Anda di halaman 1dari 4

Pengelolaan Kelas

Dalam suatu kelas/ruangan, seorang guru sebenarnya mempunyai dua permasalahan


pokok yaitu pengajaran dan manajemen. Dimana keduanya mempunyai penanganan
sendiri. Pengajaran harus diatasi dengan cara pengajaran yang baik, sedangkan
manajemen dengan cara pengelolaan. Aspek yang paling penting dalam proses belajar
mengajar yaitu pengelolaan kelas. Dimana pengelolaan tersebut merupakan proses
terjadinya tingkah laku yang kompleks dan seorang guru menggunakannya untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas secara efisien dan memungkinkan siswa
dapat belajar dengan memperoleh rasa nyaman.

1. Siswa tidak tahu apa yang harus diperbuat.


2. Siswa sudah diberi tahu akan tugasnya akan tetapi setelah beberapa lama kemudian
mereka menjadi lupa akan tugasnya.
3. Siswa sudah mengetahui apa yang harus mereka diperbuat. Akan tetapi tidak tahu
bagaimana cara melakukannya.
4. Ada beberapa siswa atau sebagian yang sudah melaksanakan tugas sebelum waktunya
habis sehingga membuat keributan.
5. Ada diantara siswa yang merupakan anak malas tak bergairah atau pengganggu.
Sehingga walaupun mereka melakukan tugas akan tetapi tidak secara sungguh-sungguh.

PRINSIP PENGGUNAAN PENGELOLA KELAS


 

Menurut (Usman,2013) prinsip penggunaan pengelolaan kelas diklasifikasikan


menjadi tujuh, yaitu:

1. kehangatan dan keantusiasan : kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan


terciptanya iklim kelas yang menyenangkan yang merupakan salah satu syarat bagi
kegiatan belajar-mengajar yang optimal.
2. Tantangan : penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan
meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya
tingkah laku yang menyimpang.
3. Bervariasi : penggunaan alat atau media, gaya dan interaksi belajar-mengajar yang
bervariasi merupakan kunci tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari
kejenuhan.
4. Keluwesan : keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya
dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim
belajar-mengajar yang efektif.
5. penekanan pada hal-hal yang positif : pada dasarnya, didalam mengajar dan mendidik,
guru harus menekankan hal-hal yang positif menghindari pemusatan perhatian siswa pada
hal-hal yang negative.
6. penanaman disiplin diri : pengembangan disiplin diri sendiri oleh siswa merupakan
tujuan akhir dari pengelolaan kelas. Untuk itu guru harus selalu mendorong siswa untuk
melaksanakan disiplin diri sendiri, dan guru sendiri hendaknya menjadi contoh atau
teladan tentang pegendalilan diri dan pelaksanaan tanggung jawab.
HAL YANG HARUS DIHINDARI
Menurut (Usman,2013) dalam upaya mengelola kelas secara efektif, ada beberapa
hal yang harus dihindari oleh guru, yaitu sebagai berikut:
1. Campur tangan yang berlebihan (teachers instruction). Apabila guru menyela
kegiatan yang sedang asyik berlangsung dengan komentar, pertanyaan, atau petunjuk yang
mendadak, kegiatan itu akan mengganggu atau terputus. Hal ini akan member kesan
kepada siswa bahwa guru tidak memperhatikan keterlibatan dan kebutuhan anak. Ia hanya
ingin memuaskan kehendak sendiri.
2. Kelenyapan (fade away). Hal ini terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi
suatu instruksi, penjelasan, petunjuk, atau komentar, dan kemudian menghentikan
penjelasan atau sajian tanpa alas an yang jelas: juga dapat terjadi dalam bentuk waktu
diam yang terlalu lama, kehilangan akal, atau melupakan langkah-langkah dalam
pelajaran. Akibatnya ialah membiarkan pokoran siswa mengawang-awang, melantur, dan
mengganggu keefektifan serta kelancaran pelajaran.
3. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (stops and starts). Hal ini
dapat terjadi bila guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri aktivitas sebelumnya
menghentikan kegiatan pertama, memulai yang kedua, kemudian kembali kepada kegiatan
yang pertama lagi. Dengan demikian guru tidak dapat mengendalikan situasi kelas dan
akhirnya mengganggu kelancaran kegiatan belajar siswa.
4. Penyimpangan (digression). Akibat guru terlalu asyik dalam suatu kegiatan atau
bahan tertentu memungkinkan ia dapat menyimpang. Penyimpangan tersebut dapat
mengganggu kelancaran kegiatan belajar siswa.
5. Bertele-tele (overdwelling). Kesalahan ini terjadi bila pembicaraan guru bersifat
mengulang-ulang hal-hal tertentu, memperpanjang keterangan atau penjelasan, mengubah
teguran yang sederhana menjadi ocehan atau kupasan yang panjang.

Menciptakan suasana kelas supaya lebih 'fun'


Suasana kelas yang menyenangkan, sangat mempengaruhi dinamika proses
belajar-mengajar. Para siswa 'jaman now' pun perlu distimuluas agar kegairahan
dan situasi pengajaran ini bisa berefektif positif kepada mereka. Beberapa langkah
ini, bisa menjadi pemicunya.

1. Ice Breaking
Untuk dapat mengelola kelas guru harus kreatif membuat ice breaking, dengan
adanya ice breaking siswa akan mudah dikondisikan dan tidak cepat merasa bosan
dalam belajar. Ada banyak jenis ice breaking bisa dengan melakukan senam otak
atau beberapa permainan sederhana seperti "tepuk satu kali, tepuk dua kali, dan lain
sebagainya.

