Nama Anggota :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Nikmat dan Karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Keperawatan
Maternitas II. Didalam ini kami akan membahas tentang “Gangguan Perdarahan Pada Masa
Perinatal”
Dan kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah ikut serta dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami juga mohon maaf apabila terdapat kesalahan maupun
kekurangan dalam penulisan dan penyampaian informasi nantinya.
Kami juga mengharapkan kritikan dan saran kepada rekan-rekan semua agar
terciptanya komunikasi yang baik dalam makalah ini. Semoga Makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.
Kelompok IV
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 3
BAB I ................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN................................................................................................................ 4
1.1 Latar belakang ........................................................................................................ 4
1.2 Tujuan .................................................................................................................... 4
1.3 Manfaat................................................................................................................... 4
BAB II.................................................................................................................................. 6
LANDASAN TEORI ........................................................................................................... 6
2.1 Definisi ........................................................................................................................ 6
2.2 Etiologi ........................................................................................................................ 6
2.3 Manifestasi Klinis ........................................................................................................ 7
2.4 Patofisiologi ................................................................................................................ 7
2.5 WOC(web of caution ) ................................................................................................. 8
2.6 Pemeriksaan penunjang............................................................................................... 8
2.7 Penatalaksanaan .......................................................................................................... 8
2.8 Asuhan Keperawatan ................................................................................................. 10
2.8.1 Pengkajian Keperawatan ..................................................................................... 10
2.9 Diagnosa keperawatan ............................................................................................. 11
2.10 Rencana Keperawatan .............................................................................................. 12
BAB III .............................................................................................................................. 17
INOVASI ........................................................................................................................... 17
3.1. Analisis PICOT ....................................................................................................... 17
BAB IV .............................................................................................................................. 19
PENUTUP ......................................................................................................................... 19
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 19
4.2 Saran......................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pendarahan postpartum adalah pendarahan 500 cc atau lebih setelah kala III selesai
(setelah plasenta lahir). Pengukuran darah yang keluar sukar untuk dilakukan secara
tepat. Jenis pendarahan di bagi dalam pendarahan postpartum ini bila pendarahan
terjadi dalam 24 jam pertama dan pendarahan postpartum lambat bila pendarahan
terjadi setelah 24 jam pertama. Penyebab utama pendarahan postpartum dini antara
lain atonia uteri, laserasi jalan lahir, hematoma, sisa plasenta, rupture uteri dan
inversion uteri. Sedangkan penyebab utama dari pendarahan postpartum lambat
adalah tertinggalnya sebagian besar plasenta, subinvolusi di daerah insersiplasenta,
dan dari luka bekas seksiosesaria (Wiknjonsastro, 2015).
Sebagian besar penyebab kematian ibu diseluruh dunia muncul selama dan setelah
persalinan yaitu pendarahan (25%), infeksi (15%), ekslampsia (12%), unsafe abostion
(13%), obstruksi (8%), penyebab lainya (27%). Oleh karena itu mencegah kematian
dan kesakitan maternal-neounatal adalah prioritas utama dalam meningkatkan derajat
Kesehatan ibu dan anak. (WHO, 2017).
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui tentang defenisi pendarahan postpartum
2. Mahasiswa mengetahui tentang factor resiko dan etiologic pada pendarahan
postpartum
3. Mahasiswa mengetahui tentang klasifikasi pada pendarahan postpartum
4. Mahasiswa mengetahui tentang komplikasi pada pendarahan postpartum
5. Mahasiwa mengetahui tentang pengobatan pada pendarahan postpartum
6. Mahasiswa mengetahui tentang asuhan keperawatan maternitas pada pendarahan
postpartum
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa memahami tentang defenisi pendarahan postpartum
2. Mahasiswa memahami tentang factor resiko dan etiologic pada pendarahan
postpartum
3. Mahasiswa memahami tentang klasifikasi pada pendarahan postpartum
4. Mahasiswa memahami tentang komplikasi pada pendarahan postpartum
4
5. Mahasiwa memahami tentang pengobatan pada pendarahan postpartum
6. Mahasiswa memahami tentang asuhan keperawatan maternitas pada pendarahan
postpartum
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi
setelah bayi lahir pervaginam atau lebih dari 1000 cc setelah persalinan abdominal
dalam 24 jam dan sebelum 6 minggu setelah persalinan. Berdasarkan waktu terjadinya
perdarahan pasca persalinan dapat dibagi menjadi perdarahan primer dan perdarahan
sekunder. Perdarahan primer adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama
dan biasanya disebabkan oleh atonia uteri, robekan jalan lahir, sisa sebagian plasenta
dan gangguan pembekuan darah. Perdarahan sekunder adalah perdarahan yang terjadi
setelah 24 jam persalinan, penyebab utama perdarahan sekunder yaitu sisa plasenta.
2.2 Etiologi
Terdapat 4 penyebab utama terjadinya perdarahan pasca persalinan yaitu:
1. Tone, terjadi karena lemahnya kontraksi (hipotoni) bahkan hilangnya kontraksi
(atonia) uterus pasca persalinan.
2. Tissue, yaitu adanya jaringan plasenta yang tertinggal sebagian maupun seluruhnya
(retensio plasenta) di dalam uterus.
3. Trauma, karena adanya perlukaan jalan lahir mulai dari perineum, vagina, serviks
(laserasi) sampai dengan robeknya dinding uterus (rupture uteri).
4. Thrombin, yaitu adanya gangguan hemostasis yang dapat terjadi sejak sebelum
persalinan maupun setelahnya.
Atonia uteri adalah penyebab perdarahan pasca persalinan yang kerap ditemui
di kebanyakan kasus. Pada beberapa kasus meskipun tidak didapatkan faktor risiko,
atonia uteri juga dapat terjadi sehingga observasi dan monitor kontraksi uterus pasca
persalinan wajib dilakukan.
Atonia uteri dapat bersifat primer, yaitu berdiri sendiri tanpa ada penyebab
perdarahan pasca persalinan lainnya atau bersifat sekunder ketika didapatkan
penyebab lain perdarahan pasca persalinan sehingga terjadi atonia uteri. Pada kasus
laserasi jalan lahir yang tak tertangani dengan baik, atonia uteri sekunder dapat
muncul sehingga pemeriksaan dan evaluasi jalan lahir menjadi suatu pemeriksaan
wajib dikerjakan setelah persalinan (Cunningham, 2010).
6
2.3 Manifestasi Klinis
Beberapa gejala yang bisa menunjukkan perdarahan pasca persalinan
(Wiknjosastro, 2005) :
1. Terdapat pengeluaran darah yang tidak terkontrol
2. Penurunan tekanan darah
3. Peningkatan detak jantung
4. Penurunan hitung sel darah merah (hematokrit)
5. Pembengkakan dan nyeri pada jaringan daerah vagina dan sekitar perineum.
Pada perdarahan melebihi 20% volume total, timbul gejala penurunan tekanan
darah, nadi dan napas cepat, pucat, ekstremitas dingin, sampai terjadi syok.
2.4 Patofisiologi
Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam uterus
masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam stratum
spongiosum sehingga sinus-sinus maternalis ditempat insersinya plasenta terbuka.
Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut akan menutup,
kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga perdarahan akan
terhenti. Adanya gangguan retraksi dan kontraksi otot uterus, akan menghambat
penutupan pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan yang banyak. Keadaan
demikian menjadi faktor utama penyebab perdarahan pasca persalinan. Perlukaan
yang luas akan menambah perdarahan seperti robekan serviks, vagina dan perineum
(Muhaj, 2009).
7
2.5 WOC(web of caution )
Penatalaksanaan
USG, untuk melihat bagian dalam uterus apakah ada sisa plasenta yang tertinggal
2.7 Penatalaksanaan
Penanganan pasien dengan pendarahan pasca persalinan memiliki dua
komponen utama yaitu:
8
1. resusitasi dan pengelolaan perdarahan obstetri yang mungkin disertai syok
hipovolemik dan identifikasi serta pengelolaan penyebab dari perdarahan. Keberhasilan
pengelolaan perdarahan postpartum mengharuskan.
