Anda di halaman 1dari 39

ESM MICROTEACHING

MUH. RAFIK HASAN


1812441006
ICP OF PHYSICS EDUCATION

ICP OF PHYSICS EDUCATION


PHYSICS MAJOR
FACULTY OF MATH AND SCIENCE
UNIVERSITY STATES MAKASSAR 2021
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMAN 8 Gowa


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/semester : X/1
Materi : Hakekat Fisika dan metode ilmiah
Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (3 x 45 menit )

A. Kompetensi Inti

KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 Menunjukkanperilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
proceduralberdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.1 Menerapkan hakikat ilmu Fisika, metode ilmiah, dan keselamatan kerja di laboratorium
serta peran Fisika dalam kehidupan
4.1 Membuat prosedur kerja ilmiah dan keselamatan kerja misalnya pada pengukuran kalor

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.1.1 Dapat merumuskan hakekat fisika sebagai produk, proses, dan sikap
3.1.2 Dapat mengetahui konsep metode ilmiah
3.1.3 Dapat mengidentifikasi langkah-langkah metode ilmiah
4.1.1 Merancang sebuah percobaan menggunakan metode ilmiah
D. Materi Pembelajaran

Fakta:
Koin akan tenggelam di air sedangkan kapal yang terbuat dari besi bisa terapung dilaut bentuk
bendungan dibuat membesar dibagian bawah

Konsep:
Fluida

Prinsip:
Hukum Archimedes

1. Benda Tenggelam
Benda disebut tenggelam dalam zat cair apabila posisi benda selalu terletak pada dasar tempat zat cair berada.

Benda Tenggelam
Pada benda tenggelam terdapat tiga gaya yaitu : W
= gaya berat benda
Fa = gaya archimedes N
= gaya normal bidang
Dalam keadaan seimbang maka W = N + Fa sehingga :
W > Fa
m . g > ρZC . Vb . g
ρb . Vb . g > ρZC . Vb
.g
ρb = massa jenis benda ρb > ρzc
ρZC = massa jenis zat cair
2. Benda Melayang
Benda melayang dalam zat cair apabila posisi benda di bawah permukaan zat cair dan di atas dasar tempat
zat cair berada.

Benda Melayang
Pada benda melayang terdapat dua gaya yaitu: Fa dan W. Dalam keadaan seimbang maka :
W = Fa
ρb . Vb . g = ρZC . Vb . g
ρb = ρzc
3. Benda Terapung
Benda terapung dalam zat cair apabila posisi benda sebagian muncul dipermukaan zat cair dan sebagian terbenam
dalam zat cair.

Benda Terapung
Pada benda terapung terdapat dua gaya yaitu :Fa dan W. Dalam keadaan seimbang maka :
W = Fa
ρb . Vb . g = ρZC . V2 .
g ρb . Vb = ρZC . V2
karena Vb > V2 maka : ρb < ρZC

Tekanan Hidrostatik adalah tekanan pada zat cair yang diam sesuai dengan namanya (hidro: air dan statik: diam).
Atau lebih lengkapnya Tekanan Hidrostatik didefinisikan sebagai tekanan yang diberikan oleh cairan pada
kesetimbangan karena pengaruh gaya gravitasi.

Hal ini berarti setiap benda yang berada pada zat cair yang diam, tekanannya tergantung dari besarnya gravitasi.
Adakah hal lain yang mempengaruhi besarnya tekanan hidrostatik? Ya ada yaitu: kedalaman/ketinggian dan
massa jenis zat cair.

Coba perhatikan gambar dan penjelasannya dibawah ini:

Dari Penjelasan penurunan rumus tekanan hidrostatik di atas diperoleh kesimpulan beberapa hal:

1. Volume tidak mempengaruhi besarnya tekanan hidrostatik

2. Besarnya tekanan hidrostatik dipengaruhi oleh kedalaman, gravitasi dan massa jenis zat cair
(fluida)

Sehingga rumus tekanan hidrostatik fluida statis adalah:


E. Kegiatan Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode belajar : Diskusi, Tanya jawab

Pertemuan 1

Waktu : 3 x 45 menit (3 JP)

ALOKASI
KEGIATAN
WAKTU
PENDAHULUAN 15 MENIT
Memberikan salam dan berdoa ( sebagai implementasi nilai
religius ) Mengkondisikan suasana kelas rapi, teratur, dan
bersih
Apersepsi dan motivasi ( Fase Stimulasi )
Guru bertanya kepada peserta didik mengenai apa itu IPA ,fisika ?
Guru bertanya kepada peserta didik mengenai hubungan fisika dan IPA ?
Guru bertanya kepada peserta didik mengenai manfaat fisika bagi kehidupan
sehari- hari?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Peserta didik mampu mengidentifikasi hakekat fisika sebagai produk, proses, dan
sikap
Peserta didik mampu mengidentifikasi langkah-langkah metode ilmiah
Peserta didik mampu merancang metode ilmiah
INTI 100 MENIT
Mengamati ( Fase Observasi )
 Peserta didik membentuk kelompok
 Peserta didik mengamati demontrasi tentang kelereng yang akan tenggelan di
air dan video kapal pesiar yang terapung dilaut

PROSES BENDA TENGGELAM.mp4

Video Kapal Besar Milik Indonesia (Kapal Laut Indonesia).mp4


 Peserta didik diskusi tentang bagaimana kapal bisa terapung padahal kelereng
akan tenggelam diair

 Guru mengarahkan agar peserta didik belajar tentang hakekat fisika


sebagi produk,proses dan sikap
 Peserta didik menyebutkan mengenai fenomena-fenomena yang ada disekitar
seperti serbuk kapur yang dapat menempel pada papan tulis ( adhesi-kohesi), ban
motor ada yang dibuat bergerigi ( gaya gesek ), kapal besi yang dapat mengapung
di laut ( archimedes ), pompa hidrolik ( hukum pascal )
( Fase Pengumpulan Data )

Guru bertanya kepada peserta didik
Siapakah yang menemukan konsep-konsep fisika dalam fenomena alam yang
disebutkan ? bagaimana cara mereka menemukan konsep-konsep fisika ?
Peserta didik mencoba mencari informasi dan berpendapat tentang
pertanyaan yang disampaikan.
Menalar ( Fase Pengolahan Data dan Analisis )
Peserta didik diskusi
kelompok Mengkomunikasikan
 Perwakilan peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang
 dilakukan Peserta didik diskusi kelas untuk mendapatkan jawaban
yang tepat
Peserta didik diberi klarifikasi hasil diskusi dan penguatan materi oleh guru
tentang hakekat fisika sebagi produk, proses, dan sikap ( Fase Verifikasi )
Mengamati ( Fase Observasi )
Peserta didik mengamati bentuk bendungan yang disajikan oleh guru


Peserta memilih salah bentuk bendungan yang paling tepat dan menjelaskan
alasannya
Peserta didik mengamati video bendungan yang tepat
Bendungan Jatigede, Jawa Barat.mp4

Limpasan Bendungan Ir. H. Djuanda Jatiluhur.mp4


Peserta didik merumuskan masalah dari video yang ditampilkan
( Fase Pengumpulan Data )

Peserta didik mencoba mencari informasi pada buku maupun dari sumber
lain Menalar ( Fase Pengolahan Data dan Analisis )
Peserta didik diskusi mengenai apakah yang ditampilkan apakah ada
hubungannya dengan fisika
Peserta didik menganalisis informasi yang
didapat Mengkomunikasikan
 Perwakilan peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang
 dilakukan Peserta didik diskusi kelas untuk mendapatkan jawaban
yang tepat
Peserta didik diberi klarifikasi hasil diskusi dan penguatan materi oleh guru
tentang metode ilmiah ( Fase Verifikasi )
Guru membimbing dan mengarahkan serta menilai peserta didik selama
pembelajaran berlangsung
PENUTUP 20 MENIT
Peserta didik bersama guru menyimpulkan kembali hasil pembelajaran yang telah

dilakukan( Fase Generalisasi )
Guru memberi umpan balik ( refleksi ) berupa soal atau tugas
 Tugas merancang percobaan yang pernah dilakukan saat di SMP
 mengguanakn metode ilmiah
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
Guru menutup pelajaran dan mengucap salam.
F. Penilaian Pembelajaran
Teknik dan bentuk instrumen:

Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen


Pengetahuan Tugas dan LDS Soal uraian
Ketrampilan Projek Daftar cek, skala penilaian
G. Media/Alat, Bahan dan Sumber Belajar

Media
1. Video bendungan
2. Gambar kapal

Sumber :
1. Marthen Kanginan. 2008. Seribu Pena Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
2. LDS ( Lembar Diskusi Siswa )
3. Sumarsono, Joko. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan (BSE).

Mengetahui, Gowa , Juni 2021


Kepala SMAN 8 Gowa, Guru Fisika,

NIP. Muh. Rafik Hasan


Lampiran 1 : Materi Pembelajaran

Hakekat Fisika dan Metode Ilmiah


1. Hakekat Fisika ?
Ilmu pengetahuan alam yang terdiri dari fisika, biologi, kimia dan astronomi. Hakekat ilmu
pengetahuan alam menurut sebagian besar orang memandang IPA sebagai kumpulan informasi
ilmiah, sedangkan para ilmuwan memandang IPA sebagai sebuah cara (metoda) untuk menguji
dugaan (hipotesis), dan para ahli filsafat memandang IPA sebagai cara bertanya tentang kebenaran
dari segala sesuatu yang diketahui. Masing-amasing pandangan itu adalah benar menurut sudut
pandang yang digunakannya, masalahnya adalah pakah masing-masing pandangan itu sudah cukup
memberikan gambaran yang komperhensip mengenai hakekat IPA ?
Collette dan Chiappetta (1994) menyatakan bahwa “sains pada hakekatnya merupakan
sebuah kumpulan pengetahuan (“a body of knowledge”), cara atau jalan berpikir (“a way of
thinking”), dan cara untuk penyelidikan (“a way of investigating”)”. Dengan mengacu kepada
pernyataan ini ternyata bahwa, pandangan kebanyakan orang, pandangan para ilmuwan, dan
pandangan para ahli filsapat yang dikemukakan di atas tidaklah salah, melainkan masing-masing
hanya merupakan salah satu dari tiga hakekat IPA dalam pernyataan itu. Dengan demikian dapat
dikatakan sebaliknya bahwa, pernyataan Collette dan Chiappetta di atas merupakan pandangan yang
komprehensif atas hakekat IPA atau sains.
Istilah lain yang juga digunakan untuk menyatakan hakekat IPA adalah IPA sebagai produk untuk
pengganti pernyataan IPA sebagai sebuah kumpulan pengetahuan (“a body of knowledge”), IPA sebagai
sikap untuk pengganti pernyataan IPA sebagai cara atau jalan berpikir (“a way of thinking”), dan IPA
sebagai proses untuk pengganti pernyataan IPA sebagai cara untuk penyelidikan (“a way of
investigating”).
Karena fisika merupakan bagian dari IPA atau sains, maka sampai pada tahap ini kita dapat
menyamakan persepsi bahwa hakekat fisika adalah sama dengan hakekat IPA atau sains, hakekat fisika
adalah sebagai produk (“a body of knowledge”), fisika sebagai sikap (“a way of thinking”), dan fisika
sebagai proses (“a way of investigating”). Berikut ini akan dikemukakan lebih rinci mengenai hakekat
fisika itu.
Gambar 1. Hakekat fisika

2. Fisika sebagai produk

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia, terjadi interaksi antara manusia dengan alam
lingkungannya. Interaksi itu memberikan pembelajaran kepada manusia sehinga menemukan
pengalaman yang semakin menambah pengetahuan dan kemampuannya serta berubah perilakunya.
Dalam wacan ilmiah, hasil-hasil penemuan dari berbagai kegiatan penyelidikan yang kreatif dari
pada ilmuwan diinventarisir,dikumpulkan dan disusun secara sistematik menjadi sebuah kumpulan
pengetahuan yang kemudian disebut sebagai produk atau “a body of knowledge”. Pengelompokkan
hasil-hasil penemuan itu menurut bidang kajian yang sejenis menghasilkan ilmu pengetahuan yang
kemudian disebut sebagai fisika, kimia dan biologi. Untuk fisika, kumpulan pengetahuan itu dapat
berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan model

Gambar 2. Fisika sebagai produk


a. Fakta
Fakta adalah keadaan atau kenyataan yang sesungguhnya dari segala peristiwa yang terjadi di alam. Fakta
merupakan dasar bagi konsep, prinsip, hukum, teori atau model. Sebaliknya kita juga dapat menyatakan
bahwa, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model keberadaannya adalah untuk menjelaskan dan
memahami fakta.
b. Konsep
Konsep adalah abstraksi dari berbagai kejadian, objek, fenomena dan fakta. Konsep memiliki sifat-
sifat dan atribut-atribut tertentu. Menurut Bruner, Goodnow dan Austin ajar 4 (collette dan chiappetta
: 1994) konsep memiliki lima elemen atau unsur penting yaitu nama, definisi, atribut, nilai (value),
dan contoh. Yang dimaksud dengan atribut itu misalnya adalah warna, ukuran, bentuk, bau, dan
sebagainya. Contoh konsep fisika adalah: suhu, kecepatan, momentum, dll.
c. Prinsip dan hukum
Istilah prinsip dan hukum sering sering digunakan secara bergantian karena dianggap sebagai sinonim.
Prinsip dan hukum dibentuk oleh fakta atau fakta-fakta dan konsep atau konsep- konsep. Ini sangat perlu
dipahami bahwa, hukum dan prinsip fisika tidaklah mengatur kejadian alam (fakta), melainkan kejadian
alam (fakta) yang dijelaskan keberadaannya oleh prinsip dan atau hukum.

d. Rumus
Rumus adalah pernyataan matematis dari suatu fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. Dalam rumus
kita dapat melihat saling keterkaitan antara konsep-konsep dan variable-variabel. Pada umumnya prinsip
dan hukum dapat dinyatakan secara matematis.
e. Teori
Teori disusun untuk menjelaskan sesuatu yang tersembunyi atau tidak dapat langsung diamati, misalnya
teori atom, teori kinetik gas, teori relativitas. Teori tetaplah teori tidak mungkin menjadi hukum atau
fakta. Teo bersifat tentatif sampai terbukti tidak benar dan diperbaiki. Hawking (1988) yang dikutip oleh
Collette dan Chiappetta (1994) menyatakan bahwa “kita tidak dapat membuktikan kebenaran suatu teori
meskipun banyak hasil eksperimen mendukung teori tersebut, karena kita tidak pernah yakin bahwa pada
waktu yang akan dating hasilnya tidak akan kontradiksi dengan teori tersebut, sedangkan kita dapat
membuktikan ketidakbenaran suatu teori cukup dengan hanya satu bukti yang menyimpang.Jadi, teori
memiliki fungsi yang berbeda dengan fakta, konsep maupun hukum”
f. Model
Model adalah sebuah presentasi yang dibuat untuk sesuatu yang tidak dapat dilihat.. Model sabgat
berguna untuk membantu memahami suatu fenomena alam, juga berguna untuk membantu
memahami suatu teori. Sebagai contoh, model atom Bohr membantu untuk memahami teori atom.

Fisika sebagai proses


IPA sebagai proses atau juga disebut sebagai “a way of investigating” memberikan gambaran
mengenai bagaimana para ilmuwan bekerja melakukan penemuan-penemuan, jadi IPA sebagai proses
memeberikan gambaran mengenai pendekatan yang digunakan untuk menyusun pengetahuan. Dalam
IPA dikenal banyak metoda yang menunjukkan usaha manusia untuk menyelesaikan masalah. Para
ilmuwan astronomi misalnya, menyusun pengetahuan mengenai astronomi dengan berdasarkan
kepada observasi dan prediksi.Ilmuwan lain banyak yang menyusun pengetahuan dengan
berdasarkan kepada kegiatan laboratorium atau eksperimen yang terfokus pada hubungan sebab
akibat.
Sampai pada tahap ini kiranya cukup jelas bahwa, untuk memahami fenomena alam dan
hukum-hukum yang berlaku, perlu dipelajari objek-objek dan kejadian-kejadian di alam itu. Objek-
objek dan kejadian-kejadian alam itu harus diselidiki dengan melakukan eksperimen dan observasi
serta dicari penjelasannya melalui proses pemikiran untuk mendapatkan alas an dan argumentasinya.
Jadi pemahaman fisika sebagai proses adalah pemahaman mengenai bagaimana informasi ilmiah
dalam fisika diperoleh, diuji, dan divalidasikan.
Dari uraian di atas kiranya dapat disimpulkan bahwa pemahaman fisika sebagai proses sangat
berkaitan dengan kata-kata kunci fenomena, dugaan, pengamatan, pengukuran, penyelidikan, dan
publikasi. Pembelajaran yang merupakan tugas guru termasuk ke dalam bagian mempublikasikan itu.
Dengan demikian pembelajaran fisika sebagai proses hendaknya berhasil mengembangkan
keterampilan proses sain pada diri siswa. Jenis keterampilan proses yang dimaksud adalah seperti
yang terdapat dalam gambar 3 berikut ini.

Gambar 3. Fisika sebagai proses

4. Fisika sebagai sikap


Dari penjelasan mengenai hakekat fisika sebagai produk dan hakekat fisika sebagai proses di atas,
tampak terlihat bahwa penyusunan pengetahuan fisika diawali dengan 8 kegiatan-kegiatan kreatif seperti
pengamatan, pengukuran dan penyelidikan atau percobaan, yang kesemuanya itu memerlukan proses
mental dan sikap yang berasal dan pemikiran. Jadi dengan pemikirannya orang bertindak dan bersikap,
sehingga akhirnya dapat melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah itu. Pemikiran-pemikiran para ilmuwan
yang bergerak dalam bidang fisika itu menggambarkan, rasa ingin tahu dan rasa penasaran mereka yang
besar, diiringi dengan rasa percaya, sikap objektif, jujur dan terbuka serta mau mendengarkan pendapat
orang lain. Sikap-sikap itulan yang kemudian memaknai hakekat fisika sebagai sikap atau “a way of
thinking”. Oleh para ahli psikologi kognitif, pekerjaaan dan pemikian para ilmuwan IPA termasuk fisika
di dalmnya, dipandang sebagai kegiatan kreatif, karena ide-ide dan penjelasan- penjelasan dari suatu
gejala alam disusun dalam fikiran. Oleh sebab itu, pemikiran dan argumentasi para ilmuwan dalam
bekerja menjadi rambu-rambu penting dalam kaitannya dengan hakekat fisika sebagai sikap.
Gambar 4. Fisika sebagai sikap.
Tujuan Mata Pelajaran Fisika
Matapelajaran fisika di SMU bertujuan agar siswa mampu menguasai konsepkonsep fisika dan saling
keterkaitannya serta mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehingga lebih menyadari keagungan Tuhan Yang
Maha Esa (Buku Kurikulum SMU, 1995: 2). Pengetahuan fisika akan berguna bagi siswa hanya
apabila pengetahuan tersebut mempunyai fleksibilitas terhadap studi lanjut maupun dunia kerja.
Harus diingat bahwa pendidikan sains tidak semata-mata ditujukan untuk menghasilkan saintis, akan
tetapi lebih pada usaha membantu siswa memahami arti pentingnya berpikir secara kritis terhadap
ide-ide baru yang nampaknya bertentangan dengan pengetahuan yang telah diyakini kebenarannya.

