Anda di halaman 1dari 18

Pendahuluan

PENYUSUNAN
MASTERPLAN HULU
HILIR KAWASAN
PETERNAKAN

Kabupaten Lumajang

2023
Laporan Pendahuluan 2

LATAR BELAKANG
Sebagian besar peternakan masih dilakukan secara Pada tahun 2019, Kab. Lumajang ditetapkan menjadi
tradisional, sehingga hasil peternakan tidak optimal pilot project program nasional yaitu program
dan keuntungan yang diperoleh tidak maksimal. perhutanan Sosial (Perhutsos) di Kecamatan
Untuk itu, perlu identifikasi potensi untuk menentukan Senduro berdasarkan data dari Dinas Ketahanan
sasaran prioritas program yang efektif. Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang tahun 2022
mencakup 3 komoditas terdiri dari Ternak
Besar,Ternak Kecil dan Unggas. Sektor peternakan
disatu sisi tentunya berdampak pada peningkatan
ekonomi masyarakat sekitar yaitu sumber pendapatan
serta juga berdampak negatif terhadap kualitas
lingkungan hidup

Pada tahun 2004, ditetapkan kawasan agropolitan Seroja di


kecamatan Senduro dan Pasrujambe yang terdiri dari 19 Dalam upaya meningkatkan pengelolaan berkelanjutan
desa dimana didalamnya juga meliputi peternakan yang terhadap kawasan peternakan yang ada baik dari sisi ekonomi
menjadi fokus pengembangan sebagaimana potensi yang ada. wilayah dan kualitas lingkungan hidup, maka diperlukan
optimalisasi hulu hilir kawasan peternakan di
Kabupaten Lumajang.
MAKSUD TUJUAN SASARAN
3

Menginventarisir 1. Mengidentifikasi potensi


potensi ternak dan sebarannya
peternakan di secara numerik dan
Kawasan Agropolitan spasial beserta Delineasi kawasan
Seroja khususnya di pendukungnya peternakan di
Kecamatan Senduro, 2. Mengindetifikasi isu-isu kawasan agropolitan
serta untuk strategis yang ada Seroja kabupaten
merencanakan alur 3. Merumuskan strategi, Lumajang.
pengelolaan kawasan kebijakan dan
peternakan dari hulu rekomendasi
hingga hilirisasi penanganan
BATASAN PENYUSUNAN MASTERPLAN 4

Secara lokasi hanya Deliniasi Kawasan


Komoditi ternak yang di kaji
berfokus pada Peternakan Berada di
yaitu Sapi dan Kambing Saja
Kecamatan Senduro Kec. Senduro

Jumlah sampling
1. Spasial dan numerik
mengikuti Populasi
Tidak mengkaji jenis potensi ternak
Peternak Sapi dan
ternak lainnya 2. Isu strategis
Kambing (Dinamis
3. Rekomendasi
menunggu update
data )
5

LANDASAN HUKUM
Undang – Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara tahun
2004 Nomor 164, tambahan Lembaran Negara Nomor 4421)

Undang-Undang Nomro 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 Tentang perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan

Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1977 tentang Usaha Peternakan

Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 1983 tentang kesehatan Masyarakat Veteriner


RTRW KABUPATEN LUMAJANG
6

Senduro
Senduro Pasrujambe
Tempeh

Pasrujambe Lumajang

Jatiroto
PKLp Perkotaan Senduro dengan fungsi Candipuro
kegiatan Pariwisata, pertanian, perkebunan,
kehutanan, peternakan dan industri agribisnis,
Kunir
kawasan agropolitan, dan industri kayu olahan.
▪ Pemantapan sistem agropolitan Rowokangkung
dan minapolitan untuk
peningkatan komoditi pertanian
unggulan; Tekung
▪ Pengembangan pusat budi daya Pronojiwo
peternakan; Yosowilangun

▪ meningkatkan koordinasi Pasirian


jaringan pemasaran dari sektor
hulu hingga hilir;
Peta peruntukan Sebaran ternak besar, khususnya Sapi Perah
P-RPJMD KABUPATEN LUMAJANG 8

prioritas kegiatan yaitu peningkatan produksi produk


organik dan penguatan kelembagaan kelompok tani
(Poktan).

Agropolitan di Lumajang adalah kawasan “Agropolitan

Kecamatan Senduro dan Pasrujambe, akan dikembangkan juga


Seroja”, yang berada di wilayah Kecamatan Senduro dan
kawasan disekitarnya yaitu Kecamatan Gucialit, Candipuro dan Pasrujambe (dengan jarak lebih kurang 15 km di sebelah Barat
Pronojiwo. Tiga Kecamatan tersebut memiliki potensi wilayah untuk dari Ibu kota Kabupaten Lumajang. Kawasan agropolitan Seroja
dikembangkan. Potensi wilayah tersebut meliputi komoditas memiliki komoditas unggulan buah pisang, kopi, ternak sapi
perkebunan, hortikultura, pangan, dan peternakan. perah, sayuran dan albisia.
112º 50’- 113º 22’ Bujur Timur dan
7º 52’ – 8º 23’ Lintang Selatan
9
Kecamatan Lumajang memiliki kepadatan penduduk
Kecamatan dengan luas terbesar
dengan persentase sebesar 9,50% Ranuyoso tertinggi senilai 2.968 jiwa/km2
11.035,50 m2

Klakah
Gucialut 8.742 m2
Senduro 10.179 m2
Kedungjajang
17.089 m2 6.613 m2 Randuagung
9.392,25 m2
Pasurujambe
14.309 m2 Padang Sukodono
5.383,14 m2 52.880,86 m2

Lumajang Jatiroto
2.847,15 m2 5.369 m2
Sumbersuka
2.907,35 m2
Candipuro Tekung
Pronojiwo Rowokangkung
14.309 m2 2.788 m2
14.149 m2 Tempeh 5.888 m2
7.321 m2 Kecamatan Tempursari memiliki jarak terjauh dari ibukota
Kunir dengan jarak 76 km
Pasirian 5.330 m2
12..839 m2 Yosowilangun
7.244 m2
Tempusari
Batas Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo;
10.535 m2
Batas Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Jember;
Batas Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia;
Terdiri dari 21 (dua puluh satu) kecamatan, 198 Batas Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Malang.
Desa, dan 7 Kelurahan
10

KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN

Bukan Angkatan Kerja


254,411
Angkatan Kerja
JUMLAH RASIO JENIS KEPADATAN 586,536
PENDUDUK KELAMIN PENDUDUK
1.097.504 JIWA 98,43 612,82 JIWA

BEKERJA 557.386 JIWA

PENGANGGURAN
29.158 JIWA
TERBUKA
11

POTENSI PETERNAKAN
POTENSI PETERNAKAN KABUPATEN Jumlah populasi sapi potong pada tahun 2022
LUMAJANG sebanyak 200.453 ekor.

Sapi perah 5.600 ekor,


200,453

Kerbau 5.871 ekor,

132,109
Kambing 132.109 ekor,

Domba 54.284 ekor

54,284
Kuda 1.298 ekor.

Sedangkan populasi unggas untuk Ayam Buras


5,871
5,600

1,315
1,298

sebesar 1.880.969 ekor, ayam petelur 891.478, ayam


SAPI SAPI KERBAU KUDA KAMBING DOMBA BABI pedaging 11.537.463 ekor, dan itik 344.143 ekor.
POTONG PERAH
POTENSI PETERNAKAN KECAMATAN SENDURO 12

Luas kecamatan Senduro mencapai 228,68 Km2 atau sekitar


12,77 persen dari luas Kabupaten Lumajang. Kec.
Senduro memiliki potensi ternak → 3.300 sapi perah, 2.772 sapi
potong, 51 kuda, 8.695 kambing, dan 1.541 domba.

