2338-1787
Abstrak
Kelurahan Oi Fo’o ditetapkan sebagai kawasan industri menengah berupa industri marmer yang didasarkan pada besaran
potensi marmer yang ditemukan di wilayah ini. Namun penemuan potensi ini tidak diimbangi dengan informasi yang
dimiliki masyarakat terkait dengan kegiatan industri marmer yang tentunya akan berpengaruh pada kesiapan
masyarakatnya. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kesiapan masyarakat, menilai faktor-faktor yang
mempengaruhi kesiapan masyarakat dan memilih alternatif strategi yang dapat dilakukan terkait dengan rencana kegitatan
industri pertambangan marmer. Penelitian ini termasuk dalam kajian kualitatif dengan pendekatan metode Community
Readiness Model untuk menilai tingkat kesiapan masyarakat dengan mengkaji variabel dimensi kesiapan masyarakat yaitu
usaha masyarakat, pengetahuan masyarakat (terkait kegiatan), Kepemimpinan, kondisi masyarakat, pengetahuan
masyarakat (terkait issue) dan sumber terkait permasalahan. Metode Multiple Regression untuk menilai faktor-faktor yang
mempengaruhi kesiapan masyarakat yang menggunakan variabel pengalaman, kemauan, keterampilan, kepribadian,
pengetahuan dan fisik masyarakat. Metode Analysis Hierarchi Process (AHP) untuk memilih strategi alternatif dilakukan
dengan cara mengkombinasi hasil analisis tingkat kesiapan masyarakat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan
masyarakat. Berdasarkan pada hasil analisis dapat disimpulkan bahwa tingkat kesiapan masyarakat berada pada level
perencanaan dengan deskripsi kondisi yaitu Pimpinan mulai aktif dalam perencanaan, serta masyarakat memberikan
dukungan pada usaha-usaha/ program yang dijalankan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan masyarakat
yaitu faktor kemauan masyarakat, keterampilan, pengetahuan dan fisik masyarakat yang dinilai berdasarkan nilai R=0.774
dan nilai signifikan alpha diatas 0.05 Adapun alternatif strategi terpilih yaitu dengan menggunakan pimpinan kunci dan
orang yang berpengaruh untuk berbicara kepada kelompok masyarakat dan berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi
terutama terkait dengan pemberian informasi cara pengolahan industri pertambangan marmer.
Kata kunci: Alternatif Strategi, Faktor-faktor kesiapan, Industri pertambangan marmer, Tingkat kesiapan masyarakat
Abstract
The big potential of marmer in Oi Fo’o distrik made it was middle industry area. But this potential activities not balanced
with the information of community associated with the marmer mining industry of which would surely influential on the
level of readiness of society to plan these activities. This research aims to assess readiness of community level, assess the
factors that affect the community readiness and choose an alternative strategy. It was qualitative study with community
readiness model approached by examining the dimensions passenger, which is variable readiness businesses, community
awareness (associated activity), leadership, conditions of the community, community awareness (associated issue),
problem and source of related. While multiple regression method used to asses the readiness factors of community that
affects readiness of people by using variable experience, volition, skill, personality, knowledge and physical of the
community. Analysis hierarchi process (AHP) method used to analyze alternative strategy by combining the analysis of the
community readiness level with the readiness factors that affects the readiness of the community. Result shows that the
readiness level of community was on planning, it was described by leaders start to be active in planning and community
support to the efforts /program to obtain the information for planning strategy. While for readiness factors of the
community were considered based on the correlation value resulting of the volition the community factors , skill,
knowledge and physical of the community was described as r= 0.774 and alpha significant was upper 0.05. The strategy
alternative by using the key leaders and influential person to communicate to community groups and participate in
socialization activity especially in terms to inform how processing marmer way the mining industry
Keywords: Community Readiness Level, Marmer Mining Industry, Strategy Alternative, the factors of readiness.
