BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara Nasional Nusa Tenggara Barat berperan strategis sebagai daerah sumber
bibit dan ternak potong nasional. Kontribusi Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu
daerah sentra produksi sapi potong dan sapi bibit Provinsi NTB memiliki peran yang
lebih besar dalam mensuplai kebutuhan bibit dan sapi potong bagi lebih dari 12
provinsi lainnya di Indonesia
Didalam menentukan arah pengembangan ternak sapi yang akan dilaksanakan
secara efisien, produktif, kompetitif dan ramah lingkungan perlu diperhatikan beberapa
aspek penting. Pertama adalah kondisi real peternakan sapi di NTB. Kedua, konsep
dasar yang berpihak kepada kelestarian lingkungan dan pemanfaatan potensi setempat
secara maksimal dengan proses recycle. Ketiga, bentuk kerjasama dengan kelompok
calon mitra atau target grup.
Pertama, kondisi riel peternakan sapi di NTB. Pemeliharaan ternak sapi di NTB
pada umumnya adalah peternakan rakyat yang dikelola oleh peternak sekala kecil
dengan kepemilikan lahan yang sempit. Walaupun demikian NTB pernah mencatat
kejayaan peternakan sapi dimasa lalu. Peternakan sapi di NTB pada era tahun 1960
sampai dengan tahun 1970 dimana NTB mampu eksport keluar negeri. Berikutnya era
tahun 1980 samapi dengan tahun 1990 peternakan sapi hanya mampu memenuhi
kebutuhan nasional. Era tahun 1990 sampai dengan tahun 2000 kemampuan produksi
sapi hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal. Dari uraian diatas dapat disimpulkan
produktivitas sapi Bali menurun dari tahun ke tahun.
Kedua, Pengembangan sumberdaya peternakan sangat ditentukan oleh sumber
daya lingkungan hijauan makanan ternak, produksi limbah pertanian dan limbah
ataupun hasil hutan. Namun akhir-akhir ini sumberdaya lahan pertanian dan kehutanan
turun dengan cepat (Sabarnudin, 2003), demikian pula penurunan produksi pertanian
dengan alih status lahan, pengurasan unsur hara dan penggunaan pupuk kimia (Hairiah
& Utami, 2002). Merosotnya sumber daya bidang Agro-kompleks, akan diikuti dengan
penurunan sumberdaya peternakan dan pertanian, oleh karena itu diperlukan
pengelolaan secara terpadu dan berkesimambungan (Hairiah & Utami, 2002;
Sabarnudin, 2003; Djuwantoko, 2003). pemanfatan limbah pertanian, terutama jerami
padi, jagung, kedelai dan kacang tanah untuk pakan ternak tidak umum dilakukan.
Limbah pertanian tadi mempunyai potensi yang sangat besar. Pengolahan limbah
pertanian untuk memperkaya nilai nutrisinya akan memberikan manfaat yang sangat
penting untuk mendukung program pengembangan ternak di NTB (Program NTB
BSS).
Ketiga, pola atau bentuk kerjasama dengan target grup atas dasar prinsip saling
menguntungkan dan menghargai adalah modal dasar berhasilnya program yang akan
dilaksanakan. Pola kerja sama ini tentu saja akan berangkat pertama kali dari nilai-nilai
dan kebiasaan masyarakat setempat dengan beberapa modifikasi yang disepakati
bersama.
Terkait dengan hal tersebut telah disusun visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan,
program dan kegiatan yang dirumuskan dengan mengintegrasikan kebijakan
pemerintah dengan memperhatikan aspirasi masyarakat guna pencapaian tujuan dan
1
Laporan Tahunan
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat
2018
sasaran pembangunan peternakan yang dirumuskan dalam Rencana Strategis Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB.
Selanjutnya dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, maka setiap lembaga negara wajib
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan
pengelolaan sumberdaya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang ditetapkan
oleh masing-masing instansi.
2. Sasaran
Diketahuinya capaian kinerja pembangunan peternakan yang telah dilaksanakan
pada Tahun 2018.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penyusunan laporan tahunan pada Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat mencakup :
1. Analisis capaian kinerja organiasi baik fisik maupun keuangan yang bersumber dari
dana APBD Tahun Anggaran 2018, melalui program :
1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;
3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;
4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
5) Program Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah;
6) Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan);
7) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak;
8) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan;
9) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan;
10) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan; dan
11) Program Peningkatan Kapasitas UPTD
2. Analisis capaian kinerja organiasi baik fisik maupun keuangan yang bersumber dari
dana APBN Tahun Anggaran 2018 melalui Program Pemenuhan Pangan Asal
Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
1) Peningkatan Produksi Pakan Ternak;
2) Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan;
3) Penyediaaan Benih dan Bibit Serta Peningkatan Produksi Ternak;
4) Peningkatan Pemenuhan Persyaratan Produk Hewan yang ASUH (Aman,
Sehat, Utuh dan Halal);
5) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan; dan
6) Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Ternak.