Aplikasi ilmu Fisika


Manfaat ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari sangatlah banyak. Adanya beberapa contoh
penerapan ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari juga dapat memberikan bekal kepada semua
orang khususnya bagi pelajar untuk lebih memahami pentingnya mempelajari ilmu fisika karena
dengan adanya ilmu fisika manusia dalam memenuhi dan meyelesaikan pekerjaannya menjadi lebih
ringan. Berikut ini adalah beberapa contoh peralatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang
menggunakan konsep fisika:
a. Konsep optik dan cahaya
Alat : cermin datar, kaca mata, mikroskop, lup, teleskop, cermin cembuh
b. Konsep kelistrikan
Alat : PLN
c. Konsep perubahan energi
Alat : tv, radio, internet Energi
nuklir
 aplikasi medis ( pemanfaatan teknologi nuklir dibidang kedokteran seperti diagnosa dan terapi
radiasi, perawatan yang efektif bagi penderita kangker
 aplikasi industri ( pemanfaatan teknologi nuklir terkait dengan teknologi pertambangan
digunakan pada eksplorasi minyak dan gas
 pembangkit listrik
d. konsep magnet
alat : motor listrik, alat ukur listrik, speaker dan mikrofon
e. konsep gaya gesek
alat : ban motor ada yang dibuat beralur dan halus tergantung medan yang digunakan

Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah cara untuk menyelidiki fenomena, untuk mendapatkan pengetahuan baru, atau
memperbaiki dan menggabungkan penyelidikan dengan pengetahuan sebelumnya. Metode ilmiah
juga bisa dikatakan pendekatan yang sistematik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Langkah-langkah yang dilakukan seorang ilmuan saat bekerja dapat diringkas sebagi berikut:
a. mengamati dan mengajukan pertanyaan
b. membuat hipotesis
c. merancang pengujian hipotesis
d. melakukan pengujian hipotesis
e. menarik kesimpulan dan menginformasikan hasil yang diperoleh pada masyarakat sains langkah
pertama yang dilakukan dalam proses ilmiah adalah mengamati fenomena. Pengamatan ini bertujuan
untuk mendapatkan informasi tentang suatu fenomena. Informasi dapat diperoleh melalui
pengamatan langsung ( pengukuran, survey, percobaan ) dan mempelajari laporan-laporan
pengamatan yang telah dilakukan oleh orang lain.
Proses selanjutnya dari pengamatan ini dalah menarik kesimpulan dari apa yang telah diamati.
Dalam menarik kesimpulan ini, harus menggunakan semua pengetahuan yang dimiliki untuk mebuat
suatu tebakan/dugaan yang baik tentang mengapa suatu fenomena terjadi. Dugaan yang cerdas
mengenai bagaimana suatu terjadi disebut hipotesis. Hipotesis ilmiah harus dapat diuji berdasarkan
pengamatan yang terukur. Pengujian hipotesis dilakukan melalui prosess penalaran deduktif
( deduksi ). Pada penalaran ini suatu prinsip umum digunakan untuk memprediksi hasil pengamatan.
Penalaran deduktif dapat dinyatakan dalam bentuk: “jika .......( saya melakukan ) ..... maka ......ini
akan terjadi “
. untuk menguji apakah hipotesis yang telah dibuat sungguh-sungguh menghasilkan perkiraan yang
diinginkan, perlu dirancang suatu percobaan/eksperimen.
Selama pengujian hipotesis, ilmuan mengumpulkan banyak informasi. Informasi ini disebut data.
Data ini dapat berupa angka yang menyataka besaran yang dapat diukur. Data numerik ini biasa
disebut data kuantatif. Data jenis inii diperoleh melalui proses pengukuran. Selain data kuantatif,
ilmuan dapat juga mengumpulkan data kualitatif. Data jenis ini diperoleh melalui pengamatan.
Dari hasil eksperimen ilmuan dapat menarik suatu kesimpulan tentang hipotesis. Kesimpulan yang
diperoleh apakah hasil eksperimen mendukung atau menolak hipotesis. Apabila hipotesis yang
dibuat didukung oleh eksperimen, hal ini belum membuktikan bahwa hipotesis tersebut benar.
Hipotesis tadi perlu diuji dengan banyak eksperimen. Sehingga, setelah bnyak eksperimen
mendukung hipotesis yang telah dibuat, barulah dapat disimpulkan bahwa tanpa keraguan hipotesis
tersebut adalah benar. Apabila hipotesis yang dibuat tidak didukungoleh eksperimen. Peneliti harus
jujur dan lapang dada menerima kenyataan. Pelajari masalah tersebut kemudian buat hipotesis baru
dan lakukan pengujian lagi.
Pada keadaan hipotesis didukung ataupun tidak oleh eksperimen, hasil penelitian dapat dilaporkan
pada komunitas ilmiah sebagai pengetahuan baru
Lampiran 2 : Lembar Diskusi Siswa
Hakikat Fisika dan Metode Ilmiah

LEMBAR DISKUSI SISWA 1 Nama : ……………………………


Kelas : ……………………………
Anggota Kelompok :
Materi Metode Ilmiah 1. ………………………………..
2. ………………………………..
Alokasi Waktu 25 menit 3. ………………………………..
4. ………………………………..

Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi langkah-langkah metode ilmiah
Langkah-langkah pembelajaran:
1. Perhatikan gambar bendungan dibawah ini, menurut kalian bentuk bendungan manakah yang paling kuat
untuk menahan air ? jelaskan alasannya ?
Kontruksi bendungan : Dari keempat gambar dibawah ini mana yang menurut peserta didik yang baik? Jelaskan!

Jawab :...........................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................