1
Alamat Korespondensi Penulis:
Eti Kurniati
Email: eteakurniati07@gmail.com
Alamat: Program Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 167 Malang, 65145
18
Indonesian Green Technology Journal E-ISSN.2338-1787
PENDAHULUAN
Salah satu indikator penilaian tingkat Melihat begitu besarnya potensi batuan
kesejahteraan masyarakat terkait kegiatan marmer tersebut maka diperlukan suatu upaya
pertambangan adalah adanya kegiatan industri persiapan yang maksimal yang tidak hanya datang
atau perusahaan pertambangan yang beroperasi
dari pihak pemerintah dan perusahaan pengelola
di suatu wilayah. Kehadiran perusahaan
pertambangan di suatu daerah niscaya membawa potensi marmer saja tetapi juga terkait dengan
kemajuan terhadap warga di sekitarnya. Berdiri masyarakat yang ada di sekitar kegiatan
atau beroperasinya sebuah pertambangan di suatu pertambangan marmer dalam hal ini terkait
daerah akan menghadirkan kehidupan yang lebih dengan kegiatan industri berbasis pertambangan.
sejahtera, keamanan yang terjamin, dan Kajian kesiapan masyarakat merupakan suatu
kehidupan sosial yang lebih baik [1]. Pemikiran langkah dasar dalam menyusun tindakan yang
demikian didasarkan pada pandangan bahwa
mengatur langkah-langkah yang dapat ditempuh
perusahaan pertambangan merupakan agen
perubahan sosial ekonomi bagi masyarakat kedepannya karena dapat menyangkut beberapa
disekitar lokasi pertambangan. Asumsinya, aspek sekaligus misalnya sosial, ekonomi dan
perusahaan pertambangan akan membawa serta kearifan lokal. Industrialisasi dan prosesnya
arus investasi, membongkar isolasi warga, dan dalam masyarakat bukanlah suatu hal yang
membuka akses masyarakat terhadap dunia luar. sederhana, tidak hanya menyangkut kemampuan
Dengan kehadiran perusahaan pertambangan, pemerintah atau kekuatan ekonomi lain yang ada
akan dibangun berbagai infrastruktur yang
dalam suatu masyarakat untuk mendirikan suatu
diperlukan masyarakat, seperti jalan, aliran listrik,
air bersih, transportasi, dan jaringan komunikasi. industri secara fisik dalam masyarakat. Namun
Kota Bima merupakan salah satu wilayah yang lebih dari itu, industri membutuhkan kesiapan
masuk dalam lingkup administrasi Provinsi Nusa sosial budaya dari masyarakat untuk menerima,
Tenggara Barat (NTB) yang terletak di Pulau mendukung, serta melestarikan keberadaan fisik
Sumbawa. Wilayahnya yang berbukit memberikan suatu industri di tengah masyarakat. Bahkan justru
peluang bagi masyarakatnya dalam kegiatan
kesiapan sosial budaya ini merupakan faktor
penambangan batu diantaranya adalah batuan
marmer. Secara ekonomi, kegiatan penambangan terpenting penunjang lajunya proses industrialisasi
ini tentu memberi dampak yang positif bagi dalam suatu masyarakat [3].
masyarakatnya, misalnya terkait dengan Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang
pendapatan sehari-hari dan sedikit mengurangi atau individu yang membuatnya siap untuk
angka pengangguran masyarakat yang ada di memberikan respon atau jawaban didalam cara
sekitar wilayah kegiatan penambangan. Namun tertentu terhadap suatu situasi dan kondisi yang
tidak sedikit juga yang berimbas secara negatif dihadapi”. Jadi dengan demikian suatu kesiapan
misalnya pada lingkungan bekas kegiatan tambang merupakan suatu pondasi dasar bagi suatu
seperti terjadinya longsor batuan. masyarakat atau pemerintah dalam
Kegiatan kawasan pertambangan marmer di menindaklanjuti terkait dengan kegiatan yang
Kota Bima sudah memasuki kegiatan eksploitasi akan dilakukan kedepannya, tidak terkecuali untuk
kegiatan industri berbasis pertambangan [4].
awal setelah diresmikan pada tahun 2011 lalu.
