A. Kompetensi Inti
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menerapkan hakikat ilmu Fisika, metode ilmiah, dan keselamatan kerja di laboratorium
serta peran Fisika dalam kehidupan
4.1 Membuat prosedur kerja ilmiah dan keselamatan kerja misalnya pada pengukuran kalor
3.1.1 Dapat merumuskan hakekat fisika sebagai produk, proses, dan sikap
3.1.2 Dapat mengetahui konsep metode ilmiah
3.1.3 Dapat mengidentifikasi langkah-langkah metode ilmiah
4.1.1 Merancang sebuah percobaan menggunakan metode ilmiah
D. Materi Pembelajaran
Fakta:
Koin akan tenggelam di air sedangkan kapal yang terbuat dari besi bisa terapung dilaut bentuk
bendungan dibuat membesar dibagian bawah
Konsep:
Fluida
Prinsip:
Hukum Archimedes
1. Benda Tenggelam
Benda disebut tenggelam dalam zat cair apabila posisi benda selalu terletak pada dasar tempat zat cair berada.
Benda Tenggelam
Pada benda tenggelam terdapat tiga gaya yaitu : W
= gaya berat benda
Fa = gaya archimedes N
= gaya normal bidang
Dalam keadaan seimbang maka W = N + Fa sehingga :
W > Fa
m . g > ρZC . Vb . g
ρb . Vb . g > ρZC . Vb
.g
ρb = massa jenis benda ρb > ρzc
ρZC = massa jenis zat cair
2. Benda Melayang
Benda melayang dalam zat cair apabila posisi benda di bawah permukaan zat cair dan di atas dasar tempat
zat cair berada.
Benda Melayang
Pada benda melayang terdapat dua gaya yaitu: Fa dan W. Dalam keadaan seimbang maka :
W = Fa
ρb . Vb . g = ρZC . Vb . g
ρb = ρzc
3. Benda Terapung
Benda terapung dalam zat cair apabila posisi benda sebagian muncul dipermukaan zat cair dan sebagian terbenam
dalam zat cair.
Benda Terapung
Pada benda terapung terdapat dua gaya yaitu :Fa dan W. Dalam keadaan seimbang maka :
W = Fa
ρb . Vb . g = ρZC . V2 .
g ρb . Vb = ρZC . V2
karena Vb > V2 maka : ρb < ρZC
Tekanan Hidrostatik adalah tekanan pada zat cair yang diam sesuai dengan namanya (hidro: air dan statik: diam).
Atau lebih lengkapnya Tekanan Hidrostatik didefinisikan sebagai tekanan yang diberikan oleh cairan pada
kesetimbangan karena pengaruh gaya gravitasi.
Hal ini berarti setiap benda yang berada pada zat cair yang diam, tekanannya tergantung dari besarnya gravitasi.
Adakah hal lain yang mempengaruhi besarnya tekanan hidrostatik? Ya ada yaitu: kedalaman/ketinggian dan
massa jenis zat cair.
Dari Penjelasan penurunan rumus tekanan hidrostatik di atas diperoleh kesimpulan beberapa hal:
2. Besarnya tekanan hidrostatik dipengaruhi oleh kedalaman, gravitasi dan massa jenis zat cair
(fluida)
Pertemuan 1
ALOKASI
KEGIATAN
WAKTU
PENDAHULUAN 15 MENIT
Memberikan salam dan berdoa ( sebagai implementasi nilai
religius ) Mengkondisikan suasana kelas rapi, teratur, dan
bersih
Apersepsi dan motivasi ( Fase Stimulasi )
Guru bertanya kepada peserta didik mengenai apa itu IPA ,fisika ?
Guru bertanya kepada peserta didik mengenai hubungan fisika dan IPA ?