Potensi Ternak Sapi


Perah (3.300 sapi)

Argosari

Kandang Tepus
Burno

Kandangan
METODE PRIMER
Survei primer merupakan data yang dikumpulkan dan diolah

PENGUMPULAN sendiri oleh tim tenaga ahli dalam Penyusunan masterplan


Hulu Hilir Peternakan langsung dari subjek atau objek
penelitian

DATA Survei primer dapat dilakukan dengan melakukan hal-hal


Survei sekunder dapat dilakukan dengan melakukan hal-hal berikut berikut

SEKUNDER

Survei sekunder merupakan


metode pengumpulan data a) Pemetaan lokasi ternak; (b) foto hasil lapangan;
dari instansi pemerintah
maupun instansi terkait. Data instansi/dinas/lembaga terkait

Survey sekunder merupakan


pemeriksaan secara lengkap
yang dilakukan secara head to (c) Karakteristik dan informasi (d) Potensi dan masalah serta
toe, dari depan hingga hulu hilir eksisting; isu strategis di lapangan
belakang Referensi kondisi riil peternakan dan Pemilik ternak

Referensi teori yang relevan


PROSES PENENTUAN POTENSIAL 14

RESPONDEN
No Proses Rasionalisasi
Menentukan Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yaitu menentukan hulu hilir peternakan dengan batasan peternak sapi dan
1
01. 02.kambing. Sehingga yang menjadi 03.objek utama yaitu peternak sapi04.
dan kambing.
Definisi responden 1. Memiliki profesi peternak
2 2. Merupakan peternak sapi dan kambing
3. Bersedia untuk di lakukan observasi dan wawancara
Sumber data potensial 1. BPS atau data stataistik dari sumber lain
2. Observasi lapangan/primer
3
3. Wawancara door to door
4. Wawancara ketua kelompok
Pemilihan sampel Sampel dilakukan atau dipilih secara acak, dengan jumlah minimal >50% jumlah populasi
4
dengan metode random sampling untuk masing-masing peternak sapi dan kambing.
Wawancara dan Survei Wawancara nantinya untuk menggali informasi berkaitan dengan hulu hilir dan informasi
berkaitan dengan sapi dan kambing
5
Survei primer dilakukan untuk melakukan pemetaan spasialterkait persebaran peternak dan
potensi masalah.
1. Potensial responden adalah peternak sapi/kambing
Konklusi 2. Jumlah sampel >50% dari pupolasi yang terdata
3. Sumber data bisa dilakukan secara data sekunder /primer
4. Cara dengan observasi dan wawancara
Penentuan Potensial Responden
15
Jumlah minimal sampel adalah 50% dari
jumlah populasi, dimana jumlah peternak
total berdasarkan BPS tahun 2023 adalah Kebutuhan data sekunder dilampirkan pada
sebanyak 75 peternak. Sehingga jumlah slide setelah ini
sampel yang digunakan sekitar
40 peternak yang tersebar di Kabupaten
Lumajang

Berasal dari :
Analisa kebijakan → Analisa kondisi
eksisting → informasi sekunder

Merumuskan Strategi, kebijakan


Output masing-masing analisis dikelompokkan damn Rekomendasi penanganan
untuk dikategorikan mana-mana yang masuk
potensi dan masalahan sesuai dengan 3 aspek
yang digunakan
17

KEBUTUHAN DATA SEKUNDER


Peta dasar, peta rencana, peta tematik RTRW Kabupaten Lumajang
Peta dasar, peta shp persil, peta tematik RDTR Kawasan Seroja
Sebaran kawasan strategis Peternakan/agropolitan/pertanian
Data persebaran dan jumlah Peternak di masing-masing kecamatan tahun 2023

Jumlah Potensi dan persebaran Ternak di kecamatan Senduro


Database Sentra Industri peternakan/pertanian

Data sarana dan prasarana penunjang pertanian/peternakan tahun 2023

Data pemanfataan Biogas


Data persebaran RPH
Data persebaran KUD
RTRW Kabupaten Lumajang
RPJMD Data dalam jenis :
Renstra Peternakan/Pertanian

Masterplan Agropolitan Seroja

RPI2JM .shp, .gdb, .kmz, word, pdf, excel, dan


Dokumen Kajian Lainnya berkaitan dengan Peternakan
jenis data terkait lainnya
Data kelembagaan peternak/pertanian (persebaran dan jumlah kelompok Peternak) tahun 2023

Data jenis komoditas, luas lahan, dan luas panen pertanian tanaman pangan tahun 2023

