Identifikasi permasalahan ialah proses untuk menentukan obyek permasalahan
lebih dalam lagi yang akan dilakukan penelitian sehingga dapat dipastikan sebagai
fokus titik suatu masalah. Permasalahan yang telah ditentukan dalam tahapan
observasi dipahami dan dikaji yang diperkuat melalui proses studi literaratur
sehingga dapat lebih tepat dalam mendapatkan pemecahan masalah dan tujuan yang
jelas pada proses penelitian. Setelah menentukan fokus titik masalah yaitu tingkat
25
optimalisasi waktu dalam pembangunan Blok SS1A pada Kapal Cepat Rudal. Dari
permasalahan yang diangkat, penulis juga menentukan batasan penelitian sebagai
ruang lingkup untuk mempermudah dalam penelitian ini. Permasalahan dilakukan
dengan mengunakan metode analisa untuk mengetahui beberapa komponen yang
perlu diketahui pada proses penelitian ini.
5. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan suatu proses analisa sampai dengan mendapatkan
produktivitas kerja. Berdasarkan data yang didapat dari hasil pengumpulan data
dilakukan pegolahan data berupa berapa lama waktu optimal yang dibutuhkan dan
berapa produktivitas dalam tiap proses pekerjaan pembangunan Blok SS1A pada
Kapal Cepat Rudal berdasarkan perhitungan waktu yang optimal dengan metode
CPM - PERT.
6. Pengecekan Hasil Perhitungan dan Analisa
Hasil perhitungan dan Analisa kemudian dicek apakah hasil tersebut optimal
dan relevan dengan data yang ada tau tidak apabila tidak maka dilakukan
perhitungan dan analisa ulang. Apabila sudah optimal maka dilakukan penarikan
kesimpulan.
7. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan ditarik berdasarkan hasil penelitian sesuai dengan rumusan
Masalah yang ada dan penulis memberikan saran kepada pembaca atau peneliti
setelahnya agar penelitian selanjutnya lebih baik lagi.
8. Selesai
Pada tahap yang paling akhir ini tugas akhir siap untuk diikutkan siding
26
3.3 Jadwal Penelitian
No. Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kegiatan
2 Identifikasi Masalah
3 Pengolahan Data
6 Kesimpulan
27
DAFTAR PUSTAKA
28