2. Rumuskan masalah/pertanyaan dari video yang ditampilkan!(dengan kata tanya mengapa ) a.


....................................................................................................................................
b. ....................................................................................................................................
3. Buatlah hipotesis mengapa bendungan dibentuk seperti itu!
Jawab :..................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
4. Lakukan percobaan sesuai langkah-langkah berikut!
Isilah botol dengan air ( tabung sudah dilubangi dan disumbat ) Bukalah botol bersamaan
Catatlah b.
hasil pengamatanmu dalam tabel!
c.

Lubang H ( cm ) X ( cm )
A
B
C

D. Dari tabel di dapatkan semakin jauh jarak pancuran kedalaman air semakin . . .
E. Semakin dalam suatu titik menunjukan . . .
Lihat konsep tekanan hidrostatis di bawah ini :

F. Hasil percobaan digunakan untuk menjawab pertanyaan


Mengapa bendungan dibuat semakin membesar kedalam
Jawab: .........................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
G. Cocokkanlah hipotesis awal kalian dengan hasil percobaan, tepat atau tidak tepat hipotesis awal anda
Jawab:....................................................................................................
..............................................................................................................

5. Tuliskan kesimpulan dari percobaan dan buat langkah-langaah metode ilmiah !


Jawab:...................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................

“” Selamat berdiskusi “”
Kunci Jawaban Lembar Diskusi siswa 1.

Hakikat Fisika dan Metode Ilmiah


No. Kunci Jawaban Skor
1. Bendungan C, karena semakin kedalam tekanan hidrostatiknya semakin besar jadi 2
bentuk bendungan harus dbuat membesar kebawah
2. Rumusan masalah : Mengapa bentuk bendungan dibuat membesar kebawah 1
3. Hipotesis : semakin dalam air tekanan hidrostatiknya semakin besar 1
4. d. Semakin dalam 3
e. tekanan hidrostatiknya semakin besar
f. karena semakin kedalam tekanan hidrostatiknya semakin besar jadi bentuk
bendungan harus dbuat membesar kebawah
g. cocok

5. Kesimpulan : semakin dalam suatu titik dalam fluida tekanan hidrostatiknya semakin 3
besar.
Langkah-langkah metode ilmiah :
a) Merumuskan masalah
b) mengajukan dan menguji hipotesis,
c) menentukan variabel, merancang dan melakukan percobaan
d) mengumpulkan dan mengolah data
e) menarik kesimpulan
f) berkomunikasi secara lisan dan tertulis
Nilai = Skor 10
Tugas Pertemuan 1
Hakikat Fisika Dan Metode Ilmiah
1. Apakah hakekat fisika ?
2. Apakah yang dimaksud dengan metode ilmaih ?
3. Sebutkan langkah-langkah metode ilmiah ?
4. Apakah manfaat fisika bagi kehidupan sehari-hari ?
5. Sebutkan sikap ilmiah yang timbul akibat kerja ilimah ?

Kunci Jawaban Tugas Pertemuan 1 Hakikat Fisika dan Metode Ilmiah

No. Kunci Jawaban Skor


1. Hakekat fisika dibagi menjadi 3 yaitu fisika sebagai produk, proses, dan 3
sikap.
 Hakekat fisika sebagai produk adalah kumpulan dari pengetahuan
bisa berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan model
 Hakekat fisika sebagai proses adalah bagaimana cara ilmuan
melakukan
penemuan-penemuan, fisika sebagai proses sangat berkaitan dengan
kata-kata kunci fenomena, dugaan, pengamatan, pengukuran,
penyelidikan, dan publikasi ( metode ilmiah) .
 Hakekat fisika sebagai sikap adalah sikap yang timbul akibat
kegiatan
penyusunan pengetahuan fisika. Sikap tersebut adalah ingin tahu,
peduli, bertanggung jawab, jujur, terbuka, bekerja sama.
2. Metode ilmiah adalah cara untuk menyelidiki fenomena, untuk mendapatkan 2
sistematik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.
3. Metode ilmiah 2
1. Merumuskan masalah
2. mengajukan dan menguji hipotesis,
3. menentukan variabel, merancang dan melakukan percobaan
4. mengumpulkan dan mengolah data
5. menarik kesimpulan
6. berkomunikasi secara lisan dan tertulis
4. Manfaat fisika 2
1. pada PLN ( reaktor fisi-Fusi )
2. Fisika medis ( sinar x , usg )
3. Metorologi ( mengetahui keadaan cuaca )
4. Geofisika ( daratan )
5. Kosmologi ( matahari, fisika bintang,
5. Sikap ilmiah ingin tahu, peduli, bertanggung jawab, jujur, terbuka, bekerja sama 1

Nilai = Skor
10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMAN 8 Gowa


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/semester : X/1
Materi : Prinsip keselamatan kerja laboratorium
Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (3 x 45 menit )

A. Kompetensi Inti

KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 Menunjukkanperilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
proceduralberdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar

3.1 Menerapkan hakikat ilmu Fisika, metode ilmiah, dan keselamatan kerja di laboratorium
serta peran Fisika dalam kehidupan
4.1 Membuat prosedur kerja ilmiah dan keselamatan kerja misalnya pada pengukuran kalor

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.1.3 Mengidentifikasi sarana dan prasarana didalam kegiatan praktikum


3.1.4 Menyebutkan alat-alat keselamatan kerja laboratorium
3.1.5 Menyimpulkan keselamatan kerja di laboratorium
4.1.2 Mengkomunikasikan keselamatan kerja di laboratorium

D. Materi Pembelajaran

Fakta:
1. Jika tidak mematuhi tata tertib di laboratorium bisa terjadi kecelakaan
2. Di dalam laboratorium harus ada alat-alat keamanan dan keselamatan kerja

Konsep:
1. Tata tertib laboratorium
2. Keselamatan kerja laboratorium

Prinsip:
1. Peserta didik harus mematuhi tata tertib yang ada di laboratorium
2. Peserta didik harus tahu Prinsip keselamatan kerja laboratorium

Prosedur:
1. Peserta didik megidentifikasi sarana dan prasarana yang ada dilaboratorium.
2. Peserta didik mengklasifikasikan alat-alat berdasarkan jenisnya seperti alat fisika, kimia dan
biologi
3. Peserta didik menentukan nama alat dan kegunaannya
4. Peserta didik menentukan alat-alat keselamatan kerja
5. Peserta didik dapat menyimpulkan keselamatan kerja di laboratorium

E. Kegiatan Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Diskusi, Tanya jawab

Pertemuan 2

Waktu : 3 x 45 menit (3 JP)