Program-program peningkatan peternakan tahun 2023

Data pemasaran pertanian/peternakan (harga dan lokasi penjualan hasil) tahun 2023

Data persebaran pasar hewan

BUMD Peternakan (Masterplan/lainnya)


Data Komoditas Daging/Susu Sapi/Kambing Masuk ke Kabupaten Lumajang

Data Kalender Musim Peternak


Data distribusi hasil ternak dipasar
GUIDELINE OUTPUT ANALISA 18
No Tujuan Sasaran Analisis Yang Digunakan Proses Batasan/Output
1. Identifikasi Potensi Sebaran dan ▪ Data sebaran peternak
▪ Analisis spasial
ternak dan potensi ▪ Data hasil dan potensi ternak
▪ Analisis persebaran Data sebaran dan potensi peternakan
Sebaranya Secara ▪ Peta sebaran
▪ Analisa Cluster → analisis persebaran dan LQ →
Numerik dan ▪ Peta cluster
▪ Analisis LQ analisis spasial → analisis cluster
Spasial beserta ▪ Sebaran Sarana Prasarana (HMT, Pool
▪ Sarana Prasarana
Pendukungnya Susu, RPH, dll)
Manajemen Data wawancara → analisa
▪ Pemetaan/deskripsi hulu hilir eksisting
Hilirisasi ▪ Analisis Hulu Hilir manajemen proses hulu dan hilir
▪ Potensial pengembangan
eksisting → peluang dan potensi
Nilai Tambah Data sebaran/data potensi → analisa
▪ Sebaran UKM/IKM ▪ Potensi nilai tambah
jenis dan produk → analisa sebaran
▪ Jenis dan produk ▪ Sebaran UMKM/IKM peternakan
UKM/IKM peternakan → diversifikasi
▪ Diversifikasi ▪ Potensi diversifikasi produk
produk
Potensi Masalah ▪ Tabulasi potenmas
sosial
Tabulasi potenmas analisis sebaran
▪ Tabulasi potenmas ▪ Potensi masalah berdasarkan ekonomi,
dan potensi, manajemen hilirisasi,
ekonomi sosial, dan lingkungan
nilai tambah → klasifikasi potenmas
▪ Tabulasi potenmas
lingkungan
2. Isu Strategis ▪ Analisis Kebijakan
▪ Survei Lapangan Analisa kebijakan → Analisa kondisi
▪ Isu strategis peternakan
▪ Survei Sekunder eksisting → informasi sekunder
▪ Potenmas tabulasi
3. Merumuskan Kesimpulan potenmas dan isu
▪ Strategi
Strategi, kebijakan strategis → perumusan konsep →
▪ Strategic Planning ▪ Kebijakan
dan Rekomendasi rekomendasi dan kebijakan →
▪ Roadmap
penanganan roadmap
19

KELUARAN PEKERJAAN

Laporan
Laporan Antara Laporan Akhir Softcopy
Pendahuluan

Terdiri atas: Yang berisi : Yang berisi : Soft Copy seluruh laporan, materi
1) rencana pelaksanaan, penelaahan peraturan Strategi dan kebijakan. paparan serta data dan berkas
2) metodologi, perundangan terkait, hasil pendukung dalam bentuk flashdisk
3) pengorganisasian dan uraian pengumpulan data dan
tugas, pengolahan serta analisa data.
4) jadwal pelaksanaan;
Minggu Ke- 20

No tahap/kegiatan 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2
A Tahap persiapan
1 Koordinasi awal dan pemahaman KAK
2 Penyusunan Metodologi dan KAK
3 Desain Survei dan Mobilisasi
4 FGD dan Diskusi
5 perbaikan Laporan
B Tahap pelaksanaan
6 Penelaah Regulasi dan kajian terdahulu
7 pengumpulan data dan survei
8 pengolahan dan analisa data
9 FGD dan Diskusi
10 Perbaikan dan Penyempurnaan
C Tahap Akhir
11 Perumusan konsep dan Arahan
Pengembangan
12 penyusunan Rencana Akhir
13 FGD dan Diskusi
14 Perbaikan dan Penyampaian Laporan

Anda mungkin juga menyukai