Terdapat banyak hal yang mempengaruhi
Kegiatan eksplorasi kegiatan pertambangan
kesiapan masyarakat terutama terkait dengan
marmer telah dilakukan sejak tahun 2009 oleh PT dunia kerja industri misalnya terkait dengan
Pasific Union Indonesia (PUI). Berdasarkan hasil keterampilan dan pengetahuan yang merupakan
kegiatan eksplorasi ini diperoleh kandungan bagian dari kecakapan hidup. Kecakapan hidup
marmer yang terbagi dalam lima jenis yaitu merupakan pengetahuan dan kemampuan yang
marmer kuning sebesar 2,65 % total volume dibutuhkan oleh seseorang untuk berfungsi dan
bertindak secara mandiri dan otonom dalam
(dapat dieksplotasi selama 33 tahun), marmer
kehidupan sehari- hari [5], tidak terkecuali dalam
krem sebesar 33,35% (dapat dieksploitasi selama dunia kerja industri dalam hal ini industri
414 tahun), marmer beige 33,85% dan marmer pertambangan.
kelabu 0,62% (dapat dieksploitasi selama 420 Melihat kondisi yang demikian, melatar
tahun) dan marmer campuran 29,52% (dapat belakangi peneliti untuk melakukan penelitian
dieksploitasi selama 367 tahun) [2]. terkait kajian kesiapan masyarakat Kota Bima
dalam meyikapi potensi daerah yang ada terutama
masyarakat yang ada di kawasan sekitar kegiatan
19
Indonesian Green Technology Journal E-ISSN.2338-1787
tambang dengan tujuan penelitian yaitu untuk No Tujuan Variabel Sub Variabel
menilai tingkat kesiapan masyarakat, menilai (langsung/tidak
faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan langsung), Terdidik
/terlatih
masyarakat dan alternatif strategi yang dapat
Pengetahuan Kecerdasan,
dilakukan dalam menghadapi rencana peruntukan Kemapuan
industri pengolahan pertambangan marmer Keterampilan Bakat,Minat, Hobi
Pendidikan Tingkat pendidikan,
METODE PENELITIAN Disiplin ilmu
Adapun jenis metode penelitian ini termasuk Kepribadian Jujur,
Tanggungjawab,Ulet
dalam metode penelitian kualitatif dengan Fisik Kesehatan
menggunakan pendekatan analisis Community Sumber: [6],[7],[8],[9]
Readiness Model, Analisis Regresi dan analisis AHP. (Tabel 1) merupakan variabel yang digunakan
Hal ini dimaksudkan untuk menjawab tujuan pada penelitian ini yang didasarkan pada tujuan
penelitian yaitu untuk menilai tingkat kesiapan masing-masing rumusan masalah. Pada rumusan
masyarakat terkait dengan rencana kegiatan masalah yang pertama variabel yang digunakan
industri pertambangan marmer, faktor-faktor yang merupakan dimensi atau variabel tingkat kesiapan
mempengaruhi kesiapan dan strategi alternatif masyarakat. Untuk variabel faktor kesiapan
yang dapat dilakukan. masyarakat mengunakan beberapa variabel yang
Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Oi Fo’o diperoleh dari beberapa penelitian terdahulu. Dan
Kota Bima, NTB. Kelurahan Oi Fo’o memiliki luas untuk memilih alternatif strategi penelitian
wilayah sebesar 9,20 Km² atau sekitar 4,14% dari menggunakan hasil kombinasi antara hasil analisis
keseluruhan luasan Kota Bima. Pada penelitian ini tingkat kesiapan masyarakat dengan faktor
menggunakan variabel pada Tabel 1. kesiapan masyarakat.
