NPM : 24041120169
KELAS : E FARMASI
RESUME
MATERI III
Pengertian tasawuf yang di dalam bahasa asing disebut mystic atau sufism, berasal dari kata suf yakni wol
kasar yang dipakai oleh seorang muslim yang berusaha dengan berbagai upaya yang telah ditentukan untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Orang yang melakukan upaya demikian disebut sufi dan ilmu yang menjelaskan upaya-upaya serta tingkatan-
tingkatan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan dimaksud dinamakan ilmu tasawuf.
Ilmu tasawuf adalah ilmu yang menjelaskan tata cara pengembangan rohani manusia dalam rangka usaha
mencari dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
1. Qadiriyah
2. Rifa’iyah
3. Sammaniyah
4. Syattariyah
5. Naqsyabandiyah
Tasawuf berasal dari kata suf artinya bulu domba kasar. Disebut demikian karena orang-orang yang
memakai pakaian itu disebut orang-orang sufi atau mutasawwif, hidup dalam kemiskinan dan kesederhanaan.
Mereka memakai pakaian yang terbuat dari bulu binatangsebagai lambang kemiskinan dan kesederhanaan,
berlawanan dengan pakaian yang terbuat dari sutera yang biasa dipakai oleh orang-orang kaya.
4. Timbulnya rasa kebahagiaan sebagai karunia Allah SWT. dalam diri sufi karena tercapainya maqamat
(beberapa tingkatan perhentian) dalam perjalanan sufi menuju (mendekati) Tuhan.
Tasawuf juga berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits, dapat dilihat ayat-ayat dan hadits-hadits yang
menggambarkan dekatnya manusia dengan Allah SWT. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. QS. Al-Baqarah ayat 115
2. QS. Qaf ayat 16
3. Hadits Riwayat Imam Bukhari
Sejak muncul paham widhatul wujud, tasawuf pecah menjadi dua aliran, yaitu aliran pertama, aliran tasawuf
yang didasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Sedangkan aliran yang kedua, aliran fana yang disebut sebagai
tasawuf falsafi.
Ada empat macam tahapan yang harus dilalui oleh seorang hamba yang menekuni ajaran tasawuf untuk
mencapai suatu tujuan yang disebut sebagai “As-Sa’adah” menurut Imam Al-Ghazali dan “Insanul Kamil”
menurut Muhyiddin bin ‘Arabiy, diantaranya sebagai berikut :
1.Syari’at, adalah hukum-hukum yang telah diturunkan oleh Allah SWT. kepada Nabi Muhammad SAW.
3. Hakikat, adalah suasana kejiwaan seorang salik (sufi) ketika ia mencapai suatu tujuan tertentu sehingga ia
dapat menyaksikan tanda-tanda ketuhanan dengan mata hatinya.
Hakikat yang didapatkan oleh seorang sufi setelah lama menempuh tarekat dengan melakukan suluk,
menjadikan dirinya yakin terhadap apa yang dialami dan dihadapinya. Karena itu seorang sufi sering
mengalami tiga macam tingkatan keyakinan,yaitu :
a. ‘Ainul Yaqin, yaitu tingkatan keyakinan yang ditimbulkan oleh pengamatan indera terhadap alam
semesta.
b. ‘Immul Yaqin, yaitu tingkatan keyakinan yang ditimbulkan oleh analisis pemikiran ketika melihat
kebesaran Allah SWT. pada alam semesta ini.
c. ‘Haqqul Yaqin, yaitu tingkatan keyakinan yang didominasi oleh hati nurani sufi tanpa melalui ciptaan-
Nya.
4. Ma’rifat, adalah hadirnya kebenaran Allah SWT. pada seseorang sufi dalam keadaan hatinya selalu
berhubungan dengan nur Ilahi. Sesorang yang sudah sampai pada tingkatan ma’rifat ini memiliki tanda-tanda
tertentu, antara lain :
a. Selalu memancar cahaya ma’rifat padanya dalam segala sikap dan perilakunya.
b. Tidak menjadikan keputusan pada suatu yang berdasarkan fakta yang bersifat nyata, karena hal-hal yang
nyata menurut ajaran tasawuf belumtentu benar.
c. Tidak menginginkan nikmat Allah SWT. yang banyak baut dirinya, karena hal itu bisa membawanya pada hal
yang
haram.
Dari sinilah kita dapat melihat bahwa seseorang sufi tidak menginginkan kemewahan dalam hidupnya, kiranya
kebutuhan duniawi sekedar untuk menunjang ibadahnya, dan tingkatan ma’rifat yang dimiliki cukup
menjadikan ia bahagia dalam hidupnya karena merasa selalu bersama-sama dengan Tuhannya.
SELESAI
BAB VII
HUKUM ISLAM
( SYARI’AH )
Syariah Islam adalah Segala peraturan agama yang telah ditetapkan Allah untuk ummat Islam, baik
dari Al-Qur'an maupun dari sunnah Rasulullah saw. yang berupa perkataan, perbuatan ataupun takrir (
penetapan atau pengakuan).
Menurut pengertian tersebut, syariah itu meliputi hukum-hukum Allah bagi seluruh perbuatan
manusia, tentang halal, haram, makruh, sunat dan mubah. Pengertian inilah yang kita kenal dewasa
ini dengan nama "Ilmu Fighi", yang sinonim dengan istilah: Undang-undang.
Kelima faktor tesebut merupakan hakikat (inti) syariat Islam, yang di dalam Al-Qur'an disebut Amal
shalih. Sedangkan akidah yang merupakan dasar pokok disebut dengan Iman. Integrasi antara akidah dan
syariah disebut dengan Islam. Dan orang yang meyakini kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-
ajarannya disebut dengan muslim dan mukmin..
SELESAI
BAB VIII
KERUKUNAN ANTAR UMMAT BERAGAMA
1.Pengertian
Rukun" dari Bahasa Arab “ruknun" artinya asas-asas atau dasar, seperti rukun Islam. Rukun dalam
arti adjektiva adalah baik atau damai. Kerukunan hidup umat beragama artinya hidup dalam suasana damai, tidak
bertengkar, walaupun berbeda agama. Kerukunan umat beragama adalah program pemerintah
meliputi semua agama, semua warga negara RI.
2.Tujuan
Kerukunan umat beragama bertujuan untuk memotivasi dan mendinamisasikan semua umat beragama agar
dapat ikut serta dalam pembangunan bangsa.
3.Landasan Hukum
- Landasan Idiil, yaitu Pancasila (sila pertama yakni Ketuhanan Yang Maha Esa).
- Landasan Konstitusional, yaitu Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 29 ayat 1
- Landasan Strategis, yaitu Ketatapan MPR No.IV tahun 1999
- Landasan Operasional
a. UU No.1/PNPS/1965 tentang larangan dan pencegahan penodaan dan penghinaan agama
b. Keputusan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama RI No.01/Ber/Mdn/1969
tentang pelaksanaan aparat pemerintah yang menjamin ketertiban dan kelancaran
pelaksanaan dan pengembangan ibadah pemeluk agama oleh pemeluknya.
c. SK. Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri RI. No.01/1979 tentang tata cara
pelaksanaan pensyiaran agama dan bantuan luar negeri kepada lembaga-lembaga
keagamaan swasta di Indonesia,
d. Surat edaran Menteri Agama RI No.MA/432.1981 tentang penyelenggaraan peringatan
hari besar keagamaan
SELESAI