LUMAJANG
Theodorik Rizal Manik, Dimas Wisnu Adrianto, Aris Subagiyo
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT.Haryono 167 Malang 65145 Indonesia Telp 0341-567886
e-mail: theodorikrizal@gmail.com
ABSTRAK
Kawasan Agropolitan Seroja merupakan kawasan strategis ekonomi Kabupaten Lumajang. Pengembangan
Kawasan Agropolitan Seroja bertujuan untuk mengembangkan agribisnis yang berwawasan lingkungan,
meningkatkan nilai tambah dan daya saing, mendayagunakan sumber daya, meningkatkan pendapatan
masyarakat dan PDRB, serta melakukan re-positioning pemasaran di tingkat nasional dan global. Berdasarkan
hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik Kawasan Agropolitan Seroja,
mengetahui perkembangan Kawasan Agropolitan Seroja, serta menyusun strategi dan arahan pengembangan
Kawasan Agropolitan Seroja. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis kebijakan,
analisis potensi ekonomi, analisis kesesuaian lahan, analisis penentuan komoditas unggulan, analisis linkage
sistem, analisis kelembagaan, analisis partisipatif, analisis evaluasi kawasan terhadap konsep kawasan
agropolitan, analisis potensi masalah, dan analisis SWOT. Bila dilihat dari hasil penelitian, terdapat 3
komoditas unggulan yang baik untuk dikembangkan di Kawasan Agropolitan Seroja yaitu komoditas pisang,
komoditas durian, dan komoditas sukun. Komoditas pisang dalam pelaksanaan sistem agribisnis dapat
dikatakan telah berjalan dengan baik dan berkembang dengan disertai dukungan pemerintah. Komoditas durian
dan komoditas sukun belum mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Lumajang dalam
pengembangannya. Pengembangan Kawasan Agropolitan Seroja secara berkelanjutan membutuhkan strategi
dan arahan berupa, pengembangan sub sistem agribisnis sesuai komoditas unggulan, arahan tata ruang
Kawasan Agropolitan Seroja, pengembangan sistem usaha tani konservasi di pegunungan, pengembangan
infrastuktur pendukung agropolitan, serta pengembangan sumber daya manusia.
ABSTRACT
Seroja’s Agropolitan Region is an economic’s strategic area of Lumajang Regency. Seroja’s Agropolitan Region
development aims to develop agribusiness that environmentally sound, increase added value and
competitiveness, leverage resources, increase household incomes and GDP, as well as re-positioning of
marketing at the national and global. Based on this background, the purpose of this research was to identify the
characteristics of the Seroja’s Agropolitan Region, determine the development of Seroja’s Agropolitan Region,
and creates strategy and direction of Seroja’s Agropolitan Region development. The analysis uses descriptive
method, policy analysis, economic potential analysis, suitability of land analysis, determination of commodities
analysis, linkage system analysis, institutional analysis, participatory analysis, region evaluation of the
agropolitan region concept analysis, the analysis of potential problems, and SWOT analysis. When viewed from
the research results, there are 3 good commodities to be developed in Seroja’s Agropolitan Region that are
banana commodity, durian commodity, and breadfruit commodity. Banana commodity in the implementation of
the agribusiness system can be said to have run well and developed with government support. Durian commodity
and breadfruit haven’t received support from the Regional Government of Lumajang Regency. Seroja’s
Agropolitan Region sustainable development requires a strategy and direction such as development of
appropriate sub-systems agrobusiness commodities, spatial direction of Seroja’s Agropolitan Region,
development of conservation farming systems in the mountains, development of supporting infrastructure
agropolitan, and human resource development.
masterplan kawasan agropolitan tahun 2003 yang terdapat di Kawasan Agropolitan Seroja ini
terletak di Kecamatan Senduro dan Kecamatan berupa industri kecil dengan jumlah 16 industri
Pasrujambe yang terdiri dari 8 desa yaitu Desa kecil yang didominasi oleh industri pengolahan
Senduro, Desa Kandang Tepus, Desa Kandangan, komoditas pisang. Fasilitas pendidikan yang ada
Desa Burno, Desa Argosari, Desa Jambekumbu, di kawasan Agropolitan Seroja meliputi 40 SD, 5
Desa Pasrujambe, dan Desa Jambearum. RTRW SMP, dan 2 SMA. Secara umum bila dilihat dari
Kabupaten Lumajang Tahun 2008-2028 jenis kelaminnya perbandingan antara penduduk
menetapkan Kawasan Agropolitan Seroja sebagai pria dan wanita yang ada di Kawasan
kawasan strategis ekonomi pertanian. Agropolitan Seroja pada tahun 2009 hampir sama
jumlahnya yaitu pria sebanyak 25.302 jiwa dan
wanita 25.554 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak
berada di Desa Pasrujambe sebanyak 12.039 jiwa
dan kepadatan penduduk tertinggi berada di Desa
Jambearum dengan 1.118 jiwa/km2. Hampir
sebagian besar masyarakat di Kawasan
Agropolitan Seroja ini bermata pencaharian di
sektor pertanian baik sebagai petani sebesar
6.440 orang dan buruh tani16.289 orang.