Tabel 1. Variabel Penelitian
Metode Pengumpulan Data
No Tujuan Variabel Sub Variabel
Metode pengumpulan data yang dilakukan
1 Untuk menilai Usaha Tingat kepedulian,
tingkat masyarakat Tingkat pemahaman, yaitu melalui survey primer dan survey sekunder.
kesiapan Program usaha Survey primer dilakukan dengan cara observasi,
masyarakat Pengetahuan Tingkat kesadaran, wawancara dan penyebaran kuesioner. Sementara
dan strategi tentang Tingkat pengetahuan survey sekunder yaitu dengan mengumpulkan
dalam kegiatan data-data terkait tema penelitian di beberapa
mentikapi Kepemimpinan Pengaruh pemimpin,
kesiapan Keterlibatan
instansi terkait. Observasi
masyarakat pemimpin, Dukungan Jumlah responden pada penelitian ini yaitu 10
pemimpin orang untuk menjawab rumusan masalah 1 dan 3
Kondisi Dukungan yang ditetapkan dengan menggunakan teknik
masyarakat masyarakat, sampel bola salju (Snowball Sampling Technique),
Hambatan, Sikap
dimana responden dalam metode ini berkembang
masyarakat
Pengetahuan Ketersediaan terus menerus (secara Snowball) sampai data yang
tentang issue informasi, dikumpulkan sudah dianggap memuaskan dan
Ketersediaan data, lengkap. Adapun responden pada penelitian ini
Tingkat diantaranya adalah pimpinan kunci masyarakat,
pengetahuan, perwakilan Dinas PU Pertambangan dan Mineral,
Tingkat kemudahan
Perindag dan Bappeda Kota Bima. Sementara
Sumber Terkait Sikap Masyarakat,
Permasalahan Tingkat Dukungan, untuk menjawab rumusan masalah 2 terdapat 91
Tingkat Kepuasan orang sampel yang merupakan warga masyarakat
Masyarakat sekitar kawasan industri.
2 Untuk menilai Kemauan Kesediaan
faktor-faktor meluangkan waktu, Teknik Analisis Data
yang Motivasi, Aktif
mempengaru beraspirasi, Aktif
Dalam mengidentifikasi tingkat kesiapan
hi kesiapan dalam program, Aktif masyarakat, teknik analisis yang digunakan adalah
masyarakat pelaksanaan metode Community Readiness Model [5] dan
terkait program untuk menilai faktor-faktor kesiapan masyarakat
rencana Pengalaman Berorganisasi, menggunakan metode Multiple Regression [9] Dan
kegiatan Pengalaman dalam
terakhir untuk memilih strategi alternatif
industri kegiatan,
Pengalaman kegiatan menggunakan metode Analysis Hierarchi Process
program [10]
20
Indonesian Green Technology Journal E-ISSN.2338-1787
……………………………………………… (1)
Keterangan:
NKM : Nilai Kesiapan Masyarakat
PKM : Point Kesiapan Masyarakat
K1 : Usaha Masyarakat
K2 : Pengetahuan tentang kegiatan
K3 : Kepemimpinan
K4 : Kondisi Masyarakat
K5 : Pengetahuan tentang issue kegiatan
K6 : Sumber terkait permasalahan
X1 = Pengalaman
X2 = Kemauan
X3 = Keterampilan
Gambar 1. Peta Lokasi Kawasan Tambang
X4 = Pengetahuan
X5 = Fisik
Analisis Tingkat Kesiapan Masyarakat
X6 = Pendidikan
1. Usaha Masyarakat
X7 = Kepribadian
Variabel usaha masyarakat yang digunakan
untuk mengetahui beberapa hal terkait tingkat
……………… (3) kesiapan masyarakat diantaranya adalah tingkat
……………………………………………. (4) kepedulian masyarakat terhadap kegiatan, tingkat
pemahaman masyarakat dan periode lamanya
EV = Eigen Value usaha-usaha yang dilakukan oleh masyarakat
x = Variabel terkait dengan adanya rencana kegiatan industri
n = Jumlah Variabel pertambangan marmer.