Guru bertanya kepada peserta didik mengenai manfaat fisika bagi kehidupan
sehari- hari?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Peserta didik mampu mengidentifikasi hakekat fisika sebagai produk, proses, dan
sikap
Peserta didik mampu mengidentifikasi langkah-langkah metode ilmiah
Peserta didik mampu merancang metode ilmiah
INTI 100 MENIT
Mengamati ( Fase Observasi )
Peserta didik membentuk kelompok
Peserta didik mengamati demontrasi tentang kelereng yang akan tenggelan di
air dan video kapal pesiar yang terapung dilaut
Peserta memilih salah bentuk bendungan yang paling tepat dan menjelaskan
alasannya
Peserta didik mengamati video bendungan yang tepat
Bendungan Jatigede, Jawa Barat.mp4
Peserta didik merumuskan masalah dari video yang ditampilkan
( Fase Pengumpulan Data )
Peserta didik mencoba mencari informasi pada buku maupun dari sumber
lain Menalar ( Fase Pengolahan Data dan Analisis )
Peserta didik diskusi mengenai apakah yang ditampilkan apakah ada
hubungannya dengan fisika
Peserta didik menganalisis informasi yang
didapat Mengkomunikasikan
Perwakilan peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang
dilakukan Peserta didik diskusi kelas untuk mendapatkan jawaban
yang tepat
Peserta didik diberi klarifikasi hasil diskusi dan penguatan materi oleh guru
tentang metode ilmiah ( Fase Verifikasi )
Guru membimbing dan mengarahkan serta menilai peserta didik selama
pembelajaran berlangsung
PENUTUP 20 MENIT
Peserta didik bersama guru menyimpulkan kembali hasil pembelajaran yang telah
dilakukan( Fase Generalisasi )
Guru memberi umpan balik ( refleksi ) berupa soal atau tugas
Tugas merancang percobaan yang pernah dilakukan saat di SMP
mengguanakn metode ilmiah
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
Guru menutup pelajaran dan mengucap salam.
F. Penilaian Pembelajaran
Teknik dan bentuk instrumen:
Media
1. Video bendungan
2. Gambar kapal
Sumber :
1. Marthen Kanginan. 2008. Seribu Pena Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
2. LDS ( Lembar Diskusi Siswa )
3. Sumarsono, Joko. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan (BSE).
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia, terjadi interaksi antara manusia dengan alam
lingkungannya. Interaksi itu memberikan pembelajaran kepada manusia sehinga menemukan
pengalaman yang semakin menambah pengetahuan dan kemampuannya serta berubah perilakunya.
Dalam wacan ilmiah, hasil-hasil penemuan dari berbagai kegiatan penyelidikan yang kreatif dari
pada ilmuwan diinventarisir,dikumpulkan dan disusun secara sistematik menjadi sebuah kumpulan
pengetahuan yang kemudian disebut sebagai produk atau “a body of knowledge”. Pengelompokkan
hasil-hasil penemuan itu menurut bidang kajian yang sejenis menghasilkan ilmu pengetahuan yang
kemudian disebut sebagai fisika, kimia dan biologi. Untuk fisika, kumpulan pengetahuan itu dapat
berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan model
d. Rumus
Rumus adalah pernyataan matematis dari suatu fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. Dalam rumus
kita dapat melihat saling keterkaitan antara konsep-konsep dan variable-variabel. Pada umumnya prinsip
dan hukum dapat dinyatakan secara matematis.
e. Teori
Teori disusun untuk menjelaskan sesuatu yang tersembunyi atau tidak dapat langsung diamati, misalnya
teori atom, teori kinetik gas, teori relativitas. Teori tetaplah teori tidak mungkin menjadi hukum atau
fakta. Teo bersifat tentatif sampai terbukti tidak benar dan diperbaiki. Hawking (1988) yang dikutip oleh
Collette dan Chiappetta (1994) menyatakan bahwa “kita tidak dapat membuktikan kebenaran suatu teori
meskipun banyak hasil eksperimen mendukung teori tersebut, karena kita tidak pernah yakin bahwa pada
waktu yang akan dating hasilnya tidak akan kontradiksi dengan teori tersebut, sedangkan kita dapat
membuktikan ketidakbenaran suatu teori cukup dengan hanya satu bukti yang menyimpang.Jadi, teori
memiliki fungsi yang berbeda dengan fakta, konsep maupun hukum”
f. Model
Model adalah sebuah presentasi yang dibuat untuk sesuatu yang tidak dapat dilihat.. Model sabgat
berguna untuk membantu memahami suatu fenomena alam, juga berguna untuk membantu
memahami suatu teori. Sebagai contoh, model atom Bohr membantu untuk memahami teori atom.
Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah cara untuk menyelidiki fenomena, untuk mendapatkan pengetahuan baru, atau
memperbaiki dan menggabungkan penyelidikan dengan pengetahuan sebelumnya. Metode ilmiah
juga bisa dikatakan pendekatan yang sistematik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Langkah-langkah yang dilakukan seorang ilmuan saat bekerja dapat diringkas sebagi berikut:
a. mengamati dan mengajukan pertanyaan
b. membuat hipotesis
c. merancang pengujian hipotesis
d. melakukan pengujian hipotesis
e. menarik kesimpulan dan menginformasikan hasil yang diperoleh pada masyarakat sains langkah
pertama yang dilakukan dalam proses ilmiah adalah mengamati fenomena. Pengamatan ini bertujuan
untuk mendapatkan informasi tentang suatu fenomena. Informasi dapat diperoleh melalui
pengamatan langsung ( pengukuran, survey, percobaan ) dan mempelajari laporan-laporan
pengamatan yang telah dilakukan oleh orang lain.
Proses selanjutnya dari pengamatan ini dalah menarik kesimpulan dari apa yang telah diamati.
Dalam menarik kesimpulan ini, harus menggunakan semua pengetahuan yang dimiliki untuk mebuat
suatu tebakan/dugaan yang baik tentang mengapa suatu fenomena terjadi. Dugaan yang cerdas
mengenai bagaimana suatu terjadi disebut hipotesis. Hipotesis ilmiah harus dapat diuji berdasarkan
pengamatan yang terukur. Pengujian hipotesis dilakukan melalui prosess penalaran deduktif
( deduksi ). Pada penalaran ini suatu prinsip umum digunakan untuk memprediksi hasil pengamatan.
Penalaran deduktif dapat dinyatakan dalam bentuk: “jika .......( saya melakukan ) ..... maka ......ini
akan terjadi “
. untuk menguji apakah hipotesis yang telah dibuat sungguh-sungguh menghasilkan perkiraan yang
diinginkan, perlu dirancang suatu percobaan/eksperimen.
Selama pengujian hipotesis, ilmuan mengumpulkan banyak informasi. Informasi ini disebut data.
Data ini dapat berupa angka yang menyataka besaran yang dapat diukur. Data numerik ini biasa
disebut data kuantatif. Data jenis inii diperoleh melalui proses pengukuran. Selain data kuantatif,
ilmuan dapat juga mengumpulkan data kualitatif. Data jenis ini diperoleh melalui pengamatan.
Dari hasil eksperimen ilmuan dapat menarik suatu kesimpulan tentang hipotesis. Kesimpulan yang
diperoleh apakah hasil eksperimen mendukung atau menolak hipotesis. Apabila hipotesis yang
dibuat didukung oleh eksperimen, hal ini belum membuktikan bahwa hipotesis tersebut benar.
Hipotesis tadi perlu diuji dengan banyak eksperimen. Sehingga, setelah bnyak eksperimen
mendukung hipotesis yang telah dibuat, barulah dapat disimpulkan bahwa tanpa keraguan hipotesis
tersebut adalah benar. Apabila hipotesis yang dibuat tidak didukungoleh eksperimen. Peneliti harus
jujur dan lapang dada menerima kenyataan. Pelajari masalah tersebut kemudian buat hipotesis baru
dan lakukan pengujian lagi.