Kajian Pengembangan Kawasan Agroplitan
Seroja
Kebijakan
Gambar 1. Peta Administrasi Kawasan
Agropolitan Seroja Pengembangan Kawasan Agropolitan
Seroja didukung oleh pemerintah melalui RTRW
Kawasan Agropolitan Seroja terletak pada Kab. Lumajang tahun 2008 tentang penetapan
ketinggian antara 400 - 2.000 meter dpl dengan kawasan ekonomi strategis. Namun kebijakan
curah hujan tahunan di sebesar 2.140 mm/tahun pemerintah dalam menetapkan komoditas
di Kecamatan Senduro dan 2.171 mm/tahun di unggulan dapat ditinjau ulang dengan
Kecamatan Pasrujambe. Temperatur Kawasan menggunakan analisis LQ, analisis growth share,
Agropolitan Seroja berkisar antara 18°C – 33°C. dan analisis kesesuaian lahan terhadap komoditas
Tekstur tanah Kawasan Agropolitan di seluruh untuk menentukan komoditas unggulan. Selain
desa adalah tekstur tanah sedang (lempung) itu kondisi infrastruktur yang mengalami
dengan efektivitas kedalaman tanah yang kerusakan dapat segera diperbaiki untuk
bervariasi di masing-masing desa. mendukung pengembangan Kawasan
Berdasarkan Masterplan Kawasan Agropolitan Seroja.
Agropolitan Seroja Tahun 2003, Kota Tani Kajian persyaratan kawasan agropolitan
Utama terletak di Desa Senduro dan Kota Tani
terletak di Desa Kandang Tepus dan Desa Suatu wilayah dapat dikembangkan
Jambearum. Sedangkan Desa Argosari, Desa menjadi suatu agropolitan harus dapat memenuhi
Burno, Desa Kandangan, Desa Pasrujambe, dan persyaratan sebagai berikut:
Desa Jambekumbu menjadi hintterland. - Memiliki sumberdaya lahan dengan
Penggunaan lahan budidaya kawasan agropolitan agroklimat yang sesuai untuk
didominasi oleh kawasan pertanian baik sawah, mengembangkan komoditi pertanian
ladang, atau perkebunan dengan luasan mencapai khususnya pangan, yang dapat dipasarkan
7.920,26 ha. Lokasi Kawasan Agropolitan Seroja atau telah mempunyai pasar atau yang
yang berada di Pegunungan Bromo Tengger disebut komoditas unggulan.
Semeru menyebabkan sebagian besar - Konservasi alam dan kelestarian lingkungan
penggunaan lahan berupa hutan dengan luasan hidup bagi kelestarian sumberdaya alam,
mencapai 9.084,73 ha. kelestarian sosial budaya maupun ekosistem
Fasilitas-fasilitas pendukung yang ada secara keseluruhan.
dalam sistem agropolitan ini terdiri dari fasilitas Untuk mengetahui komoditas unggulan,
perdagangan, industri, dan pendidikan. Fasilitas maka dilakukan analisis potensi ekonomi dengan
perdagangan yang ada di Kawasan Agropolitan menggunakan Analisis LQ dan Analisis Growth
Seroja terdiri dari pasar kecamatan dan pasar Share. Komoditas yang dihasilkan dari analisis
agropolitan yang terletak di Desa Senduro serta ekonomi akan disesuaikan dengan syarat tumbuh
dua pasar desa yang terletak di Desa Kandang komoditas untuk mendapatkan komoditas unggu-
Tepus dan Desa Pasrujambe. Industri yang lan yang sesuai dengan agroklimat kawasan.