Gambar 2. Persentase Kriteria Variabel Usaha Masyarakat
= Vektor Prioritas
= Eigen Value yang dicari 25%
∑EV = Jumlah total Eigen Value 45% Tingkat Kepedulian
Masyarakat
Tingkat Pemahaman
Masyarakat
HASIL DAN PEMBAHASAN 30% Lamanya Program/Usaha
Kelurahan Oi Fo’o merupakan salah satu Masyarakat
21
Indonesian Green Technology Journal E-ISSN.2338-1787
Tingkat keterlibatan
(Gambar 6) menunjukkan bahwa dari semua
pemimpin terkait indikator yang digunakan di atas memiliki nilai
kegiatan
35% pengaruh yang hampir sama terkait kesiapan
Tingkat Dukungan
Pemimpin Terkait masyarakat dan tingkat pengetahuan masyarakat
Kegiatan
terkait issue memiliki nilai pengaruh yang paling
(Gambar 4) menunjukkan hasil bahwa peranan, tinggi diantara indikator lainnya.
tingkat keterlibatan dan tingkat dukungan 6. Sumber Terkait Permasalahan
pemimpin terkait dengan suatu kegiatan dalam hal Adapun indikator yang digunakan pada variabel
ini terkait dengan rencana kegiatan industri ini yaitu terkait dengan sikap masyarakat terkait
marmer memiliki nilai atau porsi yang sama dalam issue permasalahan, tingkat dukungan masyarakat
merealisasikan tingkat kesiapan masyarakat. dan tingkat kepuasan evaluasi permasalahan.
4. Kondisi Masyarakat Penilaian untuk tiga indikator ini memiliki nilai
Kajian yang dilakukan untuk mengetahui yang hampir sama dari beberapa pendapat
kondisi masyarakat terkait dengan kesiapan narasumber.
masyarakat terdiri atas tingkat kontribusi Gambar 7. Persentase Kriteria Variabel Sumber Terkait
masyarakat dalam kegiatan, hambatan yang Permasalahan
dirasakan masyarakat terhadap kegiatan dan sikap Sikap masyarakat
terkait issue
masyarakat terhadap kegiatan. Berdasarkan hasil 33% 34% permasalahan
perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh kegiatan
bahwa tingkat kontribusi masyarakat memiliki nilai Tingkat dukungan
masyarakat
yang paling tinggi diantara dua variabel lainnya 33%
dan sebaliknya tingkat hambatan masyarakat
Tingkat Kepuasan
mendapatkan nilai paling rendah. pembahasan
Gambar 5. Persentase Kriteria Variabel Kondisi Masyarakat evaluasi
Tingkat kontribusi
masyarakat dalam
permasalahan
39% 41% kegiatan Suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia
Hambatan dalam
kegiatan tidak akan pernah luput dari adanya
Sikap Masyararakat permasalahan-permasalahan yang timbul tidak
20% terhadap kegiatan terkecuali dalam kegiatan perindustrian. Namun
hal tersebut dapat diminimalisir dengan adanya
pengambilan sikap, dukungan dan kepuasan dalam
mengevaluasi kegiatan oleh masyarakat yang
Selain diperlukannya peranan dari pemimpin menjalankan kegiatan tersebut sebagaiman
baik dari pihak pemerintah, perwakilan
22
Indonesian Green Technology Journal E-ISSN.2338-1787
tertera pada (Gambar 7) yang menunjukkan hasil Variabel Sub variabel Nilai Nilai/jumlah
yang seimbang dari indikator yang digunakan. Responden
(10)
Berdasarkan pada penilaian persentase
kegiatan
variabel dimensi kesiapan masyarakat tersebut
maka dengan menggunakan metode Community
Readiness Model dapat diperoleh tingkat ataupun Tingkat dukungan 33
level kesiapan masyarakat terkait rencana kegiatan masyarakat
industri pertambangan di Kelurahan Oi Fo’o. Tingkat kepuasan 34
pembahasan
Adapun tahap awal pada penilaian tingkat
evaluasi
kesiapan masyarakat dilakukan dengan permasalahan
menjumlahkan nilai bobot masing-masing variabel
yang didasarkan pada skala skoring 1-5 mulai dari Berdasarkan pada hasil (Tabel 2) di atas dapat
sangat peduli sampai dengan sangat tidak peduli diketahui bahwa variabel kepemimpinan menjadi
dan seterusnya yang disesuaikan dengan penilaian salah satu aspek yang kuat yang dapat mendukung
masing-masing variabel. Masing-masing nilai dari tingkat kesiapan masyarakat, sementara variabel
sub variabel yang digunakan kemudian pengetahuan masyarakat menjadi salah satu aspek
dijumlahkan dan dibagi dengan 10 (jumlah yang perlu ditingkatkan dalam menanggapi
responden yang digunakan). (Tabel 2) kesiapan masyarakat terkait rencana kegiatan
Tabel 2. Konklusi Nilai Masing-masing Variabel Dimensi
Kesiapan Masyarakat
pengolahan industri pertambangan marmer di
Variabel Sub variabel Nilai Nilai/jumlah Kelurahan Oi Fo’o Kota Bima.