ALOKASI
KEGIATAN
WAKTU
PENDAHULUAN 15 menit
Memberikan salam dan berdoa ( sebagai implementasi nilai religius )
 Mengkondisikan suasana kelas rapi, teratur, dan bersih
 Apersepsi dan motivasi ( Fase Stimulasi )
 Guru menampilkan gambar laboratorium dan alat-alat yang ada di
laboratorium
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
 Peserta didik mampu mengidentifikasi sarana dan prasarana didalam kegiatan
praktikum
 Peserta didik mampu menyimpulkan keselamatan kerja di
Laboratorium

INTI 100 menit


Mengamati ( Fase Observasi )
 Peserta didik mengamati gambar dan video keselamatan kerja
dilaboratorium yang ditampilkan oleh guru
Menanya
 Peserta didik bertanya tentang gambar dan video keselamatam kerja
dilaboratorium yang dtampilkan.
Bagaimana tata tertib di laboratorium, jenis-jenis alat, dan bahan kimia
yang terdapat di laboratorium ?
Bagaimana cara menangani kecelakaan di laboratorium?
( Fase Pengumpulan Data )
 Peserta didik mencoba mencari informasi tentang alat-alat yang ada di
laboratorium dan mengelompokkan menjadi alat fisika, biologi, dan
kimia
 Siswa mengumpulkan data tentang simbol-simbol keselamatan kerja
di laboratorium dan mencari informasinya di buku
 Siswa mengerjakan LKS
Mengasosiasikan ( Fase Pengolahan Data dan Analisis )
 Peserta didik mengolah informasi yang didapat untuk mengerjakan
LKS
Mengkomunikasikan
 Perwakilan peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang
dilakukan
 Peserta didik diskusi kelas untuk mendapatkan jawaban yang tepat
 Peserta didik diberi klarifikasi hasil diskusi dan penguatan materi
Oleh guru tentang peraturan dan keselamatan kerja
( Fase Verifikasi )
Guru membimbing dan mengarahkan serta menilai peserta didik selama
pembelajaran berlangsung
PENUTUP 20 menit
Peserta didik bersama guru menyimpulkan kembali hasil pembelajaran yang telah
dilakukan( Fase Generalisasi )
 Guru memberi umpan balik ( refleksi ) berupa soal atau tugas
 Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.
 Guru menutup pelajaran dan mengucap salam.

F.Penilaian Pembelajaran

Teknik dan bentuk instrumen:


Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen
Pengetahuan Tugas dan LKS PR
Ketrampilan presentasi Dafar cek, skala penilaian

G. Media/Alat, Bahan dan Sumber Belajar

Media
1. Video LAB SAFETY Video - I Think School.com
MistyITSU's channel. (2011, Desember 26) LAB SAFETY Video - I Think School.com
[Video File]. Video posted to https://www.youtube.com/watch?v=tsAHt0FiwNM
2. PPT
3. LKS

Sumber
1. Marthen Kanginan. 2008. Seribu Pena Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga
2. LDS ( Lembar Diskusi Siswa )
3. Sumarsono, Joko. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan
(BSE).

Mengetahui, Gowa , Juni 2021

Kepala SMAN 8 Gowa,


Guru Fisika,

NIP.

Muh. Rafik Hasan

Lampiran 1 : Materi pembelajaran

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI LABORATORIUM


IPA

Laboratorium merupakan tempat dimana mahasiswa, dosen, peneliti melakukan percoban. Percobaan yang dilakukan
menggunakan berbagai mahan kimia, perlatan gelas dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan bila dilakukan dengan cara yang tidak teapat. Kecelakan terjadi karena kelalaian atau kecerobohan kerja,
dapat membuat praktikan cidera atau orang-orang yang disekitarnya cidera. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan
dambaan bagi setiap peneliti/praktikan yang sadar akan kepentingan akan kepentingan kesehatan, keamanan dan
kenyamanan kerja.
Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang
berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya
serta cara-cara melakukan pekerjaan. Tujuan keselamatan kerja adalah melindungi laboran/analis atau tenaga kerja lainnya
atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas, menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja (laboratorium), sumber produksi
dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

MENGENALI POTENSI BAHAYA


Dalam pekerjaan sehari-hari petugas laboratorium IPA selalu dihadapkan pada bahaya-bahaya tertentu, misalnya
bahaya infeksius, reagensia yang toksik, peralatan listrik maupun gelas yang digunakan secara rutin.Simbol-
simbol bahaya di laboratorium :
Secara garis besar bahaya yang dihadapi dalam laboratorium dapat digolongkan dalam :
1. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau meledak.
2. Bahan beracun, korosif dan kaustik
3. Bahaya radiasi
4. Luka bakar
5. Syok akibat aliran listrik
6. Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam
7. Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit.
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium :
1. Aman Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal
harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat
rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.
2. Mudah dicari Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan
menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
3. Mudah diambil Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan laci
yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.

Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan, golongan percobaan dan
bahan pembuat alat :
1. Pengelompokan alat – alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti : Gaya dan Usaha (Mekanika), Panas,
Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet, Listrik, Ilmu, dan Alat reparasi.
2. Pengelompokan alat – alat biologi menurut golongan percobaannya, seperti : Anatomi, Fisiologi, Ekologi dan
Morfologi.
3. Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti : logam, kaca, porselen, plastik
dan karet.

Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu dimasukkan ke dalam kelompok bahan yang banyak digunakan.
*Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar hal – hal di atas, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
1. Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan dipasang lampu yang selalu menyala untuk
menjaga agar udara tetap kering dan mencegah tumbuhnya jamur.
2. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
3. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker glass.
4. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak melebihi tinggi bahu.
5. Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan disusun menurut abjad.
6. Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat kimia yang mudah menguap harus
disimpan di ruangan terpisah dengan ventilasi yang baik.

KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

1. Sumber Terjadinya Kecelakaan


Terjadinya kecelakaan dapat disebakan oleh banyak hal, tetapi dari analisis terjadinya kecelakaan menunjukkan bahwa
hal-hal berikut adalah sebab-sebab terjadinya kecelakaan di laboratrorium :
a. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan proses-proses serta kperlengkapan
atau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan di laboratorium.
b. Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratorium dan juga kurangnya pengawasan yang dilakukan selama
melakukan kegiatan laboratorium.
c. Kurangnya bimbingan terhadap mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan laboratorium.
d. Kuranganya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan pelindung kegiatan
laboratorim.
e. Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus ditaati.
f. Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau menggunakan peralatan atau bahan
yang tidak sesuai.
g. Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan. Terjadinya kecelakaan di laboratorium dapat dikurangi
sampai tingkat paling minimal jika setiap orang yang menggunakan laboratorium mengetahui tanggung
jawabnya.