Analisis kesesuaian lahan terhadap kawasan lin- lindung meliputi kawasan suaka alam, kawasan
dung berfungsi untuk mengetahui lokasi konser- pelestarian alam, kawasan perlindungan
vasi alam dan kelestarian lingkungan hidup di bawahan, dan kawasan perlindungan setempat.
Kawasan Agropolitan Seroja dengan melakukan Delineasi kesesuaian lahan terhadap kawasan
identifikasi daerah yang peka terhadap longsor. lindung dengan mengoverlay peta delineasi
daerah peka terhadap longsor dengan peta
Analisis Potensi Ekonomi
penggunaan lahan kawasan agropolitan.
Berdasarkan hasil perhitungan LQ pertani-
an sektor perkebunan dapat dilihat bahwa komo-
ditas yang memiliki nilai LQ > 1 adalah komodi-
tas tebu. Rekapitulasi hasil perhitungan LQ dida-
pat 20 komoditas dengan nilai LQ > 1, untuk sek-
tor buah-buahan terdapat 10 komoditas, sektor
sayur-sayuran 9 komoditas dan sektor perkebu-
nan 1 komoditas.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Perhitungan LQ
Komoditas Pertanian Kabupaten Lumajang
Tahun 2009
No Komoditas LQ
1. Salak 7,07 Gambar 2. Peta kepekaan terhadap longsor
2. Petai 3,61
3. Mentimun 3,39
4. Manggis 2,69
5. Kacang Panjang 2,68
6. Bawang Daun 1,83
7. Cabe Rawit 1,83
8. Cabe Besar 1,72
9. Rambutan 1,71
10. Sukun 1,51
11. Pisang 1,48
12. Kubis 1,42
13. Sawi 1,35
14. Terung 1,33
15. Pepaya 1,31
16. Tomat 1,31
17. Alpukat 1,28
18. Durian 1,27
19. Tebu 1,25
20. Sirsak 1,09 Gambar 3. Peta kesesuaian lahan terhadap
kawasan lindung
Berdasarkan pada hasil klasifikasi ditinjau
dari analisis growth share, maka dapat diklasifi- Kesesuaian komoditas unggulan
kasi potensi pengembangan tiap komoditas yang
ada di Kabupaten Lumajang, yakni: komoditas Dengan adanya persyaratan fisiologis dan
unggulan meliputi durian, pepaya, pisang, sukun, agronomis tanaman, maka terdapat 3 komoditas
kubis, cabe besar, cabe rawit, sawi, tomat, dan unggulan yang baik untuk dikembangkan di
tebu komoditas potensial meliputi alpukat, Kawasan Agropolitan Seroja. Komoditas tersebut
manggis, rambutan, salak, sirsak, petai, kentang, meliputi komoditas tanaman buah-buahan
bawang daun, kacang panjang, terung, mentimun, meliputi durian, pisang, dan sukun. Sementara
dan kopi. komoditas yang tidak sesuai seperti pepaya, cabe,
sawi, kubis, tomat, dan tebu akan membutuhkan
Kesesuaian Lahan input yang besar agar memberikan keuntungan
Daerah peka terhadap longsor bagi petani.
Penentuan delineasi daerah peka terhadap Berdasarkan hasil overlay kelas kesesuaian
longsor menggunakan overlay dari peta curah lahan terhadap komoditas unggulan, tedapat 3
hujan, peta bahan induk, peta kelerengan, peta jenis kelas yaitu S1, S2, dan N dan menghasilkan
kandungan tanah liat, peta laju infiltrasi serta peta 4 zona, yaitu:
ke dalam lapisan kedap air. 1. Zona 1 yang merupakan kelas lahan S1
untuk komoditas pisang, durian, dan sukun.
Kesesuaian kawasan lindung 2. Zona 2 yang merupakan kelas lahan S1
Berdasarakan RTRW Kabupaten Luma- untuk komoditas pisang serta kelas S2 untuk
jang Tahun 2008-2028, penetapan kawasan komoditas durian dan sukun.
3. Zona 3 yang merupakan kelas lahan S2 kedua komoditas tersebut. Untuk komoditas
untuk komoditas pisang, durian, dan sukun. potensial yang dapat dikembangkan adalah
4. Zona 4 yang merupakan kelas lahan N yang komoditas kopi dan sayuran hortikultura berupa
tidak sesuai untuk komoditas pisang, durian, kentang dan bawang daun.
dan sukun karena memiliki faktor pembatas
Kajian ciri-ciri kawasan agropolitan seroja
yang berat.