Responden Dari Tabel 2 maka dapat dihitung nilai tingkat
(10) kesiapan masyarakat dengan menggunakan
Usaha Tingkat kepedulian 39 8.6 rumusan sebagai berikut:
masyarakat masyarakat
Tingkat pemahaman 26
masyarakat
Lamanya 21 = 8.6 + 5.7 + 11 + 9.5 + 9.8 + 10.2 = 55
program/usaha
masyarakat
10
Pengetahuan Kesadaran mengenai 37 5.7
masyarakat kegiatan = 55 = 9.1
mengenai Tingkat pengetahuan 20 6
kegiatan terkait kegiatan Point atau nilai tingkat kesiapan masyarakat
Kepemimpinan Peran pemimpin 35 11
tersebut kemudian disandingkan dengan (Tabel 3)
terhadap kegiatan
Tingkat keterlibatan 39 nilai skor tingkat kesiapan masyarakat yang
pemimpin terkait diperoleh dengan cara mengurangi nilai tertinggi
kegiatan (11) terhadap nilai terendah (5.7) pada nilai
Tingkat dukungan 36 dimensi kesiapan masyarakat yang kemudian
pemimpin terkait dibagi dalam Sembilan (9) klasifikasi tingkat
kegiatan
kesiapan masyarakat yang kemudian akan menjadi
Kondisi Tingkat kontribusi 39 9.5
masyarakat masyarakat dalam nilai interval penilaian tingkat kesiapan masyarakat
kegiatan yang diperoleh yaitu 0.6.
Hambatan dalam 19 Tabel 3 Tingkatan Kesiapan warga masyarakat
kegiatan No Tahap Nilai skor
Sikap masyararakat 37 1 Tidak ada kesadaran 5.7-6.3
terhadap kegiatan 2 Penyangkalan/ 6.4-7.0
Pengetahuan Ketersediaan 25 9.8 resistansi
masyarakat informasi terkait 3 Kesadaran samar 7.1-7.7
terkait issue kegiatan 4 Pra perencanaan 7.8-8.4
Ketersediaan data 19 5 Persiapan 8.5-9.1
terkait kegiatan 6 Inisiasi 9.2-9.8
Tingkat pengetahuan 28 7 Stabilisasi 9.9-10.6
masyarakat terkait 8 Konfirmasi/ekspansi 10.7-11.3
issue kegiatan 9 Level kepemilikan 11.4-12.0
Kemudahan dalam 26 masyarakat tinggi
mendapatkan Berdasarkan pada hasil perhitungan tersebut
informasi diperoleh nilai tingkat kesiapan masyarakat yaitu
Sumber terkait Sikap masyarakat 35 10.2
sebesar 9.1 point. Adapun tingkatan nilai kesiapan
dengan terkait issue
permasalahan permasalahan masyarakat Kelurahan Oi Fo’o berada pada posisi
23
Indonesian Green Technology Journal E-ISSN.2338-1787
kelima yaitu pada tahapan persiapan yang digunakan. Adapun pada analisis ini menggunakan
berarti bahwa pada kegiatan ini peran pemimpin alat analisis yaitu SPSS 16. Untuk memudahkan
baik pemimpin daerah maupun pimpinan warga melakukan interpretasi mengenai kekuatan
masyarakat mulai berperan aktif pada hubungan antara dua variabel penulis memberikan
perencanaan kegiatan serta adanya dukungan kriteria sebagai berikut [11]:
warga sekitar pada kelancaran rencana kegiatan
industri pertambangan marmer di Kelurahan Oi 0 : Tidak ada korelasi antara
Fo’o. dua variabel
Adapun beberapa strategi yang dapat 0 – 0,25: Korelasi sangat lemah
dilakukan pada tingkatan kesiapan masyarakat 0,25 – 0,5: Korelasi cukup
pada tahapan persiapan berdasarkan pada strategi 0,5 – 0,75: Korelasi kuat
Mary Ant Pentz dengan tujuan mendapatkan 0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat
informasi yang ada untuk strategi 1: Korelasi sempurna
perencanaan antara lain:
Menggunakan pimpinan kunci atau orang- a.Dependent Variable: Kesiapan