2. Kecelakaan yang Sering Terjadi di Laboratorium


a. Luka bakar
b. Luka karena benda tajam dan benda tumpul
c. Cedera pada mata, seperti :
- kelilipan (benda kecil masuk mata) - luka di mata - luka kelopak mata - tersiram bahan kimia
d. Keracunan

3. Perlengkapan Keselamatan Kerja


Perlengkapan keselamatan dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu :
a. Perlengkapan yang digunakan untuk perlindungan diri dan alat-alat laboratorium dalam kasus darurat dan
peristiwa yang tidak biasa.
b. Perlengkapan yang digunakan sehari-hari sebagai perlindungan untuk mengantisipasi bahan-bahan yang diketahui
berbahaya.
Simbol keselamatan kerja

Dalam bekerja juga perlu menggunakan perlengkapan keselamatan pribadi sebagai perlindungan untuk
mencegah luka jika terjadi kecelakaan.
Beberapa perlengkapan pribadi yang biasa digunakan adalah:
a. Jas laboratorium, untuk mencegah kotornya pakaian.
b. Pelindung lengan, tangan, dan jari untuk perlindungan dari panas, bahan kimia, dan bahaya lain.
c. Pelindung mata digunakan untuk mencegah mata dari percikan bahan kimia.
d. Respirator dan lemari uap.
e. Sepatu pengaman, untuk menghindari luka dari pecahan kaca dan tertimpanya kaki oleh benda-benda berat.
f. Layar pelindung digunakan jika kita ragu akan terjadinya ledakan dari bahan kimia dan alat-alat hampa udara.

4. Tata tertib di laboratorium


a. Pakailah baju khusus praktikan untuk melindungi tubuh dan baju seragam sekolah dari kontaminasi zat-zat kimia
b. Di atas meja kerja hanya diperbolehkan meletakkan buku, alat tulis, bahan, dan alat praktikum
c. Jangan mencoba memegang alat dan bahan yang tidak diperlukan yang ada di laboratorium
d. Tidak diperkenankan makan dan minum di dalam laboratorium
e. Pengambilan zat sejumlah yang diperlukan, jangan berlebihan
f. Setelah selesai kerja, bersihkan alat-alat, meja, dan ruangan
g. Pisahkan sampah padat dan sampah cair. Sampah cair dapat digunakan di bak saluran pembuangan air,
sedangakan sampah padat di buang di tempat sampah
h. Sisa pengambilan zat sebaiknya dibuang, jangan dimasukkan kembali ke dalam botol asal
i. Sebelum meninggalkan ruangan, teliti kembali keadaan di dalam laboratorium
Lampiran 2 : Lembar Kegiatan Siswa 2

LEMBAR KEGIATAN Nama : ……………………………


SISWA 2 Kelas : ……………………………
Keselamatan kerja Anggota Kelompok :
Materi di laboratorium 1………………………………..
2.………………………………..
Alokasi
25 menit 3………………………………..
Waktu 4………………………………..
Tujuan :
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi sarana dan prasarana didalam kegiatan praktikum
2. Peserta didik mampu menyimpulkan keselamatan kerja di laboratorium
Kerjakanlah
1. Catatlah alat-alat yang ada dalam laboratorium dan golongkan berdasarkan jenisnya !

Fisika Kimia Biologi


1. 1. 1.
2. 2. 2.
3. 3. 3.
4. 4. 4.
5. 5. 5.

2. Isilah kolom dibawah ini


gambar Nama alat Kegunaan
3. apakah arti dari simbol dibawah ini dan bagaimana cara penanganannya!
a. jenis bahaya : cara
penanganan :

b. jenis bahaya :
cara penanganan

c. jenis bahaya :
cara penanganannya :

d. jenis bahaya :
cara penanganannya :

4. sebutkan prinsip dalam penyimpanan alat-alat praktikum ! ( minimal 3 )


Jawab : ..........................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
5 . sebutkan perlengkapan yang harus dibawa saat praktikum !( minimal 3 )
Jawab : ..........................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................

1. Sebutkan sumber-sumber terjadinya kecelakaan di laboratorium ! ( minimal 3 )


Jawab : ..........................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................

*** Selamat Mengerjakan ***

Jawaban LKS 2
1. Skor maksimal 7

Alat-alat Fisika Alat-alat kimia :


1. Stopwatch Alat-alat bilogi
1. Mikroskop 1.Gelas ukur
2. Jangka sorong 2.Tabung reaksi
3. Mikrometer skrup 2. Preparat
3. Gelas kimia 3.Pembakar spirtus
4. Neraca tiga lengan 4.Alat titrasi
5. Kalorimeter 4. Pipet
5. Ph meter 5.Kaki tiga
6. Termometer
7. Neraca pegas 6. Cawan metri

2. skor
10

gambar Nama alat Kegunaan


Stopwatch Mengukur waktu

termometer Mengukur suhu

Neraca tiga lengan Mengukur massa

Jangka sorong Mengukur panjang

Mikrometer skrup Mengukur panjang

Neraca pegas Mengukur gaya


mikroskop Melihat benda-benda kecil
kalorimeter Megukur perubahan suhu

lup Melihat benda-benda kecil

multimeter Mengukur arus, hambatan


dan tegangan listrik

3 . skor 4
a. jenis bahaya : zat yang mudah terbakar
cara penanganan : jauhkan dari api dan panas

b. jenis bahaya : zat yang beracun


cara penanganan : jangan minum, makan, atau kecap

c. jenis bahaya : zat korosif


cara penanganannya : cegah kontak langsung

d. jenis bahaya : zat radioktif


cara penanganannya : perhatikan aturan keselamatan jika menggunakan

4. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium :
1. Aman Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan
2. Mudah dicari Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan.
3. Mudah diambil Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak
dan laci. ( skor 3 )

5 . Perlengkapan Keselamatan Kerja ( skor 3 )


a. Jas laboratorium
b. Pelindung lengan, tangan
c. Pelindung mata
d. Respirator dan lemari uap.
e. Sepatu pengaman,
f. Layar pelindung
6 . Sumber Terjadinya Kecelakaan ( skor 3 )
  Tidak mematuhi tata tertib lab
  tidak bersikap baik dalam melaksanakan kegiatan Lab
  kurang pemahaman dan pengetahuan tentang alat, bahan, serta cara penggunaannya
  kurang penjelasan dari guru atau penjaga lab
  tidak menggunakan alat pelindung
  kurang berhati-hati