Kondisi eksisting zona N merupakan lahan Untuk mengetahui ciri-ciri Kawasan
pertanian sayuran hortikultura berupa kentang Agropolitan Seroja, dapat dilihat bagaimana
dan bawang daun. Kondisi eksisting tersebut subsistem agropolitan yang telah berjalan dengan
tetap dipertahankan disertai dengan pelaksanaan utuh dan dipadukan dengan kegiatan masyarakat
sistem usaha tani konservasi untuk meminimalisir di tiap-tiap sektor yang meliputi sektor pertanian,
terjadinya longsor. industri, perdagangan, pariwisata, dan
peternakan. Ciri-ciri kawasan agropolitan seroja
tersebut dapat diketahui melalui analisis linkage
system Kawasan Agropolitan Seroja.
Linkage Sistem
Analisis linkage sistem komoditas pisang,
durian, dan sukun mencakup keterkaitan sub
sistem agropolitan untuk pengembangan
komoditas pisang, durian, dan sukun. Analisis
sistem komoditas mencakup tahapan agribisnis
hulu, agribisnis usaha tani, agribisnis hilir, agro
output serta sub sistem pemasaran dan sub sistem
sarana penunjang.
Gambar 4. Kesesuaian Lahan Terhadap
Komoditas Unggulan
berbagai kepentingan antara instansi tekait atau kawasan, tipologi kawasan, infrastruktur, dan
disebut protokol. Protokol diarahkan kepada kelembagaan.
pengaturan hubungan antara pemangku Kawasan Agropolitan Seroja dalam
kepentingan. Pihak-pihak stakeholders yang pengembangannya sudah siap untuk
berkepentingan dan terkait dengan dikembangkan dengan konsep kawasan
pengembangan kawasan agropolitan adalah agropolitan berdasarkan Pedoman Pengelolaaan
Pemerintah Kabupaten Lumajang, petani, UPTD Ruang Kawasan Sentra Produksi Pangan
Dinas Pertanian dan kelompok, pedagang, Nasional dan Daerah. Komoditas unggulan utama
perusahaan, dan lembaga keuangan dalam Pengembangan Kawasan Agropoltan
Seroja adalah komoditas pisang sudah berjalan
dengan utuh dan terintegrasi. Komoditas durian
dan sukun masih memerlukan pengembangan
agar sistem agribisnis pada komoditas tersebut
dapat mendukung pengembangan Kawasan
Agropolitan Seroja.
Potensi dan masalah
Potensi utama Kawasan Agropolitan
Seroja adalah komoditas unggulan berupa pisang,
durian, dan sukun. Dengan adanya komoditas
unggulan dari sektor pertanian mampu menjadi
penggerak kegiatan perekonomian di bidang
pertanian. Komoditas unggulan yang berupa
Gambar 7. Diagram Venn Kelembagaan pisang, durian, dan sukun merupakan komoditas
yang dapat diolah menjadi produk yang lebih
Gambar diagram venn diatas dapat dilihat berharga apabila pemasaran dalam bentuk buah
bahwa petani dan kelompok tani memiliki peran segar tidak terserap pasar, akan tetapi pada saat
terbesar dalam pengembangan Kawasan ini permintaan akan komoditas unggulan tersebut
Agropolitan Seroja. Para petani dan kelompok cukup tinggi. Selain adanya komoditas unggulan,
tani membuka jaringan kemitraan dengan kerjasama petani melalui kelompok tani yang
perusahaan untuk memasarkan hasil pertanian mengadakan kemitraan merupakan potensi dalam
petani dan kelompok tani juga menjalin pengembangan Kawasan Agropolitan Seroja.
kerjasama dengan perbankan untuk mengatasi Masalah utama dalam pengembangan
permasalah permodalan. Pemerintah Kabupaten Kawasan Agropolitas Seroja adalah subsistem
Lumajang bertugas mendampingi petani dan agribisnis hilir komoditas durian dan sukun yang
kelompok tani melalui UPTD Dinas pertanian belum berjalan. Kondisi jaringan jalan yang rusak
agar para petani dan kelompok tani dapat juga menyebabkan permasalahan dalam distribusi
mengembangkan kawasan agropolitan seroja pemasaran produk pertanian.
sesuai dengan rencana yang telah disepakati Strategi dan Arahan Pengembangan Kawasan
bersama. Keberadaan industri rumah tangga Agropolitan Seroja
berfungsi untuk menyerap hasil pertanian yang
tidak terserap pasar untuk diolah mejadi produk Strategi/upaya pokok dalam
yang lebih bernilai dan tahan lama. mengembangkan Kawasan Agropolitan Seroja
Kabupaten Lumajang yang berkelanjutan, yaitu:
Kajian pengembangan kawasan agropolitan 1. Terbangunnya sistem agribisnis yang utuh.
seroja terhadap konsep kawasan agropolitan 2. Kelembagaan yang bersinergi.