Pijat rahim disarankan segera setelah diagnosis dan resusitasi cairan kristaloid
isotonik juga dianjurkan. Penggunaan asam traneksamat disarankan pada kasus
perdarahan yang sulit diatasi atau perdarahan tetap terkait trauma. Jika terdapat
perdarahan yang terusmenerus dan sumber perdarahan diketahui, embolisasi arteri uterus
harus dipertimbangkan.
3. Jika kala tigaberlangsung lebih dari 30 menit, peregangan tali pusat terkendali dan
pemberian oksitosin (10 IU) IV/IM dapat digunakan untuk menangani retensio plasenta.
Jika perdarahan berlanjut, meskipun penanganan dengan uterotonika dan intervensi
konservatif lainnya telah dilakukan, intervensi bedah harus dilakukan tanpa penundaan
lebih lanjut.
1) Masase fundus uteri. Masase dilakukan di fundus uteri melalui dinding depan abdomen
dengan gerakan sirkuler dengan penekanan ke arah kaudal sampai terasa kontraksi yang
kuat. Bila kontraksi telah baik, palpasi uterus dilakukan setiap 15 menit dan untuk
meyakinkan bahwa uterus tidak lembek setelah masase berhenti. meskipun kualitas
evidendence nya lemah tetapi rekomendasi untuk melakukan masase fundus uteri adalah
kuat.
2) Kompresi bimanual. Bila dengan masase kontraksi uterus masih lembek maka langkah
kedua Anda harus melakukan kompresi bimanual. Satu tangan mengepal berada di
forniks anterior dan tangan yang lain mengangkat dan menekan korpus uteri ke arah
kaudal. Aksi ini dikerjakan sampai kontraksi timbul dan perdarahan berhenti. Karena
tindakan ini sangat melelahkan maka ini hanya bersifat sementara sambil menunggu
tindakan definitif, misal selama persiapan dan transportasi pasien ke kamar operasi atau
ke rumah sakit. Kualitas evidence nya sangat lemah dan rekomendasinyapun
9
lemah.Perdarahan yang tidak berhenti setelah dilakukan kompresi bimanual tahapan
adalah dengantampon kondom hal ini dilakukan karena perdarahan terjadi karena atonia
uteri dan tidak terjadi rupture uteris serta rupture jalan lahir sudah tertangani. Pemasanagn
tampon sanagt efektif untuk menangani perdarahan post partum.Perdarahan yang terjadi
pada saat pasca salin dan setelah kala IV penanganan berdarahan beberapa kasus
dilakukan transfuse darah minimal 2 kolf untuk mengevaluasi atau koreksi hipovolemi
10
e. Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia mulaihamil,
Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
f. Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus,retensi
plasenta, Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan,penolong,
tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahiratau mati, berat
badan anak waktu lahir, panjang waktu lahir, Riwayat nifasmeliputi: Keadaan lochea,
apakah ada pendarahan, ASI cukup atau tidak dankondisi ibu saat nifas, tinggi fundus
uteri dan kontraksi
g. Riwayat Kehamilan sekarang
Hamil muda, keluhan selama hamil muda, Hamil tua, keluhan selama hamil tua,
peningkatan berat badan, tinggi badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan
darah, keadaan gizi akibat mual, keluhan lain
h. Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa kali,perawatan
serta pengobatannya yang didapat
11
2. Ganguan rasa aman nyaman : nyeri berhubungan dengan proses
penyakit(penekanan/kerusakan jaringan , infiltrasi)
3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, Stasis
cairantubuh, penurunan Hb,Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan proses
penyakit
12
3. TTV pasien terganggu an ke kananberlebihan
dalamrentan (3) tidak padadaerah
g normal terganggu yang
(5) mengalamiperda
rahan,
untukmenghinda
riperdarahan
yang berlebihan.
3. Monitor tanda-
tanda vital
pasien
4. Evaluasi nadi
perifer, dan
pengisisan
kapiler, kaji
turgor kulit dan
kelembaban
membran
mukosa.