orang yang berpengaruh untuk berbicara pada
kelompok masyarakat sebagai bentuk Pada (Tabel 4) hasil output koefisien di atas
motivasi bagi masyarakat untuk ikut serta didapatkan bahwa terdapat empat (4) variabel
dalam kegiatan faktor-faktor kesiapan masyarakat yang memiliki
Melakukan forum diskusi untuk nilai signifikan yaitu nilai sig kurang dari nilai alpha
mengembangkan strategi dari level grassroot (a). Sedangkan variabel yang tidak signifikan yaitu
sebagai bahan motivasi kepada masyarakat ada tiga (variabel pendidikan, pengalaman dan
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat kepribadian). Oleh sebab itu maka variabel yang
dengan cara pendekatan kepada masyarakat tidak memiliki nilai signifikan harus dikeluarkan
agar memperoleh informasi terkait kegiatan dari persamaan. (Tabel 5)
Mensponsori masyarakat untuk melakukan Setelah diperoleh persamaan variabel-variabel
kunjungan ke tempat-tempat yang memiliki yang memiliki nilai signifikan maka hal selanjutnya
basic kegiatan yang dimakud adalah melihat nilai korelasi yang terjadi antara
Melakukan survey kegiatan industri yang telah variabel dependent dan independen yang
ada di wilayah perencanaan bertujuan mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)
linear Antara dua variabel atau lebih, korelasi tidak
Membuat regulasi untuk bahan mengevaluasi
menunjukkan hubungan fungsional atau dengan
usaha-usaha yang sedang maupun akan
kata lain analisis korelasi tidak membedakan
terjadi
antara variabel dependent dengan variabel
independent. (Tabel 6) Dari (Tabel 6) output
Analisis Faktor-faktor Kesiapan Masyarakat
Model Summary terlihat bahwa nilai R (koefisien
Proses analisis faktor-faktor kesiapan
korelasi) sebesar 0.774, yang berarti bahwa
masyarakat menggunakan metode Multiple
variabel dependent dan independent dapat
Regression untuk melihat variabel yang memiliki
dikategorikan memiliki hubungan linear yang
nilai signifikan yaitu apabila nilai sig < 0.05. Selain
sangat kuat. Selain melihat nilai korelasi yang
itu juga menggunakan nilai korelasi (r) atau
terjadi, nilai lain yang dapat diamati dalam
hubungan yang terbentuk antara perbandingan
mengevaluasi model regresi terbaik adalah dengan
vaiabel dependent dan independent yang
24
Indonesian Green Technology Journal E-ISSN.2338-1787
25
Indonesian Green Technology Journal E-ISSN.2338-1787
26
Indonesian Green Technology Journal E-ISSN.2338-1787
Bima maka saran bagi penelitian selanjutnya Memanfaatkan Limbah Industri Sebagai
antara lain: Cinderamata Khas Yogyakarta: Jurnal
Dalam pengukuran tingkat kesiapan masyarakat Penelitian Kota Jogjakarta: Jogjakarta; 2007:
sebaiknya tidak hanya memperhatikan aspek No.2
masyarakatnya saja tetapi juga pada aspek
[6] Edwards, Ruth W. Plested, Barbara A. Jumper
ketersediaan fasilitas pendukung kegiatan
Penambahan konsep strategi /program kegiatan -Thurman, Pamela. Community Readiness:
yang dapat diimplementasikan atau Research To Practice (Journal Of Community
diaplikasikan sesuai dengan alternatif strategi Psycology): John Wiley And Sons,Inc:
terpilih dan variabel fakto-faktor yang Colorado; 2000.