Evaluasi pengembangan Kawasan 3. Terbangunnya infrastruktur dan fasilitas
Agropolitan Seroja terhadap kriteria kawasan penunjang mendukung kegiatan agribisnis.
agropolitan bertujuan untuk mengetahui kondisi 4. Pengembangan Lingkungan.
Kawasan Agropolitan Seroja dalam 5. Terbentuknya sumber daya manusia yang
pengembangannya sudah berjalan sesuai dengan unggul.
konsep pengembangan kawasan agropolitan Arahan pengembangan sub sistem agribisnis
berdasarkan Pedoman Pengelolaaan Ruang Komoditas Unggulan
Kawasan Sentra Produksi Pangan Nasional dan
Daerah. Kriteria yang dikaji meliputi: persyaratan Berdasarkan hasil analisis perekonomian
kawasan agropolitan, ciri-ciri kawasan, sistem dan kesesuaian lahan terhadap komoditas yang
telah dilakukan, komoditas yang dapat diarahkan
kelompok tani komoditas durian dan sukun. Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten
Kondisi jaringan jalan yang rusak juga Lumajang. 2003. Masterplan
menyebabkan permasalahan dalam distribusi Kawasan Agropolitan Seroja
pemasaran produk pertanian. Kabupaten Lumajang Tahun 2003.
Perlu adanya strategi dan arahan dalam Lumajang: Bappekab Lumajang.
pengembangan kawasan agropolitan dengan Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten
melaksanakan pengembangan sub sistem Lumajang. 2008. Rencana Tata
agribisnis, pengenmbangan tata ruang Kawasan Ruang Wilayah Kabupaten Lumajang
Agropolitan Seroja, pengembangan sistem usaha Tahun 2008/2009- 2028/2029.
tani konservasi untuk mengatasi kepekaan Lumajang: Bappekab Lumajang.
longsor, infrastruktur pendukung agropolitan, dan Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten
pengembangan sumber daya manusia. Dengan Lumajang. 2009. Ekspose Kegiatan
pelaksanaan strategi dan arahan tersebut Pengembangan KAS 2009. Lumajang:
diharapkan kawasan agropolitan seroja dapat Bappekab Lumajang.
berkembang secara berkelanjutan. Badan Pusat Statistik. 2010. Kabupaten
Saran Lumajang Dalam Angka 2010.
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut Lumajang: BPS.
mengenai pengembangan kawasan Departemen Pertanian. 2006. Peraturan Menteri
agropolitan berdasarkan sektor peternakan, Pertanian Nomor :
kehutanan (agroforestry), dan wisata 47/Permentan/OT.140/10/2006
pertanian (agrowisata) untuk mewujudkan Tentang Pedoman Umum Budidaya
pengembangan Kawasan Agropolitan Seroja Pertanian Pada Lahan Pegunungan.
Kabupaten Lumajang yang integratif antar Jakarta: Deptan.
sektor. Muliaanggun, Asianidharma. 2002. Penyusunan
2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut terhadap Pedoman Pengelolaan Ruang
sub sistem agribisnis komoditas durian dan Kawasan Sentra Produksi Pangan
komoditas sukun. Nasional dan Daerah (Agropolitan).
3. Perlu adanya kebijakan yang mendukung Jakarta : Dirjen Penataan Ruang.
pengembangan komoditas durian dan Rustiadi, E., Saefulhakim, S. & Panuju, D.R.
komoditas sukun. 2009. Perencanaan Dan
Pengembangan Wilayah. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA Crestpent Press dan Yayasan Obor
Ashari, Sumeru. 2006. Meningkatkan Indonesia.
Keunggulan Bebuahan Tropis Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi
Indonesia. Yogyakarta: C.V Andi Penelitian. Jakarta: CV Rajawali.
Offset. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif
kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.