Tugas Pertemuan 2

1. Sebutkan tata tertib yang ada pada laboratorium (minimal 4 ) ? skor 4


2. Sebutkan alat keselamatan kerja yang ada pada laboratorium ( minimal 4 ) ? skor 4
3. Sebutkan langkah-langkah keselamatan kerja dalam laboratorium ( minimal 4 ) ? skor 4
4. Sebutkan sumber-sumber terjadi kecelakaan dalam laboratorium ( minimal 4 ) ? skor 4
5. Mengapa praktikan dilarang makan dan minum di dalam laboratorium? Skor 4

Jawab
1. Tata tertib dalam Laboratorium
 Pakailah baju khusus praktikan untuk melindungi tubuh dan baju seragam sekolah dari kontaminasi
zat-zat kimia
 Di atas meja kerja hanya diperbolehkan meletakkan buku, alat tulis, bahan, dan alat praktikum
 Jangan mencoba memegang alat dan bahan yang tidak diperlukan yang ada di laboratorium
 Tidak diperkenankan makan dan minum di dalam laboratorium
 Pengambilan zat sejumlah yang diperlukan, jangan berlebihan
 Setelah selesai kerja, bersihkan alat-alat, meja, dan ruangan

2. Alat Keselamatan Kerja


 Pemadam kebakaran (hidrant)
 Eye washer
 Water shower
 Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
 Jas Laboratorium
 Peralatan pembersih
 sepatu

3. Langkah-langkah keselamatan kerja


 Sebelum praktikum, sebaiknya minum segelas susu untuk menetralkan tubuh dari pengaruh
kontaminasi zat-zat kimia
 Kenakan penutup hidung dan mulut, kaca mata, serta sarung tangan saat mengambil zat-zat kimia yang
mudah menguap dan berbahaya
 Gunakan alat bantu, seperti pipa kaca, pipet tetes, sendok plastik, atau pinset untuk mengambil zat atau
bahan
 Hati-hati saat membawa dan menggunakan alat-alat praktikum yang terbuat dari kaca
 Jika ada bagian tubuh yang terkena zat kimia, segera basuh dengan air
 Gunakan obat-obatan P3K jika ada yang terluka
 Segera muntahkan jika ada zat-zat kimia yang masuk ke dalam mulut

4. Sumber-sumber kecelakaan
 Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan proses-proses serta
kperlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan di laboratorium.
 Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratorium dan juga kurangnya pengawasan yang dilakukan selama
melakukan kegiatan laboratorium.
 Kurangnya bimbingan terhadap mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan laboratorium.
 Kuranganya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan pelindung kegiatan
laboratorim.
 Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus ditaati.
 Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau menggunakan peralatan
atau bahan yang tidak sesuai.
 Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.
5. Dikawatirkan di dalam ruangan masih mengandung bahan kimia yang terkontaminasi dengan bahan kimia
yang telah di gunakan dalam praktikum sebelumnya

LEMBAR PENILAIAN

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X/1
Pokok Bahasan : Hakekat Fisika
Waktu pelaksanaan : .......................................

Tabel 1.1 Kisi-kisi penilaian Tugas 1


Indikator Diskripsi soal No soal skor
Dapat merumuskan hakekat fisika hakekat fisika 1 4
sebagai produk, proses, dan sikap tujuan belajar Fisika 2 4
Dapat mengidentifikasi langkah- langkah-langkah metode
langkah metode ilmiah ilmiah 3 4
Manfaat fisika sehari-hari manfaat fisika bagi
kehidupan sehari-hari 4 4
Dapat mengidentifikasi langkah- sikap ilmiah yang timbul
langkah metode ilmiah akibat kerja ilimah 5 4

Tabel 1.2 Kisi-kisi penilaian Tugas 2


Indikator Diskripsi soal No soal skor
Mengidentifikasi sarana dan tata tertib yang ada pada laboratorium 1 4
prasarana didalam kegiatan alat keselamatan kerja yang ada pada
laboratorium 2 4
praktikum
Menyimpulkan keselamatan kerja langkah-langkah keselamatan kerja
dalam laboratorium 3 4
di laboratorium
sumber-sumber terjadi kecelakaan
dalam laboratorium 4 4
Alasan praktikan dilarang makan dan
minum di dalam laboratorium 5 4

Tabel 1.3 Lembar Penilaian Pengetahuan


Nilai Pengetahuan
No Nama LKS/LDS tugas Nilai akhir Predikat
1
2
3
Tabel 1.4 Kriteria Penilaian

Tabel 1.4 Rubrik ketrampilan praktek berbicara


Kriteria Skor Indikator
Kelancaran ( fluency ) 3 Lancar
2 Kurang lancar
1 Tidak lancar
Pengucapan ( pronouciation ) 3 Baik
2 Kurang baik
1 Tidak baik
Intonasi ( intonation ) 3 Sesuai
2 Kurang sesuai
1 Tidak sesuai
Pilih kata ( diction ) 3 Tepat
2 Kurang tepat
1 Tidak tepat

Tabel 1.5 Rubrik Penilaian Projek


Kriteria Skor Indikator
Rumusan masalah 3 tepat
2 Kurang tepat
1 Tidak tepat
Dugaan hipotesis 3 tepat
2 Kurang tepat
1 Tidak tepat
Analisis data 3 Sesuai
2 Kurang sesuai
1 Tidak sesuai
kesimpulan 3 Tepat
2 Kurang tepat
1 Tidak tepat
Sistematika laporan 3 Tepat
2 Kurang tepat
1 Tidak tepat
Penggunaan bahasa 3 Sesuai kaidah
2 Kurang sesuai kaidah
1 Tidak sesuai kaidah
Tabel 1.6 Pengolahan Nilai ketrampilan
Skor Skor Akhir
KD Tes Praktik Projek Portofolio Skala 1 - 100 predikat
4.1 84 - 90 87
4.2 76 - 84 80
4.3 - 60 70 65
Rata-Rata Skor Akhir

1.6 Kriteria penilaian ketrampilan


Ketrampilan
Skor rata-rata Predikat
86-100 Sangat baik ( A )
71-85 Baik ( B )
56-70 Cukup ( C )
Nilai < 56 Kurang ( D )

Anda mungkin juga menyukai