Anda di halaman 1dari 3

GEREJA DAN SILA-SILA

SILA 1 DAN 2

Oleh :

Buku : PANCASILA SEBAGAI SUATU REFLEKSI

Penulis : Gereja Kristen Bahasa Indonesia, TAI PO-Hongkong

Penerbit : Wordpress (alamat web:https://yusufrg.wordpress.com/2013/10/03/pancasila-


sebagai-suatu-refleksi-roma-131-2-4/)

Ringkasan

Kemajemukan bangsa Indonesia bukanlah berarti tidak melahirkan suatu konsep


pandangan hidup bangsa, itu terwujud dengan lahirnya Pancasila sebagai falsafah bangsa
Indonesia. Dengan kata lain pancasila digunakan sebagai petunjuk hidup, pedoman hidup
serta sebagai penujuk arah bagi semua aktifitas hidup masyarakat Indonesia dalam segala
bidang. Pancasila berfungsi sebagai cita-cita yang selalu diusahakan untuk dicapai oleh tiap-
tiap manusia Indonesia sehingga diharapkan bisa terwujud. Oleh karena itu, dapat
dikemukakan bahwa pelaksanaan pancasila dalam hidup bermasyarakat tidak boleh
bertentangan dengan norma agama maupun norma – norma yang telah ada di dalam
masyarakat.

Indonesia adalah negeri yang penuh dengan kontradiksi. Indonesia adalah negara
Islam terbesar di dunia, dalam arti mempunyai jumlah penduduk yang beragama Islam
terbanyak. Di sisi lain Indonesia pernah mempunyai partai komunis yang terkuat setelah Cina
dan Rusia, dipihak lain di Indonesia terdapat banyak Gereja. Namun Pancasila telah menjadi
payung bagi kemajemukan bangsa Indonesia. Ia mempunyai daya tarik emosional tersendiri,
Ia menjadi ideologi, juga sebagai pandangan hidup. Nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila adalah nilai-nilai yang digali dari budaya bangsa, yang mencerminkan sikap dan
tingkah laku bangsa Indonesia.

Menurut hakikatnya, gereja dibentuk oleh Allah sendiri lewat Yesus Kristus yang
menghimpun orang dari berbagai suku, bangsa, dan bahasa. Dengan demikian, gereja adalah
persekutuan yang Kudus, dan Am dengan Kepala/Dasarnya adalah Yesus Kristus sendiri.
Persekutuan ini dikuduskan dan diutus ke dalam dunia untuk memberitakan Injil Yesus
Kristus kepada semua orang. Itulah sebabnya hampir semua Tata Dasar Gereja peranan
sentral Yesus Kristus, konsekuen dengan pengakuan dan ajaran Alkitab.
Gereja dalam hal ini ikut bertanggung jawab dalam upaya menghayati, mengamalkan,
dan melestarikan Pancasila sebagai satu-satunya azas dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Landasan hukumnya adalah Undang-undang No. 8 Tahun 1985
tentang Organisasi Kemasyarakatan (ormas) serta Peraturan Pelaksanaanya (Peraturan
Pemerintah No. 18/1986) telah disahkan. Konsekuensinya, semua ormas diberikan
kesempatan menyesuaikan diri dengan ketentuan-ketentuan undang-undang ini, di mana harus
menerima Pancasila dan mencantumkannya dalam Anggaran Dasar/Tata Dasar
Organisasinya.

Menurut pemerintah, undang-undang itu tidak bermaksud mengatur kehidupan intern


gereja, tetapi mengatur aspek kemasyarakatan dari gereja dalam masalah sosial gereja,
pendidikan, pengembangan masyarakat, dll. perlu diatur/ditata oleh pemerintah. Untuk
maksud itu, gereja harus menerima Pancasila sebagai satu-satunya azas bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

Gereja di Indonesia di dalam hidup, kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara


berdasarkan Pancasila terpanggil mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di dalam
pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.

Sila Pertama, menuntut setiap warga negara mengakui Tuhan Yang Maha Esa sebagai
pencipta dan tujuan akhir, baik dalam hati dan tutur kata maupun dalam tingkah laku sehari-
hari. Konsekuensinya adalah Pancasila menuntut umat beragama dan kepercayaan untuk
hidup rukun walaupun berbeda keyakinan.

Sila Kedua, mengajak masyarakat untuk mengakui dan memperlakukan setiap orang
sebagai sesama manusia yang memiliki martabat mulia serta hak-hak dan kewajiban asasi.
Dengan kata lain, ada sikap untuk menjunjung tinggi martabat dan hak-hak asasinya atau
bertindak adil dan beradap terhadapnya.

Dari segi iman Kristen, dapat dilihat bahwa ada hubungan yang cukup erat antara
Pancasila dan Iman Kristen. Ini tercermin dari nilai- nilai yang dikandung dari keduanya.
Umat Kristen percaya bahwa Tuhan yang mengutus agama Kristen ada di Indonesia dalam
rangka pelaksanaan panggilan orang-orang percaya di segala tempat dan disepanjang masa
untuk menjadi saksiNya.

Dalam Roma 13:1-2, disebutkan bahwa tiap-tiap orang harus tunduk kepada
pemerintah yang diatasnya, sebab tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah; dan
pemerintah-pemerintah yang ada ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barangsiapa yang melawan
pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya akan mendatangkan
hukuman atas dirinya. Umat Kristen harus meyakini dan melakukannya dengan penuh
tanggungjawab, hal ini bukan berarti bahwa umat Kristen menyerahkan diri kepada negara
tetapi ia menyerahkan diri kepada Imannya, yang mengajarkan untuk menjadi warga negara
yang baik. Sebagai warga negara, gereja sadar bahwa agama Kristen bukanlah negara tetapi
merupakan bagian dari negara, dimana agama Kristen turut untuk menegakkan keadilan dan
kebenaran.

Iman Kristen tidak mewajibkan orang-orang Kristen untuk membangun negara Kristen
melainkan mengajarkan umatnya untuk bersama-sama dengan masyarakat Indonesia lainnya
untuk membangun bangsa ini. Iman Kristen dengan Pancasila tidak dapat di campuradukan,
karena masing-masing mempunyai falsafah tersendiri, namun di dalam Pancasila terkandung
nilai-nilai Iman Kristen. Dalam terang pengakuan dan kepercayaan itulah, setiap orang
sebagai umat Kristen berpartisipasi sepenuhnya dalam usaha bangsa dan negara untuk
melanjutkan pembangunan nasional sebagai pengamalan dari sila-sila Pancasila. Namun
kembali lagi baik itu nilai-nilai Pancasila yang sangat diyakini kebenarannya, maupun nilai-
nilai Kristiani yang menjadi dasar untuk berperilaku dan bertindak dalam penerapannya
tergantung pada masing-masing individu, apakah mau melakukannya atau tidak.

Pancasila adalah jiwa, pandangan hidup serta falsafah hidup bangsa Indonesia. Sikap
mental, tingkah laku bangsa Indonesia mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan
bangsa lain. Ciri inilah yang dimaksudkan dengan kepribadian. Kepribadian bangsa Indonesia
adalah Pancasila. Umat Kristen dalam iman yang diyakininya mempunyai peran yang sangat
penting dalam pembentukan moral bangsa karena apa yang dijabarkan oleh Pancasila
mengenai nilai-nilai hidup, tercermin dalam Iman Kristen. Dengan demikian Iman Kristen
harus menjadi pedoman bagi warga gereja dalam mengamalkan Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai