Anda di halaman 1dari 3

Resume 2. Lusyana Eka Wardani. 185060620111002.

Konsep Agropolitan
Jurnal Acuan : Pengembangan Kawasan Agropolitan. 2012. Jurnal Ekonomi
dan Studi Pembangunan.
Kawasan agropolitan dapat diartikan sebagai sistem fungsi desa yang
dapat dilihat menurut struktur hierarki ruang desa. Mengacu dari teori Basuki
(2012), rencana pembangunan sentra produksi pangan (Agropolitan) adalah salah
satu bentuk pembangunan ekonomi pertanian, yang dikembangkan dengan
memanfaatkan berbagai potensi yang ada secara utuh dan dibawah naungan
pemerintah yang komprehensif, berdaya saing, berbasis masyarakat,
berkelanjutan, desentralisasi, bermasyarakat dan berkelanjutan. Kawasan sentra
produksi pangan (Agropolitan) yang dikembangkan harus memiliki ciri-ciri
sebagai berikut (Basuki, 2012):
1) Sebagian besar kegiatan masyarakat di kawasan ini didominasi oleh
kegiatan pertanian dan / atau agribisnis, membentuk satu kesatuan sistem
yang utuh:
a) Subsistem agribisnis hulu (agribisnis hulu), meliputi: mesin, peralatan
pertanian, pupuk, dll.
b) Subsistem pertanian / pertanian utama (dalam agribisnis), meliputi:
tanaman pangan, berkebun, perkebunan, perikanan, peternakan, dan
kehutanan.
c) Subsistem agribisnis hilir (hilir agribisnis), meliputi: industri
pengolahan dan penjualan, termasuk perdagangan dalam kegiatan
ekspor.
d) Subsistem pelayanan pendukung (kegiatan yang memberikan pelayanan
bagi agribisnis), seperti: perkreditan, asuransi, transportasi, penelitian
dan pengembangan, pendidikan, promosi, infrastruktur dan kebijakan
pemerintah.
2) Adanya keterkaitan antara kota dan desa (urban-rural linkages) yang
saling bergantung/timbal balik dan saling terkait, membutuhkan
pengembangan kawasan pertanian di pedesaan (on farm) untuk menanam
dan mengolah produk dalam skala kekeluargaan. (off the farm), dan kota
memberikan kemudahan bagi pengembangan industri penanaman dan
agribisnis, seperti penyediaan fasilitas pertanian, antara lain: permodalan,
teknologi, informasi, peralatan pertanian, dll.
3) Kegiatan sebagian besar masyarakat di kawasan ini terutama kegiatan
pertanian atau agribisnis, antara lain pertanian industri (pengolahan),
perdagangan hasil pertanian (termasuk perdagangan ekspor), perdagangan
agribisnis hulu (sarana dan modal pertanian), dan pertanian- pariwisata dan
jasa.
Kehidupan masyarakat di daerah sentra produksi pangan (agropolitan)
sama dengan suasana kehidupan di perkotaan, karena prasarana dan prasarana
kawasan metropolitan pertanian tidak jauh berbeda dengan perkotaan. Dalam
rangka pengembangan kawasan agropolitan secara terintegrasi perlu disusun
pengembangan kawasan agropolitan yang akan menjadi acuan penyusunan
program pengembangan. Adapun muatan yang terkandung di dalamnya adalah:
1) Penetapan pusat agropolitan yang berfungsi sebagai: Pusat perdagangan
dan transportasi pertanian (agricultural trade/ transport center), Penyedia
jasa pendukung pertanian (agricultural support services), Pasar konsumen
produk non-pertanian (non agricultural consumers market), Pusat industri
pertanian (agro-based industry), Penyedia pekerjaan non pertanian (non-
agricultural employment), Pusat agropolitan dan hinterland-nya terkait
dengan sistem permukiman nasional, provinsi, dan kabupaten (RTRW
provinsi/ kabupaten).
2) Penetapan unit-unit kawasan pengembangan yang berfungsi sebagai: Pusat
produksi pertanian (agricultural production), Intensifikasi pertanian
(agricultural intensification), Pusat pendapatan perdesaan dan permintaan
untuk barang-barang dan jasa non pertanian (rural income and demand for
non-agricultural goods and services), Produksi tanaman siap jual dan
diversifikasi pertanian (cash crop production and agricultural
diversification).
3) Penetapan sektor unggulan: Merupakan sektor unggulan yang sudah
berkembang dan didukung oleh sektor hilirnya
4) Dukungan infrastruktur yang membentuk struktur ruang yang mendukung
kawasan agropolitan
5) Dukungan kelembagaan yang pengelola pengembangan kawasan
agropolitan

Konsep Agropolitan menurut Friedman (1976) mengatakan konsep


agropolitan merupakan siasat pembangunan pedesaan yang dipercepat dan
dilakukan melalui kerangka tata ruang untuk pembangunannya. Adapun konsep
agribisnis yaitu konsep yang utuh mulai dari produksi, pengolahan hasil,
pemasaran dan kegitan lainnya yang terkait kegiatan pertanian

Sumber :
Basuki, A. T. (2012). Pengembangan kawasan agropolitan. Jurnal Ekonomi &
Studi Pembangunan, 13(1), 53-71.

Anda mungkin juga menyukai