Pada keadaan hipotesis didukung ataupun tidak oleh eksperimen, hasil penelitian dapat dilaporkan
pada komunitas ilmiah sebagai pengetahuan baru
Lampiran 2 : Lembar Diskusi Siswa
Hakikat Fisika dan Metode Ilmiah
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi langkah-langkah metode ilmiah
Langkah-langkah pembelajaran:
1. Perhatikan gambar bendungan dibawah ini, menurut kalian bentuk bendungan manakah yang paling kuat
untuk menahan air ? jelaskan alasannya ?
Kontruksi bendungan : Dari keempat gambar dibawah ini mana yang menurut peserta didik yang baik? Jelaskan!
Jawab :...........................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
Lubang H ( cm ) X ( cm )
A
B
C
D. Dari tabel di dapatkan semakin jauh jarak pancuran kedalaman air semakin . . .
E. Semakin dalam suatu titik menunjukan . . .
Lihat konsep tekanan hidrostatis di bawah ini :
“” Selamat berdiskusi “”
Kunci Jawaban Lembar Diskusi siswa 1.
5. Kesimpulan : semakin dalam suatu titik dalam fluida tekanan hidrostatiknya semakin 3
besar.
Langkah-langkah metode ilmiah :
a) Merumuskan masalah
b) mengajukan dan menguji hipotesis,
c) menentukan variabel, merancang dan melakukan percobaan
d) mengumpulkan dan mengolah data
e) menarik kesimpulan
f) berkomunikasi secara lisan dan tertulis
Nilai = Skor 10
Tugas Pertemuan 1
Hakikat Fisika Dan Metode Ilmiah
1. Apakah hakekat fisika ?
2. Apakah yang dimaksud dengan metode ilmaih ?
3. Sebutkan langkah-langkah metode ilmiah ?
4. Apakah manfaat fisika bagi kehidupan sehari-hari ?
5. Sebutkan sikap ilmiah yang timbul akibat kerja ilimah ?
Nilai = Skor
10
A. Kompetensi Inti
3.1 Menerapkan hakikat ilmu Fisika, metode ilmiah, dan keselamatan kerja di laboratorium
serta peran Fisika dalam kehidupan
4.1 Membuat prosedur kerja ilmiah dan keselamatan kerja misalnya pada pengukuran kalor
D. Materi Pembelajaran
Fakta:
1. Jika tidak mematuhi tata tertib di laboratorium bisa terjadi kecelakaan
2. Di dalam laboratorium harus ada alat-alat keamanan dan keselamatan kerja
Konsep:
1. Tata tertib laboratorium
2. Keselamatan kerja laboratorium
Prinsip:
1. Peserta didik harus mematuhi tata tertib yang ada di laboratorium
2. Peserta didik harus tahu Prinsip keselamatan kerja laboratorium
Prosedur:
1. Peserta didik megidentifikasi sarana dan prasarana yang ada dilaboratorium.
2. Peserta didik mengklasifikasikan alat-alat berdasarkan jenisnya seperti alat fisika, kimia dan
biologi
3. Peserta didik menentukan nama alat dan kegunaannya
4. Peserta didik menentukan alat-alat keselamatan kerja
5. Peserta didik dapat menyimpulkan keselamatan kerja di laboratorium
E. Kegiatan Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Diskusi, Tanya jawab
Pertemuan 2
F.Penilaian Pembelajaran
Media
1. Video LAB SAFETY Video - I Think School.com
MistyITSU's channel. (2011, Desember 26) LAB SAFETY Video - I Think School.com
[Video File]. Video posted to https://www.youtube.com/watch?v=tsAHt0FiwNM
2. PPT
3. LKS
Sumber
1. Marthen Kanginan. 2008. Seribu Pena Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga
2. LDS ( Lembar Diskusi Siswa )
3. Sumarsono, Joko. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan
(BSE).
NIP.
Laboratorium merupakan tempat dimana mahasiswa, dosen, peneliti melakukan percoban. Percobaan yang dilakukan
menggunakan berbagai mahan kimia, perlatan gelas dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan bila dilakukan dengan cara yang tidak teapat. Kecelakan terjadi karena kelalaian atau kecerobohan kerja,
dapat membuat praktikan cidera atau orang-orang yang disekitarnya cidera. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan
dambaan bagi setiap peneliti/praktikan yang sadar akan kepentingan akan kepentingan kesehatan, keamanan dan
kenyamanan kerja.
Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang
berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya
serta cara-cara melakukan pekerjaan. Tujuan keselamatan kerja adalah melindungi laboran/analis atau tenaga kerja lainnya
atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas, menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja (laboratorium), sumber produksi
dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan, golongan percobaan dan
bahan pembuat alat :
1. Pengelompokan alat – alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti : Gaya dan Usaha (Mekanika), Panas,
Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet, Listrik, Ilmu, dan Alat reparasi.
2. Pengelompokan alat – alat biologi menurut golongan percobaannya, seperti : Anatomi, Fisiologi, Ekologi dan
Morfologi.
3. Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti : logam, kaca, porselen, plastik
dan karet.
Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu dimasukkan ke dalam kelompok bahan yang banyak digunakan.
*Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar hal – hal di atas, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
1. Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan dipasang lampu yang selalu menyala untuk
menjaga agar udara tetap kering dan mencegah tumbuhnya jamur.
2. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
3. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker glass.
4. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak melebihi tinggi bahu.
5. Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan disusun menurut abjad.
6. Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat kimia yang mudah menguap harus
disimpan di ruangan terpisah dengan ventilasi yang baik.
Dalam bekerja juga perlu menggunakan perlengkapan keselamatan pribadi sebagai perlindungan untuk
mencegah luka jika terjadi kecelakaan.
Beberapa perlengkapan pribadi yang biasa digunakan adalah:
a. Jas laboratorium, untuk mencegah kotornya pakaian.
b. Pelindung lengan, tangan, dan jari untuk perlindungan dari panas, bahan kimia, dan bahaya lain.
c. Pelindung mata digunakan untuk mencegah mata dari percikan bahan kimia.
d. Respirator dan lemari uap.
e. Sepatu pengaman, untuk menghindari luka dari pecahan kaca dan tertimpanya kaki oleh benda-benda berat.
f. Layar pelindung digunakan jika kita ragu akan terjadinya ledakan dari bahan kimia dan alat-alat hampa udara.
b. jenis bahaya :
cara penanganan
c. jenis bahaya :
cara penanganannya :
d. jenis bahaya :
cara penanganannya :
Jawaban LKS 2
1. Skor maksimal 7
2. skor
10
3 . skor 4
a. jenis bahaya : zat yang mudah terbakar
cara penanganan : jauhkan dari api dan panas
4. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium :
1. Aman Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan
2. Mudah dicari Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan.
3. Mudah diambil Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak
dan laci. ( skor 3 )
Tugas Pertemuan 2
Jawab
1. Tata tertib dalam Laboratorium
Pakailah baju khusus praktikan untuk melindungi tubuh dan baju seragam sekolah dari kontaminasi
zat-zat kimia
Di atas meja kerja hanya diperbolehkan meletakkan buku, alat tulis, bahan, dan alat praktikum
Jangan mencoba memegang alat dan bahan yang tidak diperlukan yang ada di laboratorium
Tidak diperkenankan makan dan minum di dalam laboratorium
Pengambilan zat sejumlah yang diperlukan, jangan berlebihan
Setelah selesai kerja, bersihkan alat-alat, meja, dan ruangan
4. Sumber-sumber kecelakaan
Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan proses-proses serta
kperlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan di laboratorium.
Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratorium dan juga kurangnya pengawasan yang dilakukan selama
melakukan kegiatan laboratorium.
Kurangnya bimbingan terhadap mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan laboratorium.
Kuranganya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan pelindung kegiatan
laboratorim.
Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus ditaati.
Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau menggunakan peralatan
atau bahan yang tidak sesuai.
Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.
5. Dikawatirkan di dalam ruangan masih mengandung bahan kimia yang terkontaminasi dengan bahan kimia
yang telah di gunakan dalam praktikum sebelumnya
LEMBAR PENILAIAN