berpengauh pada kesiapan masyarakat [7] Bowolaksono, Triatmoko. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kesiapan tokoh masyarakat
UCAPAN TERIMAKASIH untuk berpartisipasi dalam perencanaan
Ucapan terimakasih ditujukan kepada ibu Dr. pembangunan yang berkelanjutan di
Tech. Christia Meidiana, ST. M.Eng dan Dr. Ir. Agus Kelurahan Cilincing Kecamatan Cilincing
Dwi Wicaksono, Lic.Rer.Reg sebagai pembimbing Kotamadya Jakarta Utara: Perpustakaan UI:
tesis dan teman-teman Pascasarjana Teknik Jakarta Utara; 2003.
Perencanaan Wilayah Dan Kota Angkatan 2012. [8] Hasiwan, Piet Didi. Studi Kesiapan
Masyarakat Setempat Terhadap Rencana
DAFTAR PUSTAKA Pengembangan Kawasan Industri. Kasus
[1] Wulan, Roro Nawa. Dampak Kegiatan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Di
Penambangan Mineral Bukan Logam Di Kota Cipeundeuy Kabupaten Bandung: Prodi Studi
Semarang (Studi Kasus Kecamatan Ngaliyan): Perencanaan Wilayah Dan Kota ITB:
UNDIP: Semarang; 2012. Bandung; 2006.
[2] PT Pacific Union Indonesia. Laporan Analisa [9] Shiddik, Fatwa. Studi Kesiapan Masyarakat
Kelayakan Batu Tempel Dan Marmer: PT Setempat Terhadap Rencana Pengembangan
Pacific Union Indonesia: Kota Bima; 2012 Kawasan Pusat Primer Gedebage Kota
[3] Kementerian PU Badan Penelitian Dan Bandung: Prodi Perencanaan Wilayah Dan
Pengembangan (Puslitbang Sosial, Ekonomi Kota ITB: Bandung; 2006.
dan Lingkungan). Executive Summary Kajian [10] Saaty, Thomas L. Decision Making In
Kesiapan Masyarakat Untuk Pembangunan Economic, Political, Social And Technological
Infrastruktur Pu Bidang Sda, Jalan Dan Environments With The Analytic Hierarchy
Jembatan, Dan Permukiman: Kementerian PU: Process: University Of Pitsburgh; 1994.
Jakarta; 2011 [11] Galton, Sir Francis. Regression Towards
[4] Wahyuni, Dwi. Pengaruh kesiapan belajar, Mediocrity in Hereditary Stature. Journal of
motivasi belajar dan pengulangan materi the Anthropological Institute; 1885. Vol 15:
pelajaran terhadap hasil belajar mata 246-263
pelajaran ekonomi pada siswa kelas II Maal [12] Ulwan, M.Nashihun. Analisis regresi linear
Asror Gunung pati tahun pelajaran berganda dengan SPSS metode Enter vs
2004/2005: FIS UNS: Semarang; 2005 Stepwise: Portal-Statistik. Blogspot; 2014.
[5] Prapti, Karomah. Marwati. Asiatu, Kapti. Diakses pada 8 mei 2014.
2007. Kesiapan Masyarakat Code Untuk
Meningkatkan Kecakapan Hidup Dengan
27