2. Buatlah perencanaan pembelajaran


Seorang guru wajib membuat perencanaan pembelajaran, dengan adanya
perencanaan guru sudah memiliki bayangan apa saja pembelajaran yang akan
disampaikan hari ini, dan dapat memperkirakan kira kira apa saja masalah yang
akan terjadi dalam kelas.

3. Persiapkan kondisi ruangan kelas yang nyaman


Kelas yang nyaman akan lebih mudah untuk dikondisikan, guru dapat memulai
dengan menata tempat duduk agar pembelajaran lebih efektif. Serta tidak lupa
memperhatikan kebersihan kelas.

4. Buat kesepakatan peraturan dengan siswa


Kesepakatan peraturan akan lebih mendisiplinkan siswa saat belajar. Cobalah untuk
membuat reward dan punishment seperti penggunaan bintang hitam dan bintang
kuning, untuk siswa yang melanggar diberikan bintang hitam dan untuk siswa yang
taat mengikuti aturan, aktif dalam kegiatan pembelajaran diberikan bintang kuning,
serta berikan hukuman dan penghargaan berdasarkan kesepakatan.

Manajemen pembelajaran yang efektif dapat terwujud dengan melaksanakan langkah-langkah


sebagai berikut.
1. Menetapkan aturan kelas (class routine)
Kita mengetahui bahwa kebiasaan tiap siswa berbeda. Seorang guru tidak boleh menyalahkan
atau membenci  siswa karena kebiasaan mereka karena kebiasaan baik dan buruk diperoleh
dari pengalaman di jenjang pendidikan sebelumnya dan lingkungan siswa berada. Sehingga
untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan yang baik dengan melalui pemberian aturan saat proses
pembelajaran terutama pada awal pertemuan pembelajaran sehingga terjadi kesepakatan antara
siswa dan guru.
2. Memulai kegiatan tepat waktu (getting started)
Dalam memulai suatu materi pembelajaran diperlukan ketepatan waktu bagi guru maupun siswa
(masalah keterlambatan telah diatur pada saat menetapkan aturan kelas) sehingga
pembelajaran efektif dan tidak ada waktu yang terbuang banyak.
3. Mengatur pelajaran (managing the lesson)
Proses pembelajaran yang efektif, guru harus mengatur dan menjaga agar proses kegiatan
berjalan lancer dan tidak mengalami gangguan atau hambatan. Guru harus mengoptimalkan
keikutsertaan siswa, kesempatan melakukan, penggunaan peralatan, serta mengorganisir
pembagian kelompok, tidak terlalu banyak ceramah sehingga siswa tidak jenuh.
4. Mengelompokkan siswa (grouping the student)
Pada saat meembahas materi tertentu, diperlukan juga siswa harus berkelompok agar mereka 
dapat bekerja sama dan tidak individualis. Kadang-kadang diperlukan adanya ketua kelompok
sehingga ketua tersebut dapat memanage dirinya sendiri dan teman-temannya.
5. Mengakhiri pelajaran (ending the lesson)
Pada akhir pelajaran diharapkan siswa memiliki kesan yang baik selama kegiatan berlangsung
sehingga siswa selalu mengingat hal-hal yang berupa pengalaman selama kegiatan. Maka dari
itu, seorang guru harus membuat klimaks naik pada saat pertemuan sehingga siswa berharap
adanya kegiatan lanjut yang lebih menarik pada pertemuan berikutnya.

1. Bahan Pelajaran

Sebelum seorang guru tampil di depan kelas, terlebih dahulu harus menguasai bahan yang
dikontrakan sekaligus bahan yang dapat mendukung jalannya proses pembelajaran. Dalam
hal ini yang dimaksud menguasai bahan bagi guru mengandung dua lingkup penguasaan
materi yaitu menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah dan menguasai bahan
yang akan disajikan.

2. Mengelola program

Guru yang kompeten harus mampu mengelola program pembelajaran dengan baik, dalam hal
ini ada beberapa langkah yang harus ditempuh antara lain:

a. Merumuskan tujuan intruksional pembelajaran

b. Mengenal dan dapat merumuskan proses instruktusional yang tepat

c. Melaksanakan proses pembelajaran


d. Mengenal kemampuan anak didik

e. Merencanakan dalam melaksanakan remedial.

Program pembelajaran merupakan dasar dan sarana pendukung bagi guru dalam melakukan
kegiatan interaksi pembelajaran disekolah, dimana seorang guru dituntut untuk bisa
menguasai keadaan anak didik. Karena tidak semua anak didik bisa diam dikala seorang guru
sedang menyampaikan materi pembelajaran, sehingga guru harus betul-betul dapat
menguasai keadaan anak.

3. Menggunakan media/sumber belajar

Menggunakan media atau sumber belajar, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan oleh
guru antara lain:

a. Mengenal, memilih dan menggunakan suatu media

b. Alat bantu dalam pelajaran yang sederhana agar mudah didapat dan tidak menimbulkan
penafsiran yang berbeda

c. Menggunakan buku sumber yang diperlukan lebih dari satu serta ditambah buku lain yang
dapat menunjang

d. Menggunakan fasilitas perpustakaan dalam proses pembelajaran baik yang berhubungan


langsung seperti buku panduan atau tidak langsung seperti gambar-gambar yang dibutuhkan
dalam praktek belajar.

4. Menilai prestasi anak

Setiap anak pada dasarnya memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain, perbedaan
semacam ini dapat membawa akibat perbedaan-perbedaan pada pada kegiatan yang lain,
seperti perbedaan dalam hal belajar. Persoalan ini perlu diperhatikan oleh seorang guru,
karena dengan itu berarti guru dapat mengambil tindakan-tindakan instruktusional yang lebih
tepat dan memadai.

Anda mungkin juga menyukai