R/untukmengeta
huitandadehidra
si
5. Kolaborasiberik
antranfusidarah
(Hb,Hct)
dantrombositses
uaiindikasi,
untukmengemba
likankehilangan
darah
Kode Diagnosisi Kode NOC : 2101 210113 : 210113 : Kode NIC : 1400
NANDA : 00132 1. Gang 1. Ga
TUJUAN : guan ngguan DEFINISI :
13
DEFINISI : dalam perawatan konsentrasi konsentrasi pengurangan atau
Pengalaman 1x24 jam, nyeri dipertahankan ditingkatka reduksi nyeri sampai
sensori dan klien dapat pada cukup n ke ringan pada tingkat kenyaman
emosional tidak berkurang atau berat (2) (4) yang dapat diterima
menyenangkan hilang 2. Gang 2. Ga oleh pasien
berkaitan dengan guan dalam ngguan
kerusakan yang KRITERIA rutinitas dalam Aktivitas-Aktivitas :
tiba-tiba atau HASIL : dipertahankan rutinitas 1. Lakukan pengkajian
lambat dengan 1. Klien pada cukup ditingkatka nyeri komprehensif
intensitas ringan mengatakan berat (2) n ke ringan yang meliputi
hingga berat, nyeri sudah 3. Gang (4) lokasi, karakteristik,
dengan berakhirnya berkurang guan pada 3. Ga onset/durasi,
dapat diantisipasi 2. Klien sudah pergerakkan ngguan frekuensi, kualitas,
atau diprediksi dan bisa fisik pada intensitas atau
dengan kurang dari istirahat dan dipertahankan pergerakka beratnya nyeri dan
3 bulan tidur pada cukup n fisik faktor pencetus.
3. Pasien berat (2) ditingkatka 2. Berikan informasi
-Nyeri akut sudah bisa 4. Gang n ke ringan mengenai nyeri,
berhubungan melakukan guan pada (4) seperti penyebab
dengan proses aktivitas aktivitas hidup 4. Ga nyeri, berapa lama
penyakit misalnya : kembali sehari-hari (2) ngguan nyeri akan dirasakan
(penekanan/kerusa pada dan antisipasi dari
kan jaringan , aktivitas ketidaknyamanan
infiltrasi) hidup akibat prosedur.
sehari-hari 3. Pilih dan
ditingkatka implementasikan
n ke ringan tindakan yang
(4) beragam, misalnya
(farmakologi,
nonfarmakologi,
interpersonal) untuk
memfasilitasi
penurunan nyeri,
14
sesuai dengan
kebutuhan.
4. Ajarkan penggunaan
teknik non
farmakologis seperti
(biofeedback,
TENS, hypnosis,
relaksasi, bimbingan
antisipasif, terapi
musik, terapi
bermain, terapi
aktivitas,
akupressur, aplikasi
panas/dingin dan
pijatan, sebelum
sesudah dan jika
memungkinkan,
ketika melakukan
aktivitas yang
menimbulkan nyeri ;
sebelum nyeri
terjadi atau
meningkat ; dan
bersamaan dengan
tindakan penurunan
rasa nyeri lainnya.