2
Laporan Tahunan
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat
2018
Misi :
1. Meningkatkan pelaksanaan disiplin administrasi aparatur, penertiban
pengelolaan keuangan dan asset, serta penyusunan dokumen perencanaan yang
berorientasi pada hasil dan nilai tambah;
2. Mengembangkan usaha perbibitan dan penggemukan secara terintegrasi melalui
optimalisasi padang pengembalaan dan kandang kolektif, penguatan
kelembagaan kelompok tani ternak serta program pendampingan yang
berkesinambungan;
3. Meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian penyakit hewan menular
strategis (PHMS) secara dini;
4. Meningkatkan pengendalian pemotongan betina produktif dan pengawasan
kualitas produk pangan asal hewan yang Aman Sehat Utuh dan Halal (ASUH);
5. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan pelaku usaha pengolahan hasil-
hasil peternakan dan produk olahannya;
6. Meningkatkan produksi semen beku sebagai dasar penerapan teknologi
inseminasi buatan;
7. Meningkatkan status kesehatan hewan dan pemeriksaan uji cemaran mikroba
pada poduk pangan asal hewan; dan
8. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat akan pengelolaan hasil
samping pertanian sebagai pakan olahan.
3
Laporan Tahunan
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat
2018
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur yang berkaitan dengan
tugas dan fungsinya.
2. Susunan Organisasi
Berdasarkan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 50 Tahun 2016
Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja
Dinas-Dinas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, terdiri dari:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, terdiri atas:
1) Sub Bagian Program;
2) Sub Bagian Keuangan; dan
3) Sub Bagian Umum.
c. Bidang Kesehatan Hewan, terdiri atas:
1) Seksi Pengamatan Penyakit Hewan;
2) Seksi Pencegahan dan Pemberantas Penyakit Hewan; dan
3) Seksi Pengawasan Obat Hewan dan Pelayanan Kesehatan Hewan.
d. Bidang Pembibitan, Produksi dan Pakan Ternak, terdiri atas:
1) Seksi Pembibitan Ternak;
2) Seksi Produksi Sarana dan Prasarana Peternakan; dan
3) Seksi Pakan.
e. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, terdiri atas:
1) Seksi Investasi dan Pengembangan Usaha;
2) Seksi Pengolahan; dan
3) Seksi Pemasaran;
f. Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner, terdiri atas:
1) Seksi Pengawasan Keamanan Produk Hewan;
2) Seksi Pengawasan Higienis Sanitasi dan RPH; dan
3) Seksi Zoonosis dan Kesejahteraan Hewan.
g. Kelompok Jabatan Fungsional; dan
h. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
Berdasarkan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 53 Tahun
2016 Tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi
Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pada Dinas-Dinas Daerah Dan
Unit Pelaksana Teknis Badan Pada Badan-Badan Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat,
terdiri atas: a) Balai Inseminasi Buatan; b) Balai Rumah Sakit Hewan dan
Laboratorium Veteriner; c) Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan
Ternak Serading; dan d) Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak
Ruminansia.
Adapun susuan organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB terdiri dari :
1. Balai Inseminasi Buatan
a. Kepala UPTD;
b. Subbagian Tata Usaha;
c. Seksi Produksi dan Distribusi;
d. Seksi Penguji dan Pengawas Mutu;
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
4
Laporan Tahunan
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat
2018
5
Laporan Tahunan
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat
2018
Gambar 1.1
KEPALA DINAS
Sekretaris
Kelompok
Jabatan Fungsional
Kasi Pengujian dan Kasi Laboratorium Kasi Pembibitan Hijauan Kasi Diklat Pengolahan
Pengawasan Mutu Veteriiner Makanan Ternak Pakan
6
Laporan Tahunan
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat
2018
3. Sumberdaya Manusia
Dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan, baik tugas rutin maupun kegiatan
yang telah terprogram dalam upaya pencapaian kinerja, Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi NTB didukung oleh 204 orang pegawai dengan rincian
178 orang Aparatur Sipil Negara, 2 orang PTT, dan 3 orang THL Pusat. Komposisi
sumberdaya manusia pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB
berdasarkan golongan kepangkatan, tingkat pendidikan disampaikan pada tabel
berikut.