Kode Diagnosis Kode NOC : 1842 184208 : 184208 : Kode NIC : 6550
NANDA : 00004 1. Faktor yang 1. Faktor
TUJUAN : berkontribusi yang DEFINISI
DEFINISI : setelah dilakukan terhadap berkontrib :Pencegahan dan
Rentan mengalami tindakan penularan usi deteksi dini infeksi
invasi dan keperawatan infeksi terhadap pada pasien berisiko
mutiplikasi selama 3x24 jam dipertahanka penularan
15
organisme diharapkan infeksi n pada cukup ditingkatk Aktivitas-Aktivitas :
patogenik yang tidak terjadi berat (2) an ke 1. Berikan perawatan
dapat mengganggu 2. Tindakan ringan (4) kulit yang tepat
kesehatan KRITERIA untuk 2. Tindakan untuk area (yang
HASIL : meningkatka untuk mengalami ) edema
-Risiko infeksi 1. Klien mampu n daya tahan meningkat 2. Periksa kulit dan
berhubungan mengidentifikas terhadap kan daya selaput lendir untuk
dengan trauma i dan infeksi tahan adanya kemerahan ,
jaringan, Stasis berpartisipasi dipertahanka terhadap kehangatan ekstrim
cairan tubuh, dalam n pada cukup infeksi atau drainase
penurunan Hb, pencegahan berat (2) ditingkatk 3. Periksa setiap
Hambatan infeksi 3. Strategi an ke kondisi sayatan
mobilisasi fisik 2. Klien tidak mengelola ringan (4) bedah atau luka
berhubungan menunjukkan stress 3. Strategi 4. Tingkatkan asupan
dengan proses tanda-tanda dipertahanka mengelola nutrial yang cukup
penyakit. infeksi dan n pada cukup stress 5. Intruksikan pasien
penyembuhan berat (2) ditingkatk untuk minum
luka an ke antibiotik yang
berlangsung ringan (4) diterapkan
normal 6. Berikan agen
imunitasi dengan
tepat
16
BAB III
INOVASI
17
setelah melahirkan sebagai upaya untuk mencegah perdarahan
post partum serta mempercepat produksi ASI. Dengan demikian
diperlukan suatu tindakan untuk merangsang hormon oksitosin.
Salah satu tindakan untuk merangsang keluarnya hormon
oksitosin yaitu dengan pijat oksitosin.
Lavender merupakan salah satu minyak esensial yang populer
dan secara luas digunakan dalam bidang kesehatan klinis
khususnya mengatasi permasalahan psikomatik dalam
ginekologi. Penggunaan minyak esensial lavender diharapkan
dapat membantu ibu postpartum untuk meningkatkan relaksasi
dan kenyamanan sehingga diharapkan produksi ASI dapat
meningkat yang dapat memicu kontraksi uterus dan mencegah
terjadinya perdarahan post partum.
Time (T) Penelitian ini dilakukan mulai bulan November sampai bulan
Februari 2019
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi
setelah bayi lahir pervaginam atau lebih dari 1000 cc setelah persalinan abdominal
dalam 24 jam dan sebelum 6 minggu setelah persalinan.
Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam uterus
masih terbuka. Terdapat 4 penyebab utama terjadinya perdarahan pasca persalinan
yaitu:
1. Tone, terjadi karena lemahnya kontraksi (hipotoni) bahkan hilangnya kontraksi
(atonia) uterus pasca persalinan.
2. Tissue, yaitu adanya jaringan plasenta yang tertinggal sebagian maupun
seluruhnya (retensio plasenta) di dalam uterus.
3. Trauma, karena adanya perlukaan jalan lahir mulai dari perineum, vagina, serviks
(laserasi) sampai dengan robeknya dinding uterus (rupture uteri).
4. Thrombin, yaitu adanya gangguan hemostasis yang dapat terjadi sejak sebelum
persalinan maupun setelahnya.
4.2 Saran
Diharapkan kepada seorang perawat mampu memahami konsep dasar dan
perjalanan dari hiperemesis gravidarum agar dapat melakukan asuhan keperawatan
dengan baik dan benar serta dapat memberikan pelayanan kesehatan, baik kepada
klien maupun terhadap keluarga klien untuk mendukung perawatan klien diluar
pemantauan perawat
19
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, A.F, dkk. (2018). Gawat Darurat Medis dan Bedah. Surabaya: Airlangga
University Press.
Nanda. 2018. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Edisi 11. Editor T.
Heather Herdman, Shigemi Kamatsurur. Jakarta: EGC.
Risnawati, Indah. (2017). Pengaruh Anemia dan Perdarahan Post Partum Terhadap
Perubahan Tekanan Darahpada Ibu Post Partum. THE 5TH URECOL
PROCEEDING.
Sari, F. N. 2020. Pijat Oksitosin dengan Minyak Lavender Terhadap Involusi uterus Ibu
20